Upload
ngominh
View
231
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
1
M
Abstrak— Keberadaan gas bumi sebagai energi
pengganti minyak bumi semakin penting dan memiliki posisi
strategis dalam menghadapi perubahan iklim dan pemanasan
global. Selain itu gas bumi juga memiliki harga yang lebih
terjangkau dibandingkan dengan harga minyak bumi yang semakin
melambung tinggi. Gas bumi dapat digunakan sebagai sumber
energi dan bahan bakar untuk rumah tangga dan industri. Selain
bahan bakar, gas bumi juga dapat digunakan sebagai bahan baku
dalam proses industri. Volume konsumsi gas yang paling banyak
adalah pada sektor industri karena semua proses produksinya
membutuhkan gas.
Pada tahun 2011, Perusahaan yang bergerak dalam
bidang transmisi dan distribusi gas mengalami kendala mengenai
ketersediaan pasokan gas bumi. Tingkat produksi gas bumi dari
lapangan yang tersedia memiliki kecenderungan menurun
sehingga berdampak pada terbatasnya pasokan gas. Akibat
berkurangnya pasokan gas membuat penjualan menjadi menurun
karena tidak dapat memenuhi permintaan dari pelanggan. Hal ini
tentu akan berdampak buruk bagi perusahaan sehingga terjadi
penurunan pendapatan selain itu bagi pelanggan tidak dapat
mendapatkan pasokan gas untuk kebutuhannya.
Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa
perencanaan kapasitas supply gas sehingga dapat mengurangi
terjadinya kekurangan pasokan gas. Penggunaan metode sistem
dinamis dinilai tepat dalam penyelesaian masalah ini karena
sistem dinamis tidak hanya memberikan peramalan atau prediksi
semata tetapi juga dapat memahami karakteristik dan perilaku
mekanisme proses internal yang terjadi dalam suatu sistem
tertentu. Sehingga diharapkan mampu menyelesaikan masalah
dari berkurangnya penjualan gas dalam perusahaan dan dapat
membantu perusahaan untuk mengetahui target perencanaan
supply dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan kedepan.
Kata kunci: Sistem Dinamik, Gas, Supply dan Demand
PENDAHULUAN
inyak dan gas bumi (migas) merupakan sektor
strategis dalam mendukung perekonomian dan
pembangunan nasional. Sumber energi tersebut
digunakan hampir di setiap sektor kehidupan, seperti
transportasi, pembangkit listrik, rumah tangga maupun
industri. Dengan cadangan minyak bumi sebesar 7,4 miliar
barrel dan cadangan gas bumi yang mencapai 157 TSCF,
serta harga komoditi ini yang terus meningkat,
menyebabkan kontribusi sektor migas pada penerimaan
Negara sangat signifikan. Namun penurunan alamiah
cadangan migas yang dialami Indonesia menyebabkan
produksi nasional dalam 3 tahun terakhir semakin menyusut.
Menurut data Kementerian ESDM dan BP Migas, Indonesia
pada tahun 2009 memproduksi minyak sebesar 949.000
bopd (barrels of oil per day), jumlah tersebut menurun di
tahun 2010 menjadi 945.000 bopd. Sedangkan di tahun
2011, produksi minyak lebih mengalami penurunan yaitu
menjadi 902.000 bopd. Pada gambar 1 menjelaskan
mengenai pertumbuhan konsumsi energi dunia berdasarkan
hasil analisa dari International energy Agency (IEA) dalam
laporan World Energy Outlook 2011. Gambar grafik
tersebut menjelaskan bahwa setiap tahun konsumsi energi
minyak dan gas bumi semakin meningkat.
Menurunnya produksi minyak mentah, naiknya harga
bahan bakar minyak (BBM) dan meningkatnya subsidi
BBM, mendorong Pemerintah melakukan langkah strategis
dalam pemanfaatan gas bumi. Keberadaan gas bumi sebagai
energi pengganti minyak bumi semakin penting dan
memiliki posisi strategis dalam menurunkan emisi karbon
dioksida atau menghadapi perubahan iklim dan pemanasan
global. Penggunaan gas bumi juga dirasakan lebih hemat
dibandingkan dengan minyak bumi yang semakin langka
dan bernilai jual tinggi.
