73
LAPORAN PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PENELANTARAN LANSIA PADA KELUARGA DI KOTA SURABAYA OLEH: Mukhammad Fatkhullah (Ketua) NIM. 071114035 Muhammad Alhada Fuadilah Habib (Anggota) NIM. 071114030 Rafelita Nian Sari (Anggota) NIM. 071114019 Okza Ryandani (Anggota) NIM. 071114063 Citra Puspita (Anggota) NIM. 071114073 Wildana Mahmuda (Anggota) NIM. 071114082 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA 2013-2014

MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

i

LAPORAN PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP

TINGKAT PENELANTARAN LANSIA PADA KELUARGA DI

KOTA SURABAYA

OLEH:

Mukhammad Fatkhullah (Ketua) NIM. 071114035

Muhammad Alhada Fuadilah Habib (Anggota) NIM. 071114030

Rafelita Nian Sari (Anggota) NIM. 071114019

Okza Ryandani (Anggota) NIM. 071114063

Citra Puspita (Anggota) NIM. 071114073

Wildana Mahmuda (Anggota) NIM. 071114082

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2013-2014

ASPIRE 4820
Typewritten text
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
Page 2: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir yang

berupa laporan penelitian mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif tepat pada

waktunya. Dalam laporan ini secara universal akan membahas tentang hubungan

antara modernisasi keluarga terhadap tingkat penelantaran lansia di Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari adanya realitas

penduduk lanjut usia yang terlantar di Indonesia yang menurut teori dari Ogburn

diakibatkan karena faktor modernisasi keluarga. Laporan penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat kepada pembaca sebagai bahan bacaan untuk

menambah ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara modernisasi keluarga

dengan tingkat penelantaran lansia, selain itu laporan penelitian ini diharapkan

dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian setelah ini terkait

tema penelantaran lansia atau modernisasi keluarga.

Berkat kerja keras dan kerjasama antar anggota kelompok, dosen

bembimbing, dan juga pihak-pihak lain yang membantu dalam penelitian ini,

akhirnya penelitian ini dapat selesai dan bisa dikatakan sukses sebagaimana yang

diharapkan. Maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Sutinah, Ibu Tutik Budirahayu,

dan juga kepada Bapak Septi Ariadi yang sudah membimbing kami untuk

menyelesaikan penelitian ini dari awah hingga akhir.

Berkat kerja keras dan kerjasama antar anggota kelompok mengantarkan

pada keberhasilan penyusunan laporan ini. Namun, keberhasilan ini tidak luput

dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak yang bersangkutan yang telah

banyak membantu. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Drs. Ignatius Basis Susilo, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Airlangga;

2. Drs. Herwanto, MA. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Universitas

Airlangga;

Page 3: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

iii

3. Khususnya kepada Ibu Drs. Sutinah, M.Si.,; Ibu Dr. Tuti

Budirahayu,Dra.,Msi; dan Drs. Septi Ariadi, MA. selaku dosen

pembimbing yang tak henti-hentinya memberi kritikan serta masukan

dalam proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan penelitian sehingga

laporan penelitian ini bisa terselesaikan dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna dalam penyusunan laporan penelitian ini. Oleh sebab itu, peneliti

mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna

kesempurnaan pembuatan laporan penelitian selanjutnya.

Surabaya, 28 Desember 2013

Tim Penyusun

Page 4: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

iv

ABSTRAK

Dewasa ini setiap tahunnya jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia

menunjukkan peningkatan yang signifikan. Peningkatan jumlah lansia tersebut

selain merupakan indikator keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi dan

terutama kesehatan, juga melahirkan berbagai masalah sosial baru. Masalah sosial

tersebut diantaranya adalah meningkatnya jumlah lansia terlantar di Indonesia.

Menurut teori dari Ogburn, meningkatnya jumlah penelantaran lasia tersebut

diakibatkan karena semakin modernnya keluarga.

Untuk menguji kembali kebenaran dari teori Ogburn tersebut, pada

kesempatan kali ini akan dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara

tingkat penelantaran lansia dengan modernisasi keluarga dengan judul

”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada

Keluarga di Surabaya”. Penelitian menggunakan pendekatan positivistik, dengan

populasi yaitu mahasiswa FISIP UNAIR yang memiliki lansia, kemudian teknik

penarikan sampel menggunakan teknik purpousive cluster sampling, dan

menggunakan analisis statistik product moment.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara modernisasi keluarga (X) dengan tingkat penelantaran lansia (Y)

pada taraf signifikasi sebesar 0,05%, dan tingkat keeratan hubungannya antara ke-

2 variabel tersebut dapat dikatakan kuat/tinggi. Akan tetapi berbeda dengan teori

yang dikemukakan oleh Orburn, arah hubungan antara modernisasi keluarga dan

tingkat penelantaran lansia ditemukan bersifat “negatif”, dalam arti yaitu semakin

tinggi tingkat modernisasi keluarga, maka semakin rendah tingkat penelantaran

lansia.

Keyword: Modernisasi, Penelantaran lansia, Keluarga

Page 5: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

1.6 Kerangka Teoritis.................................................................................... 6

1.6.1 Modernisasi dalam Konsepsi Ogburn ......................................... 6

1.6.2 Fungsi Keluarga dalam Konsepsi Friedman ............................... 8

1.6.3 Fungsi AGIL Talcott Parson ....................................................... 9

1.6.4 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 10

1.7 Metodologi Penelitian ............................................................................. 12

1.7.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 12

1.7.2 Pendekatan Penelitian ................................................................. 13

1.7.3 Populasi dan Pengambilan Sampel ............................................. 13

1.7.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...................................... 14

Page 6: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

vi

1.7.5 Metode dan Teknik Analisis Data ............................................... 14

1.7.5.1 Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas Data ................. 15

1.7.5.2 Analisis Statistik Paramtrik Product Moment ............... 15

BAB 2 GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR ......... 17

2.2 Gambaran Program Studi Hubungan Internasional ................................ 19

2.3 Gambaran Program Studi Ilmu Politik ................................................... 20

2.4 Gambaran Program Studi Sosiologi........................................................ 21

2.5 Gambaran Program Studi Antropologi ................................................... 22

2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi ................................................... 23

2.7 Gambaran Program Studi Pariwisata ..................................................... 24

2.8 Gambaran Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan ................ 25

BAB 3 PEMAPARAN DATA

3.1 Jenis Kelamin ......................................................................................... 26

3.2 Usia Responden ...................................................................................... 26

3.3 Jurusan Responden.................................................................................. 27

3.4 Pekerjaan Ayah ....................................................................................... 28

3.5 Pekerjaan Ibu .......................................................................................... 28

3.6 Penghasilan Perbulan Keluarga .............................................................. 29

3.7 Pengeluaran Perbulan Keluarga .............................................................. 29

3.8 Beban Anak Keluarga Responden .......................................................... 30

3.9 Di Mana Lansia Tinggal ......................................................................... 31

3.10 Intensitas Kunjungan Lansia ................................................................... 31

3.11 Status Sosial Ekonomi ............................................................................ 32

Page 7: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

vii

3.12 Modernisasi Keluarga ............................................................................. 33

3.13 Tingkat Penelantaran Lansia ................................................................... 33

BAB 4 REALITAS PENELANTARAN LANSIA

4.1 Validitas Instrumen ................................................................................ 35

4.1.1 Status Sosial Ekonomi ................................................................ 35

4.1.2 Modernisasi Keluarga ................................................................. 37

4.1.3 Tingkat Penelantaran Lansia ....................................................... 38

4.2 Reliabilitas Data ...................................................................................... 38

4.3 Normalitas Distribusi .............................................................................. 40

4.4 Pengaruh Modernisasi Keluarga Terhadap Penelantaran Lansia ............ 41

4.5 Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Penelantaran Lansia ........... 46

4.6 Perbedaan Tingkat Penelantaran Lansia pada Pria dan Wanita .............. 47

4.7 Pengaruh Beban Anak Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia .............. 48

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 49

5.2 Saran ....................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... x

LAMRIRAN

Lampiran 1. Normalitas Distribusi Data ............................................................... xii

Lampiran 2. Reliabilitas Data ............................................................................... xiii

Lampiran 3. Korelasi Modernisasi dan Penelantaran Lansia ................................ xivi

Lampiran 4. Korelasi Beban Anak dan Penelantaran Lansia ................................ xv

Lampiran 5. Cross-tab Jenis Kelamin dan Penelantaran Lansia ........................... xv

Lampiran 6. Harga Tabel A .................................................................................. xvi

Lampiran 7. Harga Tabel R Product Moment ....................................................... xvii

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian ......................................................................... xviii

Page 8: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenis Kelamin ........................................................................................ 26

Tabel 3.2 Usia Responden..................................................................................... 26

Tabel 3.3 Jurusan Responden ................................................................................ 27

Tabel 3.4 Pekerjaan Ayah ..................................................................................... 28

Tabel 3.5 Pekerjaan Ibu......................................................................................... 28

Tabel 3.6 Penghasilan Perbulan Keluarga ............................................................ 29

Tabel 3.7 Pengeluaran Perbulan Keluarga ............................................................ 29

Tabel 3.8 Beban Anak Keluarga Responden ........................................................ 30

Tabel 3.9 Di Mana Lansia Tinggal ....................................................................... 31

Tabel 3.10 Intensitas Kunjungan Lansia ............................................................... 31

Tabel 3.11 Status Sosial Ekonomi ........................................................................ 32

Tabel 3.12 Modernisasi Keluarga ......................................................................... 33

Tabel 3.13 Tingkat Penelantaran Lansia ............................................................... 33

Tabel 4.1.1 Validitas Status Sosial Ekonomi Keluarga ........................................ 35

Tabel 4.1.2 Validitas Modernisasi Keluarga ......................................................... 37

Tabel 4.1.3 Validitas Penelantaran Lansia ............................................................ 38

Tabel 4.2.1 Instrumen Pertanyaan Penelitian ........................................................ 39

Tabel 4.2.2 Reliabilitas Item Pertanyaan .............................................................. 39

Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .............................................. 41

Tabel 4.4.1 Korelasi Modernisasi Keluarga dan Penelantaran Lansia .................. 42

Tabel 4.4.2 Keeratan Hubungan............................................................................ 45

Tabel 4.5 Korelasi Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Penelantaran Lansia .... 46

Tabel 4.6 Korelasi Jenis Kelamin dan Penelantaran Lansia ................................. 47

Tabel 4.7 Korelasi Beban Anak dan Penelantaran Lansia .................................... 48

Page 9: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Hipotesis ................................................................................ 5

Gambar 1.2 Penduduk Lansia dan Modernisasi .................................................... 8

Gambar 2.1. Grafik Prodi Responden ................................................................... 19

Page 10: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini, akan dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan, manfaat, kerangka teoritis dan metode penelitian yang telah dilakukan

untuk mencari pengaruh Modernisasi Keluarga terhadap Penelantaran Lansia di

Surabaya. Pada bab ini juga, akan dipaparkan beberapa pelaksanaan yang tidak

sesuai dengan proposal penelitian yang telah diajukan sebelumnya karena

beberapa hal.

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa tahun terakhir, kecenderungan bertambahnya jumlah

penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia terlihat sangat signifikan. Hal ini dapat

dipahami sebagai dampak dari semakin meningkatnya angka harapan hidup di

Indonesia sebagai wujud dari keberhasilan pembangunan nasional di bidang

ekonomi, sosial dan terutama di bidang kesehatan (Wirawan dkk., 2010). Data

menunjukkan bahwa pada tahun 1980 penduduk lansia di Indonesia berjumlah 7,7

juta jiwa, kemudian pada tahun 1990 jumlahnya menjadi 11,3 juta jiwa, lalu pada

tahun 2000 jumlahnya meningkat menjadi 15,1 juta jiwa, dan pada tahun 2010

jumlahnya meningkat lagi menjadi 18,1 juta jiwa, bahkan diperkirakan pada tahun

2020 jumlah penduduk lansia di Indonesia akan semakin meningkat menjadi 29

juta jiwa (BPS, 2010).

Namun, dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia

yang ditunjukkan oleh data-data diatas, setidaknya dapat diketahui permasalahan-

permasalahan yang harus dihadapi oleh pemerintah juga bertambah. Masalah-

masalah tersebut berkaitan dengan masalah kehidupan dan penghidupan seperti

perumahan, ekonomi, kesehatan, mental, sosial, dan pekerjaan (Demartoto, 2006).

Lansia terlantar, dalam hal ini merupakan salah satu dampak yang muncul akibat

pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya angka harapan hidup yang telah

diuraikan sebelumnya. Kerentanan, ketidakmampuan, serta rendahnya mobilitas,

bergaining position, dan stigma lainnya yang ada pada lainsia sedikit banyak

Page 11: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

2

memberikan pandangan kepada masyarakat bahwasanya masa-masa lansia adalah

masa-masa yang sangat berat di zaman ini.

Keluarga, merupakan sebuah lembaga yang seharusnya memberi kasih

sayang, dukungan ekonomi, serta perawatan kesehatan seperti yang dikatakan

oleh Friedman (1998: dalam Setiawati & Santun). Namun, dalam kenyataannya

lembaga sering kali mengabaikan tugas-tugas dan fungsi utamanya; fungsi afektif;

fungsi ekonomi; dan fungsi perawatan kesehatan. Keluarga, yang seharusnya

menjadi satu-satunya lembaga yang merawat dan menjaga eksistensi lansia justru

mengabaikannya dan membuangnya ke tempat-tempat penitipan lansia dengan

dalih manajemen yang lebih baik dan lebih terarah. Hal ini lantas menimbulkan

dampak dan gejala ledakan lansia terlantar, belum lagi ketidakmampuan lembaga-

lembaga PLSU (Penanganan Sosial Lanjut Usia) untuk menampung jumlah

penduduk lansia yang tiap harinya mengalami peningkatan, sedangkan banyak

dari lansia yang telah ada tidak menunjukan kecenderungan jumlah penurunan

karena angka harapan hidup yang tinggi. Karena itulah, sering kali banyak lansia-

lansia terlantar, hidup di jalanan dan bekerja serabutan. Dari data yang kami

peroleh menunjukkan bahwa saat ini terdapat 2,4 juta penduduk lansia di

Indonesia yang hidup terlantar (BPS, 2010). Tak hanya itu, dari hasil penelitian

yang dilakukan oleh Yasa (2002) menunjukkan bahwa penelantaran tersebut

terjadi akibat peningkatan pesat jumlah penduduk lansia di Indonesia yang tidak

diimbangi oleh peningkatan jumlah program-program jaminan sosial bagi

penduduk lansia.

