17
Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas Evan Luke Aditya* 10-2011-424 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA *Alamat Korespendensi: Evan Luke Aditya Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: [email protected] PENDAHULUAN Obesitas merupakan suatu kondisi dimana berat badan berlebih yang disertai oleh deposit lemak pada tubuh bagian tertentu. Hal ini disebabkan juga oleh pola hidup serba cepat dan teknologi yang membuat aktivitas seseorang kurang dan makanan banyak yang mengandung lemak tinggi. Anggapan bahwa obesitas hanya terjadi di Eropa untuk dewasa ini salah karena obesitas juga terjadi di Asia. Faktor globalisasi dan pertukaran budaya menjadi salah satu penyebabnya. Obesitas diatasi dengan menurunkan berat badan. Caranya yaitu dengan konseling gizi, diet, obat, atau dapat juga dengan pembedahan. Pada konseling gizi dilakukan edukasi terhadap orang yang obesitas, dilakukan penilaian asupan gizi tiap hari, lalu diatur menu makannya. Oleh karena itu perlu untuk kita memahami kebutuhan energi perharinya serta komposisi yang baik 1

Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

Citation preview

Page 1: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

Evan Luke Aditya*

10-2011-424

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

*Alamat Korespendensi:

Evan Luke Aditya

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Obesitas merupakan suatu kondisi dimana berat badan berlebih yang disertai oleh

deposit lemak pada tubuh bagian tertentu. Hal ini disebabkan juga oleh pola hidup serba

cepat dan teknologi yang membuat aktivitas seseorang kurang dan makanan banyak yang

mengandung lemak tinggi. Anggapan bahwa obesitas hanya terjadi di Eropa untuk dewasa ini

salah karena obesitas juga terjadi di Asia. Faktor globalisasi dan pertukaran budaya menjadi

salah satu penyebabnya. Obesitas diatasi dengan menurunkan berat badan. Caranya yaitu

dengan konseling gizi, diet, obat, atau dapat juga dengan pembedahan. Pada konseling gizi

dilakukan edukasi terhadap orang yang obesitas, dilakukan penilaian asupan gizi tiap hari,

lalu diatur menu makannya. Oleh karena itu perlu untuk kita memahami kebutuhan energi

perharinya serta komposisi yang baik seperti apa. Selain itu obesitas juga biasa dikaitkan

dengan sindrom metabolik yaitu suatu sindrom yang merupakan gabungan dari kelainan

metabolik.

Penting untuk memahami obesitas serta cara menanggulanginya karena dengan

peningkatan keberhasilan terapi obesitas, maka angka harapan hidup penderitanya akan

meningkat dan meningkatkan produktivitas kerja seseorang.

1

Page 2: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

STATUS GIZI

Index Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) adalah suatu alat bantu

untuk mengetahui status gizi seseorang. Index Massa Tubuh tersedia dalam kriteria Asia

Pasifik dan WHO. Terdapat perbedaan kategori dalam kriteria Asia Pasifik dan WHO.

Kriteria Asia Pasifik diperuntukkan untuk orang-orang yang berdomisili di daerah Asia,

karena Index Massa Tubuhnya lebih kecil sekitar 2-3 kg/m2 dibanding orang Afrika, orang

Eropa, orang Amerika, ataupun orang Australia.1

Indeks MassaTubuh ( IMT )= [Berat Badan (kg )][Tinggi Badan (m )]2

IMT Status Gizi

< 18,5 Berat Badan Kurang

18,5 – 22,9 Normal

≥ 23 Berat Badan Lebih

23 – 24,9 Beresiko

25 – 29,9 Obesitas Tingkat I

≥ 30 Obesitas Tingkat II

Tabel 1. Status Gizi Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik.2

Untuk mengukur akumulasi lemak sentral digunakan waist to hip ratio (WHR). WHR

didapat dengan cara melakukan pengukuran lingkar perut (Lpe) dan lingkar panggul (Lpa).

Kemudian menggunakan rumus sebagai berikut.

WHR=Lpe : Lpa

Jenis Kelamin WHR

Wanita ≥ 0,8

Pria ≥ 0,9

Tabel 2. Menentukan Obesitas Sentral Menggunakan WHR.1

2

Page 3: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

Gambar 1. Obesitas Apel dan Pir.3

BERAT BADAN NORMAL

Berat badan normal (BBN) dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut.

