Upload
herdi-pebryana-putra
View
87
Download
21
Embed Size (px)
DESCRIPTION
asd
Citation preview
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
1
1 ILWIS
ILWIS adalah singkatan dari Integrated Land and Water Information System,
yaitu suatu perangkat lunak Sistem Informasi Geogra (SIG) yang juga memiliki
kemampuan untuk pengolahan citra (image processing). Perangkat lunak ini
dibuat oleh International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences
(ITC), Enschede Belanda yang pertama kali bertujuan untuk bidang akademik
dan penelitian. Pada hakekatnya perangkat lunak ini tidak jauh berbeda dengan
perangkat lunak lain yang dirancang sebagai alat bantu (tool) dalam aplikasi
SIG dan atau Penginderaan Jauh (remote sensing). Hal penting yang membuat
ILWIS menarik untuk dipelajari adalah kategorinya sebagai perangkat lunak
yang bersifat open source dan freeware atau bebas digunakan.
1.1 Komponen Dasar ILWIS Salah satu kiat dalam belajar menggunakan atau mengoperasikan perangkat
lunak ILWIS atau perangkat lunak lainnya adalah memahami beberapa pengertian
atau konsep dasar terkait dengan perangkat lunak tersebut. Terdapat sejumlah
hal pada perangkat lunak ILWIS yang disebut sebagai basic concept. Hal yang
termasuk dalam kategori basic concept dalam ILWIS diantaranya adalah : ILWIS
window dan ILWIS object.
1.1.1 ILWIS Window Pada dasarnya terdapat empat tipe window pada perangkat lunak ILWIS, yaitu:
main window, map windows, table windows dan pixel info window. Penjelasan
lebih detil mengenai masing-masing window adalah sebagai berikut:
1.1.1.1 Main window Sesuai namanya, window ini adalah bagian utama yang ditampilkan setiap kali
perangkat lunak ILWIS dijalankan. Main window terdiri dari:
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
2
Menu bar yang teridiri dari enam menu yaitu: File, Edit, Operations, View, Window, dan Help.
Command line dimana kita dapat menuliskan atau mengetikkan perintah untuk menampilkan obyek, persamaan peta (map calculation formulae),
ekspresi, menjalankan script dan lain sebagainya.
Catalog yang menampilkan obyek-obyek yang terdapat pada direktori tertentu. Obyek yang dimaksud adalah : peta raster (raster map), peta
poligon (polygon map), peta garis (segment map), tabel atribut, dan lain
sebagainya.
Operation-tree dan Operation list yang menunjukkan seluruh operasi pada perangkat lunak ILWIS.
Navigator untuk berpindah drive atau direktori. Standard toolbar, berisikan sejumlah jalan pintas (shortcut) untuk mengakses
beberapa perintah yang sering digunakan, misalnya membuka catalog
baru, copy dan paste obyek dari satu catalog ke catalog lainnya, menghapus
obyek dari catalog dan lain sebagainya.
Object selection toolbar, berisi sejumlah tombol untuk memilih atau menentukan tipe-tipe obyek yang akan tampak pada suatu catalog.
Status bar, terletak di dibagian bawah main window dan berfungsi memberi penjelasan singkat mengenai: perintah yang diakses, fungsi tombol dan
deskripsi suatu atau beberapa obyek.
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
3
Standar toolbar
Ilwis Menu Bar
Operation ListOperation Tree
Navigator
Ilwis catalog
Ilwis Command Line
Object selection toolbar
Ilwis Main Window
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
4
1.1.1.2 Map windowMap window berfungsi untuk menampilkan data spasial baik format raster
maupun vektor. Data spasial dalam perangkat lunak ILWIS disebut dengan
istilah: raster map, polygon map, segment map dan point map. Raster map adalah data
spasial dalam format atau struktur raster, sedangkan polygon map, segment map
dan point map adalah data dalam format atau struktur vektor.
