Upload
bambang-suhartono
View
218
Download
2
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Mk e commerce 8 ver 2
Citation preview
12/1/2013
1
Free Powerpoint Templates Page 1
Pertemuan 8. Cyber Crime
1Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Pertemuan 8. Cyber Crime
1Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
1
Free Powerpoint Templates Page 2
Pertemuan 8. Cyber Crime
2Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
2
12/1/2013
2
Free Powerpoint Templates Page 3
Pertemuan 8. Cyber Crime
3Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Target
• Mahasiswa dapat memahamihukum e-commerce
• Mahasiswa dapat memahami artidari cybercrime & Cyberlaw
• Mahasiswa memahami jenis-jenis aktvitas cybercrime
• Mahasiswa tidak terlibat dalamtindak cybercrime
Free Powerpoint Templates Page 4
Pertemuan 8. Cyber Crime
4Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
HUKUM E-COMMERCE
• Hukum E-Commerce di Indonesia• Hukum E-Commerce International
12/1/2013
3
Free Powerpoint Templates Page 5
Pertemuan 8. Cyber Crime
5Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Hukum E-Commerce Di Indonesia
Hukum e-commerce di Indonesia secara signifikan, tidak mencover aspek transaksi yang dilakukan secara on-line (internet), akan tetapi ada beberapa hukum yang bisa menjadi peganggan untuk melakukan transaksi secara on-line :
1. Undang-undang No.8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (UU Dokumen Perusahaan) telah mulai menjangkau ke arah pembuktian data elektronik.
Free Powerpoint Templates Page 6
Pertemuan 8. Cyber Crime
6Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Hukum E-Commerce Di Indonesia (Cont)
2. Pasal 1233 KUHP Perdata, dengan isinya sebagai berikut:“Perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena undang-undang”. Berarti dengan pasal ini perjajian dalam bentuk apapun diperbolehkan dalam hukum perdata Indonesia.
3. Hukum perjanjian Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak berdasarkan pasal 1338 KUHPerdata. Asas ini memberi kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian. Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur sendiri hubungan hukum diantara mereka
12/1/2013
4
Free Powerpoint Templates Page 7
Pertemuan 8. Cyber Crime
7Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
HUKUM E-COMMERCE INTERNASIONALTerdapat beberapa peraturan-peraturan yang dapat dijadikan pedoman dalam pembuatan peraturan e-commerce , yaitu :
1. UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce.Peraturan ini dibuat oleh Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nation. Peraturan ini dapat digunakan oleh bangsa-bangsa didunia ini baik yang menganut sistem kontinental atau sistem hukum anglo saxon.
Free Powerpoint Templates Page 8
Pertemuan 8. Cyber Crime
8Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
2. Singapore Electronic Transaction Act ( ETA)
1. Tidak ada perbedaan antar data elektronik dengan dokumen tertulis.
2. Suatu data elektronik dapat menggantikan suatu dokumen tertulis
3. Penjual atau Pembeli atau pihak-pihak bisnis dapat melakukan kontrak secara elektronik.
4. Suatu data elektronik dapat menjadi alat bukti dipengadilan.5. Jika data elektronik telah diterima oleh para pihak-pihak yang
berkesepakatan, maka mereka harus bertindak sebagaimana kesepakatan yang terdapat pada data tersebut.
Terdapat 5(lima) hal yang perlu digaris bawahi yaitu :
Hukum E-Commerce International (Cont)
12/1/2013
5
Free Powerpoint Templates Page 9
Pertemuan 8. Cyber Crime
9Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
3. EU Direct on Electronic Commerce
1. Setiap negara-negara anggota akan memastikan bahwa sistem hukum negera yang bersangkutan memperbolehkan kontrak dibuat dengan menggunakan sarana elektronik.
2. Para negara anggota dapat pula membuat pengecualian terdapat ketentuan dalam hal :
Peraturan ini menjadi undang-undang pada tanggal 8 Juni 2000, terdapat beberapa hal yang perlu digaris bawahi yaitu
a. Kontrak untuk membuat atau mengalihkan hak atas real-estate.
b. Kontrak yang diatur didalam hukum keluarga.c. Kontrak penjaminan.d. Kontrak yang melibatkan kewenangan pengadilan.
Hukum E-Commerce International (Cont)
Free Powerpoint Templates Page 10
Pertemuan 8. Cyber Crime
10Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Cybercrime• Kriminalitas dunia maya
(cybercrime) ataukriminalitas di internet adalah tindakan pidanakriminal yang dilakukanpada teknologi internet (cyberspace), baik yang menyerang fasilitasumum di dalamcyberspace ataupunkepemilikan pribadi.
