Upload
surya-eko
View
312
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Modul C Konduktivitas Termal Refraktori
1/2
BAB IV
ANALISIS DATA
Praktikum modul C ini bertujuan untuk mendapatkan harga konduktivitas,
difusivitas termal dan kapasitas panas spesifik dari material keramik refraktori
alumina silikat dengan menggunakan wire method.
Wire method pada percobaan ini dilakukan dengan menempatkan kawat
didalam material refraktori dan kemudian kawat tersebut dipanaskan. Pemanasan
kawat menyebabkan keramik refraktori juga akan ikut memanas yang kemudian
diukur perubahan temperaturnya dengan menggunakan termokopel. Data perubahan
temperatur tersebut kemudian diolah untuk memperoleh nilai k, α dan Cp.
Sifat Termal Data literatur Data percobaan
Konduktivitas termal (k) 1.29 W/m.k
Difusivitas termal ( ) 7.3x10 -7 m2/s m2/s
Kapasitas panas (C p) Alumina-
Silicate770 J/K.kg 20.674 J/K.kg
Dari tabel diatas, terlihat bahwa konduktivitas termal dan difusivitas termal
hasil percobaan lebih besar daripada data literature. Dengan kata lain material
refraktori yang kami uji dapat menghantarkan panas lebih baik dibandingkanmaterial refraktori standar yang kami jadikan acuan/referensi.
Selain itu, dari tabel diatas terlihat bahwa nilai kapasitas panas material
refraktori hasil percobaan lebih kecil dibandingkan data literature. Artinya material
refraktori tersebut akan lebih mudah mengalami perubahan temperatur akibat
kemampuan menyimpan energy dari luar lebih kecil.
Namun secara umum perbedaan nilai konduktivitas, difusivitas termal dan
kapasitas kalor antara material refraktori yang kita uji dengan material refraktori
8/18/2019 Modul C Konduktivitas Termal Refraktori
2/2
standar yang dijadikan referensi/acuan (alumino-silikat) disebabkan oleh beberapa
hal, antara lain dari material refraktorinya sendiri dan dari kesalahan praktikan
selama proses praktikum berlangsung.
Dari segi material refraktori, yang memengaruhi perbedaan nilai tersebut
utamanya yaitu komposisi kimia dan porositas. Material refraktori yang kita jadikan
acuan memiliki komposisi eksak 60% Al 2O3 + 40% SiO 2 sedangkan refraktori yang
kita jadikan sampel praktikum tidak diketahui komposisi eksaknya sehingga sifat-
sifatnya baik itu sifat mekanik, termal, kimia maupun fisik akan berbeda karena
komposisi fasa dan struktur ikatannya berbeda.
Selain itu, porositas akan mempengaruhi sifat konduktivitas termal material
refraktori yang bersangkutan. Semakin banyak porositas akan menurunkan nilai
konduktivitas termal refraktori karena porositas yang berisi udara memiliki nilai
konduktifitas termal yang lebih rendah (~0.02 W/m.k) daripada material refraktori
itu sendiri sehingga dapat mengurangi laju penghantaran panas dalam material
refraktori.
Kesalahan praktikan selama proses praktikum ini yang turut mempengaruhi
adanya perbedaan antara hasil praktikum dengan data literature antara lain
ketidakakuratan dalam menentukan waktu pembacaan temperatur dan pemberian
tegangan yang tidak sesuai (tidak menghasilkan arus 4.5A sesuai di modul).