43
1.1 Metodologi Perancangan Pada tahap metodologi perancangan ini akan dijelaskan secara umum mengenai alur kerja sistem yang akan dibuat. Perancangan sistem yang digunakan disini adalah dengan menggunakan pemodelan UML. UML menggunakan notifikasi y ang bersifat stan dar un tuk men jelaskan secara visual mengenai elemen-elemen pemodelan. UML sendiri terdiri atas diagram-diagram yang memiliki banyak fungsi masing-masing dan didefinisikan sebagai berikut:  use case diagram, class diagram, activity diagram, . Untuk menjelaskan perancangan aplikasi yang dibangun akan digunakan model diagram UML tersebut. 3.2.1 Use Case Diagram Use Case Diagram adalah diagram yang bekerja dengan cara mendiskripsikan interaksi antara pengguna sebuah sistem dengan menjelaskan apa yang dilakukan oleh aktor dan sistem, bukan bagaimana aktor dan sistem melakukan kegiatan tersebut. Pada diagram ini terdapat notasi use case yang menjelaskan tentang hubungan aktor dengan sistem. Hubungan ini dapat berupa masukan dari aktor ke sistem maupun keluaran dari sistem ke aktor. Definisi Aktor Berikut adalah deskripsi pendefinisian aktor pada sistem pakar manajemen terpadu balita sakit:

Metodologi Perancangan sispak balita

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perancangan UML, inferensi backward chaining, perhitungan dempster-shafer

Citation preview

  • 1.1 Metodologi Perancangan

    Pada tahap metodologi perancangan ini akan dijelaskan secara umum

    mengenai alur kerja sistem yang akan dibuat. Perancangan sistem yang digunakan

    disini adalah dengan menggunakan pemodelan UML.

    UML menggunakan notifikasi yang bersifat standar untuk menjelaskan

    secara visual mengenai elemen-elemen pemodelan. UML sendiri terdiri atas

    diagram-diagram yang memiliki banyak fungsi masing-masing dan didefinisikan

    sebagai berikut: use case diagram, class diagram, activity diagram,.

    Untuk menjelaskan perancangan aplikasi yang dibangun akan digunakan

    model diagram UML tersebut.

    3.2.1 Use Case Diagram

    Use Case Diagram adalah diagram yang bekerja dengan cara

    mendiskripsikan interaksi antara pengguna sebuah sistem dengan menjelaskan apa

    yang dilakukan oleh aktor dan sistem, bukan bagaimana aktor dan sistem

    melakukan kegiatan tersebut.

    Pada diagram ini terdapat notasi use case yang menjelaskan tentang

    hubungan aktor dengan sistem. Hubungan ini dapat berupa masukan dari aktor ke

    sistem maupun keluaran dari sistem ke aktor.

    Definisi Aktor

    Berikut adalah deskripsi pendefinisian aktor pada sistem pakar manajemen

    terpadu balita sakit:

  • Tabel 3.1 Definisi Aktor

    No Aktor Deskripsi1 Pakar Orang yang betugas dan memiliki hak akses

    untuk melakukan operasi manajemen basis datayaitu pembaharuan data gejala, data penyakit,data aturan.

    2 User/Pasien orang yang menggunakan sistem untukberkonsultasi. User memberikan masukan padasistem berupa gejala-gejala dan sistem akanmelakukan proses inferensi kemudianmemberkan hasil diagnosis dan saran terapi.

    Definisi Use Case

    Berikut adalah deskripsi pendefinisian use case pada sistem pakar manajemen

    terpadu balita sakit:

    Tabel 3.2 Definisi Use Case

    NoUse Case Deskripsi

    1 Login proses untuk melakukan loginadmin/pakar/dokter

    2 Logout proses untuk melakukan logoutadmin/pakar/dokter

    3 Manajemen BasisPengetahuan

    proses generalisasi yang meliputi 3 buahproses manajemen basis pengetahuan yaitumengelola data penyakit, data gejala, dandata aturan

    4 Konsultasi proses yang dilakukan user yaitumemasukkan data gejala kemudian akandiolah sistem dan user akan mendapatkanhasil diagnosis

    Skenario Use Case

  • Berikut adalah skenario jalnnya masing-masing use case yang telah

    didefinisikan sebelumnya:

    Nama Use Case : Login

    Aktor : Pakar/Dokter

    Tabel 3.3 Skenario login

    Aksi Aktor Reaksi SistemSkenario Normal1. memasukkan username danpassword

    2. validasi username dan password3. username dan password valid4. masuk ke menu manajemen basispengetahuan sistem pakar

    Skenario Alternatif1. memasukkan username danpassword

    2. validasi username dan password3. username dan password invalid,menampilkan pesan error

    4. memasukkan username danpassword

    5. validasi username dan password6. username dan password valid7. masuk ke menu manajemen basis datasistem

    Nama Use Case : Logout

    Aktor : Pakar/Dokter

    Tabel 3.4 Skenario logout

    Aksi Aktor Reaksi SistemSkenario Normal1. memilih menu logout

    2. sistem melakukan logout

  • Nama use case : Manajemen Basis Pengetahuan

    Aktor : Pakar/Dokter

    Tabel 3.5 Skenario Manajemen Basis DataAksi Aktor Reaksi Sistem

    Skenario Normal1. memilih data yang akan diolah

    2. menampilkan form yang bersangkutan3. mengisi form

    4. validasi kelengkapan data5. data valid, update database6. menampilkan konfirmasi proses berhasil

