Upload
evan-luke-aditya
View
21
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas
Citation preview
Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas
Evan Luke Aditya*
10-2011-424
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
*Alamat Korespendensi:
Evan Luke Aditya
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: [email protected]
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan suatu kondisi dimana berat badan berlebih yang disertai oleh
deposit lemak pada tubuh bagian tertentu. Hal ini disebabkan juga oleh pola hidup serba
cepat dan teknologi yang membuat aktivitas seseorang kurang dan makanan banyak yang
mengandung lemak tinggi. Anggapan bahwa obesitas hanya terjadi di Eropa untuk dewasa ini
salah karena obesitas juga terjadi di Asia. Faktor globalisasi dan pertukaran budaya menjadi
salah satu penyebabnya. Obesitas diatasi dengan menurunkan berat badan. Caranya yaitu
dengan konseling gizi, diet, obat, atau dapat juga dengan pembedahan. Pada konseling gizi
dilakukan edukasi terhadap orang yang obesitas, dilakukan penilaian asupan gizi tiap hari,
lalu diatur menu makannya. Oleh karena itu perlu untuk kita memahami kebutuhan energi
perharinya serta komposisi yang baik seperti apa. Selain itu obesitas juga biasa dikaitkan
dengan sindrom metabolik yaitu suatu sindrom yang merupakan gabungan dari kelainan
metabolik.
Penting untuk memahami obesitas serta cara menanggulanginya karena dengan
peningkatan keberhasilan terapi obesitas, maka angka harapan hidup penderitanya akan
meningkat dan meningkatkan produktivitas kerja seseorang.
1
STATUS GIZI
Index Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) adalah suatu alat bantu
untuk mengetahui status gizi seseorang. Index Massa Tubuh tersedia dalam kriteria Asia
Pasifik dan WHO. Terdapat perbedaan kategori dalam kriteria Asia Pasifik dan WHO.
Kriteria Asia Pasifik diperuntukkan untuk orang-orang yang berdomisili di daerah Asia,
karena Index Massa Tubuhnya lebih kecil sekitar 2-3 kg/m2 dibanding orang Afrika, orang
Eropa, orang Amerika, ataupun orang Australia.1
Indeks MassaTubuh ( IMT )= [Berat Badan (kg )][Tinggi Badan (m )]2
IMT Status Gizi
< 18,5 Berat Badan Kurang
18,5 – 22,9 Normal
≥ 23 Berat Badan Lebih
23 – 24,9 Beresiko
25 – 29,9 Obesitas Tingkat I
≥ 30 Obesitas Tingkat II
Tabel 1. Status Gizi Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik.2
Untuk mengukur akumulasi lemak sentral digunakan waist to hip ratio (WHR). WHR
didapat dengan cara melakukan pengukuran lingkar perut (Lpe) dan lingkar panggul (Lpa).
Kemudian menggunakan rumus sebagai berikut.
WHR=Lpe : Lpa
Jenis Kelamin WHR
Wanita ≥ 0,8
Pria ≥ 0,9
Tabel 2. Menentukan Obesitas Sentral Menggunakan WHR.1
2
Gambar 1. Obesitas Apel dan Pir.3
BERAT BADAN NORMAL
Berat badan normal (BBN) dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut.
Berat Badan Normal :
BBN (kg )=TB (cm )−100
KEBUTUHAN ENERGI
Kebutuhan energy perhari dapat dihitung melalui basal metabolic rate (BMR). BMR
adalah jumlah energy yang dikeluarkan selama sehari dalam kondisi istirahat.
