1
MINGGU, 26 AGUSTUS 2018 P emerintah melalui Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, tak hanya melakukan perbaikan fasilitas olahraga tetapi menjadikannya sebagai monumen yang spektakuler. Renovasi bangunan pemerintah menggunakan sis- tem Design and Build (Permen No 12/PRT/M/2017). Kontraktor-kontraktor pelaksana harus bekerjasama menyelesa- iakan pekerjaan dengan arsitek-arsitek Indonesia, diantaranya Gregorius Supie Yolodi, Adi Purnomo, Boy Bhirawa, dan Maria Rosantina. Para arsitek ini pada tahun 2016 ditarget menyelesaikan peren- canaan hanya dalam waktu 8 bulan, dan harus terus mendampingi hingga pelak- sanaan renovasi selesai di tahun 2018 ini. Semangat pelestarian juga kental dalam peremajaan kompleks olahraga ini karena ada enam bangunan cagar budaya yang harus dipertahankan. Merasa beruntung berkesempatan mengikuti Seminar Arsitektur Gelora Bung Karno Asian Games 2018 yang dis- elenggarakan 9 Agustus 2018 lalu di Jakarta, penulis mencoba menceritakan hal-hal penting yang dibahas dengan dukungan materi dan foto dari buku Gelora Bung Karno Asian Games 2018 yang disusun Imelda Akmal Architectural Writer Studio dan dilaunching dalam acara itu. Bicara tentang Gelora Bung Karno maka kembali ke masa saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Arsitek sejarah M Nanda Widyarta mengatakan Presiden Seokarno memang- gil tim arsitek dari Rusia bukan hanya untuk membantu merancang kompleks olahraga terbaik di dunia saat itu, tetapi sekaligus untuk mendanai pembangunan- nya. Sehingga tidak heran apabila karak- ter arsitektur Rusia tegas tercermin di kompleks yang dinamakan Gelora Bung Karno, termasuk pada bangunan Stadion Utama. Stadion Utama, yang sangat terkenal di Indonesia memiliki rancangan struktur atap unik yang dinamakan ìtemu gelang. Dalam paparan Bapak Timmy Setiawan arsitek ahli stadium, diceritakan struktur temu gelang bukan murni karya Rusia, tetapi tercipta atas campur tangan arsitek Frederich Silaban. Dengan desain balok beton yang melingkar membentuk gelang, menghindarkan penggunaan tiang-tiang baja penyangga atap yang dapat mengha- langi pandangan penonton yang duduk di tribun atas. Struktur beton ìtemu gelangî yang disangga baja membentuk huruf V tampak jelas dari luar bangunan Stadion Utama. Arsitek Gregorius Supie Yolodi yang dipercaya menangani Stadion Utama memutuskan prioritas renovasi adalah menjaga ekspresi asli Stadion Utama. Maka bagian-bagian yang bertumbuh menghalangi sirkulasi dan aksesibilitas tangga dibebaskan kembali seperti aslinya. Untuk mempertahankan ekspresi asli bangunan digunakan cat warna putih seperti aslinya. Renovasi memberikan wajah baru yang terlihat pada area tribun penonton adalah kursi penonton merah dan putih yang ditata dinamis mempresen- tasikan bendera merah putih yang sedang berkibar. Penggunaaan kursi tunggal menggantikan kursi menerus dari kayu karena harus menyesuaikan ketentuan baru federasi olahraga. Bila semula sta- dion berkapasitas 100.000 penonton, dengan kursi tunggal berkurang menjadi 76.000 penonton saja. Stadion Akuatik Renovasi bangun- an Stadion Akuatik juga menarik perhat- ian. Untuk memenuhi syarat suhu air harus dipertahankan 27 ˚Celcius maka gelanggang renang terbuka diberi penambahan struktur atap yang ditopang kolom baru yang tidak merusak desain lama cagar budaya. Arsitek yang menangani adalah Andra Matin. Desain atap lipat Stadion Utama dan gelombang air menjadi inspirasi desain atap baru. Kolam diperdalam dan diperlebar satu jalur renang di setiap sisinya, dan kursi menerus diganti sistem kursi tunggal. Satu lagi fasilitas olahraga cagar budaya yang menarik untuk dibahas adalah Istana Olah Raga. Lebih dikenal sebagai Istora, renovasi cagar budaya ini diarsiteki oleh Boy Bhirawa dan timnya, membawa konsep bahwa Istora yang tidak pernah sepi dari kegiatan baik pertandingan bulutangkis, basket, konser musik, dan pameran, dihidupkan menjadi ruang aktif