Upload
rina-wulandari
View
9
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mitosis
Citation preview
D. Pembelahan Sel secara Mitosis
Mitosis, pembelahan sel di mana susunan kromosom sel anak tetap sama dengan
susunan kromosom sel induk, baik jumlah maupun macam kromosom itu. Disebut
jumlah macam kromosom dalam sel N. N artinya ploid, simbol untuk jumlah
macam kromosom dalam sel suatu species. Dalam sel susunan kromosom ditulis
dengan 2N, artinya dalam susunan Diploid (di= 2; ploid = jumlah macam
kromosom). Oleh mitosis sel induk yang 2N akan menghasilkan sel anak yang
tetap 2N.
Mitosis memiliki 5 fase yaitu profase, prometafase, metafase, anafase dan
telofase. Profase= fase awal; metafase= fase kemudian; anafase= fase kembalinya
kromosom ke kutub berseberangan; dan telofase= fase akhir, sehingga sel induk
jadi dua sel anak.
1. Profase
Pilinan ADN kromatin makin rapat dan padat, menyebabkan bahan genetis
itu jadi tebal dan pendek. Kromatin yang semula berupa jala yang halus
sekali dalam inti sel yang tak (sedang) membelah dan sukar tampak di
bawah mikroskop cahaya, kini jadi besar-besar dan tampak jelas. Sekarang
kromatin itu disebut kromosom. Karena di masa persiapan kromatin sudah
rangkap dua, maka kromosom yang terbentuk pun rangkap dua, namun
sentromernya masih satu. Kromosom dalam rangkap dua itu disebut
kromosom anak atau kromatid.
Nukleolus membesar, kemudian pecah dan hancur. Sentrosom yang
mengandung 1 pasang sentriol itu membelah jadi dua lalu sentrosom anak
merenggang. Pada awalnya kedua sentrosom anak berada di satu sudut
luar inti, lama-lama kian renggang dan pergi ke kutub bersebrangan inti.
Selaput inti hancur dan dengan demikian kromosom terendam dalam
sitoplasma. Berarti bahan genetis tidak lagi terlindung kukuh dalam inti.
Serentak dengan hilangnya selaput inti antara sentrosom terentang serat
mikrotubul dan mikrofilamen, yang disebut gelendong (spindel).
Sentrosom kini disebut titik kutub. Pada sel hewan disekeliling sentrosom
pun ada mikrotubul dan mikrofilamen pendek bersusun radial, sehingga
tampak seperti bintang. Sehingga pada sel hewan yang sedang membelah
titik kutub disebut bintang kutub.
Dengan terbentuknya gelendong, kromosom pun menggantung lewat
sentromernya pada serat mikrotubul gelendong. Letak kromosom itu
berserak di daerah kutub, yang secara sepintas tampak berimbang
banyaknya antara kedua kutub.
2. Prometafase
Selaput inti hancur, spindel menempati daerah bekas inti,
kromosom lewat sentromer menggantung pada spindel itu.
3. Metafase
Kromosom bergerak ke bidang ekuator. Ini adalah bidang khayal yang
terletak di tengah badan sel, membagi dua sama besar sel itu antara dua
kutub. Kini seluruh kromosom suatu sel bersama sentromernya berada
persis pada satu bidang datar, yakni bidang ekuator itu. Karena itu untuk
memeriksa morfologi dan jumlah kromosom yang tepat pada sesuatu
individu atau organisme dibikin sedian sel yang sedang bermitosis dan
diperiksa persis pada fase ini. Untuk itu suatu jaringan yang sedang
bermitosis (ujung akar atau sumsum tulang umpamanya) diberi suatu zat
yang sifatnya menghentikan mitosis persis pada metafase. Zat itu ialah
kolkhisin (colchicine), yang sifatnya memburaikan agregasi tubulin serat
gelendong.
4. Anafase
Sentromer tiap kromosom membelah jadi dua, berikut kromatid dari satu
kromosom berpisah. Tiap kromatid pergi ke kutub bersebrangan, karena
asalnya pada profase kromosom berada di daerah kutub, berpindahnya ke
kutub ini pada Anafase dianggap “kembali”, karena itu dinamakan
anafase, yakni fase kembalinya kromosom ke daerah kutub.
