46
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI OPERATIONS SCHEDULING Marimin [email protected]

Modul S12 Shcedule Tactic

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul S12 Shcedule Tactic

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

OPERATIONS SCHEDULING

Marimin

[email protected]

Page 2: Modul S12 Shcedule Tactic

OPERATIONS SCHEDULING

Dalam Scheduling, kita membuat rencana untuk menentukan:- Apa yang akan dilakukan- Kapan dilakukannya- Siapa yang melaksanakannya - Peralatan apa yang dibutuhkan

Scheduling ditentukan oleh jenis prosesnyaPerlu di lihat posisinya dalam produksi/operasi

1

Page 3: Modul S12 Shcedule Tactic

Perencanaan Kapasitas1. Ukuran Fasilitas2. Pengadaan perlengkapan

Perencanaan Aggregate1. Penggunaan Fasilitas2. Kebutuhan SDM3. Subkontraktor

Master Schedule1. MRP2. Disaggregasi master plan

Penjadwalan Jangka Pendek1. Pembebanan (Loading) setiap work center2. Urutan tugas

Posisi Penjadwalan dalam Produksi/Operasi

Jangka Panjang

Jangka Menengah

Jangka Menengah

Short term

2

Page 4: Modul S12 Shcedule Tactic

Scheduling untuk Proses Line Flow

Dalam suatu proses line flow (assembly line atau cont.flow) :

- dibuat berbagai produk di line yang sama (multiple product batch line)

- setiap produk diproduksi dalam batch.

- antar batch produk dibutuhkan line changeover (perubahan pada line flow tsb. Agar dapat dipakai untuk membuat produk lain: penyetelan, perubahan komponen dll) 3

Page 5: Modul S12 Shcedule Tactic

Proses schedulingnya :1. Kumpulkan data-data yang dibutuhkan

a. Ci = unit cost produk – i

Di = demand per period untuk produk – i

pi = production rate produk – i

Ii = inventory level produk – i

b. Co = setup cost

Chi = holding cost perperiod untuk 1 unit produk – i (Rp./unit/period)

= i Ci 4

Page 6: Modul S12 Shcedule Tactic

2.Hitung untuk setiap produk – ia. Economic Lot Size produk – i (ELSi) :

b. Lot Production Time produk – i :

3. Tentukan ‘runout time’ setiap produk

dengan : Ii = inventory level produk – iDi = demand/period produk – i

ELSi = √ 2CoDiChi

atau ELSi = √ 2CoDii. Ci

ti = ELSi Pi

ri = Ii Di

5

Page 7: Modul S12 Shcedule Tactic

4. Pilih produk dengan harga ri terkecil dan buat lebih dulu produk tsb. Volume yang dibuat adalah sebanyak ELSi nya !

5. Hitung saat – t, yaitu waktu produk selesai dibuat.6. Proyeksikan inventory level setiap produk untuk saat – t tsb.

(merupakan inventory level setiap produk pada saat – t)7. Ulangi langkah 3 s/d 7 untuk produk lain.

Akhirnya akan diperoleh urutan produk-produk yang harus dibuatContoh:

Sebuah assembly line membuat 6 produk : A, B, C, D, E, dan F.

Untuk setiap produk diketahui: inventory level, demand/week, ELS dan Production rate (dalam unit/week), seperti terlihat di tabel 1

6

Page 8: Modul S12 Shcedule Tactic

Dalam tabel :— runout time = inventory level / weekly demand— production time (lot prod. Time) = lot size / prod. rate

Tabel 1 : Run out-time calculations

Demand data Suply dataProduct Invent

(units)Weekly demand (units)

Runout Time

(units)

Lot size(units)

Prod. Rate(units/week)

Prod.Time

(weeks)A 2100 200 10.5 1500 1500 1B 550 100 5.5 450 900 0.5C 1475 150 9.8 1000 500 2D 2850 300 9.5 500 1000 0.5E 1500 200 7.5 800 800 1.0F 1700 200 8.5 1200 800 1.5

Total 10175 1150

7

Page 9: Modul S12 Shcedule Tactic

Tentukanlah schedulingnya !Jawab :Langkah 1 s/d 3 telah diperoleh dari tabel 1.Langkah 4 : Pilih produk dengan harga r terkecil, yaitu produk B. Jadi produk B akan dibuat lebih dulu.Langkah 5 : Tentukan saat t, yaitu saat produk B selesai dibuat. Dari tabel diperoleh prod. Time produk B = 0.5 weeks. Jadi produk B akan selesai dibuat pada saat t = 0.5 weeks.