Map Window
1.1.1.3 Table window Table window berfungsi untuk menampilkan dan melakukan editing data
tabular atau tabel. Umumnya tabel berisikan
informasi yang terkait dengan data spasial
dan lazim disebut dengan data atribut. Dalam
ILWIS, suatu tabel terdiri dari sejumlah
kolom (column), sejumlah baris dan data
yang terdapat pada pertemuan antara baris
dan kolom yang disebut sebagai eld. Selain
untuk menampilkan dan mengedit data
tabel, table window juga berfungsi untuk
melakukan kalkulasi dengan menuliskan
perintah pada command line.
Table window
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
5
1.1.1.4 Pixel information windowWindow ini berfungsi
untuk menampilkan
informasi mengenai kelas
(class), ID (identi er)
ataupun nilai (value)
dari data spasial secara
interaktiv. Data atribut
juga dapat ditampilkan
pada window ini. Secara
interaktiv, informasi
akan ditampilkan pada
window ini sesuai dengan posisi pointer (mouse) pada map window.
1.1.2 ILWIS Object ILWIS object terdiri dari beberapa tipe dan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu: data object, container object, service object, dan special object. Penjelasan lebih rinci mengenai keempat tipe obyek tersebut adalah sebagai berikut:
1.1.2.1 Data ObjectData object, dalam ILWIS, pada prinsipnya adalah data spasial dan data atribut. Data spasial meliputi format vektor (polygon map, segment map dan point map) dan data raster (raster map) termasuk citra satelit. Data object dapat dibuat, diedit dan ditampilkan menggunakan window yang sesuai. Untuk membuat, mengedit dan menampilkan data spasial digunakan map window, sedangkan untuk membuat, mengedit dan menampilkan data atribut digunakan table window. Berikut adalah data object beserta icon-nya
Pixel Information Window
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
6
1.1.2.2 Container object Container object merupakan suatu wadah yang berisi sekumpulan data object. Bentuk paling sederhana dari container object adalah berupa daftar (list) yang berisikan referensi tentang sejumlah data object yang ada di dalamnya. Daftar tersebut umumnya berupa le ASCII. Container sendiri tidak menyimpan le data tetapi hanya daftar atau catatan berkaitan dengan obyek yang ditampung-nya. Terdapat beberapa kategori container object dalam ILWIS, yaitu: map list, object collection, map view, layout, annotation text dan graph.
1.1.2.3 Service object Service object berisikan fasilitas atau aksesoris yang diperlukan oleh data object. Beberapa contoh fungsi dari service object adalah menentukan nilai yang valid untuk suatu data object ( misal ID, Class atau Value), warna yang digunakan untuk menampilkan data serta informasi koordinat dari suatu data.
1.2 Struktur Data Spasial dalam ILWISObyek atau entitas dunia nyata (real world) ditinjau dari dimensi keruangannya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu obyek titik, garis dan area. Data spasial sebagai model sekaligus representasi dari obyek dunia nyata juga dibedakan menjadi tiga sesuai dengan entitas yang direpresentasikan. Sehingga, data spasial juga dapat dibedakan menjadi data titik, garis dan area (poligon). Dalam bentuk digital, entitas spasial dapat direpresentasikan dalam dua model data yaitu model vektor dan mode raster. Perbedaan utama antara keduanya terutama dalam hal struktur penyimpanan data sehingga model vektor dan raster sering disebut juga dengan struktur data vektor dan struktur data raster atau disingkat data vektor dan data raster.
1.2.1 Data VektorPada model data vektor, lokasi atau posisi dari setiap kenampakan spasial dide nisikan oleh serangkaian titik koordinat (X dan Y). Disamping posisi atau lokasi, arti penting dari kenampakan spasial tersebut direpresentasikan dan disimpan dalam bentuk kode atau label. Dalam ILIWS terdapat tiga tipe data vektor masing-masing disebut dengan point, segment dan polygon. Sebutan tersebut sesuai dengan dimensi dari entitas spasial yang direpresentasikan.
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
7
Struktur Data Vektor
Data vektor dalam ILWIS dibuat dengan cara digitasi atupun mengimpor dari format perangkat lunak lain. Struktur Data ini memerlukan ruang penyimpanan yang tidak terlalu besar, dan sesuai untuk keperluan pembuatan peta (output) dengan kualtias yang bagus. Di sisi lain struktur data ini memiliki keterbatasan untuk keperluan analisis dengan menggunakan sejumlah operasi SIG. Hal ini dikarenakan operasi GIS dalam perangkat lunak ILWIS adalah berbasis raster (raster-based GIS operation).
