Upload
okay-gd
View
107
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI
KARAKTERISASI MIKROSKOPIS MIKORIZA ARBUSKULAR
Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 3 Desember 2013
Disusun oleh :
Oksyana Silawati (081014011)
Dosen Asistensi:
Drs. Agus Supriyanto, M.Kes
PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
KARAKTERISASI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS KAPANG XENOPHYTE
I. TUJUAN
Untuk mengetahui karakterisasi atau deskripsi mikroskopis spesies mikoriza arbuskular
II. DASAR TEORI
Smith dan Read (2008) membagi mikoriza ke dalam dua subdivisi besar yaitu
ektomikoriza dan endomikoriza. Ektomikoriza dicirikan dengan mantel dan jarring
hartig interseluler di akar pohon, sedangkan endomikoriza memilliki hifa interseluler.
Endomikoriza terdiri atas fungi mikoriza arbuskular, ericoid mikoriza, arbutoid
mikoriza, monotropoid mikoriza, ektendomikoriza dan orchid mikoriza.
FMA termasuk ke dalam kelas Zygomycetes, dengan ordo Glomales yang
mempunyai 2 sub-ordo yaitu Gigasporineae dan Glomineae. Gigasporinae dengan
family Gigasporaceae mempunyai dua genus yaitu Gigasppora dan Scutellospora.
Glominae mempunyai empat family, yaitu family Glomaceae dengan genus Glomus dan
Sclerocytis, family Acaulosporaceae dengan genus Acaulospora dan Entrophospora,
Paraglomaceae dengan genus Paraglomus dan Archaeosporaceae dengann genus
Archaeopsora.
Glomus sp.
Glomus memiliki spora berbentuk bulat dengan jumlah banyak. Dinding spora
berlapis-lapis terdiri atas empat lapisan. Memiliki dudukan hifa (Subtending
hyphae) lurus berbentuk silinder. Warna sporanya bening, hialin, (transparan),
putih, kuning, atau coklat. Ukuran spora rata-rata 259 μm (Redecker et al., 2013).
Berikut gambar 11 menunjukkan mikroskopik sel Glomus sp.
Gambar 1. Sel Glomus sp. (skala 12 μm)
(Sumber: www.agr.gc.ca)
Gigaspora sp.
Gigaspora memiliki hifa membentuk suspensor bulbous atau dudukan hifa
yang membulat. Memiliki sel auksilari yang merupakan perwujudan vesikula
eksternal. Warna sporanya kuning cerah. Spora berbentuk bulat dengan ukuran rata-
rata 321 μm. Spora dinding terdiri dari tiga lapisan (Redecker et al., 2013).
Manfaat Mikoriza
Manfaat asosiasi FMA dengan tanaman antara lain meningkatkan
pengangkutan nutrisi, meningkatkan penyerapan mikronutrisi, meningkatkan aktivitas
mikroorganisme, meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, dan memperbaiki
struktur tanah. Selain itu, FMA memiliki enzim fosfatase yang dapat merubah P yang
tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman (Joner et al., 2000). Hifa FMA melibatkan
partikel tanah untuk membentuk tanah menjadi agregat, dengan agregat yang lebih kecil
dan kuat dibandingkan dengan agregat yang lebih besar (Musfal, 2010).
Gambar 10. Mikroskopis Gigaspora sp. (skala 25 μm)
(Sumber: www.commons.wikimedia.org)
III. ALAT DAN BAHAN
1. Tabung reaksi
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Aquadest
5. Pipet volume
6. Spatula
7. Alkohol
8. Bunsen
9. Vortex
10. Mikroskop
11. Sampel mikoriza (Glomus sp. dan Gigaspora sp.)
IV. PROSEDUR KERJA
Pengamatan mikroskopis, ambil sedikit sampel mikoriza dengan spatula kemudian
masukkan ke dalam tabung reaksi berisi aquadest (volume ±5 mL), vortex selama 1-2
menit kemudian diamkan sekitar 10-15 menit untuk mengendapkan bahan pembawa.
Ambil supernatant dengan pipet volume teteskan ke obyek glass, tambahkan sedikit zat
warna Kristal violet, tutup dengan cover glass dan amati dibawah mikroskop sel
mikoriza.