    Skenario Alternatif1. memilih data yang akan diolah

    2. menampilkan form yang bersangkutan3. mengisi form

    4. validasi kelengkapan data5. data tidak valid,menampilkan pesaninvalid

    6. mengisi ulang form7. validasi kelengkapan data8. data valid, update database9. menampilkan konfirmasi proses berhasil

    Nama Use Case : KonsultasiAktor : User/pengguna/pasien

    Tabel 3.6 Skenario Konsultasi

    Aksi Aktor Reaksi SistemSkenario Normal1. Memilih menu konsultasi

    2. Menampilkan form konsultasi3. memberikan pertanyaan dengan jawaban"YA" atau "TIDAK"

    4. menjawab pertanyaan5. mengolah data berdasarkan jawaban user6. menampilkan form diagnosis

  • Use Case Diagram

    Gambar 3.1 Use Case Diagram Sistem

    Terdapat 2 aktor yang berhubungan dengan sistem ini, yaitu pakar yang

    juga merupakan administrator sistem dan user (pengguna). Pakar mendapatkan

    haknya untuk mengakses basis pengetahuan setelah melakukan proses login. Hak

    pakar pada sistem yaitu dapat menambahkan, mengubah, maupun menghapus

    data. Aktor kedua yaitu user dapat langsung memilih menu konsultasi dan

    menggunakan sistem untuk konsultasi segera setelah aplikasi dijalankan.

  • 1.1.2 Class Diagram

    Gambar 3.2 Class Diagram Sistem

    Kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem serta hubungan

    antar tiap kelas digambarkan pada diagram kelas 3.2.

  • 1.1.3 Activity Diagram

    a. Activity Diagram Login Pakar

    Gambar 3.3 Activity Diagram Login Pakar

    Seperti yang terlihat pada gambar 3.3, aktivitas login pakar dimulai dari

    pakar memasukkan username dan password, kemudian sistem akan melakukan

    validasi. Jika username dan password valid/sesuai maka sistem akan menampilkan

    antarmuka menu admin, jika tidak valid maka sistem akan meminta admin

    mengulangi aktivitas login.

  • b. Activity Diagram Manajemen Data Gejala

    Gambar 3.4 Activity Diagram Manajemen Data Gejala

  • Aktivitas manajemen data gejala dimuali dari admin memilih menu pakar.

    Menu pakar tersebut terdiri dari menu penyakit, menu gejala, dan menu aturan.

    Untuk aktivitas manajemen data gejala maka yang dipilih admin adalah menu

    gejala. Kemudian sistem akan menampilkan data gejala, aktivitas admin

    selanjutnya disesuaikan pada tujuan admin, apakah akan menambahkan data,

    mengubah data atau menghapus data. Aktivitas selanjutnya tergambar pada

    gambar 3.4.

    c. Activity Diagram Manajemen Data Penyakit

    Gambar 3.5 Activity Diagram Manajemen Data Penyakit

  • Aktivitas manajemen data penyakit memiliki alur yang sama dengan

    manajemen data gejala.

    d. Activity Diagram Manajemen Data Aturan

    Gambar 3.6 Activity Diagram Manajemen Data Aturan.

    Untuk manajemen data aturan saat admin melakukan aktivitas tambah data

    maka sistem akan mengambil data nama penyakit dan data nama gejala dari tabel

    penyakit dan tabel gejala yang sudah tersimpan di basis data. Aktivitas admin

  • selanjutnya adalah memasukkan nilai densitas aturan kemudian melakukan proses

    simpan dan tabel aturan akan di update oleh sistem.

    e. Activity Diagram Konsultasi

    Gambar 3.7 Activity Diagram Konsultasi

    Pada diagram aktivitas konsultasi user memulai dengan memilih menu

    konsultasi, kemudian sistem akan menetapkan goal awal, setelah goal awal

    ditetapkan aktivitas selanjutnya dilakukan oleh sistem yaitu memberikan

    pertanyaan gejala yang dirasakan user. Urutan rangkaian pertanyaan yang muncul

    di proses melalui mesin inferensi backward chaining. Setelah user menjawab

    seluruh pertanyaan yang diberikan oleh sistem maka sistem akan merangkum

    jawaban tersebut untuk dicari nilai kepastiannya dengan menggunakan metode

  • Dempster-Shafer. Setelah perhitungan selesai sistem akan memberikan hasil

    diagnosis.

    1.1.4 Struktur Tabel

    Struktur tabel menjelaskan semua data yang terlibat dalam perancangan

    suatu proses yang akan berjalan. Tabel-tabel yang digunakan dalam merancang

    sistem pakar ini adalah sebagai berikut:

    a. Tabel login

    Tabel 3.7 Tabel Login

    No. Field Tipe Kunci Keterangan1 Pakar Varchar Primary Nama Pakar2 Pass Varchar Password Login

    b. Tabel gejala

    Tabel 3.8 Tabel Gejala

    No Field Tipe Kunci Keterangan1 id_gejala Varchar Primary id gejala2 Gejala Varchar nama gejala

    c. Tabel penyakit

    Tabel 3.9 Tabel Penyakit

    No Field Tipe Kunci Keterangan1 id_penyakit Varchar Primary id penyakit2 Penyakit Varchar nama penyakit3 Deskripsi Varchar Definisi penyakit

    4 Solusi Varchar solusi penanganan penyakit

  • d. Tabel aturanTabel 3.10 Tabel Aturan

    No Field Tipe Kunci Keterangan1 id_aturan Varchar Primary id aturan2 id_gejala Varchar Foreign id gejala3 id_penyakit Varchar Foreign id penyakit

    4 Densitas floatnilai densitas yang ditetapkanpakar

    e. Tabel konsultasiTabel 3.11 Tabel Konsultasi

    No Field Tipe Kunci Keterangan

    1 id_konsul Varchar Primary id konsultasi2 id_penyakit Varchar Foreign id penyakit3 Tanggal date tanggal konsultasi

    4 Persentase Varchar nilai keyakinan hasil diagnosis

    1.2 Perancangan Sistem

    Perancangan sistem pakar manajemen terpadu balita sakit ini melalui

    beberapa tahapan yang harus dijalankan untuk memperoleh hasil sesuai tujuan.

