23
Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan Kota Bandung 45 MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG KULINER DI KOTA CIMAHI DAN KOTA BANDUNG Asep Kurniawan 1 , Andri Irawan 2 , Yun Yun 3 . Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi 1,2,3 [email protected] 1 , [email protected] 2 [email protected] 3 Abstrak Rendahnya tingkat kompetensi pelaku usaha diduga mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan bisnisnya. Tujuan penelitian untuk mengumpulkan permasalahan terkait masalah umum dan masalah kompetensi pengusaha kecil di bidang kuliner di Kota Cimahi dan Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan menggunakan probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi komitmen sudah memiliki kategori sangat tinggi. Indikator kompetensi peluang dan kompetensi sosial menunjukkan kategori tinggi. Selain itu, ada tiga indikator yang termasuk dalam kategori kompetensi pengorganisasian yang cukup, kompetensi strategis dan kompetensi konseptual. Kata Kunci : pelaku usaha kecil, kompetensi, pemodelan Abstract The low level of competence of business actors is thought to result in delays in the growth of its business. The purpose of the research to collect problems related to general problems and competency problems of small business people in the culinary field in Cimahi City and Bandung City. The research method used is descriptive method, using probability sampling. The results of the study show that commitment competencies already have a very high category. Indicators of opportunity competencies and social competencies show high categories. Furthermore, there are three indicators that fall into the sufficient category of organizing competencies, strategic competencies and conceptual competencies. Keywords: small business actors, competence, modeling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hasil survei yang dilakukan pada 60 negara menunjukkan bahwa untuk economic performance Indonesia menempati peringkat 37 masih berada di bawah negara Thailand (peringkat 29), Malaysia (peringkat 12), maupun Singapura (peringkat 3) (www.depkop.go.id). Penyebab lambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia salah satu penyebabnya disebabkan masih sedikitnya jumlah entrepreneur. Kurniawan dan

MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

  • Upload
    ngomien

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

45

MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECILBIDANG KULINER DI KOTA CIMAHI DAN KOTA BANDUNG

Asep Kurniawan1, Andri Irawan2, Yun Yun3.Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi1,2,3

[email protected],[email protected]

[email protected]

Abstrak

Rendahnya tingkat kompetensi pelaku usaha diduga mengakibatkan keterlambatanpertumbuhan bisnisnya. Tujuan penelitian untuk mengumpulkan permasalahan terkaitmasalah umum dan masalah kompetensi pengusaha kecil di bidang kuliner di KotaCimahi dan Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metodedeskriptif, dengan menggunakan probability sampling. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kompetensi komitmen sudah memiliki kategori sangat tinggi. Indikatorkompetensi peluang dan kompetensi sosial menunjukkan kategori tinggi. Selain itu, adatiga indikator yang termasuk dalam kategori kompetensi pengorganisasian yang cukup,kompetensi strategis dan kompetensi konseptual.

Kata Kunci : pelaku usaha kecil, kompetensi, pemodelan

Abstract

The low level of competence of business actors is thought to result in delays in thegrowth of its business. The purpose of the research to collect problems related togeneral problems and competency problems of small business people in the culinaryfield in Cimahi City and Bandung City. The research method used is descriptivemethod, using probability sampling. The results of the study show that commitmentcompetencies already have a very high category. Indicators of opportunitycompetencies and social competencies show high categories. Furthermore, there arethree indicators that fall into the sufficient category of organizing competencies,strategic competencies and conceptual competencies.

Keywords: small business actors, competence, modeling

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Penelitian

Hasil survei yang dilakukan pada 60 negara menunjukkan bahwa untukeconomic performance Indonesia menempati peringkat 37 masih berada di bawahnegara Thailand (peringkat 29), Malaysia (peringkat 12), maupun Singapura (peringkat3) (www.depkop.go.id). Penyebab lambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia salahsatu penyebabnya disebabkan masih sedikitnya jumlah entrepreneur. Kurniawan dan

Page 2: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829 -7188

46

Dwiana, (2011) menyatakan bahwa lambatnya pertumbuhan Industri Kecil Menengahdi Indonesia dikarenakan salah satunya adalah rendahnya kompetensi yang dimilikientrepreneur terkait dengan kompetensi kewirausahaan baik kompetensi intelektual,kompetensi emosional maupun kompetensi sosial. Indonesia kering wirausahawan dannegeri ini setidaknya membutuhkan 2 persen penduduknya untuk menopang kemajuanekonomi (Ciputra, 2008). Selanjutnya data dari Kementrian Koperasi dan UKMmenunjukkan bahwa UKM berkontribusi sebesar 97% terhadap penyerapan tenaga kerjadi Indonesia. Menurut Syariefuddin Hasan selaku Menteri Koperasi dan UKMmengatakan jumlah UKM di Indonesia mencapai sekitar 56.500.000 dan kontribusiterhadap PDB (Produk Domistik Bruto) di Indonesia mencapai sebesar 56 % (Republikaon line, 2013)

Dari data BPS dan Kementerian dari seluruh kelas usaha menunjukkan bahwausaha skala kecil di Indonesia menempati porsi sekitar 99%, artinya hampir seluruhusaha di Indonesia merupakan usaha kecil, dan hanya 1% saja usaha menengah danbesar. Hasil survei Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahun 2010 tercatat bahwaperusahaan/usaha IMK terbagi dalam 23 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia(KBLI). Banyaknya usaha diurutkan dari yang terbanyak yaitu industri makanansebanyak 34,03% dengan pendapatan sebesar 61.32 trilliun rupiah (32,67 persen) daritotal pendapatan IMK tahun 2010 sebesar 187.71 trilliun rupiah (IMD WorldCompetitiveness, 2014). Selanjutnya berkaitan dengan dukungan terhadappemberdayaan UKM, Dahlan menuturkan, pada dasarnya BUMN siap membinahubungan baik dengan pelaku UKM untuk mengembangkan diri. Dahlan mengingatkanmodal bukan hal yang utama dalam menjalankan bisnis yang terpenting adalahkesungguhan untuk berwirausaha.

Bila ditelaah lebih jauh pada dasarnya banyak kendala dalam usaha. Banyakpelaku usaha mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya. Begitu juga kendalayang dialami pada industri makanan. Menurut data BPS tahun 2010 menyatakan bahwaindustri makanan yang mengalami kesulitan terbesar sebanyak 34.96 % yang meliputikesulitan modal, bahan baku, kesulitan pemasaran. Bila di kaji lebih mendalam bahwapara pelaku usaha kecil pada umumnya diduga mempunyai kompetensi wirausaha yangbelum tinggi. Temtime and Pansiri, (2005) menyatakan bahwa saat kompetisimengalami peningkatan maka entrepreneur memerlukan lebih dari sekedarketerampilan dan ilmu pengetahuan dasar untuk mengelola bisnis yang mereka miliki.Salah satu cara untuk mengatasi perubahan sosial adalah dengan mengembangkansebuah kompetensi yang relevan atau berhubungan dengan permintaan atau tuntutansepanjang waktu. Sejalan dengan penelitian Man and Chan, (2002)bahwa kompetensikewirausahaan merupakan kemampuan total pengusaha untuk melakukan peranannyaagar pekerjaan berhasil. Menurut Byham, William, Moyer, 1996 dalam Manopo,(2011)menyatakan kompetensi merupakan sekumpulan perilaku spesifik yang dapatdiamati dan dibutuhkan oleh seseorang untuk sukses dalam melakukan peran danmencapai tujuan/target perusahaan. Sama halnya keterkaitan kompetensi denganperilaku efektif dapat ditemukan dari kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh(Spencer and Spencer, 1993).

Kota Cimahi dan Kota Bandung merupakan daerah yang banyak di kunjungioleh wisatawan, dimana salah satu bisnis penunjang pariwisata di daerah tersebut adalahbisnis di bidang kuliner. Pesatnya pertumbuhan usaha kuliner di Kota Cimahi dan Kota

Page 3: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

47

Bandung membuat persaingan usaha semakin ketat. Pelaku usaha yang melakukanbisnis di bidang tersebut haruslah memiliki kompetensi yang baik di bidang kuliner.

