26
MENINGKATKAN DAN MEMPERTAHANKAN SEMANGAT SISWA DALAM BELAJAR Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.Pd Disusun oleh : Leonnardo Sijabat NIM : 8126132057 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

MENINGKATKAN DAN MEMPERTAHANKAN SEMANGAT

SISWA DALAM BELAJAR

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.Pd

Disusun oleh :

Leonnardo Sijabat NIM : 8126132057

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013

Page 2: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

BAB 15

MENINGKATKAN DAN MEMPERTAHANKAN SEMANGAT DALAM

BELAJAR

Pendahuluan

Seringkali pada sebuah sekolah seorang guru menemui masalah dengan

siswa yang memiliki masalah dalam mengikuti pembelajaran. Berbagai macam

bentuk masalah siswa yang memiliki masalah dalam belajar, bisa dalam bentuk

siswa sering permisi ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa suka

menjahili siswa lain dalam kelas sehingga mengganggu proses pembelajaran,

siswa bermalas-malasan dalam kelas hingga siswa jarang masuk pada mata

pelajaran tertentu karena tidak semangat dalam belajar. Sesungguhnya seorang

siswa yang memiliki masalah dalam pembelajaran disebabkan oleh banyak faktor

baik yaitu faktor keluarga, lingkungan, sekolah maupun latar belakang siswa

tersebut.

Seorang guru yang profesional dapat mengetahui tanda-tanda bahwa

seorang siswa memiliki masalah dalam belajar dengan mengetahui seorang siswa

memiliki masalah maka seorang guru dapat melakukan tindakan dan pendekatan

yang tepat agar dapat membantu siswa tersebut keluar dari masalah yang

dihadapinya sehingga siswa dapat kembali bersemangat dalam belajar.

Pada bab ini akan menjelasakan faktor-faktor yang menyebabkan siswa

tidak termotivasi dalam belajar, fakto-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,

positive reinforcement untuk membantu siswa dalam memotivasi belajar, peran

guru dan orang tua dalam membantu siswa agar termorivasi dalam belajar dan

aspek-aspek dalam motivasi belajar.

Page 3: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

A. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Realita lapangan menunjukan bahwa siswa tidak memiliki kemauan

belajar yang tinggi, baik dalam mata pelajaran belajar matematika, bahasa

maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak siswa merasa “ogah-ogahan” di

dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik pelajaran yang disampaikan

oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai

motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar

tidak menyenangkan dan memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti

menonton televisi, sms, dan bergaul dengan teman sebaya.

Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat mereka tertarik pada

hal-hal yang negatif. Raymond J.W dan Judith (2004:22) mengungkapkan

bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar, pengetahuan, seni

(motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada hal–hal yang negatif

seperti minum obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi

belajar anak-anak muda tidak akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-

cara yang bisa membimbing mereka untuk menjadikan diri mereka lebih baik

atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua

dan guru.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton

dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa

2. Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas

3. Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa

4. Latar belakang ekonomi dan sosial budaya siswa. Sebagian besar siswa

yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar

dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa

yang berasal dari pesisir pantai misalnya lebih memilih langsung bekerja

melaut dari pada bersekolah.

5. Kemajuan teknologi dan informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk

teknologi dan informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.

Page 4: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

6. Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika,

dan bahasa inggris

7. Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan

lingkungan sekitarnya.

Raymond dan Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat pengaruh

utama dalam motivasi belajar seorang anak yaitu :

1. Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan

menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan

pengetahuan baik dalam pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-

nilai itu terungkap melalui pengaruh agama, undang-undang politik untuk

pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua yang berkenaan dengan

persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal

ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.

2. Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam

memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan

motivasi belajar anak-anak memberi pengaruh yang sangat kuat dalam

setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA

dan sesudahnya.

3. Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat

sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua.

Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah menjadi menyenangkan

atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi ruang

kelas dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita

untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.

4. Diri anak itu sendiri. Murid-murid yang mempunyai kemungkinan paling

besar untuk belajar dengan serius, belajar dengan baik dan masih bisa

menikmati belajar, memiliki perilaku dan karakter pintar, berkualitas,

mempunyai identitas, bisa mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi

motivasi belajarnya.

