35
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu dan teknologi partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam bidang farmasi. Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan tropical. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam mencapai MIRA ARIANA JAFIS ADHA RIDHA M. 150 2012 0391

Mikromeritik1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mikro

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu dan teknologi partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam bidang farmasi.

Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut.

Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan tropical. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik, dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.

Aplikasinya dalam bidang farmasi yaitu: sangat perlu untuk diketahui karena sangat berpengaruh dalam bahan pembuatan obat. Dimana digunakan untuk pengukuran partikel bahan obat. Jika partikel penyusun obat kecil, maka semakin mudah diabsorbsi di dalam tubuh.

Pada percobaan ini, akan ditentukan diameter partikel dari asam benzoat dengan menggunakan metode ayakan, metode ini merupakan metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel.

II. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melakukan pengukuran partikel dengan metode pengayakan (shieving).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Dasar Teori

Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama oleh mikromeritik oleh Dalle Valle. Dispersi koloid diartikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi dari farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskopik optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan (Martin, 1990).

Mikromeritik adalah ilmu yang mempelajari tentang partikel-partikel kecil dispersi kolodial mempunyai sifat karakteristik yang partikel-partikelnya tidak dapat dilihat di bawah mikroskop biasa. Sedangkan partikel-partikel dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop. Partikel-partikel yang ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop. Partikel-partikel yang ukurannya besar serbuk kasar, granulat tablet, atau granula garam ukurannya berada dalam jarak pengayakan (Moechtar, 1990).

Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari satu jenis ukuran (yakni dalam suatu sampel polidispers), dua sifat penting yaitu: (1) bentuk dan luas permukaan partikel, dan (2) kisaran ukuran dan banyaknya atau berat partikel-partikel yang ada dan, karenanya, luas permukaan total (Martin, 1990).

Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umumnya jumlah bahan besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus atau bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih menurut program acak (Voigt, 1994).

Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut (Martin, 1990).

Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya (Moechtar, 1990).

Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu: (Parrot, 1970).

1. Menghitung luas permukaan

2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat

3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan dan topikal

4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi

5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear (Parrot, 1970).

Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garis tengahnya. Tetapi, begitu derajat ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai luas permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah permukaan ds, adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa (Martin, 1990).

Dalam beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk menyatakan derajat halus serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikut: (Anief, 1987).

1. serbuk sangat kasar adalah serbuk 5/8

2. serbuk kasar adalah serbuk 10/40

3. serbuk agak kasar adalah serbuk 22/60

4. serbuk halus adalah serbuk 85

5. serbuk sangat halus adalah serbuk 120

6. serbuk sangat halus sekali adalah serbuk 200/300

Kekuatan kompresif atau kekuatan pemecahan (crushing strength) dari granul telah didapatkan dengan penempatan granul individual diantara lempengan-lempengan dan memecahkannya dengan menggunakan suatu beban kompresif. Pada banyak formulasi terdapat suatu rentangan optimum dari rata-rata kekuatan pemecahan granul untuk ukuran granul tertentu (Lachman, 1989).

Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel: (Martin, 1990).

Metode Mikroskopi

Dalam metode mikroskopi diameter rata-rata dari suatu emulsi diperoleh dengan mengukur partikel secara acak dan memberikan batas secara ditentukan karena partikel ini terletak secara acak diukur dengan frekuensi diukur searah. Oleh karena itu dapat dianggap untuk memberikan data statistik dengan pengamatan secara forestik dengan mikroskop (Martin, 1990).

Bila partikelnya lebih kecil yaitu partikel dengan ukuran Angstrom. Dari 10 1000 Angstrom (1 Angstrom = 0,001 mikrometer), mikroskop ini mempunyai jelajah ukur dari 12 mikrometer sampai kurang lebih 100 mikrometer (Parrot, 1970).

Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur (Martin, 1990).

Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini (Martin, 1990).

Metode mikroskopi digunakan untuk partikel yang berukuran antara 0,5-100 . Metode ini digunakan untuk sediaan suspensi dan emulsi (Parrot, 1970).