Sejak tahun 2010, Pemerintah menetapkan prioritas
alokasi pasokan gas bumi. Kebijakan tersebut
mempengaruhi ketersediaan pasokan gas bagi kepentingan
dalam negeri. Sedangkan pada tahun 2011, PT XYZ
Surabaya mengalami kendala pada masalah ketersediaan
pasokan gas bumi. Tingkat produksi gas bumi dari lapangan
yang tersedia memiliki kecenderungan menurun sehingga
berdampak pada terbatasnya pasokan gas. Kebijakan
Pemerintah yang mengutamakan pasokan gas bumi bagi
produksi migas, sektor pupuk dan listrik juga membatasi
pasokan yang diterima oleh PT XYZ Surabaya tahun 2011.
Kecenderungan produsen mengajukan renegoisasi harga,
memberikan pengaruh terhadap harga beli gas dari pemasok.
Pada tahun 2011, kegiatan usaha distribusi PT XYZ
Surabaya mengalami penurunan sebesar 3,53% yaitu dari
824,35 MMScfd di tahun 2010, menjadi 795,28 MMScfd di
tahun 2011. Hal ini terutama disebabkan berkurangnya
pasokan gas di SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat
dan SBU Distribusi II Jawa Bagian Timur. Penurunan
pasokan gas PT XYZ Surabaya di SBU Distribusi Wilayah
II Jawa Bagian Timur disebabkan oleh pengurangan jumlah
penyaluran harian pasokan gas dan gangguan pasokan gas
dari pemasok karena mengalami reservoir decline. Sehingga
dibandingkan tahun 2010 SBU Distribusi Wilayah II Jawa
Bagian Timur mengalami penurunan penjualan sebesar
6,75% akibat dari berkurangnya volume pasokan gas dari
pemasok (Laporan Tahunan PT XYZ Surabaya).
Sistem dinamik dirasakan tepat karena penggunaan
metode ini diarahkan kepada bagaimana dengan memahami
perilaku sistem tersebut, orang dapat meningkatkan
efektivitas dalam merencanakan suatu kebijakan dan
pemecahan masalah yang timbul. Pada sistem ini dibuat
untuk menganalisis perencanaan kapasitas supply gas di
Jawa Timur sehingga PT XYZ Surabaya memberikan
pasokan gas yang sesuai dengan kebutuhan industri dan
rumah tangga. Dengan pemenuhan tersebut secara tidak
langsung akan membuat penjualan gas menjadi meningkat.
Model Simulasi Sistem Dinamik Dalam Perencanaan Kapasitas Supply
Gas Di Sektor Industri dan Rumah Tangga Untuk Memenuhi Pasokan
Gas di Masa Mendatang (Studi Kasus: Jawa Timur)
Rani Wira Prastiwi, Erma Suryani
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
2
Nantinya diharapkan melalui tugas akhir ini mampu
memberikan langkah alternatif dan skenario perencanaan
kapasitas supply gas untuk mengatasi terjadinya kekurangan
pasokan gas di Jawa Timur sehingga kebutuhan dari setiap
industri dan rumah tangga dapat terpenuhi.
I. KAJIAN PUSTAKA
A. Sistem Dinamik
Simulasi sistem dinamik merupakan simulasi kontinyu
yang dikembangkan oleh Jay Forrester (MIT) tahun 1960-
an, berfokus pada struktur dan perilaku sistem yg terdiri dari
interaksi antar variabel dan loop feedback. Hubungan dan
interaksi antar variabel dinyatakan dalam diagram kausatik.
Karakteristik model sistem dinamik antara lain adalah:
Dinamika sistem yang kompleks
Perubahan perilaku sistem terhadap waktu
Adanya sistem umpan balik tertutup
Adanya umpan balik ini menggambarkan informasi baru
tentang keadaan sistem, yang kemudian akan menghasilkan
keputusan selanjutnya. Berbeda dengan sistem
konvensional, sistem dinamik memiliki kontribusi dalam
simulasi. Beberapa keuntungan dalam menggunakan sistem
dinamik adalah:
Tersedianya kerangka kerja bagi aspek kausalitas,
nonlinearitas, dinamika dan perilaku endogen dari sistem
Menciptakan pengalaman eksperimental bagi para
pengambil kebijakan berdasarkan perilaku faktor–faktor
pendukung sistem
Adanya kemudahan untuk mengatur skenario simulasi
sesuai dengan yang dikehendaki
Tersedianya sumber informasi dari yang sifatnya mental,
tertulis, maupun numerik sehingga model yang
dihasilkan lebih berisi dan representatif.