Dilihat dari peranannya, maka orang tua dan guru paling berpengaruh

dalam rangka memotivasi belajar siswa. Kerja sama antara kedua komponen

ini akan menghasilkan kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan motivasi

Page 5: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan

yang baik maka pola kerja sama antara ke duanya harus dirancang sedemikian

rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh orang tua dan guru harus

teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan memahami kekuatan dan

kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat rancangan yang tepat

untuk menumbuhkan motivasi anak.

Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi.

Ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas, sebagaimana

dikemukakan Brown (1981) sebagai berikut: menarik kepada guru, artinya

tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik pada mata pelajaran

yang diajarkan. mempunyai antusias yang tinggi seta mengendalikan

perhatiannya terutama kepada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok

kelas, ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, tindakan, kebiasaan, dan

moralnya selalu dalam kontrol diri, selalu mengingat pelajaran dan

mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.

Sardiman (1986) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada

pada diri seseorang adalah: tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja

secara terus menerus dalam waktu lama, ulet, menghadapi kesulitan, dan

tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh,

menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar,

lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain, tidak cepat

bosan dengan tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya,

tidak mudah melepaskan apa yang diyakini, senang mencari dan memecahkan

masalah.

Beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk memotivasi siswa agar

belajar dapat dilakukan dengan :

1. Kenalkan siswa pada kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Dengan

mengenal kemampuan dirinya, siswa akan tahu kelebihan dan

kekurangannya. Dengan mengetahui kelebihan dirmya, ia mengukuhkan

dan memperkuat kelebihan tersebut. Dengan mengetabui kekurangan yang

ada pada dirinya, siswa akan berusaha menyempurnakan melalui aktivitas

belajar. Di sini siswa akan timbul motivasi belajarnya.

Page 6: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

2. Bantulah siswa untuk merumuskan tujuan belajarnya. Sebab, dengan

merumuskan tujuan belajar ini, siswa akan mendapatkan jalan yang jelas

dalam melaksanakan aktivitas belajar. Siswa juga akan mempunyai target-

target belajar, dan ia berusaha untuk mencapainya.

3. Tunjukkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang dapat

mengarahkan bagi pencapaian tujuan belajar. Dengan ditunjukkannya

aktivitas-aktvitas yang dapat mencapai tujuan, siswa tersebut tidak

melakukan aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan pencapaian

tujuan dan target belajar. Dengan cara demikian waktu dan tenaga siswa

dapat secara efektif dan efisien dipergunakan mencapai target belajarnya.

4. Kenalkanlah siswa dengan hal-hal yang baru. Sebab hal-hal baru ini dapat

"menghidupkan kembali" hastat ingin tahu siswa. Adanya rasa ingin tahu

yang demikian besar, menimbulkan gairah bagi siswa untu beraktifitas

belajar.

5. Buatlah variasi-variasi dalam kegiatan belajar mengajar, supaya siswa

tidak bosan. Sebab, kebosanan pada diri siswa, termasuk dalam aktivitas

belajar, hanya akan memperlemah motivasi saja.

6. Adakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa.

Sebab, evaluasi yang dilakukan terhadap keberhasilan belajar siswa ini,

akan mendorong siswa untuk belajar. karena ingin dikatakan berhasil

belajarnya.

7. Berikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang diberikan dan evaluasi

yang telah dilakukan. Dengan adanya umpan balik, siswa akan mengetahui

mana aktivitas belajarnya yang benar dan mana yang kurang benar, mana

pekerjaannya yang sesuai dan mana pekerjaannya yang tidak sesuai.

Menurut pendapat Fathurrohman dan Sutikno (2007:20) motivasi belajar

siswa dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:

1. Menjelaskan tujuan kepada peserta didik. Pada permulaan belajar

mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai

Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin

jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

Page 7: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

2. Hadiah. Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat

lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa

yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang

berprestasi.

3. Saingan/kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara

siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki

hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian. Siswa yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan

penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun.

Dengan pujian siswa akan lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi

yang lebih baik lagi.

5. Hukuman. Cara meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan

hukuman. Hukuman akan diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan

saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar

siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.

Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa adalah hukuman yang

bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan lain sebagainya.

6. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar. Strateginya

adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu,

guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan

dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti

siswa.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. Kebiasaan belajar yang baik dapat

dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.

8. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun

kelompok. Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan

proses dan hasil belajarnya.  Dalam proses belajar terdapat beberap unsur

antara lain yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada

para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-

warni akan menarik siswa untuk  mencatat dan  mempelajari materi yang

telah disampaikan..

Page 8: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

9. Menggunakan metode yang bervariasi. Meningkatkan motivasi

belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang

variasi. Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar

dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru

untuk menyampaikan materi pada siswa.

10. Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

B. Positive Reinforcement untuk Meningkatkan Semangat Belajar

Syaiful Bahri Djamarah (2005: 120-122), menyatakan bahwa dalam

positive reinforcement atau penguatan positif terdapat enam komponen sebagai

berikut.

1. Penguatan Verbal

Penguatan verbal berupa pujian dan dorongan yang diucapkan guru untuk

respon atau tingkah laku siswa. Ucapan tersebut dapat berupa kata-kata

bagus, baik, betul, benar, tepat, dan lain-lain.

2. Penguatan Gestural

Penguatan gestural sangat erat sekali dengan pemberian penguatan verbal.

Ucapan atau komentar yang diberikan guru terhadap respon, tingkah laku,

atau pikiran siswa dapat dilakukan dengan mimik yang cerah, senyum,

anggukan, acungan jempol, atau tepuk tangan. Semua gerakan tubuh

tersebut merupakan bentuk pemberian penguatan gestural. Dalam hal ini

guru dapat mengembangkan sendiri gerakan tersebut sesuai dengan

kebiasaan yang berlaku sehingga dapat tercipta interaksi antara guru dan

siswa yang menguntungkan.

3. Penguatan Kegiatan

Penguatan dalam bentuk kegiatan ini banyak terjadi apabila guru

menggunakan suatu kegiatan atau tugas sehingga siswa dapat memilih dan

menikmatinya sebagai suatu hadiah atas pekerjaan atau penampilan

sebelumnya. Memang dalam memilih kegiatan atau tugas hendaknya dipilih

yang memiliki relevansi dengan tujuan pelajaran yang dibutuhkan dan

digunakan siswa.

Page 9: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

4. Penguatan Mendekati

Perhatian guru terhadap siswa menunjukan bahwa guru tertarik. Secara fisik

guru mendekati siswa, dapat dikatakan sebagai penguatan mendekati.

Penguatan mendekati digunakan untuk memperkuat penguatan verbal,

penguatan tanda, dan penguatan sentuhan.

5. Penguatan Sentuhan

Penguatan sentuhan erat sekali hubungannya dengan penguatan mendekati.

Penguatan sentuhan merupakan penguatan yang terjadi apabila guru secara

fisik menyentuh siswa yang bertujuan untuk memberikan penghargaan atas

penampilan, tingkah laku, atau kerja siswa.

6. Penguatan Tanda

Ketika guru menggunakan berbagai macam simbol berupa benda atau

tulisan yang ditujukan pada siswa untuk penghargaan terhadap suatu

penampilan, tingkah laku, atau kerja siswa, disebut sebagai penguatan tanda.

Positive reinforcement yang dapat diberikan oleh guru bermacam-macam

bentuknya antara lain, penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan

kegiatan, penguatan mendekati, penguatan sentuhan, dan penguatan tanda.

Penguatan verbal berkaitan dengan ucapan guru untuk merespon tingkah laku

siswa, misalnya saja memberikan pujian berupa bagus, benar, atau tepat kepada

siswa yang rajin. Penguatan gestural sangat berkaitan erat dengan gerakan

tubuh guru, misalnya saja guru memberikan tepuk tangan, acungan jempol,

senyuman atau mimik muka yang cerah. Guru juga dapat memberikan

penguatan kegiatan berupa sebuah tugas yang memiliki keterkaitan dengan

tujuan pembelajaran yang dirancang menjadi suatu hadiah untuk siswa.