BMRwanita=0,9 kkal × BBN ( kg ) ×24 jam
BMRpria=1kkal × BBN (kg )×24 jam
Untuk menghitung kebutuhan energy perhari, maka BMR yang didapat disesuaikan
dengan golongan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Aktivitas ini sebagai faktor yang
dikalikan dengan BMR. Sehingga didapatkan jumlah kalori yang diperlukan per harinya
berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh orang tersebut.1,4
Golongan Aktivitas Faktor Pengali
3
Ringan 1,5
Sedang 1,75
Berat 2,00
Tabel 3. Faktor Pengali Sesuai Dengan Golongan Aktivitas.4
Golongan Aktivitas Contoh Aktivitas
Ringan Pegawai kantor, ahli hukum, dokter, guru
Sedang Pekerja industry ringan, mahasiswa, pekerja
rumah tangga
Berat Buruh kasar, penari balet, olahragawan
Tabel 4. Contoh Golongan Aktivitas.4
Kebutuhan Energi Perhari=Faktor Aktivitas × BMR+Efek Termis Makanan
Efek Termis Makanan=10 %×(Faktor Aktivitas+BMR )
Komposisi gizi yang seimbang harus mengandung makronutrien dalam proporsi yang
baik dari total kebutuhan energi perhari. Proporsi makronutrien tersebut yaitu protein (10-
20%), lemak (20-35%), dan karbohidrat (60-70%). Sebagai contoh ditentukan untuk 100%
kebutuhan energy perhari, 15% protein, 20% lemak, dan 65% karbohidrat.4
Kemudian setelah mengetahui kebutuhan energi perhari serta komposisi gizi yang
seimbang, dilanjutkan dengan menyusun menu makanan.
OBESITAS
Obesitas adalah suatu kondisi dimana terdapat akumulasi lemak berlebih dilihat dari
tinggi badan, berat badan, jenis kelamin seseorang, dan ras seseorang. Obesitas ditentukan
dengan menghitung IMT. Nilai IMT di eropa berbeda dengan asia oleh karena itu diperlukan
nilai ukur yang berbeda pula.
Sebuah studi genetik menemukan bahwa obesitas juga dipengaruhi oleh faktor
genetik. Faktor genetik obesitas ini merupakan faktor genetik multifaktorial. Oleh karena itu
walau seseorang memiliki bakat namun faktor lingkungan juga turut berperan didalamnya.
Bila kedua orang tua mengalami obesitas, maka seorang anak memiliki probabilitas 80%
mengalami obesitas. Bila salah satu obesitas, maka anaknya memiliki probabilitas 40%.
Melanocortin-4 receptor, leptin, leptin receptor, pro-opiomelanocortin, prohormone
4
convertase-1 merupakan contoh gen tunggal yang bila mengalami mutasi dapat menyebabkan
obesitas masif.1
Etiologi Obesitas
Genetik
Lingkungan dan gaya hidup
Intake makanan berlebih
Aktivitas fisik yang kurang
Faktor lain : kehamilan, pengaruh obat (antidiabetik, antiepileptik, antipsikotik, steroid),
Kondisi hormonal (endokrin) : hipotiroid, akromegali, cushing’s syndrome, polycystic
ovarian syndrome, hiperprolaktinemia, resistensi insulin.
Tabel 5. Etiologi Obesitas.1
Obesitas dapat menyebabkan meningkatnya resiko terkenanya penyakit tertentu.
Orang dengan IMT > 30kg/m2 tingkat mortalitasnya meningkat 2 kali lipat (data didapat pada
populasi kaukasian). Resiko penyakit metabolik lebih besar pada orang asia. Beberapa
klinikal trial menunjukan bahwa penurunan berat badan dapat menurunkan beberapa resiko
dari obesitas dan meningkatkan angka harapan hidup.1,5
Resiko karena obesitas Manifestasi
Metabolik dan
Hormonal
1)Dislipidemia.
- VLDL, trigliserid, LDL >>
- HDL <<
- Apo B lipoprotein >>
2)Non-alcoholic fatty liver disease.
3)Batu empedu.
4)Polycystic ovarian syndrome (Infertilitas).
4)Gout.
Kardiovaskular Hipertensi, CHD, Varises vena, udema perifer.
Kanker Payudara, endometrium, prostat, ginjal, pankreas, kolon.
Mekanik Osteoartritis, komplikasi spinal, obstruktif sleep apnoea.
Sosial Kepercayaan diri menurun, depresi
Lain-lain Meningkatnya resiko anestesi & fraktur, dementia, alzheimer.
Tabel 6. Resiko Yang Dapat Disebabkan Oleh Diabetes.1
5
Karena pada orang asia resiko terjadinya gangguan metabolik tinggi walau pada IMT
yang lebih rendah maka intervensi secara aktif pada overweight harus dilakukan lebih awal.
