Upload
muhammad-ichsan-abdillah
View
140
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tutorial proses bisnis
Citation preview
Pemodelan Proses Bisnis
Modul 5
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 2
Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum
Tujuan Umum Praktikan mengetahui definisi sistem informasi, klasifikasi sistem informasi, dan pelaku
sistem informasi.
Praktikan memahami berbagai pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem
informasi.
Praktikan dapat melakukan pemodelan proses bisnis dalam merancang sistem informasi
manajemen sederhana dalam sebuah perusahaan manufaktur.
Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum modul ini, praktikan diharapkan mampu:
Memahami dan mentransformasikan proses bisnis dari IDEF0 ke Data Flow Diagram.
Melakukan analisis dan perancangan sistem informasi dengan menggunakan pendekatan
model-driven.
Memahami dan mampu merancang context diagram, DFD, decomposition diagram, dan
data-dictionary.
Prerequisites Sistem Basis Data/Logika Pemrograman
Analisis & Perancangan Sistem Informasi
Output Praktikum
Data Flow Diagram berdasarkan IDEF0.
Context Diagram, Decomposition Diagram, dan Data Dictionary.
Alat & Bahan Laptop/PC yang sudah terinstall Power Designer
Struktur organisasi dan IDEF0.
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 3
Pendahuluan
1 Pendahuluan Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam satu lingkungan tertentu untuk
menampilkan fungsi-fungsi apapun yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut.
Suatu sistem tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut :
Scope : ruang lingkup operasi/pengaruh
Environment : di luar sistem (tidak dapat dikontrol)
Boundary : batas scope dari sistem
Interface : interaksi dengan lingkungan
Subsystem (komponen) : bagian dari sistem
Sistem Informasi adalah pengaturan sekelompok elemen-elemen yang terdiri atas sekumpulan
orang, proses, data, dan teknologi informasi (hardware/software, network) yang saling berinteraksi
untuk mendukung dan meningkatkan kegiatan operasional bisnis maupun penyelesaian masalah dan
pembuatan keputusan. Perlu diperhatikan perbedaan antara data dan informasi.
Data adalah fakta mentah yang belum diolah, sedangkan informasi adalah fakta yang sudah diolah,
diorganisasikan, sehingga dapat memberi arti dan relevan dengan tujuan pengolahannya. Kumpulan
beberapa informasi yang diinterpretasikan dan diintegrasikan kemudian akan menjadi sebuah
pengetahuan (knowledge). Contoh :
Data Nilai Akhir PTI II = E
Informasi Mahasiswa tidak lulus mata kuliah PTI II
Pengetahuan Mahasiswa harus mengulang tahun depan
Pelaku dalam sistem informasi adalah (Whitten, 2007) :
System owners
System owners membiayai pembangunan dan perawatan sistem. Mereka memiliki sistem,
menentukan prioritas, tujuan sistem, dan kebijakan penggunaannya. Fokus utama dari
system owners adalah biaya untuk merancang sistem dan keuntungan apa yang diberikan
sistem kepada perusahaan.
System users
System users merupakan pengguna sebenarnya dari sistem. Ia menggunakan sistem untuk
mendukung atau menyelesaikan suatu pekerjaan. System users mendefinisikan kebutuhan
bisnis dan ekspektasi performansi sistem yang akan dibangun. Fokus utama dari system
users yaitu fungsionalitas sistem yang dirancang untuk mendukung pekerjaan mereka,
kemudahan penggunaan, dan kemudahan untuk dipelajari.
System designers
System designers merupakan spesialis teknis yang merancang sistem sesuai dengan
kebutuhan user. System designers merancang blueprint sistem sebagai pedoman sistem
informasi yang akan dirancang. Dalam beberapa kasus, system designers adalah juga system
builders.
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 4
Pendahuluan
System builders
System builders merupakan spesialis teknis yang membangun sistem informasi dan
komponen-komponennya berdasarkan spesifikasi yang dirancang oleh system designers.
Contoh dari system builders adalah systems programmers, network administrators,
webmasters, dsb.
