125
METODE FOTO DOKUMENTER Oleh: Dwi Oblo

METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

METODE FOTO DOKUMENTER Oleh: Dwi Oblo

Page 2: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Foto dokumenter menceritakan kisah

dengan foto berbagai topik yang digunakan sebagai dokumen sejarah, sosial politik, dan budaya pada suatu tempat tertentu. Sehingga butuh waktu relatif lama agar proses yang terjadi muncul pada foto yang dihasilkan.

Page 3: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Foto Dokumenter mewakili mata bagi

penikmat foto, sehingga seolah-olah penikmat foto hadir di tempat tersebut. Kata “dokumen” menunjukkan kepastian tentang kebenaran dan obyektifitas, sehingga diusahakan tanpa memanipulasi.

Keakuratan dan kebenaran tergantung hasil pemotretan yang tersusun yang harus dilengkapi keterangan (caption) agar makna yang disampaikan mulus. Bisa menjadi sangat subyektif dan kadang akan sulit untuk obyektif.

Page 4: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Foto Dokumenter menggunakan alat yang

disebut kamera, berfungsi untuk merekam (membekukan moment) sehingga disebut Fotografi, yang pada perkembangannya bisa juga merekam gambar bergerak, yang disebut Videografi.

Page 5: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Fotografi dianggap sebagai medium paling sahih yang dapat merekam sesuatu sesuai dengan aslinya, tetapi sebenarnya visual yang terekam bukan realitas itu sendiri. Fotografer hanya merekam sebagian realitas yang dia pilih pada jendela bidik. Sehingga maknanya sangat dipengaruhi oleh proses sosial dan kultural justru dari luarnya yang tidak melekat pada foto itu sendiri.

Sifat mekanis fotografi yang membekukan

moment, dan subyektifitas pemotret, kadang sering digunakan untuk menghasut perubahan politik dan sosial untuk kepentingan politik kelompok tertentu.

Page 6: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Pada bulan Maret 2019, National Georaphic Indonesia menerbitkan cerita tentang Candi Kedulan di daerah Kalasan, Yogyakarta. Ceritanya meliputi: • Sejarah penemuan • Apa yang ditemukan • Bagaimana penangannya • Diakhiri dengan pemugaran

candi induk oleh BPCB Yogyakarta yang diresmikan oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid

Saya yang tinggal di Yogya mendapakan tugas itu, dan kebetulan mempunyai foto-foto kompleks candi tersebut sebelum dipugar dari tahun 2013 sampai peresmian tahun 2018.

Page 7: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Kompleks Candi Kedulan saat musim hujan pada tahun 2013

Page 8: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Kompleks Candi Kedulan saat musim hujan pada tahun 2013, sorga bagi pemancing

Page 9: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Kompleks Candi Kedulan saat musim kering pada tahun 2009

Page 10: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Candi Kedulan saat musim hujan pada tahun 2013

Page 11: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Candi Kedulan saat musim hujan pada tahun 2013

Page 12: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Saluran Pembuangan untuk megalirkan air yang menggenangi kompleks candi yang dibuat pada tahun 2010, terfoto tahun 2013.

Page 13: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Candi Induk Kedulan saat musim hujan 2013

Page 14: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Candi Kedulan saat musim kering pada tahun 2013

Page 15: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Candi Kedulan saat musim kering pada tahun 2013

Page 16: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Proses awal renovasi Candi Induk Kedulan pada tahun 2018

Page 17: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Proses awal renovasi Candi Induk Kedulan pada tahun 2018

Page 18: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Proses awal renovasi Candi Induk Kedulan pada tahun 2018

Page 19: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Proses tengah renovasi Candi Induk Kedulan pada tahun 2018

Page 20: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Proses akhir renovasi Candi Induk Kedulan pada tahun 2018

Page 21: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Proses akhir renovasi Candi Induk Kedulan pada tahun 2018

Page 22: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Proses Pemasangan Arca Nandisvara pada Candi Induk Kedulan pada tahun 2018

Page 23: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Proses Pemasangan Arca Nandisvara pada Candi Induk Kedulan pada tahun 2018

Page 24: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Proses Renovasi akhir Candi Induk Kedulan pada tahun 2018

Page 25: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Proses Renovasi akhir Candi Induk Kedulan pada tahun 2018

Page 26: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Pemotongan batu andesit sebagai batu pengganti

Page 27: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Pemotongan batu andesit sebagai batu pengganti

Page 28: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Penyambungan Batu Pengganti

Page 29: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Penyambungan Arca Nandi