    Tahapan tersebut yaitu berupa perancangan tabel keputusan, pohon keputusan dan

    penentuan kaidah-kaidah produksi melalui perunutan balik (backward chaining)

    dan perhitungan Dempster-Shafer.

    3.3.1 Tabel Keputusan

    Tabel keputusan merupakan suatu cara untuk mendokumentasikan

    pengetahuan dalam hal ini adalah pengetahuan pakar. Tabel keputusan juga

    merupakan matriks kondisi yang dipertimbangkan dalam pendeskripsian kaidah.

    Berikut sampel tabel keputusan yang dibuat:

  • Tabel 3.12 Tabel Keputusan

    No GejalaInfeksiBakteri

    Berat (P1)

    DBD denganSyok

    Syndrom(P2)

    diare akutdengan

    dehidrasiberat (P3)

    MalariaBerat(P4)

    1 Demam (suhu ketiak > 37.5 C)

    2 Bayi merintih

    3 BAB lembek, > 3x sehari

    4 Mencret selama 7 hari

    5 Malas minum / tidak bisa minum

    6 Mata cowong

    7 Darah dalam tinja

    8 Perut buncit

    9 Kaku kuduk/Leher kaku

    10 Kelopak mata bengkak

    Pada tabel 3.12 digambarkan hubungan antar suatu gejala dengan suatu

    penyakit. Tabel tersebut menunjukkan bahwa setiap penyakit memiliki beberapa

    gejala dan sebuah gejala bisa terdapat pada beberapa penyakit. Setelah tabel

    keputusan dibuat, selanjutnya dilakukan perancangan pohon keputusan tiap

    penyakit berdasarkan gejala yang terdata pada tabel keputusan.

    1.2.2 Pohon Keputusan

    Untuk menghasilkan kaidah yang efisien terdapat satu langkah yang harus

    ditempuh yaitu membuat pohon keputusan. Dari pohon keputusan dapat diketahui

    atribut (kondisi) yang dapat direduksi sehingga menghasilkan kaidah yang efisien

  • dan optimal. Berikut contoh pohon keputusan yang dibuat berdasarkan tabel

    keputusan 3.12.

    Gambar 3.8 Pohon Keputusan

    Keterangan:

    = Goal / konklusi/ penyakit

    = Node/ premis/ gejala

    Gambar diatas merupakan pohon keputusan yang dibentuk dari tabel

    keputusan 3.12. Dengan melihat pohon keputusan diatas dapat diketahui goal P1

    dapat dicapai apabila node/gejala 1, gejala 2, gejala 5, dan gejala 9 terpenuhi.

    Goal P2 dicapai apabila gejala 1, gejala 2, gejala 5, gejala 8, gejala 9, dan gejala

    10 terpenuhi, begitupun goal-goal lainnya dapat tercapai apabila gejala yang

    menjadi nodenya terpenuhi. Dalam hal ini suatu goal dapat pula tercapai

  • walaupun tidak semua node/gejala terpenuhi akan tetapi dengan nilai persentasi

    keyakinan yang lebih kecil.

    1.2.3 Konversi ke kaidah Produksi

    Pohon keputusan yang sudah dibuat akan digunakan sebagai acuan dalam

    menyusun kaidah produksi. Berikut kaidah produksi yang dikonversi dari pohon

    keputusan 3.12:

    1. Kaidah 1: P1 if 1 and 2 and 5 and 9

    2. Kaidah 2: P2 if 1 and 2 and 5 and 8 and 9 and 10

    3. Kaidah 3: P3 if 1 and 2 and 3 and 4 and 5 and 6 and 7

    4. Kaidah 4: P4 if 1 and 2 and 5 and 6 and 8 and 9

    1.2.4 Inferensi Backward chaining

    Setelah kaidah produksi if-then ditetapkan proses akan dilanjutkan ke

    proses backward chaining atau perunutan mundur. Pada algoritma backward

    chaining jika salah satu gejala bernilai salah (false) maka akan membatalkan

    konklusi pada kaidah tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan

    modifikasi terhadap algoritma ini dengan memberikan nilai densitas kemudian

    membandingkan nilai densitas gejala-gejala yang bernilai false pada suatu kaidah.

    Langkah awal adalah melakukan inisialisasi tabel yaitu menyiapkan tabel

    yang dibutuhkan untuk pemrosesan. Tabel tersebut adalah tabel kaidah yang berisi

    data berdasarkan pengetahuan pakar.