1.2.2 Data Raster Dalam model atau struktur data raster, data spasial disusun dalam bentuk sel grid atau disebut juga dengan piksel (pixel). Istilah piksel (pixel) sebenarnya merupakan singkatan dari picture element, yaitu elemen terkecil dari suatu gambar atau citra. Piksel merupakan satuan atau unit dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi yang terkait dengan data spasial. Setiap piksel hanya memiliki atau diberi satu nilai (value) yang disebut sebagai nilai piksel.
Struktur Data Raster
Data spasial dengan struktur raster, dalam perangkat lunak ILWIS, disebut dengan raster map. Setiap piksel dalam suatu raster map mempunyai dimensi yang sama dan tersusun dalam suatu pola yang teratur (regular pattern). Struktur penyimpanan data lebih sederhana dibandingkan struktur data vektor. Sebagai contoh, informasi koordinat tidak perlu disimpan untuk setiap piksel, tetapi cukup dengan menyimpan ukuran piksel dan parameter untuk mentransformasi posisi piksel (baris dan kolom) ke suatu sistem koordinat (X,Y). Proses untuk melakukan transformasi ini disebut dengan georeferencing
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
8
2 Landsat Program pengembangan satelit landsat pertama kali dilakukan oleh Amerika
serikat. Program tersebut diinspirasi dengan terbangnya satelit Apollo untuk
pertama kali dengan mengambil foto permukaan bumi dari luar angkasa.
Sementara tahun 1960 satelit perkiraan cuaca telah memonitor bumi, belum ada
keperdulian terhadap data spasial permukaan bumi hingga akhir tahun 1960.
Sekitar sepuluh tahun kemudian NASA disetujui untuk membuat satelit yang
berfungsi mengambil citra permukaan bumi yang di selesaikan dalam waktu
2 tahun dan sekaligus memulai era remote sensing permukaan bumi dari luar
angkasa. Pada bulan Juli 1972, Dr. Paul Lowman, pioner dari ilmu remote sensing
membuat peta dengan mempergunakan foto landsat untuk pertama kalinya.
Dengan kian berkembangnya jumlah umat manusia yang di sertai dengan
dominansi umat manusia, pemahaman akan perubahan fungsi lahan dari tahun
ke tahun makin meningkat untuk para pengambil keputusan dan masyarakat
pada umumnya. Penggunaan citra landsat telah berkembang untuk ilmu
pengetahuan agrikultur, kehutanan, tataguna lahan, pengelolahan sumber daya
air, dan eksplorasi sumber daya alam lainnya. Dengan mempergunakan resolusi
30 meter dan luasan 185 Km, citra landsat dapat memberikan cakupan niche yang
cukup untuk melakukan proses montoring.
Landsat merupakan satelit yang dapat mengumpulkan 7 jenis gambar/citra
secara bersamaan. Tiap citra memiliki spesi kasi spektrum elektro magnetik
tersendiri, yang biasa disebut band. Landsat 7 yang merupakan satelit terakhir
yang diluncurkan untuk mengambil gambar bumi, memiliki 7 jenis band yang
berbeda. Pada tabel berikut di jelaskan 7 band tersebut.
Sensitivitas Spektral Pada 7 Band Landsat
No Band Interval panjang Gelombang Response Spectral1 0.45-0.52 m Blue-Green2 0.52-0.60 m Green3 0.63-0.69 m Red4 0.76-0.90 m Near IR5 1.55-1.75 m Mid-IR6 10.40-12.50 m Thermal IR7 2.08-2.35 m Mid-IR
Landsat mengambil ke 7 band tersebut pada waktu yang bersamaan, dan pada lokasi yang sama. Apabila diperhatikan secara seksama, maka akan terlihat bahwa ke 7 gambar tersebut tidak terlihat sama. warna yang gelap dan terang
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
9
tidak terlihat pada lokasi yang sama. Hal tersebut dikarenakan tiap objek yang terdapat pada bumi (seperti : tanaman, tanah, air, dll) memiliki perbedaan panjang gelombang pantulan dari cahaya. Yang berwarna terang pada gambar, memiliki tingkat pantulan paling tinggi dibanding yang lain.