Menghasilkan struktur model dari input-input manajerial
dan mensimulasikannya lewat prosedur komputasi yang
kuantitatif.
II. METODE
a. Data Masukan
Data yang digunakan dalam permasalahan ini adalah data-
data yang didapatkan berdasarkan hasil survey dan
wawancara yang dilakukan pada kantor PT. XYZ yang
berlokasi di Surabaya Jawa Timur, Berikut informasi yang
didapatkan dari hasil survey :
1. Data permintaan gas di sektor industri dan rumah
tangga di Jawa Timur
2. Data jumlah pelanggan rumah tangga dan industri
3. Data penjualan gas di sektor industri dan rumah
tangga di Jawa Timur
4. Data harga gas di sektor industri dan rumah tangga
di Jawa Timur
5. Data pasokan gas di Jawa Timur
Dari data-data tersebut nantinya akan diproses menjadi suatu
model dan skenario dengan menggunakan bantuan Vensim
sebagai aplikasi simulasi.
b. Pembuatan Konseptual Model
Tahap selanjutnya adalah membuat model. Pembuatan
model dapat dilakukan setelah mengetahui sistem dan data-
data yang berkaitan sehingga model sesuai dengan sistem
yang ada.
Diagram kausatik ini meliputi proses distribusi
perusahaan, mulai dari pembelian gas dari pemasok dan
penyaluran gas ke tiap pelanggan dengan variabel induk
yaitu rasio pemenuhan. Gambar 1 adalah diagram kausatik
dari proses distribusi perusahaan XYZ Surabaya.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
dengan pihak perusahaan, terdapat 2 variabel yang
mempengaruhi rasio pemenuhan, yaitu variabel supply dan
demand.
Gambar 1 Diagram Kausatik
Demand rumah tangga dipengaruhi oleh rata-rata
kebutuhan gas rumah tangga dan jumlah pelanggan rumah
tangga. Demand industri juga dipengaruhi oleh rata-rata
kebutuhan gas industri dan jumlah pelanggan industri.
Demand rumah tangga dan industri berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan jumlah permintaan gas secara
menyeluruh. Variabel total gas demand berpengaruh negatif
terhadap rasio pemenuhan karena semakin banyak
permintaan maka rasio pemenuhan semakin berkurang jika
pasokan tidak bertambah.
Gas purchases (pembelian gas) berpengaruh positif
terhadap supply, karena semakin banyak perusahaan
membeli gas dari pemasok maka pasokan gas yang tersedia
juga semakin banyak. Variabel supply berpengaruh positif
terhadap distribusi gas dalam rumah tangga dan industri.
Sehingga jika distribusi gas meningkat maka akan
mempengaruhi penjualan. Jika penjualan rumah tangga dan
industri meningkat maka berpengaruh positif terhadap total
penjualan gas seluruhnya dan total pendapatan perusahaan.
Meningkatnya total pendapatan perusahaan juga dipengaruhi
oleh harga gas karena jika harga gas meningkat maka total
pendapatan yang diterima perusahaan juga meningkat.
c. Pembuatan Base Model
Base model merupakan model dasar yang nantinya akan
dikembangkan untuk dianalisis. Langkah awal yang
dilakukan adalah mengidentifikasi variabel-variabel terkait
yang mempengaruhi sistem utama. Pada tugas akhir ini ini
kebutuhan (demand) dan pasokan (supply) gas Jawa Timur
yang menjadi tumpuan utama yang mempengaruhi variabel
fulfillment ratio gas diwilayah Jawa Timur.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
3
Gambar 2 Diagram Base Model
d. Verifikasi dan Validasi
Verifikasi merupakan penerjemahan model simulasi
konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa
pemrograman secara benar. Sementara Validasi bertujuan
melakukan pengecekan apakah model konseptual simulasi
adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang
dimodelkan (Law & Kelton, 1991).