Langkah 6 : Proyeksikan inventory setiap produk pada saat t = 0.5 Demand selama 0.5 week = 0.5 (demand/week) Inv. Level = Inv. Awal + Production - Demand 0.5 week Runout time = Inv. Level / demand per week.

8

Page 10: Modul S12 Shcedule Tactic

Product Demand selama 0.5 weeks

Inv.Level Runout time

A 0.5 x 200 = 100 2100 + 0 - 100 =2000 2000/200 = 10.0

B 0.5 x 100 = 50 550 + 0.5 x 900 –50 =950

950/100 = 9.5

C 0.5 x 150 = 75 1475 + 0 – 75 = 1400 1400/150 = 9.3D 150 2700 9.0E 100 1400 7.0F 100 1600 8.0Langkah 7:

Ulangi langkah 3 s/d 7Hasil yang diperoleh terlihat dalam tabel 2

9

Page 11: Modul S12 Shcedule Tactic

End of Week 0.5

End of Week 1.5

End of Week 3.0

End of Week 3.5

Product Invent Runout time

Invent Runout time

Invent Runout time

Invent Runout time

A 2000 10.0 1800 9.0 1500 7.5 1400 7.0B 950 9.5 850 8.5 700 7.0 650 6.5C 1400 9.3 1250 8.3 1025 6.8 950 6.3D 2700 9.0 2400 8.0 1950 6.5 2300 7.7E 1400 7.0 2000 10.0 1700 8.5 1600 8.0F 1600 8.0 1400 7.0 2300 11.5 2200 11.0

10050 9700 9175 9100

10

Page 12: Modul S12 Shcedule Tactic

Scheduling untuk proses Job ShopDalam proses jop shop :- Prinsip : make to order- Produknya bermacam-macam jenis dan biasanya jumlah setiap order

tidak besar- Masalah-masalah dalam schedulingnya : loading, sequencing dan

dispacthing.Loading :- Dalam loading, schedule tepat untuk setiap job tidak dibuat.- Tujuan loading adalah untuk mengetahui secara global/kasar: ~ bagaimana load di setiap work center

~ kapan jop dapat diselesaikan~ apakah kapasitas work centers terlampaui atau tidak

- Dalam loading, urutan job tidak/belum diperhatikan

11

Page 13: Modul S12 Shcedule Tactic

Misalkan kita memiliki tiga work centers : A, B dan C, serta lima buah job: Job-1, 2, 3, 4 dan 5. Work centers yang harus dilalui, processing time di setiap work centers dan due date setiap job. Terlihat dalam tabel 3

Contoh :

Job Work centers/machine hours Due date(days)

1 A/2, B/3, C/4 42 C/6, A/4 33 B/3, C/2, A/1 44 C/4, B/3, A/3 45 A/5, B/3 2

Tabel 3

12

Page 14: Modul S12 Shcedule Tactic

Job 1 harus melalui work center: - A dgn.proc.time 2 jam - C dgn.proc.time 4 jam - B dgn.proc.time 3 jamDiketahui pula: - rata-rata waktu tunggu antar work center : 8 jam 1 hari = 8 jam kerja

Kita dapat melakukan Forward Loading atau Backward LoadingForward Loading :-Kita dapat mengetahui perkiraan waktu selesainya setiap job dan load setiap work center.

-Untuk setiap job, buat ‘time line’ untuk forward loadingnya, seperti terlihat di gambar 1Jelas terlihat bahwa :- job-1 akan selesai pada hari ke-4- job-2 akan selesai pada hari ke-3

13

Page 15: Modul S12 Shcedule Tactic

A(2 hrs) Move/wait (8hrs) B

(3 hrs) Move/wait (8hrs) C(4 hrs)

Day 1 Day 2 Day 3 Day 4

Duedate

c(6 hrs) Move/wait (8hrs) A

(4 hrs)

Day 1 Day 2 Day 3 Day 4

Duedate

Time line for job 1

Time line for job 2Gambar 1 : Time line untuk job 1 dan 2

4221

3

4

5

10

9

8765

43

2

1

1

2 3 4

Day

Work center A

Mac

hine

hou

rs

1

Day

Work center B

13

4

5

10

9

8765

43

2

1

1

2 3 4

Mac

hine

hou

rs

113

1

2

4

10

9

8765

43

2

1

1

2 3 4

Day

Work center C

Mac

hine

hou

rs

1

14

Page 16: Modul S12 Shcedule Tactic

Gambar 2 : Load chart Forward Loading work center A, B dan C— Untuk setiap work center, buat Gantt load chartnya (gambar 2).— Dari load chart tsb, kita dapat melihat besarnya load untuk setiap work center pada setiap hari.