  • Tabel 3.13 Inisialisasi Tabel Kaidah

    INISIALISASIPenyakit Aturan Gejala Status Gejala Densitas

    P1

    1 1 Free 0.752 2 Free 0.753 5 Free 0.754 9 Free 0.25

    P2

    5 1 Free 0.756 2 Free 0.257 5 Free 0.258 8 Free 0.59 9 Free 0.2510 10 Free 0.5

    P3

    11 1 Free 0.2512 2 Free 0.513 3 Free 114 4 Free 115 5 Free 0.7516 6 Free 0.7517 7 Free 0.25

    P4

    18 1 Free 0.7519 2 Free 0.2520 5 Free 0.2521 6 Free 0.2522 8 Free 0.523 9 Free 0.75

    Field status gejala akan diisi dengan Free karena gejala belum ada yang

    di eksekusi atau belum ditanyakan. Selanjutnya dalam pemrosesan nanti field ini

    akan di update sesuai dengan status gejala yaitu N untuk gejala yang sudah di

    eksekusi dan di jawab TIDAK oleh user dan Y untuk gejala yang sudah di

    eksekusi dan di jawab YA oleh user.

    Selanjutnya yaitu inisialisasi tabel goal, tabel ini diisi dengan penyakit

    yang memilki gejala umum terbanyak. Gejala umum yang dimaksud disini adalah

  • suatu gejala yang paling banyak kemunculannya dalam beberapa penyakit/,

    berdasarkan syarat tersebut maka P3 ditetapkan sebagai goal awal.

    Tabel 3.14 Inisialisasi Tabel Goal

    INISIALISASIPenyakit Gejala Densitas

    P3

    1 0.252 0.53 14 15 0.756 0.757 0.25

    Selanjutnya yaitu inisialisasi tabel working memory. Tabel ini adalah tabel

    yang akan menampung segala aktivitas respon pengguna yang di tanyakan oleh

    sistem. Field jawaban akan diisi sesuai respon pengguna yaitu YA atau

    TIDAK.

    Tabel 3.15 Inisialisasi Tabel Working Memory

    INISIALISASIPenyakit Gejala Densitas Jawaban

  • Jika dalam suatu kasus seorang user memberikan input gejala yang

    dirasakan yaitu:

    1) Demam (suhu ketiak > 37.5 C) [gejala 1]

    2) Bayi merintih [gejala 2]

    3) Malas minum/ tidak bisa minum [gejala 5]

    4) Kelopak mata bengkak [gejala 10]

    5) Perut buncit [gejala 8]

    Sistem akan mulai mengeksekusi gejala pada puncak tabel goal. Maka

    sistem akan memulai dengan menanyakan gejala 1 pada user, yaitu Demam

    (suhu ketiak 37.5 C)?, gejala tersebut memiliki densitas 0.25. Karena user

    memberikan respon YA pada gejala tersebut maka status gejala untuk seluruh

    penyakit yang memiliki gejala 1 akan di set menjadi Y. Berikut perubahan pada

    inferensi backward chaining tahap 1:

    Tabel 3.16 Inferensi Backward chaining Tabel Kaidah (1)

    INFERENSI 1Penyakit Aturan Gejala Status Gejala Densitas

    P1

    1 1 Y 0.752 2 Free 0.753 5 Free 0.754 9 Free 0.25

    P2

    5 1 Y 0.756 2 Free 0.257 5 Free 0.258 8 Free 0.59 9 Free 0.2510 10 Free 0.5

    P3

    11 1 Y 0.2512 2 Free 0.513 3 Free 114 4 Free 1

  • 15 5 Free 0.7516 6 Free 0.7517 7 Free 0.25

    P4

    18 1 Y 0.7519 2 Free 0.2520 5 Free 0.2521 6 Free 0.2522 8 Free 0.523 9 Free 0.75

    Seperti yang terlihat pada tabel 3.16, gejala 1 pada tiap penyakit akan di

    set menjadi Y karena user menjawab YA untuk gejala demam (suhu ketiak >

    37.5 C). Untuk status gejala Y tidak perlu dilakukan perbandingan densitas.

    Tebel goal juga akan di update, gejala yang sudah di eksekusi akan

    dihilangkan.

    Tabel 3.17 Inferensi Backward chaining Tabel Goal (1)

    INFERENSI 1Penyakit Gejala Densitas

    P3

    2 0.53 14 15 0.756 0.757 0.25

    Kemudian pada tabel working memory akan diisi dengan catatan aktivitas yang

    sudah dilakukan.

  • Tabel 3.18 Inferensi Backward chaining Tabel Working Memory (1)

    INFERENSI 1Penyakit Gejala Densitas Jawaban

    P3 1 0.25 YAInferensi tahap 1 selesai dan akan dilanjutkan ke eksekusi gejala

    selanjutnya yaitu gejala 2 Apakah bayi merintih?, user memberikan respon

    YA, maka status gejala semua penyakit yang memiliki gejala 2 akan di set

    menjadi Y.

    Tabel 3.19 Inferensi Backward chaining Tabel Kaidah (2)

    INFERENSI 2Penyakit Aturan Gejala Status Gejala Densitas

    P1

    1 1 Y 0.752 2 Y 0.753 5 Free 0.754 9 Free 0.25

    P2

    5 1 Y 0.756 2 Y 0.257 5 Free 0.258 8 Free 0.59 9 Free 0.2510 10 Free 0.5

    P3

    11 1 Y 0.2512 2 Y 0.513 3 Free 114 4 Free 115 5 Free 0.7516 6 Free 0.7517 7 Free 0.25

    P4

    18 1 Y 0.7519 2 Y 0.2520 5 Free 0.2521 6 Free 0.2522 8 Free 0.523 9 Free 0.75

  • Tabel 3.20 Inferensi Backward chaining Tabel Goal (2)

    INFERENSI 2Penyakit Gejala Densitas

    P3

    3 14 15 0.756 0.757 0.25

    .