layaknya sebuah mal untuk masa kini. Dalam paparannya, pak Boy mencerita- kan sebelum direnovasi mesin AC, perpi- paan dan kabel listrik yang terpasang, selain mengganggu tampilan bangunan, angin dari AC seing mengganggu lambun- gan kok pemain bulutangkis. Renovasi menyentuh perbaikan sis- tem penghawaan, sistem listrik dan utilitas bangunan dengan penempatan yang diper- hitungkan secara matematis. As bangunan sebagai acuan penempatan elemen baru dan kabel-kabel disembunyian dalam sebuah pipa putih yang menyelimuti balok beton eksisting. Stadion Madya diperuntukkan olah raga atletik. Terdiri dari trek dan lapangan dengan dua tribune di sisi Timur dan Barat, bentuknya sangat fungsional dengan menggunakan beton sebagai material utama menunjukkan dengan jelas karak- ternya, bahwa dirancang oleh tim arsitek Rusia. Arsitek Maria Rosantina mencerita- kan dalam seminar, tindakan pertama yang dilakukan setelah mendapatkan gambar lama adalah mengidentifikasi bangunan untuk melihat bagian yang asli dan tambahan. Dalam membuat desain renovasi, Maria dan timnya memperbaiki keadaan eksisting dengan membuang penambahan yang tidak perlu, menam- bahkan struktur atap yang lebih panjang bagi tribune penonton. Dalam seminar ini Sumirat sebagai Tim Satgas Infrastruktur Asian Games XVIII-2018 menceritakan bagaimana pemerintah perlu responsif dengan kebutuhan anggaran peremajaan GBK yang harus memenuhi standart interna- sional bangunan olahraga sekaligus cagar budaya, dan memperhatikan nilai kerapian dan kekriyaan tinggi. Dalam buku GBK Imam Ernawi menyatakan bahwa sesuai arahan Presiden bahwa bangunannya lebih baik termasuk desainnya, maka secara fungsional sudah memenuhi syarat untuk Asian Games, dan secara arsitektural merupakan tantangan bagi Ikatan Arsitek Indonesia yang telah terjawab oleh kom- petensi para arsitek yang terpilih. Keberhasilan ini menjadi preseden yang baik untuk masa depan IAI, dalam artian kepercayaan pemerintah dan masyarakat bisa mendayagunakan arsitek yang bagus- bagus berkarya untuk negeri.(53) S ebagai kelanjutan dari kerjasama IFC (International Finance Corporation), Pemkot Semarang dan IAI Provinsi Jawa Tengah dalam penyusunan Peraturan Walikota tentang Bangunan Gedung Hijau (Green Building), maka pada hari Kamis, 2 Agustus 2018 bertempat di Room Inc. Hotel telah diadakan kegiatan Worksho Bangunan Gedung Hijau Kota Semarang terkait dengan Persyaratan Teknis dan Penyelenggaraannya. Acara ini dihadiri dari dinas dan instansi terkait Kota Semarang, Tim Ahli Bangunan Geudng (TABG) Kota Semarang serta perwakilan dari IAI Provinsi Jawa Tengah. Dalam penysunan Peraturan Walikota Green Building Kota Semarang ini perlu dilakukan secara cermat sehingga semua rencana pengaturan dan persyaratannya dapat diimplementasikan secara tepat dengan kondisi yang ada di seluruh wilayah Kota Semarang. Banyak sekali aspek dan kriteria yang terkait dengan Green Building ini, namun dalam tahap awal ini telah dilakukan identifikasi dan analisis terhadap aspek terpenting yang memiliki peran dan kontribusi besar dalam implementasi Green Building. Berbagai aspek yang dipilih dan akan diatur meru- pakan aspek-aspek yang bisa diterapkan, serta memperhatikan pada potensi penghematan sumber daya, biaya imple- mentasi dan payback periode-nya. Penerapan pengaturan ini akan diber- lakukan untuk bangunan hunian, perkan- toran, retail, hotel, pendidikan dan rumah sakit. Pengaturan juga diklasifikasikan berdasarkan luasnnya mulai dari bangun- an dengan luasan di bawah 2.500 m2, antara 2.500-5.000 m2, serta di atas luasan 5.000 m2, setiap klasifikasi luasan ini akan memiliki persyaratan teknis yang berbeda pula. Materi pembahasan mencakup pem- bahasan dan diskusi terkait persyaratan teknis pengaturan bangunan dari aspek arsitektur disampaikan oleh Jatmika Suryabrata, dari aspk elektrikal disampai- kan oleh Bapak Aryono Dwi Nugroho serta dari aspek mekanikal disampaikan oleh