Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2016
METODE FILTRASI AIR MENGGUNAKAN MEMBRANMICROFILTRASI BERBASIS HIBRID KOMPOSIT MATERIAL
A.A.I.A.S.Komaladewi,IGA Kade Suriadi,IK Adi AtmikaTeknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana
email : [email protected]
Abstrak
Berangkat dari upaya untuk memperbaiki kualitas air baku dengan penggunaan bahan alami yang palingmemungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut adalah biji kelor dan karbon aktif tempurung kelapa. Hibridisasidari kedua bahan penguat tersebut dikembangkan dalam penelitian ini, dengan pengikat menggunakan Poly(vinyl)alcohol (PVA). Tujuan hibridisasi material ini adalah didasarkan pada kemampuan masing - masing bahanterhadap senyawa negatif di air sehingga diperoleh filter berupa membran yang memiliki multifungsi dalam sparasidan adsorpsi.Dalam penelitian ini, keberadaan alat uji adalah salah satu komponen penting dalam hal pengujian kelayakan darimembran komposit yang dirancang terkait dengan perbaikan kualitas air hingga layak untuk dikonsumsi. Prototipesistem instalasi aliran air dengan skala laboratorium di rancang dan diproduksi dengan menggunakan metodeexperimen. Selanjutnya untuk membran mikrofiltrasi berbasis hibrid komposit dirancang diproduksi menggunakanrasio variasi fraksi berat (%wt) antara penguat dan pengikat yaitu 60:40 %wt. Hasil dari pengujian membranadalah berupa kelayakan kinerja alat uji dan membran baik secara fisis maupun mekanis.Dari hasil uji kekeruhansampel no 2 menunjukkan penurunan kekeruhan sebesar 28.89 NTU, turun 15 % terhadap control dengan nilairata-rata 34.108 NTU. Penggunaan sampel 1, 2, dan 3 selama 2 jam dapat mengurangi bakteri E. Coli dalam air,namun cenderung meningkatkan jumlah bakteri Coliform dalam air.
Kata kunci : Filtrasi Air, Membran Mikrofiltrasi, Hibridisasi, Komposit, Biji kelor, Karbon aktif.
Abstract
Aim from efforts to improve the quality of raw water with the use of natural ingredients that are mostlikely to be developed further is moringa seeds and coconut shell activated carbon. Hybridization of both thereinforcing material was developed in this study, with the polymer using Poly (vinyl) alcohol (PVA). Interesthybridization of this material is based on the ability of each ingredient against negative compounds in the water thatis obtained in the form of a membrane filter which are multifunctional in sparasi and adsorption. In this study, thepresence of the test equipment is one important component in terms of testing the feasibility of a compositemembrane that is designed to improve water quality associated with its suitable for consumption. The prototypesystem with the installation of water flow in the laboratory scale is designed and manufactured using theexperimental method. Furthermore, for the microfiltration membrane-based hybrid composites designedmanufactured using variations of the ratio of the weight fraction (wt%) between the reinforced and the polymer is60:40 wt%. The results of testing the membrane is in the form of feasibility and membrane performance test toolsboth physically and mechanicallyFrom the test results of the turbidity of the sample No. 2 showed a decrease of 28.89 NTU turbidity, down 15%against the control with the average value of 34 108 NTU. The use of samples 1, 2, and 3 for 2 hours to reducebacteria E. Coli in water, but tend to increase the number of coliform bacteria in the water.
Keywords: Water Filtration, Microfiltration Membranes, hybridization, Composite, moringa seeds, ActivatedCarbon
1.PENDAHULUANAir merupakan sumber kehidupan pokok mahluk hidup. Air sesuai Undang-Undang nomor 7
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air pada Pasal 5 [1]dan Keputusan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002 akan dapat dikonsumsi apabila memenuhi 4 syarat yaitu syarat
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2016
fisik, kimia, biologis, radioaktif [2]. Permasalahan menurunnya kualitas dan kuantitas air yang disebabkanoleh pencemaran yang tinggi telah meresahkan. Sehingga mendorong peneliti untuk terus berupayamemperbaiki kualitas air, yang salah satunya adalah dengan penyaringan (Filtrasi).