V. HASIL PENGAMATAN
Glomus sp.
(Bentuk bulat, berwarna hitam menyeluruh, terdapat tonjolan)
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik secara
mikroskopis genus mikoriza arbuskular yaitu Glomus sp. dan Gigaspora sp. Pada saat
pengamatan mikroskopik hanya didapatkan dari genus Glomus saja, sedangkan genus
Gigaspora tidak teramati.
Berdasarkan hasil pengamatan nampak sel Glomus sp. menunjukkan ciri-ciri
diantaranya bentuk sel bulat, besarnya seperti zigospora Rhizopus berwarna hitam
menyeluruh dan terdapat sebuah tonjolan pada permukaan sel. Sedangkan Gigaspora
sp. secara teoritis menunjukkan ciri-ciri bentuk sel lonjong, berwarna hitam namun
tidak menyeluruh, pada sebagian kecil sel transparan, dan umunya tidak ada tonjolan
pada permukaan sel.
Fungi mikoriza arbuskular tidak dalam bentuk independen sel melainkan dalam
bentuk serbuk. Dalam pembuatannya mikoriza arbuskular harus bersimbiosis atau
bersinergi dengan perakaran tumbuhan sebagai inangnya, umumnya dari kelompok
graminae (jagung, sorgum, atau pueraria). Setelah mikoriza di injeksi dalam tanah dekat
dengan sistem perakaran, tanaman dibiarkan tumbuh, setelah tanaman kering, akar
tanaman diambil lalu dipotong-potong, potongan kecil akar tersebut kemudian di
campur dengan bahan pembawa yaitu dolomit atau xiolit. Mikoriza dalam serbuk ini
baru dapat diaplikasikan pada lahan.
Dalam 1 g serbuk ini biasanya hanya mengandung sekitar 20 propagul yang
merupakan bentuk generatif cendawan mikoriza yaitu zigospora (hasil konjugasi hifa +
dan hifa -). Paling banyak hanya mengandung sekitar 40 propagul. Jika kandungan
propagul < 10 dapat dinyatakan serbuk mikoriza ini tidak berkualitas dan tidak dapat
diaplikasikan.
Propagul ini jika dalam tanah basah dan kondisi menguntungkan dapat melakukan
germinasi dengan baik dan cepat sedangkan dalam tanah yang kering atau jauh dari
areal perakaran (rhizosfer) tidak dapat melakukan germinasi.
Simbiosis mikoriza dengan perakaran dapat meningkatkan pengangkutan
nutrisi, meningkatkan penyerapan mikronutrisi, meningkatkan aktivitas
mikroorganisme, meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, selain itu dapat
memperbaiki struktur tanah. Cendawan mikoriza memiliki enzim fosfatase yang dapat
merubah P yang tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman. Hifa melibatkan partikel
tanah untuk membentuk tanah menjadi agregat, dengan agregat yang lebih kecil dan
kuat dibandingkan dengan agregat yang lebih besar.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan Glomus sp. berbentuk bulat, berwarna
hitam menyeluruh, dan terdapat tonjolan pada permukaannya. Sedangkan Gigaspora sp.
tidak teramati dalam praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijiseputro, 1978. Pengantar Mikologi. Bandung: Penerbit Alumni.
Joner E. J. 2000. The effect of long term fertilization with organic or anorganic fertilizer on mycorhiza mediated phosporus uptake in subterranean clover. Biol Fertil Soils 32: 435-440.
Musfal. 2010. Potensi cendawan mikoriza arbuskula untuk meningkatkan hasil tanaman jagung. J Litbang Pertanian 29(4): 154-158.
Smith, S. E., and Read, D. 2008. Mycorhiza: State of The Art, Genetics and Molecular Biology, Eco-Function, Biotechnology, Aco-Physiology, Structure and Systematics 3rd
Edition. Varma A, editor. Acid Free Paper, Germany.
Redecker, D., A. Schubler, H., Stockinger, S., Sturmer, J., Morton, and C. Walker. 2013. An Evidence-Based Consensus For The Classification Of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (Glomeromycota). Virginia University, USA.