Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    1/14

    Laporan Akhir Praktikum

    Laboratorium Teknik Material 3

    Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    Oleh :

     Nama : Surya Eko Sulistiawan

     NIM : 13713054

    Kelompok : 3

    Anggota (NIM) : Adam Dwiputra Tanjung (13713039)

    Waras Septiana (13713048)

    Muhammad Adib H. (13713052)

    Irza Aulia Zaim. (13712006)

    Tanggal Praktikum : 30 Maret 2016

    Tanggal Penyerahan Laporan : 5 April 2016

     Nama Asisten (NIM) : Toni Subagja (13712040)

    Laboratorium Metalurgi dan Teknik Material

    Program Studi Teknik Material

    Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara

    Institut Teknologi Bandung

    2015

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    2/14

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam merekayasa material, yang perlu diperhatikan ialah bagaimana

    mengubah sifat material tersebut agar dihasilkan material baru ataupun material

    yang sama namun memiliki sifat yang lebih unggul. Untuk mengubah sifat

    material tersebut salah satunya yaitu dengan merekayasa strukturnya. Untuk

    merekayasa struktur material harus tahu terlebih dahulu komposisi kimia material

    tersebut.

    Komposisi kimia material dapat diidentifikasi dengan berbagai cara. Salah

    satu cara yang cukup akurat untuk mengidentifikasinya yaitu dengan

    menggunakan XRD maupun SEM-EDS.

    1.2 Tujuan Praktikum

    1.  Mengidentifikasi komposisi kimia material dari hasil pengujian XRD dengan

    metode manual

    2.  Mengidentifikasi komposisi kimia material dari hasil pengujian XRD dengan

    menggunakan software XPowder

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    3/14

    BAB II

    DASAR TEORI

    Karakterisasi material merupakan suatu metode untuk mendapatkan informasi

    tentang komposisi, struktur, dan cacat dari suatu material dengan atau tanpa

    menimbulkan kerusakan pada sampel. Sedangkan pengujian mekanik adalah metode

    untuk mendapatkan informasi tentang sifat mekanik material dengan menimbulkan

    kerusakan pada sampel. Sifat material dapat didefinisikan sebagai respon material

    terhadap perlakuan yang diberikan.

    Perbedaan antara karakterisasi material dengan pengujian mekanik ialah pada

    karakterisasi material sampelnya bisa rusak atau tidak rusak sedangkan pada

     pengujian mekanik sampelnya bisa rusak.

    Analisis kuantitatif adalah analisis data yang berdasarkan hasil perhitungan

    maupun hasil pengukuran yang direpresentasikan dalam bentuk angka sehingga

    kemungkinan errornya kecil. Sedangkan analisis kualitatif adalah analisis data yang

     berdasarkan hasil pengamatan yang biasanya tidak direpresentasikan dalam bentuk

    angka sehingga kemungkinan errornya besar.

    Ada beberapa jenis metode karakterisasi material, diantaranya adalah

    1.  TGA (Thermogravimetric Analysis) 

    Prinsipnya yaitu mengukur perubahan berat sebagai fungsi dari peningkatan

    temperatur. Sampel yang digunakan yaitu dalam bentuk serbuk atau padatan

     berukuran kecil.

    2. 

    Metalografiyaitu metode untuk melihat struktur mikro suatu material dengan menggunakan

    mikroskop. Struktur mikro yang didapat memperlihatkan batas butir yang

    warnanya kontras dengan butir

    3.  AES (Atomic Emission Spectroscopy) 

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    4/14

    Prinsipnya yaitu sampel diatomisasi sehingga mengemisikan cahaya. AES dapat

    digunakan untuk mengidentifikasi unsur secara kuantitatif dan kualitatif karena

    tiap elemen memiliki karakteristik emisi tertentu. Hasil dari AES berupa grafik

    emisi vs. konsentrasi.