    Tabel 3.21 Inferensi Backward chaining Tabel Working Memory (2)

    INFERENSI 2Penyakit Gejala Densitas Jawaban

    P3 1 0.25 YAP3 2 0.5 YA

    Inferensi tahap 2 selesai, dilanjutkan ke eksekusi gejala selanjutnya yaitu

    gejala 3 BAB lembek, >3x sehari?. Pada gejala ini user memberikan respon

    TIDAK, maka setiap penyakit yang memiliki gejala 3 akan di update status

    gejalanya menjadi N. Kemudian akan dilakukan perbandingan densitas, nilai

    densitas tiap aturan dengan gejala 3 akan dibandingkan dengan setiap gejala pada

    penyakit tersebut. Jika aturan yang dibandingkan memiliki nilai densitas lebih

    kecil maka aturan tersebut juga akan di set N.

    Tabel 3.22 Penalaran Mundur Tabel Kaidah (3)

    INFERENSI 3Penyakit Aturan Gejala Status Gejala Densitas

    P1

    1 1 Y 0.752 2 Y 0.753 5 Free 0.754 9 Free 0.25

    P2

    5 1 Y 0.756 2 Y 0.257 5 Free 0.258 8 Free 0.59 9 Free 0.25

  • 10 10 Free 0.5

    P3

    11 1 Y 0.2512 2 Y 0.513 3 N 114 4 Free 115 5 N 0.7516 6 N 0.7517 7 N 0.25

    P4

    18 1 Y 0.7519 2 Y 0.2520 5 Free 0.2521 6 Free 0.2522 8 Free 0.523 9 Free 0.75

    Tabel 3.23 Penalaran Mundur Tabel Goal (3)

    INFERENSI 3Penyakit Gejala DensitasP3 4 1

    Pada tahap ini setelah dilakukan proses update status gejala melalui

    perbandingan densitas maka gejala yang tersisa pada tabel goal adalah gejala 4.

    Tabel 3.24 Penalaran Mundur Tabel Working Memory (3)

    INFERENSI 3Penyakit Gejala Densitas Jawaban

    P3 1 0.25 YAP3 2 0.5 YAP3 3 1 TIDAK

    Inferensi selanjutnya akan mengeksekusi gejala 4 Mencret selama 7

    hari?, user menjawab TIDAK., maka semua penyakit yang memiliki gejala 4

    akan di update status gejalanya menjadi N.

  • Tabel 3.25 Inferensi Mundur Tabel Kaidah (4)

    INFERENSI 4Penyakit Aturan Gejala Status Gejala Densitas

    P1

    1 1 Y 0.752 2 Y 0.753 5 Free 0.754 9 Free 0.25

    P2

    5 1 Y 0.756 2 Y 0.257 5 Free 0.258 8 Free 0.59 9 Free 0.2510 10 Free 0.5

    P3

    11 1 Y 0.2512 2 Y 0.513 3 N 114 4 N 115 5 N 0.7516 6 N 0.7517 7 N 0.25

    P4

    18 1 Y 0.7519 2 Y 0.2520 5 Free 0.2521 6 Free 0.2522 8 Free 0.523 9 Free 0.75

    Pada tahap ini terjadi pergantian goal karena semua gejala pada goal awal

    sudah di eksekusi. Goal baru yang akan dipilih sistem adalah goal yang memiliki

    status gejala Y terbanyak dengan status gejala Free terbanyak. Dalam sampel

    kasus ini terdapat dua goal yang memiliki jumlah Y dan Free yang sama,

    maka sistem akan mengambil goal yang paling atas, sehingga P2 akan ditetapkan

    sebagai goal baru.

  • Tabel 3.26 Inferensi Mundur tabel Goal (4)

    INFERENSI 4Penyakit Gejala Densitas

    P2

    5 0.258 0.59 0.2510 0.5

    Tabel 3.27 Inferensi Mundur Tabel Working Memory (4)

    INFERENSI 4Penyakit Gejala Densitas Jawaban

    P3 1 0.25 YAP3 2 0.5 YAP3 3 1 TIDAKP3 4 1 TIDAK

    Inferensi dilanjutkan dengan mengeksekusi gejala 5, Apakah anak malas

    minum /tidak bisa minum?, user menjawab YA maka setiap gejala 5 pada

    setiap penyakit akan di set Y.

    Tabel 3.28 Inferensi Mundur Tabel Kaidah (5)

    INFERENSI 5Penyakit Aturan Gejala Status Gejala Densitas

    P1

    1 1 Y 0.752 2 Y 0.753 5 Y 0.754 9 Free 0.25

    P2

    5 1 Y 0.756 2 Y 0.257 5 Y 0.258 8 Free 0.59 9 Free 0.2510 10 Free 0.5

    P3

    11 1 Y 0.2512 2 Y 0.513 3 N 114 4 N 115 5 Y 0.75

  • 16 6 N 0.7517 7 N 0.25

    P4

    18 1 Y 0.7519 2 Y 0.2520 5 Y 0.2521 6 Free 0.2522 8 Free 0.523 9 Free 0.75

    Tabel 3.29 Inferensi Mundur Tabel Goal (5)

    INFERENSI 5Penyakit Gejala Densitas

    P28 0.59 0.2510 0.5

    Tabel 3.30 Inferensi Mundur Tabel Working Memory (5)

    INFERENSI 5Penyakit Gejala Densitas Jawaban

    P3 1 0.25 YAP3 2 0.5 YAP3 3 1 TIDAKP3 4 1 TIDAKP2 5 0.25 YA

    Inferensi dilanjutkan dengan mengeksekusi gejala 8, apakah perut

    buncit?. User menjawab YA, maka semua aturan dengan gejala 8 akan di set

    Y.