Pelaku usaha kecil bidang kuliner harus meningkatkan kompetensi dalammengelola dan menentukan strategi usahanya serta konsep di bidang kuliner. Tingginyapeluang di bidang kuliner harus mampu di manfaatkan oleh pelaku usaha kecil bidangkuliner untuk mengembangkan usahanya. Hanya saja banyak kendala yang di alami darikompetensi yang dimiliki pelaku usaha kecil salah satunya rendahnya kemampuanmanajerial serta pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pelaku usaha kecil bidangkuliner yang membuat bisnisnya tidak berkembang.

Berdasarkan uraian di atas maka identifikasi masalah penelitian ini adalahbagaimana pemodelan kompetensi pelaku usaha kecil bidang usaha kuliner di KotaCimahi dan Kota Bandung.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian dan Dimensi Kompetensi

Menurut Kessler, (2008) kompetensi adalah karakteristik utama yang dimilikikebanyakan orang sukses di organisasi atau bidang profesi yang membantu merekamenjadi sangat sukses. Selanjutnya Spencer and Spencer, (1993) dan Manopo, (2011)menyatakan bahwa kompetensi merupakan sejumlah karakteristik individu yangberhubungan dengan acuan kriteria perilaku yang diharapkan dan kinerja terbaik dalamsebuah pekerjaan atau situasi yang diharapkan untuk dipenuhi. Didukung oleh Noe,(2006) kompetensi merupakan aspek kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan,keterampilan, sikap, nilai atau karakteristik pribadi yang memungkinkan pekerjamencapai keberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka melalui pencapaianhasil. Pengertian kompetensi juga disampaikan oleh Judisseno (2008) bahwa secaraumum sistem kompetensi yang digunakan perusahaan terdiri dari pengetahuan(knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude), yang diberlakukan terhadapsumber daya manusia yang memiliki dalam mencapai tujuan organisasi perusahaan.Selanjutnya Dimitriades, (2007) menyatakan bahwa individu yang percaya tujuanpekerjaan berhubungan dengan organisasinya cenderung memikirkan di waktu luanguntuk fokus dalam melaksanakan pekerjaannya mencari cara kerja yang lebih baik danbagi individu yang merasa punya kompetensi cenderung untuk membantu rekan kerjayang lain.

Definisi - definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakankarakteristik dasar dari individu yang dimungkinkan memberikan kinerja unggul dalampekerjaan, peran, atau situasi tertentu. Kompetensi juga merupakan pengintegrasian daripengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan satucara efektif. Kompetensi terbentuk dari lima karakteristik yaitu: watak, motif, konsepdiri, pengetahuan, dan ketrampilan (Spencer and Spencer, 1993) (Manopo, 2011)2.2 Cluster Kompetensi

Menurut Shermon, (2004) kompetensi sebuah cluster adalah kumpulankompetensi erat terkait. Kompetensi diidentifikasi atau dikembangkan meskipunpendekatan yang diberikan diklasifikasikan cluster. Kompetensi dapat dikelompokkanberbagai klasifikasi seperti, kompetensi tugas, kompetensi kepemimpinan, kompetensimanajerial, berpikir kompetensi dll. Selanjutnya Spencer and Spencer, (1993)menyatakan bahwa cluster kompetensi yang memiliki dasar merupakan tingkat analisis

Page 4: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829 -7188

48

mendalam antara motif sosial yang mendasari dan perilaku yang nampakdipermukaan/yang ditampilkan. Sebuah spesifik untuk suatu keadaan tertentu danmemiliki kualitas yang lebih singkat dan permukaan dari sebuah motif yang mendasariatau disposisi.

Kompetensi individu dibentuk oleh enam kluster kompetensi utama sepertitampak pada tabel 2.1 dibawah ini (Spencer and Spencer, 1993).

Tabel 2.1 Kluster Kompetensi Spencer dan SpencerKluster Kompetensi Indikator

Kompetensi berprestasidan bertindak

Orientasi prestasi Perhatian terhadap mutu, dan ketelitian Inisiatif Pencarian informasi

Kompetensi pelayanan Empati Orientasi pelayanan dan kepuasaan

Kompetensi mempengaruhiorang lain

Mendukung dan mempengaruhi Kesadaran berorganisasi Membangun hubungan kerja

Kompetensi manajerial Mengembangkan orang lain Pengarahan Kerja kelompok dan bekerja sama

Kompetensi keahlian Berpikir analitis Berpikir konseptual Keahlian teknis

Efeektivitas diri Pengendalian diri Percaya diri Fleksibilitas

Sumber: Diadaptasi dari Spencer and Spencer(1993)Selanjutnya menurut Hay yang dikutip Manopo (2011) mengemukakan kluster

kompetensi seperti tampak pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.2 Kluster Kompetensi HayKluster Kompetensi Indikator

Kompetensi utama Building relationship, developing others, integrity,listening,understanding and responding, advocacy,quality service

Kompetensi jabatan Professional excellence, flexibility, informationgathering and analysis, opportunity seeking, self control,strategic thinking, team leadership, teamwork

Sumber : Hay dalam (Manopo, 2011)

Cluster kompetensi merupakan koleksi kompetensi terkait erat yang membentuksebuah kerangka kerja yang berkaitan satu kompetensi dengan kompetensi yang lainnyadan memberikan perspektif keseluruhan dari kumpulan kompetensi yang harus diukurdan dievaluasi terhadap pekerjaan. Rivai dan Sagala. (2010) menyatakan bahwa standardan hasil kerja mengukur perilaku kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tugas kerjayang khusus dan memenuhi tanggung jawab kerja terhadap kompetensi diperlihatkanoleh pengunjuk kerja terbaik maupun rata - rata.

Page 5: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

49

Dalam pembentukan cluster kompetensi sangat di butuhkan informasi yang baikdan benar agar apa yang menjadi tujuan dari pembentukan cluster kompetensi dapattercapai.

2.3 Pengertian Wirausaha dan KewirausahaanPengertian wirausaha menurut The American Heritage Dictionary dalam

Nitisusatro, (2009)entrepreneur didefinisikan dengan seseorang yangmengorganisasikan, mengoperasikan dan memperhitungkan resiko untuk sebuah usahayang mendatangkan laba. Pendapat di atas mempertegas pendapat dari Suryana, (2003)bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Selanjutnya Meredith,(2002) menyatakan bahwa menjadi seorang wirausaha lebih dari pada sebuah pekerjaanatau karir. Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip – prinsip tertentu akanmempengaruhi strategi karir anda. Sehingga dalam nilai faktor berpikir kreatif daninovatif menjadi penting. Hal ini bila dikaitkan dengan pendapat para pakar ekonomiakan tampak selaras pemahaman akan pengertian entrepreneur.

Pengertian di atas didukung oleh pendapat Zimmerer, et al (2008) bahwa sukseskewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atausesuatu yang lama dengan cara-cara baru (thing and doing new things or old thing innew way). Dengan demikian pengertian wirausaha bervariasi tergantung pada sudutpandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich, et al (2005) wirausaha bagi seorangekonom (economist), bagi seorang psikolog (psychologist), dan bagi seorang usahawan(businessman) tentunya memiliki perbedaan pada sudut pandangnya. Selanjutnyawirausaha (entrepreneur) adalah seorang pembuat keputusan yang membantuterbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar merekamendorong terjadinya perubahan, menciptakan inovasi, dan kemajuan perekonomianbangsa diciptakan dari para wirausaha. Berdasarkan konsep diatas secara singkatkewirausahan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (createnew and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untukmenciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untukmenghadapi resiko.2.4 Karakteristik Wirausaha

Menurut Cantillon dalam Casson, (2010) entrepreneur adalah spesialis dalammengambil resiko. Entrepreneur menjamin pekerja dengan membeli outputmerekauntuk dijual kembalisebelum konsumen menunjukkan untuk bersediamembayar. Pekerjamenerima pendapatan yang terjamin (dalam jangka pendek,setidaknya), sedangkan pengusaha menanggung risiko yang disebabkan oleh fluktuasiharga dipasar konsumen. Pengusaha berinovasi dengan melakukan kombinasi, bukansebagai peran seorang penemu murni, karena pengusaha mengadopsi penemuan yangdibuat oleh orang lain. Pengusaha mengambil keputusan penting untuk melakukansumber daya untuk eksploitasi ide-ide baru. Sebuah elemen perhitungan yang terlibat,tetapi tidak perhitungan murni, karena tidak semua faktor yang relevan dapat diukursecara akurat. Suatu karakteristik individu adalah ditujukan dan dicapai. Karakteristikyang ditujukan adalah yang ditetapkan atribut latar belakang dan sosial seperti ras,etnik, jenis kelamin, dan sosial ekonomi.