Fungsi ke - 7 band untuk Identi kasi Objek Bumi
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
10
Gambar citra satelit yang dihasilkan hanya berwarna hitam dan putih, sehingga
menimbulkan pertanyaan, bagaimanakah menghasilkan warna yang menyerupai
warna nyata pada tiap objek di gambar tersebut ?
Seperti yang kita ketahui bahwa tiga warna yang menghasilkan warna nyata
pada suatu gambar adalah merah, biru, dan hijau. Pada teorinya, tiap band dapat
menghasilkan kombinasi warna gambar.
Tahapan Pembuatan Peta Berwarna pada Citra Landsat
Landsat 7 merupakan citra satelit dengan komposisi warna, yang dilakukan
dengan mengkombinasikan 3 band yang berbeda dari Enhanced Thematic
mapper (ETM +) sensor. Gambar citra tersebut merupakan warna fotogra atau
biasa disebut dengan false color. Fungsi terpenting dari pembuatan kombinasi
band landsat untuk menghasilkan citra dengan false color, dapat mempermudah
proses identi kasi
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
11
Pembuatan Citra false color dari 3 band Landsat
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
12
3 Input Data
Data input merupakan proses encoding data untuk di inklusi menjadi database.
Pembuatan data base yang akurat adalah tahapan penting dari SIG. Pengumpulan
dan penyediaan database masih menjadi upaya yang banyak memakan biaya
serta waktu di bidang SIG, sekitar 60 % hingga 80 % dana project dipergunakan
untuk database.
Terdapat beberapa masalah yang muncul berkaitan dengan pengembangan data
base untuk melakukan project perencanaan atau manajemen. Permasalahan
pertama yakni, apakah data yang akan disimpan berformat raster atau vektor.
Beberapa aspek dibawah ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memutuskan
format yang akan dipergunakan:
1. Secara garis besar data, telah memiliki format raster
2. Penggunaan yang paling maksimal pada saat analysis
3. Kemungkinan kehilangannya informasi apabila dilakukan transisi format
4. Ruang pengimpanan data (dengan semakin berkembangannya technologi
komputer, point ini manjadi semakin berkurang tingkat kepentingannya)
5. Kebutuhan untuk melakukan sharing data dengan software lain
Prinsip utama dari data base yakni dapat menyimpan informasi dari kondisi
dilapangan secara maksimal. Apabila data yang berhasil dikumpulkan
dilapangan hanya dapat ditampilkan sebagai point, garis, atau polygon maka
idealnya ditampilkan seperti demikian. Terkadang dibutuhkan perubahakan
format dari vektor menjadi raster untuk kebutuhan analisis, maka format raster
dapat dihasilkan untuk menjadi data pendukung vektor dengan melakukan
konversi yang tersedia pada software SIG pada umumnya.
Permasalahan yang sering timbul pada saat pengumpulan database yaitu skala
berapa yang akan dipergunakan. Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu
data yang disimpan pada SIG tidak memiliki skala. Terkadang beberapa orang
mengatakan database skala 1:25000. Sebenarnya yang mereka maksudkan yaitu
data yang diambil dari peta dengan skala 1:25000 atau peta yang memiliki tingkat
keakuratan yang secara umum sebanding dengan peta 1:25000.