    Tabel 3.31 Inferensi Mundur Tabel Kaidah (6)

    INFERENSI 6Penyakit Aturan Gejala Status Gejala Densitas

    P1

    1 1 Y 0.752 2 Y 0.753 5 Y 0.754 9 Free 0.25

    P2 5 1 Y 0.75

  • 6 2 Y 0.257 5 Y 0.258 8 Y 0.59 9 Free 0.2510 10 Free 0.5

    P3

    11 1 Y 0.2512 2 Y 0.513 3 N 114 4 N 115 5 Y 0.7516 6 N 0.7517 7 N 0.25

    P4

    18 1 Y 0.7519 2 Y 0.2520 5 Y 0.2521 6 Free 0.2522 8 Y 0.523 9 Free 0.75

    Tabel 3.32 Inferensi Mundur Tabel Goal (6)

    INFERENSI 6Penyakit Gejala Densitas

    P29 0.2510 0.5

    Tabel 3.33 Inferensi Mundur Tabel Working memory (6)

    INFERENSI 6Penyakit Gejala Densitas Jawaban

    P3 1 0.25 YAP3 2 0.5 YAP3 3 1 TIDAKP3 4 1 TIDAKP2 5 0.25 YAP2 8 0.5 YA

  • Gejala yang selanjutnya di eksekusi adalah gejala 9, Kaku kuduk/leher

    kaku?. User memberi respon TIDAK, maka semua gejala 9 di set N.

    kemudian dilakukan perbandingan densitas seperti pada inferensi sebelumnya.

    Tabel 3.34 Inferensi Mundur Tabel Kaidah (7)

    INFERENSI 7Penyakit Aturan Gejala Status Gejala Densitas

    P1

    1 1 Y 0.752 2 Y 0.753 5 Y 0.754 9 N 0.25

    P2

    5 1 Y 0.756 2 Y 0.257 5 Y 0.258 8 Y 0.59 9 N 0.2510 10 Free 0.5

    P3

    11 1 Y 0.2512 2 Y 0.513 3 N 114 4 N 115 5 Y 0.7516 6 N 0.7517 7 N 0.25

    P4

    18 1 Y 0.7519 2 Y 0.2520 5 Y 0.2521 6 N 0.2522 8 Y 0.523 9 N 0.75

    Tabel 3.35 Inferensi Mundur Tabel Goal (7)

    INFERENSI 7Penyakit Gejala DensitasP2 10 0.5

  • Tabel 3.36 Inferensi Mundur Tabel Working Memory (7)

    INFERENSI 7Penyakit Gejala Densitas Jawaban

    P3 1 0.25 YAP3 2 0.5 YAP3 3 1 TIDAKP3 4 1 TIDAKP2 5 0.25 YAP2 8 0.5 YAP2 9 0,25 TIDAK

    Selanjutnya akan di eksekusi gejala 10, Apakah kelopak mata bengkak?.

    User memberi respon YA maka gejala 10 di set Y

    Tabel 3.37 Inferensi Mundur Tabel Kaidah (8)INFERENSI 8

    Penyakit Aturan Gejala StatusGejala Densitas

    P1

    1 1 Y 0.752 2 Y 0.753 5 Y 0.754 9 N 0.25

    P2

    5 1 Y 0.756 2 Y 0.257 5 Y 0.258 8 Y 0.59 9 N 0.2510 10 Y 0.5

    P3

    11 1 Y 0.2512 2 Y 0.513 3 N 114 4 N 115 5 Y 0.7516 6 N 0.7517 7 N 0.25

    P4

    18 1 Y 0.7519 2 Y 0.2520 5 Y 0.2521 6 N 0.2522 8 Y 0.523 9 N 0.75

  • Tabel 3.38 Inferensi Mundur Tabel Goal (8)

    INFERENSI 8Penyakit Gejala Densitas

    Tabel 3.39 Inferensi Mundur Tabel Working Memory (8)

    INFERENSI 8Penyakit Gejala Densitas Jawaban

    P3 1 0.25 YAP3 2 0.5 YAP3 3 1 TIDAKP3 4 1 TIDAKP2 5 0.25 YAP2 8 0.5 YAP2 9 0,25 TIDAKP2 10 0.5 YA

    Pada tahap ini inferensi dihentikan karena seluruh gejala pada tabel goal

    sudah selesai di eksekusi dan pada tabel kaidah sudah tidak ada lagi aturan dengan

    status Free. Kemudian hasil inferensi ini akan dioalah untuk mendapatkan besar

    nilai keyakinan sistem untuk tiap penyakit yang terdiagnosis pada proses inferensi

    mundur. Berikut data setiap penyakit yang mendapatkan status gejala Y:

    Tabel 3.40 Hasil Inferensi Backward chaining

    HASIL INFERENSIAturan Penyakit Gejala Densitas Jawaban

    5

    P2

    1 0.75 YA6 2 0.25 YA7 5 0.25 YA8 8 0.5 YA10 10 0.5 YA11

    P31 0.25 YA

    12 2 0.25 YA15 5 0.75 YA

  • 1.2.5 Perhitungan Dempster-Shafer

    Setelah proses inferensi memutuskan penyakit yang terdiagnosis sistem

    akan melanjutkan dengan menghitung nilai kemungkinan terhadap setiap penyakit

    yang terdiagnosis. Studi kasus sistem pakar manajemen terpadu balita sakit ini

    menggunakan metode perhitungan Dempster-Shafer. Setelah melakukan inferensi

    sistem mendiagnosis 2 penyakit yang mungkin di derita user berdasarkan gejala

    yang dikeluhkan, yaitu P2 dan P3. Perhitungan dempster-shafer akan dikerjakan

    pada masing-masing penyakit.