    4.  AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) 

    digunakan untuk mengukur konsentrasi elemen dalam suatu larutan.. Hasil AAS

    yaitu grafik absorbansi vs. konsentrasi.

    XRD merupakan salah satu metode karakterisasi secara kuantitatif dan

    kualitatif yang mengukur hamburan sinar X dari fasa kristalin. Sinar X akan

    menghasilkan medan elektromagnetik yang akan berinteraksi dengan electron yang

    ada di permukaan sebuah bahan dengan cara dihamburkan.

    Prinsip kerja difraksi sinar X ini adalah mengukur hamburan sinar X dari kristal

     berfasa kristalin dengan struktur kristal spesifik. Sinar X dihasilkan dari tabung

    katoda dimana didalam tabung tersebut electron dihasilkan dengan pemanasan katoda

    filament tungsten yang memiliki potensial negative tinggi. Elektron tersebut

    kemudian terakselerasi ke anoda dan menumbuknya sehingga energy electron diubah

    menjadi sinar x dan panas.

    Sinar X yang diarahkan ke sampel akan menimbulkan interaksi antara sinar

    dengan sampel dan terjadi interferensi destruktif dan konstruktif. Interferensi

    konstruktif terjadi bila Hukum Bragg terpenuhi, dan hukum tersebut dapat dipenuhi

    oleh fasa kristalin yang mempunyai kisi. Karena itu, XRD hanya bisa digunakan

    untuk mengidentifikasi fasa kristalin.

    Hukum Bragg :

    Gambar 1. Skema Interaksi Sinar X

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    5/14

    Karakterisasi dengan menggunakan metode XRD memiliki kelebihan-kelebihan

    seperti berikut ini :

    1.  Identifikasi fasa kristalin yang terkandung dalam spesimen

    2.  Penentuan kandungan fraksi berat fasa kristalin secara kuantitatif dalam

    material yang memiliki banyak fasa (multiphase)

    3.  Karakterisasi transformasi fasa dalam keadaan padat

    4.  Menentukan parameter kisi (lattice parameter ) dan tipe kisi (lattice type)

    Sedangkan batasan-batasan dalam metode XRD antara lain :

    1.  Hanya dapat digunakan untuk material yang memiliki fasa kristalin

    2.  Sampel harus dalam bentuk serbuk padatan

    Analisis hasil XRD data dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual

    dengan menggunakan data index hannawalt maupun dengan bantuan software

    XPowder.

    Analisis secara manual dilakukan dengan menghitung terlebih dahulu harga dhkl 

    dari data I vs 2θ  hasil XRD dengan menggunakan persamaan braggs. Kemudian

    memasangkan nilai dhkl dengan intensitasnya lalu cocokkan data tersebut dengan data

    referensi yang ada di buku panduan untuk mengetahui jenis senyawa yang

    dikarakterisasi.

    Scanning Electron Microscopy  (SEM) merupakan salah satu jenis metode

    karakterisasi material yang dapat mengetahui struktur mikro dari suatu material

    dengan perbesaran mencapai 150.000x. SEM biasanya dilengkapi dengan EDS untuk

    menangkap sinar X yang dipantulkan oleh electron.

    SEM yang umumnya dilengkapi dengan EDS dapat digunakan untuk:1.  Pemeriksaan struktur mikro spesimen metalografi dengan perbesaran

    hingga 150.000x

    2.  Pemeriksaan permukaan patahan dan permukaan yang memiliki

    kedalaman tertentu yang tidak mungkin diperiksa dengan mikroskop optik

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    6/14

    3.  Evaluasi orientasi kristal dari permukaan spesimen metalografi seperti

     butir individual, fasa presipitat, dan dendrit (struktur khas dari proses

     pengecoran logam)

    4.  Analisis unsur pada spesimen dalam range  mikron pada permukaan bulk

    spesimen

    5.  Distribusi komposisi kimia pada permukaan bulk   spesimen sampai jarak

    mendekati 1 mikron

    Sedangkan batasan-batasan dalam karakterisasi dengan menggunakan metode

    SEM-EDS antara lain :

    1. 