PENATALAKSANAAN OBESITAS
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tipe pangan yang kita masukkan ke dalam
tubuh menentukan yang akan dibakar dan yang akan disimpan sebagai lemak tubuh. Oleh
karena itu kita harus pandai memilih makanan yang akan kita konsumsi. Pangan berkadar IG
(indeks glikemik) rendah akan membantu dalam penurunan berat badan karena pangan
tersebut dapat mengenyangkan dalam waktu yang cukup lama dan dapat membantu
membakar lemak tubuh lebih banyak
Bagi penderita obesitas parah (BMI > 40) dan penderita obesitas agak parah (>35)
dengan komplikasi kesehatan (komorbiditas) yang serius, maka pembedahan dapat
merupakan suatu pilihan. Pembedahan memang dapat menghasilkan penurunan BB dalam
jumlah besar yang biasanya dapat dipertahankan selama > 5 tahun.
Pada awalnya, penurunan BB setelah pembedahan terjadi dengan cepat, selanjutnya
bertahap secara perlahan sampai lebih dari 2 tahun. Penurunan BB yang terjadi ini
berbanding langsung dengan tingkat obesitas dan biasanya bervariasi antara 40 dan 60 kg.
Untuk menghindari obesitas ke tingkat yang lebih tinggi sebaiknya melakukan hal-hal
sebagai berikut :
1. Mengubah jumlah makanan yang dimakan, ukuran makanan, waktu makan (frekuensi)
dan komposisi nutrisi khusus dari makanan itu.
2. Meningkatkan aktivitas fisik terutama yang melibatkan gerak seluruh tubuh. Latihan
fisik bukan hanya sekedar pengeluaran energi, tetapi dapat pula menekan nafsu
makan, mengurangi stres, menekan tingkat serum insulin, menambah massa bukan
lemak dalam tubuh, meningkatkan kapasitas penanganan karbohidrat, penurunan
kemungkinan hiperensi, menurunkan serum trigliserid dan resistensi kerusakan
tulang, serta meningkatkan rasio rasio kolesterol lipoprotein yang dapat melindungi
tubuh kita dari penyakit jantung.
6
3. Menghindari diet rendah kalori. Diet rendah kalori akan menurunkan kebutuhan energi
sehingga merusak kestabilan metabolisme. Karena diet memperhemat metabolisme
yang memang sudah hemat dan menyebabkan kebutuhan diet lebih jauh secara
kontinyu dan berat badanpun mungkin turun tetapi akan cepat naik kembali apabila
mengkonsumsi jumlah kalori yang melebihi jumlah kalori saat diet.
4. Mengurangi asupan makanan yang banyak mengandung lemak atau padat kalori.
Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat misalnya buah dan sayur.
5. Penanaman motivasi. Menanamkan keyakinan bahwa program penurunan berat badan
akan berhasil mencapai berat ideal jika kita mau berusaha lebih keras dan mau
berkomitmen untuk melakukannya secara kontinyu.
6. Mengetahui dan melaksanakan cara hidup yang tepat dan sehat sedini mungkin.
Status
Gizi
General
dietary and
exercise
advice
Specialist
dietary
advice and
medical
assessment
VLCDs
(initial)
Pharmacotheraphy Surgery
Berat
Badan
Lebih
Diperlukan Diperlukan - - -
Obesitas
I
- Diperlukan Dipikirkan - -
Obesitas
II
- Diperlukan Berguna Dipikirkan Dipikirkan
Tabel 7. Penatalaksanaan Berat Badan Lebih dan Obesitas Menurut Tingkatannya.1
Keberhasilan terapi obesitas dilihat dari :