Backward Loading

– Kita dapat mengetahui kapasitas maksimum yang diperlukan setiap work center agar due datenya tercapai.

– Untuk setiap job, buat ‘time line’ untuk backward loadingnya, seperti terlihat di gambar 3. Time line dibuat mulai dari due date dan bergerak ke muka.

15

Page 17: Modul S12 Shcedule Tactic

Duedate

A(2 hrs) Move/wait 8 hours B

(3 hrs) Move/wait 8 hours C(4 hrs)

Day 1 Day 2 Day 3 Day 4

C(6 hrs) Move/wait 8 hours A

(4 hrs)

Duedate

Day 1 Day 2 Day 3 Day 4

Time line for job 2

Time line for job 1

Job times for backward loading

16

Page 18: Modul S12 Shcedule Tactic

Gambar 3. Time line untuk job 1 dan 2

311

2

4

5

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

1

2 3 4

Day

Work center A

Mac

hine

hou

rs

1

Work center B

13

45

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

1

2 3 4

Day

Mac

hine

hou

rs

132

12

4

4

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

1

2 3 4

Day

Work center C

Mac

hine

hou

rs

1

Backward-loading example17

Page 19: Modul S12 Shcedule Tactic

Gambar 4 : Load chart Backward Loading work center A, B dan C—Untuk setiap work center, buat Gantt load chartnya (gambar

4).—Dari load chart tsb, kita dapat melihat besarnya load untuk

setiap work center pada setiap hari.Dari masalah loading diatas, jelas bagian marketing perlu menghubungi bag. operasi sebelum menjanjikan due date kepada para pelanggan, agar tidak terjadi keterlambatan delivery.

LOADING :• Proses pembagian tugas ke resources yang terbatas• Dengan loading, kita ingin mengetahui secara kasar :

• Bagaimana load setiap work center• kapan job dapat diselesaikan• apakah kapasitas work center tidak terlampaui.

18

Page 20: Modul S12 Shcedule Tactic

• Dalam loading, menurut job tidak/belum diperhatikan.• Metodenya ada 2 :

1. Metoda Index:Metoda ini akan menghasilkan solusi yang baik, tetapi tidak

dijamin bahwa solusinya merupakan solusin yang optimun.2. Metoda Penugasan :

Merupakan salah satu bentuk khusus dari pemrograman linear yang akan memberikan solusi optimal.

19

Page 21: Modul S12 Shcedule Tactic

LOADING (Metoda Index) :

Prosedur metoda ini akan dijelaskan langsung dengan contoh :1. Bentuklah tabel waktu/biaya yang dibutuhkan oleh job tertentu

disetiap work center/mesin yang ada !

Food Cooker1 2 3 4

Beans 10 5 6 10Peaches 6 2 4 6Tomatoes 7 6 5 6Corn 9 5 4 10

2. Hitung Index setiap job di setiap mesin, dengan jalan membagi nilai setiap baris dengan nilai terkecil di baris yang bersangkutan.

20

Page 22: Modul S12 Shcedule Tactic

Food Cooker1 2 3 4

Beans 2.00 1.00 1.20 2.00Peaches 3.00 1.00 2.00 3.00Tomatoes 1.40 1.20 1.00 1.20Corn 2.25 1.25 1.00 2.50

3.Tentukanlah indeks terkecil dari setiap kolom. Job pada baris tersebut dilakukan oleh mesin pada kolom yang bersangkutan. (Tomatoes di Cooker 1)

Food Cooker1 2 3 4

Beans 2.00 1.00 1.20 2.00Peaches 3.00 1.00 2.00 3.00Tomatoes 1.40 1.20 1.00 1.20Corn 2.25 1.25 1.00 2.50

21

Page 23: Modul S12 Shcedule Tactic

Food Cooker1 2 3 4

Beans 1.00 1.20 2.00Peaches 1.00 2.00 3.00TomatoesCorn 1.25 1.00 2.50

4. Ulangi untuk kolom berikutnya:

Food Cooker1 2 3 4

Beans 1.00 2.00Peaches 1.00 3.00TomatoesCorn

22

Page 24: Modul S12 Shcedule Tactic

Jadi penugasan yang terjadi adalah:Food Cooker

1 2 3 4Beans 10 5 6 10Peaches 6 2 4 6Tomatoes 7 6 5 6Corn 9 5 4 10

Total waktu mesin untuk memproses ke-4 job adalah :7+2+4+10 = 23 jamTetapi karena proses pararel, maka semua tugas selesai dalam waktu 10 jam