12/1/2013
6
Free Powerpoint Templates Page 11
Pertemuan 8. Cyber Crime
11Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
CYBER LAW
• Jenis Kejahatan Cyber• Aspek Hukum Terhadap Kejahatan Cyber
Cyber Law adalah aspek hukum yang istilahnya berasal dari Cyberspace Law, yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai "online" dan memasuki dunia cyber atau maya.
Free Powerpoint Templates Page 12
Pertemuan 8. Cyber Crime
12Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
11.3.1. Jenis Kejahatan Cybera. Joy Computing
adalah pemakaian komputer orang lain tanpa izin . Hal initermasuk pencurian waktu operasi kmputer .
b. Hackingadalah mengakses secara tidak sah atau tanpa izin denganalat suatu terminal.
c. The Trojan Horsemanipulasi data atau program dengan jalan mengubah dataatu instruksi pada sebuah program , menghapus,menambah, menjadikan tidak terjangkau dengan tujuanuntuk kepentingan pribadi atau orang lain.
Cyberlaw
12/1/2013
7
Free Powerpoint Templates Page 13
Pertemuan 8. Cyber Crime
13Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
d. Data Leakageadalah menyangkut bocornya data keluar terutama mengenaidata yang harus dirahasiakan.
e. Data Diddlingyaitu suatu perbuatan mengubah data valid atau sah dengancara tidak sah mengubah input atau output data.
f. To Frustate Data Communication ata Diddlingyaitu penyia-nyiaan data komputer
g. Software Piracyyaitu pembajakan perangkat lunak terhadap hak cipta yangdilindungin HAKI.
Cyberlaw11.3.1. Jenis Kejahatan Cyber (lanjutan)
Free Powerpoint Templates Page 14
Pertemuan 8. Cyber Crime
14Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
11.3.2. Aspek Hukum terhadap Kejahatan CyberDalam kaitannya dengan penentuan hukum yang berlaku dikenal beberapa asas yang biasa digunakan, yaitu
1. Azas Subjective TerritorialityAzas yang menekankan bahwa keberlakuan hukumditentukan berdasarkan tempat perbuatan dilakukan danpenyelesaian tindak pidananya dilakukan dinegara lain.
2. Azas Objective TerritorialityAzas yang menyatakan bahwa hukum yang berlakuadalah hukum dimana akibat utama perbuatan itu terjadidan memberikan dampak yang sangat merugikan baginegara yang bersangkutan.
Cyberlaw
12/1/2013
8
Free Powerpoint Templates Page 15
Pertemuan 8. Cyber Crime
15Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
3. Azas NasionalityAzas yang menentukan bahwa Negara mempunyaijurisdiksi untuk menentukan hukum berdasarkankewarganegaraan pelaku.
4. Azas Protective PrincipleAzas yang menekankan jurisdiksi berdasarkankewarganegaraan korban.
5. Azas UniversalityAzas ini menentukan bahwa setiap negara berhak untukmenangkap dan menghukum para pelaku pembajakan.
Cyberlaw (Cont)
Free Powerpoint Templates Page 16
Pertemuan 8. Cyber Crime
16Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
6. Azas Protective PrincipleAzas yang menyatakan berlakunya hukum didasarkan atas
keinginan negara untuk melindungin kepentingan negara darikejahatan yang dilakukan diluar wilayahnya yang umumnyadigunakan apabila korban adalah negara atau pemerintah.
Cyberlaw (Cont)
12/1/2013
9
Free Powerpoint Templates Page 17
Pertemuan 8. Cyber Crime
17Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Kasus kejahatan cybercrime –ecommerce di Indonesia
•tahun 2000 beberapa situs atau web Indonesia diacak-acak oleh cracker yang menamakan dirinya Fabianclone dan naisenodni. Situs tersebut adalah antara lain milik BCA, Bank Bali, Bursa Efek Jakarta dan Indosatnet (Agus Raharjo, 2002.37).
•Cyber Squalling, yang dapat diartikan sebagai mendapatkan, memperjualbelikan, atau menggunakan suatu nama domain dengan itikad tidak baik atau jelek. Di Indonesia kasus ini pernah terjadi antara PT. Mustika Ratu dan Tjandra, pihak yang mendaftarkan nama domain tersebut (Iman Sjahputra, 2002:151-152).
Free Powerpoint Templates Page 18
Pertemuan 8. Cyber Crime
18Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Kasus kejahatan cybercrime –ecommerce di Indonesia
•Satu lagi kasus yang berkaitan dengan cybercrime di Indonesia, kasus tersebut diputus di Pengadilan Negeri Sleman dengan Terdakwa Petrus Pangkur alias Bonny Diobok Obok. Dalam kasus tersebut, terdakwa didakwa melakukan Cybercrime. Dalam amar putusannya Majelis Hakim berkeyakinan bahwa Petrus Pangkur alias Bonny Diobok Obok telah membobol kartu kredit milik warga Amerika Serikat, hasil kejahatannya digunakan untuk membeli barang-barang seperti helm dan sarung tangan merk AGV. Total harga barang yang dibelinya mencapai Rp. 4.000.000,-(Pikiran Rakyat, 31 Agustus 2002).