System analyst
System analyst merupakan spesialis yang mempelajari permasalahan dan kebutuhan dari
perusahaan untuk menentukan bagaimana orang, data, proses, dan teknologi informasi
dapat meningkatkan kinerja perusahaan. System analyst memfasilitasi pembangunan sistem
informasi dan aplikasi komputer dengan menjembatani celah komunikasi antara pelaku
nonteknis (owners dan users) dan teknis (designers dan builders) .
IT vendors and consultants
IT vendors and consultants menyediakan perangkat keras, perangkat lunak, dan pelayanan
berkaitan dengan sistem informasi yang dibangun.
Dalam praktikum ini peserta akan berperan sebagai system analyst, kemudian dilanjutkan sebagai
system designer. Peran ini dimulai dengan memodelkan proses bisnis perusahaan yang memiliki
karakteristik berbeda-beda. Sistem informasi hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Maka untuk
memudahkan, sistem informasi diklasifikasikan berdasarkan fungsi yang disediakan sistem tersebut.
Sistem informasi secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Transaction processing system (TPS)
Sebuah sistem informasi yang meng-capture dan memproses data transaksi bisnis.
Penggunaannya pada level operasional dan berfokus pada data.
Management information system (MIS)
Sebuah sistem informasi yang bertujuan menyediakan informasi dan laporan di bidang
manajemen (management-oriented reporting) berdasarkan proses transaksi dan operasi
dalam sebuah organisasi tersebut.
Decision support system (DSS)
Sebuah sistem informasi yang membantu mengidentifikasi alternatif keputusan dan
menyediakan informasi pada situasi pengambilan keputusan (decision-oriented information)
Executive Information System (EIS)
Sebuah sistem informasi untuk mendukung perencanaan dan asesmen kebutuhan dari level
eksekutif (executive manager) .
Expert system
Sebuah sistem informasi yang diprogram untuk menghasilkan keputusan dengan
memindahkan dan mereproduksi pengetahuan serta keahlian dari seorang pakar (expertise)
dan problem solver kemudian mensimulasikannya
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 5
Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi
2 Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi sistem menjadi komponen-
komponen yang lebih kecil dengan tujuan mempelajari kinerja dan interaksi yang terjadi antar
komponen-komponen tersebut untuk mencapai tujuan sistem. Perancangan sistem (disebut juga
sintesis sistem) adalah teknik pemecahan masalah yang melengkapi analisis sistem, merakit ulang
komponen-komponen sistem yang telah didekomposisi menjadi satu sistem yang lengkap, yang
diharapkan telah lebih baik. Analisis sistem informasi memiliki fokus pada business problem dan
independen dari teknologi apapun yang dapat atau akan digunakan dalam implementasi solusi.
Adapun perancangan sistem informasi memiliki fokus pada spesifikasi solusi yang bersifat computer
based dan merupakan desain fisik solusi.
2.1 Pendekatan Dalam Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Terdapat berbagai pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem informasi. Pada kesempatan
ini praktikan akan diperkenalkan kepada beberapa pendekatan yang bersifat model-driven. Praktikan
akan mempelajari dan menerapkan pendekatan ini pada analisis dan perancangan sistem informasi
manajemen dalam praktikum ini.
Model merupakan representasi sederhana dari sebuah realita yang kompleks, di mana hanya hal-hal
yang relevan saja yang perlu untuk dimodelkan. Model hanya merepresentasikan aspek-aspek
tertentu yang menjadi tujuan dalam memodelkan suatu sistem. Pendekatan yang bersifat model-
driven terbagi tiga, yaitu :
Structured analysis (process centered)
Metode ini lebih menitikberatkan pada analisis proses baru kemudian analisis data. Dengan
kata lain metode ini membuat model proses terlebih dahulu daripada model data. Salah satu
metode dalam pendekatan ini adalah structured spesification. Dalam metode ini, system
analyst menggambar model proses bisnis dalam serangkaian Data Flow Diagram (DFD).
Metode inilah yang akan digunakan dalam praktikum ini. Penjelasan lebih lanjut dari metode
ini terdapat dalam subbab selanjutnya. Contoh lain dari structured analysis adalah Bussiness
System Planning (BSP) yang dikembangkan IBM. BSP memetakan hubungan proses bisnis
dengan kelas data dalam bentuk matriks untuk memudahkan analyst melakukan analisis
terhadap sistem.