23

Page 25: Modul S12 Shcedule Tactic

Prosedur Penugasan (Metoda Hongaria):1. Lakukan row reduction, dengan jalan mengurangi setiap elemen baris

dengan elemen minimum dibaris yang bersangkutan.2. Lakukan column reduction, dengan jalan mengurangi setiap elemen kolom

dengan elemen minimum dikolom yang bersangkutan

3. Hasilnya adalah opportunity cost matrix.Tentukanlah banyaknya garis minimum (vertikal atau horisontal) yang melewati semua nilai nol.

4. Jika banyaknya garis tersebut = baris/kolom matrik, maka solusi optimal sudah tercapai, dan penugasan dilakukan pada nilai-nilai 0 yang ada. Bila belum, lakukan reduksi lanjutan dengan melakukan perubahan matrik berikut:a. Tentukan elemen minimum matrik yang tidak dilalui garis. 24

Metoda PenugasanMetoda Penugasan merupakan bentuk khusus dari model riset operasi yang akan mengoptimumkan pembagian beberapa tugas ke sejumlah work center.

Page 26: Modul S12 Shcedule Tactic

Contoh :Waktu penyelesaian 4 order di 4 buah mesin yang ada (dalam jam) adalah sbb :

Order Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Mesin 4A 10 5 6 10B 6 2 4 6C 7 6 5 6D 9 5 4 10

5. Ulangi langkah 3 dan 4 sampai tercapai solusi optimal.

Tentukanlah pengalokasian order ke setiap mesin yang terbaik !

25

b. Kurangi semua elemen matrik yang tidak dilalui garis dengan elemen minimum dari (a).

c. Tambahkan nilai minimum dari (a) ke elemen matrik yang terletak pada perpotongan garis vertikal dan horisontal.

Page 27: Modul S12 Shcedule Tactic

Langkah 1 : row reduction

5 0 1 54 0 2 42 1 0 15 1 0 6

Jawab :

Langkah 2 : column reduction

3 0 1 42 0 2 30 1 0 03 1 0 5

26

Page 28: Modul S12 Shcedule Tactic

Langkah 3 : banyaknya garis minimum yang melalui titik-titik nol adalah 3 buah

5013001032024103

Langkah 4 : karena banyaknya garis (3) # ukuran matrik (4), maka solusi belum optimal. Lakukan reduksi lanjutan

3011023012002101

27

Page 29: Modul S12 Shcedule Tactic

Banyaknya garis sekarang sudah sama dengan ukuran matrik, artinya solusi optimal sudah tercapai.Penugasannya adalah sebagai berikut:

4

6

6

5

Waktu

D

C

B

A

Mesin 4Mesin 3Mesin 2Mesin 1Order

Jadi total waktu yang dibutuhkan adalah 21 jam.

28

Page 30: Modul S12 Shcedule Tactic

Sequencing :- Bila loading tidak memperhatikan urutan job, maka sequencing urutan job

diperhatikan

- Tujuannya adalah untuk menentukan urutan terbaik.

- Sequencing tidak membutuhkan lagi data rata-rata waiting time antar work center. Bila ada waiting time, akan dihitung dengan teliti.

- Sequencing meliputi pembahasan berikut:~ Scheduling n jobs untuk 1 processor~ Scheduling n jobs untuk 2 processor~ Scheduling n jobs untuk m processor

29

Page 31: Modul S12 Shcedule Tactic

Scheduling n jobs untuk 1 processorContoh :Misalkan ada 4 job dengan processing time dan due date sbb:

Job. 1 2 3 4Prod.Time 4 7 2 8Due date 6 9 19 17

Job 1 memerlukan waktu proses 4 hari dan harus deserahkan dalam Waktu 6 hari.

Tentukan schedulingnya :Jawab:

- Untuk 1 processor : masalah scheduling hanyalah menentukan urutan job yang harus dilakukan. Untuk itu perlu ditentukan dulu kriteria atau objective yang ingin dicapai dalam menentukan urutan tsb.