Selain hal tersebut guru dapat mendekati tempat duduk siswa. Hal

tersebut dapat dikatakan sebagai penguatan mendekati. Penguatan mendekati

digunakan untuk memperkuat penguatan verbal dan penguatan sentuhan.

Penguatan sentuhan berkaitan dengan penguatan mendekati, guru dapat secara

fisik menyentuh siswa dengan tujuan memberikan penghargaan atas

penampilan siswa. Guru juga dapat memberikan penguatan berupa tulisan,

simbol sebagai penghargaan atas penampilan siswa yang dapat disebut

penguatan tanda.

Page 10: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

C. Peran Guru dan Orang Tua untuk Menumbuhkan Semangat Belajar

Guru merupakan komponen yang secara formal melakakan pendidikan

dan pengajaran kepada peserta didik, hapir sebagain besar waktu peserta didik

dihabiskan di sekolah untuk belajar bersama dengan teman-temannya melalui

bimbingan guru. Untuk dapat membimbing peserta didik dengan optimal

sehigga peserta didik tetap termotivasi untuk belajar maka seorang guru harus

memiliki keahlian yang mumpuni yaitu:

1. Teaching Skills, Guru yang prfesional dapat dilihat dari keterampilan

mengajar (teaching skills) yang mereka miliki. Keterampilan mengajar yang

dimiliki oleh guru dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain : 1) Guru

sebagai pembimbing dan fasilitator yang mampu menumbuhkan belajar

mandiri (self learning) pada diri siswa; 2) Memiliki interaksi yang tinggi

dengan seluruh siswa di kelas; 3) Memberikan contoh, pekerjaan yang

menantang (challenging work) dengan tujuan yang jelas (clear objectives);

4) Mengembangkan pembelajaran berbasis kegiatan dan tujuan; 5) Melatih

siswa untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka dan memiliki

sense of ownership dan mandiri dalam pembelajaran; 6) Mengembangkan

pembelajaran individu; 7) Melibatkan siswa dalam pembelajaran maupun

penyelesaian tugas-tugas melalui enquiry – based learning, misalnya

dengan memberikan pertanyaan yang baik dan analitis; 8) Menciptakan

lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif; 9) Memberikan

motivasi dan kebangsaan yang tinggi; dan 10) Pengelolaan waktu yang baik.

2. Knowledgeable, Pengetahuan merupakan faktor utama dalam membentuk

profesionalisme seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh melalui : (1)

academic – proses pendidikan formal, (2) practical session – pelatihan

praktis, dan (3) life skills – kecakapan hidup yang diperoleh melalui

berbagai cara dan kegiatan.

3. Professional Attitude, Sikap sangat berpengaruh terhadap profesionalisme

seseorang guru. Sikap tersebut antara lain : (1) independence mandiri dan

tidak selalu tergantung pada orang lain, dan (2) continous self-improvement

selalu siap memperbaiki diri sendiri secara terus-menerus.

Page 11: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

4. Learning Equipment/Media, Perlengkapan dan media pendidikan sangat

perlu untuk mendukung profesionalisme guru. Guru dituntut mampu

memilih, menggunakan dan bahkan menciptakan media pembelajaran.

Media sedapat mungkin disediakan secara memadai dan lengkap (sufficient

and complete) dan modern. Tanpa perlengkapan dan media yang lengkap

dan modern, sekolah tak mampu memberikan hasil yang bagus.

5. Technology, Peran teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi

(ITC) dalam pendidikan sangat penting, karena dapat membuat

pembelajaran lebih bervariasi dan hidup (teaching more colourfull), apalagi

jika diintegrasikan dengan multimedia.

6. Curriculum, Kurikulum yang responsive, mampu menjawab tantangan dan

kebutuhan masyarakat, dynamic (berkembang sejalan dengan perkembangan

jaman), dan flexible yang dapat diadaptasikan dalam berbagai situasi dan

kondisi, serta sesuai dengan kebutuhan siswa (students needs) merupakan

suatu kebutuhan. Kurikulum yang dinamis memiliki cirri (1) disusun dengan

baik (well-organized), (2) memiliki nilai tambah(added value), bukan hanya

berisi materi yang harus dipelajari siswa, dan (3) terintegrasi (integrated)

dan bukan terkotak – kotak. Dengan kurikulum yang demikian ini, guru

akan lebih mudah dan terarah dalam mengembangkan dirinya menjadi guru

yang professional tanpa harus terbebani karena kurikulum yang kaku,

kurang fleksibel, dan mengambang tidak jelas.