Ogburn, menjelaskan bahwa salah satu sebab lunturnya nilai-nilai luhur

keluarga yang kemudian mendorong fenomena penelantaran lainsia dalam hal ini

kemudian dipahami oleh Friedman sebagai fungsi-fungsi keluarga ialah karena

desakan atau pengaruh kekotaan (modernisasi). Hal tersebut ditandai dengan

semakin majunya teknologi akibat adanya inovasi (penemuan-penemuan baru)

sehingga memunculkan suatu suatu pola kehidupan masyarakat baru (kebudayaan

baru). Dengan adanya modernisasi tersebut mengakibatkan fungsi dari keluarga

yang sesungguhnya menjadi hilang (tidak berfungsi lagi), kemudian muncullah

suatu tipe kehidupan keluarga baru yang lebih menekankan fungsi-fungsi

kepribadian (individualis) (Ogburn, 1976).

Page 12: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

3

Memahami fenomena lansia terlantar yang telah diuraikan sebelumnya,

maka penelitian ini mempermasalahkan bagaimana pengaruh modernisasi

keluarga terhadap tingkat penelantaran lansia di Surabaya. Penelitian ini akan

dilakukan dengan menggunakan paradigma positivistik untuk melihat hubungan

modernisasi terhadap tingkat penelantaran lansia yang ada di Surabaya. Penelitian

ini sangat menarik, jika dilihat bahwa modernisasi memberikan pengaruh terhadap

lunturnya nilai-nilai luhur keluarga yang kemudian berdampak pada tingkat

penelantaran lansia. Menjadi penting, ketika lansia bukan merupakan usia

produktif dan harus menghabiskan waktu dan usianya di rumah peristirahatannya

sedangkan kebanyakan dari mereka masih bekerja banting tulang hanya demi

sesuap nasi.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah tingkat modernisasi keluarga berpengaruh terhadap Tingkat

Penelantaran Lansia pada keluarga yang tinggal di Surabaya?

2. Apakah ada faktor lainnya yang mempengaruhi Tingkat Penelantaran

Lansia pada keluarga yang tinggal di Surabaya?

1.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentatif mengenai

hubungan antara dua variabel atau lebih (Kerlinger, 1973; dalam Singarimbun,

Sofian Effendi, 1985). Hipotesis penelitian baru diperlukan jika peneliti

mempersoalkan hubungan antarvariabel (Faisal, 2008). Oleh karena itu, tipe

penelitiannya adalah studi eksplanasi, yaitu menjelaskan hubungan antarvariabel.

Menurut Faisal (2008), rumusan hipotesis hendaknya dinyatakan dalam bentuk

pernyataan deklaratif. Pernyataan deklaratif itu dapat menyatakan “arah

hubungan” diantara variabel yang dipermasalahkan (directional hypothesis), atau

“tidak menyatakan arah hubungan” di antara variabel yang dipermasalahkan

keterhubungannya (nondirectional hypothesis).

Dengan bersumber pada hasil mengamati, menjajaki, atau mengalami

sejumlah kasus empiris (Faisal, 2008), hipotesis penelitian ini dirumuskan dengan

Page 13: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

4

“tidak menyatakan arah”. Untuk hipotesis penelian yang berusaha mengetahui

pengaruh antar variabel tanpa atau dengan menunjukan arah hubungan

dirumuskan sebagai berikut:

H11: Ada hubungan antara tingkat Modernisasi keluarga dan tingkat

penelantaran lansia pada keluarga yang ada di Surabaya.

H21: Semakin tinggi tingkat modernisasi keluarga semakin tinggi pula

tingkat penelantaran lansia yang ada pada keluarga tersebut.

Untuk menguji hipotesis tersebut secara statistik, dibutuhkan hipotesis

statistik atau hipotesis nol, dengan rumusan:

H10: Tidak ada hubungan antara tingkat Modernisasi keluarga dan tingkat

penelantaran lansia di Surabaya.

H20: Semakin tinggi tingkat modernisasi keluarga semakin rendah tingkat

penelantaran lansia yang ada pada keluarga tersebut.

Hipotesis diatas merupakan rancangan hipotesis dasar yang nantinya dapat

dipecah lagi menjagi beberapa sub-hipotesis sesuai dengan operasionalisasi dan

penjabaran konsep Modernisasi menurut Ogburn. Untuk itu, bagian-bagian dari

skema hipotesis dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 14: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

5

Gambar 1.1 Skema Hipotesis

Sumber: Tim Peneliti (2013)

Dari gambar diatas, maka setidaknya dapat dituliskan tujuh hipotesis

berkaitan dengan Pengaruh Modernisasi Keluarga terhadap Tingkat Penelantaran

Lansia di Surabaya. Namun, dalam hal ini kami meringkasnya kedalam 1

hipotesis umum yang telah diuraikan sebelumnya.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh tingkat Modernisasi terhadap tingkat penelantaran

lansia di Surabaya

2. Membuktikan kebenaran teoritis sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Ogburn terkait penyebab munculnya fenomena lansia terlantar

3. Memperkaya pengetahuan dan litaratur yang membahas lansia terlantar

berikut solusi dan pemecahannya.

Page 15: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

6

1.5 Manfaat Penelitian

Bagi Peneliti

Sebagai suatu program yang dapat menambah wawasan peneliti

tentang permasalah seputar lansia terlantar, menambah litaratur terkait

penanganan dan solusi lansia terlantar di Indonesia, serta memberikan

pengalaman dalam pelaksanaan metode penelitian kuantitatif.

Bagi Pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan dan salah satu literatur yang menjadi

aucan dalam merumuskan kebijakan terkait masalah kependudukan terutama

masalah-masalah terkait lansia dan penanganan lansia terlantar di Indonesia.

Bagi Masyarakat Secara Umum

Sebagai salah satu literatur untuk mengetahui mengapa banyak lansia

terlantar justru singgah di kota-kota besar dan pada keluarga modern yang

kerap dibayangkan sebagai keluarga yang jauh dari kesengsaraan dan

penelantaran.

1.6 Kerangka Teoritis

1.6.1 Modernisasi dalam Konsepsi Ogburn

Secara sederhana, Ogburn melihat Modernisasi sebagai salah satu arah dari

perubahan sosial masyarakat. Perubahan sosial yang dikonsepsikan oleh Ogburn

mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materil maupun yang tidak

bersifat materil (inmaterial) dengan menekankan pengaruh yang besar dari unsur-

unsur kebudayaan yang materil terhadap unsur-unsur inmateril.

Ogburn cenderung melihat fenomena perubahan sosial dari sudut pandang

teori struktural fungsional. Ada beberapa asumsi tentang perubahan sosial yang

dikonsepsikan oleh William Ogburn:

1. Penyebab dari perubahan sosial adalah adanya ketidakpuasan

masyarakat karena kondisi sosial yang berlaku pada masa tersebut

mempengaruhi pribadi individu yang terlibat.

Page 16: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

7

2. Meskipun dalam perubahan sosial beberapa unsur-unsur sosial

mengalami perubahan dan dalam unsur-unsur tersebut mempunyai

kesinambungan, namun beberapa unsur lainnya masih dalam keadaan

tetap atau dapat dikatakan statis –dalam hal ini, kemudian Ogburn

menyebutnya sebagai cultural lag–.

3. Setiap perubahan sosial tidak selalu berpengaruh pada semua unsur-

unsur sosial, sebab masih ada sebagian yang tidak ikut berubah.

4. Ogburn melihat bahwa perubahan teknologi akan berjalan lebih cepat

dibanding dengan pedubahan pada substansi budaya, pemikiran,

kepercayaan, nilai-nilai dan norma yang menjadi alat untuk mengatur

kehidupan manusia.

Untuk itulah, dalam hal ini Modernisasi dapat dipandang dari empat dimensi,

yaitu; substansi budaya; pemikiran; kepercayaan; nilai dan norma pada

masyarakat itu sendiri. Untuk mengukur dan mengidentifikasi modernisasi dalam

masyarakat, Ogburn kemudian memberikan beberapa variabel yang dapat

digunakan untuk mengukur tingkat Modernisasi suatu masyarakat dalam bentuk

syarat terjadinya modernisasi yang berupa:

1. Cara berfikir yang ilmiah (scientific thinking) yang melembaga dalam

masyarakat.

2. Sistem administrasi yang baik, yang benar-benar mewujudkan

pelaksanaan birokrasi yang tertib dan teratur.

3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur serta terpusat

pada suatu badan atau lembaga tertentu.

4. Penciptaan iklim yang sesuai (favourable) dengan kehendak

masyarakat terhadap modernisasi dengan cara alat-alat komunikasi

massa.

5. Tingkat organisasi yang tinggi.

6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social

planning).

Page 17: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

8

Gambar 1.2 Penduduk Lansia dan Modernisasi

Sumber: Ogburn (1976)

1.6.2 Fungsi Keluarga dalam Konsepsi Friedman

Menurut Friedman (1998), setidaknya keluarga mempunyai lima fungsi

pokok, yaitu; fungsi afektif; fungsi sosialisasi; fungsi reproduksi; fungsi ekonomi;

dan fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan

1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu agar anggota siap berhubungan dengan orang lain,

dapat berinteraksi, juga keluarga sebagai sebuah wadah yang dapat

memberikan kasih sayang terhadap anggota keluarga lainnya.

2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi keluarga yang dimaksudkan sebagai

sebuah tempat bagi anggota kaluarga untuk memberikan pelatihan

dan kemampuan dasar bagi anggota keluarga sebelum meninggalkan

rumah untuk berhubungan dengan orang lain di dunia luar dan

masyarakat umum.

Page 18: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

9

3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi

dan menjaga kelangsungan garis keturunan keluarga.

4. Fungsi ekonomi keluarga adalah bagaimana keluarga menyokong

kehidupan keluarga lainnya dari segi ekonomi. Bagaimana keluarga

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat

mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri maupun anggota

keluarga leinnya.

5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas yang tiggi dan mampu bertahan hidup lebih

lama lagi.

Terabaikannya fungsi-fungsi keluarga seperti yang dijelaskan oleh

Friedman terkait kehidupan Lansia merupakan representasi dari terlantarnya

kehidupan lansia. Untuk itulah, beberapa indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur terlantarnya lansia jika dikaitkan dengan konsepsi Friedman tentang

fungsi keluarga ialah pada fungsi afektif, resosialisasi, ekonomi, dan fungsi

perawatan atau pemelihataan kesehatan.

1.6.3 Fungsi AGIL Talcott Parson

Keluarga sebagai bagian dari sistem sosial masyarakat dan juga bisa

dikatakan merupakan sebuah subsistem tersendiri, memiliki peran dan fungsi

untuk menjaga keseimbangan (keharmonisan) kehidupan bermasyarakat. Fungsi

dari keluarga tersebut diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dari

sebuah sistem sosial agar bisa berjalan sebagaimana mestinya. Ada empat

persyaratan mutlak yang harus ada supaya sebuah sistem termasuk keluarga bisa

berfungsi. Keempat persyaratan itu disebutnya AGIL. AGIL adalah singkatan dari

Adaption, Goal, Attainment, Integration, dan Latency. Demi keberlangsungan

hidupnya yang harmonis, maka masyarakat termasuk didalamnya adalah keluarga

harus menjalankan fungsi-fungsi tersebut (Rirzer, 2012). Adapun fungsi-fungsi

tersebut yakni;

Page 19: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

10

1. Adaptasi (adaptation): supaya masyarakat bisa bertahan dia harus

mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan

menyesuaikan lingkungan dengan dirinya.

2. Pencapain tujuan (goal attainment): sebuah sistem harus mampu

menentukan tujuannya dan berusaha mencapai tujuan-tujuan yang

telah dirumuskan itu.

3. Integrasi (integration): masyarakat harus mengatur hubungan di

antara komponen-komponennya supaya dia bisa berfungsi secara

maksimal.

4. Latency atau pemeliharaan pola-pola yang sudah ada: setiap

masyarakat harus mempertahankan, memperbaiki, dan membaharui

baik motivasi individu-individu maupun pola-pola budaya yang

menciptakan dan mepertahankan motivasi-motivasi itu.

Dari teori AGIL yang dikemukaan oleh Talcott Parson diatas, jika

dikaitkan dengan masalah penelantaran penduduk lanjut usia di Indonesia, dapat

kita ketahui bahwa banyaknya penduduk lanjut usia yang ditelantarkan tersebut

berkaitan dengan tidak berfungsinya keluarga sebagai bagian dari sistem sosial

masyarakat Indonesia. Ketidakberfungsian keluarga tersebut diakibatkan karena

tidak terpenuhinya sebagian atau seluruh syarat mutlak yang harus dimiliki oleh

sebuah sistem agar bisa berjalan sebagaimana mestinya yaitu Adaption, Goal,

Attainment, Integration, dan Latency. Untuk itu, dalam penelitian ini akan dikaji

pula syarat-syarat mutlak sistem sosial keluarga yang tidak berfungsi yang

menyebabkan mereka cenderung menelantarkan orang tuanya yang sudah lanjut

usia.

1.6.4 Definisi Operasional Variabel

Menurut Umar (2003:63) Variabel independen (bebas) adalah variabel

yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain, sedangkan variabel

dependen (tergantung) adalah variabel yang dijelaskan atau y ang dipengaruhi

variabel independen. Variabel yang mempengaruhi disebut vari abel penyebab,

variabel bebas atau independent variabel (X) , sedangkan variabel akibat disebut

Page 20: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

11

variabel tidak bebas atau variabel tergantung, variabel terikat atau dependent

variabel (Y). Variabel bebas penelitian ini adalah Tingkat Keilmiahan Berpikir

(X1), Tingkat Pemanfaatan Relasi Birokrasi (X2), Tingkat Administrasi Keluarga

(X3), Tingkat Iklim Modernisasi Keluarga (X4), Tingkat Organisasi Keluarga

(X5), dan Tingkat Perencanaan Sosial Keluarga (X6), sedangkan variabel tak

bebas penelitian ini adalah Tingkat Penelantaran Lansia dalam Keluarga (Y).