Berat Badan Normal :

BBN (kg )=TB (cm )−100

KEBUTUHAN ENERGI

Kebutuhan energy perhari dapat dihitung melalui basal metabolic rate (BMR). BMR

adalah jumlah energy yang dikeluarkan selama sehari dalam kondisi istirahat.

BMRwanita=0,9 kkal × BBN ( kg ) ×24 jam

BMRpria=1kkal × BBN (kg )×24 jam

Untuk menghitung kebutuhan energy perhari, maka BMR yang didapat disesuaikan

dengan golongan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Aktivitas ini sebagai faktor yang

dikalikan dengan BMR. Sehingga didapatkan jumlah kalori yang diperlukan per harinya

berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh orang tersebut.1,4

Golongan Aktivitas Faktor Pengali

3

Page 4: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

Ringan 1,5

Sedang 1,75

Berat 2,00

Tabel 3. Faktor Pengali Sesuai Dengan Golongan Aktivitas.4

Golongan Aktivitas Contoh Aktivitas

Ringan Pegawai kantor, ahli hukum, dokter, guru

Sedang Pekerja industry ringan, mahasiswa, pekerja

rumah tangga

Berat Buruh kasar, penari balet, olahragawan

Tabel 4. Contoh Golongan Aktivitas.4

Kebutuhan Energi Perhari=Faktor Aktivitas × BMR+Efek Termis Makanan

Efek Termis Makanan=10 %×(Faktor Aktivitas+BMR )

Komposisi gizi yang seimbang harus mengandung makronutrien dalam proporsi yang

baik dari total kebutuhan energi perhari. Proporsi makronutrien tersebut yaitu protein (10-

20%), lemak (20-35%), dan karbohidrat (60-70%). Sebagai contoh ditentukan untuk 100%

kebutuhan energy perhari, 15% protein, 20% lemak, dan 65% karbohidrat.4

Kemudian setelah mengetahui kebutuhan energi perhari serta komposisi gizi yang

seimbang, dilanjutkan dengan menyusun menu makanan.

OBESITAS

Obesitas adalah suatu kondisi dimana terdapat akumulasi lemak berlebih dilihat dari

tinggi badan, berat badan, jenis kelamin seseorang, dan ras seseorang. Obesitas ditentukan

dengan menghitung IMT. Nilai IMT di eropa berbeda dengan asia oleh karena itu diperlukan

nilai ukur yang berbeda pula.

Sebuah studi genetik menemukan bahwa obesitas juga dipengaruhi oleh faktor

genetik. Faktor genetik obesitas ini merupakan faktor genetik multifaktorial. Oleh karena itu

walau seseorang memiliki bakat namun faktor lingkungan juga turut berperan didalamnya.

Bila kedua orang tua mengalami obesitas, maka seorang anak memiliki probabilitas 80%

mengalami obesitas. Bila salah satu obesitas, maka anaknya memiliki probabilitas 40%.

Melanocortin-4 receptor, leptin, leptin receptor, pro-opiomelanocortin, prohormone

4

Page 5: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

convertase-1 merupakan contoh gen tunggal yang bila mengalami mutasi dapat menyebabkan

obesitas masif.1

Etiologi Obesitas

Genetik

Lingkungan dan gaya hidup

Intake makanan berlebih

Aktivitas fisik yang kurang

Faktor lain : kehamilan, pengaruh obat (antidiabetik, antiepileptik, antipsikotik, steroid),

Kondisi hormonal (endokrin) : hipotiroid, akromegali, cushing’s syndrome, polycystic

ovarian syndrome, hiperprolaktinemia, resistensi insulin.

Tabel 5. Etiologi Obesitas.1

Obesitas dapat menyebabkan meningkatnya resiko terkenanya penyakit tertentu.

Orang dengan IMT > 30kg/m2 tingkat mortalitasnya meningkat 2 kali lipat (data didapat pada

populasi kaukasian). Resiko penyakit metabolik lebih besar pada orang asia. Beberapa

klinikal trial menunjukan bahwa penurunan berat badan dapat menurunkan beberapa resiko

dari obesitas dan meningkatkan angka harapan hidup.1,5

Resiko karena obesitas Manifestasi

Metabolik dan

Hormonal

1)Dislipidemia.

- VLDL, trigliserid, LDL >>

- HDL <<

- Apo B lipoprotein >>

2)Non-alcoholic fatty liver disease.

3)Batu empedu.

4)Polycystic ovarian syndrome (Infertilitas).

4)Gout.

Kardiovaskular Hipertensi, CHD, Varises vena, udema perifer.