7. Good Example /Practices, Pendidikan akan efektif apabila dibarengi dengan

contoh atau teladan yang baik pula. Pemberian teladan yang baik oleh guru

menuntut guru untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan bertindak

secara professional. Contoh atau teladan yang baik dapat membangun

karakter (character building) seperti kepemimpinan, sikap menghormati,

membantu orang lain, menjadi pendengar yang baik, bersikap demokratis,

dan lain-lain. (Badhowi, 2008).

Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan

permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui

beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar

siswa, diantaranya adalah :

Page 12: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

1. Memilih cara dan metode mengajar yang tepat termasuk memperhatikan

penampilannya

2. Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

3. Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa

4. Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya

melalui kerja kelompok

5. Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa

mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya

6. Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa

senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan

bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah

7. Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar

misalnya dalam agama Islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan

jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.

8. Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan

mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-

mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa

saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.

9. Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan

sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian,

hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif laiinya.

Orang tua hendaknya adalah orang yang paling mengenal anaknya

dibandinkan dengan orang lain karena sebagain besar hidup seorang anak

adalah bersama dengan orang tua. Orang tua melihat tahap-tahap

perkembangan pada anaknya mulai dari lahir hingga dewasa. Mungkin tidak

ada orang tua yang menginginkan anaknya gagal dalam pendidikan karena

anak adalah harapan setiap orang tua. Untuk menumbuhkan semangat belajar

peran orang tua sangatlah penting.

Hal-hal yang dapat dilakukan orang tua untuk menumbuhkan semangat

belajar siswa adalah sebagai berukut :

1. Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan

waktu untuk mengontrol kegiatan anak.

Page 13: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

2. Mengungkap harapan-harapan yang realistis terhadap anak

3. Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan

motivasi

4. Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan

pembimbingan seperlunya

5. Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap

keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu

dengan benar.

6. Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan

motivasi belajar selanjutnya.

Ketika permasalahan rendahnya motivasi sudah menjadi permasalahan

yang serius yang tidak bisa diantispasi oleh guru sendiri atau oleh orang tua

sendiri, maka kerja sama antara guru dan orang tua harus segera dilakukan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan diataranya :

1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari faktor penyebab

yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi

masalahnya.

2. Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak.

Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi

oleh orang tua.

3. Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak, mereka sedang mengalami

permasalahan, maka orang tua dan guru harus mempunyai komitemen yang

tinggi untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan,

mencemooh anak-anak.

4. Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan

siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahannya.

D. Aspek-aspek dalam Motivasi Belajar

Motivasi belajar yang baik, memiliki aspek-aspek menurut Chernis dan

Goleman (2001), sebagai berikut :

1. Dorongan mencapai sesuatu

Suatu kondisi yang mana individu berjuang terhadap sesuatu untuk

Page 14: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

meningkatkan dan memenuhi standar atau kriteria yang ingin dicapai dalam

belajar.

2. Komitmen

Salah satu aspek yang cukup penting dalam proses belajar ini, adanya

komitmen di kelas. Siswa yang memiliki komitmen dalam belajar,

mengerjakan tugas pribadi dan kelompoknya tentunya mampu

menyeimbangkan tugas yang harus didahulukan terlebih dahulu. Siswa

yang memiliki komitmen juga merupakan siswa yang merasa bahwa Ia

memiliki tugas dan kewajiban sebagai seorang siswa, harus belajar. Tidak

hanya itu, dengan kelompoknya juga, siswa yang memiliki komitmen

memiliki kesadaran untuk mengerjakan tugas bersama-sama

3. Inisiatif

Kesiapan untuk bertindak atau melakukan sesuatu atas peluang atau

kesempatan yang ada. Inisiatif merupakan salah satu proses siswa dapat

dilihat kemampuannya, apabila siswa tersebut memiliki pemikiran dari

dalam diri untuk melakukan tugas dengan disuruh orang tua atau siswa

sudah memiliki pemahaman untuk menyelesaikan tugas pekerjaan

rumah tanpa di suruh orang tua. Siswa yang memiliki inisiatif, merupakan

siswa yang sudah memiliki pemikiran dan pemahaman sendiri dan

melakukan sesuatu berdasarkan kesempatan yang ada. Ketika siswa

menyelesaikan tugas, belajar untuk ujian, maka siswa memiliki kesempatan

untuk memperluas pengetahuan serta dapat menyelesaikan hal lain yang

lebih bermanfaat lagi.