Widjaya Wreksoatmodjo. Dalam tahap kajian ini, rencana pen- gaturan bangunan di bawah 2.500 m2 (ter- masuk rumah tinggal) mencakup pada aspek penggunaan sistem Air Condition yang hemat melalui persyaratan pembat- asan COP tertentu, penggunaan lampu- lampu hemat energi (LED, CFL atau T5), serta penggunaan peralatan pengatur air yang efisien dengan pembatasan flow rate. Penyelenggaraan ketentuan untuk bangunan tipe ini dilakukan secara mandiri oleh pemilik bangunan pada saat meng- ajukan IMB dengan pemantauan oleh Pemkot yang akan dilakukan secara ran- dom cek. Ketentuan Pengaturan Untuk bangunan dengan luasan antara 2.500-5.000 m2 persyaratannya mencakup ketentuan pengaturan amplop bangunan (building envelope) yang diatur melalui pengaturan OTTV dan RTTV bangunan yang tidak boleh lebih dari 40 Watt/m2 dengan cara perhitungan yang sederhana. Persyaratan AC selain melalui pembatasan COP juga ditambahkan pen- gaturan temperatur AC pada 250C. Untuk persyaratan sistem penerangan, selain penggunaan lampu-lampu yang hemat energi, juga akan ditambahkan persyarata untuk pemasangan sensor-sensor seperti photo sensor, sensor gerak dan lain-lain. Untuk pengaturan bangunan dengan luasan lebih besar dari 5.000 m2 akan memiliki tambahan persayaratan yang lebih lengkap dan detail. Persyaratan OTTV dan RTTV maksimal adalah 40 Watt/m2 yang perhitungannya harus mem- perhatikan solar faltor khusus untuk Kota Semarang. Pada pengaturan AC sistem selain pengaturan setting temperatur 250 dan dan COP yang sesuai tabel, maka ada tambahan perencanaan thermal zoning, penggunaan VSD pada chiller , serta sis- tem kontrol otomatis untuk AC sistem dengan chiller. Dalam sistem penerangan disyaratkan penggunaan sistem kontrol photo sensor dan sensor gerak dengan berbagai perimeternya serta pengaturan nilai LPD maksimum. Aspek transportasi bangunan yang menggunakan Lift non hidrolis harus menggunakan kontrol VVVF, sdangkan untuk escalator harus dilengkapi kontrol otomatis untuk memperlambat atau memberhentikan eskalator bila tidak ada pengguna. Untuk sistem elektikal disyaratkan penggunaan energy sub metering untuk kemudahaan kontrol penggunaan energi, yang terdiri dari lampu dan daya (stop kon- tak), daya peralatan non ac dan ac (tidak berlaku untuk apartemen). Dari aspek efisiensi penggunaan air dipersyaratan nilai flow rate maksimal suatu kran, pemasan- gan sub metering pada sumber air bersih bangunan serta ketentuan untuk menyedi- akan rain water harvesting dengan volume tertentu. Aspek pengaturan lainnya adalah pada pengaturan kondisi kualitas udara melalui penggunaan sensor CO dan sis- tem ventilasi mekanis untuk garasi, pemasangan sensor CO2 untuk ruang- ruang pertemuan dengan batas ambang 1.000 ppm, serta pengaturan nilai mak- simun konsentrasi refrijeran yang menggu- nakan VRV sistem. Semua materi-materi yang diusulkan tim IFC tersebut menjadi bahan kajian bersama oleh semua peserta yang hadir, berbagai masukan dan diskusi mernarik dan berkembang untuk dapat meng- hasilkan persyaratan teknik dan penye- lenggaran Perwal Bangunan Gedung Hijau yang impelemtatif bagi Kota Semarang. Hasil diskusi dalam workshop ini akan menjadi bahan kajian selanjutnya sebelum masuk pada tahapan pembahasan naskah hukum pasal per pasal. Diharapkan melalui sistem penyusunan perwal BGH yang intensif dan melalui tahap kajian yang lengkap akan dapat menghasilkan produk hukum yang baik, lengkap dan implementatif bagi msyarakat Kota Semarang.(53) ---- Baju Arie Wibawa, IAI, AA I Sekretaris Umum IAI Prov Jawa Tengah dan Kaprodi Arsitektur UPGRIS Ditulis oleh : Ratri Septina Saraswati , Bidang Kajian dan Pelestarian IAI Daerah Jawa Tengah, Dosen UPGRIS Menjadi perhatian besar di kalangan pemerhati arsitektur, momen- tum pesta olah raga akbar Asian Games 2018 di Indonesia meru- pakan titik awal peremajaan kompleks Gelora Bung Karno yang bersejarah. Workshop Penyusunan Perwal Green Building Kota Semarang