30

Page 32: Modul S12 Shcedule Tactic

- Sebelum membahas kriteria yang digunakan perlu didefinisikan istilah-istilah sbb:

Ri = Arrival time dari job – i (saat job tiba) Ci = Completion time dari job – i di = Due date dari job – i Fi = Flow time dari job – i, yaitu lamanya job – i berada dalam sistem (=Ci – Ri) Li = Lateness dari job – i (=Ci – di) Ti = Tardiness dari job –i = positif lateness dari job – i Tardiness = 0, bila lateness negatif = lateness, bila lateness positif Ei = Earliness dari job – i = negatif tardiness dari job – i n = Jumlah job

31

Page 33: Modul S12 Shcedule Tactic

Maka Mean Flow Time :n

F = 1n Σ

i = 1 . F i

Dengan Fi = Ci - Ri

• Berdasarkan kriteria atau objective yang akan dipakai, dapat dipilih beberapa prosedur scheduling sbb :

- Prosedur SPT (Shortest Processing Time)

- Prosedur DD ( Due Date)

- Prosedur MooreDalam setiap pembahasan berikut, diasumsikan bahwa semua job telah ada pada saat t = 0. Jadi pada t = 0, kita dapat memilih job yang akan didahulukan

32

Page 34: Modul S12 Shcedule Tactic

Prosedur SPT (Shortest Processing Time)• Prosedur ini meminimalkan Mean Flow Time.

Dan juga meminimalkan Mean Waiting Time dan Mean Lateness. Waiting time adalah lamanya waktu suatu job harus menunggu sebelum proses untuk job tsb.dimulai

• Disini job dengan processing time terkecil diproses lebih dulu.

Due date 19 6 9 17

Job. 3 1 2 4

Proc.Time 2 4 7 8

Jadi untuk contoh di atas, SPT schedulenya adalah

33

Page 35: Modul S12 Shcedule Tactic

Compl.Time 2 6 13 21

Tardiness 0 0 4 4

Flow Time 2 6 13 21

Mean Flow Time : F = (2+6+13+21)/4 = 10.5 hari

Jumlah tardy jobs = 2

Max.Tardiness = 4 hari

34

Page 36: Modul S12 Shcedule Tactic

Prosedur DD (Due Date)• Prosedur ini meminimalkan Max.Tardiness• Disini job dengan due date terkecil diproses lebih dulu. Jadi untuk

contoh di atas, DD schedulenya adalah :

Due date 6 9 17 19Job. 1 2 4 3

Proc.Time 4 7 8 2

Compl.Time 4 11 19 21Tardiness 0 2 2 2Flow Time 4 11 19 21

Mean Flow Time : F = (4+11+19+21)/4 = 13.75 hariJumlah tardy jobs = 3Max.Tardiness = 2 hari 35

Page 37: Modul S12 Shcedule Tactic

Prosedur Moore

• Prosedur ini meminimalkan jumlah tardy jobs

• Langkah 1 : Buat DD schedulenya (lihat tabel di atas)

• Langkah 2 : Cari tardy job pertama dalam schedule tsb.

Bila tidak ada, maka STOP dan schedulenya sudah optimal

36

• Langkah 3 : Diantara tardy job pertama ini dan job-job lain yang

mendahuluinya, carilah job yang processing timenya terbesar, pindahkan

job tsb ke paling belakang dan selanjutnya job tsb tidak dipertimbangkan

lagi. Yang akan ditinjau selanjutnya adalah job-job lain.

Page 38: Modul S12 Shcedule Tactic

• Dari contoh di atas:• Langkah 1 : lihat tabel di atas• Langkah 2 : Tardy job pertama adalah job - 2.• Langkah 3 : Processing terbesar antara job – 2 dengan job yang

mendahuluinya (job –1) dimiliki oleh job –2. Jadi pindahkan job 2 ke paling belakang, dan tidak perlu ditinjau lagi. Hasilnya sbb:

Due date 6 17 19 9Job. 1 4 3 2

Proc.Time 4 8 2 7

37

Compl.Time 4 12 14 21Tardiness 0 0 0 12

Kemudian kembali ke langkah 2

Page 39: Modul S12 Shcedule Tactic

• Langkah 2: Tidak ada lagi tardy job, artinya schedule sudah optimal Jadi Moore Schedulenya adalah sbb:

Due date 6 17 19 9Job. 1 4 3 2

Proc.Time 4 8 2 7

Compl.Time 4 12 14 21Tardiness 0 0 0 12Flow Time 4 12 14 21

Maka:Mean Flow Time : F = (4+12+14+21)/4 = 12.75 hariJumlah tardy jobs = 1Max.Tardiness = 12 hari