Penyaringan adalah salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau memperbaikikualitas air. Sejak dua puluh tahun terakhir teknologi penyaringan air telah berkembang dengan pesatyaitu digunakannya penyaringan membran. Jenis penyaring membran cukup menguntungkan dari segiteknis, fisis maupun ekonomi. Akan tetapi hasil yang dicapai belum menggembirakan, karena sifatpenyaringannya masih parsial. Jenis membran menurut tingkat filtrasinya dibedakan menjadi membranmicrofiltration (MF), ultrafiltration (UF), nanofiltration (NF) dan reversible osmosis (RO) [3]. Membrantype MF menjadi yang paling banyak digunakan karena merupakan modifikasi pengolahan secarakonvensional (Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi) dengan membran.
Berangkat dari isu lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) sebagai materialbaru, motode hibridisasi merupakan metode yang efektif digunakan untuk pembuatan membrandengan bahan baku alam yang ramah lingkungan[4]. Dalam penelitian ini ditawarkan dua jenisbahan baku penguat dalam bentuk partikel yaitu karbon aktif tempurung kelapa dan biji kelor (moringaoleifera) dan diikat dengan menggunakan poly(vinyl alcohol) (PVA) sebagai sebuah membran hibridkomposit. Pemanfaatan biji kelor sebagai penjernih air telah diteliti oleh [5-10]. Sedangkan penelitianuntuk perbaikan kualitas air dengan mengunakan karbon aktif banyak dilakukan. Pemanfaatan PVAsebagai polimer biokompatibel dan biodegradable yang ramah lingkungan sehingga dapat dikombinasikandengan polimer lain untuk membentuk material membran telah banyak diteliti. Hibridisasi dari keduabahan penguat tersebut dikembangkan dalam penelitian ini, dengan pengikat adalah juga hibridisasiantara polymer plastik yaitu Poly(vinyl) alcohol (PVA). Tujuan hibridisasi material ini adalah didasarkanpada kemampuan masing - masing bahan terhadap senyawa negatif di air maupun organisme, sehinggadiperoleh filter berupa membran yang memiliki multifungsi dalam sparasi dan adsorpsi.
Dalam penelitian ini, keberadaan alat uji adalah salah satu komponen penting dalam hal pengujiankelayakan dari membran komposit yang dirancang terkait dengan perbaikan kualitas air hingga layakuntuk dikonsumsi. Prototipe sistem instalasi aliran air dengan skala laboratorium di rancang dandiproduksi dengan menggunakan metode experimen. Selanjutnya untuk membran microfiltrasi berbasishibrid komposit dirancang diproduksi menggunakan rasio variasi fraksi berat (%wt) antara penguat danpengikat yaitu 60:40 %wt. Hasil dari pengujian membran adalah berupa kelayakan kinerja alat uji danmembran secara fisis
2. METODOLOGIKegiatan penelitian secara umum adalah dikelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu tahap
perancangan alat uji, tahap kedua adalah tahap pembentukan membran dan tahap ketiga adalah pengujianmembran dengan menggunakan peratan uji hasil rancangan tahap pertama.a. Tahap perancangan alat uji
Tahap ini adalah tahap pembuatan alat uji yang dipergunakan untuk menguji membran dengan aliranbertekanan dan adsorpsi. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perancangan meliputi:
pengambaran skematik alat uji, penentuan dimensi dan geometri, penentuan alat kontrol aliran, pembuatan bak penampung air.