MINGGU, 26 AGUSTUS 2018 · 2018-08-27 · MINGGU, 26 AGUSTUS 2018 P emerintah melalui Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, tak hanya melakukan perbaikan fasilitas olahraga tetapi

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

MINGGU, 26 AGUSTUS 2018

Pemerintah melalui DirjenCipta Karya KementerianPUPR, tak hanya melakukanperbaikan fasilitas olahragatetapi menjadikannya sebagai

monumen yang spektakuler. Renovasibangunan pemerintah menggunakan sis-tem Design and Build (Permen No12/PRT/M/2017). Kontraktor-kontraktorpelaksana harus bekerjasama menyelesa-iakan pekerjaan dengan arsitek-arsitekIndonesia, diantaranya Gregorius SupieYolodi, Adi Purnomo, Boy Bhirawa, danMaria Rosantina. Para arsitek ini padatahun 2016 ditarget menyelesaikan peren-canaan hanya dalam waktu 8 bulan, danharus terus mendampingi hingga pelak-sanaan renovasi selesai di tahun 2018 ini.Semangat pelestarian juga kental dalamperemajaan kompleks olahraga ini karenaada enam bangunan cagar budaya yangharus dipertahankan.

Merasa beruntung berkesempatanmengikuti Seminar Arsitektur GeloraBung Karno Asian Games 2018 yang dis-elenggarakan 9 Agustus 2018 lalu diJakarta, penulis mencoba menceritakanhal-hal penting yang dibahas dengandukungan materi dan foto dari bukuGelora Bung Karno Asian Games 2018yang disusun Imelda Akmal ArchitecturalWriter Studio dan dilaunching dalam

acara itu. Bicara tentang Gelora Bung Karno

maka kembali ke masa saat Indonesiamenjadi tuan rumah Asian Games 1962.Arsitek sejarah M Nanda Widyartamengatakan Presiden Seokarno memang-gil tim arsitek dari Rusia bukan hanyauntuk membantu merancang kompleksolahraga terbaik di dunia saat itu, tetapisekaligus untuk mendanai pembangunan-nya. Sehingga tidak heran apabila karak-ter arsitektur Rusia tegas tercermin dikompleks yang dinamakan Gelora BungKarno, termasuk pada bangunan StadionUtama.

