18
Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Maksud dari pelaksanaan praktikum Time Study ini adalah untuk bisa merealisasikan waktu penyelesain pekerjaan secara metoda jam henti dan Work Sampling dan bagaimana menentukan penyesuaian dan kelonggaran yang sekiranya perlu diberikan kepada pekerjanya. Tujuan dari pelaksanaan praktikum Time Study antara lain : 1. Mngetahui dan memahami cara atau penggunaan Time Study dan Work Sampling. 2. Mampu untuk menentukan waktu baku berdasarkan Time Study dan Work Sampling. 3. Mengetahui pengaruh waktu baku terhadap produktivitas pada suatu stasiun kerja. 4. Menentukan waktu baku (Time Standart). 1.2 Model Pemecahan Masalah 1. Membagi kelompok kerja untuk setiap work station 2. Dalam percobaan ini time study di bagi dalam 2 bagian, yaitu jam henti, dengan prosedur sebagai berikut: o Memilih dan menentukan operator o Melatih operator o Menyesuaikan pekerjaan agar operator terampil di dalam perakitan komponen o Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan. o Melakukan pengolahan data dari hasil praktikum dan menghitung waktu dari gerakan-gerakan yang terjadi selama melakukan perakitan pesawat telepon. o Menjumlahkan waktu dari elemen-elemen gerakan yang terjadi untuk setiap work station untuk mengetahui jumlah waktu perakitan pesawat telapon secara keseluruhan.

Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Maksud dari pelaksanaan praktikum Time Study ini adalah untuk bisa

merealisasikan waktu penyelesain pekerjaan secara metoda jam henti dan Work

Sampling dan bagaimana menentukan penyesuaian dan kelonggaran yang

sekiranya perlu diberikan kepada pekerjanya. Tujuan dari pelaksanaan praktikum

Time Study antara lain :

1. Mngetahui dan memahami cara atau penggunaan Time Study dan Work

Sampling.

2. Mampu untuk menentukan waktu baku berdasarkan Time Study dan Work

Sampling.

3. Mengetahui pengaruh waktu baku terhadap produktivitas pada suatu stasiun

kerja.

4. Menentukan waktu baku (Time Standart).

1.2 Model Pemecahan Masalah

1. Membagi kelompok kerja untuk setiap work station

2. Dalam percobaan ini time study di bagi dalam 2 bagian, yaitu jam

henti, dengan prosedur sebagai berikut:

o Memilih dan menentukan operator

o Melatih operator

o Menyesuaikan pekerjaan agar operator terampil di dalam perakitan

komponen

o Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan.

o Melakukan pengolahan data dari hasil praktikum dan menghitung

waktu dari gerakan-gerakan yang terjadi selama melakukan

perakitan pesawat telepon.

o Menjumlahkan waktu dari elemen-elemen gerakan yang terjadi

untuk setiap work station untuk mengetahui jumlah waktu

perakitan pesawat telapon secara keseluruhan.

Page 2: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 2

Work sampling, dengan prosedur sebagai berikut:

o Menentukan suatu satuan kunjungan

o Menghitung waktu kunjungan berdasarkan bilangan random yang

di dapat.

o Menentukan dan menjelaskan secara terperinci setiap kegiatan-

kegiatan pekerja yang terjadi.

o Melakukan persentasi produktif dan non produktif terhadap hasil

dari pengumpulan data.

o Menentukan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian dari

penelitian yang dilakukan.

o menghitung jumlah produk yang dihasilkan selama melakukan

penelitian.

3. Melakukan pengujian keseragaman data, dari data-data yang terpakai,

kemudian memplot kedalam grafik. Jika ada data yang diluar batas

kontrol atas atau bawah, maka data itu harus dihilangkan. Kemudian

dilakukan uji keseragaman data. Hal ini dilakukan berulang-ulang

sampai semua data berada di dalam batas kontrol.