Page 6: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829 -7188

50

Berdasarkan pengertian tentang wirausaha yang telah dibahas di atas dapatdisimpulkan bahwa peran wirausaha yang utama bagi lingkungannya adalah sebagaiberikut: 1) memperbaharui dengan “merusak secara kreatif”. 2) keberaniannya melihatdan mengubah apa yang sudah dianggap mapan, rutin, dan memuaskan. 3) inovator. 4)menghadirkan hal yang baru di masyarakat. 5) mengambil dan memperhitungkanresiko. 6) mencari peluang dan memanfaatkannya. 7) menciptakan organisasi baru.

Pengertian kewirausahaan sebernarnya melekat pada ciri-cirinya, yaitu setiaporang yang pandai meraih dan menciptakan peluang. Peluang – peluang tersebutdiciptakan melalui penciptaan nilai-nilai tambahan barang atau jasa (usaha untuk hidup)dengan cara menerapkan ciri – ciri yang melekat padanya. Berikut adalah beberapadefinisi kewirausahaan yang sudah dikenal secara luas.

Meredith, (2000) mengemukakan bahwa wirausaha berarti memadukanperwatakan pribadi, keuangan dan sumber-sumber daya di dalam lingkungan.Selanjutnya dikemukakan bahwa wirausaha tidak dapat dipisahkan dari ciri-ciri yangdimilikinya dalam mencapai tujuan. Adapun ciri-ciri tersebut dilihat dari watak danperilakunya, yaitu percaya diri, berorientasi pada hasil, pengambil risiko,kepemimpinan, keorsinilan, dan berorientasi pada masa depan.

Setiap kewirausahaan meliputi keterbukaan, kebebasan, pandangan yang luas,berorientasi pada masa datang, berencana, berkeyakinan, sadar, dan menghormati oranglain dan pendapat orang lain. Dalam mencapai keberhasilannya seorang wirausahamemiliki ciri-ciri tertentu pula.Zimmerer, (2005) mengutip dari ”Entrepreneurship andSmall Enterprise Development Report” mengemukakan beberapa karakteristikkewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri: 1) proaktif, yaituberinisiatif dan tegas (assertive); 2) berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalampandangan dan bertindak (sees and acts) terhadap peluang, orientasi efisiensi,mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring;3)komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontak dan hubungan bisnis.

Menggabungkan pandangan Timmons dan McClelland, Zimmerer dalamSuryana, (2003) memperluas karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yangberhasil sebagai berikut: commitment and determination; desire forresponsibility;opportunity obsession;tolerance for risk, ambiguity, and uncertainty;selfconfidence;creativity and flexibility;desire for immediate feedback; high level ofenergy;motivation to excel;orientation to the future; willingness to learn fromfailure;leadership ability.

Seorang wirausaha yang mempunyai karakter mendukung keberhasilannyasebagai wirausahawan berpotensi untuk berhasil dalam bisnisnya. Studi yang dilakukanOsborne, (1995) mengindikasikan adanya karakter kepribadian wirausaha yangberkeinginan kuat untuk berprestasi atau need of achievement serta kemauan untukmengambil risiko. Studi yang dilakukan bahwa dalam diri wirausaha terdapat doronganyang kuat untuk mencapai tujuan yang mereka canangkan. Tidak mudahnya mencapaitujuan, dengan keinginan yang kuat untuk berprestasi biasanya dibarengi dengankemauan untuk mengambil risiko kegagalan. Sedangkan area kompetensikewirausahaan terdiri dari Opportunity Competency, Relationship Competencies,Conceptual Competencies, Organizing Competencies, Strategic Competencies,Commitment Competencies(Man, 2002).

Page 7: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

51

2.5 Proses KewirausahaanMcClelland dalam Suryana, (2003) mengemukakan bahwa kewirausahaan

(entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi (achievement), optimisme(optimism), sikap-sikap nilai (value attitudes) dan status kewirausahaan(entrepreneurial status) atau keberhasilan. Sehingga proses kewirausahaan atautindakan kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi dari property right(PR), competency/ ability (C), incentive (I), dan external environment (E).

Proses kewirausahaan diawali dengan inovasi, didukung oleh kejadian pemicu,diimplementasikan, dan akhirnya tumbuh dan berkembang. Suryana(2003)mengemukakan faktor-faktor pemicu kewirausahaan dan model proseskewirausahaan sebagai berikut:

Gambar 2.1. : Model Proses KewirausahaanSumber: Bygrave dalam Suryana, (2003)

Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yangmemiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secarakreatif. Meredith, (2002)berpendapat bahwa para wirausaha adalah orang – orang yangmempunyai kemampuan melihat dan melihat dan menilai kesempatan – kesempatanbisnis, mengumpulkan sumber – sumber daya yang yang dibutuhkan guna mengambilkeuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan kewirausahanmerupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta,berkarsa dan bersahaja dalam rangka meningkatkan meningkatkan pendapatan dalamkegiatan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausahaselalu tidak puas dengan apa yang telah di capainya. Dari waktu ke waktu, hari demi

Pribadi:

-Pencapaian

locus of

control

-Toleransi

Sosiologi:

-Jaringan

kelompok

-Orang tua

-Keluarga

Pribadi:

-

Wirausahawan

-Pemimpin

-Manajer

Organisasi:

-Kelompok

-Strategi

-Struktur

-Budaya

INOVASI KEJADIAN PEMICU IMPLEMENTASI PERTUMBUHAN

Lingkungan:

-Peluang

-Model peranan

-Aktivitas

Lingkungan:

-Kompetisi

-Sumber daya

-Indikator

Lingkungan:

-Pesaing

-Pelanggan

-Pemasok

Pribadi:

-Pengambil risiko

-Ketidakpuasan

-Pendidikan

Page 8: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829 -7188

52

hari, minggu ke minggu selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dankehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena denganberkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya.

2.6 Studi Pendahuluan Tentang Kompetensi dan Pelaku Usaha Kecil.Kemampuan pelaku usaha kecil untuk survive dan berkembang usahanya

dipengaruhi beberapa faktor dalam kewirausahaan, diantaranya kreativitas daninovasi. Hasil penelitian Kuriloff, dalam Sya'roni dan Sudirham melihat beberapaindikator dari kreativitas dan inovasi yang membentuk kompetensi kewirausahaan dandapat membantu keberlanjutan usaha kecil. Dalam berwirausaha dibutuhkankemampuan mengukur kemungkinan kerugian yang mungkin timbul serta memperolehdan memanfaatkan peluang dengan cara tertentu. Selanjutnya Syaroni dan Sudirhammenyatakan dalam penelitiannya dalam berwirausaha membutuhkan Self knowledge,Practical knowledge, Search skill, Computation skill, Communication skill.