Stadion Utama, yang sangat terkenaldi Indonesia memiliki rancangan strukturatap unik yang dinamakan ìtemu gelang.Dalam paparan Bapak Timmy Setiawanarsitek ahli stadium, diceritakan strukturtemu gelang bukan murni karya Rusia,tetapi tercipta atas campur tangan arsitekFrederich Silaban. Dengan desain balokbeton yang melingkar membentuk gelang,menghindarkan penggunaan tiang-tiangbaja penyangga atap yang dapat mengha-langi pandangan penonton yang duduk ditribun atas.

Struktur beton ìtemu gelangî yangdisangga baja membentuk huruf Vtampakjelas dari luar bangunan Stadion Utama.

Arsitek Gregorius Supie Yolodi yang

dipercaya menangani Stadion Utamamemutuskan prioritas renovasi adalahmenjaga ekspresi asli Stadion Utama.Maka bagian-bagian yang bertumbuhmenghalangi sirkulasi dan aksesibilitastangga dibebaskan kembali seperti aslinya.Untuk mempertahankan ekspresi aslibangunan digunakan cat warna putihseperti aslinya. Renovasi memberikanwajah baru yang terlihat pada area tribunpenonton adalah kursi penonton merahdan putih yang ditata dinamis mempresen-tasikan bendera merah putih yang sedangberkibar. Penggunaaan kursi tunggalmenggantikan kursi menerus dari kayukarena harus menyesuaikan ketentuanbaru federasi olahraga. Bila semula sta-dion berkapasitas 100.000 penonton,dengan kursi tunggal berkurangmenjadi 76.000 penontonsaja. Stadion Akuatik

Renovasi bangun-an Stadion Akuatikjuga menarik perhat-ian. Untukmemenuhi syaratsuhu air harusdipertahankan 27˚Celciusmaka gelanggangrenang terbuka

diberi penambahan struktur atap yangditopang kolom baru yang tidak merusakdesain lama cagar budaya. Arsitek yangmenangani adalah Andra Matin. Desainatap lipat Stadion Utama dan gelombangair menjadi inspirasi desain atap baru.Kolam diperdalam dan diperlebar satujalur renang di setiap sisinya, dan kursimenerus diganti sistem kursi tunggal.

Satu lagi fasilitas olahraga cagarbudaya yang menarik untuk dibahasadalah Istana Olah Raga. Lebih dikenalsebagai Istora, renovasi cagar budaya inidiarsiteki oleh Boy Bhirawa dan timnya,membawa konsep bahwa Istora yang

tidak pernah sepidari

kegiatanbaik pertandingan

bulutangkis, basket, konser musik, danpameran, dihidupkan menjadi ruang aktiflayaknya sebuah mal untuk masa kini.Dalam paparannya, pak Boy mencerita-kan sebelum direnovasi mesin AC, perpi-paan dan kabel listrik yang terpasang,selain mengganggu tampilan bangunan,angin dari AC seing mengganggu lambun-gan kok pemain bulutangkis.

Renovasi menyentuh perbaikan sis-tem penghawaan, sistem listrik dan utilitasbangunan dengan penempatan yang diper-hitungkan secara matematis. As bangunan

sebagai acuan penempatan elemen barudan kabel-kabel disembunyian dalamsebuah pipa putih yang menyelimuti balokbeton eksisting.

Stadion Madya diperuntukkan olahraga atletik. Terdiri dari trek dan lapangandengan dua tribune di sisi Timur dan Barat,bentuknya sangat fungsional denganmenggunakan beton sebagai materialutama menunjukkan dengan jelas karak-ternya, bahwa dirancang oleh tim arsitekRusia. Arsitek Maria Rosantina mencerita-kan dalam seminar, tindakan pertamayang dilakukan setelah mendapatkangambar lama adalah mengidentifikasibangunan untuk melihat bagian yang aslidan tambahan. Dalam membuat desainrenovasi, Maria dan timnya memperbaikikeadaan eksisting dengan membuangpenambahan yang tidak perlu, menam-bahkan struktur atap yang lebih panjangbagi tribune penonton.

