Meningitis Tb Yudha

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Meningitis Tb Yudha

    1/11

    MENINGITIS TUBERKULOSIS

    DEFINISI

    Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak (meningen) yang

    disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberkulosis.Penyakit ini merupakan salah satu bentuk

    komplikasi yang sering muncul pada penyakit tuberkulosis paru. Infeksi primer muncul di paru-

    paru dan dapat menyebar secara limfogen dan hematogen ke berbagai daerah tubuh di luar paru,

    seperti perikardium, usus, kulit, tulang, sendi, dan selaput otak.

    EPIDEMIOLOGI

    Di Indonesia, meningitis tuberkulosis masih banyak ditemukan karena morbiditas

    tuberkulosis pada anak masih tinggi. Penyakit ini dapat saja menyerang semua usia, termasuk

    bayi dan anak kecil dengan kekebalan alamiah yang masih rendah. ngka kejadian tertinggi

    dijumpai pada anak umur ! bulan sampai dengan " atau ! tahun, jarang ditemukan pada umur

    diba#ah ! bulan. Meningitis tuberkulosis menyerang $,%& anak yang menderita tuberkulosis

    yang tidak diobati. ngka kematian pada meningitis tuberkulosis berkisar antara '$-$&.

    ebagian besar memberikan gejala sisa, hanya '*& pasien yang akan kembali normal secara

    neurologis dan intelektual.

    PATOFISIOLOGI

    Meningitis tuberkulosis pada umumnya muncul sebagai penyebaran tuberkulosis primer.

    +iasanya fokus infeksi primer ada di paru-paru, namun dapat juga ditemukan di abdomen

    (,*&), kelenjar limfe leher (,'&) dan tidak ditemukan adanya fokus primer (',&).

    Meningitis + terjadi akibat penyebaran infeksi secara hematogen ke meningen. Dalam

    perjalanannya meningitis + melalui tahap. Mula-mula terbentuk lesi di otak atau meningen

    akibat penyebaran basil secara hematogen selama infeksi primer. Penyebaran secara hematogen

    dapat juga terjadi pada + kronik, tetapi keadaan ini jarang ditemukan. elanjutnya meningitis

    terjadi akibat terlepasnya basil dan antigen + dari fokus kaseosa (lesi permulaan di otak) akibat

  • 7/25/2019 Meningitis Tb Yudha

    2/11

    trauma atau proses imunologik, langsung masuk ke ruang subarakhnoid. Meningitis + biasanya

    terjadi %! bulan setelah infeksi primer.

    /ebanyakan bakteri masuk ke cairan serebro spinal dalam bentuk kolonisasi dari

    nasofaring atau secara hematogen menyebar ke pleksus koroid, parenkim otak, atau selaput

    meningen. 0ena-1ena yang mengalami penyumbatan dapat menyebabkan aliran retrograde

    transmisi dari infeksi. /erusakan lapisan dura dapat disebabkan oleh fraktur , paska bedah saraf,

    injeksi steroid secara epidural, tindakan anestesi, adanya benda asing seperti implan koklear, 0P

    shunt, dll. ering juga kolonisasi organisme pada kulit dapat menyebabkan meningitis. 2alaupun

    meningitis dikatakan sebagai peradangan selaput meningen, kerusakan meningen dapat berasal

    dari infeksi yang dapat berakibat edema otak, penyumbatan 1ena dan memblok aliran cairan

    serebrospinal yang dapat berakhir dengan hidrosefalus, peningkatan intrakranial, dan herniasi

    kema patofisiologi meningitis tuberkulosa+ masuk tubuh

    3

    ersering melalui inhalasi

    4arang pada kulit, saluran cerna3

    Multiplikasi

    3

    Infeksi paru 5 focus infeksi lain3

    Penyebaran hematogen3

    Meningens

    3Membentuk tuberkel

    3

    + tidak aktif 5 dormain

    +ila daya tahan tubuh menurun

    36upture tuberkel meningen3

    Pelepasan + ke ruang subarachnoid

    3M78I89II

  • 7/25/2019 Meningitis Tb Yudha

    3/11

    ecara patologis, ada tiga keadaaan yang terjadi pada meningitis tuberkulosis:

    '. raknoiditis proliferatif

    Proses ini terutama terjadi di basal otak, berupa pembentukan massa fibrotik yang melibatkansaraf kranialis dan kemudian menembus pembuluh darah. 6eaksi radang akut di leptomening

    ini ditandai dengan adanya eksudat gelatin, ber#arna kuning kehijauan di basis otak. ecara

    mikroskopik, eksudat terdiri dari limfosit dan sel plasma dengan nekrosis perkijuan. Pada

    stadium lebih lanjut, eksudat akan mengalami organisasi dan mungkin mengeras serta

    mengalami kalsifikasi. dapun saraf kranialis yang terkena akan mengalami paralisis. araf

    yang paling sering terkena adalah saraf kranial 0I, kemudian III dan I0, sehingga akan

    timbul gejala diplopia dan strabismus. +ila mengenai saraf kranial II, maka kiasma optikum

    menjadi iskemik dan timbul gejala penglihatan kabur bahkan bisa buta bila terjadi atrofi papil

    saraf kranial II. +ila mengenai saraf kranial 0III akan menyebabkan gangguan pendengaran

    yang sifatnya permanen (Darto aharso, ';;;., 8astiti 8. 6ahajoe, dkk., $$uadriparesis. Pada pemeriksaan histologis arteri yang terkena, ditemukan adanya

    perdarahan, proliferasi, dan degenerasi. Pada tunika ad1entisia ditemukan adanya infiltrasi

    sel dengan atau tanpa pembentukan tuberkel dan nekrosis perkijuan. Pada tunika media tidak

    tampak kelainan, hanya infiltrasi sel yang ringan dan kadang perubahan fibrinoid. /elainan

    pada tunika intima berupa infiltrasi subendotel, proliferasi tunika intima, degenerasi, dan

    perkijuan. ?ang sering terkena adalah arteri cerebri media dan anterior serta cabang-

    cabangnya, dan arteri karotis interna. 0ena selaput otak dapat mengalami flebitis dengan

    derajat yang ber1ariasi dan menyebabkan trombosis serta oklusi sebagian atau total.

    Mekanisme terjadinya flebitis tidak jelas, diduga hipersensiti1itas tipe lambat menyebabkan

    infiltrasi sel mononuklear dan perubahan fibrin

  • 7/25/2019 Meningitis Tb Yudha

    4/11

    %. =idrosefalus komunikans akibat perluasan inflamasi ke sisterna basalis yang akan

    mengganggu sirkulasi dan resorpsi cairan serebrospinalis.

    dapun perlengketan yang terjadi dalam kanalis sentralis medulla spinalis akan

    menyebabkanspinal blockdan paraplegia (/liegman, et al.$$").

    9ambaran patologi yang terjadi pada meningitis tuberkulosis ada " tipe, yaitu:

    '.Disseminated milliary tubercles, seperti pada tuberkulosis milier@

    . Focal caseous plaques, contohnya tuberkuloma yang sering menyebabkan meningitis yang

    difus@

    %.Acute inflammatory caseous meningitis

    erlokalisasi, disertai perkejuan dari tuberkel, biasanya di korteks

    Difus, dengan eksudat gelatinosa di ruang subarakhnoid

    ". Meningitis proliferatif

    erlokalisasi, pada selaput otak

    Difus dengan gambaran tidak jelas

    9ambaran patologi ini tidak terpisah-pisah dan mungkin terjadi bersamaan pada setiap pasien.

    9ambaran patologi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur, berat dan lamanya

    sakit, respon imun pasien, lama dan respon pengobatan yang diberikan, 1irulensi dan jumlah

    kuman juga merupakan faktor yang mempengaruhi.

    MANIFESTASI KLINIS

    Menurut Aincoln, manifestasi klinis dari meningitis tuberculosa dikelompokkan dalam tiga

    stadium:

    '. tadium I (stadium inisial 5 stadium non spesifik 5 fase prodromal)

  • 7/25/2019 Meningitis Tb Yudha

    5/11

    Prodromal, berlangsung ' - % minggu

    +iasanya gejalanya tidak khas, timbul perlahan- lahan, tanpa kelainan neurologis

    9ejala: B demam (tidak terlalu tinggi) B rasa lemah

    B nafsu makan menurun (anoreCia) B nyeri perut

    B sakit kepala B tidur terganggu

    B mual, muntah B konstipasi

    B apatis B irritable

    Pada bayi, irritable dan ubun- ubun menonjol merupakan manifestasi yang sering

    ditemukan@ sedangkan pada anak yang lebih tua memperlihatkan perubahan suasana hati

    yang mendadak, prestasi sekolah menurun, letargi, apatis, mungkin saja tanpa disertai

    demam dan timbul kejang intermiten. /ejang bersifat umum dan didapatkan sekitar '$-

    '&.

    4ika sebuah tuberkel pecah ke dalam ruang sub arachnoid maka stadium I akan

    berlangsung singkat sehingga sering terabaikan dan akan langsung masuk ke stadium III.

    . tadium II (stadium transisional 5 fase meningitik)

    Pada fase ini terjadi rangsangan pada selaput otak 5 meningen.

    Ditandai oleh adanya kelainan neurologik, akibat eksudat yang terbentuk diatas lengkung

    serebri.

    Pemeriksaan kaku kuduk (), refleks /ernig dan +rudEinski () kecuali pada bayi.