1. Penurunan berat badan.
2. Perubahan bentuk tubuh dan ukuran (lemak abdominal berkurang).
3. Kontrol beberapa penyakit yang menyertai.
- Gangguan metabolisme karbohidrat
- Dislipidemia
7
- Hipertensi
- Sleep apnoea
- Artritis
- Polycystic Ovary Syndrome
4. Perbaikan mobilitas.
5. Pengurangan pengobatan.
6. Peningkatan kesehatan kardiovaskular.
7. Peningkatan Faktor Sosial dan psikologis.
8. Individual goals (pakai baju pas, percaya diri, sesuatu yang ingin diraih tercapai).1
VLCD (Very low calorie diets) dengan kalori sebesar 400-800 kalori dengan porsi
asam lemak esensial, vitamin, dan mineral tinggi serta karbohidrat sangat rendah. VLCD
efektif untuk menurunkan berat badan secara cepat pada semua tingkatan obesitas. Dengan
diet ini penurunan berat badan dapat terjadi selam 4-5 tahun berturut-turut dimana setiap 2-3
bulan porsi makanan perhari diganti menjadi 1 atau 2 porsi. VLCD yang dilakukan selama
lebih dari 3 minggu memerlukan supervisi medis. Efek samping dapat berupa kecapaian (atau
euforia), konstipasi, rasa panas, rambut rontok, namun efek-efek samping tersebut dapat
dengan mudah diatasi. Beberapa efek samping yang berbahaya yaitu aritmia,
ketidakseimbangan elektrolit, batu empedu, gout, namun jarang terjadi. Hati-hati bila VLCD
dilakukan bersama dengan pemberian terapi insulin atau sulfonilurea karena dapat beresiko
lebih besar terjadinya reaksi hipoglikemik sehingga harus disesuaikan dosis yang diberikan
dan lakukan kontrol kadar gula darah. VLCD diikuti dengan olahraga, perbaikan kebiasaan,
follow up secara teratur, persiapan untuk mengembalikan diet seperti semula.
Farmakoterapi yang dikembangkan untuk mengatasi obesitas mengalami banyak
kekecewaan. Banyak obat anti-obesitas yang sudah beredar namun ditarik dari pasaran karena
berbahaya. Obat-obat anti-obesitas yang sudah ditarik atau tidak digunakan lagi seperti
dexfluramine, sibutramine, and rimonabant.1
Orlistat merupakan obat yang digunakan untuk terapi obesitas. Namun orlistat
merupakan suatu obat yang bekerja sebagai lipasa inhibitor pada usus. Oleh karena itu dapat
mengurangi absorbsi lemak sebanyak 30%. Sehingga terapi untuk menurunkan berat badan
dengan orlistat dapat menurunkan berat badan sampai 70% dibandingkan dengan program
diet saja. Selain itu obat ini juga menurunkan kadar kolestrol, menurunkan tekanan darah,
trigliserid darah, dan meningkatkan sensitivitas insulin. Kontrol gula darah juga meningkat
8
pada pasien yang obesitas dan menderita diabetes. Efek samping dari obat ini adalah pada
gastrointestinal yang dipengaruhi oleh jumlah intake lemak. Suplemen vitamin larut lemak
perlu dipikirkan.1,6
Pembedahan yang dilakukan yaitu bariatric surgery yang paling efektif dilakukan
pada obesitas yang berat. Diikuti pula dengan pengaturan gaya hidup dan follow up yang
rutin, penurunan berat badan yang besar ini (20-30 kg) dapat dipertahankan selama lebih dari
12 tahun. Pembedahan ini juga dilakukan pada penyakit yang menyertai seperti diabetes tipe
2. Operasi yang dilakukan yaitu :
1. Gastric Bypass, memilih lubang duodenum (bagian terkecil dari usus) untuk dipotong
atau disumbat. Cara ini sangat efektif untuk mengurangi jumlah absorpsi makanan
yang masuk. (IMT > 40)
2. Distal Gastric Bypass, modifikasi prosedur dimana kantung lambung dipasang lebih
rendah daripada usus halus. Prosedur ini lebih berisiko dan hanya digunakan untuk
pasien superobesitas (BMI > 50).
3. Laparoscopy, operasi yang dilakukan pada lambung dan usus halus atau keduanya.
Lebih banyak digunakan daripada cara konvensional karena berisiko lebih rendah.
Operasi ini menggunakan beberapa sayatan kecil mengganti operasi besar dengan alat
bantu pencil-thin.
Bariatric surgery dilakukan hanya pada obesitas tingkat 2 dan yang mengalami penyakit
penyerta lainnya.1,7
SINDROM METABOLIK
Sindrom metabolik adalah kombinasi dari gangguan medis yang meningkatkan risiko
terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes. Ini mempengaruhi satu dari lima orang, dan
meningkatkan prevalensi dengan usia. Beberapa penelitian memperkirakan prevalensi di
Amerika Serikat untuk bisa sampai 25% dari populasi.