Pada tugas akhir ini, cara yang akan digunakan untuk
melakukan validasi adalah melalui behaviour validity test,
yaitu fungsi yang digunakan untuk memeriksa apakah model
yang dibangun mampu menghasilkan tingkah laku
(behaviour) output yang diterima. Terdapat dua cara
pengujian dalam validasi behavior adalah sebagai berikut:
1. Perbandingan Rata – Rata (Mean Comparison)
Prasyarat :
Model valid apabila nilai E1 5%
2. Perbandingan Variasi Amplitudo (% Error Variance)
Prasyarat :
Ss = Standard deviasi model
Sa = Standard deviasi data
Model valid bila E2 30%
Berikut hasil penghitungan mean variance (E1) dan Error
Variance (E2) pada data hasil simulasi:
1. HH Total Customer
Mean Variance = |11705.625 − 11713.21|
11705.625= 0,0006474
Error Variance =
|202.623 − 219.287|
202.623= 0,075992
2. Industry Total Customer
Mean Variance =
|316.875 − 315.1666|
315.1666= 0,00539
Error Variance =
|3.5301 − 3.1987|
3.1987= 0,09388
3. HH Demand
Mean Variance =
|0.2200217 − 0.2200236|
0.2200236= 0,0000089
Error Variance =
|0.0000152 − 0.000014779|
0.000014779= 0,02782
4. Industry Demand
Mean Variance =
|158.4729 − 158.2554|
158.2554= 0,001372
Error Variance =
|1.8354 − 2.0121|
2.0121= 0,09629
5. Supply
Mean Variance =
|140.3888 − 133.6260|
133.6260= 0,04817
Error Variance =
|13.2660 − 10.6765|
10.6765= 0,1952
e. Pembuatan Skenario
Setelah basemodel yang dibuat telah valid dan verified,
langkah selanjutnya adalah pembuatan skenario simulasi.
Pembuatan skenario dapat dilakukan dengan menambahkan
variabel dan parameter yang memiliki pengaruh dominan
terhadap keseluruhan basemodel, untuk selanjutnya
mengetahui dampak perubahan tersebut terhadap variabel
lainnya.
Dalam pengerjaannya, jenis skenario yang dibuat adalah
skenario struktur yaitu dengan penambahan variabel baru
untuk mengurangi terjadinya kekurangan pasokan gas
sehingga rasio pemenuhan dari permintaan pelanggan dapat
meningkat. Penambahan variabel untuk skenario struktur ini
yaitu dengan melakukan penambahan sumur baru sehingga
pasokan gas ke perusahaan dapat bertambah seperti yang
terlihat pada gambar 3.
A
S
Sa
SaSsE
2
A
ASE
1
Nilai rata-rata hasil simulasi
Nilai rata-rata data
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
4
Gambar 3 Diagram Skenario dengan Penambahan Sumur
Baru
Penambahan sumur baru ini dilakukan karena semakin
berkurangnya pasokan gas dari sumur lama akibat dari umur
sumur yang sudah tua sehingga kemampuan dalam
menghasilkan gas juga menurun. Rata-rata umur tua dari
sumur gas yaitu antara 20-30 tahun.
Setelah skenario untuk menambah pasokan gas dilakukan
maka perusahaan dapat melakukan perluasan pasar ke
daerah yang belum terdapat jaringan distribusi. Daerah
tersebut juga memiliki banyak industri potensial yang bisa
memanfaatkan gas untuk bahan bakarnya. Selain itu
skenario ini juga bertujuan untuk memanfaatkan gas yang
tersisa akibat terjadinya over supply untuk dijual ke
pelanggan baru. Sehingga skenario selanjutnya yang
ditetapkan dalam tugas akhir ini adalah hanya untuk
perluasan pasar ke daerah lain untuk memanfaatkan sisa gas
yang ada seperti yang terlihat pada gambar 4.