Sejalan dengan prinsip utama pengumpulan database yang memiliki nilai
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
13
informasi maksimal, dapat dilakukan dengan mempergunakan peta dengan skala
yang besar sebagai data base. Namun hal tersebut tidak selalu perlu dilakukan,
disebabkan faktor - faktor berikut :
1. Data lokasi tidak tersedia dalam skala besar.
2. Membutuhkan biaya yang terlalu mahal untuk membeli data dengan skala
besar
3.Terlalu makan waktu yang banyak apabila melakukan digitasi dari peta
dengan skala yang besar
4. Pada project yang akan dilakukan tidak dibutuhkan informasi yang terlalu
banyak
Dari penjelasan diatas dapat dilakukan perubahan agar tujuan utama database
tidak menjadi sia-sia.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meng input data ke dalam
SIG, yakni:
1. Digitasi secara manual dan melakukan scanning peta
2. Melakukan import data dan meng konversi kedalam SIG
3. Entry data secara langsung dari GPS (Global Positioning systems)
4. Transfer data dari data digital yang telah ada
5. Peta dengan skala, resolusi, dan keakuratan
Tiap tahapan dari input data seharusnya dilakukan veri kasi agar data yang
telah diimport memiliki tingkat kesalah yang sekecil-kecilnya
Ketika akan mengembangkan data raster untuk tujuan tertentu, terdapat beberapa
pertimbangan yang diperhatikan, yaitu:
1. Apakah seharusnya data yang dipergunakan hanya pada daerah project,
atau harus dilakukan perluasan daerah untuk database sehingga dapat
menghasilkan pertimbangan eksternal pada project yang dilakukan
2. Penambahan tingkat keakuratan pada data raster berarti akan mengakibatkan
penambahan waktu proses SIG.
3. Tema yang akan ditampilkan pada project merupakan panduan utama.
Untuk melakukan Input data pada ILWIS, terlebih dahulu jalankan software Ilwis
3.5 yang akan dipergunakan dalam praktek ini. Software ilwis tidak membuat
shortcut pada desktop atau menu start. Pengguna diharuskan membuka direktori
C:/Program le/N52/Ilwis 3.5/Ilwis_client. Pada Navigator, tentukan direktori mana
yang akan dipergunakan untuk menyimpan hasil import le.
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
14
Setelah Main --> Windows Ilwis telah terlihat maka tahap selanjutnya, kita
masuk ke menu bar Ilwis dan memilih File --> Import --> Via GDAL.
Tentukan di direktori mana le yang akan di-import berada, setelah itu pilih
le yang akan di-import dan berikan nama output le sesuai dengan le yang
akan di-import (contoh: B10.TIF diberikan nama B1, B20.TIF diberikan nama B2,
begitu selanjutnya hingga B70.TIF yang diberikan nama B7) dan diakhiri dengan
meng-klik OK
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
15
Proses Import akan melalui console Command Prompt, seperti gambar berikut
ini
Hasil le yang telah berhasil di import akan terlihat pada Ilwis catalog. Pada
gambar dibawah ini, telah dilakukan import untuk B10.TIF yang diberikan nama
B1
Setelah keseluruhan le telah ter-import, pengguna dapat menampilkan peta
tersebut dengan melakukan klik kanan pada le raster map --> open --> OK
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
16
Seperti yang terlihat di gambar di bawah ini, peta yang kita tampilkan tersebut
ternyata belum memiliki warna (penjelasan landsat), sehingga menyulitkan
dalam melakukan interpretasi jenis lahan pada peta tersebut.
Untuk dapat menampilkan peta yang berwarna (perpaduan 3 band), pengguna
ILWIS harus membuat maplist terlebih dahulu sehingga dapat melakukan
kombinasi warna dari 3 band yang berbeda. Maplist dibuat untuk menggabungkan
keseluruhan band yang telah di import yang berfungsi mempermudah dan
mempercepat proses selanjutnya karena dengan adanya maplist, pengguna
ILWIS tidak lagi diharuskan melakukan tahap proses secara satu persatu, namun
cukup dengan melakukannya terhadap maplist maka keseluruhan le yang ada
di maplist akan terproses.
Untuk membuat maplist, pilih Ilwis Menu Bar --> File --> Create --> Maplist.
Pilih keseluruhan band, band 1 hingga band 7. Berikan nama untuk maplist yang
akan di buat dan klik OK.
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
17
Didalam menampilkan peta yang berwarna (kombinasi 3 band yang berbeda),
klik kanan pada le maplist yang telah kita buat dan pilih open.