4. Melakukan pengujian kecukupan data, dari data-data yang terpakai.

Jika data tidak mencukupi maka data harus ditambah dengan

melakukan penelitian lagi sampai dengan data yang dibutuhkan

mencukupi

5. Menghitung waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku.

6. Menganalisa hasil dari pengolahan data dengan membandingkan waktu

yang di dapat dari hasil pengerjaan dengan jam henti dan work

sampling.

7. Menarik suatu kesimpulan bedasarkan hasil analisa.

Page 3: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 3

1.3 Flowchart

Gambar 1.1 Deskriptif Prosedur Praktikum Time Study

1.4 Alat yang Digunakan

1. Format pengamatan

2. Work station

3. Stopwatch

4. Alat tulis

5. Pesawat telepon

6. Meja perakitan

Page 4: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Time study

Frederick W. Taylor memulai Time Study-nya pada tahun 1881 ketika

bekerja pada Midvale Steel Company di Philadelpia. Ia berpendapat bahwa hasil

kerja sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu kerja, lamanya waktu istirahat dan

frekuensi istirahat. Sehubungan dengan hal tersebut, Taylor melakukan

pengukuran-pengukuran waktu. Sejak itulah pengukuran waktu secara teliti dan

ilmiah mulai dilakukan.

Pada perkembangan berikutnya, Time Study berkembang menjadi Work

Maesurement (pengukuran waktu kerja). Pada dasarnya teknik-teknik pengukuran

waktu kerja (Work Measurement) dibagi dalam dua bagian, yaitu secara langsung

dan tidak langsung. Pengukuran waktu secara langsung adalah pengukuran waktu

yang dilakukan secara langsung, yaitu tempat dimana pekerjaan bersangkutan

dijalankan. Dua cara yang termasuk kedalam pengukuran secara langsung adalah

Jam Henti (Stopwatch) dan sampling pekerjaan (Work Sampling). Sedangkan

pengukuran sacara tidak langsung melakukan perhitungan waktu tanpa harus

berada ditempat kejadian, yaitu dengan membaca tabel-tabel yang tersedia asalkan

mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-

elemen gerakan. Yang termasuk dalam kelompok ini data waktu baku dan data

waktu gerakan.

Perbedaan dan persamaan pengukuran waktu dengan metode jam henti dan

work sampling .

o Perbedaan :

Metode jam henti adalah pengamatan terus menerus berada ditempat

pekerjaan sedangkan work sampling adalah pengamat terus menerus berada

ditempat pekerjaan melainkan mengamati pekerjaan tersebut pada waktu-

waktu yang telah ditentukan secara acak.

o Persamaan :

Metode jam henti dan work sampling merupakan metode pengukuran waktu secara

langsung karena dilakukan dengan melakukan pengukuran secara langsung pada saat

berlangsungnya pekerjaan.

Page 5: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 5

2.2 Pengukuran Waktu Jam Henti

Pada pengukuran waktu yang menggunakan jam henti (Stopwatch) sebagai

alat utamanya. Cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan karena

kesederhanaannya.

Dalam pengukuran waktu jam henti terdapat beberapa aturan yang perlu

dijalankan untuk mendapat hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut dijelaskan

dalam langkah-langkah berikut ini.

A. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pekerjaan.

1. Melakukan penelitian pendahuluan

2. Memilih operator

3. Melatih operator

4. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan

5. Menyiapkan alat pengukuran

B. Langkah-langkah melakukan pengukuran waktu

1. Uji keseragaman data

2. Uji kecukupan data

3. Langkah-langkah melakukan perhitungan waktu baku

Terdapat 4 cara penyesuaian, yaitu :

o Shumard

Cara Shumard memberikan patokan-patokan penelitian malalui kelas

ferformance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri.

Di sini pengukuran diberi patokan untuk manilai performance kerja

operator menurut kelas-kelas superfast+, fast, fast-, exelent dan seterusnya.