b. Tahap pembentukan membranTahap ini adalah tahap perancangan membran dengan menggunakan metode hibridisasi antara
partikel carbon aktif tempurung kelapa dan biji kelor (moringa oleifera). Pembentukan membran adalahdidasarkan pada rasio fraksi berat 60:40%wt, dengan masing-masing memiliki 3 (tiga) variasi. Adapununtuk komposisi membran adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 1 Proses produksi membran dilakukanmelalui proses casting pada suhu kamar yaitu sekitar 28oC. Adapun standar yang dipergunakan adalahASTM D882-10.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2016
Tabel 1 Komposisi membran microfiltrasi hibrid komposit
Kelompok VariasiProsentase bahan (%wt)MO CA PVA
(60:40)%wt1 30 30 402 20 40 403 40 20 40
c. Tahap Pengujian membranPengujian adalah tahap untuk mengetahui kelayakan dari membran mikrofiltrasi berbasis hibrid
komposit dengan bahan penguat berupa parikel biji kelor dan karbon aktif tempurung kelapa padapengendalian kualitas air. Adapun kelayakan fungsi dari membran diuji terhadap sifat mekanis yaitutingkat adsorbsion membran. Pengujian fisis membran diuji tingkat kekeruhan danjumlah bakteri.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Penggambaran desain alat uji
a. Desain alat uji b. alat uji
C Membran
Gambar1. Rancangan alat uji membran
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2016
3.2 Cara kerja alat uji membranCara kerja alat uji ini sederhana sehingga untuk menggunakan alat ini seseorang tidak
perlu mempunyai keahlian khusus. Tahap pertama potong membran yang telah jadi dengandiameter ±2 inchi kemudian letakkan membran pada sambungan pipa sekunder yang letakknyadi bawah stop kran lalu pasang penguncinya dan pastikan stop kran dalam keadaan tertutup.Hidupkan pompa dengan menekan tombol on. Selanjutnya pompa akan menyedot sampel airyang akan diuji yang berada di tempat penampungan dan selanjutnya akan dialirkan menuju pipapenampungan primer dengan posisi horizontal. Selanjutnya pipa primer akan mengalirkansampel air menjadi 3 saluran pipa sekunder dengan masing-masing membran didalamnya. Gayagravitasi akan membuat air memenuhi pipa sekunder sampai dengan stop kran. Buka stop krandengan perlahan-lahan kemudian air akan difiltrasi oleh membran dan menetes ke penampunganuntuk diuji kandungannya. Jaga agar tekanan di dalam pipa penampungan utama tidak melebihi1 bar karena ditakutkan akan merusak membran (robek). Apabila melebihi batas yang telahditentukan, maka putar stop kran ke posisi off dan kelebihan tekanan akan dikeluarkan melaluipressure realease. Apabila tekanan sudah mulai normal buka kembali stop kran. Hasil tetesanakan ditampung di masing-masing baker glass yang nantinya akan diuji kekeruhan dankandungan mikrobiologi di dalamnya.
3.3 Hasil Pengujian3.3.1 Uji kekeruhan
Gambar 2. Hasil uji kekeruhan
Dari gambar 2, sampel 2 menunjukkan nilai kekeruhan yang cenderung menurun yaitu sekitar28.89 NTU, turun 15 % terhadap control dengan nilai rata-rata 34.108 NTU. Hal ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh Jatindranat [11] bahwa komposisi fraksi wt% karbon aktif memberikandampak penurunan terhadap kekeruhan.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2016
3.3.2 Uji mikrobiologi
Gambar 3. Hasil uji mikrobiologi
Pada gambar 3 menunjukkan penggunaan sampel 1, 2, dan 3 selama 2 jam dapat
mengurangi bakteri E. Coli dalam air [12], namun cenderung meningkatkan jumlah bakteri
Coliform dalam air. Hal ini mungkin disebabkan pada waktu proses pengeringan membran yang
terkontaminasi dengan udara terbuka atau botol penyimpanan air sampel dan alat uji kurang
steril.
4.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan meliputi:
Alat uji dapat bekerja dengan baik untuk memfiltrasi air baku.
Perlakuan membran dengan menggunakan alat uji yang dibuat memberi dampak terhadap
kualitas air baku diantaranya nilai kekeruhan. Pada sampel 2 dengan 40% karbon aktif
mampu menurunkan 15% kekeruhan terhadap control.
Pada sampel 1, 2, dan 3 menunjukkan kemampuan menurunkan jumlah bakteri E. Coli
namun cenderung meningkatkan kadar Coliform dalam air
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. Subekti, (2012), "Studi identifikasi kebutuhan dan potensi air baku air minumkabupaten pasuruan," Momentum vol. 8, No. 2, No, pp. 43- 51.
[2] MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, (2002), Keputusan MenteriKesehatan Republik Indonesia, No. 907/MENKES/SK/VII/2002 "Syarat-syarat danpengawasan kualitas air minum".
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2016
[3] Bahareh Asadollahi Esfahani, Banafsheh Asadollahi Esfahani, Mina Shams Koupaei, andS.Z. Ghasemi., (2014), "Industrial waste water treatment by membrane systems," IndianJournal of Fundamental and Applied Life Sciences vol. 4 No, pp. 1168-1177.