Information engineering (data centered)
Metode ini lebih menitikberatkan pada analisis data baru kemudian analisis proses. Dengan
kata lain metode ini membuat model data terlebih dahulu daripada model proses.
Object oriented method
Pendekatan ini baru berkembang beberapa tahun terakhir. Menurut Whitten (2004), Object
Oriented Method (OOM) merupakan teknik model-driven yang mengintegrasikan data dan
proses dalam sebuah object. OOM mengilustrasikan objek-objek dari sistem melalui
berbagai perspektif, seperti struktur, perilaku, dan interaksi antar objek.
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 6
Metode Structured Specification
3 Metode Structured Specification
3.1 System Description (Business Process Decomposition) Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis sistem
adalah dengan memetakan (memodelkan) proses bisnis yang terjadi dalam sistem tersebut. Sebuah
proses bisnis menjelaskan bagaimana sebuah organisasi mencapai tujuannya. Perusahaan (sebagai
organisasi) memiliki berbagai cara untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut bergantung pada tipe
perusahaan seperti Job shop, Mass Production, dll. Perbedaan tipe perusahaan tersebut dapat
mempengaruhi cara perusahaan dalam mencapai tujuannya, sehingga proses bisnis yang dimiliki
akan berbeda pula.
Pemodelan proses adalah suatu teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan struktur
data, aliran data, logika, kebijakan, dan prosedur yang diimplementasikan oleh proses dalam sistem.
Sistem kompleks biasanya terlalu sulit untuk dipahami secara menyeluruh pada saat ditampilkan
sebagai suatu keseluruhan. Oleh karena itu dalam analisis sistem, sistem dipisahkan menjadi
subsistem komponennya, yang diuraikan menjadi subsistem yang lebih kecil, sampai didapatkan
subset yang mampu dikelola dari keseluruhan sistem. Hal ini disebut dekomposisi.
Dalam analisis sistem, dekomposisi memungkinkan analis mempartisi sistem menjadi subsistem dari
proses untuk peningkatan komunikasi, analisis dan desain. Pada perancangan kali ini digunakan
Decomposition Diagram untuk mempartisi sistem, yang menunjukkan dekomposisi sistem secara
top-down. Decomposition Diagram pada dasarnya adalah alat perencanaan untuk model proses
yang lebih detail, yang disebut data flow diagram. Aturan pembuatan Decomposition Diagram yaitu :
Tiap proses dalam diagram dekomposisi merupakan proses induk, proses anak atau
keduanya .
Induk harus memiliki dua anak atau lebih. Satu anak tunggal tidak masuk akal karena
tidak akan menunjukan detail tambahan mengenai sistem tersebut .
Satu anak hanya bisa memiliki satu induk. Anak dari satu induk dapat menjadi induk dari
anak-anaknya sendiri .
Setiap penulisan fungsi dalam induk maupun anak, haruslah diawali dengan
menggunakan kata kerja .
Berikut ini adalah contoh dari decomposition diagram Sistem Informasi Perpustakaan :
1
Mengelola Sistem
Informasi Bioskop
1.2
Mengelola Pembelian
dan Reservasi Tiket
1.4
Mengelola Jadwal
Penayangan Film
1.1
Mengelola Pendaftaran
Member
1.3
Mengelola Pengadaan
Film
Gambar 1 Contoh Decomposition Diagram SI Perpustakaan
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 7
Metode Structured Specification
3.2 Data Flow Diagram Data Flow Diagram (DFD) merupakan jenis dari sebuah pemodelan proses yang digunakan untuk
menggambarkan aliran dari data pada suatu sistem dan proses atau kerja yang dikerjakan pada
sistem tersebut. Dengan kata lain, DFD adalah metode yang menggambarkan aliran data melalui
sistem informasi dan aktivitas atau proses yang dilakukan oleh sistem tersebut. DFD dapat
memvisualisasikan bagaimana sebuah sistem bekerja, apa yang akan dibangun oleh sistem, dan
bagaimana sistem akan diimplementasikan. DFD tidak menggambarkan waktu proses maupun
urutan proses. Terdapat empat simbol yang digunakan untuk membuat DFD :
Lingkaran menggambarkan proses, yang mengambil data sebagai
input, melakukan sesuatu, dan kemudian mengeluarkannya.