Penelitian yang di lakukan oleh Yuli, (2006) tentang analisis perubahanlingkungan terhadap kompetensi usaha studi pada pengusaha makanan dan minumanskala kecil dan menengah di Kabupaten Malang dan Pasuruan dengan menggunakansampel 60 pengusaha dengan kriteria modal maksimal 200 juta dan usaha berjalanuntuk meminimalkan 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruhpositif dan signifikan antara variabel lingkungan usaha lebih dari upaya kompetensi.Pengaruh langsung sebesar 0,278, pengaruh tidak langsung sebesar 0,663 dan jumlahpengaruh total sebesar 0,941

Hooghiemstra dalam Yuli, (2006) mendefinisikan kompetensi sebagaikarakteristik dasar individu yang berhubungan dengan sebab seseorang menjadi efektifdan superior dalam pekerjaannya. Kompetensi usaha, seperti yang didefinisikan olehMan, (2002) merupakan pengetahuan (knowledge) yang memadai, keahlian (skill), dankemampuan (ability) yang memadai untuk memenuhi kebutuhan, seperti kinerja yangefektif dari suatu pekerjaan. Dalam penelitian ini, kompetensi yang diteliti meliputikompetensi strategis dan kompetensi peluang usaha

Hasil penelitian Kurniawan, (2012) menyatakan bahwa pada umumnyakompetensi karyawan hotel berbintang di Provinsi Jawa Barat secara keseluruhanmemiliki kategori cukup. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensikaryawan pada umumnya hanya dalam kondisi cukup dibandingkan dengan standarminimal kompetensi hotel berbintang

Menurut Kurniawan dan Dwiana, (2012) konsep kompetensi sering digunakanuntuk merefleksikan kemampuan seseorang pada bidang–bidang tertentu. Pembagianperan dari seluruh unsur yang ada di dalam perusahaan sesuai kompetensi masing-masing merupakan kunci sukses perusahaan dalam menghadapi persaingan. Pendapattersebut di atas dapat di kaji bahwa kompetensi terdiri dari beberapa aspek yang terdiridari sejumlah karakteristik yang mempunyai makna sebagai faktor penting seorangindividu dan menjadi bagian dari kepribadian seseorang, serta dapat memprediksiperilaku yang muncul pada situasi atau pekerjaan tertentu. Kompetensi mampumemprediksi secara aktual apakah seseorang berperilaku secara sesuai atau tidak dalampekerjaannya. Dipertegas oleh Kurniawan, (2011) bahwa pengelolaan kompetensikaryawan merupakan pengembangan seluruh potensi yang dimiliki karyawan danmembangun lingkungan kerja yang kondusif untuk menciptakan kinerja yang baik.

Page 9: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

53

Temtime, (2005) menyatakan bahwa saat kompetisi mengalami peningkatanmaka entrepreneur memerlukan lebih dari sekedar ketrampilan dan ilmu pengetahuandasar untuk mengelola bisnis yang mereka miliki. Salah satu cara untuk mengatasiperubahan sosial adalah dengan mengembangkan sebuah kompetensi yang relevan atauberhubungan dengan permintaan atau tuntutan sepanjang waktu. Sejalan denganpenelitian Kurniawan, (2011) bahwa semakin tinggi kompetensi akan meningkatkankanperilaku kewargaan organisasional, dengan demikian pihak manajemen harusmemperhatikan kompetensi dalam membentuk perilaku kewargaan organisasionalkarena bila tidak ada peningkatan kompetensi yang dirasakan karyawan dapatmempengaruhi perilaku kewargaan organisasional karyawan itu sendiri. Kompetensikewirausahaan merupakan kemampuan total pengusaha untuk melakukan peranannyaagar pekerjaan berhasil (Man, 2002). Selanjutnya menurut Kurniawan, (2008)menyatakan bahwa lambatnya pertumbuhan Industri Kecil Menengah di Indonesiadikarenakan salah satunya adalah rendahnya kompetensi yang dimiliki entrepreneurterkait dengan kompetensi kewirausahaan baik kompetensi intelektual, kompetensiemosional maupun kompetensi sosial. Menurut Hazlina, (2010)menemukan adanyakompetensi lain yang muncul pada wirausaha Malaysia yaitu berupa nilai-nilai sosialindividu yang muncul pada entrepreneur seperti etika, familifism, dan tanggung jawabsosial.Penelitian Hazlina di atas sejalan dengan penelitian Kurniawan, (2012) bahwaseseorang pada umumnya sudah mencapai standar kompetensi sosial untuk membangunsimpul-simpul kerja sama dengan orang lain sesuai dengan ketentuan pihak manajemen.

Sejalan dengan pendapat Menurut Man, (2002) kompetensi usaha merupakanpengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan,seperti kinerja yang efektif dari suatu pekerjaan. Pernyataan Man, (2002)di atas didukung oleh hasil penelitian Kurniawan, (2011) bahwa terdapat pengaruh yangbermakna dari variabel kompetensi dan komitmen terhadap produktivitas kerjakaryawan. Fakta ini berarti kompetensi dan komitmen secara parsial maupun bersamaanmembentuk dan meningkatkan serta menurunkan produktivitas kerja karyawan hotelberbintang di Jawa Barat.

III. METODE PENELITIANObjek penelitian yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu variabel kompetensi.

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui persepsi para pelaku usaha kecilbidang kuliner di Kota Cimahi dan Bandung terkait dengan kompetensiwirausahasehingga capaian yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu membuat modelkompetensi pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi dan Kota Bandung.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan unit analisispenelitian ini adalah pelaku usaha kecil bidang kuliner. Penelitian deskriptif berfokuspada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian di lakukan.Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-faktasaat ini dari suatu populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku usaha kecil bidang kulineryang berada di wilayah Kota Cimahi dan di Kota Bandung.Sampel adalah bagian daripopulasi dan merupakan anggota populasi yang terseleksi. Adapun sampling adalahsuatu proses seleksi terhadap sejumlah elemen yang memadai dari populasi. Agarsampel dapat digeneralisasi ke populasi, maka teknik penarikan sampel dilakukan

Page 10: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829 -7188

54

secara acak (random), sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang samauntuk dipilih menjadi sampel. Penarikan sampel secara acak tersebut merupakansampling probabilitas (probability sampling). dari sampel tersebut dipilih sampel yangmemenuhi kriteria dari peneliti. (statisfied random sampling). Kriteria pelaku usahakecil bidang kuliner dengan omzet perhari lima ratus ribu rupiah sampai dengan satujuta rupiah, dengan tenaga kerja kurang dari 5 tenaga kerja dan mendirikan usahasebelum atau sama dengan tahun 2009. Jumlah sampel yang digunakan adalah 100orang responden terdiri dari 50 orang pelaku usaha dari Bandung dan Cimahi

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai cara. Biladilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan data primer,dan data sekunder.Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknikpengumpulan data yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah sebagaiberikut :Studi lapangan (field research) merupakan pengumpulan data primer yangdilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung ke perusahaan yangbersangkutan, dengan kegiatan yang meliputi: 1) Wawancara, dilakukan dengan parapelaku usaha kecil di Kota Cimahi dan Kota Bandung. 2) Observasi, yaitu melakukanpengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang sedang diteliti. 3) Kuesioner,dengan cara memberikan seperangkat pertanyaaan atau pernyataan tertulis kepadaresponden atau informan selaku para pelaku usaha kecil di Kota Cimahi dan Bandung.

Dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa persepsi, sikap atau pendapat.Untuk mengukur persepsi tersebut skala yang digunakan adalah skala Likert.

Kegiatan-kegiatan dalam mengolah data adalah sebagai berikut: 1) Editing,memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. 2)Coding, mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori.3) Tabulasi, pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang sudah diberikode kategori jawaban kemudian dimasukkan dalam tabel.4)Verifikasi, pemeriksaaanbenar tidaknya hasil survai yang telah dilakukan.

Dalam analisis deskriptif, setiap variabel dikategorikan menjadi lima (5) kategorihasil pengukuran, yaitu : sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Setiapkategori dihitung frekuensi dan proporsinya serta disusun distribusinya. Kategorisasidilakukan dengan meninjau posisi skor total variabel dalam batas-batas nilai minimal,kuartil I, median, kuartil III dan maksimal yang dapat dicapai sebagai berikut (Rasyid,1994):

Minimal ≤ skor total < Kuartil I : Sangat Rendah Kuartil I ≤ skor total < Median : Rendah Median ≤ skor total < Kuartil III : Sedang Kuartil III ≤ skor total < Maksimal : Tinggi

IV PEMBAHASANProfil Responden Pelaku Usaha Kecil Di Kota Bandung Dan Cimahi

Pada penelitian ini di ambil 100 responden yang terdiri dari 50 orang respondenberasal dari Kota Bandung dan 50 orang repsonden lainnya berasal dari Kota Cimahi.Profil responde yang ditanyakan antara lain tahun berdiri, jumlah tenaga kerja danOmzet perhari.Berikut profil dari responden pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi danKota Bandung. Masing-masing profil dijelasakan pada gambar berikut.