[4] C. Stoquart, P. Servais, P.R. Bérubé, and B. Barbeau, (2012), "Hybrid membraneprocesses using activated carbon treatment for drinking water: A review," Journal ofMembrane Science, vol. 411-412, No, pp. 1-12.
[5] Eman N. Ali, Suleyman A. Muyibi, Hamzah M. Salleh, Mohd Ramlan M. Salleh, anda.M.Z. Alam., (2009) "Moringa oleifera seeds as natural coagulant for water treatment,"Thirteenth International Water Technology Conference, IWTC 13 Hurghada, Egypt, pp.163-168.
[6] Emelie Arnoldsson, Maria Bergman, Nelson Matsinhe, and a.K.M. Persson., (2008),"Assessment of drinking water treatment using moringa oleifera natural coagulant,"VATTEN, vol. 64, No, pp. 137-150.
[7] J. Sánchez-Martín, (2010), "Surfactant-polluted surface water treatment with moringaoleifera seed extract," Water Practice and Technology, vol. 5, No 1, pp. 1-10.
[8] I.r. Yuliastari, (2010), "Penggunaan serbuk biji kelor (moringa oleifera) sebagai koagulandan flokulan dalam perbaikan kualitas air limbah dan air tanah.," Starata S1, Programstudi Kimia, Fakultas sain dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,Jakarta.
[9] Tambak Manurung, Yusriani Sapta Dewi, and B. J.Lekatompessy, ( 2012), "Efektivitasbiji kelor (moringa oleifera) pada pengolahan air sumur tercemar limbah domestik,"Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S, vol. 8 Nomor 1 No, pp. 37 - 46.
[10] Syahru Ramadhani, Alexander Tunggul Sutanhaji, and d.B.R. Widiatmono, ( 2013),"Perbandingan efektivitas tepung biji kelor (moringa oleifera lamk), poly aluminiumchloride (pac), dan tawas sebagai koagulan untuk air jernih," Jurnal Keteknikan PertanianTropis dan Biosistem, vol. Vol. 1 No. 3, No, pp. 186-193.
[11] Gilar S. Pambayun, Remigius Y.E. Yulianto, M. Rachimoellah, and E.M.M. Putri.,(2013), "Pembuatan karbon aktif dari arang tempurung kelapa dengan aktivator zncl2 danna2co3 sebagai adsorben untuk mengurangi kadar fenol dalam air limbah," JURNALTEKNIK POMITS, vol. 2, No. 1, No, pp. 116-120.
[12] Frischa Marcheliana Wachid and Darminto., (2012), "Analisis fasa karbon pada prosespemanasan tempurung kelapa," JURNAL TEKNIK POMITS, vol. 1, No. 1, No, pp. 1-4.
Gambar 1. Hasil Uji Kekeruhan
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2016), Kuta, Bali, INDONESIA, 15 -16 Desember 2016
METODE FILTRASI AIR MENGGUNAKAN MEMBRAN
MICROFILTRASI BERBASIS HIBRID KOMPOSIT
MATERIAL
METODE PENELITIAN
KESIMPULAN Perlakuan membran dengan menggunakan alat uji yang dibuat
memberi dampak terhadap kualitas air baku diantaranya nilai
kekeruhan. Pada sampel 2 dengan 40% karbon aktif mampu
menurunkan 15% kekeruhan terhadap control.
Pada sampel 1, 2, dan 3 menunjukkan kemampuan
menurunkan jumlah bakteri E. Coli namun cenderung
meningkatkan kadar Coliform dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
UCAPAN TERIMA KASIHKepada Laboratorium Metalurgi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Udayana dan LPPM Unud yang memberi bantuan
baik dana maupun fasilitas.
PENDAHULUANAir merupakan sumber kehidupan pokok mahluk hidup. Air sesuai
Undang-Undang nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
pada Pasal 5 [1]dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002 akan dapat dikonsumsi
apabila memenuhi 4 syarat yaitu syarat fisik, kimia, biologis,
radioaktif [2]. Permasalahan menurunnya kualitas dan kuantitas air
yang disebabkan oleh pencemaran yang tinggi telah meresahkan.
Sehingga mendorong peneliti untuk terus berupaya memperbaiki
kualitas air, yang salah satunya adalah dengan penyaringan
(Filtrasi).