Seorang yang dipandang berkerja normal diberikan nilai 60, dengan nama

performance kerja yang lain dibandingkan untuk menghitung faktor

penyesuaian. Bila performance seorang operator dinilai Exelent maka dia

mendapat nilai 80, dan karenanya faktor penyesuaiannya adalah:

P = Nilai Kelas Ferformance

60

o Westinghouse

Cara Westinghouse menggerakan penelitian pada 4 faktor yang dianggap

menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu

Page 6: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 6

keterampilan, usaha, kondisi kerja dan kosistensi. Setiap faktor dibagi

kedalam beberapa kelas yang masing-masing kelas mempunyai nilai sendiri-

sendiri.

Keterampilan atau skill pada dasarnya dapat ditingkatkan dengan latihan,

tapi ini hanya sampai ketingkat tertentu saja. Keterampilan juga dapat

menurun apabila bekerja terlalu lama, sudah lama tidak menangani pekerjaan

tersebut, atau karena sebab-sebab lain seperti kesehatannya terganggu, rasa

jenuh yang berlebihan, pengaruh sosial dan sebagainya. Untuk keperluan

penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas

Dari kelas-kelas tampak perbedaan yang disebabkan oleh keraguraguan,

ketelitian gerakan, kepercayaan diri, koordinasi, irama gerakan, dan hal-hal

lainnya. Dengan pembagian ini pengukuran akan lebih terarah dalam menilai

kewajaran pekerja yang dilihat dari segi keterampilannya. Dengan tujuan

supaya faktor penyesuaian akan lebih objektif. Untuk usaha (Effort) cara

Westinghouse membagi atas kelas-kelas dengan ciri masing-masing. Yang

dimaksud dengan usaha disini adalah kesungguhan yang ditunjukan operator

ketika melakukan pekerjaannya

Dalam prakteknya, banyak terjadi pekerja yang mempunyai keterampilan

rendah, tapi usahanya tinggi. Kadang-kadang usaha ini begitu besarnya

sehingga tampak berlebihan dan tidak banyak menghasilkan. Sebaliknya,

seorang yang mempunyai keterampilan tinggi tidak jarang mempunyai usaha

yang rendah. Jadi walaupun keterampilan dan usaha berkaitan erat, kedua

faktor ini adalah hal-hal yang dapat terjadi secara terpisah dalam

pelaksanaannya. Maka dalam penyesuaiannya cara Westinghouse memisahkan

faktor keterampilan dengan usaha.

Selain kedua faktor diatas, faktor lain yang terdapat dalam penyesuaian

cara Westinghouse adalah kondisi kerja dan konsisten. Yang dimaksud kondisi

kerja pada cara Westinghouse adalah kondisi fisik lingkungan, seperti

pencahayaan, temperatur dan kebisingan. Bila tiga faktor lainnya yaitu

keterampilan, usaha, dan konsisten merupakan apa yang dicerminkan operator,

maka kondisi kerja merupakan sesuatu diluar operator, yang diterima apa

adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan untuk merubahnya. Oleh

sebab itu faktor kondisi sering disebut juga sebagai faktor manajemen, karena

Page 7: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 7

faktor inilah yang dapat merubah pekerja menjadi nyaman, sehingga apabila

faktor kondisi kerja enak, nyaman, maka produktivitas pun akan meningkat.

Kondisi kerja dibagi menjadi enam kelas, yaitu: Ideal, Exelent, Good,

Average, Fair,Dan Poor. Kondisi yang Ideal adalah kondisi yang cocok untuk

untuk pekerjaan yang bersangkutan, yang memberikan performace yang

maksimal. Sebaliknya kondisi Poor adalah kondisi yang tidak membantu

jalannya pekerjaan, bahkan menghambat pencapaian performace yang

maksimal. Kondisi yang Ideal tidak selalu sama bagi setiap pekerjaan, karena

setiap pekerjaan mempunyai karakteristik yang berbeda. Kondisi yang

dianggap Good pada sebuah pekerjaan, bisa saja dirasakan Fair atau bahkan

Poor untuk pekerjaan lain. Untuk itu pengetahuan tentang kondisi kerja yang

tersebut diatas perlu dimiliki agar penilaian terhadap kondisi kerja (dalam hal

ini penyesuaian) dapat dilakukan seteliti mungkin.