Page 11: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha KecilBandung

Tahun Berdiri

Gambar 5.1 Tahun BerdiriSumber : Kuesioner, diolah kembali 2016

Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar yang menjadi responden yaitu pelusaha kecil bidang kulinerjuga yang membuka usaha sejak tahun 2001sebelum tahun 2000. Cukup merata dalam pembagian tahun untuk responden.

Selanjutnya profil dari jumlah tkuliner. Hasilnya tersaji dalam tabel berikut ini.

Gambar 5.2 Jumlah Tenaga KerjaSumber : Kuesioner, diolah kembali 2016

Berdasarkan gambar di atas, cukup merata pembagian jumlah tenaga kerja yangmenjadi responden. Dengan batasan jumlah tenaga kerja maksimal 4 orang, makaterdapat 27% pelaku usaha kecil yang memiliki tenaga kerja 4 orang, 3 orang sebanyak33% dan 2 orang sebanyak 18. Sisanya tidak memiliki tenaga kerja sebanyak 1 %

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan Kota

Gambar 5.1 Tahun BerdiriSumber : Kuesioner, diolah kembali 2016

rkan gambar diatas, sebagian besar yang menjadi responden yaitu pelbidang kuliner yang membuka usaha antara tahun 2006

juga yang membuka usaha sejak tahun 2001 – 2005. Serta yang mulai mendirikan usahaCukup merata dalam pembagian tahun untuk responden.

Selanjutnya profil dari jumlah tenaga kerja yang bekerja pada usaha bidangkuliner. Hasilnya tersaji dalam tabel berikut ini.

Gambar 5.2 Jumlah Tenaga KerjaSumber : Kuesioner, diolah kembali 2016

Berdasarkan gambar di atas, cukup merata pembagian jumlah tenaga kerja yangonden. Dengan batasan jumlah tenaga kerja maksimal 4 orang, maka

terdapat 27% pelaku usaha kecil yang memiliki tenaga kerja 4 orang, 3 orang sebanyak33% dan 2 orang sebanyak 18. Sisanya tidak memiliki tenaga kerja sebanyak 1 %

18%

35%

47%

Tahun Berdiri

2000 >

2001-2005

2006-2010

27%

33%

28%

11% 1%

jumlah tenaga kerja

4 3 2 1 0

Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan Kota

55

rkan gambar diatas, sebagian besar yang menjadi responden yaitu pelakuyang membuka usaha antara tahun 2006 – 2010. Terdapat

2005. Serta yang mulai mendirikan usahaCukup merata dalam pembagian tahun untuk responden.

enaga kerja yang bekerja pada usaha bidang

Berdasarkan gambar di atas, cukup merata pembagian jumlah tenaga kerja yangonden. Dengan batasan jumlah tenaga kerja maksimal 4 orang, maka

terdapat 27% pelaku usaha kecil yang memiliki tenaga kerja 4 orang, 3 orang sebanyak33% dan 2 orang sebanyak 18. Sisanya tidak memiliki tenaga kerja sebanyak 1 %

2000 >

2005

2010

Page 12: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei

56

Selanjutnya dibahas yaitu omberikut.

Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2016

Dari gambar di atas, sebagai besar memiliki omzet perhari antara Rp 600.000Rp 1.000.000. cukup tinggi pula yang memiliki omzet antaraserta yang memiliki omzet antara Rp 100.000

Persepsi Responden atas Kompetensi Pelaku usaha kecil bidang kuliner di KotaBandung.Dalam mengukur variabel Kompetensi pelaku usaha kecil, digunakan enam

indikator diantaranya opportunity competencies, Organizing Competencies, StrategicCompetencies, Social Competencies Commitment Competencies dan ConceptualCompetencies. masing masing indikator dijelaskan sebagai berikut.

Opportunity Competencies (Kemampuan MKemampuan untuk mengenali peluang, diukur dengan enam pernyataan agar

dapat mengetahui persepsi responden pada kemampuan mengenali peluang. Pernyataantersebut diantaranya keyakinan akan keberhasilan,htindakan untuk meningkatkan hasil, kecepatan dalam mengambil keputusan, mencariinformasi, serta terbuka untuk ide baru.

Pada pernyataan keyakinan untuk berhasil, persepsi responden dapat dilihat padatabel berikut didasarkan atas hasil kuesioner yang diberikabidang kuliner di Kota Cimahi dan Kota Bandungakan keyakinan untuk berhasil.

Tabel 5.1 Kategori Indikator

PERNYATAAN

TOTALSumber : Kuesioner,

Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829

Selanjutnya dibahas yaitu omzet perhari yang dijelaskan oleh gambar

Gambar 5.3 Omzet per hariSumber : Kuesioner, diolah kembali 2016

Dari gambar di atas, sebagai besar memiliki omzet perhari antara Rp 600.000Rp 1.000.000. cukup tinggi pula yang memiliki omzet antara Rp. 300.000serta yang memiliki omzet antara Rp 100.000 – Rp 300.000.

Persepsi Responden atas Kompetensi Pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota

Dalam mengukur variabel Kompetensi pelaku usaha kecil, digunakan enamdiantaranya opportunity competencies, Organizing Competencies, Strategic

Competencies, Social Competencies Commitment Competencies dan ConceptualCompetencies. masing masing indikator dijelaskan sebagai berikut.

(Kemampuan Mengenali Peluang)Kemampuan untuk mengenali peluang, diukur dengan enam pernyataan agar

dapat mengetahui persepsi responden pada kemampuan mengenali peluang. Pernyataannya keyakinan akan keberhasilan,hal yang menghasilkan keuntungan,

akan untuk meningkatkan hasil, kecepatan dalam mengambil keputusan, mencariinformasi, serta terbuka untuk ide baru.

Pada pernyataan keyakinan untuk berhasil, persepsi responden dapat dilihat padatabel berikut didasarkan atas hasil kuesioner yang diberikan kepada responden UKbidang kuliner di Kota Cimahi dan Kota Bandung. Berikut tabel persepsi respondenakan keyakinan untuk berhasil.

Kategori Indikator Opportunity Competencies

PERNYATAAN F*B KATEGORI

1 387

TINGGI

2 407

3 420

4 415

5 413

6 412

TOTAL 2454Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2016.

20%

31%45%

4%

Omzet per hari100000-300000300000-600000600000-1000000

ISSN : 1829 -7188

zet perhari yang dijelaskan oleh gambar

Dari gambar di atas, sebagai besar memiliki omzet perhari antara Rp 600.000 –Rp. 300.000 – Rp. 600.00

Persepsi Responden atas Kompetensi Pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota

Dalam mengukur variabel Kompetensi pelaku usaha kecil, digunakan enamdiantaranya opportunity competencies, Organizing Competencies, Strategic

Competencies, Social Competencies Commitment Competencies dan Conceptual

Kemampuan untuk mengenali peluang, diukur dengan enam pernyataan agardapat mengetahui persepsi responden pada kemampuan mengenali peluang. Pernyataan

al yang menghasilkan keuntungan,akan untuk meningkatkan hasil, kecepatan dalam mengambil keputusan, mencari

Pada pernyataan keyakinan untuk berhasil, persepsi responden dapat dilihat padan kepada responden UKM

. Berikut tabel persepsi responden

Page 13: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

57

Dari tabel di atas, untuk kategori indikator Opportunity Competencies termasukkedalam kategori tinggi (2454) karena memperoleh skor antara 2040 -2520.Keseluruhan pernyataan untuk kategori ini sudah termasuk kedalam kategori tinggi.Artinya dalam kemampuan membaca peluang pengusaha bidang kuliner di Kota Cimahidan Kota Bandung sudah tinggi. Kesadaran dalam menangkap peluang di bidang usahakuliner sudah tinggi.1. Organizing Competencies (Kemampuan Mengelola Usaha)

Pada indikator Organizing Competencies, diukur dengan menggunakan 5pernyataan yang berhubungan Organizing Comptencies. Pernyataan tersebutdiantaranya: terbiasa memimpin orang lain, mengendalikan aktivitas operasionalperusahaan, mengembankan usaha dan pembagian tugas secara jelas.