Dalam seminar ini Sumirat sebagaiTim Satgas Infrastruktur Asian GamesXVIII-2018 menceritakanbagaimana pemerintah perluresponsif dengan kebutuhananggaran peremajaan GBK yangharus memenuhi standart interna-sional bangunan olahraga sekaliguscagar budaya, dan memperhatikannilai kerapian dan kekriyaan tinggi.

Dalam buku GBK Imam Ernawimenyatakan bahwa sesuai arahan

Presiden bahwa bangunannya lebihbaik termasuk desainnya, maka secara

fungsional sudah memenuhi syarat untukAsian Games, dan secara arsitekturalmerupakan tantangan bagi Ikatan ArsitekIndonesia yang telah terjawab oleh kom-petensi para arsitek yang terpilih.Keberhasilan ini menjadi preseden yangbaik untuk masa depan IAI, dalam artiankepercayaan pemerintah dan masyarakatbisa mendayagunakan arsitek yang bagus-bagus berkarya untuk negeri.(53)

Sebagai kelanjutan dari kerjasamaIFC (International FinanceCorporation), Pemkot Semarang

dan IAI Provinsi Jawa Tengah dalampenyusunan Peraturan Walikota tentangBangunan Gedung Hijau (Green Building),maka pada hari Kamis, 2 Agustus 2018bertempat di Room Inc. Hotel telahdiadakan kegiatan Worksho BangunanGedung Hijau Kota Semarang terkaitdengan Persyaratan Teknis danPenyelenggaraannya. Acara ini dihadiridari dinas dan instansi terkait KotaSemarang, Tim Ahli Bangunan Geudng(TABG) Kota Semarang serta perwakilandari IAI Provinsi Jawa Tengah.

Dalam penysunan Peraturan WalikotaGreen Building Kota Semarang ini perludilakukan secara cermat sehingga semuarencana pengaturan dan persyaratannyadapat diimplementasikan secara tepatdengan kondisi yang ada di seluruhwilayah Kota Semarang. Banyak sekaliaspek dan kriteria yang terkait denganGreen Building ini, namun dalam tahapawal ini telah dilakukan identifikasi dananalisis terhadap aspek terpenting yangmemiliki peran dan kontribusi besar dalamimplementasi Green Building. Berbagaiaspek yang dipilih dan akan diatur meru-

pakan aspek-aspek yang bisa diterapkan,serta memperhatikan pada potensipenghematan sumber daya, biaya imple-mentasi dan paybackperiode-nya.Penerapan pengaturan ini akan diber-lakukan untuk bangunan hunian, perkan-toran, retail, hotel, pendidikan dan rumahsakit. Pengaturan juga diklasifikasikanberdasarkan luasnnya mulai dari bangun-an dengan luasan di bawah 2.500 m2,antara 2.500-5.000 m2, serta di atasluasan 5.000 m2, setiap klasifikasi luasanini akan memiliki persyaratan teknis yangberbeda pula.

Materi pembahasan mencakup pem-bahasan dan diskusi terkait persyaratanteknis pengaturan bangunan dari aspekarsitektur disampaikan oleh JatmikaSuryabrata, dari aspk elektrikal disampai-kan oleh Bapak Aryono Dwi Nugroho sertadari aspek mekanikal disampaikan olehWidjaya Wreksoatmodjo.

Dalam tahap kajian ini, rencana pen-gaturan bangunan di bawah 2.500 m2 (ter-masuk rumah tinggal) mencakup padaaspek penggunaan sistem Air Conditionyang hemat melalui persyaratan pembat-asan COPtertentu, penggunaan lampu-lampu hemat energi (LED, CFLatau T5),serta penggunaan peralatan pengatur air

yang efisien dengan pembatasan flow rate.Penyelenggaraan ketentuan untukbangunan tipe ini dilakukan secara mandirioleh pemilik bangunan pada saat meng-ajukan IMB dengan pemantauan olehPemkot yang akan dilakukan secara ran-dom cek. Ketentuan Pengaturan