Gambar 4 Skenario Perluasan Pasar
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Skenario Struktur
Skenario struktur terdiri dari skenario struktur tanpa
penambahan struktur (sumur baru), skenario struktur dengan
penambahan sumur baru dan scenario struktur perluasan
pasar. Masing-masing hasil dari skenario akan di analisis
untuk mengamati kondisi yang mungkin terjadi.
a. Skenario struktur tanpa penambahan struktur
Berdasarkan hasil simulasi dari skenario struktur tanpa
penambahan struktur, dilakukan beberapa perbandingan
untuk melihat kondisi permintaan dan supply gas Jawa
Timur jika tidak dilakukan penambahan sumur baru.
Gambar 5 Hasil skenario struktur tanpa penambahan struktur
Grafik pada gambar 5 menunjukkan bahwa
pasokan gas (warna biru) mengalami penurunan setiap
bulannya tetapi hal ini berbanding terbalik dengan tingginya
permintaan gas setiap bulannya (warna hijau).
Sehingga hal ini mengakibatkan rasio pemenuhan
permintaan pelanggan juga menurun setiap bulannya seperti
pada gambar 6.
Gambar 6 Fulfillment ratio tanpa penambahan struktur
Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa tahun 2010-2011
(bulan ke 1-24) perusahaan mengalami defisit gas hingga
29%, artinya perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan
gas pelanggan sebanyak 29%.
b. Skenario struktur dengan penambahan sumur baru
Berdasarkan hasil simulasi dari skenario penambahan
sumur baru, dilakukan perbandingan hasil simulasi sebelum
dan sesudah ditambahkan skenario penambahan sumur baru.
Hasil yang dibandingkan adalah permintaan dan supply,
rasio pemenuhan, total penjualan gas, pendapatan penjualan
gas di rumah tangga dan industri.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
5
Gambar 7 Hasil skenario perbandingan permintaan dan supply
gas
Gambar 7 menunjukkan bahwa dengan adanya
penambahan pasokan dari sumur baru maka pada bulan ke
25 perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan
hingga pada bulan ke 85. Hal ini terjadi karena pasokan dari
sumur lama terus mengalami penurunan sehingga
perusahaan harus menambah sumur baru lagi untuk dapat
memenuhi permintaan gas.
Gambar 8 Perbandingan rasio pemenuhan skenario dan base
model
Gambar 8 menunjukkan perbandingan rasio pemenuhan
hasil scenario (garis biru) dan base model (garis merah).
Dari gambar 8, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan setelah bulan ke 24, karena penambahan
skenario dilakukan selama 6 tahun kedepan. Walaupun rasio
pemenuhan meningkat dari model nyatanya tetapi terlihat
bahwa setiap bulan rasio tersebut mengalami penurunan
akibat penurunan pasokan dari sumur yang lama dan
semakin tingginya permintaan gas dari pelanggan. Untuk itu
perusahaan harus menambah pasokan gas lagi melalui
penambahan sumur baru lagi karena provinsi Jawa Timur
saat ini masih terdapat beberapa sumur yang berpotensi
dalam memproduksi gas untuk memenuhi kebutuhan gas
regional.
Tabel 1 Perbandingan rasio pemenuhan – penambahan sumur
baru
Variabel Rata-rata per Bulan
Rasio
Pemenuhan 0.4819
Rasio
Pemenuhan
(Skenario) 1.1525
Selain rasio pemenuhan meningkat dari sebelumnya, total
penjualan gas dan pendapatan perusahaan juga mengalami
peningkatan
Seperti pada gambar 9 terdapat peningkatan total
penjualan yang sangat signifikan dari keadaan sebelumnya.
Total penjualan gas ini merupakan jumlah penjualan gas
rumah tangga dan industri setiap bulannya.
Gambar 9 Perbandingan total penjualan skenario dan base
model
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan gas
meningkat dari 72.444 menjadi 154.747 setiap bulannya
selama 6 tahun kedepan.
Tabel 2 Perbandingan total penjualan gas – penambahan
sumur baru
Variabel Rata-rata per Bulan
Total
Penjualan
Gas 72.444
Total
Penjualan
Gas
(Skenario) 154.747
Untuk pendapatan dari penjualan gas juga
mengalami peningkatan. Pendapatan ini dibedakan menjadi
2 yaitu pendapatan penjualan gas dalam rumah tangga dan
industri.