Tabel 5.2 Kategori Organizing Competencies(Kemampuan Mengelola Usaha)

PERNYATAAN F*B KATEGORI

1 272

CUKUP

2 259

3 292

4 308

5 232

TOTAL 1363Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2016

Dari tabel di atas, indikator Organizing Competencies termasuk kedalamkategori cukup (1363) karena memperoleh nilai antara 1301 – 1700. Artinyakemampuan dalam mengelola usaha pengusaha UKM bidang kuliner di Kota Cimahidan Kota Bandung berada pada kategori cukup.2. Strategic Competencies (Kemampuan Strategik)

Indikator selanjutnya yang membentuk kompetensi pelaku usaha kecil bidangkuliner yaitu Strategic Competencies (kemampuan strategik). Dalam mengukurStrategic Competencies diberikan enam pernyataan yang terdiri dari : membinahubungan baik dengan banyak orang, selalu menambah jaringan usaha, informasi yangdibagi kepada orang lain, kerjasama dalam pencapaian tujuan, penghargaan dan pujiandalam mendapat loyalitas orang lain, dan memanfaatkan media untuk mempengaruhiorang lain.

Tabel 5.3 Kategori Strategic CompetenciesPERNYATAAN F*B KATEGORI

1 290

CUKUP

2 290

3 237

4 262

5 280

6 269

TOTAL 1628

Sumber : Kuesioner, diolah Kembali 2016

Page 14: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829 -7188

58

Dari tabel di atas, kategori untuk indikator Strategic Competencies temasuk padakategori cukup (1628) dengan skor antara 1560 – 2040. Artinya bahwa pelaku usahakecil bidang kuliner di Kota Cimahi dan Kota Bandung memiliki kemampuan strategikdalam kategori cukup.

3. Social Competencies (Kemampuan Sosial)Setelah dibahas mengenai indikator kemampuan strategik, selanjutnya

dijelaskan mengenai kemampuan sosial yang dibentuk dari lima pernyataan, terdiri daricara mempengaruhi orang lain, cara memperoleh rasa hormat dari orang lain,mengakrabkan diri dengan orang lain, mengkomunikasikan pemikiran, mengendalikansituasi.

Tabel 5.4 Kategori Commitment Competencies(Keterampilan dalam Komitmen)

PERNYATAAN F*B KATEGORI

1 433

SANGATTINGGI

2 441

3 434

4 421

5 436

6 409

TOTAL 2574Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2016

Berdasarkan tabel di atas untuk indiator Commitment Competencies termasukpada kategori sangat tinggi(2574) dengan skor skor antara 2520 – 3000.. Artinya bahwakemampuan dalam komitmen bagi pelaku usaha kecil beidang kuliner di Kota Cimahidan Kota Bandung berada dalam kategori sangat tinggi.

6. Conceptual Competencies/ Kemampuan KonseptualSetelah di bahas mengenai kompetensi dalam komitmen, selanjutnya akan

dijelaskan indikator Conceptual Competencies dari pelaku usaha kecil bidang kuliner diKota Cimahi dan Kota Bandung. Untuk mengukur Conceptual Competencies digunakanlima pernyataan yang terdiri dari membangun inovasi dari produk yang ditawarkan,mempelajari cara menjalankan usaha untuk berkembang, berkomunikasi dengankonsumen mengenai produk yang dijual, kepekaan dalam merespon pasar, serta terbukadengan ide-ide baru.

Tabel 5.5 Kategori Indikator Conceptual Competencies

PERNYATAAN F*B KATEGORI

1 305

CUKUP

2 260

3 298

4 284

5 325

TOTAL 1472Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2016

Page 15: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

59

Berdasarkan tabel di atas, untuk indikator conceptual competencies, termasukkedalam kategori cukup (1472) karena memiliki skor antara 1301 -1700. Artinya bahwakemampuan konseptual pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi dan KotaBandung berada dalam kategori cukup.

Selanjutnya setelah semua indikator telah diukur. Maka dapat diketahui kategoriuntuk kompetensi pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi dan Bandung .Hasilnya sebagai berikut.

Tabel 5.6 Kategori Variabel Competencies

PERNYATAAN F*BKATEGORIINDIKATOR

KATEGORIVARIABEL

OpportunityCompetencie 2454

TINGGI

TINGGI

OrganizingCompetencies 1363

CUKUP

StrategyCompetencie 1628

CUKUP

SocialCompetencies 1878

TINGGI

CommitmentCompetencie 2574

SANGATTINGGI

ConceptualCompetencies 1472

CUKUP

TOTAL 11369Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2016

Berdasarkan tabel di atas, untuk varaibel kompetensi pelaku usaha kecil bidangkuliner di Kota Cimahi dan Kota Bandung termasuk pada kategori tinggi artinya tingkatkompetensi pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi dan Bandung sudahmemenuhi kemampuan yang baik untuk mengelola usahanya. Dari keenam indikatoryang digunakan, tiga indikator terkategori cukup yaitu Organizing Competencies,Strategy Competencies serta Conceptual competencies. Selain itu, untuk indikator yangterkategori tinggi yaitu Opportunity Competencie, Social Competencies dan untukindikator yang termasuk sangat tinggi yaitu Commitment Competencie.

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner di Kota Cimahi dan KotaBandung1. Mengidentifikasi Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner di Kota

Cimahi dan Kota BandungBerdasarkan tabulasi kategori variabel di atas kompetensi yang sangat tinggi

yaitu dalam commitment competencies. Selain itu, memiliki kompetensi yang tinggidalam opportunity competencies dan social competencies.

Perlu diperhatikan dalam pengembangan model kompetensi pelaku usaha kecilbidang kuliner di Kota Cimahi dan Bandung yaitu masih relatif rendahnya kemampuanorganizing competencies, strategic competencies dan conceptual competencies. Ketigaindikator kompetensi tersebut menjadi perhatian untuk dapat dikembangkan untuk

Page 16: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829 -7188

60

memberikan kemampuan yang optimal bagi pelaku usaha kecil bidang kuliner di KotaCimahi dan Kota Bandung.Commitment competencies bagi pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahidan BandungPelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi dan Kota Bandung sudah memilikitanggungjawab yang sangat tinggi. Serta berusaha melakukan pekerjaan yang terbaikuntuk usahanya. Selain itu pekerjaan sebagai pelaku usaha kecil bidang kuliner sudahsejalan dengan sistem nilai pribadinya. Artinya bahwa tanggungjawab, sistem nilaipribadi sudah dimiliki oleh oleh pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Bandung.Opportunity Competencies bagi pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahidan Kota Bandung.Pelaku usaha kecil di Kota Cimahi dan Kota Bandung memiliki keyakinan tinggi untukberhasil dalam usahanya. Selain itu, sudah memiliki pemahaman terhadap hal-hal yangmenghasilkan keuntungan serta bertindak dalam meningkatkan hasil. Selain itu, cepatdalam pengambilan keputusan dan selalu bergerak mencari informasi baru juga terbukaterhadap hal-hal baru.Social Competencies bagi pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi danKota BandungPelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi dan Kota Bandung sudah memilikikemampuan yang tinggi dalam mempengaruhi orang lain, serta mengetahui caramemperoleh rasa hormat dari orang lain dan dapat mengakrabkan diri dengan cepat.Selain itu, mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan orang lain dan dapatmengendalikan situasi dilingkungannyaberada.Organizing Competencie bagi pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahidan Kota Bandung.Pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi dan Kota Bandung masih relatifrendah dalam kemampuan memimpin orang lain. Selain itu kurangnya kemampuandalam mengendalikan aktivitas operasional usahanya dan kemampuan yang rendahdalam pengembangan usaha kulinernya. Masih rendah juga dalam kemampuanmemberikan pembagian tugas dengan jelas.Strategic Competencies bagi pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi danKota BandungDalam hal Strategic Competencies, pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahidan Kota Bandung masih relatif rendah dalam membina hubungan baik dengan oranglain. Juga masih rendah dalam menambah jaringan usahanya. Dalam hal pembagianinformasi juga belum sepenuhnya di bagikan kepada rekan kerja dan belum menyadaripemberian penghargan dan pujian bagi loyalitas orang lain juga belum memanfaatkanmedia untuk mempengaruhi orang lain.Conceptual Competencies bagi pelaku usaha kecil bidang Kuliner di Kota Cimahidan Bandung.Pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi dan Kota Bandung penting dalammemiliki kemampuan konseptual, hanya saja masih kurang dalam inovasi produk yangdipasarkan, juga dalam cara mengembangkan usaha untuk berkembang. Selain itu,masih kurang dalam brekomunikasi dengan pelanggan untuk produk yang dipasarkan,respon kepada pelanggan juga masih harus ditingkatkan serta keterbukaan dengan ide-ide baru.