1. Tingkat Keilmiahan Berpikir

Tingkat keilmiahan berpikir dapat diukur dengan menggunakan

indikator apakah keluarga menggunakan cara-cara yang terlembaga

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tingkat Pemanfaatan Relasi Birokrasi

Tingkat pemanfaatan relasi birokrasi dapat dilihat dari seberapa

sering keluarga berinteraksi dan menjalin hubungan dengan

lembaga-lembaga birokrasi/pemerintahan seperti bank, pegadaian,

rumah sakit, dan lain-lain.

3. Tingkat Administrasi Keluarga

Tingkat administrasi keluarga dapat diukur dari pengelolaan surat-

surat berharga, manajemen keuangan, serta pembagian warisan.

4. Tingkat Iklim Modernisasi Keluarga

Iklim Modernisasi keluarga dapat diukur dari penggunaan tekonologi

yang tepat untuk mendukung efektifitas kegiatan sehari-hari.

5. Tingkat Organisasi Keluarga

Tingkat organisasi keluarga dapat diukur dengan apakah dalam

keluarga terdapat pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas dan

terlaksana secara nyata.

6. Tingkat Perencanaan Sosial Keluarga

Tingkat perencanaan sosial keluarga dapat dikur dengan melihat

seberapa besar usaha-usaha yang dilakukan dan dipersiapkan oleh

keluarga untuk menunjang kehidupan keluarganya di masa depan,

Page 21: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

12

misalnya dengan pendidikan, investasi, deposito, dan usaha-usaha

lainnya.

7. Tingkat Penelantaran Lansia dalam Keluarga

Tingkat penelantara lansia dalam keluarga dapat diukur melalui

empat dimensi, yaitu dimensi afektif, resosialisasi, ekonomi, dan

fungsi perawatan atau pemelihataan kesehatan. Penelantaran dalam

dimensi afektif dapat diukur melalui apakah lansia masih

mendapatkan kasih sayang dan seberapa sering lansia dikunjungi

oleh keluarga. Penelantaran dalam domensi resosialisasi dapat

diukur melalui apakah keluarga masih memperhatikan asupan

informasi modern pada lansia seperti penggunaan gadget dan lain-

lain. Penelantaran dalam dimensi ekonomi dapat diukur dari apakah

lansia masih mendapatkan kiriman uang dari keluarga dan juga

apakah kiriman tersebut mencukupi. Penelantaran dalam dimensi

perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari apakah

keluarga masih memperhatikan kesehatan dan lingkungan

kebersihan sekitar lainsia, serta pemberian obat-obatan dan antibiotik

untuk lansia, dan juga bagaimana perawatan lansia bila sakit.

1.7 Metodologi Penelitian

1.7.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksplanatori yaitu

penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-

angka, meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti kata-

kata atau kalimat yang tersusun dalam angket, kalimat hasil konsultasi atau

wawancara antara peneliti dan responden. Data kuantitatif adalah data yang

berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kualitatif yang

diangkakan misalnya terdapat dalam skala pengukuran. Suatu pernyataan/

pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban, di mana masing-masing : sangat

setuju diberi angka 4, setuju 3, kurang setuju 2, dan tidak setuju 1 (Sugiyono,

2002: 7). Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang

Page 22: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

13

diteliti. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen-instrumen formal, standar

dan bersifat mengukur (Sukmadinata,2006: 95).

1.7.2 Pendekatan Penelitian

Sesuai permasalahan yang diangkat yang diangkat pada penelitian ini

adalah permasalahan asosiatif, yaitu suatu pertanyaan peneliti yang bersifat

menghubungkan dua variabel atau lebih. Hubungan variabel dalam penelitian

adalah hubungan kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Ada variabel

independent (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependent (dipengaruhi).

Variabel independent dalam penelitian ini adalah tingkat Modernisasi,

sedangkan variabel dependent dalam penelitian ini adalah pola penanganan lansia.

1.7.3 Populasi dan Pengambilan Sampel

Pada proposal yang telah diajukan sebelumnya, populasi dalam penelitian

ini adalah keluarga yang mempunyai lansia di salah satu PSLU di Surabaya.

Sedangkan, kerangka sample kami dapatkan dari data sekunder berupa data-data

keluarga yang tersimpan di salah satu PLSU yang ada di Surabaya. Dengan

demikian pengambilan sample kami lakukan dengan menggunakan metode

systematic random sampling. Namun, karena terkendala suatu hal pada akhirnya

populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Faktultas Ilmu Sosial

Ilmu Politik Universitas Airlangga yang mempunyai Lansia. Oleh karena itu,

teknik pengambilang sampel ialah dengan purpousive cluster sampling. Artinya,

pengambilang sampel dilakukan dengan secara sengaja mengambil mahasiswa

FISIP UNAIR dari beberapa jurusan yang ada1 yang memiliki lansia.

Jika dalam proses pengumpulan data ditemukan bahwa ada salah satu

responden dalam sampel tidak ada atau tidak berada di tempat sehingga tidak bisa

diwawancarai, resdonden tersebut diganti dengan responden yang lainnya.selama

responden pengganti merupakan responden yang berasal dari daerah cluster atau

jurusan yang sama. Meskipun sampel yang ada terlihat tidak relevan dengan topik

penelitian, namun kami juga mengkhususkan hanya pada responden yang tinggal

1 Pada pengertian ini, jurusan yang ada berarti masing-masing jurusan telah ditentukan

proporsinya pengambilang sampelnya.

Page 23: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

14

di kota Surabaya, dengan asumsi mahasiswa yang berasal dari kota Surabaya telah

mendapatkan efek modernisasi lebih daripada yang lainnya.

1.7.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang berisi daftar pertanyaan serta pedoman wawancara untuk

kepentingan kelengkapan penjelasan (eksplanasi) data primer, termasuk untuk

kepentingan pengamatan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi

dalam 2 sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data-data tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer, yaitu data mengenai variabel utama yang meliputi beberapa

indikator variabel-variabel yang diteliti. Data atau informasi ini diperoleh

melalui wawancara (kuesioner) dengan responden yaitu mahasiswa FISIP

UNAIR yang mempunyai lansia.

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi, atau lembaga terkait,

serta hasil penelitian yang telah dipublikasikan. Data data tersebut mencakup:

(1) Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya,

(2) Data-data responden, termasuk tempat asal, (3) Profil masing-masing

program studi sebagai cluster yang ada pada penelitian ini. (4) serta data-data

pendukung lainnya.

1.7.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang terpenting dalam

suatu kegiatan penelitian. Analisis data ini digunakan untuk memaparkan hasil

tentang bagaimana pengaruh Modernisasi terhadap Tingkat Penelantaran

Lansia pada Keluarga di Surabaya. Data-data yang sudah diperoleh kemudian

diolah terlebih dahulu. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan cara,

Pertama memberikan penilaian melalui kode-kode yang telah ditentukan

untuk setiap jawaban yang ada pada kuesioner (koding). Kedua jawaban –

Page 24: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

15

jawaban yang sudah dikoding tersebut dimasukkan ke dalam SPSS. Ketiga

setelah semua data masuk kedalam SPSS kemudian barulah dapat dilakukan

analisis.

1.7.5.1. Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas Data

Sebelum dilakukan analisis dengan product moment (untuk statistik

paramatrik), dilakukan uji persyaratan analisis terlebih dahulu yaitu validitas,

reliabilitas, dan normalitas distribusi data. Salah satu syarat untuk melakukan

analisis dengan metode Product Moment atau model analisis lainnya adalah

mengetahui tingkat normalitas data, selanjutnya bisa diputuskan apakah data

dapat dianalisis menggunakan analisis Product Moment.

Normalitas data dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu

taraf signifikansi α = 0,01 (jika memang memungkinkan, jika tidak maka

digunakan α = 0,05). Sebaliknya, jika hasil uji SPSS menunjukan hasil yang

signifikan maka normalitas data tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan

atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan

bilangan pada kolom signifikansi (Sig.) untuk menetapkan kenormalan

dengan cara membandingkan p dengan taraf signifikansi yang berhasil

diperoleh dari proses analisis SPSS. Jika taraf signifikansi yang diperoleh > α

= 0,05%, maka sampel berasal dari populasi dengan distribusi normal.

Sebaliknya, jika taraf signifikansi yang diperoleh < α = 0,05%, maka sampel

bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu, dapat

dilakukan analisis dengan metode tabel silang.

1.7.5.2. Analisis Statistik Parametrik Product Moment

Penelitian tentang studi pengaruh Modernisasi keluarga terhadap tingkat

penelantaran lansia di Surabaya ini akan menggunakan uji statistik product

moment karena:

1. Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel yaitu Modernisasi

keluarga dan tingkat penelantaran lansia di Surabaya

Page 25: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

16

2. Untuk mengetahui arah dan bentuk hubungan antara ke-2 variabel

tersebut

3. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara kedua variabel tersebut,

dan

4. Sebagai dasar untuk melakukan prediksi/peramalan hubungan antara

kedua variabel tersebut

Asumsi kami memilih uji statistik product moment dalam menganalisis

hubungan antara Modernisasi keluarga dengan tingkat penelantaran lansia di

Surabaya karena:

1. Berhadapan dengan satu sampel yang diambil secara random

2. Masing-masing unit analisis/elemen sampel memiliki 2 variabel (X

dan Y)

3. Masing-masing variabel yang diukur menghasilkan data berskala

interval

4. Data yang diperoleh mengikuti garis lurus/linier, dan

5. Data diharapkan berdistribusi normal.

Jika dengan pengujian normalitas tidak cukup untuk memenuhi syarat

untuk dilakukan analisis menggunakan Product Moment, maka analisis bisa

dilakukan dengan metode statistik non-parametrik.

Page 26: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

17

BAB 2

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pada BAB sebelumnya telah diuraikan mulai dari latar belakang

permasalahan, pertanyaan penelitian, kerangka teroritis, hingga metodologi dan

teknik analisis data dimana berbagai pembahasan terkait hal tersebut lebih

menekankan pada studi kepustakaan yang bersifat teoritis. Pada BAB ini, fokus

pembahasan akan mulai diruncingkan pada data-data empiris yang berkaitan erat

dengan objek kajian penelitian, yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Airlangga terkait pengaruh Modernisasi Keluarga terhadap

Penelantaran Lansia pada keluarganya.

2.1. Gambaran Umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIP) adalah salah satu dari sekian

banyak fakultas yang ada di Universitas Airlangga (UNAIR). FISIP UNAIR di

dirikan oleh seorang guru besar yang bernama Soetandyo Wignjosoebroto pada

tanggal 23 Desember tahun 1977 dengan surat keputusan rektor yang terbit pada

hari itu, bernomor A.II.5685/Rektor/90/UA/77, mengangkat sebuah pesidium

untuk men gelola fakultas baru dengan Soetandyo Wignjosoebroto, MPA sebagai

Ketua, dr. R.Koento, MPH, MA sebagai Sekertaris, dan Prof. Dr. D. Ma’rifin

Husin, Msc. sebagai Anggota. Kuliah perdana semester I tahun akademi 1978

dimulai pada tanggal 21 Februari 1978. Hingga ada tanggal 25 April 1978,

tepatnya setelah dua bulan kegiatan akademis FISIP UNAIR dimulai, Direktur

Jendral Pendidikan Tinggi Departemen P&K menyatakan persetujuan atas

dibukanya FISIP UNAIR melalui suratnya yang bernomor 267/D/R/78 tentang

pergantian bentuk dari personalia pimpinan Fakultas Ilm Sosial dari Pesidium ke

bentuk Kedekanan. Sebagai dkan pertama diangkat Soetandyo Wignjosoebroto,

MPA; dr. R.Koento, MPH, MA, sebagai pembantu dekan urusan pendidikan dan

penelitian; Drs. J. Dwi Narwoko sebagai pembantu dekan urusan administrasi

umum; Drs. Soedarmaji Harjono sebagai pembantu dekan urusan kemahasiswaan

dan pengabdian masyarakat.

Page 27: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

18

Pada awal berdiri, FISIP UNAIR masih bernama Fakultas Ilmu

Sosial(FIS) karena pada awal berdiri FISIP UNAIR hanya mengelola satu

program studi saja, yaitu program studi Sosiologi. Namun, ada saat ini FISIP

UNAIR telah mengelola dua program fokasi(Diploma III), tujuh program sarjana,

dan enam program magister, yaitu:

Program Pendidikan Vkasi (DIII)

Program Studi Kepariwisataan/ Bina Wisata

Program Studi Teknisi Perpustakaan

Program Pendidikan Sarjana (S-1)

Program Studi Sosiologi

Program Studi Ilmu Politik

Program Studi Hubungan Internasional

Program Studi Admistrasi Negara

Program Studi Antropologi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan

Program Pendidikan Magister (S-2)

Program Studi Sosiologi

Program Studi Ilmu Politik

Program Studi Media Komunikasi

Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Program Studi Kebijakan Publik

Program Studi Hubungan Internasional

Sejak awal berdiri hingga saat ini seluruh warga FISIP UNAIR masih

memegang teguh VISI dan MISI mereka. VISI mereka yaitu Menjadi fakultas

bermutu tinggi dan terkemuka yang memilii landasan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berdasarkan pada semangat pluralisme, kemanusiaan, demokrasi,

Page 28: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

19

keadilan, dan kesejahteraan bersama yang berorientasi pada pengembangan

keilmuan di tingkat nasional maupun internasional sedangkan MISI dari FISIP

UNAIR ialah:

1. Melakukan dan memfasilitasi pengkajan- pengkajian, baik yang

bersifat dasar untuk tujuan pengembangan keilmuan maupun yang

bersifat strategis untuk menyelenggarakan proses belajar secara tertib,

kreatif, termasuk mendayagunakan berbagai metode dan media

pembelajaran efektif dan efisien.

2. Menjadikan kampus sebagai ruang publik dan miniatur Indonesia

yang peka dan responsif terhadap kemajemukan.

3. Pemecahan berbagai masalah sosial secara sistematis, terarah dan

terprogram.

Gambar 2.1. Grafik Prodi Responden

Sumber: pertanyaan a5

2.2. Program Studi Hubungan Internasional

FISIP UNAIR membuka program studi Hubungan Internasional pada

tahun 1982 yang semula di dalam naungan jurusan Ilmu Politik. Prodi ini

berkembang menjadi lebih otonom setelah ditetapkan menjadi departemen pada

tahun 2006 silam. Prodi ini terus berkembang dengan VISI “Menjadi program

Page 29: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

20

hugungan internasional yang berkualitas, menghasilkan lulusan berkemampuan

strategis global dan menjadi pusat penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat di bidang strategis global pada tahun 2020.”