Persegi panjang dengan garis kanan dan kiri yang terbuka
menggambarkan penyimpanan data, meliputi penyimpanan
elektronik seperti database.
Persegi merepresentasikan external entity yang berhubungan
dengan sistem (memberi/mengambil data). Entitas eksternal
adalah sumber dan tujuan dari sistem input dan output. Jika ada
bagian dari sistem yang perlu menerima data hasil olahan dari
sistem SI itu sendiri, maka dia akan menjadi entitas luar. Misalnya
direktur PT PTI yang perlu menerima data laporan dari sistem,
maka direktur PT PTI dijadikan entitas eksternal.
Tanda panah menggambarkan aliran data. Perlu ditekankan bahwa aliran data pada DFD
bukan berupa benda fisik.
Beberapa aturan permodelan yang harus diperhatikan untuk merancang DFD, yaitu :
Gambar 2 Ilegal Data Flow
asusHighlight
asusHighlight
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 8
Metode Structured Specification
1. Setiap proses dan data store harus mempunyai paling tidak satu data yang masuk dan satu
data yang keluar.
2. Penamaan proses harus diawali dengan kata kerja dan diakhiri dengan kata benda.
3. Setiap external entity harus dilibatkan dengan paling tidak satu aliran data.
4. Satu aliran data harus meliputi paling tidak satu proses.
5. Tidak mungkin terdapat aliran data antar data store.
6. Tidak boleh terdapat aliran data antar entitas.
7. Tidak boleh terdapat aliran data dari entitas ke data store.
8. Aliran data keluar masuk suatu proses = aliran data keluar masuk hasil dekomposisi proses
tersebut.
9. Pada setiap level diagram harus terdapat data store, kecuali pada context diagram.
10. Boleh terdapat aliran data dari suatu proses ke proses lainnya, namun hanya jika data pada
aliran tersebut tidak disimpan (kasus khusus).
Gambar 3 Tahapan Pemodelan Proses
Untuk merancang sebuah DFD dapat digunakan pendekatan Top-Down. Langkahlangkah
pembuatan DFD dengan menggunakan pendekatan ini adalah sebagai berikut :
System designer membuat context diagram yang menunjukkan interaksi (flow data)
antara sistem (yang direpresentasikan dengan satu proses) dan lingkungan
(direpresentasikan dengan entitas).
Sistem didekomposisikan pada level DFD yang lebih rendah menjadi satu set proses,
dimana terdapat external entities, data storage dan aliran data antara ketiganya.
Setiap proses kemudian didekomposisikan menjadi diagram dengan level lebih rendah
yang terdiri dari subprosesnya.
Pendekatan ini kemudian berlanjut pada subproses berikutnya, sampai detail kebutuhan
dirasa sudah merepresentasikan sistem.