Karena kromatid dari tiap kromosom mengandung AND yang persis sama
maka tiap daerah kutub kini mengandung kromosom yang jumlah dan
kandungan And-nya pun sama. Gerak pindah kromosom ini serentak
dengan memanjangnya gelendong dan sel keseluruhan.
5. Telofase
Kromatid kini disebut kromosom. Lalu kromosom mengalami pelonggaran
pilihan ADN lagi, meyebabkannya jadi panjang dan halus. Nucleolus
mulai muncul pada suatu bagian kromosom, yang disebut “nucleolar
organizing center” (pusat pengatur nucleolus). Serat gelendong hilang,
disusul dengan munculnya selaput inti sekeliling kromosom. Pilinan ADN
jadi sangat longgar, dan kromosom kembali dalam bentuk kromatin.
6. Cytokinesis
Profase sampai pada telofase adalah karyokinesis. Yakni pembikinan inti
baru. Karyokinesis disusul oleh cytokinesis. Yakni pembikinan sitoplasma
bagi tiap inti baru. Akhirnya terbentuk plasmalemma baru rangkap dua
pada bidang ekuator, sehingga terbentuk dua sel anak masing-masing
dengan inti baru.
B. Pembelahan Sel secara Meiosis
Ini adalah pembelahan reduksi yang hanya terjadi pada gametogenesis. Sel induk
(gametogonium) yang bersusun diploid (2N) pada akhir pembelahan jadi sel anak
(gamet) yang bersusun haploid (N) (di=dua; ha=separo; ploid=jumlah macam
kromosom species).
Meiosis terdiri dari 2 tahap yaitu meiosis pertama (I) dan meiosis kedua (II),
masing-masing tahap memiliki ke-4 fase: profase, metafase, anafase dan telofase.
1. Meiosis I
a. Profase
Pada profase meiosis I terbagi menjadi empat tingkatan, yaitu:
1) Leptoten
Disebut juga leptonema. ADN kromatin berpilin rapat
dan padat. Tiap benang kromatin dibina atas rangkap
dua ADN, yang berasal dari replikasi waktu periode S.
kromatin kini disebut kromosom.
2) Zigoten
Kromosom homolog bergandeng dan merapat, ditarik
oleh suatu tenaga yang berinteraksi sesama mereka.
Pergandengan didului antara kromomer yang setangkup
dan sama besar.
Pergandengan kromosom homolog disebut synapsis,
dan terjadi berangsur dari salah satu ujung atau tempat,
sampai jadi lengkap. Pada beberapa tempat terjadi
persilangan antara kromatin yang bergandengan,
disebut chiasma.
3) Pakhiten
Disebut juga pakhinema. Pilinan ADN kian rapat dan
padat lagi, sehingga kromosom kian besar dan pendek.
Kromatin dari tiap kromosom kini agak renggang, jadi
tampak jelas batasnya, lalu berbentuk benang halus
seperti tangga tali antara kromatid yang merenggang
itu. Kromosom homolog yang bergandeng rapat dengan
kromatid masing-masing rangkap dua disebut dalam
susunan tetrad.
4) Diploten
Disebut juga diplonema. Daya tarik-menarik antara
kromosom homolog hilang dan saling merenggangkan
diri. Namun mereka tetap dalam susunan bergandengan.
Tangga antara kromatid hilang, sehingga tiap
kromosom tampak kini rangkap-rangkap dua semua.
Pada chiasmata masih terjadi perlekatan antara
kromosom homolog.
5) Diakinesis
Kromosom pada tingkat pemadatan yang maksimal,
berarti pada besar yang maksimal pula. Nucleolus lepas
dari kromosom, hancur, lalu hilang. Selaput inti juga
hancur, dan kromosom kini berada dalam sitoplasma.
Sentrosom anak pindah ke kutub bersebrangan inti dan
antaranya terbentuk gelendong yang terdiri dari
mikrotobul dan mikrofilamen. Kromosom menggantung
lewat sentromer pada serat gelendong dan tersebar
seimbang banyaknya antara kedua kutub.
b. Metafase
Pembentukan serat gelendong lengkap pada fase ini, serentak
dengan hancur dan hilangnya seluruh selaput inti. Disusul
dengan pindahnya kromosom ke bidang ekuator. Lengan
kromosom homolog terus bergandeng pada kedua sisi bidang
ekuator khayal dan sentromer terletak renggang sesamanya.