Sedangkan misi dari Prodi ini adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan dengan output lulusan yang

berkemampuan strategis global dengan kompetensi analisis

internasional, komunikasi, dan negoisasi dan manajerial global.

2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu hubungan

internasional yang interseksi dan indisipliner dengan pengembangan

ilmu-ilmu lain yang terintegrasi dengan paradigma global.

3. Mendharmabaktian keahlian dalam bidang ilmu hubungan

internasional.

Dalam penelitian ini, terdapat enam (6) orang responden yang merupakan

mahasiswa aktif di Program Studi Hubungan Internasional. Enam responden

tersebut terdiri dari dua responden perempuan dan empat responden laki- laki. 4

orang responden Program Studi Hubungan Internasional berusia 20 tahun,

sedangkan 2 orang responden lainnya berumur 21 tahun. Dari 6 orang responden

Program Studi Hubungan Internasional, 3 orang diantaranya memiliki ayah yang

berprofesi sebagai wirausahawan, 2 orang responden memiliki ayah berprofesi

sebagai PNS, dan 1 orang responden memilik ayah yang berprofesi sebagai buruh.

Dan dari 6 orang responden Program Studi Hubungan Internasional, 3 diantaranya

memiliki ibu yang merupakan pensiunan PNS, 1 orang responden memiliki ibu

yang berprofesi sebagai wirausahawan, buruh, dan pensiunan PNS.

2.2. Program Studi Ilmu Politik

Program studi Ilmu Politik FISIP UNAIR dibuka seara resmi dan

menerima mahasiswa pada tahun akademi 1982/1983, ketika kondisi perpolitikan

Indonesia menjelang puncak otoritarian. VISI dari prodi Ilmu Politik adalah

“Menjadi pusat pendidikan keilmuan politik yang produktif, berkualitas tinggi,

handal dan kritis, terbuka, demokratis dan konsisten memajukan keadilan dan

kesejahteraan bersama.” dan MISI dari Prodi Ilmu Politik adalah:

Page 30: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

21

1. Menciptakan komunitas belajar yang kreatif, produktif, kritis, dan

bermutu tinggi, baik dalam bentuk lulusan maupun karya ilmiah yang

kompetitif.

2. Menciptakan institusi keilmuan yang unggul dalam pengkajian

strategis, terutama di bidang pemantapan kehidupan berdemokrasi dan

pengembangan masyarakat sipil.

3. Menciptakan institusi pendidikan terbuka yang memiliki jejaring

kerjasama berskala luas, serta sanggup menjadi pelopor perubahan

masyarakat.

4. Menyelenggarakan proses belajar- mengajar Ilmu- Politiksecara tertib,

kreatif (termasuk mendayagunakan berbagai metode dan media

pembelajaran), dan efektif.

5. Menjadikan kampus sebagai ruang publik yang peka dan responsif

terhadap kemajemukan, dan menjujnjung tinggi etika dan moralitas,

serta sebagai sarana belajar dan tempat rujukan bagi masyarakat luas.

Dalam penelitian ini, terdapat 4 responden prodi Ilmu politik. 2 responden

prodi Ilmu politik adalah Laki- laki, dan 2 lainnya adalah perempuan. 3 orang

responden berumur 21 tahun, sedangkan 1 responden berumur 22 tahun. 2 orang

responden memilik ayah yang merupakan pensiunan PNS, 1 orang responden

memiliki ayah berprofesi sebagai wirausahawan, dan 1 reponden yang telah

meninggal. 2 responden prodi Ilmu Politik yang memiliki ibu berprofesi sebagai

buruh, dan 1 orang responden masing- masing memiliki ibu berprofesi sebagai

PNS dan wirausahawan.

2.3. Program Studi Sosiologi

Program Studi Sosiologi merupakan program studi pertama dan tertua di

FISIP UNAIR. Program studi ini didirikan pada tahun 1978 seihingga seumur

dengan fakultas yang mewadahinya. VISI dari Prodi Sosiologi FISIP UNAIR ini

adalah “Program studi Sosiologi sebagai institusi akademik yang inovatif, kritis,

demokratis, analitis dan mampu bersaing di tingkat regional, nasional, dan

internasional berdasarkan moral agama.” Untuk merealissasikan VISI tersebut,

maka dibentukla MISI dari prodi sosiologi, yaitu:

Page 31: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

22

1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar secara inovatif dan kreatif

secasra dialogis.

2. Menjadikan kampus sebagai ruang publik dan miniatur Indonesia

yang peka dan responif terhadap kemajemukan.

3. Memfasilitasi kajian-kajian baik yang bersifat dasar maupun yang

bersifat strategis untuk tujuan pemecahan berbagai masalah sosial,

terutama ada 4 kompetensi konsentrasi: Community development.

4. Riset dan analisis sosial, Resolusi konflik dan multiculturalism, serta

masalah perkotaan dan kesenjangan antar- wilayah.

5. Menjadikan kampus sebagai sarana belajar serta tempat rujukan bagi

masyarakat luas dengan sarana dan rasarana yang memadai.

Dalam Penelitian ini, terdapat 8 orang responden Prodi Sosiologi. Dari ke 8

responden, 7 diantaranya adalah perempuan. Dan 1 orang laki- laki. 4 orang

responden memiliki ayah yang beprofesi sebagai wirausahawan, 2 orang memiliki

ayah berprofesi sebagai buruh, dan 1 orang telah meninggal. 3 orang responden

memiliki ibu yang berprofesi sebagai buruh, 2 orang memiliki ibu yang berprofesi

sebagai wirausahawan dan 1 orang memiliki ibu yang masing- masing berprofesi

sebagai PNS dan pensiunan PNS.

2.4. Program Studi Antropolgi

Prodi Antropologi didirikan pada tanggal 24 September 1984, dan

memulai perkuliahan pada tahun 1985. Prodi antropologi memiliki VISI “Program

Studi Antropologi Sosial UNAIR mampu menjadi institusi keilmuan yang

Inovatif, terkemuka ditingkat nasional dan internasional, pelopor perkembangan

ilmu pengetahuan, humaniora dan kebudayaan berdasarkan moral keagamaan.”

MISI Prodi Antropologi yaitu:

1. Melaksanakan Tri Darma perguruan tinggi melalui pengembangan

kelembagaan manajemen modern yang berorientasi pada muutu dan

kemampuan bersaing.

Page 32: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

23

2. Menyelenggarakan pendidikan yang berbasis metode pembelajaran

inovatif.

3. Menyelenggarakan penelitian dasar dan terapan di bidang Antropologi

untuk menunjang pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat.

4. Mendharmabaktikan bidang Antropologi kepada masyarakat.

Dalam penelitian ini terdapat 12 responden dari prodi antropologi. 7

responden dari prodi Antropologi berjenis kelamin laki- laki, sedangkan 5

responden perempuan. 6 responden berumur 19 tahun, 2 responden berumur 18

tahun, 2 responden berumur 20 tahun, dan 2 responden berumur 21 tahun. 8

responden memiliki ayah yang berprofesi sebagai wirausahawan, sedangkan 2

responden sudah tidak memiliki ayah, dan 1 orang responden memiliki ayah yang

berprofesi sebagai buruh dan PNS. 5 orang responden memiliki ibu yang

berprofesi sebagai PNS, 2 orang responden memiliki ibu yang merupakan

pensiunan PNS, 2 orang responden memilii ibu yang berprofesi sebagai buruh,

dan 2 orang responden memilik ibu berprofesi sebagai wirausahawan.

2.5. Program Studi Komunikasi

Program Studi komunikasi dirintis sejak tahun 198, sekarang Prodi ini

berada di departemen Ilmu Komunikasi dalam lingkungan organisasi FISIP

UNAIR. Adapun VISI dan MISI dari Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNAIR

yaitu, VISI: “institusi terdepan bagi pengembangan Ilmu Komunikasi dan studi

media yang inovatif, mandiri berwawasan tekhnologi komunikasi dan media

terkini, profesional dan humanis dilandasi keinginan untuk mewujudkan reputasi

dan keunggulan kompetetif dikawasan regional Asia.” Sedangkan MISI nya

menyelenggarakan pendidikan akademik di bidang Ilmu Komunikasi dan studi-

studi media yang berbasis kemajuan tekhnologi komunikasi dan media terkini,

mampu bersaing dikawasan regional Asia.

Dalam penelitian ini, 7 orang responden berasal dari prodi Komunikasi. 3

responden berjenis kelamin laki-laki dan 4 responden perempuan. 4 responden

berumur 18 tahun, 2 responden berumur 19 tahun dan 1 responden berumur 21

tahun. 4 responden memiliki ayah yang berprofesi sebagai wirausahawan, 2 orang

responden memiliki ayah yang merupakan pensiunan PNS, 1 responden yang

Page 33: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

24

telah tidak memiliki ayah. 6 orang responden memiliki ibu yang berprofesi

sebagai buruh, dan 1 responden memiliki ibu yang merupakan pensiunan PNS

2.6. Program Studi Pariwisata

Sejak tahun 1966 UNAIR telah menyelenggarakan pendidikan diploma

tiga di bidang Kepariwisataan, hingga pada tahun 1998 pendidikan diploma tiga di

bidang Kepariwisataan resmi didirikan melalui surat keputusan nomer

210/DIKTI/Kep/1998. VISI dari program studi diploma tiga Kepariwisataan

adalah “Mencetak sumberdaya manusia di industri jasa dan profesi yang

berkualitas dan bermoral dalam bersikap serta berperilaku.” Serta MISI dari Prodi

ini adalah:

1. Menghasilkan Ahli Madya Pariwisata yang profesional.

2. Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian di bidang pariwisata

sesuai dengan kebutuhan industri pariwisata.

3. Menghasilkan lulusan yang memiliki sikap profesi, kreatif, mandiri,

inovatif yang mendukung industri pariwisata.

4. Menghasilkan lulusan yang mandiri dan memiliki enterpreneurship.

Dalam penelitian ini, 6 orang responden berasal dari prodi Pariwisata. 3

responden berjenis kelamin laki- laki dan 3 responden berjenis kelamin

perempuan. 3 responden beruumur 20 tahun, 2 reponden berunur 21 tahun, dan 1

responden berumur 22 tahun.. 3 responden memiliki ayah yang berprofesi sebagai

wirausahawan, dan 3 responden memiliki ayah yang merupakan pensiunan PNS. 3

respoonden memiliki ibu yang berprofesi sebagai PNS, 2 orang responden

memiliki ibu yang berprofesi sebagai buruh dan 1 responden memiliki ibu yang

merupakan pensiunan PNS

Page 34: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

25

2.7. Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan

Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan diawali dengan adanya drogram

diploma dua yang didirikan pada tahun 1981. Pada tahun 1988 program itu

berkembang menjadi prodi diploma tiga Perpustakaan hingga berkembang lagi

menjadi Prodi Ilmu Informasi dan Perpustakaan seperti sekarang ini.

Dalam penelitian ini, 7 responden berasal dari prodi Ilmu Informasi dan

Perpustakaan Semua responden berjenis kelamin perempuan. 5 responden

berumur 19 tahun, dan 2 orang berumur 20 tahun. 4 responden memiliki ayah

yang berprofesi sebagai wirausahawan, 2 responden memiliki ayah yang

berprofesi sebagai PNS, dan 1 responden memiliki ayah yang berprofesi sebagai

buruh. 3 responden memiliki ibu yang berprofesi sebagai buruh, 2 responden

memiliki ibu yang berprofesi sebagai PNS, 1 responden memiliki ibu yang

merupakan pensiunan PNS dan 1 responden yang telah tidak memiliki ibu.

Page 35: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

26

BAB 3

PEMAPARAN DATA

BAB sebelumnya telah membahas tentang gambaran umum lokasi

penelitian dan beberapa karakteristik responden yang berhasil didapatkan. Pada

BAB ini, data-data yang telah berhasil didapatkan akan dipaparkan dalam bentuk

tabel frekuensi dan intervalisasi data. Tak hanya menyangkut informasi umum

dan karakteristik responden, tapi juga informasi spesifik terkait variabel yang

akan dianalisis pada BAB berikutnya.

3.1. Jenis Kelamin

Tabel 3.1 Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1. Laki - laki 20 40.0

2. Perempuan 30 60.0

Total 50 100.0

Sumber: pertanyaan no. a3

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa jumlah dari 50 orang yang

menjadi responden kami, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki – laki

sebanyak 20 orang dengan persentase 40.0, Sedangkan jenis kelamin perempuan

sebanyak 30 orang dengan persentase 60.0 dari jumlah keseluruhan.

3.2. Usia Responden

Tabel 3.2 Usia Responden

No. Usia Responden Frekuensi Persentase

1. 18 6 12.0

2. 19 18 36.0

3. 20 12 24.0

4. 21 12 24.0

5. 22 2 4.0

Total 50 100.0

Sumber: pertanyaan no.a4

Page 36: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

27

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa jumlah dari 50 orang yang

menjadi responden kami, yang menyatakan bahwa usia responden 18 tahun

sebanyak 6 orang dengan persentase 12.0 , responden yang berusia 19 tahun

sebanyak 13 orang dengan persentase 36.0 , responden yang berusia 20 tahun

sebanyak 12 orang dengan persentase 24.0 , sedangkan responden yang berusia 21

tahun sebanyak 12 orang dengan persentase 24.0 , dan responden yang berusia 22

tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 4.0 dari jumlah keseluruhan.