Metode Ayakan

Metode ayakan adalah metode sederhana untuk mengukur ukuran rata-rata dari partikel dengan ayakan standar (partikel-partikel kasar). Ayakan terbuat dari kawat/lubang kawat yang diketahui ukurannya (Parrot, 1970).

Metode ini adalah metode yang paling sederhana dilakukan. Ayakan dibuat dari kawat dengan lubang diketahui ukurannya. Istilah mesh adalah nomor yang menyatakan jumlah luabang tiap inci. Ayakan standar adalah ayakan yang telah dikalibrasi dan yang paling umum adalah ayakan menurut standar Amerika (Parrot, 1970).

Diameter partikel yang melewati pengayak mesh 40 dan ditahan pada pengayak mesh 60 (digunakan 40/60) dapat didefinisikan dalam pengayak yang lebih besar. Misal 0,42 mm, beberapa partikel dapat dijelaskan sebagai pengertian aritmatika dan lubang dua pengayak, misalnya (0,42+0,25)/2 atau 0,335 mm. Ukuran partikel dapat juga dijelaskan sebagai rata-rata geometrik dari dua lubang mesh (0,42-0,25)/2 atau 0,324 mm (Parrot,1970).

Biasanya pengayakan memiliki lubang berkotak-kotak. Dengan sebuah lubang berkotak dengan sisi l,kristal halus dapat melewatinya jika dimensinya tidak melewati 2. Ukuran rata- rata dari partikell melewati suatu ayakan dan tertahan oleh ayakan lain hanya dapat di perkirakan dari ukuran lubang, karena pembagian ukuran tergantung dari ukuran partikel dan bagaimana partikel melewati lubang (Parrot, 1970).

Pengayak standar adalah pengayak yang disesuaikan. Jadi pengayak mungkin digunakan untuk ukuran tertentu. Meskipun ada beberapa seri pengayak, umumnya banyak digunakan dalam farmasi adalah pengayak seri U.S (Parrot,1970).

Dalam penentuan ukuran partikel dengan pengayak, sekumpulan pengayak dengan yang terkasar paling atas ditempatkan pada shaker dan sampel bubuk dimasukkan pada pengayak bagian atas, bahan-bahan diklasifikasi saat melewati satu pengayak dan tertahan pada batasan pengayak yang lebih halus. Diameter partikel dipertimbangkan sebagai ukuran dari lubang dalam pengayak yang lebih besar atau lebih halus, atau ukuran pada aritmetika atau geometrik yang berarti pada lubang pada dua pengayak. Ukuran manapun yang dipilih, seharusnya diterapkan dan digunakan selama pembelajaran. Batas yang digunakan pengayak dalam pengukuran ukuran partikel adalah 44 (Parrot,1970).

Menurut metode U.S.P. untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Serbuk tersebut digoyang-goyangkan selama waktu tertentu, dan bahan yang melalui satu ayakan ditahan oleh ayakan berikutnya yang lebih halus serta dikumpulkan, kemudian ditimbang (Martin, 1990).

Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan (Parrot, 1970).

Cara ini untuk mengukur ukuran partikel secara kasar. Bahan yang akan diukur partikelnya ditaruh di atas ayakan dengan nomor mesh yang lebih tinggi. Perlu diingat bahwa ayakan dengan nomor mesh rendah mempunyai ukuran lubang relatif besar dibandingkan dengan ayakan dengan nomor mesh tinggi (Parrot, 1970).

Metode Sedimentasi

Ukuran partikel ukuran sampai kecil seperti pula Hukum Stoke: semua yang akan diukur didispensikan dalam cairan dimana bahan tersebut tidak larut dalam sampel, kemudian sampel diuapkan dan residunya ditimbang tiap sampel untuk partikel kecil (Parrot, 1970).