Faktor berikutnya yang tidak kalah penting adalah konsistensi. Faktor ini

perlu diperhatikan karena pada kenyataanya setiap pengukuran waktu angka-

angka yang dicatat tidak pernah sama. Waktu penyelesaian yang ditunjukan

pekerja selalu berubah-ubah dari siklus ke siklus, dari jam ke jam, bahkan dari

hari ke hari. Seperti halnya faktor-faktor lain, konsisten juga dibagi menjadi

enam kelas, yaitu: Perfect, Excellent,Good, Average, Fair dan Poor.

Seseorang yang bekerja Perfect adalah yang dapat bekerja dengan waktu

penyelesaian yang boleh dikatakan tetap dari waktu ke waktu. Sebaliknya

konsisten Poor terjadi bila waktu-waktu penyelesaiannya berselisih jauh dari

rata-rata secara acak. Konsisten rata-rata (average) adalah bila selisih antara

waktu-waktu penyelesaian dengan rata-ratanya tidak besar walaupun ada satu

atau dua yang selisihnya jauh.

o Obyektif

Cara objektif adalah cara yang memperhatikan 2 faktor yaitu kecepatan

kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang

secara bersama-sama menentukan berapa harga p untuk mendapatkan waktu

normal. Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam melakukan pekerjaan dalam

pengertian biasa. Di sini pengukur melakukan penilaian tentang kewajaran

kecepatan kerja yang ditunjukan oleh operator. Jika operator bekerja dengan

Page 8: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 8

kecepatan wajar maka diberikan nilai satu; atau p1 = 1. Jika kecepatan

dianggap terlalu tinggi maka p1>1 dan sebaliknya p1<1 jika terlalu lambat.

Cara menentukan besarnya p ini tidak jauh berbeda dengan cara menentukan

factor penyesuaian dengan cara persentase. Perbedaannya terletak pada

penilainya. Pada yang ditulis terakhir yang dinilai adalah keadaan keseluruhan

yaitu semua keadaan yang dianggap berpengaruh pada kewajaran kerja,

sedangkan pada cara objektif yang dinilai hanya kecepatannya saja.

o Bedaux

Pada dasarnya cara Bedaux tidak banyak berbeda dengan cara Shumard,

hanya saja nilai-nilai pada cara Bedaux dinyatakan dalam “B” (huruf pertama

Bedaux, penemunya) seperti misalnya 60 B atau 70 B.

2.3 Sampling Pekerjaan (Work Sampling)

Work Sampling merupakan salah satu cara pengukuran dari bagian Time

Study yang dilakukan secara langsung di tempat berjalannya pekerjaan seperti

halnya pengukuran waktu jam henti. Bedanya dengan jam henti adalah pada cara

sampling pekerjaan pengamatannya tidak terus menerus berada ditempat,

melainkan pada saat-saat yang telah ditentukan secara acak.

Work Sampling mempunyai beberapa kegunaan diantaranya:

1. Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh pekerja atau

kelompok kerja.

2. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau peralatan kerja.

3. Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tak langsung

4. Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.

5. Untuk mengetahui beban kerja dari pekerjaan tak langsung

Adapun fungsi utama dari Work Sampling yaitu sebagai berikut :

1. Activity and Delay Sampling

Activity and Delay Sampling digunakan untuk mengukur dan mengetahui

distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja/kelompok

kerja atau untuk mengetahui tingkat pemakaian (Utilitas) mesin-mesin,

peralatan dan fasilitas kerja.

Page 9: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 9

2. Performance Sampling

Performance Sampling digunakan untuk mengukur performance index

atau performance level dari para pekerja sepanjang waktu kerjanya,

performance sampling ini juga digunakan untuk mengetahui dan menghitung

benda kerja dari para pekerja serta memperkirakan kelonggaran bagi suatu

jenis pekerjaan tertentu.