3.3. Jurusan Responden

Tabel 3.3 Jurusan Responden

No. Jurusan Frekuensi Persentase

1. HI 6 12.0

2. Ilmu Politik 4 8.0

3. Sosiologi 8 16.0

4. Antropologi 12 24.0

5. Komunikasi 7 14.0

6. Pariwisata 6 12.0

7. IIP 7 14.0

Total 50 100.0

Sumber: pertanyaan a5

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa jumlah dari 50 orang yang

menjadi responden kami, yang menyatakan bahwa jurusan HI sebanyak 6 orang

dengan persentase 12.0 , dari jurusan ilmu politik sebanyak 4 orang dengan

persentase 8.0 , dari jurusan sosiologi sebanyak 8 orang dengan persentase 16.0 ,

dari jurusan antropologi sebanyak 12 orang dengan persentase 24.0 , dari jurusan

komunikasi sebanyak 7 orang dengan persentase 14.0 , sedangkan dari jurusan

pariwisata sebanyak 6 orang dengan persentase 12.0 , dan dari jurusan IIP

sebanyak 7 orang dengan persentase 14.0

Page 37: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

28

3.4. Pekerjaan Ayah

Tabel 3.4 Pekerjaan Ayah

No. Pekerjaan Ayah Frekuensi Persentase

1. Sudah meninggal / Tidak bekerja 2 4.0

2. Buruh / Sektor pekerja pasar 6 12.0

3. Wirausaha/ Wiraswasta 26 52.0

4. Pensiunan baik swasta / PNS 3 6.0

5. PNS yang masih bekerja 13 26.0

Total 50 100.0

Sumber: pertanyaan no a6

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa jumlah dari 50 orang yang

menjadi responden kami, yang menyatakan bahwa pekerjaan ayah yang sudah

meninggal / tidak bekerja sebanyak 2 orang dengan persentase 4.0 , yang bekerja

sebagai buruh atau sector pekerja pasar sebanyak 6 orang dengan persentase 12.0 ,

yang bekerja sebagai wirausaha / wiraswasta sebanyak 26 orang dengan

persentase 52.0 , sedangkan yang pensiunan baik swasta / PNS sebanyak 3 orang

dengan persentase 6.0 , dan PNS yang masih bekerja sebanyak 13 orang dengan

persentase 26.0

3.5. Pekerjaan Ibu

Tabel 3.5 Pekerjaan Ibu

No, Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentase

1. Sudah meninggal / Tidak bekerja 1 2.0

2. Ibu Rumah Tangga 20 40.0

3. Pekerjaan sektor domestic 7 14.0

4. Wirausaha skala menengah 9 18.0

5. PNS dan sektor public 13 26.0

Total 50 100.0

Sumber: pertanyaan no. a7

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa jumlah dari 50 orang yang

menjadi responden kami, yang menyatakan bahwa pekerjaan ibu yang sudah

meninggal / tidak mampu berbuat apa – apa sebanyak 1 orang dengan persentase

2.0 , yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 orang dengan persetase

40.0 , pekerjaan sector domestic sebanyak 7 orang dengan persentase 14.0,

Page 38: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

29

sedangkan yang bekerja sebagai wirausaha skala menengah sebanyak 9 orang

dengan persentase 18.0 , dan yang bekerja sebagai PNS dan sektor publik

sebanyak 13 orang dengan persentase 26.0

3.6. Penghasilan Perbulan Keluarga

Tabel 3.6 Penghasilan Perbulan Keluarga

No Penghasilan perbulan Frekuensi Persentase

1. < 3350000 19 38.0

2. 3360000 – 5510000 13 26.0

3. 5520000 – 7670000 5 10.0

4. 7689999 – 9830000 4 8.0

5. > 9840000 9 18.0

Total 50 100.0

Sumber: pertanyaan no. a8

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa jumlah dari 50 orang yang

menjadi responden kami, yang menyatakan bahwa penghasilan perbulan <

3350000 sebanyak 19 orang dengan persentase 38.0 , penghasilan perbulan

3360000 – 5510000 sebanyak 13 orang dengan persentase 26.0 , yang

berpenghasilan 5520000 – 7670000 sebanyak 5 orang dengan persentase 10.0 ,

sedangkan yang berpenghasilan 7689999 – 9830000 sebanyak 4 orang dengan

persentase 8.0 , dan yang berpenghasilan > 9840000 sebanyak 9 orang dengan

persentase 18.0

3.7. Pengeluaran Perbulan Keluarga

Tabel 3.7 Pengeluaran Perbulan Keluarga

No. Pengeluaran Perbulan Frekuensi Persentase

1. < 1.750.000 8 16.0

2. 1.760.000-3.510.000 20 40.0

3. 3.520.000-5.270.000 13 26.0

4. 5.280.000-7.030.000 3 6.0

5. >7.040.000 6 12.0

Total 50 100.0

Sumber: pertanyaan no.a9

Page 39: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

30

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa jumlah dari 50 orang yang

menjadi responden kami,yang menyatakan bahwa pengeluaran perbulan sebesar

<1750000 sebanyak 8 orang dengan jumlah persentasi 16.0 persen dari 100

persen,pengeluaran perbulan sebesar 1760000-3510000 sebanyak 20 orang

dengan persentase 40.0 persen dari 100 persen,pengeluaran perbulan 3520000-

5270000 sebanyak 13 orang dengan jumlah presentasi 26.0 persen dari 100

persen, pengeluaran perbulan 5280000-7030000 sebanyak 3 orang dengan jumlah

persentase 6.0 persen dari 100 persen,dan yang berpengelkuaran perbulan

sejumlah >7040000 sebanyak 6 orang dengan jumlah persentase 12.0 persen dari

100 persen.

3.8. Beban Anak Keluarga Responden

Tabel 3.8 Beban Anak Responden

No Kategori Beban Anak Frekuensi Persentase

1. Beban Sangat kecil 6 12.0

2. Beban Kecil 26 52.0

3. Beban Sedang 12 24.0

4. Beban Besar 5 10.0

5. Beban Sangat Besar 1 2.0

Total 50 100.0

Sumber: prtanyaan a10

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa jumlah dari 50 orang yang

menjadi responden kami,menyatakan bahwa beban sangat kecil sejumlah 6 orang

dengan jumlah persentase 12.0 persen dari 100 persen,beban kecil sejumlah 26

orang dengan jumlah persentase 52.0 persen dari 100 persen, beban sedang

sejumlah 12 orang dengan jumlah persentase 24.0 persen dari 100 persen, beban

besar sejumlah 5 orang dengan jumlah persentase 10.0 persen dari 100 persen, dan

beban yang sangat besar berjumlah 1orang dengan jumlah persentase 2.0 persen

dari 100 persen.

Page 40: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

31

3.9. Di mana Lansia Tinggal

Tabel 3.9 Di mana Lansia Tinggal

Sumber: pertanyaan no. a11

Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa dari 50 responden kita

menyatakan bahwa kakek nenek tinggal dipanti jompo sebanyak 1 orang dengan

persentase 2.0 persen dari 100.0 persen, kakek nenek tinggl diluar kota sejumalah

12 orang dengan persentase 24.0 persen dari 100.0 persen,kakek nenek tinggal di

rumah saudara sejumlah 12 orang dengan jumlah persentase 24.0 persen dari 100

persen, rumah berbeda tapi satu desa berjumlah 7 orang dengan persentase 14.0

persen dari 100.0 persen,dan yang tinggal dalam satu rumah sejumlah 18 orang

dengan persentase 36.0 persen dari 100.0 persen.

Jadi berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi

(kecenderungan data) lansia tinggal dalam satu rumah bersama keluarganya.

3.10. Intensitas Kunjungan Lansia

Tabel 3.10 Intensitas Kunjungan Lansia

No. Intensitas Frekuensi Persentase

1. 1-18 18 36

2. 19-36 4 8

3. Lansia Tinggal Dengan Keluarga 28 56

Total 50 100

Sumber: pertanyaan no. a12

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lansia yang tinggal bersama

keluarganya memiliki frekuensi sebesar 28 dengan presentase sebesar 56%,

sementara itu lansia yang tidak tinggal bersama keluarga namun masih cukup

No. Kategori Lansia Tinggal Frekuensi Persentase

1. Kakek nenek tinggal di panti jompo 1 2.0

2. Kakek nenek tinggal diluar kota 12 24.0

3. Kakek nenek tinggal dirumah saudara 12 24.0

4. Rumahnya berbeda tapi satu desa 7 14.0

5. Tinggal dalam satu rumah 18 36.0

Total 50 100.0

Page 41: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

32

sering dikunjungi oleh keluarganya memiliki frekuensi sebesar 18 dengan

presentase sebesar 36%, kemudian lansia yang jarang dikunjungi oleh oleh

keluarganya memiliki frekuensi sebesar 4 dengan presentase sebesar 8%.

Jadi berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi

(kecenderungan data) lansia tinggal dekat dengan keluarganya dalam satu rumah

sehingga secara otomatis lansia tersebut sering dikunjungi keluarganya.

3.11. Status Sosial Ekonomi

Tabel. 3.11. Status Sosial Ekonomi

No. Nilai Frekuensi Persentase

1. 5-8 24 48

2. 9-12 17 34

3. 13-16 9 18

Total 50 100

Sumber: intervalisasi skoring pertanyaan no. a6-a10

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi yang masuk

kategori tinggi dengan nilai 5-8 memiliki frekuensi 24 dengan persentase sebesar

48 persen, sementara itu status sosial ekonomi yang masuk kategori sedang

dengan nilai 9-12 memiliki frekuensi 17 dengan persentase 34 persen, dan status

soaial ekonomi yang masuk kategori rendah dengan nilai 13-16 memiliki

frekuensi 9 dengan persentase 18 persen.

Jadi dari tabel dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi (kecenderungan)

berada pada kategori tinggi.

Page 42: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

33

3.12. Modernisasi Keluarga

Tabel 3.12 Modernisasi Keluarga

No. Nilai Frekuensi Persentase

1. 41-49 22 44

2. 50-58 24 48

3. 59-67 4 8

Total 50 100

Sumber: intervalisasi skoring pertanyaan no. b19-b30

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa modernisasi keluarga yang masuk

kategori tinggi dengan nilai 41-49 memiliki frekuensi 22 dengan persentase

sebesar 44 persen, sementara itu modernisasi keluarga yang masuk kategori

sedang dengan nilai 50-58 memiliki frekuensi 24 dengan persentase 48 persen,

dan modernisasi keluarga yang masuk kategori rendah dengan nilai 59-67

memiliki frekuensi 4 dengan persentase 8 persen.

Jadi dari tabel dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi (kecenderungan)

berada pada kategori sedang.

3.13. Tingkat Penelantaran Lansia

Tabel 3.13. Tingkat Penelantaran Lansia

No. Nilai Frekuensi Persentase

1. 33-42 18 36

2. 43-52 28 56

3. 53-62 4 8

Total 50 100

Sumber: intervalisasi skoring pertanyaan no. b1-b18

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat penelantaran lansia yang

masuk kategori tinggi dengan nilai 33-42 memiliki frekuensi 18 dengan

persentase sebesar 36 persen, sementara itu tingkat penelantaran lansia yang

masuk kategori sedang dengan nilai 43-52 memiliki frekuensi 28 dengan

persentase 56 persen, dan tingkat penelantaran lansia yang masuk kategori rendah

dengan nilai 53-62 memiliki frekuensi 4 dengan persentase 8 persen.

Page 43: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

34

Jadi dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi

(kecenderungan data) berada pada kategori sedang.

Page 44: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

35

BAB 4

REALITAS PENELANTARAN LANSIA

Telah diberikan pemaparan dan deskripsi terkait data primer yang berhasil

didapatkan di lapangan pada BAB 3. Namun, pemaparan dan deskripsi yang

diberikan pada BAB sebelumnya belumlah cukup untuk menjawab pertanyaan

penelitian. Pada BAB ini akan dipaparkan analisis hubungan antar varibel yang

bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus berusaha untuk

menguji hipotesis yang telah dipaparkan pada BAB 1. Namun, sebelum

melakukan analisis instrumen berupa pertanyaan penelitian terlebih dahulu kita

akan melihat validitas, reliabilitas, dan normalitas distribusi data. Jika data

berhasil memenuhi, maka selanjutnya akan dilakukan analisis dengan

menggunakan analisis statistik parametrik ataupun non-parametrik.

4.1 Validitas Instrumen

Uji Validitas instrumen penelitian adalah sebuah proses dimana kita

menguji apakah pertanyaan penelitian sesuai untuk mewakili indikator pada

sebuah variabel.2 Pada pengertian ini, uji validitas diperlukan untuk mengukur

apakah penelitian yang dilakukan telah menggunakan alat ukur yang sesuai terkait

pengaruh modernisasi keluarga terhadap penelantaran lansia.

4.1.1 Status Sosial Ekonomi Keluarga

Tabel 4.1.1 Validitas Status Sosial Ekonomi Keluarga

Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu Penghasilan Perbulan

Koefisien 0,725 0,681 0,818

Valid 0,01 0,01 0,01

Alpha 0,05 0,05 0,05

Sumber: analisis statistik parametrik data primer melalui SPSS 16

Dari serangkaian proses analisis statistik menggunakan program SPSS 16,

didapatkan koefisien korelasi antara ketiga indikator dengan jumlah keseluruhan

2 Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Page 45: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

36

skor pada variabel tersebut. Dari 3 pertanyaan yang merupakan indikator untuk

mengukur status sosial ekonomi, hasil pengukuran menunjukkan seluruhnya valid

pada alpha 1%. Maka dari itu dalam analisis pada sub-bab berikutnya seluruh

pertanyaan yang valid tersebut akan diikut sertakan.

Page 46: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

37

4.1.2 Modernisasi Keluarga

Tabel 4.1.2 Validitas Modernisasi Keluarga

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18

Koef. 0,17 0,305 0,337 0,551 0,405 0,429 0,313 0,115 0,282 0,581 0,641 0,364 0,250 0,198 0,423 0,597 0,637 0,436

Valid - 0,05 0,05 0,01 0,01 0,01 0,05 - 0,05 0,01 0,01 0,01 - - 0,01 0,01 0,01 0,01

Alpha - 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 - 0,05 0,05 0,05 0,05 - - 0,05 0,05 0,05 0,05

Sumber: analisis statistik parametrik data primer melalui SPSS 16

Pada tabel diatas, dapat kita lihat dari 18 pertanyaan yang merupakan indikator untuk mengukur modernisasi keluarga terdapat 10

pertanyaan yang valid pada alpha 1%, 4 pertanyaan yang valid pada alpha 5% , sedangkan 4 pertanyaan yang tidak memenuhi standar

validitas pada alpha 1% maupun 5%. Pertanyaan yang tidak valid tersebut diantaranya adalah Q1,Q8,Q13, Q14. Untuk itulah dalam

analisis pada sub bab berikutnya beberapa pertanyaan yang tidak valid tidak akan diikut sertakan. Melihat bahwa 10 pertanyaan valid pada

alpha 1%, sedangkan 4 pertanyaan lainnya valid pada alpha 5%, maka dalam penelitian ini alpha yang digunakan mulai dari sekarang

hingga seterusnya adalah alpha 5%, karena item yang valid pada alpha 1% sudah tentu bisa digunakan pada analisis degan menggunakan

alpha 5%, sedangkan pertanyaan yang valid dengan alpha 5% tentu tidak bisa digunakan dalam menganalisis data dengan alpha 1%.

Dengan asumsi bahwa pilihat tersebut akan memperkaya indikator variabel, maka alpha ditetapkan menjadi 5%.