Untuk partikel ukuran di bawah pengayak, seperti yang sering diperhitungkan dalam farmasi, metode sedimentasi didasarkan pada persamaan stokes. Serbuk yang dihitung ditahan dalam zat cair yang mana bahan tersebut tidak dapat larut. Suspensi diletakkan di dalam sebuah pipet yang mana sampel dapat tenggelam dari kedalaman tertentu pada waktu yang beragam. Sampel ini diuapkan dan sisanya ditimbang (Parrot,1970).

Beberapa metode berdasarkan sedimentasi digunakan. Beberapa diantaranya yang penting adalah: metode pipet, metode timbangan, dan metode hidrometer (Martin, 1990).

Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks. Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah metode pipet, metode hidrometer dan metode malance (Parrot, 1970).

Ukuran partikel dari ukuran saringan seperti salah satunya seringkali disangkutkan dalam bidang farmasi. Metode sedimentasi di dasarklan pada hukum Stoke, serbuk yang akan diukur disuspensikan dalam cairan, dimana serbuk tidak dapat larut. Suspensi ini ditempatkan pada sebuah pipet yang bervariasi. Sampel ini diuapkan untuk dikeringkan dan residunya ditimbang. Setiap sampel ditarik yang mempunyai ukuran partikel; yang lebih kecil dari yang dihubungkan dengan kecepatan. Pengendapan karena semua partikel dengan ukuran yang lebih panjang akan jatuh ke level bawah dari ujung pipet (Parrot, 1970).

Untuk menggunakan hukum Stokes, suatu syarat selanjutnya adalah bahwa aliran dari medium dispersi sekitar partikel ketika partikel mengendap adalah laminar atau streamline. Dengan kata lain laju sedimentasi dari suatu partikel tidak boleh sedemikian cepat sehingga terjadi turbnulensi, karena ini sebaliknya akan mempengaruhi sedimentasi dari partikel (Martin, 1990).

Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah very coarse, coarse, moderately coarse, fine and very fine, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis (Voigt, 1994).

Metode Elutriasi

Metode elutriasi dari ukuran partikel yang di luar adalah kebalikan dari sedimentasi. Udara akan dimasukkan ke dalam sebuah bagian kolom selanjutnya yang berisi sampel yang diukur (Parrot, 1970).

Metode elutriasi dari pengukuran partikel adalah kebalikan dari metode sedimentasi. Udara diberikan ke dalam bagian bawah sebuah kolom yang berisi sampel yang diukur. Di bagian atas kolom terdapat filter/saringan untuk menampung bahan-bahan. Udara masuk ke kolom dengan kecepatan yang sudah diketahui dan terbawa bersama partikel-partikel, lebih kecil daripada ukuran tertentu dan saat kecepatan ditambah, partikel-partikel yang lebih besar terbang menuju ke filter (Parrot, 1970).

Metode Sentrifugasi

Metode sentrifugasi digunakan hanya untuk penentuan dari ukuran pada setiap partikel baik atau molekul yang tinggi. Pada umumnya diameter itu dapat dihitung dengan persamaan stokes dengan kecepatan sentrifugal (Parrot, 1970).

Sentrifugal digunakan hanya untuk menentukan ukuran partikel yang sangat halus atau polimer besar molekul tinggi. Pada dasarnya diameter dapat dihitung dengan persamaan Stokes, dengan konstanta gravitasi digantikan oleh akselarasi sentrifugal w2 X, dimana w adalah kecepatan singular dalam waktu radian per unit dengan X adalah jarak partikel dari pusat rotasi (Parrot, 1970).

II. Uraian Bahan

1. Asam Benzoat (Ditjen POM, 1979 : 49)

Nama resmi : ACIDUM BENZOICUM

Sinonim : Asam Benzoat

RM/BM : C7H6O2 / 122,12

Rumus struktur: COOH

Pemerian: Hablur halus dan ringan, tidak berwarna dan tidak berbau

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol (95 %) P, dalam 8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel/zat uji

III. Prosedur Kerja (Anonim, 2013)

0. Mengukur diameter partikel menurut metode pengayakan

Susun beberapa ayakan dengan nomor tertentu berurutan dari atas ke bawah makin besar nomor ayakan yang bersangkutan.