    Untuk P2

    Berdasarkan hasil inferensi, gejala yang dirasakan user yang merupakan gejala

    dari P2 adalah gejala 1, gejala 2, gejala 5, gejala 8, dan gejala 10. Berikut

    perhitungannya:

    1. Gejala 1

    - m1(G1) = 0.75

    m1 {} = 1 0.75 = 0.25

    2. Gejala 1 dan gejala 2

    - m1 (G1) = 0.75

    m1 {} = 1- 0.75 = 0.25

    - m2 (G2) = 0.25

    m2 {} = 1 0.25 = 0.75

  • Tabel 3.41 Aturan Kombinasi G1,G2 (P2)m2 (G2) = m2 {} =

    0.25 0.75

    m1 (G1) ={} = 0.1875 {G1} = 0.5625

    0.75

    m1 {} = {G2}

    =

    0.0625 {} = 0.18750.25

    Kemudian dengan menggunakan persamaan 2.3 yang dijelaskan pada BAB 2,

    Maka:

    - m3(G2) = . .. = 0.0769- m3(G1) = . .. = 0.6923- m3 () = . .. = 0.2308

    Sehingga:

    Bel{(G2,G1)}= m3(G2) + m3 (G1)

    = 0.0769 + 0.6923

    = 0.7692

    3. Gejala 1 dan gejala 2 dan gejala 5

    - m1(G2,G1) = 0.7692

    m1() = 1 0.7692 = 0.2308

  • - m2(G5) = 0.25

    m2() = 1 0.25 = 0.75

    Tabel 3.42 Aturan Kombinasi G1,G2,G5 (P2)

    m2 (G5) = M2 () =0.25 0.75

    m1 (G1,G2) =() = 0.1923 (G1,G2) = 0.5769

    0.7692

    m1 () = (G5)

    =

    0.0577 () = 0.17310.2308

    Maka:

    - m3(G5) = . .. = 0.0714- m3(G1,G2) = . .. = 0.7143- m3() = . .. = 0.2143

    Sehingga:

    Bel{(G1,G2,G5)} = m3(G5) + m3(G1,G2)

    = 0.0714 + 0.7143

    = 0.7857

    4. Gejala 1 dan gejala 2 dan gejala 5 dan gejala 8

    - m1(G1,G2.G5) = 0.7857

    m1() = 1 0.7857 = 0.2143

    - m2(G8) = 0.5

    m2() = 1 0.5 = 0.5

  • Tabel 3.43 Aturan Kombinasi G1,G2,G5,G8 (P2)

    m2 (G8) = m2 () =0.5 0.5

    m1(G1,G2,G5.G8)

    =()=

    0.3929 (G1,G2,G5,G8)=

    0.39290.7857

    m1 () = (G8)

    =

    0.1072 () = 0.10720.2143

    Maka:

    - m3(G8) = . .. = 0.1766- m3(G1,G2,G5) = . .. = 0.6472- m3() = . .. = 0.1766

    Sehingga:

    Bel{(G1,G2,G5,G8)} = m3(G8) + m3(G1.G2.G5)

    = 0.1766 + 0.6472

    = 0.8238

    5. Gejala 1 dan gejala 2 dan gejala 5 dan gejala 8 dan gejala 10

    - m1(G1,G2,G5,G8) = 0.8238

    m1() = 1 0.8238 = 0.1762

    - m2(G10) = 0.5

    m2() = 1 0.5 = 0.5

  • Tabel 3.44 Aturan Kombinasi G1,G2,G5,G8,G10 (P2)m2 (G10) = m2 () =

    0.5 0.5m1

    (G1,G2,G5.G8,G10)

    =

    () = 0.4119(G1,G2,G5,G8,G10)

    =

    0.4119

    0.8238

    m1 () =0.1762 (G10) = 0.0881 () = 0.0881

    Maka:

    - m3(G10) = . .. = 0.1498- m3(G1.G2,G5,G8) = . .. = 0.7004- m3() = . .. = 0.1498

    Sehingga:

    Bel{(G1,G2,G5,G8,g10)} = m3(G10) + m3 (G1,G2,G5,G8,G10)

    = 0.1498 + 0.7004

    = 0.8502

    Proses perhitungan nilai kepastian dengan menggunakan metode

    Dempster-Shafer telas selesai. Sistem menarik kesimpulan bahwa untuk P2

    dengan evidence 1, 2, 5, 8 dan 10 nilai kepastian adalah 0.8502 atau 85.02 %.

    Untuk P3

    Berdasarkan hasil inferensi P3 juga mungkin merupakan hasil diagnose sistem,

    maka perhitungan Dempster-Shafer juga akan dilakukan pada P3. Gejala yang

  • dijawab YA yang merupakan gejala dari P3 adalah gejala 1, gejala 2, dan gejala

    5. Berikut perhitungannya:

    1. Gejala 1

    - m1(G1) = 0.25

    m1() = 1 0.25 = 0.7

    2. Gejala 1 dan gejala 2

    - m1(G1) = 0.25

    m1() = 1 0.25 = 0.75

    - m2(G2 ) = 0.25

    m2() = 1 0.25 = 0.75

    Tabel 3.45 Aturan Kombinasi G1, G2 (P3)

    m2 (G2) = m2 () =0.25 0.75

    m1 (G1) = ()

    =

    0.0625 (G1) = 0.18750.25

    m1 () = (G2)