Kanker Payudara, endometrium, prostat, ginjal, pankreas, kolon.

Mekanik Osteoartritis, komplikasi spinal, obstruktif sleep apnoea.

Sosial Kepercayaan diri menurun, depresi

Lain-lain Meningkatnya resiko anestesi & fraktur, dementia, alzheimer.

Tabel 6. Resiko Yang Dapat Disebabkan Oleh Diabetes.1

5

Page 6: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

Karena pada orang asia resiko terjadinya gangguan metabolik tinggi walau pada IMT

yang lebih rendah maka intervensi secara aktif pada overweight harus dilakukan lebih awal.

PENATALAKSANAAN OBESITAS

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tipe pangan yang kita masukkan ke dalam

tubuh menentukan yang akan dibakar dan yang akan disimpan sebagai lemak tubuh. Oleh

karena itu kita harus pandai memilih makanan yang akan kita konsumsi. Pangan berkadar IG

(indeks glikemik) rendah akan membantu dalam penurunan berat badan karena pangan

tersebut dapat mengenyangkan dalam waktu yang cukup lama dan dapat membantu

membakar lemak tubuh lebih banyak

Bagi penderita obesitas parah (BMI > 40) dan penderita obesitas agak parah (>35)

dengan komplikasi kesehatan (komorbiditas) yang serius, maka pembedahan dapat

merupakan suatu pilihan. Pembedahan memang dapat menghasilkan penurunan BB dalam

jumlah besar yang biasanya dapat dipertahankan selama > 5 tahun.

Pada awalnya, penurunan BB setelah pembedahan terjadi dengan cepat, selanjutnya

bertahap secara perlahan sampai lebih dari 2 tahun.  Penurunan BB yang terjadi ini

berbanding langsung dengan tingkat obesitas dan biasanya bervariasi antara 40 dan 60 kg.

Untuk menghindari obesitas ke tingkat yang lebih tinggi sebaiknya melakukan hal-hal

sebagai berikut :

1. Mengubah jumlah makanan yang dimakan, ukuran makanan, waktu makan (frekuensi)

dan komposisi nutrisi khusus dari makanan itu.

2. Meningkatkan aktivitas fisik terutama yang melibatkan gerak seluruh tubuh. Latihan

fisik bukan hanya sekedar pengeluaran energi, tetapi dapat pula menekan nafsu

makan, mengurangi stres, menekan tingkat serum insulin, menambah massa bukan

lemak dalam tubuh, meningkatkan kapasitas penanganan karbohidrat, penurunan

kemungkinan hiperensi, menurunkan serum trigliserid dan resistensi kerusakan

tulang, serta meningkatkan rasio rasio kolesterol lipoprotein yang dapat melindungi

tubuh kita dari penyakit jantung.

6

Page 7: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

3. Menghindari diet rendah kalori. Diet rendah kalori akan menurunkan kebutuhan energi

sehingga merusak kestabilan metabolisme. Karena diet memperhemat metabolisme

yang memang sudah hemat dan menyebabkan kebutuhan diet lebih jauh secara

kontinyu dan berat badanpun mungkin turun tetapi akan cepat naik kembali apabila

mengkonsumsi jumlah kalori yang melebihi jumlah kalori saat diet.

4. Mengurangi asupan makanan yang banyak mengandung lemak atau padat kalori.

Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat misalnya buah dan sayur.

5. Penanaman motivasi. Menanamkan keyakinan bahwa program penurunan berat badan

akan berhasil mencapai berat ideal jika kita mau berusaha lebih keras dan mau

berkomitmen untuk melakukannya secara kontinyu.

6. Mengetahui dan melaksanakan cara hidup yang tepat dan sehat sedini mungkin.

Status

Gizi

General

dietary and

exercise

advice

Specialist

dietary

advice and

medical

assessment

VLCDs

(initial)

Pharmacotheraphy Surgery

Berat

Badan

Lebih

Diperlukan Diperlukan - - -

Obesitas

I

- Diperlukan Dipikirkan - -

Obesitas

II

- Diperlukan Berguna Dipikirkan Dipikirkan

Tabel 7. Penatalaksanaan Berat Badan Lebih dan Obesitas Menurut Tingkatannya.1

Keberhasilan terapi obesitas dilihat dari :