    Kualitas gambar specimen yang permukaannya relative rata kurang baik

     bila dibandingkan dengan mikroskop optic pada perbesaran dibawah 300-

    400x

    2.  Resolusi gambar lebih baik dibandingkan dengan mikroskop optic namun

    masih kalah bila dibandingkan dengan TEM

    3.  Permukaan sampel harus bersifat konduktif

    4.  Hanya memberi informasi kualitatif jika tidak dilengkapi dengan EDS

    Gambar 2. Skema SEM-EDS

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    7/14

    Cara kerja SEM yaitu electron gun yang dilengkapi dengan filament tungsten

     berfungsi untuk menembakkan electron dihas ilkan dari adanya beda potensial.

    Elektron kemudian menumbuk benda kerja dan ketika menumbuk terjadi interaksi

    antara primary electron dengan specimen sehingga menghasilkan sinar x dan electron.

    Hasil interaksi yang keluar dari dalam material ditangkap oleh tiga detector :

    1.  Detektor SE: menangkap  secondary electrons dan menghasilkan image

    2.  Detektor BSE: menangkap backscattered electrons  dan menghasilkan image

    sesuai perbedaan kontras berdasarkan perbedaan berat massa atom

    3. 

    Detektor X-ray: identifikasi unsur kimia yang terdapat dalam material

    EDS merupakan suatu sistem peralatan dan software tambahan yang

    dipasangkan pada suatu mikroskop electron. EDS dapat digunakan untuk

    menganalisis semikuantitatif unsur-unsur dari material. Secara umum EDS dapat

    digunakan untuk :

    1.  Menganalisis kontaminan: Analisis inklusi, antarmuka, analisis partikel,

     pemetaan unsur (elemental mapping ), analisis deposit korosi, analisis

    ketidakmurnian (sampai ketelitian diatas 2% berat).

    2.  Kontrol kualitas: Analisis pelapisan, verifikasi material, inklusi.

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    8/14

    BAB III

    DATA PERCOBAAN

    1.  Dengan metode manual

    Tabel diatas jika dibandingkan dengan indeks Hannawalt memiliki

    kesamaan dhkl vs intensitas dengan senyawa AlPO4.

    Tabel diatas jika dibandingkan dengan indeks Hannawalt memiliki

    kesamaan dhkl vs intensitas dengan senyawa Fe3O4.

    Tabel diatas jika dibandingkan dengan indeks Hannawalt memiliki

    kesamaan dhkl vs intensitas dengan senyawa NH4 NO3.

    Tabel diatas jika dibandingkan dengan indeks Hannawalt memiliki

    kesamaan dhkl vs intensitas dengan senyawa Ag0.5 Na0.5Cl.

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    9/14

    2.  Dengan bantuan software

    Dari gambar 3 terlihat bahwa grafik tersebut memiliki kesamaan dengan

    senyawa Mn2O3 dengan system kristal kubik.

    Dari gambar 4 terlihat bahwa grafik tersebut memiliki kesamaan dengan

    senyawa ZnS dengan system kristal kubik.

    Dari gambar 5 terlihat bahwa grafik tersebut memiliki kesamaan dengan

    senyawa MgAl2O4  dengan struktur kristal kubik.

    Gambar 3 Grafik XRD 2

    Gambar 4 Grafik XRD 5

    Gambar 5 Grafik XRD 6

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    10/14

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    Praktikum karakterisasi material ini dilakukan dengan menggunakan data hasil

     pengujian XRD yang sudah disediakan. Data tersebut berupa grafik intensitas

    terhadap 2θ  yang nantinya diolah lebih lanjut untuk menentukan jenis senyawa pada

    sampel.

    Pada praktikum modul ini, pengolahan data hasil pengujian XRD dilakukan

    dengan dua cara, yaitu secara manual dan dengan bantuan software XPowder.