38

Page 40: Modul S12 Shcedule Tactic

Scheduling N Jobs untuk 2 Processor:Contoh :

Terdapat 5 job yang semuanya harus melalui processor 1 dan kemudian processor 2, dengan processing time sbb:

Processing TimeJob Processor -1 Processor - 21 4 72 6 33 2 34 7 75 8 6

39

Page 41: Modul S12 Shcedule Tactic

• Prosedur ini meminimalkan completion time dari semua job, berarti juga meminimalkan total idle time.• Langkah 1 : Cari processing time terkecil dari kedua processor• Langkah 2 :

- Bila processing time terkecil di processor 1, maka letakkan job tersebut pada urutan “pertama berikutnya yang masih ada”. - Bila processing time terkecil di processor 2, maka letakkan job tersebut pada urutan “terakhir yang masih ada”.

Ulangi langkah 1 dan 2 sampai semua job mendapat urutan. Untuk contoh di atas, urutan hasil prosedur Johnson adalah :

Prosedur Johnson :

40

Page 42: Modul S12 Shcedule Tactic

Processing TimeJob Processor -1 Processor - 2 Urutan job1 4 7 32 6 3 13 2 3 44 7 7 55 8 6 2

Jadi schedule untuk kedua mesin tsb. adalah:

41

Page 43: Modul S12 Shcedule Tactic

Processor - 1 Processor - 2Job Proc.

TimeStart Time

Finish Time

Idle Time

Proc. Time

Start Time

Finish Time

Idle Time

3 2 1 2 0 3 3 5 21 4 3 6 0 7 7 13 14 7 7 13 0 7 14 20 05 8 14 21 0 6 22 27 12 6 22 27 0 3 28 30 0

Jadi : completion = 30 jamtotal time = 4 jam

• Scheduling dari tabel diatas, dapat pula digambarkan Gantt Chart seperti gambar 5 berikut ini. Pada gambar 5 - a : Bila urutan job : 1,2,3,4,5 maka completion time = 33 jam. Pada gambar 5 - b : Bila urutan job : 3,1,4,5,2 (hasil prosedur Johnson), maka completion time = 30 jam. 42

Page 44: Modul S12 Shcedule Tactic

Machine 1

Machine 2

Job 1 Job 2 Job 3 Job 4 Job 5

Time 0 10 12 194 27

Job 1 Job 3Job 1 Job 4 Job 5

Time 0 11 14 17 26 33

Gambar-5a

Machine 1

Machine 2

Job 3 Job 1 Job 4 Job 5 Job 2

Time 0 6 13 212 27

Job 3 Job 4Job 1 Job 5

Time 0 5 13 20 26 30

Job 2

43

Page 45: Modul S12 Shcedule Tactic

Scheduling N jobs untuk M Processor

• Belum ada prosedur perhitungan yang optimal untuk masalah ini untuk n dan m yang lebih besar dari 2.

• Biasanya untuk hal ini digunakan rules yang tak menjamin keoptimalan schedulenya. Rules tsb. akan dibahas dalam Dispatching.

Dispatching

• Dalam praktek, sulit sekali untuk mempertahankan schedule sesuai rencana, karena berbagai hal (mesin rusak, operator sakit, material terlambat dll.)

Oleh karena itu dalam praktek, seringkali digunakan “dispatching rules”, yang tentunya tidak menjamin keoptimalan solusi.

• Dispathing rule menentukan job mana yang harus diproses lebih dulu, bila ada antrian job.

44

Page 46: Modul S12 Shcedule Tactic

• Beberapa dispathing rules adalah sbb :1. MINPRT (Minimum Processing Time)

Job dng processing terkecil dipilih lebih dulu untuk diproses2. MINSOP (Minimum Slack time per Operation)

Slack time adalah : Sisa waktu yang ada sebelum due date - Sisa Processing time yang masih harus dilakukan. Slack time per operation = slack time / jumlah operasi. Dalam rule ini, slack time per operation yang minimal dipilih lebih dulu.

3. FCFS (First Come First Served) Job yang datang lebih dulu di work center, didahulukan.

4. MINSD (Minimum planned Start Date) Bila ada perubahan keadaan, maka tetap gunakan rencana schedule semula.

5. MINDD (Minimum Due Date) Disini job dengan due date yang paling dekat didahulukan 45