1. Penurunan berat badan.

2. Perubahan bentuk tubuh dan ukuran (lemak abdominal berkurang).

3. Kontrol beberapa penyakit yang menyertai.

- Gangguan metabolisme karbohidrat

- Dislipidemia

7

Page 8: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

- Hipertensi

- Sleep apnoea

- Artritis

- Polycystic Ovary Syndrome

4. Perbaikan mobilitas.

5. Pengurangan pengobatan.

6. Peningkatan kesehatan kardiovaskular.

7. Peningkatan Faktor Sosial dan psikologis.

8. Individual goals (pakai baju pas, percaya diri, sesuatu yang ingin diraih tercapai).1

VLCD (Very low calorie diets) dengan kalori sebesar 400-800 kalori dengan porsi

asam lemak esensial, vitamin, dan mineral tinggi serta karbohidrat sangat rendah. VLCD

efektif untuk menurunkan berat badan secara cepat pada semua tingkatan obesitas. Dengan

diet ini penurunan berat badan dapat terjadi selam 4-5 tahun berturut-turut dimana setiap 2-3

bulan porsi makanan perhari diganti menjadi 1 atau 2 porsi. VLCD yang dilakukan selama

lebih dari 3 minggu memerlukan supervisi medis. Efek samping dapat berupa kecapaian (atau

euforia), konstipasi, rasa panas, rambut rontok, namun efek-efek samping tersebut dapat

dengan mudah diatasi. Beberapa efek samping yang berbahaya yaitu aritmia,

ketidakseimbangan elektrolit, batu empedu, gout, namun jarang terjadi. Hati-hati bila VLCD

dilakukan bersama dengan pemberian terapi insulin atau sulfonilurea karena dapat beresiko

lebih besar terjadinya reaksi hipoglikemik sehingga harus disesuaikan dosis yang diberikan

dan lakukan kontrol kadar gula darah. VLCD diikuti dengan olahraga, perbaikan kebiasaan,

follow up secara teratur, persiapan untuk mengembalikan diet seperti semula.

Farmakoterapi yang dikembangkan untuk mengatasi obesitas mengalami banyak

kekecewaan. Banyak obat anti-obesitas yang sudah beredar namun ditarik dari pasaran karena

berbahaya. Obat-obat anti-obesitas yang sudah ditarik atau tidak digunakan lagi seperti

dexfluramine, sibutramine, and rimonabant.1

Orlistat merupakan obat yang digunakan untuk terapi obesitas. Namun orlistat

merupakan suatu obat yang bekerja sebagai lipasa inhibitor pada usus. Oleh karena itu dapat

mengurangi absorbsi lemak sebanyak 30%. Sehingga terapi untuk menurunkan berat badan

dengan orlistat dapat menurunkan berat badan sampai 70% dibandingkan dengan program

diet saja. Selain itu obat ini juga menurunkan kadar kolestrol, menurunkan tekanan darah,

trigliserid darah, dan meningkatkan sensitivitas insulin. Kontrol gula darah juga meningkat

8

Page 9: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

pada pasien yang obesitas dan menderita diabetes. Efek samping dari obat ini adalah pada

gastrointestinal yang dipengaruhi oleh jumlah intake lemak. Suplemen vitamin larut lemak

perlu dipikirkan.1,6

Pembedahan yang dilakukan yaitu bariatric surgery yang paling efektif dilakukan

pada obesitas yang berat. Diikuti pula dengan pengaturan gaya hidup dan follow up yang

rutin, penurunan berat badan yang besar ini (20-30 kg) dapat dipertahankan selama lebih dari

12 tahun. Pembedahan ini juga dilakukan pada penyakit yang menyertai seperti diabetes tipe

2. Operasi yang dilakukan yaitu :

1. Gastric Bypass, memilih lubang duodenum (bagian terkecil dari usus) untuk dipotong

atau disumbat. Cara ini sangat efektif untuk mengurangi jumlah absorpsi makanan

yang masuk. (IMT > 40)

2. Distal Gastric Bypass, modifikasi prosedur dimana kantung lambung dipasang lebih

rendah daripada usus halus. Prosedur ini lebih berisiko dan hanya digunakan untuk

pasien superobesitas (BMI > 50).

3. Laparoscopy, operasi yang dilakukan pada lambung dan usus halus atau keduanya.

Lebih banyak digunakan daripada cara konvensional karena berisiko lebih rendah.

Operasi ini menggunakan beberapa sayatan kecil mengganti operasi besar dengan alat

bantu pencil-thin.