Page 17: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

61

Tabel 5.7 Identifikasi Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner di KotaCimahi dan Kota Bandung

INDIKATORKEMAMPUAN

KATEGORIVARIABEL

TINGGI RENDAH

CommitmentCompetencies

Sangat Tinggi Tanggung jawab yangtinggi

Waktu lebih untukpekerjaan

Melakukan pekerjaanyang terbaik

Sejalan dengan sistemnilai

Menyukai pekerjaanyang di jalani

-

OpportunityCompetencie

Tinggi Keyakinan untukberhasilMemahami hal yangmeng-hasilkankeuntunganBertindak dalammeningkat-kan hasilPengambilankeputusan yang cepatBegerak dalammencari informasi

-

SocialCompetencies

Tinggi Mempengaruhi oranglain

Cara memperoleh rasahormat

Mengakrabkan diriBerkomunikasi yang

baikMampu

mengendalikan situasi

-

OrganizingCompetencies

Cukup - Kemampuanmemimpin orang lain

Kemampuanmengendalikanaktivitas operasional

Pengembangan usahaPembagian tugas

Page 18: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829 -7188

62

INDIKATORKEMAMPUAN

KATEGORIVARIABEL

TINGGI RENDAH

StrategicCompetencies

Cukup - Membina hubunganbaik

Menambah jaringanusaha

Pembagian informasi Arti penting

penghargaan danpujian bagi loyalitas

Belum memanfaatkanmedia

ConceptualCompetencies

Cukup - Inovasi produk yangdipasarkan

Pengembangan usahaBerkomunikasi

dengan pelangganRespon kepada

pelangganKeterbukaan terhadap

ide-ide baru.

2 Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner di Kota Cimahi dan KotaBandung.

Berdasarkan identifikasi kompetensi pelaku usaha kecil bidang kuliner di KotaCimahi dan Kota Bandung, maka model yang dapat diterapakan untuk peningkatankompetensi pelaku usaha kecil di Kota Cimahi dan Kota Bandung.

Model yang dikembangkah haruslah mampu untuk meningkatkan kompetensiyang kurang yaitu Organizing Competencies, Strategic Competencies dan ConceptualCompetencies. Model juga harus dapat menjaga kemampuan yang sudah tinggi yaituCommitment Competencies, Opportunity Competencies dan Social Competencies.

Gambar 5.4 : Model Kompetensi Pelaku Usaha Bidang Kuliner

Page 19: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

63

Keterangan Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang KulinerInisiatif Pelaku usaha kecil bidang kuliner harus mampu mengembangkan usaha dan inovasi

dari usaha di bidang kuliner baik secara operasional maupun produk dan layanankepada pelanggan

Harus terbiasa memanfaatkan media, terutama media sosial, dimana media sangatmemberikan manfaat dalam pengembangan usaha terutama dai bidang kuliner

Inisiatif kepemimpinan penting, dengan tingkat persaingan yang tinggi kecepatanpengambilan keputusan dan kepemimpinan menjadi modal agar dapat berhasil dibidang kuliner

Melihat dan Menangkap Peluang Pelaku usaha kecil bidang kuliner harus bisa menangkap peluang dari perubahan

minat konsumen dan dapat merebut pasar dengan mengambil peluang yang adasecara efektif.

Mencari Informasi Pelaku usaha kecil bidang kuliner harus terbiasa mencari informasi mengenai : Produk : memahami produk yang diinginkan oleh konsumen Pasar : selalu berusaha memahami keinginan pasar dan menyesuaikan produk agar

sesuai dengan keinginan pasar. Teknologi : teknologi yang memberikan perubahan kearah yang lebih baik baik

untuk kualitas produk, mengurangi biaya dan memberikan respon yang lebih baikkepada pelanggan.

Effektivitas Kerja Pembagian tugas yang lebih terstruktur : Harus ada tugas untuk masing-masing

pegawai sehingga terdapat pegawai yang bertanggung jawab di setiap pekerjaan Melakukan effetivitas pengendalian operasional : berusaha memahami aluir kerja di

operasional sehingga dapat mengendalikan operasional usaha dengan optimal

Komitmen dan Tanggungjawab Komitmen terhadap Pelanggan : selalu berusaha memberikan kualitas yang standar

atas produk kuliner yang ditawarkan kepada pelanggan Respon yang cepat dan tepat atas keluhan dan saran: kritik dan saran dari semua

pihak harus dipandang positif dan melakukan perubahan sesuai dengan keinginanpelanggan dengan efektif.

Fokus Pada Pekerjaan dengan Kualitas Tinggi Kualitas menjadi hal utama dari setiap produk sehingga pelaku usaha kecil bidang

kuliner seniantias fokus dalam menjaga kualitas dari produk yang di tawarkan.

V. SIMPULANSimpulan dari penelitian ini yaitu Pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota

Cimahi dan Kota Bandung cenderung memiliki kompetensi yang baik pada indikatorcommitment competencies, Opportunity Competencies serta social competencies.

Kompetensi yang kurang baik yang ada pada pelaku usaha kecil bidang kulinerdiantaranya organizing competencies,strategic competencie dan conceptualcompetencies. kompetensi yang masih rendah tersebut harus ditingkatkan agar dapat

Page 20: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829 -7188

64

memperbaiki kompetensi pelaku usaha kecil bidang kuliner di Kota Cimahi dan KotaBandung.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi pelaku usaha kecil bidang kuliner diKota Cimahi dan Kota Bandung maka di buat model yang akan membantumeningkatkan kompetensi pelaku usaha kecil di Kota Cimahi dan Kota Bandung.

Model yang dibuat mencakup kompetensi yang sulit dikembangkan dankompetensi yang bisa dikembangkan. Kompetensi yang sulit dikembangkan karenatidak terlihat (hiden) yang meliputi self concept, motive dan trait. Kompetensi yang sulitdikembangkan karena ada pada dirinya sendiri yang tidak terlihat. Sedangkankompetensi yang dapat dikembangkan yaitu kompetensi yang terlihat dan dapat diukurmelalui peningkatan keterampilan dan pengetahuan. Peningkatan keterampilan melaluikesempatan dan pengalaman. Sedangkan peningkatan pengetahuan melalui pendidikandan pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA

Astamoen, Moko.2008.Entrepreneurship Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia.Bandung:Alfabeta

Boyatzis, Richard.1982. The Competent Manager, A Model For Effective Performance.New York John Wiley & Sons

Casson, Mark. 2010. Entrepreneurship Theory, Networks, History.UK:Edward ElgarPublishing Limited

Ciputra, 2008. Pentingnya Kewirausahaan Dalam Pendidikan Tinggi dan PemecahanMasalah Bangsa, Membangun Perguruan Tinggi Menjadi Centre of Excellence &Entrepreneurship, Dari Gagasan Hingga Pelaksanaan, Sekolah Pascasarjana UGMdalam Kerjasama dengan Yayasan Ciputra Entrepreneur

Christine Manopo, 2011. Competency Based Talent and Performance ManagementSystem. Jakarta : Salemba Empat

Dimitriades, Zoe S, 2007. The Influence of Service Climate and Job Involvement onCustomer Oriented Organization Citizenship Behavior In Greek ServiceOrganizations : a Survey. Employee Relation Vol.29 No.5 pp 469-491 EmeraldGroup Publishing Limited 01425455 DOI 10.1108/0142545710776290

Hastuti Sri, 2012. Perbedaan Jiwa Kewirausahaan pada Mahasiswa JurusanManajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi

Hazlina et al. 2010. “Is Entrepreneurial Competency and Business Success RelationshipContinget Upon Business environment? A Study of Malaysian SMES”. EmeraldGroup Publishing

Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, and Shepherd, Dean A, 2005. Entrepreneurship,Sixth Edition, McGraw-Hill.