3. Work Measurement

Work Measurement digunakan untuk menghitung dan menentukan waktu

baku dari suatu jenis pekerjaan tertentu. Untuk mendapatkan hasil pengukuran

yang dapat dipertanggung jawabkan secara statistik, perlu ditempuh langkah-

langkah yang dijalankan sebelum work sampling dilakukan yaitu :

1. Menetapkan tujuan pengukuran yaitu untuk apa sampling dilakukan

2. Jika sampling dilakukan untuk mendapat waktu baku, lakukanlah

penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya suatu sistem

kerja yang baik, perbaikan atas kondisi dan cara kerja harus dilakukan

terlebih dahulu.

3. Memilih operator-operator yang refresentatif untuk diukur

4. Jika diperlukan dapat diadakan latihan bagi operator yang dipilih agar

bias dan terbiasa dengan sistem kerja yang dilakukan.

5. Menyiapkan peralatan yang diperlukan berupa lembar pengamatan.

6. Melakukan pemisahan kegiatan menjadi elemen-elemen pekerjaan yang

akan diukur. Yang harus diperhatikan dalam pemisahan ini adalah bahwa

7. Antara elemen-elemen kegiatan tersebut harus terpisah satu sama lain

(Mutually Exclusive) dan kegiatan tersebut adalah semua kegiatan yang

mungkin terjadi ditempat pekerjaan berlangsung (Mutuali Exhaustive)

8. Menentukan waktu pengamatan secara acak melalui bilangan acak

(Random Generator) dari tabel bilangan acak atau dari komputer.

Page 10: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 10

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data Time Study

Tabel 3.1 Tabel pengumpulan data time study

K Sub Grup (n)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 6.71 6.96 5.61 6.53 5.90 6.69 5.69 5.71 6.23

2 6.28 6.05 6.38 5.88 5.70 7.68 5.80 5.62 6.17

3 5.30 5.83 6.57 5.69 6.39 5.62 5.74 5.74 5.86

4 5.81 6.08 4.78 5.61 6.02 6.30 5.58 5.98 5.77

5 7.27 6.17 5.58 6.36 5.82 5.46 5.76 5.81 6.03

30.06

3.2 Pengumpulan Data Work Sampling

Tabel 3.2 Tabel pengumpulan data work sampling

Kegiatan Hari Pengamatan

Jumlah 1 2 3 4

Produktif 30 27 26 25 108

Non produktif 10 13 14 15 52

Total 40 40 40 40 160

% produktif 0.75 0.68 0.65 0.63 2.71

Page 11: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 11

3.3 Pengolahan Data

3.3 Perhitungan Time Study

Tabel 3.3 Jam henti (kondisi normal dan kondisi fatique)

K sub grup (n)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 6.71 6.96 5.61 6.53 5.90 6.69 5.69 5.71 6.23

2 6.28 6.05 6.38 5.88 5.70 7.68 5.80 5.62 6.17

3 5.30 5.83 6.57 5.69 6.39 5.62 5.74 5.74 5.86

4 5.81 6.08 4.78 5.61 6.02 6.30 5.58 5.98 5.77

5 7.27 6.17 5.58 6.36 5.82 5.46 5.76 5.81 6.03

30.06

Harga Rata-Rata Sub Grup:

Standar Deviasi:

Page 12: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 12

Standar Deviasi Rata-Rata Sub Grup:

Tes Keseragaman Data:

β = 96 %

(dari tabel)

Test Kecukupan Data:

BKB

BKA

Page 13: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 13

Waktu siklus:

Waktu normal:

P → Faktor Penyesuaian Berdasarkan Metoda Objektif

Bagian badan yang di pakai : (D) : 5

Pedal kaki : (F) : 0

Cara penggunaan tangan : (H) : 0

Koordinasi mata deengan tangan : (J) : 2

Peralatan : (N) : 0

Berat : (B-1) : 2 + 1

Jumlah : 10

P =1+0.10=1.10

WN = WS x P

= 48.12 X 1.10

= 52.932 detik/unit

Waktu Baku:

Allowance terdiri dari :

1. Fatique

a. Tenaga yang dikeluarkan : 5 %

b. Sikap Kerja (Berdiri) : 1 %

c. Gerakan Kerja : 0 %

d. Kelelahan Mata : 0 %

e. Temperatur Ruangan : 5 %

f. Keadaan Atmosfer : 0 %

g. Keadaan Lingkungan : 0 %

Page 14: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 14

2. Hambatan Tak Terhindarkan : 0 %

3. Kebutuhan Pribadi : 3 %

Total : 14 %

WB = WN+(WN x Allowance)

= 52.932+ (52.932 14%) = 60.35detik/unit

3.4 Perhitungan Work Sampling

Tabel 3.4 Hasil Pengamatan

kegiatan hari Pengamatan

jumlah 1 2 3 4

produktif 30 27 26 25 108

non produktif 10 13 14 15 52

total 40 40 40 40 160

% produktif 0.75 0.68 0.65 0.63 2.71

1. % produktif =

2. Uji keseragaman data

Plot data

Page 15: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 15

3. Uji kecukupan data

4. Jumlah menit produktif = % produktif x jumlah menit pengamatan

= 67 x 800 = 536

5. Waktu siklus

6. Waktu Normal

P → Faktor Penyesuaian Berdasarkan Metoda Objektif

Bagian badan yang dipakai : (E) : 8

Pedal kaki : (F) : 0

Cara penggunaan tangan : (H) : 0

Koordinasi mata dengan tangan : (J) : 2

Peralatan : (N) : 0

Berat : (B-1) : 2 + 1

Jumlah 13

P = 1 + 0.13 = 1.13

WN = WS x P

= 40 x 1.13 = 45.2 menit/unit

7. Waktu Baku

Kelonggaran (Allowance) terdiri dari :

1. Fatique

a. Tenaga yang dikeluarkan : 6 %

b. Sikap Kerja (Berdiri) : 1 %

BKA

BKB

Page 16: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 16

c. Gerakan Kerja : 0 %

d. Kelelahan Mata : 0 %

e. Temperatur Ruangan : 1 %

f. Keadaan Atmosfer : 0 %

g. Keadaan Lingkungan : 0 %

2. Hambatan Tak Terhindarkan : 32.25 %

3. Kebutuhan Pribadi : 2.5 %

Total 42.75 %

WB = WN + (WN x Allowance)

= 45.2 + (45.2 x 0.4275)

= 45.2 + 19.32 = 64.52 menit/unit

BAB IV

ANALISA DAN KESIMPULAN

4.1 Analisa

4.1.1 Jam Henti

Sebelum dilakukan pengukuran sebaiknya operator sudah terbiasa dengan

kondisi dan cara kerja yang telah ditetapkan dan sudah berada pada tingkat

pengusaan maksimum. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan dapat

dipertanggung jawabkan maka sebaiknya dalam dipilih operator yang

berkemampuan normal dan dapat diajak bekerjasama. setelah itu dilakukan latihan

bagi operator tersebut dengan cara kerja yang telah ditetapkan pada tiap-tiap work

station.

4.1.2 Waktu Siklus

Pada analisa waktu siklus ini data waktu didapatkan dari pengukuran jam

henti hasil tabel bilangan acak sebanyak 40 data. Setelah dilakukan pengolahan

data, Semua data waktu yang didapat sudah seragam tanpa perlu dilakukan revisi,

karena seluruh data berada dalam batas kontrol, dengan tingkat ketelitian (α) = 4%

dan tingkat keyakinan (β) = 96%.