Gambar 10 merupakan grafik dari peningkatan
pendapatan penjualan gas rumah tangga dari kondisi
sebelumnya. Garis berwarna biru merupakan kondisi saat
ditambah skenario sedangkan yang merah merupakan
kondisi saat tidak ditambah skenario.
Gambar 10 Perbandingan total revenue in HH skenario dan
base model
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
6
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa pendapatan penjualan gas
rumah tangga meningkat dari Rp 13.813.351 menjadi Rp 15.550.386 setiap bulannya selama 6 tahun kedepan.
Tabel 3 Perbandingan total pendapatan gas RT – penambahan
sumur baru
Variabel Rata-rata per Bulan
Total
Pendapatan
Gas RT Rp 13.813.351
Total
Pendapatan
Gas RT
(Skenario) Rp 15.550.386
Sedangkan peningkatan pendapatan penjualan gas industri
dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11 Perbandingan total revenue in Industry ($)
skenario dan base model
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan
gas meningkat dari $ 11.930.040,42 menjadi $26.910.536,46
setiap bulannya selama 6 tahun kedepan.
Tabel 4 Perbandingan total pendapatan gas industri ($) –
penambahan sumur baru
Variabel Rata-rata per Bulan
Total
Pendapatan
Gas Industri $ 11930040,42
Total
Pendapatan
Gas Industri
(Skenario) $ 26910536,46
Untuk pendapatan biaya layanan (service cost) dalam
industri juga mengalami peningkatan seperti yang terlihat
pada gambar 12.
Gambar 12 Perbandingan total revenue in HH (Rp) skenario
dan base model
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan gas
meningkat dari Rp 1.534.395.781 menjadi Rp 3.281.781.875
setiap bulannya selama 6 tahun kedepan.
Tabel 5 Perbandingan total pendapatan gas industri (Rp) –
penambahan sumur baru
Variabel Rata-rata per Bulan
Total
Pendapatan
service cost
Industri Rp 1.534.395.781
Total
Pendapatan
service cost
Industri
(Skenario) Rp 3.281.781.875
Untuk peminjaman gas ke perusahaan lain mengalami
penurunan dari kondisi sebelumnya (bulan ke 24) saat
belum menambah sumur baru namun setelah bulan ke 25
terjadi peningkatan peminjaman gas akibat pasokan gas
yang berkurang dari sumur yang lama sehingga perusahaan
harus menambah pasokan gas dari sumur yang baru lagi.
Grafik dibawah merupakan grafik dari peminjaman gas ke
perusahaan lain.
Setelah dilakukan penambahan sumur baru ternyata
perusahaan mengalami over supply akibat pasokan yang
bertambah tidak diimbangi oleh permintaan yang bertambah
banyak. Pada gambar 13 dapat dilihat bahwa terdapat sisa
gas dalam rumah tangga namun jumlahnya tidak terlalu
banyak.
Gambar 13 Sisa pasokan gas pada rumah tangga
Sedangkan untuk industri dapat dilihat pada gambar 14
bahwa terdapat banyak sekali sisa gas yang belum
tersalurkan dari sumur baru. Over supply ini terjadi pada
bulan ke 25 sampai bulan ke 59. Setelah itu tidak ada gas
yang tersisa akibat berkurangnya pasokan dari sumur yang
lama.
Gambar 14 Sisa pasokan gas pada industri
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
7
c. Skenario struktur dengan perluasan pasar
Pada skenario ini hanya difokuskan pada perluasan pasar
untuk sektor industri. Dalam skenario dapat dilihat juga
bahwa sisa gas dari hasil penambahan sumur baru dapat
berkurang karena telah disalurkan ke daerah lain.
Gambar 15 Sisa pasokan gas pada industri
Pada gambar 15 dapat dilihat bahwa setelah bulan ke-25
sisa gas berkurang dari kondisi sebelumnya pada skenario 2
dari 52.2433 MMSCFD menjadi 22.4933 MMSCFD.