Kessler, Robin.2008. Competency-Based Performance Reviews : How to PerformEmployee Evaluations The Fortune 500 Way. Terjemahan. Jakarta : PPM

Page 21: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

65

Kurniawan Asep, 2008. Analisis Cluster UMKM dan Komoditi Kabupaten KutaiKertanegara (Tahap II) dan Identifikasi UMKM Wilayah Pesisir Tahun Anggaran2008.

Kurniawan, 2011. Pariwisata dan Kondisi Sumber Daya Manusia Hotel Berbintang diProvinsi Jawa Barat. Portofolio Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi. ISSN:1829-7188. Vol 8 No 2 Nopember 2011

Kurniawan Asep,2012, Kompetensi Karyawan Berdasar-kan Persepsi Supervisor(Suatu Survei Pada Hotel Berbintang Di Jawa Barat) Prosiding Call For Paper &Seminar Nasional “Etika Bisnis: Kebutuhan atau Kewajiban ?”, Balai PertemuanUniversitas Pendidikan Indonesia (ISBN 978-602-17225-0-3) Bandung

Kurniawan Asep, 2012.Pengaruh Kompetensi dan Komitmen Terhadap ProduktivitasKerja Karyawan Berdasarkan Persepsi Supervisor (Suatu Survei Pada HotelBerbintang Di Jawa Barat). Prosiding Seminar Nasional & Call for Papers“Sustainable Competitive-2” Universitas Jenderal Soedirman. ISBN:978-979-0204-67-7 Purwokerto

Kurniawan Asep, dkk, 2012. Pengaruh Kompetensi dan Komitmen Terhadap PerilakuKewargaan Organisasional Karyawan Berdasarkan Persepsi Supervisor (SuatuSurvei Pada Hotel Berbintang Di Jawa Barat). Prosiding Seminar Nasional & Callfor Paper Forum Manajemen Indonesia Ke-4. ISSN:2302-7770 Yogyakarta

Kurniawan Asep, Dwiana Elis, 2011. Keterkaitan Kompetensi Karyawan DenganProduktivitas Kerja Karyawan. Jipolis Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Sosial. ISSN :1829-6777 Vol.7 No.2 Mei 2011

Kurniawan Asep, Jalaludin Agus, Hastuti Sri.2014. Pemodelan Kompetensi PelakuUsaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi dan Kota Bandung.

Maco, Casaba. Training and competence development in the SME sector: TheHungarian case. 2005. Econstor.

Man, T.W.Y., Lau, T. and Chan, K.F. 2002. The Competitiveness of Small AndMedium Enterprises: a Conceptualisation With Focus on EntrepreneurialCompetencies.Journal of Business Venturing 17(2): 123-142.

Manopo, C. (2011). Competency Based Talent and Performance ManagementSystem.Jakarta: Salemba Empat

Meredith, Geoffrey G, et al, 2002. Kewirausahaan Teori & Praktek. Jakarta: PPM

Meredith, Geoffrey G, et al, 2000. Kewirausahaan Teori & Praktek.Seri Terjemahan.Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo

Nitisusastro, Mulyadi, 2009. Kewirausahaan & Manajemen UsahaKecil.Bandung:Alfabeta

Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright. 2006. Human Resources Management: Gaining aCompetitive Advantage. Fifth edition., Irwin, New York: Mc. Graw Hill

Osborne, Richard, 1995. The Essence of Entrepreneurial Success. ManagementDecision, Vol.. 33. No.7. pp 4-9.

Rasyid Al Harun, 1994. Statistika Sosial. Bandung: Program Pascasarjana UNPAD

Page 22: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Portofolio Volume 14 No. 1, Mei 2017 : 45– 67 ISSN : 1829 -7188

66

Riggs, Michael W and Hughey Aron W. Competing values in the culinary arts andhospitality industry.2011. INDUSTRY & HIGHER EDUCATION Vol 25, No 2,April 2011, pp 109–118, doi: 10.5367/ihe.2011.0033

Rimsky K Judisseno. 2008. Jadilah Pribadi yang Kompeten di Tempat Kerja. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama

Rivai dan Sagala. 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. dariTeori ke Praktik. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Shermon, Ganesh. 2004. Competency based HRM. New Delhi : McGraw-Hill

Simatupang, Togar M. 1995. Pemodelan Sistem. Klaten: Nindita

Spencer, Lyle M. JR., & Signe M. Spencer. 1993. Competence at Work, Models forSuperior Performance. John Willey & Sons Inc.

Suryana. 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses MenujuSukses.Jakarta: Salemba Empat

Suryana, 2005, Kewirausahaan, Penerbit Erlangga

Sya'roni, Deden A.Wahab dan Sudirham, Janivita J. Kreativitas dan Inovasi penentuKompetensi Pelaku Usaha Kecil. Bandung. Jurnal Manajemen Teknologi.

Temtime, Z.T. and Pansiri, J. 2005. “Managerial Adequacy and OrganizationalFlexibility in SMEs”, Problems and Perspectives in Management, Vol. 1, pp. 25-36.

Timmons, Jeffry A and Spinelli, Stephen.(2007). New Venture CreationEntrepreneurship for the 21st century.Seventh Edition:McGraw-Hill InternationalEditions Companies.Inc

Yuli,Sri Budi Cantika.ANALISIS PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAPKOMPETENSI USAHA (Studi pada Pengusaha Makanan dan Minuman SkalaKecil dan Menengah di Kabupaten Malang dan Pasuruan).2006.HUMANITY,Volume 1, Nomor 2, Maret 2006: 106 -116

Zimmerer, Thomas , Scarborough, Norman M.2008. Kewirausahaan dan ManajemenUsaha Kecil.Jakarta: Salemba Empat

Zimmerer, Thomas W and Scarborough, Norman M, 2005. Essentials ofEntrepreneurshipand Small Business Management, fourth Edition, Pearson PrenticeHall.

Ackoff, Russell L, Gupta, Shiv K, Minas J, Sayer, 1962. Scientific Method, OptimizingApplied Research Decisions, Wiley, New York.

Murthy, D.N.P, Page N.W, Rodin EY, 1990. Mathematical Modelling, A Tool forProblem Solving in Engineering, Physical, Biological and Social Sciences,Pergamon Press, Oxford.

Man, Thomas W.Y. Chan Theresa Lau K.F 2002. The competitiveness of small andmedium enterprises A Conceptualization with focus on entrepreneurialCompetencies. Journal of Business Venturing 17 (2002) 123–142 IMD WorldCompetitiveness Year Book 2014

Page 23: MODEL KOMPETENSI PELAKU USAHA KECIL BIDANG … · kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau ... pandang, seperti yang dikemukakan oleh Hisrich,

Model Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Bidang Kuliner Di Kota Cimahi Dan KotaBandung

67

http://www.bisnis-jabar.com

http://www.depkop.go.id

http://www.tataruangindonesia.com

Biodata Penulis :

Dr. Asep Kurniawan.,SE.,MT adalah dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Jenderal Achmad Yani

Andri Irawan.,SE.,MM. adalah dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Jenderal Achmad Yani

Yun Yun.,SE.,MM. adalah dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Jenderal Achmad Yani