Sindrom metabolik juga dikenal sebagai X sindrom metabolik, sindrom X, sindrom
resistensi insulin, sindrom Reaven, dan CHAOS (Australia). Kondisi serupa pada kuda
kelebihan berat badan ini disebut sebagai sindrom metabolik kuda, tidak diketahui apakah
mereka memiliki etiologi yang sama.
9
Mekanisme yang tepat dari jalur kompleks sindrom metabolik belum sepenuhnya
diketahui. Patofisiologi ini sangat kompleks dan hanya sebagian telah dijelaskan.
Kebanyakan pasien lebih tua, obesitas, menetap, dan memiliki derajat resistensi insulin. Stres
juga dapat menjadi faktor penyebabnya. Faktor yang paling penting adalah:
1. Berat Badan
2. Genetika
3. Stres
4. Penuaan
5. Menetap gaya hidup, yaitu, aktivitas fisik yang rendah dan asupan kalori berlebih.
Ada perdebatan mengenai apakah obesitas atau resistensi insulin adalah
penyebab''''dari sindrom metabolik atau jika mereka konsekuensi dari kekacauan metabolisme
yang lebih jauh jangkauannya. Sejumlah penanda peradangan sistemik, termasuk C-reaktif
protein, sering meningkat, seperti juga fibrinogen, interleukin 6 (IL-6), Tumor necrosis
factor-alfa (TNFa), dan lain-lain. Beberapa telah menunjuk berbagai penyebab termasuk
peningkatan kadar asam urat yang disebabkan oleh fruktosa diet.
Hal ini umum karena ada menjadi pengembangan lemak visceral, setelah itu adiposit
(sel lemak) dari kadar plasma peningkatan lemak visceral dari TNFa dan mengubah tingkat
dari sejumlah zat lain (misalnya, adiponektin, resistin, PAI-1) . TNFa telah terbukti tidak
hanya menyebabkan produksi sitokin inflamasi tapi mungkin untuk memicu sel sinyal oleh
interaksi dengan reseptor TNFa yang dapat menyebabkan resistensi insulin. Percobaan
dengan tikus yang diberi diet sepertiga dari sukrosa yang telah diusulkan sebagai model
untuk pengembangan dari sindrom metabolik. Tingkat sukrosa darah pertama peningkatan
trigliserida, yang disebabkan lemak visceral dan akhirnya mengakibatkan resistensi insulin.
Perkembangan dari lemak visceral ke TNFa meningkat menjadi resistensi insulin memiliki
beberapa paralel dengan pembangunan manusia sindrom metabolik.8
10
Gambar 2. Patofisiologi Sindrom Metabolik.8
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Mann J dan Truswell AS. Essentials of Human Nutrition. Ed 4. New York : Oxford;
2012.
2. Standard Indeks Massa Tubuh. Diunduh dari :
http://www.medicalera.com/3/9599/standard-imt-indeks-massa-tubuhuntuk-orang-
indonesia. 29 September 2014.
3. Bentuk Tubuh Menyerupai Apel Berbahaya. Diunduh dari :
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1876179/bentuk-tubuh-menyerupai-apel-
ternyata-berbahaya. 29 September 2014.
4. Moore MC. Pocket Guide to Nutritional Assessment and Care. Ed 5. Filadelfia :
Elsevier; 2005.
5. Andalib M, Dunton GF, Durand P. Mei 2011. “A Systematic Review of Built
Environment Factors Related to Physical Activity and Obesity Risk”. Obesity
Review. Vol 12, Issue 5, h173–82.
6. Adeyemo MA, Brady S, Condarco TA. Juni 2014. “Effect of Orlistat on Ratings of
Fat-Containing Foods Among Obese Adolescents”. Endocrine Society's 96th Annual
Meeting and Expo.
7. Abood B, Bhatt DL, Brethauer S. Agustus 2013. “Metabolic Effects of Bariatric
Surgery in Patients With Moderate Obesity and Type 2 Diabetes”. Diabetes Care. Vol
36.
12