Meskipun berkurang cukup banyak perusahaan masih harus
menambah pelanggan baru lagi untuk mengoptimalkan sisa
gas tersebut yaitu dengan tidak hanya memberikan
infrastruktur pipa gas pada sektor industri saja tetapi
infrastruktur tersebut dapat menjangkau pada sektor
komersial dan rumah tangga di daerah tersebut.
Gambar 16 Total permintaaan gas (base model)
Gambar 17 Total permintaaan gas (skenario 2)
Gambar 18 Total permintaaan gas (skenario 3)
Dari gambar 16, 17 dan 18 dapat dilihat perbedaan dari
jumlah permintaan gas saat sebelum dilakukan perluasan
pasar. Perluasan pasar tentu akan menambah jumlah
permintaan gas kedepannya.
Gambar 19 Perbandingan rasio pemenuhan
Gambar 19 menjelaskan perbandingan rasio pemenuhan
antara base model dan skenario. Skenario yang
dibandingkan adalah saat melakukan penambahan sumur
baru dan melakukan perluasan pasar. Untuk garis yang
berwarna merah merupakan rasio pemenuhan pada base
model (sebelum dilakukan penambahan sumur baru). Garis
berwarna biru menunjukkan rasio pemenuhan pada skenario
2 yaitu setelah dilakukan penambahan sumur baru.
Sedangkan garis berwarna hijau merupakan rasio
pemenuhan pada skenario 3 setelah dilakukan perluasan
pasar ke beberapa daerah. Dari gambar tersebut dapat
terlihat bahwa rasio pemenuhan untuk skenario ke-2 lebih
tinggi dari skenario ke-3 karena pada skenario ke-3 jumlah
permintaan gas bertambah sehingga rasio pemenuhan akan
berkurang juga.
Gambar 20 Total penjualan gas (base model)
Gambar 21 Total penjualan gas (skenario 2)
Gambar 22 Total permintaaan gas (skenario 3)
Pada gambar 20, 21 dan 22 menjelaskan mengenai
perbandingan total penjualan gas pada base model dan
skenario. Dari gambar tersebut dapat dilihat peningkatan
penjualan dialami oleh skenario ke-3 karena jumlah
pelanggan yang semakin bertambah akibat dilakukan
perluasan pasar yang secara langsung berdampak pada hasil
penjualan yang meningkat.
Meskipun penjualan perusahaan dapat lebih meningkat
setelah dilakukan perluasan pasar tetapi pada bulan ke-60
penjualan menjadi menurun seperti yang terlihat pada
gambar 23.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8
8
Gambar 23 Total penjualan gas
Hal ini terjadi akibat dari penurunan pasokan gas dari
sumur yang lama sehingga perusahaan perlu melakukan
penambahan sumur baru lagi agar kebutuhan gas pelanggan
dapat terpenuhi. Untuk perusahaan skenario ke-2 perlu
dilakukan kembali untuk menjaga ketersediaan gas di masa
mendatang.
IV. KESIMPULAN
Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan dari
pengerjaan Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut:
1. Model simulasi yang dikembangkan dapat digunakan
sebagai acuan simulasi untuk membantu perusahaan
dalam perencanaan kapasitas supply untuk memenuhi
permintaan pelanggan dengan menambahkan kapasitas
pasokan gas dari pemasok ke depannya.
2. Rasio pemenuhan selalu mengalami penurunan dari
tahun 2010-2011 sebesar 29% dan akan terus menurun
jika tidak dilakukan penambahan pasokan. Sehingga
hal ini dapat menyebabkan penurunan dalam penjualan
gas dan pendapatan perusahaan. Pasokan yang ada saat
ini tidak dapat mencukupi permintaan pelanggan yang
selalu meningkat akibat dari penurunan kapasitas
produksi sumur lama.
3. Sesuai dengan hasil simulasi skenario, terdapat cara
untuk meningkatkan rasio pemenuhan, yaitu:
- Penambahan sumur baru
Cara ini dilakukan dengan menambah pasokan
dari sumur baru untuk mengatasi kekurangan
pasokan dari sumur yang lama. Penambahan
jumlah kapasitas pasokan ini dilakukan untuk 6
tahun ke depan yaitu sebesar 154.19 MMSCFD.