Page 47: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

38

4.1.3 Tingkat Penelantaran Lansia

Tabel 4.1.3 Validitas Penelantaran Lansia

Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q30

Koefisien 0,561 0,469 0,694 0,634 0,562 0,571 0,484 0,405 0,612 0,634 0,629 0,650

Valid 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

Alpha 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Sumber: analisis statistik parametrik data primer melalui SPSS 16

Tabel diatas menunjukan hasil pengukuran koefisien korelasi antara tiap-tiap variabel dengan jumlah skor keseluruhan variabel itu

sendiri. Dari 12 pertanyaan yang merupakan indikator untuk mengukur penerlantaran lansia seluruhnya valid dengan alpha 1%. Karena

pada sub-bab sebelumnya (validitas status sosial ekonomi dan modernisasi keluarga) kita telah menetapkan alpha 5% sebagai alpha yang

akan kita gunakan untuk melakukan analisis pada bab selanjutnya, maka dari itu alpha yang digunakan adalah alpha 0,05 dan dalam

analisis pada sub bab berikutnya seluruh pertanyaan yang valid tersebut akan diikut sertakan.

4.2 Reliabilitas Data

Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali –untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif

konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam

pengukur gejala yang sama. Oleh karena itu, berikut disajikan beberapa unit analisis yang akan diukur reliabilitasnya.

Page 48: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

39

Tabel 4.2.1 Instrumen Pertanyaan Penelitian

No. Item/Instrumen Pertanyaan Mean SD N

1. Jenis kelamin 1.60 0.495 50

2. Usia responden 19.72 1.089 50

3. Jurusan 4.38 2.230 50

4. Pekerjaan ayah 3.38 1.123 50

5. Pekerjaan ibu 3.26 1.291 50

6. Penghasilan perbulan 2.42 1.513 50

7. Jumlah anak 2.38 0.901 50

8. Dimana lansia tinggal 3.58 1.263 50

9. Intensitas kunjungan 4.04 7.811 50

10. Tenang jika banyak relasi dengan pejabat pemerintah 3.46 0.994 50

11. Menggunakan cara yang sesuai dengan hukum 3.66 0.939 50

12. Sinergis dengan birokrasi dan lembaga hukum 3.38 0.667 50

13. Menggunakan lembaga publik untuk aktivitas sehari-

hari 4.08 0.665 50

14. Kepercayaan terhadap lembaga pemerintahan 3.14 0.926 50

15. Kelengkapan administrasi keluarga 4.22 0.679 50

16. Pengelolaan warisan dalam keluarga 3.58 0.928 50

17. Ketergantungan terhadap teknologi 3.42 1.052 50

18. Efektifitas penggunaan teknologi 3.32 1.077 50

19. Akses terhadap informasi 3.48 0.863 50

20. Partisipasi pemikiran responden dalam keputusan

keluarga 4.16 0.792 50

21. Investasi keluarga dalam deposito dan keuangan 3.68 0.819 50

22. Investasi keluarga dalam mempersiapkan pendidikan 3.68 0.868 50

23. Keikutsertaan pada program asuransi 3.58 0.928 50

24. Mencukupi seluruh kebutuhan lansia 4.20 0.808 50

25. Apakah benar-benar mencukupi kebutuhan lansia 4.00 0.756 50

26. Lansia tidak pernah kekurangan 3.60 0.969 50

27. Jaminan kenyamanan kepada lansia 3.98 0.845 50

28. Kepedulian jika lansia sakit 4.26 0.723 50

29. Kesigapan ketika lansia sakit 4.06 0.818 50

30. Hasrat untuk menjadi berguna kepada lansia 3.88 0.799 50

31. Resosialisasi kepada lansia 3.46 0.706 50

32. Tidak ingin menitipkannya ke panti jompo 3.42 0.950 50

33. Datang bersama-sama saat mengunjungi panti jompo 3.38 0.855 50

34. Sangat senang jika mengunjungi panti jompo 3.32 0.913 50

35. Lansia selalu terlihat ceria saat dikunjungi 3.30 0.931 50

Sumber: analisis statistik parametrik data primer melalui SPSS 16

Page 49: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

40

Tabel diatas menunjukan ke-35 instrumen/item pertanyaan yang akan

diukur reliabilitasnya. Beberapa pertanyaan yang tidak bisa dianalisis seperti

nama dan alamat tidak dicantumkan dalam tabel. Untuk itu, berikut akan disajikan

sebuah tabel tambahan yang merupakan hasil pengukuran reliabilitas data

menggunakan SPSS 16.

Tabel 4.2.2. Reliabilitas Item Pertanyaan

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based On

Standardized Items

N of Items

0,377 0,797 35

Sumber: analisis statistik parametrik data primer melalui SPSS 16

Merujuk pada tabel diatas, Cronbach’s Alpha menunjukan hasil 0,377.

Untuk melihat apakah item pertanyaan kita reliabel, maka kita akan menggunakan

perbandingan dari R Tabel yang menunjukan angka pada nominal 0,344 dengan

DF= 33 (jumlah instrumen yang diukur – 2) dan taraf signifikansi sebesar 95%

atau alpha 5%.

Oleh karena Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai yang ditunjukan oleh R

Tabel (0,377>0,344), maka dapat dikatakan bahwa ke-35 pertanyaan yang diukur

secara keseluruhan reliabel.

4.3 Normalitas Distribusi

Dengan asumsi bahwa data yang berhasil didapat berskala minimal interval,

serta tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kubungan (asosiasi) antara

dua variabel atau lebih, maka untuk melihat normalitas data digunakan tes One-

Sample KolmogorovSmirnov. Melalui hasil analisis dengan menggunakan

program SPSS 16, didapatkan data berupa taraf signifikansi pada kasus dua sisi

(two tailed test). Selengkapnya bisa dilihat melalui tabel dibawah ini:

Page 50: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

41

Tabel 4.3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jenis

Kelamin

Beban

Anak

Status

Sosial

Ekonomi

Modernisasi

Keluarga

Penelantaran

Lansia

N 50 50 50 50 50

Mean 1,60 2,38 9,0600 50,8400 44,8600

SD 0,495 0,901 2,93056 5,76888 5,56588

MED.A 0,391 0,303 0,132 0,78 0,78

MED(+) 0,287 0,303 0,132 0,78 0,78

MED(-) -0,391 -0,217 -0,122 -0,55 -0,55

K-S.Z 2,762 2,145 0,932 0,551 0,549

Sig. 0,000 0,000 0,350 0,922 0,924

Sumber: analisis statistik parametrik data primer melalui SPSS 16

Untuk mengukur normalitas data, maka yang perlu diperhatikan adalah

nilai signifikansi pada masing-masing variabel yang dilambangkan dengan tanda

(Sig.) pada baris terakhir. Sebaran data pada suatu variabel dikatakan berdistribusi

normal jika hasil signifikansi (Sig.) yang didapatkan melalui analisis lebih dari

nilai alpha yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena pada bab sebelumnya

telah diggunakan taraf signifikansi sebesar 95%, dan itu berarti nilai alpha yang

dipakai adalah 0,05 maka variabel yang memenuhi persyaratan analisis statistik

parametrik atau berdistribusi normal adalah; Status Sosial Ekonomi (0,350>0,05);

Modernisasi Keluarga (0,922>0,05); dan Penelantaran Lansia (0,924>0,05).

Sedangkan, untuk variabel Jenis Kelamin, Serta Beban Anak tidak memenuhi

persyaratan ini sehingga untuk analisis selanjutnya akan menggunakan statistik

non-parametrik atau bisa juga dengan Cross-Tab.

4.4 Pengaruh Modernisasi Terhadap Penelantaran Lansia

Untuk mengetahui pengaruh variabel Modernisasi Keluarga (X) terhadap

variabel Penelantaran Lansia (Y), maka akan digunakan tes korelasi Pearson

(Product Moment). Pengolahan data dalam analisis kali ini menggunakan program

analisis SPSS 16 untuk mengolah data yang telah berhasil didapatkan melalui

kuesioner. Berikut tabel yang menunjukan hasil analisis yang berhasil didapatkan

melalui program SPSS 16:

Page 51: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

42

Tabel 4.4.1. Korelasi Modernisasi Keluarga dan Penelantaran Lansia

Modernisasi

Keluarga

Penelantaran

Lansia

Modernisasi

Keluarga

Pearson corelation 1 0,488

Sig. (2 tailed) 1630,720 0,000

Cross-product 33,280 808,880

Covariance 33,280 16,504

N 50 50

Penelantaran

Lansia

Pearson corelation 0,488 1

Sig. (2 tailed) 0,000 1630,720

Cross-product 808,880 33,280

Covariance 16,504 33,280

N 50 50

Sumber: analisis statistik parametrik data primer melalui SPSS 16

Melalui tabel cross-tab product moment antara variabel Modernisasi

Keluarga (X) dan Penelantaran Lansia (Y) diatas, maka diketahui koefisien

korealasi sebesar 0,488. Untuk melihat apakah kedua variabel mempunyai

hubungan satu sama lain, maka perlu membandingkannya dengan tabel Pearson

atau R product moment. Dengan n=50 dan taraf signifikansi=0,05%, maka

didapatkan niai R tabel sebesar 0,279. Karena nilai rxy/koefisien korelasi antara

Modernisasi Keluarga (X) dan Tingkat Penelantaran Lansia (Y) lebih besar

nilainya dari R tabel (0,488>0,279), maka dapat dikatakan ada hubungan antara

Modernisasi Keluarga (X) dan Tingkat Penelantaran Lansia (Y). Oleh karena itu,

H10 ditolak. Dalam hal ini, modernisasi pada keluarga yang tinggal di Surabaya

setidaknya berpengaruh pada tingkat penelantaran lansia yang terjadi pada

keluarga tersebut. Meskipun koefisien korelasinya 0,488, keberadaan variabel

ketika (Z) juga dimungkinkan mengaburkan hubungan antara dua variabel

tersebut. Pada pengertian ini, hubungan antar kedua variabel tersebut

sesungguhnya bisa lebih kuat atau lebih lemah karena pengaruh variabel lainnya.

Untuk melihat arah atau bentuk hubungan antara Modernisasi Keluarga

(X) dan Tingkat Penelantaran Lansia (Y), maka perlu memperhatikan atribut dari

nilai rxy/koefisien korelasi itu sendiri. Dari tabel diatas, nilai yang berhasil

dihitung sebesar 0,488. Karena nilainya merupakan positif, maka seharusnya arah

atau bentuk hubungan antara variabel Modernisasi Keluarga (X) dan Tingkat

Penelantaran Lansia (Y) adalah positif. Namun, karena dalam pembuatan

Page 52: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

43

instrumen penelitian berupa kuesioner nilai tinggi pada variabel Tingkat

Penelantaran Lansia menunjukan tingkat kepedulian lansia yang tinggi, maka arah

atau bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut adalah negatif.3 Dalam hal

ini bisa dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat modernisasi keluarga, maka

semakin rendah tingkat penelantaran lansia. Oleh karena itu, H20 diterima.

Meskipun koefisien korelasi menunjukan ada hubungan antara

modernisasi keluarga dengan penelantaran lansia, namun atribut pada koefisien

korelasi tersebut menunjukan arah yang negatif. Hal ini tentu saja sangat berbeda

dengan konsep dan pandangan Ogburn, modernisasi merupakan penyebab utama

lunturnya nilai-nilai luhur keluarga yang kemudian mendorong fenomena

penelantaran lansia. Modernisasi, bagaimanapun juga akan membuat berbagai

fungsi dalam keluarga tidak berjalan semestinya seperti yang diutarakan oleh

Friedman. Namun, seperti yang bisa kita lihat, arah hubungan yang terbalik

menunjukan bahwa modernisasi yang hadir dalam suatu keluarga justru membuat

keluarga memberikan kasih sayang lebih kepada lansia, bagaimana kemudian

lansia diperhatikan eksistensi dengan memahami berbagai kebutuhan resosialisasi

dan kebutuhan akan informasi, bagaimana kesejahteraan dan kehidupan ekonomi

lansia kemudian dijamin oleh keluarga, bagaimana kesehatan dan perawatan akan

selalu hadir pada lansia jika suatu saat nanti mereka mengalami penurunan

kesehatan dan jatuh sakit, serta bagaimana kepedulian keluarga yang diberikan

lebih daripada mereka yang mempunyai tingkat modernisasi dalam keluarga yang

rendah. Hal ini, tentu saja berlawanan dengan realitas lain yang sering kita

temukan diperkotaan. Banyaknya lansia yang terlantar dan dibuang ke panti

jompo setidaknya cukup memberikan gambaran kepada kita bagaimana

mengerikannya modernisasi pada masyarakat di perkotaan. Oleh karena itu, ada

sesuatu yang berbeda jika kita melihat hasil penelitian atau studi tentang pengaruh

modernisasi terhadap penelantaran lansia pada keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga yang tinggal di Surabaya.

3 Perhatikan, meskipun nilai analisis SPSS 16 menunjukan atribut positif, namun sebenarnya

hubungannya adalah negatif. Karena proses dalam pengukuran pada kuesioner yang benar seharusnya nilai yang tinggi adalah untuk responden dengan tingkat penelantaran lansia yang tinggi. Jika koding diperbaiki dan dihitung ulang, maka nilai yang ditunjukan oleh SPSS 16 tentu saja akan menunjukan atribut negatif.

Page 53: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

44

Menyikapi perbedaan antara apa yang ditemukan melalui hasil penelitian

dan apa yang secara umum bisa di temukan dalam masyarakat modern, hal ini

tentu saja tidak bisa kita lepaskan dari keberadaan variabel ketiga (Z) yang

membuat arah hubungan yang seharusnya positif menjadi negatif. Pertama, ketika

kita melihat obyek penelitian adalah mahasiswa yang merupakan bagian kecil dari

keluarga4 itu sendiri, dan oleh karena itu berbagai jawaban yang dilontarkan

terkait item-item pertanyaan rawan sekali dijawab dengan menggunakan pendapat

pribadi dan bukan atas dasar apa yang benar-benar terjadi di keluarganya. Kedua,

obyek penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh modernisasi

keluarga terhadap penelantaran lansia pada keluarga mahasiswa FISIP UNAIR

yang tinggal di Surabaya erat kaitannya dengan berbagai aktivitas yang dapat

menjadi variabel yang mampu memperlemah atau bahkan membalikkan arah dan

bentuk hubungan antar variabel modernisasi keluarga dan tingkat penelantaran

lansia. Ogburn menandai bahwa salah satu penyebab banyaknya fenomena

penelantaran lansia di kota-kota besar tak lain ialah karena nilai-nilai luhur yang

mulai luntur. Lunturnya nilai-nilai tersebut yang pada gilirannya membuat fungsi

dari lembaga keluarga tidak berjalan semestinya merupakan konsekuensi logis

zaman yang terus berkembang ke arah modernisasi. Oleh karena itu, hal penting

yang harus ditandai pada dalam pemikiran Ogburn ialah pada nilai-nilai yang

menjunjung tinggi kedudukan orang tua dan memperlakukan orang tua sebagai

sosok yang harus dilindungi, disayangi, dan diperlakukan dengan hormat.