Bariatric surgery dilakukan hanya pada obesitas tingkat 2 dan yang mengalami penyakit

penyerta lainnya.1,7

SINDROM METABOLIK

Sindrom metabolik adalah kombinasi dari gangguan medis yang meningkatkan risiko

terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes. Ini mempengaruhi satu dari lima orang, dan

meningkatkan prevalensi dengan usia. Beberapa penelitian memperkirakan prevalensi di

Amerika Serikat untuk bisa sampai 25% dari populasi.

Sindrom metabolik juga dikenal sebagai X sindrom metabolik, sindrom X, sindrom

resistensi insulin, sindrom Reaven, dan CHAOS (Australia). Kondisi serupa pada kuda

kelebihan berat badan ini disebut sebagai sindrom metabolik kuda, tidak diketahui apakah

mereka memiliki etiologi yang sama.

9

Page 10: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

Mekanisme yang tepat dari jalur kompleks sindrom metabolik belum sepenuhnya

diketahui. Patofisiologi ini sangat kompleks dan hanya sebagian telah dijelaskan.

Kebanyakan pasien lebih tua, obesitas, menetap, dan memiliki derajat resistensi insulin. Stres

juga dapat menjadi faktor penyebabnya. Faktor yang paling penting adalah:

1. Berat Badan

2. Genetika

3. Stres

4. Penuaan

5. Menetap gaya hidup, yaitu, aktivitas fisik yang rendah dan asupan kalori berlebih.

Ada perdebatan mengenai apakah obesitas atau resistensi insulin adalah

penyebab''''dari sindrom metabolik atau jika mereka konsekuensi dari kekacauan metabolisme

yang lebih jauh jangkauannya. Sejumlah penanda peradangan sistemik, termasuk C-reaktif

protein, sering meningkat, seperti juga fibrinogen, interleukin 6 (IL-6), Tumor necrosis

factor-alfa (TNFa), dan lain-lain. Beberapa telah menunjuk berbagai penyebab termasuk

peningkatan kadar asam urat yang disebabkan oleh fruktosa diet.

Hal ini umum karena ada menjadi pengembangan lemak visceral, setelah itu adiposit

(sel lemak) dari kadar plasma peningkatan lemak visceral dari TNFa dan mengubah tingkat

dari sejumlah zat lain (misalnya, adiponektin, resistin, PAI-1) . TNFa telah terbukti tidak

hanya menyebabkan produksi sitokin inflamasi tapi mungkin untuk memicu sel sinyal oleh

interaksi dengan reseptor TNFa yang dapat menyebabkan resistensi insulin. Percobaan

dengan tikus yang diberi diet sepertiga dari sukrosa yang telah diusulkan sebagai model

untuk pengembangan dari sindrom metabolik. Tingkat sukrosa darah pertama peningkatan

trigliserida, yang disebabkan lemak visceral dan akhirnya mengakibatkan resistensi insulin.

Perkembangan dari lemak visceral ke TNFa meningkat menjadi resistensi insulin memiliki

beberapa paralel dengan pembangunan manusia sindrom metabolik.8

10

Page 11: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

Gambar 2. Patofisiologi Sindrom Metabolik.8

11

Page 12: Menurunkan Berat Badan Pada Obesitas

DAFTAR PUSTAKA

1. Mann J dan Truswell AS. Essentials of Human Nutrition. Ed 4. New York : Oxford;

2012.

2. Standard Indeks Massa Tubuh. Diunduh dari :

http://www.medicalera.com/3/9599/standard-imt-indeks-massa-tubuhuntuk-orang-

indonesia. 29 September 2014.

3. Bentuk Tubuh Menyerupai Apel Berbahaya. Diunduh dari :

http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1876179/bentuk-tubuh-menyerupai-apel-

ternyata-berbahaya. 29 September 2014.

4. Moore MC. Pocket Guide to Nutritional Assessment and Care. Ed 5. Filadelfia :

Elsevier; 2005.

5. Andalib M, Dunton GF, Durand P. Mei 2011. “A Systematic Review of Built

Environment Factors Related to Physical Activity and Obesity Risk”. Obesity

Review. Vol 12, Issue 5, h173–82.

6. Adeyemo MA, Brady S, Condarco TA. Juni 2014. “Effect of Orlistat on Ratings of

Fat-Containing Foods Among Obese Adolescents”. Endocrine Society's 96th Annual

Meeting and Expo.

7. Abood B, Bhatt DL, Brethauer S. Agustus 2013. “Metabolic Effects of Bariatric

Surgery in Patients With Moderate Obesity and Type 2 Diabetes”. Diabetes Care. Vol

36.

12