Masukkan granul paracetamol ke dalam ayakan paling atas pada bobot tertentu yang ditimbang seksama.

Diayak serbuk yang bersangkutan selama 3 menit pada getaran tertentu pada alat shaker.

Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing-masing ayakan.

Buat kurva distribusi bobot diatas / dibawah ayakan.

BAB III

CARA KERJA

I. Alat Dan Bahan

Alat Yang Dipakai

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Ayakan (No. Mesh 35, 40, 60, 120, 170, dan 230), Cawan porselin, Kuas, Sendok tanduk, Timbangan.

Bahan Yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Aluminium foil, Asam benzoat 100 gr, Kertas perkamen, Kertas timbang.

II. Langkah Percobaan

0. Mengukur diameter partikel menurut metode pengayakan

Disusun beberapa ayakan dengan nomor tertentu berurutan dari atas ke bawah makin besar nomor ayakan yang bersangkutan.

Dimasukkan asam benzoat ke dalam ayakan paling atas pada bobot tertentu yang ditimbang seksama.

Diayak serbuk yang bersangkutan selama 10 menit pada getaran 60 rpm pada alat shaker.

Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing-masing ayakan.

Dibuat kurva distribusi bobot diatas / dibawah ayakan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil Percobaan Dan Perhitungan

A. Tabel Pengamatan

No. Ayakan

Ukuran pori rata-rata

Berat tertinggal

tertinggal

tertinggal ukuran pori

mm

mm

mm

mm

mm

B. Perhitungan

Ukuran pori masing-masing ayakan

Ukuran pori no. Ayakan 35=0,50 mm

Ukuran pori no. Ayakan 40=0,42 mm

Ukuran pori no. Ayakan 60=0,250 mm

Ukuran pori no. Ayakan 120=0,125 mm

Ukuran pori no. Ayakan 170=0,088 mm

Ukuran pori no. Ayakan 230=0,063 mm

Ukuran pori rata-rata

Ukuran pori rata-rata =

=

=

Ukuran pori rata-rata =

=

=

Ukuran pori rata-rata =

=

=

Ukuran pori rata-rata =

=

=

Ukuran pori rata-rata =

=

=

Berat tertinggal rata-rata

Berat tertinggal rata-rata =

=

=

Berat tertinggal rata-rata =

=

=

Berat tertinggal rata-rata =

=

=

Berat tertinggal rata-rata =

=

=

Berat tertinggal rata-rata =

=

=

% tertinggal

% tertinggal =

=

=

% tertinggal =

=

=

% tertinggal =

=

=

% tertinggal =

=

=

% tertinggal =

=

=

% tertinggal x ukuran pori

% tertinggal x ukuran pori =

=

=

% tertinggal x ukuran pori =

=

=

% tertinggal x ukuran pori =

=

=

% tertinggal x ukuran pori =

=

=

% tertinggal x ukuran pori =

=

=

DAV (diameter rata-rata)

dav=

=

=

C. Kurva Distribusi Asam Benzoat

II. Pembahasan

Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Pengertian ini sangat penting untuk diketahui oleh mahasiswa farmasi khususnya dalam membahas obat sediaan padat seperti kapsul, tablet, granul, sirup kering. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pada umumnya pengertian ukuran partikel disini adalah ukuran diameter rata-rata.

Pada percobaan kali ini, ayakan digunakan untuk mengukur ukuran partikel. Ayakan disusun dari atas ke bawah berdasarkan no.mesh terkecil ke no.mesh terbesar. Dalam percobaan ini digunakan ayakan dengan no.mesh 35, 40, 60, 120, 170, dan 230. No.mesh 35 memiliki diameter ayakan sebesar 0,50 mm, no.mesh 40 memiliki diameter sebesar 0,42 mm, no.mesh 60 memiliki diameter sebesar 0,250 mm, no.mesh 120 memiliki diameter sebesar 0,125 mm, no.mesh 170 memiliki diameter sebesar 0,088 mm dan no.mesh 230 memiliki diameter sebesar 0,062 mm.