    =

    0.1875 () = 0.56250.75

    Maka:

    - m3(G2) = . .. = 0.2- m3(G1) = . .. = 0.2- m3() = . .. = 0.6

  • Sehingga:

    Bel{(G1,G2)} = m3(G2) + m3(G1)

    = 0.2 + 0.2

    = 0.4

    3. Gejala 1, dan gejala 2, dan gejala 5

    - m1(G1,G2) = 0.4

    m1() = 1 0.4 = 0.6

    - m2(G5) = 0.75

    m2() = 1 0.75 = 0.25

    Tabel 3.46 Aturan Kombinasi G1, G2, G5 (P3)m2 (G5) = m2 () =

    0.75 0.25

    m1 (G1,G2)

    =

    ()

    =

    0.3 (G1,G2) = 0.1

    0.4

    m1 () = (G5)

    =

    0.45 () = 0.150.6

    Maka:

    - m3(G5) = . .. = 0.6429- m3(G1,G2) = . .. = 0.1429- m3() = . .. = 0.2143

  • Sehingga:

    Bel{(G1,G2G5)} = m3(G5) + m3 (G1,G2)

    = 0.6429 + 0.1429

    = 0.7858

    Proses perhitungan Dempster-Shafer untuk P3 dengan evidence 1 dan 2

    dan 5 selesai. Sistem mendiagnosis P3 dengan nilai kepastian 0.7858 atau

    78.58%.

    Perhitungan ini akan dilakukan pada setiap penyakit yang didiagnosis oleh

    sistem melalui proses inferensi. Hasil perhitungan dari tiap penyakit akan

    dibandingkan untuk mendapatkan penyakit dengan nilai kepastian tertinggi.

    Dalam contoh kasus ini maka sistem akan memberikan diagnosis yaitu user

    mengalami P3 dengan tingkat kepastian sebesar 85.02 %. Nilai ini akan terus

    bertambah jiak evidence yang mendukung penyakit tersebut juga bertambah.

  • 3.4 Perancangan Antarmuka

    Antarmuka pengguna atau user interface dirancang sedimikian hingga

    sistem terlihat rapi dan tidak menyulitkan pengguna saat berinteraksi dengan

    sistem. Sistem pakar ini berjalan pada perangkat mobile berbasis android. Berikut

    perancangan antarmuka pengguna:

    a) Menu Utama

    Gambar 3.9 Rancangan Menu Utama

    Form utama merupakan tampilan awal aplikasi dijalankan. Pada form

    utama ini terdapat beberapa menu yaitu menu konsultasi untuk user yang ingin

    melakukan konsultasi, menu login administrator untuk mendapatkan hak akses

    penuh terhadap basis data aplikasi, menu info MTBS yaitu menu yang berisi info-

    info yang berkaitan dengan kesehatan balita, dan menu about yaitu menu yang

    berisi informasi aplikasi berupa data diri developer, tanggal sistem dibangun,

    informasi versi aplikasi, informasi versi basis data, dan lain-lain.

  • b) Form Login Pakar

    Gambar 3.10 Rancangan Form Login Pakar

    Form login pakar merupakan form yang berfungsi sebagai pintu masuk

    admin ke dalam sistem. Setelah masuk kedalam sistem admin mendapatkan hak

    akses atas basis data sistem. Admin berhak melakukan aktivitas manajemen basis

    pengetahuan. Seperti menambah data aturan, mengubah data aturan, ataupun

    menghapus data.

    c) Menu Admin /Pakar (Basis Pengetahuan)

    Gambar 3.11 Rancangan Menu Admin/Pakar

  • Setelah login kedalam sistem admin akan mendapatkan tampilan menu

    khusus admin. Menu ini berisi sub-menu penyakit, gejala, dan aturan. Masing-

    masing sub-menu akan membawa admin pada aktivitas selanjutnya. Dalam

    perancangan ini jika button sub-menu di sentuh maka akan muncul opsi untuk

    melakukan aktivitas selanjutnya, yaitu lihat data atau menambahkan data.

    Gambar 3.12 Rancangan Menu Opsi

    Gambar 3.13 Rancangan Form Data Penyakit

    Form data penyakit akan muncul jika pada sub-menu penyakit admin

    memilih opsi untuk melihat data. Form ini menampilkan data penyakit yang

    tersimpan dalam basis data. Dalam perancangan ini, sistem akan memberikan opsi

    untuk mengubah data atau menghapus data jika data terpilih dikenakan aksi

  • sentuh-tahan. Pada form ini juga terdapat button yang membawa admin menuju

    form untuk menambahkan data.

    Gambar 3.14 Rancangan Form Tambah Data

    Gambar 3.14 merupakan form untuk menambahkan data, berturut-turut

    dari kiri ke kanan adalah form untuk menambah data penyakit, kemudian form

    untuk menambahkan data gejala, dan selanjutnya adalah form untuk

    menambahkan data aturan.

    d) Form Konsultasi

    Form konsultasi ini berisi pertanyaan dengan 2 opsi jawaban, YA atau

    TIDAK. Melalui form ini sistem mengumpulkan evidence-evidence untuk

    penarikan kesimpulan.

  • Gambar 3.15 Rancangan Form Konsultasi

    e) Form Diagnosis

    Gambar 3.16 Rancangan Form Diagnosis

    Form diagnosis adalah antarmuka yang akan menampilkan hasil diagnosis

    sistem berdasarkan proses inferensi beserta persentase nilai kepastiannya. Form

    ini juga akan menampilakan solusi untuk penyakit yang sudah di diagnosis sistem.