Sedangkan, jika kita melihat karakteristik responden yang merupakan Mahasiswa

Universitas Airlangga dengan mottonya “exellence with morality”, tentu nilai-

nilai moralitas yang lebih ditanamkan melalui kurikulum –baik yang nampak

maupun tersembunyi– sedikit banyak berpengaruh pada variabel tingkat

penelantaran lansia. Pada pengertian ini, berbagai bentuk muatan kegiatan dan

kurikulum yang menjadi satu dalam slogan Universitas Airlangga “excellence

4 Pada pengertian ini, dapat dikatakan bahwa responden merupakan obyek penelitian yang

dikatakan kurang sesuai untuk menjadi obyek penelitian. Pasalnya, pengetahuan akan keluarga responden sendiri juga bisa dikatakan kurang apalika kita berbicara tentang hubungan antara orang tua mereka dan kakek nenek atau lansia mereka. Oleh karena itu, pemilihan responden yang kurang tepat dalam penelitian ini juga bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi arah hubungan koefisien korelasi yang berlawanan dengan konsepsi Ogburn tentang penyebab fenomena penelantaran lansia.

Page 54: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

45

with morality” memberikan pengaruhnya terhadap sikap mahasiswa dalam

konteks variabel tingkat penelantaran lansia.

Untuk melihat kekuatan atau keeratan variabel Modernisasi Keluarga (X)

terhadap Tingkat Penelantaran Lansia (Y), perlu dilihat dan mencocokkannya

dengan tabel berikut5:

Tabel 4.4.2. Keeratan Hubungan

No. Nilai Koef.Korelasi Keeratan Hubungan

1. KK = 0 Korelasi sangat rendah, lemah sekali

2. 0 < KK < 0,20 Korelasi rendah/lemah

3. 0,20 < KK < 0,40 Korelasi cukup berarti

4. 0,40 < KK < 0,70 Korelasi kuat/tinggi

5. 0,70 < KK < 0,90 Korelasi sangat tinggi/kuat/dapat diandalkan

6. 0,90 < KK 1,00 Korelasi sempurna

Sumber: Abdurahman dkk. (2012)

Jika melihat tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa keeratan hubungan

antara variabel Modernisasi Keluarga (X) dan Tingkat Penelantaran Lansia (Y)

dapat dikategorikan kuat atau tinggi, karena KK berada diantara 0,40 dan 0,70

yaitu 0,488. Sedangkan, 0,512 lainnya dipengaruhi oleh variabel lain.

Jika kita kaitkan dengan teori AGIL Talcott Parson, fenomena

penelantaran lansia tersebut berkaitan erat dengan tidak berfungsinya keluarga

sebagai bagian dari sistem sosial masyarakat Indonesia. Ketidakberfungsian

keluarga tersebut diakibatkan karena tidak terpenuhinya sebagian atau seluruh

syarat mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah sistem agar bisa berjalan

sebagaimana mestinya yaitu Adaption, Goal, Attainment, Integration, dan

Latency. Namun data yang didapatkan pada penelitian ini berkata sebaliknya.

Pada pengertian ini, Talcott parson mendefinisikan disintegrasi6 sebagai

konsekuensi nyata dari proses adaptasi yang kurang sesuai, meloncat-loncat dan

berjalan tidak beraturan. Kenyataan bahwa data yang ditemukan berbanding

terbalik dengan apa yang diharapkan harus membuat kita memutar otak kita

kembali. Pada pengertian ini, yang harus diperhatikan adalah pada proses

5 Abdurahman, Maman, Muhidin, Sambas & Somantri, Ating (2012).

6 termasuk didalamnya adalah pengertian tentang nilai yang luntur karena adanya pengaruh

modernisasi seperti yang dikonsepsikan oleh Ogburn

Page 55: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

46

adaptasinya, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, proses adaptasi

telah berlangsung dengan sangat baik, sehingga disintegrasi berupa penelantaran

lansia yang merupakan tanda lunturnya nilai-nilai luhur masyarakat bisa

diminimalisis atau bahkan menemukan resolusi berupa perbaikan norma dan nilai

itu sendiri. Masyarakat modern lebih care dan aware dengan kelangsungan hidup

dan eksistensi para lansia sebagai orang tua yang telah banyak berjasa baginya.

Kedua, masih terdapat masalah pada proses adaptasi, namun dalam hal ini ketidak

sesuaian dalam proses adaptasi berlangsung lebih ekstrim, sehingga memunculkan

bentuk perubahan yang merupakan disintegrasi dari kebudayaan yang telah

mengalami disintegrasi sebelumnya. Dalam hal ini, bisa dicontohkan bahwa hal

tersebut merupakan suatu kemajuan dalam masyarakat yang telah mengalami

kemunduran secara dramatis pada beberapa tahun terakhir karena pengaruh

modernisasi dan faktor adaptasi7 yang tidak sesuai.

4.5 Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Penelantaran Lansia

Tabel 4.5. Korelasi Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Penelantaran Lansia

Status Sosial

Ekonomi

Penelantaran

Lansia

Status Sosial

Ekonomi

Pearson corelation 1 0,021

Sig. (2 tailed) - 0,887

N 50 50

Penelantaran

Lansia

Pearson corelation 0,021 1

Sig. (2 tailed) 0,887 -

N 50 50

Sumber: analisis statistik parametrik data primer melalui SPSS 16

Seperti halnya pada sub-bab sebelumnya, yaitu pada sub-bab Pengaruh

Modernisasi Terhadap Penelantaran lansia, maka untuk melihat hubungan antara

dua variabel adalah dengan melihat koefisien korelasi yang dilambangkan dengan

(Sig.) diatas. Jika melihat tabel yang menunjukan koefisien korelasi sebesar 0,021,

maka akan didapatkan keputusan bahwa tidak ada hubungan antara variabel Status

Sosial Ekonomi terhadap Penelantaran Lansia. Namun hasil yang berbeda

7 Adaptasi yang dimaksud ialah berbagai upaya dan respon yang ditunjukan oleh masyarakat

perkotaan khususnya terhadap arus modenisasi.

Page 56: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

47

didapatkan jika kembali melihat keterangan pada tabel 4.4.2. Keeratan Hubungan,

keeratan hubungan antara variabel Sosial Ekonomi dan Penelantaran Lansia

adalah rendah atau lemah. Meskipun hanya sebesar 0,021 atau 2,1%, setidaknya

ada sedikit pengaruh status sosial ekonomi terhadap tingkat penelantaran lansia.

4.6 Perbedaan Tingkat Penelantaran Lansia pada Pria dan Wanita

Berbeda halnya dengan prosedur analisis pada sub-bab 4.4 dan 4.5, pada

sub-bab ini prosedur analisis akan menggunakan analisis statistik non-parametrik

karena pada sub-bab 4.3 diketahui bahwa distribusi sebaran data tidak normal.

Oleh karena itu, kali ini analisis menggunakan Korelasi Rank Kendall. Dari hasil

analisis yang didapatkan melaqlui program SPSS 16, diketahui tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.6. Korelasi Jenis Kelamin dan Penelantaran Lansia

Jenis Kelamin Penelantaran

Lansia

Jenis Kelamin Pearson corelation 1000 0,044

Sig. (2 tailed) - 0,713

N 50 50

Penelantaran

Lansia

Pearson corelation 0,044 1000

Sig. (2 tailed) 0,713 -

N 50 50

Sumber: analisis statistik parametrik data primer melalui SPSS 16

Jika berdasarkan tabel diatas, maka koefisien korelasi yang berhasil

didapatkan sebesar 0,044. Berbeda dengan analisis product moment, untuk

melihat apakah ada hubungan antara variabel Jenis Kelamin dan Tingkat

Penelantaran Lansia perlu dilihat tabel A sebagai pembanding. Didapatkan nilai Z

sebesar 1,7 . Untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel Jenis Kelamin

dan Tingkat Penelantaran Lansia, maka perlu dibandingkan dengan Z alpha.

Diketahui alhpa sebesar 0,05, karena pada tes ini merupaka tes dua sisi, maka Z

tabel yang didapatkan melalui tabel A adalah 1,96. Oleh karena itu H0 diterima.

Jika melihat prosedur analisis yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terkait tingkat penelantaran lansia

pada dua jenis kelamin yang berbeda.

Page 57: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

48

4.7 Pengaruh Beban Anak Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia

Sama halnya pada sub-bab berikutnya, dalam analisis pengaruh beban

anak terhadap tingkat penelantaran lansia, digunakan analisis non-parametrik

Korelasi Rank Kendall. Berikut disajikan tabel hasil analisis korelasional variabel

Pengaruh Beban Anak terhadap Tingkat Penelantaran Lansia:

Tabel 4.7. Korelasi Beban Anak dan Penelantaran Lansia

Beban Anak Penelantaran

Lansia

Beban Anak Koefisien Korelasi 1000 0,059

Sig. (2 tailed) - 0,601

N 50 50

Penelantaran

Lansia

Koefisien Korelasi 0,059 1000

Sig. (2 tailed) 0,601 -

N 50 50

Sumber: analisis statistik parametrik data primer melalui SPSS 16

Dari tabel diatas, diketahui koefisien korelasi sebesar 0,059. Untuk melihat

apakah ada hubungan antara variabel Beban Anak dan Penelantaran Lansia, maka

perlu dibandingkan dengan tabel A. Melihat koefisien korelasi sebesar 0,059,

maka didapatkan nilai Z sebesar 1,56 . Untuk melihat apakah ada hubungan antara

variabel Beban Anak dan Tingkat Penelantaran Lansia, maka perlu dibandingkan

dengan Z alpha. Diketahui alhpa sebesar 0,05, karena pada tes ini merupaka tes

dua sisi, maka Z tabel yang didapatkan melalui tabel A adalah 1,96. Oleh karena

itu H0 diterima.

Jika melihat prosedur analisis yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terkait tingkat penelantaran lansia

pada sampel dengan beban anak yang berbeda.

Page 58: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

49

BAB 5

PENUTUP

Pada bab-bab sebelumnya telah diuraikan secara panjang lebar dan rinci

mulai dari rancangan penelitian, pemaparan data hasil penelitian, sampai analisis

data hubungan antara modernisasi keluarga dengan tingkat penelantaran lansia.

Kemudian pada bab 5 yang merupakan bab terakhir ini, akan dituliskan secara

ringkas jawaban dari rumusan permasalahan yang diajukan yang didasarkan pada

hasil analisis data yang didapatkan. Selain jawaban ringkas dari rumusan

permasalahan yang akan dituliskan pada kesimpulan, pada bagian ini juga akan

dituliskan saran bagi pembaca berkaitan dengan hasil temuan dari penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat

hubungan antara modernisasi keluarga (X) dengan tingkat penelantaran lansia (Y)

pada taraf signifikasi sebesar 0,05%. Kemudian tingkat keeratan hubungan antara

modernisasi keluarga dan tingkat penelantaran lansia tersebut dapat dikatakan

kuat/sangat erat hubungannya. Namun berbeda dengan teori dari Ogburn, data

hasil analisis menunjukkan bahwa arah hubungan antara variabel (X) dan variabel

(Y) bersifat “negatif” dalam arti yaitu semakin tinggi tingkat modernisasi

keluarga, maka semakin rendah tingkat penelantaran lansia. Ada beberapa asumsi

yang dapat digunakan untuk menjelaskan temuan data yang bersifat terbalik,

Pertama, ketika kita melihat obyek penelitian adalah mahasiswa yang merupakan

bagian kecil dari keluarga itu sendiri, dan oleh karena itu berbagai jawaban yang

dilontarkan terkait item-item pertanyaan rawan sekali dijawab dengan

menggunakan pendapat pribadi dan bukan atas dasar apa yang benar-benar terjadi

di keluarganya. Kedua, obyek penelitian yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh modernisasi keluarga terhadap penelantaran lansia pada keluarga

mahasiswa FISIP UNAIR yang tinggal di Surabaya erat kaitannya dengan

berbagai aktivitas yang dapat menjadi variabel yang mampu memperlemah atau

bahkan membalikkan arah dan bentuk hubungan antar variabel modernisasi

keluarga dan tingkat penelantaran lansia.

Page 59: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

50

Menyikapi kekuatan hubungan dan arah/bentuk hubungan yang terbalik,

jika kita kaitkan dengan teori AGIL Talcott Parson; Pertama, proses adaptasi

telah berlangsung dengan sangat baik, sehingga disintegrasi berupa penelantaran

lansia yang merupakan tanda lunturnya nilai-nilai luhur masyarakat bisa

diminimalisis atau bahkan menemukan resolusi berupa perbaikan norma dan nilai

itu sendiri. Masyarakat modern lebih care dan aware dengan kelangsungan hidup

dan eksistensi para lansia sebagai orang tua yang telah banyak berjasa baginya;

Kedua, masih terdapat masalah pada proses adaptasi, namun dalam hal ini ketidak

sesuaian dalam proses adaptasi berlangsung lebih ekstrim, sehingga memunculkan

bentuk perubahan yang merupakan disintegrasi dari kebudayaan yang telah

mengalami disintegrasi sebelumnya.

Adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat penelantaran lansia yang

tinggal di Surabaya yang ditemukan hanyalah faktor status sosial ekonomi, namun

hubungan yang didapat sangat lemah. Sementara itu untuk faktor lain seperti jenis

kelamin (antara pria dan wanita) dan beban yang ditanggung oleh anak, keduanya

tidak ada hubungannya dengan tingkat penelantaran lansia di Surabaya.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan (pertentangan/gap) antara temuan hasil penelitian dengan teori yang

digunakan. Untuk itu, peneliti menyarankan kepada pembaca untuk mengkaji

ulang penelitian yang serupa dengan penelitian ini namun mempertimbangkan

faktor-faktor “Z” sebagai faktor penghambat atau faktor pengubah arah hubungan

yang mungkin terjadi dalam penelitian ini. Namun jika penelitian-penelitian

sesudah ini juga tetap menunjukkan hasil yang bertentangan dengan teori Ogburn,

maka objektivitas dari teori tersebut saat ini bisa dipertanyakan lagi.