12/1/2013
10
Free Powerpoint Templates Page 19
Pertemuan 8. Cyber Crime
19Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Kasus kejahatan cybercrime –ecommerce di Indonesia
• Pencurian akses internet yangsering dialami oleh ISP
• Kejahatan nama domain
• Memasuki, memodifikasi, ataumerusak homepage (hacking)
• Penyerangan situs atau e-mailmelalui virus atau spamming.
• Persaingan bisnis denganmenimbulkan gangguan bagisitus saingannya.
Free Powerpoint Templates Page 20
Pertemuan 8. Cyber Crime
20Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Penanggulangan Cybercrime• UU ITE no. 11 tahun 2008• Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana • Kitab Undang-Undang Hukum Perdata • Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata• Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1997 Tentang Dokumen Perusahaan • Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang • Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 Tentang Telekomunikasi • Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. • Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Peraturan • Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 1998 Tentang Pendirian Perusahaan
Perseroan dibidang Perbankan.
12/1/2013
11
Free Powerpoint Templates Page 21
Pertemuan 8. Cyber Crime
21Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Pasal-pasal pada UU ITE tentang kejahatan e-commerce
Pasal 2Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukanperbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baikyang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukumIndonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentinganIndonesia. Pasal 9Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harusmenyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengansyarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan. Pasal 101. Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik
dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan.2. Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan PeraturanPemerintah.
Free Powerpoint Templates Page 22
Pertemuan 8. Cyber Crime
22Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Pasal 181. Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik
mengikat para pihak.2. Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku
bagi Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.3. Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam Transaksi
Elektronik internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asasHukum Perdata Internasional.
4. Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatiflainnya yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbuldari Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.
5. Jika para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimanadimaksud pada ayat (4), penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnyayang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul daritransaksi tersebut, didasarkan pada asas Hukum PerdataInternasional.
Pasal-pasal pada UU ITE tentang kejahatan e-commerce
12/1/2013
12
Free Powerpoint Templates Page 23
Pertemuan 8. Cyber Crime
23Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Pasal 201. Kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada saat
penawaran transaksi yang dikirim Pengirim telah diterima dan disetujuiPenerima.
2. Persetujuan atas penawaran Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secaraelektronik.
Pasal 211. Pengirim atau Penerima dapat melakukan Transaksi Elektronik sendiri,
melalui pihak yang dikuasakan olehnya, atau melalui Agen Elektronik.2. Pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam pelaksanaan
Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagaiberikut:
•jika dilakukan sendiri, segala akibat hukum dalam pelaksanaan TransaksiElektronik menjadi tanggung jawab para pihak yang bertransaksi;•jika dilakukan melalui pemberian kuasa, segala akibat hukum dalampelaksanaan Transaksi Elektronik menjadi tanggung jawab pemberi kuasa; atau•jika dilakukan melalui Agen Elektronik, segala akibat hukum dalampelaksanaan Transaksi Elektronik menjadi tanggung jawab penyelenggaraAgen Elektronik.
Pasal-pasal pada UU ITE tentang kejahatan e-commerce
Free Powerpoint Templates Page 24
Pertemuan 8. Cyber Crime
24Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Pasal-pasal pada UU ITE tentang kejahatan e-commerce
Pasal 21 (lanjutan)3. Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen
Elektronik akibat tindakan pihak ketiga secara langsung terhadap SistemElektronik, segala akibat hukum menjadi tanggung jawab penyelenggara AgenElektronik.
4. Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya AgenElektronik akibat kelalaian pihak pengguna jasa layanan, segala akibat hukummenjadi tanggung jawab pengguna jasa layanan.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam hal dapatdibuktikan terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, dan/atau kelalaian pihakpengguna Sistem Elektronik.
Pasal 221. Penyelenggara Agen Elektronik tertentu harus menyediakan fitur pada Agen
Elektronik yang dioperasikannya yang memungkinkan penggunanyamelakukan perubahan informasi yang masih dalam proses transaksi.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggara Agen Elektronik tertentusebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
12/1/2013
13
Free Powerpoint Templates Page 25
Pertemuan 8. Cyber Crime
25Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
Pasal 301. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untukmemperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengaksesKomputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
Pasal 461. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/ataudenda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ataudenda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/ataudenda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Pasal-pasal pada UU ITE tentang kejahatan e-commerce
Free Powerpoint Templates Page 26
Pertemuan 8. Cyber Crime
26Bambang S,S.Kom, MMM.K E-Commerce
26
Terima Kasih,Terima Kasih,Wassalam,Wassalam,
Thanks,Thanks,Matur Nuwun,Matur Nuwun,
TseTse--se,se,ArigatoArigato