Ayakan disusun dimulai dari no.mesh 35 pada urutan di atas, lanjut pada no.mesh 40, 60, 120, 170, dan no.mesh 230 pada urutan paling bawah, metode ayakan ini mampu mengayak bahan sampai sehalus 0,18 mm. Pengayak digetarkan oleh mesin penggerak / penggetar yang diatur pada kecepatan 60 rpm untuk menghindari agar partikel besar tidak dapat melewati ayakan akibat terlalu tingginya intensitas pengayakan, begitupun sebaliknya. Ayakan dijalankan selama kurang lebih 10 menit.

Dari hasil percobaan diperoleh ukuran pori rata-rata no.ayakan adalah , ukuran pori rata-rata no.ayakan adalah , ukuran pori rata-rata no.ayakan adalah , ukuran pori rata-rata no.ayakan adalah , dan ukuran pori rata-rata no.ayakan adalah .

Setelah itu, ditimbang berat asam benzoat yang tertinggal pada ayakan tersebut. Pada no.ayakan , berat rata-rata yang tertinggal adalah dan % yang tertinggal . Pada no.ayakan , berat rata-rata yang tertinggal adalah dan % yang tertinggal . Pada no.ayakan , berat rata-rata yang tertinggal adalah dan % yang tertinggal . Pada no.ayakan , berat rata-rata yang tertinggal adalah dan % yang tertinggal . Pada no.ayakan , berat rata-rata yang tertinggal adalah dan % yang tertinggal .

Kemudian, % tertinggal dikali dengan ukuran pori rata-rata. Pada no.ayakan hasilnya , pada no.ayakan hasilnya , pada no.ayakan hasilnya , pada no.ayakan hasilnya , dan pada no.ayakan hasilnya

Setelah itu % tertinggal dikalikan dengan ukuran pori rata-rata yaitu . Lalu kita menentukan diameter rata-rata dari asam benzoat 100 gr, yaitu .

Berdasarkan literatur (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 1994) diperoleh diameter rata-rata dari asam benzoat adalah . Sedangkan, pada saat praktikum, diperoleh data diameter rata-rata dari asam benzoat adalah (tidak sesuai dengan literatur).

Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor kesalahan pada saat melakukan praktikum, antara lain :

Adanya sebagian bahan yang terbuang ketika diayak ataupun ditimbang.

Pengukuran yang kurang teliti.

Banyak bahan yang tertinggal pada ayakan.

BAB V

PENUTUP

I. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Diameter rata-rata dari asam benzoat, yaitu .

II. Saran

Sebaiknya percobaan ini dilakukan dengan metode lain agar diperoleh perbandingan yang lebih jelas antara metode satu dengan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., (2000), Ilmu Meracik Obat, UGM Press, Yogyakarta, 33, 34.

Anonim. 2007. Farmasi Fisika. Universitas Muslim Indonesia. Makassar

Cammarata, S. (1995),Farmasi Fisika. UI-Press.Jakarta

Ditjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. DepKes : Jakarta, 1979.

Dogra, S.K. 1984. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Universitas Indonesia:Jakarta

Effendi, I., (2003), Penuntun Praktikum Farmasi Fisika I, Jurusan Farmasi, Universitas Hasanuddin.

Leon, Lachman.1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri, UI Press. Jakarta.

Martin, A., (1990), Farmasi Fisika, Buku II, UI Press, Jakarta, 1022-1023, 1036-1038.

Moechtar., (1990), Farmasi Fisika, UGM Press, Yogyakarta, 169.

Parrot, L,E., (1970), Pharmaceutical Technologi, Burgess Publishing Company, Mineapolish, 11, 12.

R. Voight., (1994), Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V, Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Roth, Herman J.,(1994), Analisis Farmasi, UGM Press, Yogyakarta.

Kurva Distribusi Asam Benzoat

35/4040/6060/120120/170170/230197291658221703206497992

MIRA ARIANAJAFIS ADHA RIDHA M.

150 2012 0391