4. Optimis

Suatu sikap yang gigih dalam mengejar tujuan tanpa perduli adanya

kegagalan dan kemunduran. Siswa yang memiliki sikap optimis, tidak akan

menyerah ketika belajar ulangan, meskipun mendapat nilai yang jelek,

tetapi siswa yang memiliki rasa optimis tentunya akan terus belajar giat

untuk mendapat nilai yang lebih baik. Optimis merupakan sikap yang

seharusnya dimiliki oleh setiap siswa, agar siswa belajar bahwa kegagalan

dalam belajar bukanlah suatu akhir belajar dan bukan berarti siswa itu

merupakan siswa yang “bodoh”.

Page 15: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

Untuk mendapatkan umpan balik secara lebih sempurna, maka guru

dapat melakukan beberapa teknik antara lain:

1. Menggunakan alat bantu yang tepat

Alat berfungsi untuk melengkapi kekurangan guru yang memiliki

keterbatasan kemampuan dalam menjelaskan bahan ajar yang disebabkan

karakteristik materi, kebiasaan guru dan cara belajar anak didik.

2. Memilih bentuk motivasi yang baik

Mempertahankan minat dan motivasi anak didik terhadap bahan pelajaran

yang diberikan bisa dalam berbagai bentuk seperti; 1) Memberikan angka,

Angka merupakan simbol prestasi yang diperoleh siswa. Beri penjelasan

pada anak bahwa prestasi belajar dapat terpresentasikan dalam simbol

angka; 2) Hadiah, Hadiah merupakan pengakuan atas prestasi anak didik

yang dapat diberikan dalam bentuk fisik (cinderamata, piagam) atau non

fisik seperti isyarat positif, pujian, dan lain-lain; 3) Gerakan tubuh, Gerakan

tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk,

acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, dan lain-lain; 4) Memberi

tugas, Tugas yang diberikan bukan tugas tambahan, tetapi tugas pengakuan

atas prestasi agar anak didik merasa percaya diri dan merasa diakui; 5)

Memberi ulangan, Ulangan merupakan alat untuk menunjukkan prestasi

belajar anak didik dan sebaiknya hasil ulangan diumumkan pada teman-

temannya; dan 6) Hukuman, Hukuman bukan alat untuk menakut-nakuti

anak, tetapi untuk merubah cara berpikir anak. Bahwa setiap pekerjaan (baik

atau buruk) memiliki konsekuensi.

3. Penggunaan metode yang bervariasi

Merupakan senjata yang ampuh untuk mendapatkan umpan balik

pembelajaran. Karena itu, guru mesti cerdas memilh, menentukan dan

menggunakan metode dalam pembelajaran

Page 16: Meningkatkan Semangat Dalam Belajar

DAFTAR BACAAN

A.M Sardiman (1986). Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:

Rajawali Pers

Baedhowi, 2008. KHAZANAH PENDIDIKAN: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol.

I, No. 1 http://www.jurnal.ump.ac.id/.berkas /jurnal.pdf akses April 2013.

Budiningsih,C.Asri. 2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta

Chernis, C., & Goleman, D. (2001). The emotionally intelligent workplace. San

Fransisco: JOSSEY BASS a Willey Company

Fathurrohman, Pupuh. & Sobry Sutikno (2007)  Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Refika Aditama

Majid,Abdul 2008. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Syaiful Bahri Djamarah. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Usman, Uzer 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wlodsowski R.J & Jaynes J.H. 2004.Hasrat Untuk Belajar. Jogjakarta: Pustaka

Pelajar

Wm C. Brown Santrock, J. W. (1981). Adolesence. 4th edition. New York:

Publisher