Page 30: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Pemasangan batu-batu bagian atap Candi Induk Kedulan

Page 31: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Pemasangan Kemuncak Candi Induk Kedulan oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid pada tahun 2018

Page 32: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Pemasangan Kemuncak Candi Induk Kedulan oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid pada tahun 2018

Page 33: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Pemasangan Kemuncak Candi Induk Kedulan oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid pada tahun 2018

Page 34: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Pemasangan Kemuncak Candi Induk Kedulan oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid pada tahun 2018

Page 35: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Pemasangan Kemuncak Candi Induk Kedulan oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid pada tahun 2018

Page 36: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Potret Candi Induk Kedulan setelah direnovasi tahun 2019

Page 37: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Petani mengairi sawahnya dengan memompa air sumur pada musim kemarau

Page 38: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Petani menanam cabe pada musim hujan di dekat Candi Kedulan

Page 39: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Penduduk mencuci pakaian memanfaatkan batu candi di belik dusun Jongkangan

Page 40: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Penduduk mencuci pakaian memanfaatkan batu candi di belik dusun Jongkangan

Page 41: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Penduduk mencuci pakaian memanfaatkan batu candi di belik dusun Jongkangan

Page 42: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Temuan Kayu Jati terbakar akibat erupsi pada kedalaman 6 meter di dusun Plasan

Page 43: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Tahun 2002 ditemukan Prasasti Pananggaran berangka tahun 791 C atau 868 Masehi

Page 44: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Prasasti Tlu Ron pada sengkalan menyebut angka tahun 822 C atau 900 Masehi

Page 45: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Detil Prasasti Tlu Ron

Page 46: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Detil Prasasti Tlu Ron

Page 47: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Arca Mahakala Arca Nandisvara

Page 48: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Arca Durga Mahesasura Wardhini Arca Agastya

Page 49: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Arca Ganesha Lingga

Page 50: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Yoni sebelum terpasang di bilik candi Induk

Page 51: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Lingga Yoni yang sudah terpasang di bilik candi Induk

Page 52: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Lingga Yoni yang sudah terpasang di bilik candi Induk

Page 53: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Detil Temuan Wadah Peripih dari logam

Page 54: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Wadah Peripih yang ditemukan saat membongkar pondasi candi

Page 55: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Detil temuan Peripih saat membongkar pondasi candi.

Page 56: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Lapisan tanah di sisi timur akibat erupsi gunung Merapi

Page 57: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Menyusun percobaan dengan kode untuk memudahkan pemugaran Candi

Page 58: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Studi Teknis untuk Pemugaran Pagar Candi

Page 59: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Studi Teknis untuk Pemugaran Pagar Candi

Page 60: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Kunjungan Wisatawan ketika renovasi masih dilakukan

Page 61: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Kunjungan Wisatawan setelah candi diresmikan

Page 62: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

METODE PENGAMBILAN FOTO

MENGGUNAKAN METODE EDFAT: Entire Detail Frame Angle Time

Metoda ini telah lama digunakan oleh para Jurnalis Foto

agar gambar yang diambil menjadi lengkap, dan tidak terlewat

Page 63: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

ENTIRE Ambil gambar secara overview (keseluruhan) beserta lingkungan termasuk manusianya, agar konteks dari kawasan bisa terekam, menggunakan pesawat drone atau helikopter bisa menjadi alternatif

Page 64: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 65: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 66: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

DETAIL Bergeraklah maju mendekati subjek untuk melihat lebih detail. Detil akan menjadi simbol dari subjeknya. Ambil visual yang kuat dari subyek dan atur komposisi yang menarik

Page 67: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 68: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 69: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

FRAME Aturlah jendela bidikmu dengan komposisi yang baik sehingga pola bentuk dan warna menjadi enak dilihat dengan memperhatikan elemen disekeliling subjek, baik background maupun fourground

Page 70: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 71: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 72: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

ANGLE Atur pengambilan gambar dari berbagai sudut, bisa dari atas, sejajar, atau bawah. Dekat atau jauh, samping kiri atau kanan subyek dengan selalu memperhatikan komposisi

Page 73: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 74: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 75: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 76: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

TIME Ini berhubungan dengan momentum sebuah peristiwa yang melintas begitu cepatnya. Ambil kesempatan secepatnya jangan menunda waktu, karena bisa saja peristiwa tersebut tidak bisa terulang lagi.

Page 77: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 78: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 79: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 80: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 81: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 82: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 83: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 84: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 85: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 86: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 87: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 88: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 89: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Upacara Yadnya Kesada di Gunung Bromo, Jawa Timur.