Namun jika dilihat dari grafik rasio pemenuhan
terjadi penurunan pada bulan ke 85 sebesar 1,1%
dan akan terus menurun pada bulan selanjutnya.
Hal ini terjadi karena jumlah pasokan dari sumur
lama terus mengalami penurunan sehingga total
pasokan juga menurun. Untuk mengantisipasi hal
ini perusahaan dapat menambah pasokan dari
sumur baru lagi untuk dilakukan eksplorasi
sehingga dapat menggantikan sumur yang lama
dan tidak terjadi penurunan rasio pemenuhan lagi.
4. Penambahan sumur baru pada skenario akan
menimbulkan terjadinya over supply untuk itu perlu
ditambahkan skenario lagi untuk mengatasi hal tersebut
yaitu dengan melakukan perluasan pasar ke daerah lain.
Terdapat 2 pilihan yang dapat dilakukan perusahaan
untuk memilih daerah yang akan dibangun yaitu:
1. Pemilihan daerah berdasarkan tingkat
pendapatan asli daerah
2. Pemilihan daerah berdasarkan potensi
penggunaan gas di daerah tersebut
Pada skenario ini dilakukan penambahan beberapa
daerah dengan industri potensial di Jawa Timur yaitu
Malang, Jombang, Lamongan dan Tuban. Namun
dengan bertambahnya pelanggan dari daerah baru
semakin lama persediaan gas tersebut akan semakin
berkurang. Hal ini terjadi akibat pasokan gas dari sumur
lama yang semakin menurun setiap waktunya. Sehingga
perusahaan harus menambah sumur baru lagi untuk
dapat menjaga ketersediaan gas di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Presley A. (2010). Langkah Melakukan Simulasi.
Structured Models And Dynamic Systems Analysis 521-523.
[2] Law & Kelton. (1991). Pengertian Simulasi. Simulation
Modeling and Analysis 109-115.
[3] Sofyan, Arif. (2011, September 28). Konsep Sistem
Dinamik. Pengantar Sistem Dinamik 6-15.
[4] Suryani, E., Chou, S.-Y., & Chen, C.-H. (2010).
Demand scenario analysis and planned capacity expansion:
A system. Simulation Modelling Practice and Theory, 732-
751.
[5] Kusumaningtyas Asri (2011). Penerapan Model
Simulasi Sistem Dinamis Pada Analisis Pengaruh Kebijakan
Pertamina Terhadap Peforma Perusahaan Agen Gas LPG.
Yogyakarta.
[6] Oscarino, Yohanes., Dinariyana, AAB., Artana, Ketut
Buda. Distribusi Gas Alam Cair (LNG) Dari Kilang Menuju
Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Untuk
Pemenuhan Kebutuhan Pembangkit Listrik Di Indonesia
Melalui Pendekatan Simulasi.
[7] Anderson, E. G., & Black, L. J. (2007). Accumulations
of Legitimacy: Exploring. 25th International Conference of
the System Dynamics Society, (pp. 60-61). Boston,
Massachusetts.
[8] Kramarz, M., & Kramarz, W. (2011). Simulation
Modelling of Complex Distribution Systems. Procedia
Social and Behavioral Sciences , 283-291.
[9] Maria, A. (1997). Introduction to Modeling And
Simulation. Ney York, United States of America.
[10] Perreault, W. D., & McCarthy, E. J. (2002). Basic
Marketing - A Managerial Approach. New York: McGraw-
Hill.
[11] Richardson, G. P. (1986). Problems with causal loop
diagrams. System Dynamic Reviews , 158-170.
[12] Richardson, G. P. (2011). Reflections on The
Foundations of System Dynamics. System Dynamic Reviews
, 219-243.
[13] Sherwood, D. (2002). Seeing the Forest for the Trees:
A Manager's Guide to Applying Systems Thinking. Boston,
London: Nicholas Brealey.
[14] Suryani, E. (2006). Pemodelan dan Simulasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
[15] Wishart, J. D. (2008). Modelling, Simulation, Testing,
and Optimization of Advanced Hybrid. Canada.