    Pengolahan data secara manual dilakukan dengan mencari harga dhkl  dari data

    intensitas dan 2θ dengan menggunakan hukum Bragg, nλ=2dsinθ. Kemudian harga d

    dengan intensitas tertentu disusun dan diurutkan dari intensitas yang terbesar

    sampai 5 intensitas berikutnya yang lebih kecil. Setelah itu dapat dicocokkan data

    dari Hannawalt Index  dengan data yang diperoleh dari hasil perhitungan tadi untuk

    menentukan jenis senyawa pada sampel. Sedangkan pengolahan data dengan

    bantuan software XPowder dilakukan dengan bantuan tools  “One Click Searching”.

    Dari tools  tersebut, muncul jendela baru berupa beberapa jenis senyawa yang

    memiliki peak mirip dengan peak  sampel. Kemudian dari tools tersebut dapat dipilih

    satu jenis senyawa yang memiliki  peak  paling mirip dengan peak  sampel.

    Prinsip penentuan jenis senyawa pada karakterisasi dengan metode XRD i alah

    mencocokkan harga dhkl dan intensitas sampel dengan harga dhkl dan intensitas

    referensi. Hal ini dilatarbelakangi oleh sifat tiap jenis senyawa dengan struktur kristal

    tertentu yang akan memantulkan intensitas sinar X yang berbeda-beda walaupun pada

    d yang sama ketika disinari dengan sinar X. 

    Dari tujuh data yang diberikan, empat data diolah dengan metode manual

    sedangkan sisanya diolah dengan bantuan software XPowder. Senyawa yang

    teridentifikasi dengan metode manual yaitu AlPO4, Fe3O4,   NH4 NO3  dan

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    11/14

    Ag0.5 Na0.5Cl. Sedangkan senyawa yang teridentifikasi dengan bantuan software

    XPowder yaitu Mn2O3 dengan system kristal kubik, ZnS dengan system kristal kubik

    dan MgAl2O4  dengan struktur kristal kubik.

    Pada pencocokan data dhkl  dan intensitas sampel terhadap referensi, ada

     beberapa data yang tidak sama persis namun masih mendekati. Hal ini dapat

    menyebabkan ketidakakuratan data yang dihasilkan meskipun jenis senyawa yang

    diperoleh sama. Ketidakakuratan data ini disebabkan oleh kesalahan pengambilan

    nilai intensitas maupun 2θ dengan cara manual.

    Selain itu, pengaruh kandungan pada sampel yang mungkin berbeda dengan

    referensi juga bisa berkontribusi terhadap ketidakakuratan ini. Meskipun praktikan

    tidak diberitahu mengenai jenis sampel dan karakteristiknya, namun sifat-sifat sampel

    yang berbeda dengan standar seperti adanya inklusi, porositas, dan penggumpalan

    sampel akan memengaruhi data hasil XRD yang diperoleh.

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    12/14

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    1.  Hasil karakterisasi XRD untuk grafik 1,2,3 dan 4 dengan metode manual

    teridentifikasi kandungan senyawanya secara berurutan ialah AlPO4, Fe3O4,

     NH4 NO3 dan Ag0.5 Na0.5Cl.

    2.  Hasil karakterisasi XRD untuk soal 2,5 dan 6 dengan bantuan software

    XPowder teridentifikasi kandungan senyawanya ialah Mn2O3, ZnS, dan

    MgAl2O4 dengan struktur kristalnya kubik.

    5.2 Saran

    Praktikan perlu diperlihatkan demo/simulasi mengenai proses karakterisasi

    dengan XRD ataupun SEM/EDS

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    13/14

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  Ruth, E. Whan (coordinator). 2002. ASM Handbook. Vol 10: Materials

    Characterization. USA : ASM Internationals.

    2.  Cullity, B.D, “Elements of X-Ray Diffraction”, 2th   ed, Addison Wesley

    Publishing

    3.  G.F. Vander Voort, “ASM Handbook Vol.10:  Metallography and

     Microstructures”, 9th  ed, ASM International, USA, 1992.