Context Diagram adalah level tertinggi dari DFD yang menunjukan relasi aliran data antara sistem
dan entitas eksternalnya. Disebut juga DFD level 0 (nol). Tujuan dari diagram ini adalah untuk
menggambarkan aliran data dari dan ke sistem terhadap entitas-entitas eksternal yang
berkepentingan terhadap sistem tersebut. Context Diagram berisi :
Orang/organisasi yang berkomunikasi dengan sistem
Data yang diterima sistem untuk diproses
Data yang dihasilkan sistem dan diekspor
Batas antara sistem dan lingkungannya
Hanya berisi satu buah proses
Proses-proses di dalamnya tidak tampak karena yang digambarkan hanya batasan
sistemnya
Context
Diagram
Decomposition
Diagram DFD level 1 DFD level dst
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
asusHighlight
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 9
Metode Structured Specification
Berikut ini adalah contoh dari Context Diagram Sistem Informasi Perpustakaan :
1 Mengelola
Sistem Informasi
Bioskop
Pelanggan
Member
Distributor
film
Order Film
Katalog Film
Informasi Pembelian tiketIdentitas Pelanggan
Jadwal tayang film
Informasi Reservasi tiket
Receipt Order
Bukti reservasi tiket
Pelanggan
non-
Member
Jadwal tayang film
Bukti pembelian tiket
ID Membership
2
Gambar 4 Contoh Context Diagram SI Perpustakaan
Dekomposisi dari Context Diagram menghasilkan Data Flow Diagram Level 1. Dalam DFD Level 1 ini,
sistem dalam Context Diagram di break-down hingga menjadi komponen-komponen sistem yang
lebih detail. Dekomposisi ini bersifat partisi top-down, dimulai dari yang umum hingga menjadi lebih
spesifik. Berikut ini adalah contoh DFD level 1 dari Sistem Informasi Perpustakaan :
1.2
Mengelola
Pembelian dan
Reservasi tiket
Pelanggan
Member
Distributor
Film
1.1
Mengelola
Pendaftaran
Member
1.3
Mengelola
Pengadaan Film
Database
Member
Database Film
Informasi Reservasi tiket
Jadwal
Film Tayang
Updated Data
Film Tayang
Katalog
Film
Order
Film
Informasi pembelian tiket
Receipt
OrderJadwal tayang film
Data Film
Updated Data Pelanggan
ID membership
Identitas Pelanggan
Data Pelanggan
Pelanggan
non
Member
Bukti pemesanan tiket
Jadwal tayang film
Bukti pembelian tiket
Database
Penayangan
Film
1.4
Mengelola Jadwal
Penayangan Film
Data Film
Database
Studio
Data Studio
Data Film
Tayang
Gambar 5 Contoh DFD Level 1 SI Perpustakaan
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 10
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 11
Struktur Laporan
Struktur Laporan Lembar Pengesahan
Lembar Asistensi
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Flowchart Praktikum
Bab 2 Pengolahan Data
2.1 Proses Bisnis
2.1.1 Transformasi IDEF0 Menjadi DFD
2.1.2 Decomposition Diagram
2.2 Entitas
2.3 Database
2.4 Data Dictionary
Bab 3 Analisis
3.1 Analisis Aplikasi Penggunaan DFD pada Industri
3.1.1 Penggunaan DFD pada PT PTI
3.1.2 Kegunaan DFD pada Industri-industri Lain
3.2 Analisis Kelebihan dan Kekurangan DFD
3.3 Analisis Error dan Warning pada Pembuatan DFD di Power Designer
3.4 Analisis Penamaan dan Penghilangan Proses pada DFD dari IDEF0
3.5 Analisis Keterkaitan Antarmodul
Bab 4 Kesimpulan & Saran
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
4.2.1. Saran untuk Praktikum
4.2.2. Saran untuk Asisten
Daftar Pustaka
Lampiran
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 12
Format Laporan
Format Laporan Kertas A4, Bolak-balik, Ukuran Margin KIRI-ATAS-KANAN-BAWAH: 3-2-2-2
Font:
Isi laporan Calibri 10
Judul dan sub judul Cambria 11
Spasi multiple 1.3
Cover laporan sama dengan PPST 2
Header kiri: Modul 5 PPST 3: Pemodelan Proses Bisnis
Header kanan: Nama Asisten/NIM
Footer kiri: Nim Anggota kelompok (nimnya saja)
Footer kanan: Nomor halaman
MODUL 5 PPST3 PEMODELAN PROSES BISNIS 13
Format Lembar Pengesahan
Format Lembar Pengesahan Asisten Laboratorium Sistem Informasi dan Keputusan ITB (LSIK ITB) yang bertandatangan di bawah ini
mengesahkan Laporan Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi (PPST) III Modul .., yang beranggotakan:
1. Nama Anggota 1 (NIM Anggota 1)
2. Nama Anggota 2 (NIM Anggota 2)
3. Nama Anggota 3 (NIM Anggota 3)
4. Nama Anggota 4 (NIM Anggota 4)
5. Nama Anggota 5 (NIM Anggota 5)
dan menyetujui untuk dikumpulkan pada:
Hari : ..
Tanggal : ..
Waktu : ..
Bandung, dd/mm/yyyy
Nama Asisten
(NIM Asisten)