Untuk bangunan dengan luasanantara 2.500-5.000 m2 persyaratannyamencakup ketentuan pengaturan amplopbangunan (building envelope) yang diaturmelalui pengaturan OTTV dan RTTVbangunan yang tidak boleh lebih dari 40Watt/m2 dengan cara perhitungan yangsederhana. Persyaratan AC selain melaluipembatasan COPjuga ditambahkan pen-gaturan temperatur AC pada 250C. Untukpersyaratan sistem penerangan, selainpenggunaan lampu-lampu yang hematenergi, juga akan ditambahkan persyaratauntuk pemasangan sensor-sensor sepertiphoto sensor, sensor gerak dan lain-lain.

Untuk pengaturan bangunan denganluasan lebih besar dari 5.000 m2 akanmemiliki tambahan persayaratan yanglebih lengkap dan detail. PersyaratanOTTV dan RTTV maksimal adalah 40Watt/m2 yang perhitungannya harus mem-perhatikan solar faltor khusus untuk Kota

Semarang. Pada pengaturan AC sistemselain pengaturan setting temperatur 250dan dan COPyang sesuai tabel, maka adatambahan perencanaan thermal zoning,penggunaan VSD pada chiller, serta sis-tem kontrol otomatis untuk AC sistemdengan chiller. Dalam sistem penerangandisyaratkan penggunaan sistem kontrolphoto sensor dan sensor gerak denganberbagai perimeternya serta pengaturannilai LPD maksimum. Aspek transportasibangunan yang menggunakan Lift nonhidrolis harus menggunakan kontrol VVVF,sdangkan untuk escalator harus dilengkapikontrol otomatis untuk memperlambat ataumemberhentikan eskalator bila tidak adapengguna.

Untuk sistem elektikal disyaratkanpenggunaan energy sub metering untukkemudahaan kontrol penggunaan energi,yang terdiri dari lampu dan daya (stop kon-tak), daya peralatan non ac dan ac (tidakberlaku untuk apartemen). Dari aspekefisiensi penggunaan air dipersyaratan nilaiflow rate maksimal suatu kran, pemasan-gan sub metering pada sumber air bersihbangunan serta ketentuan untuk menyedi-akan rain water harvesting dengan volumetertentu. Aspek pengaturan lainnya adalahpada pengaturan kondisi kualitas udara

melalui penggunaan sensor CO dan sis-tem ventilasi mekanis untuk garasi,pemasangan sensor CO2 untuk ruang-ruang pertemuan dengan batas ambang1.000 ppm, serta pengaturan nilai mak-simun konsentrasi refrijeran yang menggu-nakan VRV sistem.

Semua materi-materi yang diusulkantim IFC tersebut menjadi bahan kajianbersama oleh semua peserta yang hadir,berbagai masukan dan diskusi mernarikdan berkembang untuk dapat meng-hasilkan persyaratan teknik dan penye-lenggaran Perwal Bangunan GedungHijau yang impelemtatif bagi KotaSemarang.

Hasil diskusi dalam workshop ini akanmenjadi bahan kajian selanjutnya sebelummasuk pada tahapan pembahasannaskah hukum pasal per pasal.Diharapkan melalui sistem penyusunanperwal BGH yang intensif dan melaluitahap kajian yang lengkap akan dapatmenghasilkan produk hukum yang baik,lengkap dan implementatif bagi msyarakatKota Semarang.(53)

---- Baju Arie Wibawa, IAI, AA ISekretaris Umum IAI Prov Jawa Tengahdan Kaprodi Arsitektur UPGRIS

Ditulis oleh : Ratri SeptinaSaraswati, Bidang Kajian

dan Pelestarian IAI DaerahJawa Tengah, Dosen

UPGRIS

Menjadi perhatian besar di kalangan pemerhati arsitektur, momen-tum pesta olah raga akbar Asian Games 2018 di Indonesia meru-pakan titik awal peremajaan kompleks Gelora Bung Karno yang

bersejarah.

Workshop Penyusunan Perwal Green Building Kota Semarang