    4.  H.E. Exner and S. Weinbruch, Scanning Electron Microscopy, Metallography

    and Microstructures, Vol 9, ASM Handbook, ASM International, 2004, p.

    355 – 367

    LAMPIRAN

    Tugas Setelah Praktikum 1

    1.  Deskripsi atau ringkasan prosedur bagaimana Anda bisa mendapatkan

    komponen-komponen yang Anda cari menggunakan data dan puncak XRD

    (manual maupun dengan  software Xpowder ). Apakah kesulitan terbesar dalam

    melakukan ini? Apa yang bisa dilakukan degan software sehingga mempermudah

     proses analisis?

    2.  Apa saja alasan untuk adanya error dalam perhitungan Anda? Mengapa ada

    lower  dan upper limit  untuk persen komposisi?

    3.  Diskusikan  X-Ray Diffraction  sebagai salah satu cara untuk mengkarakterisasi

    suatu material. Material apa saja yang bisa dikarakterisasi dengan XRD?

    Informasi apa yang bisa didapatkan? Dengan sekitar 1-2 Angstrom, apakah XRD

    terhitung  bulk  atau  surface analysis?

    4. 

    Bagaimanakah sistem kerja filter sehingga dapat menghilangkan  peak-peak  yang

    dianggap sebagai noise?

    Jawab :

    1.  Sudah dijelaskan di bab sebelumnya

  • 8/18/2019 Modul D Karakterisasi Material : XRD dan SEM-EDS

    14/14

    2.   Error  biasa disebabkan oleh ketidaktelitian dalam menentukan besarnya 2θ 

    sehingga dalam perhitungannya bisa mengakibatkan nilai d yang tidak teliti juga.

    Hal ini dapat menyulitkan pencarian senyawa pada indeks hanawalt . Lower upper

    limit  disebabkan oleh adanya ketidakpastian dari persen komposisi. 

    3. 

    XRD digunakan untuk mengkarakterisasi material dengan cara menangkap

     pantulan sinar x hasil interferensi konstruktif dengan sampel. Material yang bisa

    dikarakterisasi dengan menggunakan XRD adalah material yang memiliki

    struktur kristalin. Dari karakterisasi XRD, dapat diperoleh data intensitas dan 2θ 

    yang nantinya dijadikan acuan dalam menentukan komposisi sampel tersebut.

    Pada λ 1-2 angstrom, XRD termasuk  surface analysis karena atom yang

    terdifraksi hanya atom yang berada pada permukaan.

    4.   Noise muncul di grafik hasil x-ray diffraction yang ditandai dengan kurva-kurva

    kecil yang tidak ekstrim sehingga sulit untuk dilakukan analisis kuantitatif.

    Dengan menggunakan Xpowder, noise bisa dihilangkan dengan menggunakan

    filter yaitu dengan mengaktifkan menu background substraction  atau  fourier

     smoothing.

    Tugas Setelah Praktikum 21.  Setelah melakukan praktikum ini, kita dapat mengetahui bahwa ada suatu logam

    yang paling baik untuk dijadikan bahan preparasi sampel untuk karakterisasi

    SEM dan EDS, sebutkan nama logam tersebut, dan mengapa logam tersebut

     paling baik untuk mempreparasi sampel?

    2.  Jelaskan fungsi dari electromagnetic lens pada alat karakterisasi SEM dan EDS!

    Lengkapi dengan gambar skema kerja dari electromagnetic lens!

    Jawab :

    1.  Logam tersebut adalah emas dan karbon. Kedua logam tersebut bersifat konduktif

    dan bisa terbentuk lapisan tipis yang bersifat konduktif

    2.  Lensa elektromagnetik berfungsi untuk memfokuskan electron dengan pola tidak

     beraturan yang berasal dari gun. Skema sudah ada di bab sebelumnya.