Pada bulan Agustus Tahun 2011 saya mengerjakan tugas untuk Kantor berita Reuters saat berlangsung Upacara Kesada bagi pemeluk Agama Hindu di Suku Tengger, disekitar Gunung Bromo. Penduduk beramai-ramai mendatangi puncak gunung Bromo membawa persembahan berupa bahan makan, ternak, dan uang yang dilempar di kawahnya. Hal ini sebagai wujud pengorbanan, dengan harapan agar tahun berikutnya hidup mereka menjadi lebih baik. Upacara ini berlangsung selama 3 hari dan saya mengikuti upacaranya dari awal sampai akhir.

Page 90: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 91: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 92: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 93: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 94: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Entire

Page 95: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Detail

Page 96: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Detail

Page 97: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Frame

Page 98: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Frame

Page 99: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Angle

Page 100: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Angle

Page 101: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Angle

Page 102: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Time

Page 103: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Time

Page 104: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Time

Page 105: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 106: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 107: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 108: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

FOTO DOKUMENTER BANGUNAN EKSTERIOR, pengambilan foto dari luar bangunan INTERIOR, pengambilan foto dari dalam

bangunan ELEMEN, unsur-dari sebuah bangunan, yang terdiri

dari bidang, warna, ruang-ruang, garis STRUKTUR, hal yang berhubungan dengan

konstruksi bangunan bisa pondasi, dinding, kuda-kuda, atap

ORNAMEN (Ragam Hias) yang menghias pada elemen maupun struktur baik di dalam maupun di luar

LINGKUNGAN, bangunan lain yang berhubungan bangunan utama

AKTIVITAS MASYARAKAT yang berhubungan dengan bangunan cagar budaya

Page 109: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

EKSTERIOR, pengambilan foto dari luar bangunan

Page 110: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 111: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

INTERIOR, pengambilan foto dari dalam bangunan

Page 112: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 113: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

ELEMEN, unsur-dari sebuah bangunan, yang terdiri dari bidang, warna, ruang-ruang, garis

Page 114: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 115: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

STRUKTUR, hal yang berhubungan dengan konstruksi bangunan bisa pondasi, dinding, kuda-kuda, atap

Page 116: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 117: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

ORNAMEN (Ragam Hias) yang menghias pada elemen maupun struktur baik di dalam maupun di luar

Page 118: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 119: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

LINGKUNGAN, bangunan utama yang berhubungan hal lain

Page 120: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 121: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

AKTIVITAS MASYARAKAT yang berhubungan dengan bangunan cagar budaya

Page 122: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan
Page 123: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Buat strategi 5 W+1H, lengkapi dengan riset mendalam, sehingga akan menimbulkan inspirasi untuk menentukan subyek utama yang harus difoto dan alat apa yang harus dibawa

Why Should I Care? Kenapa saya peduli dengan apa yang akan menjadi subyek foto saya?

Mencari Beberapa Narasumber, yang bisa dilakukan sebelum pemotretan. Narasumber lokal biasanya tahu dimana hal-hal terbaik yang anda inginkan, walaupun tidak selalu benar, sehingga butuh beberapa narasumber lain untuk mengecek kebenaran.

Menguasai Subyek merupakan cara terbaik untuk memecah keterbatasan. dengan memperkenalkan diri, bercakap-cakap, sehingga subjek nyaman dan tenang dan alami ketika kita memotretnya.

STRATEGI UNTUK MEMULAI

Page 124: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Menghormati Peraturan Setempat, beberapa daerah

mempunyai perbedaan peraturan yang boleh dan yang tidak boleh difoto, jadi pastikan anda mendapat izin memotret di area tertentu tersebut

Bersabarlah, mendokumentasikan subjek bisa menjadi proses yang melelahkan sehingga memerlukan kunjungan berkali-kali agar mendapat gambar yang diinginkan.

Cari sudut pandang yang berbeda dari fotografer yang pernah ada, hindari pengulangan, dan gambar-gambar yang standart. Mulailah mencari sudut pengambilan yang nanti akan menjadi cirikhasmu.

Hati-hati dengan elemen yang ada dalam jendela bidikmu, yang tidak mendukung hilangkan dan yang mendukung tambahkan dengan menggeser angle, pilihan lensa dan diafragma akan sangat berpengaruh

Page 125: METODE FOTO DOKUMENTER - Ditjen Kebudayaan

Lihat lebih detail apa yang menempel pada subyek, seperti bentuk hiasan, warna, gambar, tulisan karena detail bisa jadi simbol informasi