Setelah terlihat window maplist, klik show. Tentukan band yang akan
dipergunakan (dalam latihan ini, akan dipergunakan band 3, 2,1) kemudian klik
OK
Setelah tahapan di atas telah dilakukan maka pengguna dapat melihat peta
yang telah berwarna. Peta ini merupakan kombinasi dari band 3,2, dan 1. Tiap
kombinasi yang berbeda akan menghasilkan peta yang berbeda warna pula.
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
18
4 Koreksi Geometrik
Citra yang dihasil dari satelit tidak dapat langsung dipergunakan sebagai peta,
karena citra biasanya mengalami distorsi geometrik. Distorsi yang terjadi dapat
disebabkan oleh kesalahan posisi orbit dari satelit sehingga mempengaruhi axis
citra yang direkam. Hal tersebut juga diperparah dengan citra yang diambil tidak
secara tegak lurus.
Beberapa distorsi, seperti efek perputaran bumi dan sudut kamera pada waktu
pengambilan citra satelit, dapat diprediksi. Sehingga kesalahan tersebut dapat
dikalkulasi dan dikorekasi secara sistematik. Satelit pada umumnya memiliki
sistem onboard yang secara konstan memonitoring terjadinya perubahan yang
mempengaruhi pergerakan satelit. Informasi tersebut dapat dipergunakan untuk
memperbaiki jalur satelit yang salah (apabila diperlukan), selain itu juga dapat
dipergunakan untuk mengoreksi citra secara geometrik.
Pada umumnya koreksi geometrik yang dilakukan oleh satelit adalah dengan
mempergunakan informasi yang telah diketahui satelit. Contoh pada Citra SPOT,
pengguna dapat membeli citra SPOT yang belum terkoreksi secara geometrik
(citra level 1A). Namun sejumlah besar pengguna citra SPOT mempergunakan
citra yang telah terkoreksi secara sistematik (level 1B images). Koreksi ini dapat
dilakukan tanpa pengetahuan yang spesi k mengenai daerah citra tersebut.
Tingkat keakuratan dari citra spot berkisar 500m.
Untuk meningkatkan keakuratan koreksi yang dilakukan, titik referensi atau
Ground Control Point, GCP (dilakukan dengan pembacaan peta topogra atau
pengambilan koordinasi di lapangan dengan mempergunakan GPS) harus
tersedia. Data spot yang di koreksi dengan cara tersebut dapat memiliki tingkat
ketelitian hingga 50m dan data yang dimiliki akan merepresentasikan proyeksi
peta, yang berarti citra dapat ditempatkan secara akurat secara koordinat pada
peta. Pada saat melakukan input data, dapat dilihat bahwa sistem koordinat yang
dipergunakan pada keseluruhan le peta adalah lat-long dan koordinat yang
terdapat pada le le peta tersebut memiliki tingkat keakuratan yang sangat
rendah. Oleh karena itu, pada pelatihan ini akan dilakukan pembuatan sistem
koordinat baru yakni UTM dan disertai perbaikan tingkat keakuratan peta.
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
19
Untuk membuat georeference baru, lakukan pemilihan File --> Create -->
Coordinat System, maka akan muncul tampilan Window Create Coordinat
System seperti gambar dibawah ini
Pilih Projection kemudian pilih UTM --> klik OK. Tentukan tipe Ellipsoid yang
akan dipergunakan, Klik Ellipsoid, gunakan WGS84 klik OK
Kemudian lakukan pemilihan Datum dan pilih WGS 1984 klik OK. Lakukan
uncheck untuk Northern Hemisphere dan isi kotak zona dengan 48, diakhiri dengan
klik OK. Pada proses tersebut telah selesai dilakukan maka akan terbentuk file koordinat
system baru dengan nama utm48s_wgs84.
Tahap selanjutnya adalah mengimport le peta GCP jalan dan sungai. Untuk
melakukan import, lakukan tahapan yang sesuai dengan proses import peta
landsat namun untuk tipe le yang dipergunakan adalah Arc/View.SHP shape file.
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
20
Setelah le GCP diimport, sistem koordinatnya harus disamakan dengan sistem
koordinat yang telah dibuat yaitu utm48s_wgs84. Seperti yang terlihat pada
gambar berikut.