Kemungkinan bahwa teori tersebut sudah kehilangan objektivitasnya saat ini,

ataukah hasil penelitian ini yang terhalang oleh variabel “Z” sehingga arah

hubungannya berubah, mungkin bisa dikaji kembali oleh para pembaca.

Page 60: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

x

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Maman, Muhidin, Sambas & Somantri, Ating. 2012. Dasar-Dasar

Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Azwar, Saifuddin. (Edisi Revisi) 2012. Reliabilitas dan Validitas : Interpretasi

dan Komputasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Demartoto, Argyo. 2006. Pelayanan Sosial Non Panti Bagi Lansia Suatu Kajian

Sosiologis, Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Departemen Sosial RI. 1998. Undang-undang RI No. 13 Tahun 1998, Tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia, Jakarta.

Faisal, Sanapiah. 2008. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Friedman, M. Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta:

EGC

Ogburn, W. F., dan M. F. Nimkoff. 1976. Tecnology and the Changing Family.

Conn: Greenwood Press.

Prayitno, Suhargo. 1999. Penduduk Lanjut Usia: Tinjauan Teori, Masalah, dan

Implikasi Kebijakan. Masyarakat Kebudayaan dan Politik, 4: 45-50.

Rirzer, George. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai

Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Setiawan, Santun. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.

Jakarta: Trans Info Media.

Singarimbun, Masri; dan Sofian Effendi. 1987. Metode Penelitian Survai. Jakarta:

LP3ES.

Suhargo Prayitno, “Penduduk Lanjut Usia ; Suatu Tinjauan Teori, Masalah, dan

Implikasi Kebijakan,” Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, Th XII, No

4, Oktober 1999, 45-50.

Wirawan, IB dkk., 2010. Profile Penduduk Lanjut Usia di Jawa Timur 2010.

Surabaya: Komda Lansia Jawa Timur Tahun 2010.

Page 61: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xi

Yasa, Murjana, 2002. Penduduk Usia Lanjut dan Masalah Sosial Ekonomi

Pembangunan Daerah Bali. Yogyakarta: LESFI.

Page 62: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xii

LAMPIRAN

Lampiran 1. Normalitas Distribusi Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jenis Kelamin

Pengeluaran

Perbulan Jumlah Anak StatusSosialEkX

ModernisasiKelua

rgaX

Penelantaran_Lan

siaY

N 50 50 50 50 50 50

Normal Parametersa Mean 1.60 4246000.00 2.38 9.0600 50.8400 44.8600

Std. Deviation .495 2740267.379 .901 2.93056 5.76888 5.86588

Most Extreme Differences Absolute .391 .196 .303 .132 .078 .078

Positive .287 .196 .303 .132 .078 .078

Negative -.391 -.133 -.217 -.122 -.055 -.055

Kolmogorov-Smirnov Z 2.762 1.384 2.145 .932 .551 .549

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .043 .000 .350 .922 .924

a. Test distribution is Normal.

Page 63: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xiv

Lampiran 2. Reliabilitas Data

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.377 .797 35

Lampiran 3. Korelasi Modernisasi dan Penelantaran Lansia

Correlations

ModernisasiKelu

argaX

Penelantaran_La

nsiaY

ModernisasiKeluargaX Pearson Correlation 1 .488**

Sig. (2-tailed) .000

Sum of Squares and Cross-

products 1630.720 808.880

Covariance 33.280 16.508

N 50 50

Penelantaran_LansiaY Pearson Correlation .488** 1

Sig. (2-tailed) .000

Sum of Squares and Cross-

products 808.880 1686.020

Covariance 16.508 34.409

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 64: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xv

Lampiran 4. Korelasi Beban Anak dan Penelantaran Lansia

Correlations

Penelantaran_La

nsiaY Jumlah Anak

Kendall's tau_b Penelantaran_LansiaY Correlation Coefficient 1.000 .059

Sig. (2-tailed) . .601

N 50 50

Jumlah Anak Correlation Coefficient .059 1.000

Sig. (2-tailed) .601 .

N 50 50

Lampiran 5. Cross-tab Jenis Kelamin dan Penelantaran Lansia

Correlations

Penelantaran_La

nsiaY Jumlah Anak

Kendall's tau_b Penelantaran_LansiaY Correlation Coefficient 1.000 .059

Sig. (2-tailed) . .601

N 50 50

Jumlah Anak Correlation Coefficient .059 1.000

Sig. (2-tailed) .601 .

N 50 50

Page 65: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xvi

Lampiran 6. Harga Tabel A

Page 66: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xvii

Lampiran 7. Harga Tabel R Product Moment

Page 67: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xviii

Lampiran 8. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

A. Identitas Responden

(*Isilah identitas anda dan pilih salah satu jawaban sesuai dengan kondisi anda atau coret pilihan

yang tidak perlu

1. Nama :

2. Alamat : , Surabaya

3. Jenis Kelamin : (*Laki-laki/Perempuan 1. [ ]

4. Usia : 2. [ ]

5. Jurusan : 3. [ ]

6. Pekerjaan Ayah : 4. [ ]

7. Pekerjaan Ibu : 5. [ ]

8. Penghasilan perbulan :(*Taksiran penghasilan total ayah&ibu 6. [ ]

9. Pengeluaran perbulan :(*Taksiran pengeluaran perbulan 7. [ ]

10. Jumlah Saudara : 8. [ ]

11. Saat kakek dan nenek masih hidup atau hingga saat ini (kakek dan nenek

masih ada), bagaimana mereka tinggal? 9. [ ]

a) Kami tinggal dengan kakek nenek dalam satu rumah

b) Kakek dan nenek kami tinggal di rumah yang berbeda dalam satu

desa yang sama

c) Kakek dan nenek kami tinggal di rumah saudara

d) Kakek dan nenek kami tinggal di luar Kota

e) Kakek dan nenek kami tinggal di panti jompo

Kami adalah mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga saat ini sedang melakukan kuliah

lapangan dengan cara melakukan penelitian (belajar) tentang Modernitas

Keluarga serta pengaruhnya terhadap pengasuhan Lansia.

Kami berharap Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian ini

dan memberikan informasi yang kami butuhkan. Seluruh data dan hasil

penelitian ini akan digunakan bahan kajian dan diskusi sebagai media untuk

Page 68: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xix

12. Jika jawaban no 11 adalah (c),(d), atau (e), berapa kali dalam sebulan anda

sekeluarga

mengunjungi kakek dan nenek anda? ......................... kali. 10. [ ]

(*Berilah tanda centang √ pada pilihan respon yang mewakili kondisi anda dan keluarga anda saat

ini.

(*(SS) untuk Sangat Setuju, (S) untuk Setuju (N) untuk Netral, (TS) untuk Tidak Setuju, dan

(STS) untuk Sangat Tidak Setuju.

No. Pernyataan Pilihan Respon

SS S N TS STS

B. Modernisasi Keluarga

1. Sekolah dan lembaga pendidikan

bukanlah sekedar formalitas untuk

mendapatkan gelar ataupun ijazah.

2. Saya merasa tenang jika banyak saudara

atau kerabat dekat saya yang telah

sukses dan menempati posisi-posisi

tinggi (strategis) di perusahaan atau

pemerintahan. Dengan begitu, masa

depan saya setidaknya akan lebih

terjamin.

3. Jika saya terkena tilang, baik itu sepeda

motor maupun jenis kendaraan lain,

maka kami akan mengurus hal tersebut

ke pengadilan sesuai dengan prosedur

dan proses yang ada. Saya tidak suka

menggunakan uang damai karena itu

menyalahi hukum.

4. Pemerintah dan lembaga birokrasi

seperti halnya polri, lembaga

pengadilan, serta pemerintah daerah

sangat membantu saya dalam

menyelesaikan berbagai masalah.

Page 69: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xx

5. Kami sekeluarga selalu menyimpan

uang tabungan di bank karena kami

percaya bahwa menyimpan uang

tabungan di bank lebih aman dari pada

menyimpannya di rumah.

6. Saya percaya pada kinerja lembaga

hukum dan peradilan seperti kepolisian

dan pengadilan untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan atau

perselisihan yang sedang keluarga

dihadapi oleh masyarakat.

7. Orang tua saya selalu memastikan

sertifikat tanah, rumah, atau surat-surat

berarga yang kami miliki telah lengkap

tak tidak bermasalah, serta

menyimpannya di tempat yang aman.

8. Perencanaan pengeluaran keluarga

perbulannya selalu diperhitungkan oleh

orang tua saya dengan matang. Bahkan,

jika orang tua kami mampu mereka

akan membayar sekertaris keluarga

yang berkompeten untuk mengatur

keuangan keluarga kami.

9. Kejelasan dalam pembagian warisan

keluarga adalah hal terpenting untuk

menjaga situasi keluarga yang tertram

dan harmonis.

10. Saya dan keluarga saya mungkin akan

sangat kesulitan dan bahkan mungkin

tidak bisa berbuat apa tanpa teknologi

mutakhir seperti laptop, mesin cuci,

Page 70: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xxi

microwave, dll. Untuk membantu

kehidupan sehari-hari.

11. Saya dan keluarga saya menggunakan

smartphone dan produk-produk

teknologi mutakhir lainnya dengan

asumsi hal tersebut sangatlah penting

untuk kami dan bukan hanya sekedar

untuk kesenangan belaka.

12. Informasi sangat penting bagi kami

sekeluarga, untuk itu kami rela

berlangganan setidaknya satu jenis

majalah atau koran di rumah agar kami

tak ketinggalan berita terbaru dan info-

info menarik lainnya.

13. Ada pembagian tugas dalam keluarga

Saya. Misalnya, dalam bidang bersih-

bersih rumah saya bertugas untuk

membersihkan rumah bagian belakang,

begitu pula ayah dan ibu mempunyai

tugas dan bagian yang telah disepakati.

14. Saya selalu dilibatkan dalam urusan

rumah tangga. Seperti mengepel,

membersihkan mobil/sepeda motor,

juga berbagai pekerjaan rumah lainnya.

15. Saya selalu dilibatkan untuk

memberikan argumen serta

pertimbangan tentang apa yang ingin

saya lakukan. Misalnya dimana saya

harus kuliah, kapan keluarga akan

berekreasi, dimana tempatnya,

semuanya melibatkan kehadiran saya

didalamnya.

Page 71: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xxii

16. Orang tua Saya memiliki investasi

untuk menunjang kehidupan keluarga

kami di masa depan baik dalam bentuk

deposito, pendidikan anak, dan lainnya

meskipun tidak terlalu besar jumlahnya.

17. Orang tua Saya juga telah menyiapkan

biaya pendidikan Saya sehingga

nantinya kami tak perlu repot untuk

menghitung dan

menyiapkan/mencarikan pinjaman atau

sumber dana lagi.

18. Saya dan sebagian besar keluarga saya

telah mengikuti program asuransi baik

itu kesehatan, pendidikan, dan jenis

asuransi lainnya. Asuransi sangat

bermanfat bagi kami, karena asuransi

dapat memberikan perlindungan dan

jaminan untuk kami.

C. Pengasuhan Lansia

19. Mencukupi seluruh kebutuhan orang tua

kami di masa tua adalah kewajiban

100% kewajiban yang harus Saya

penuhi.

20. Orang tua saya selalu mencukupi

kebutuhan kakek dan nenek saya (pada

saat mereka masih ada dan hingga

sekarang jika mereka masih ada), tak

hanya dari segi finansial, tapi juga dari

fasilitas hidup yang nyaman untuk

Page 72: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xxiii

digunakan oleh orang tua kami.

21. Saat mereka masih hidup (jika kakek

dan nenek sudah meninggal) Orang tua

kami tidak pernah meminta uang lebih

atau meminjam uang dari orang lain

karena merasa kekurangan.

22. Orang tua Saya selalu memberitahu

kakek dan nenek (saat mereka masih

hidup atau hingga sekarang) agar tidak

usah bekerja lagi dan duduk santai di

rumah.

23. Jika kakek dan nenek kami sakit (saat

mereka masih hidup atau hingga

sekarang), maka pada hari yang sama

salah satu dari keluarga Saya akan

langsung datang menjenguknya.

24. Jika kakek dan nenek kami sakit (saat

mereka masih hidup atau hingga

sekarang), Orang tua kami atau

setidaknya salah satu dari mereka akan

selalu berada disampingnya dan

merawatnya sampai kakek nenek

sembuh.

25. Orang tua Saya tidak pernah

membiarkan orang lain untuk merawat

orang tua kami jika sakit (saat mereka

masih hidup atau hingga sekarang),

sebaliknya Orang tua Saya yang akan

merawatnya sendiri.

26. (saat mereka masih hidup atau hingga

sekarang), Jika ada berita terbaru dari

kerabat-kerabat atau tentang fenomena

Page 73: MODERNISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP · PDF file”Modernisasi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Penelantaran Lansia pada Keluarga di Surabaya”. ... 2.6 Gambaran Program Studi Komunikasi

xxiv

terkini yang sedang ramai dibicarakan

orang, orang tua saya selalu

memberitahukannya pada kakek dan

nenek agar mereka tidak ketinggalan

berita.

Jika keluarga anda pernah menitipkan kakek dan nenek di panti jompo, lanjutkan

wawancara dan jika tidak memiliki orang tua di panti jompo, hentikan wawancara.

Terimakasih

27. Saat kakek dan nenek masih hidup,

orang tua saya sebenarnya tidak ingin

mereka berada di panti jompo.

28. Jika mengunjungi kakek dan nenek

kami di panti jompo, kami sekeluarga

selalu datang bersama-sama tanpa ada

seorangpun yang terlewatkan.

29. Kami sekeluarga sangat senang jika

berada di panti jompo ketika

mengunjungi kakek dan nenek,

termasuk saya dan orang tua Saya.

30. Kakek dan nenek kami selalu terlihat

ceria dan sangat senang jika kami

sekeluarga datang dan mengunjunginya

di panti jompo.

Terimakasih kami ucapkan atas kesediaannya menyisihkan waktu luang

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait penelitian yang kami lakukan.

Sekali lagi, data yang diberikan oleh Saudara sekalian akan Kami Jamin

Kerahasiaannya.