Hasil perhitungan test kecukupan data diperoleh harga N’<N, artinya data

yang diambil cukup mewakili (representatif). Sedangkan, hasil perhitungan waktu

baku, diperoleh waktu siklus rata-rata sebesar 48.12 detik, artinya seorang

Page 17: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 17

operator memerlukan waktu sebanyak 48.12 detik untuk menyelesaikan

pekerjaannya. Waktu siklus ini dipengaruhi oleh keterampilan operator dalam

menyelesaikan pekerjaannya, sehingga jika operator sudah terbiasa dengan

pekerjaannya, maka operator akan lebih cepat menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Maka waktu siklus menjadi lebih singkat.

4.1.3 Work Sampling

Dari hasil pengukuran menunjukan adanya perbedaan kemampuan dari

tiap-tiap operator dalam menyelesaikan pekerjaan. Keadaan yang demikian dapat

diperbaiki agar diperoleh standar yang baik, sehingga dapat meningkatkan

produktifitas kerja dan jumlah produk yang dihasilkan lebih banyak. Untuk

mengatasi keadaan tersebut dapat dilakukan perbaikan sebagai berikut :

1. Sebelum melakukan pekerjaan sebaiknya dipilih operator yang

berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.

2. Setelah dipilih, operator perlu dilatih agar operator terbiasa dengan kondisi

dan cara kerja yang telah ditetapkan pada tiap-tiap work station.

Dalam perhitungan waktu baku, untuk mendapatkan kelonggaran yang

sepantasnya sebaiknya memperhatikan sifat dari kegiatan-kegiatan kelonggaran

yang tidak selalu tampak sebagai kegiatan yang berdiri sendiri dan operator yang

diukur harus seseorang yang melakukan kegiatan kelonggaran secara wajar karena

hal ini dapat mempengaruhi besarnya waktu baku yang diperoleh.

4.2 Kesimpulan

4.2.1 Time Study

Teknik jam henti adalah teknik pengukuran waktu kerja dengan

menggunakan alat jam henti (stop watch) kepada seluruh pekerja. Dan melakukan

pengamatan terus menerus berada ditempat pekerjaan mulai dari awal pengerjaan

produk hingga selesai.

Dari 40 data, diperoleh data yang seragam, maka data tersebut tidak

memerlukan revisi. Setelah setelah itu dilakukan tes kecukupan data. Dari test

kecukupan data diperoleh harga N’<N, artinya data yang digunakan cukup

mewakili.

Page 18: Modul 1 Teknik Pengukuran Waktu Kerja Time Study Work Sampling

Risalah Praktikum Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi

Encep Dedi Juandi T.I UNSUR Laboratorium Universitas Suryakancana Modul I - 18

Dari hasil perhitungan waktu baku diperoleh Waktu Siklus sebesar 48.12

detik/buah, Waktu normal 52.932 detik/unit dan waktu baku 60.35 detik. Waktu

normal yang diperoleh dipengaruhi oleh faktor penyesuaian. Penyesuaian yang

digunakan berdasakan metoda objektif kelas performance normal. Sedangkan

waktu bakunya yang diperoleh kelonggaran (allowance). Kelonggaran yang

diberikan yaitu kebutuhan pribadi, hambatan tak terhindarkan dan menghilangkan

rasa fatique.

4.2.2 Work Sampling

Work sampling adalah teknik pengukuran waktu kerja dengan cara

mendatangi lokasi tempat kerja, tetapi pada waktu yang ditentukan secara random.

Dari hasil pengukuran waktu diperoleh data yang seragam, artinya data

berasal dari sistem yang sama. Dari hasil perhitungan test kecukupan data terdapat

harga N’>N, artinya data tidak cukup, dan setelah itu dilakukan pengambilan data

kembali, sampai data tersebut mencukupi.

Pengukuran dengan cara work sampling dilakukan untuk mengetahui

apakah seorang operator produktif atau tidak produktif. Dari dasil pengukuran dan

pengolahan data, dapat diketahui bahwa kemampuan tiap-tiap operator berbeda.

Hal ini dapat dilihat dari waktu penyelesaian pekerjaan tiap operator dan jumlah

produk yang dihasilkannya.