Persiapan selanjutnya untuk melakukan
koreksi geometrik yaitu dengan melakukan
proses image stretching. Image stretching
dilakukan untuk menghasilkan peta landsat
yang memiliki brightnes lebih baik sehingga
mempermudah identi kasi pada waktu proses
koreksi geometrik. Tahapan yang dilakukan
untuk proses stretching adalah dengan meng
klik kanan le maplist --> image prosessing
--> stretch.
Pilih raster map menjadi maplist landsat -->
stretch method menjadi Linear Stretching-
-> Stretch Form menjadi Percentage dengan nilai 2 --> Output Raster Map
diisi dengan nama landsat_stretch --> Domain menjadi image. Hasi dari proses
tersebut akan terlihat bahwa landsat menjadi lebih terang dan lebih mudah
dalam melakukan interpretasi.
Setelah proses image stretching dilakukan, selanjutnya yaitu koreksi geometrik
dengan metode tie point. Proses tie point pada prinsip adalah menentukan
titik yang sama beserta koordinatnya antara peta GCP dengan peta yang akan
dikoreksi, kemudian koordinat akan disimpan dalam peta yang belum terkoreksi
atau yang belum memiliki sistem koordinat. Pada ilwis menu bar klik File -->
Create --> Georeference.
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
21
Berikan nama Georeference utm48s_wgs84_rec --> Pilih GeoRef Tiepoints -->
Pilih sistem koordinat sesuai dengan yang telah kita buat yaitu utm48s_wgs84 ->
Background Map yang dipergunakan adalah Landsat_stretch -> OK. Tampilan
window Georeference editor akan terlihat seperti pada gambar berikut.
Selanjutnya dibutuhkan peta GCP (jalan dan sungai) yang akan dibandingkan
dengan peta yang akan dikoreksi. Pada Ilwis catalog klik kanan pada le vektor
jalan -> open. Apabila peta vektor jalan telah terlihat, masih pada map window
sungai klik add layer kemudian pilih le vektor sungai. Pada saat ditampilkan
display option untuk le vektor jalan dan sungai, dapat dilakukan perubahan
warna presentasi yang akan dipergunakan.
Untuk mempermudah proses koreksi geometrik disarankan untuk merubah
tampilan kedua window (window georefence editor dengan GCP) agar
berdampingan. Setelah tampilan antara window Georeference Editor
berdampingan dengan GCP, lakukan perbesaran sehingga didapatkan satu titik
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
22
kesamaan diantara kedua peta.
Ketika telah ditemukan satu lokasi
yang dianggap memiliki kesamaan
karakteristik, ambil koordinat
dari peta yang belum terkoreksi
dengan mempergunakan add tie
point. Lakukan dengan klik kiri
(menandai) pada peta yang belum
terkoreksi kemudian pindahkan
kursor pada peta GCP dan
lakukan add tie point yang disertai dengan klik kiri (menandai) pada peta GCP.
Usahakan agar kursor menandai pada daerah yang memiliki karakteristik yang
khusus seperti pada lekukan danau atau pada lekukan sungai sehingga dapat
meningkatkan tingkat keakuratan.
Pada pelatihan ini akan dilakukan
korekasi geometrik dengan
mempergunakan sepuluh titik tie point
yang menyebar dikeseluruhan daerah
dan memiliki nilai sigma yang tidak
lebih dari 0,5 pixel agar menghasilkan
peta dengan sistem koordinat yang
baik.
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana
23
Pada gambar diatas terdapat 11 titik tie point namun dapat terlihat dari tabel,
bahwa titik ke 11 memiliki tingkat kesalahan yang tinggi sehingga tidak akan
dipergunakan dalam pengambilan tie point. Untuk menonaktifkan suatu titik tie
point yang telah dibuat cukup dengan meng klik kolom active sesuai urutannya
kemudian ketik huruf maka secara otomatis titik tersebut akan dianggap salah
(false). Setelah seluruh prosedur telah dilakukan maka cukup dengan meng klik
exit editor, seluruh koordinat akan tersimpan secara otomatis dan peta akan
memiliki sistem koordinat yang baik dibanding sebelumnya.