Penyaringan adalah salah satu pendekatan yang dapat dilakukan
untuk mengurangi atau memperbaiki kualitas air. Sejak dua puluh
tahun terakhir teknologi penyaringan air telah berkembang dengan
pesat yaitu digunakannya penyaringan membran. Jenis penyaring
membran cukup menguntung dari segi teknis, fisis maupun
ekonomi. Akan tetapi hasil yang dicapai belum menggembirakan,
karena sifat penyaringannya masih parsial. Jenis membran menurut
tingkat filtrasinya dibedakan menjadi membran microfiltration (MF),
ultrafiltration (UF), nanofiltration (NF) dan reversible osmosis (RO)
[3]. Membran type MF menjadi yang paling banyak digunakan
karena merupakan modifikasi pengolahan secara konvensional
(Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi) dengan membran. Berangkat dari
isu lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) sebagai
material baru, motode hibridisasi merupakan metode yang efektif
digunakan untuk pembuatan membran dengan bahan baku alam
yang ramah lingkungan[4]. Dalam penelitian ini ditawarkan dua jenis
bahan baku penguat dalam bentuk partikel yaitu karbon aktif
tempurung kelapa dan biji kelor (moringa oleifera) dan diikat dengan
menggunakan poly(vinyl alcohol) (PVA) sebagai sebuah membran
hibrid komposit.
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2 Hasil Uji Mikrobiologi
Sampel 2 menunjukkan nilai kekeruhan yang cenderung
menurun yaitu sekitar 28.89 NTU, turun 15 % terhadap control
dengan nilai rata-rata 34.108 NTU. Komposisi fraksi wt% karbon
aktif memberikan dampak penurunan terhadap kekeruhan.
Sampel 1, 2, dan 3 selama 2 jam dapat mengurangi bakteri E.
Coli dalam air, namun cenderung meningkatkan jumlah bakteri
Coliform dalam air. Hal ini mungkin disebabkan pada waktu
proses pengeringan membran yang terkontaminasi dengan
udara terbuka atau botol penyimpanan air sampel dan alat uji
kurang steril.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk mendisain,
merancang sistem instalasi alat uji membran microfiltrasi (MF)
berbasis hybrid komposit. Sistem instalasi dirancang berdasarkan
pada skala laboratorium dengan menggunakan standar - standar
elemen mesin dan dinamika aliran fluida. Perancangan membran
dengan menggunakan metode hibridisasi antara partikel carbon aktif
tempurung kelapa dan biji kelor (moringa oleifera). Pembentukan
membran adalah didasarkan pada rasio fraksi berat 60:40%wt,
dengan masing-masing memiliki 3 (tiga) variasi. Proses produksi
membran dilakukan melalui proses casting pada suhu kamar yaitu
sekitar 28oC. Adapun standar yang dipergunakan adalah ASTM
D882-10. [1] S. Subekti, (2012), "Studi identifikasi kebutuhan dan potensi air baku air minum
kabupaten pasuruan," Momentum vol. 8, No. 2, No, pp. 43- 51.
[2] MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, (2002), Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, No. 907/MENKES/SK/VII/2002 "Syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air minum".
[3] Bahareh Asadollahi Esfahani, Banafsheh Asadollahi Esfahani, Mina Shams
Koupaei, and S.Z. Ghasemi., (2014), "Industrial waste water treatment by membrane
systems," Indian Journal of Fundamental and Applied Life Sciences vol. 4 No, pp. 1168-
1177.
[4] C. Stoquart, P. Servais, P.R. Bérubé, and B. Barbeau, (2012), "Hybrid membrane
processes using activated carbon treatment for drinking water: A review," Journal of
Membrane Science, vol. 411-412, No, pp. 1-12.
A.A.I.A.Sri Komaladewi(1) , IGAKade Suriadi (2), IK Adi Atmika(3)
Udayana1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas, Kampus Bukt Jimbaran, Bali,
Telp.(0361) 703321
0
10
20
30
40
50
60
70
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Control (Air waduk)
UJI KEKERUHAN
1 2 3 S
a. Penuangan bahan membran b. Membran c. Alat uji membran
0
200
400
600
800
1000
1200
1 2 3 (control)
UJI MIKROBIOLOGI
Coliform E. Coli