Upload
rahma-yumiwaki
View
16
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
IV. MIKROBIOLOGI KULIT
Pad a ku l i t manus i a s e l a lu t e rdap a t ko lon i s a s i bak t e r i . Ada nya
kolonisasi bakteri disebabkan permukaan kulit mengandung banyak bahan
makanan yang berguna untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti lemak,
nitrogen, mineral yang merupakan hasil proses keratinisasi kulit dan apendiksnya.
Bakteri-bakteri ini ada yang bersifat k o m e n s a l d a n a d a y a n g d a p a t
m e n i m b u l k a n p e n y a k i t p a d a k u l i t . Frekuensi kontaminasi bakteri untuk
menimbulkan penyakit pada kulit bergantung pada :
- Virulensi organisme
- Besarnya inokulasi
- Tempat masuk kuman
- Imunitas hospes
Bak t e r i pa to gen ada l ah bak t e r i yan g dap a t men im bu lkan penyak i t .
Karier ( pembawa kuman ) adalah hospes yang mengandung bakteri
patogen tanpa gejala klinis yang ditimbulkan oleh bakteri tersebut. Virulensi adalah
perbedaan strain dalam suatu spesies patogen dan me l ipu t i s em ua
bah an -baha n yang ada da l am o rgan i sme t e r s eb u t pada lokasi yang
baru.
Pertahanan Kulit
Perlindungan kulit terhadap mikro organisme dilaksanakan dengan berbagai
mekanisme seperti :
1. Keadaan kulit
Ada be r bag a i t eo r i . Arno ld , Mer ch i on in i mengem uka kan
adan ya “acid mantle” yaitu keasaman kulit yang berfungsi dalam
mekanisme pe r t ah anan ku l i t . Seka ra ng i n i d ika t akan bahwa yang
be r t an ggung jawab terhadap perbedaan ukuran menghilangnya bakteri dari
daerah asam atau alkali adalah desikasi. Derajat kekeringan kulit yang
relatif dapat membatasi pertumbuhan kuman gram (-)
2. Mekanisme kimiawi
Pada permukaan kulit terjadi pemecahan ester-ester sebum oleh
flora komensal sehingga terbentuk asam-asam lemak bebas berantai
k a r b o n y a n g t i d a k j e n u h d a n a s a m - a s a m l e m a k i n i
b e s e r t a f a c t o r kekeringan dapat mengeliminasi Staphylococcus aureus.
3. Fenomenan interfensi bakteri
Bagaimana pengaruh supresif strain bakteri terhadap bakteri lain
masih sulit diterangkan tetapi terdapat bukti bahwa kolonisasi 1 strain
Staphylococcus dibeberapa tempat dapat menganggu kolonisasi strain lain.
4. Bakteri normal dikulit
Adanya bakteri penghasil antibiotika dapat menghambat
pertumbuhan mikro organisme lain.
Flora normal kulit
A d a 2 j e n i s f l o r a n o r m a l p a d a k u l i t y a i t u f l o r a t r a n s i e n
d a n f l o r a residen. Adapun peranan flora normal ini adalah :
1. Pertahanan terhadap infeksi dengan jalan interfensi bakteri
2 . Memproduks i a s am l emak bebas C . acnes dan Coccus g r am
nega t i ve d a p a t m e n g h i d r o l i s i s l e m a k s e b u m d a n menghasilkan
a s a m lemak bebas. Corynaebacteria aerobic menyebabkan bau pada sekret
kelenjar apokrin di ketiak.
Flora Transien
Ber a sa l da r i l ua r ku l i t , b e r s i f a t pa to gen , mud ah d ih i l angkan da r i
kulit dengan cara menghapus dengan desinfektan, tidak dapat memperbanyak diri
dan jenis organismenya sangat banyak a.l :
1. Organisme erobik yang membentuk spora ( Bacillus sp.)
2. Streptococcus
3. Neisseria
4. Basil gram negatif yang berasal dari daerah intertriginosa
Flora Residen
Hidup s ap ro f i t pada ku l i t normal, s t ab i l d i pe rmukaan ku l i t ka l au
disucihamakan mudah kembali sepertti semula dan memperbanyak diri
secara teratur. Yang termasuk jenis flora ini adalah :
1. Famili Micrococcaceae (termasuk Micrococcus, Staphylococcus,Sarcina)
2. Corynaebacterinaceae
3. Aerobic diphteroid
Berdasarkan kemampuan membentk glukosa dalam kondisi ane r ob i k
Mic rococcaceae d ibag i da l am genus S t a phy loc occus yang memb eri
reaksi positif dan genus Micrococcacea yang memeberi reksi negatif.
Masing-masing genus terbagi lagi atas sub difisi berdasarkan kemampuan
organisme memproduksi asam dari gula, pembentukkan phosphatase,
pembentukkan aceton dari glukosa.S I adalah Staphylococcus aureus, S II dan S V
disebut Staphylococcus epidermidis. S I V a d a l a h S t r a i n y a n g
m e m p r o d u k s i a s a m d a r i m a n i t o l s e c a r a erobik. S I jarang
ditemukan dalam jumlah besar pada kulit normal dewasa. S II sampai V dapat
diisolasi dari hampir setiap kulit normal. S IV dapat meragi manitol secara erobik.
Micrococcus Tipe M1 dan M2 sering ditemukan didaerah intertriginosa. Tipe M3 :
dominan pada kulit kepala dewasa
• T ipe M 7 : Sarcina Lutea, lebih sering ditemukan pada kulit normal
daripada dermatitis Corynebacteria .C. aerobic diphtheroid merupakan
genus yang non patogen.Organisme ini adalah batang Gram (+).Anaerobic
diphtheroidC. acnes merupakan flora residen di kulit terutama di folikel kelenjar
s eb um dan be r t an ggung j aw ab pada s ebag i an be s a r l i po l i s i s da l am
kanal folikel. Jumlahnya bertambah setelah akil balik.
Organisme gram (-)
Termasuk Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa dan organisme
grup Mima-Herellea
Flora pada orifisium tubuh
- Meatus auditorium eksternumDidapati Micrococci, Diphtheroid dan basil tahan
asam non patogen.- Vestibulum nasiOrganisme yang dijumpai adalah
Micrococci, Diphtheroid,Staphylococcus (pada separuh sampel) dan
kadang-kadangstreptococcus pyogenes.- UmbilikusDijumpai Staphylococcus aerus
pada bayi segera setelah lahir. Jugaditemukan Streptococcus pyogenes.-
AksilaDijumpai kolonisasi Staphylococci, Micococci dan Coryneform.Bakteri lain
adalah P. Acnes, P. Avidum dan spesies Acinetobacter