Jadi beda dengan metafase mitosis, disini kromosom homolog
dengan sentromernya tidak persis berada pada bidang ekuator,
tapi pada kedua sisinya yang berseberangan. Pada metafase
mitosis kromosom dan sentromernya persis berada semua pada
bidang ekuator.
c. Anafase
Kromosom homolog berpisah, saling pindah ke kutub
berseberangan. Kromatid masih bertaut, karena sentromer
belum membelah, sementara itu sel memanjang menurut arah
poros kutub ke kutub.
d. Telofase
Terbentuk selaput inti di sekeliling kromosom di kedua kutub.
Sentrosom berada pada satu sudut di sebelah luar selaput inti.
Terjadi cytokinesis sehingga terbentuk dua sel anak.
2. Meiosis II
a. Profase
Waktunya singkat, segera terjadi setelah telofase. Fase ini tidak
lagi terbagi atas subfase. Selaput inti hilang, sentrosom
mengganda jadi dua, masing-masing mengandung sepasang
sentriol. Serat gelendong terbentuk di tempat inti dan
kromosom menggantung lewat sentromernya. Tiap kromosom
terdiri dari 2 kromatid yang sentromernya masih satu.
Kromosom tersebar seimbang di kedua kutub bersebrangan.
(disini kromosom tidak lagi mengganda kedua kalinya).
b. Metafase
Pembentukan serat gelendong sempurna, disusul dengan
pindahnya kromosom ke bidang ekuator. Letak kromosom
persis pada bidang ekuator, mirip metafase mitosis.
c. Anafase
Sel memanjang menurut poros kutub ke kutub. Sentromer
membelah dua dan lepas, lalu kromatid dengan sentromer
sendiri-sendiri berpisah dan pindah ke kutub bersebrangan.
d. Telofase
Selaput inti terbentuk, dan pilinana ADN kromatid melonggar lagi
sehingga jadi panjang dan halus sekali dan sekarang kembali
disebut kromatin. Nucleolus muncul, melekat pada suatu bagian
kromatin. Sentosom menempatkan diri di satu sisi selaput inti.
Terjadi cytokinesis, sehingga dari 2 sel anak yang terbentuk pada
telofase meiosis I kini menjadi 4 sel anak. Masing-masing sel anak
mengandung kromosom N (haploid). Sel anak nanti tumbuh jadi
gamet matang lalu membuahi (fertilisasi).
Oleh meiosis terbentuk gamet mengandung bahan genetis yang
berjumlah separo dari yang terkandung dalam gametagonimum
(N), dan kandungan gennya bervariasi terhadap parent atau antara
se saudara. Jelaslah, anak memang serupa dengan orang tua, tapi
tidak akan persis sama. Antara anak sesaudara kandung pun tidak
persis sama. Selalu ada variasi, karena variasi dalam proses
meiosis. Variasi itu timbul karena peristiwa crossing-over.
Perbedaan Pembelahan Mitosis dengan Pembelahan Meiosis
No Mitosis Meiosis
1.
Lokasi pembelahan Sel-sel tubuh
(somatis) dan sel gonad
Lokasi pembelahan Sel gonad/sel
kelamin
2 Jumlah pembelahan Satu kali Jumlah pembelahan dua kali
1
1. Jumlah sel anak hasil pembelahan
Satu sel induk menghasilkan 2 sel
anak
Jumlah sel anak hasil pembelahan Satu
sel induk menghasilkan 4 sel anak
2
Jumlah kromosom anak Diploid (2n)
Diploid (2n)
Jumlah kromosom anak Diploid (2n)
Haploid (n)
3 Pindah silang Tidak terjadi Pindah silang terjadi pada profase I
4 Komponen genetik sama dengan induk
Komponen genetik berbeda dengan
induk
5 Tujuan Pertumbuhan dan regenerasi
Tujuan Reduksi kromosom yaitu
pembentukan gamet