    Dengan berjalannya #aktu, terbentuk infiltrat (massa jelly ber#arna abu) di dasar otak F

    menyebabkan gangguan otak 5 batang otak.

  • 7/25/2019 Meningitis Tb Yudha

    6/11

    Pada fase ini, eksudat yang mengalami organisasi akan mengakibatkan kelumpuhan saraf

    kranial dan hidrosefalus, gangguan kesadaran, papiledema ringan serta adanya tuberkel di

    koroid. 0askulitis menyebabkan gangguan fokal, saraf kranial dan kadang medulla

    spinalis. =emiparesis yang timbul disebabkan karena infark5 iskemia, >uadriparesis dapat

    terjadi akibat infark bilateral atau edema otak yang berat.

    Pada anak berusia di ba#ah % tahun, iritabel dan muntah adalah gejala utamanya,

    sedangkan sakit kepala jarang dikeluhkan. edangkan pada anak yang lebih besar, sakit

    kepala adalah keluhan utamanya, dan kesadarannya makin menurun.

    9ejala:

    B kibat rangsang meningen Fsakit kepala berat dan muntah (keluhan

    utama)

    B kibat peradangan 5 penyempitan arteri di otak:

    - disorientasi

    - bingung

    - kejang

    - tremor

    - hemibalismus 5 hemikorea

    - hemiparesis 5 >uadriparesis

    - penurunan kesadaran

    B 9angguan otak 5 batang otak 5 gangguan saraf kranial:

    araf kranial yang sering terkena adalah saraf otak III, I0, 0I, dan 0II

  • 7/25/2019 Meningitis Tb Yudha

    7/11

  • 7/25/2019 Meningitis Tb Yudha

    8/11

    iga stadium tersebut di atas biasanya tidak jelas batasnya antara satu dengan yang lain,

    tetapi bila tidak diobati biasanya berlangsung % minggu sebelum pasien meninggal. Dikatakan

    akut bila % stadium tersebit berlangsung selama ' minggu. =idrosefalus dapat terjadi pada kira-

    kira 5% pasien, terutama yang penyakitnya telah berlangsung lebih dari % minggu. =al ini terjadi

    apabila pengobatan terlambat atau tidak adekuat.

    KRITERIA DIAGNOSIS

    Dari anamnesis: adanya ri#ayat kejang atau penurunan kesadaran (tergantung stadium

    penyakit), adanya ri#ayat kontak dengan pasien tuberkulosis (baik yang menunjukkan gejala,

    maupun yang asimptomatik), adanya gambaran klinis yang ditemukan pada penderita (sesuai

    dengan stadium meningitis tuberkulosis). Pada neonatus, gejalanya mungkin minimalis dan

    dapat menyerupai sepsis, berupa bayi malas minum, letargi, distress pernafasan, ikterus,

    muntah, diare, hipotermia, kejang (pada "$& kasus), dan ubun-ubun besar menonjol (pada

    %%,%& kasus)

    Dari pemeriksaan fisik: tergantung stadium penyakit. anda rangsang meningen seperti kaku

    kuduk biasanya tidak ditemukan pada anak berusia kurang dari tahun (=erry 9arna dan

    8atapra#ira., $$).

    Hji tuberkulin positif. Pada "$& kasus, uji tuberkulin dapat negatif.

    Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan screening tuberkulosis yang paling

    bermanfaat. Penelitian menunjukkan bah#a efekti1itas uji tuberkulin pada anak dapat

    mencapai ;$&. da beberapa cara melakukan uji tuberkulin, tetapi hingga saat ini cara

    mantoux lebih sering dilakukan. Pada uji mantoux, dilakukan penyuntikan PPD (Purified

    Protein Derivative) dari kuman Mycobacterium tuberculosis. Aokasi penyuntikan uji

    mantoux umumnya pada bagian atas lengan ba#ah kiri bagian depan, disuntikkan

    intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan "*

  • 7/25/2019 Meningitis Tb Yudha

    9/11

    '. Pembengkakan

    (Indurasi)

    : $" mm J uji mantouC negatif.

    rti klinis : tidak ada infeksi

    Mycobacterium tuberculosa.

    . Pembengkakan

    (Indurasi)

    : %; mm J uji mantouC meragukan.

    =al ini bisa karena kesalahan teknik,

    reaksi silang dengan Mycobacterium

    atypicatau setelah 1aksinasi +K9.

    %. Pembengkakan

    (Indurasi)

    : L '$ mm J uji mantouC positif.

    rti klinis : sedang atau pernah terinfeksi

    Mycobacterium

    tuberculosa

    +ila dalam penyuntikan 1aksin +K9 (acillus !almette"#u$rin)terjadi reaksi cepat (dalam %-uor cerebrospinalis dikenal sebagai

    hipoglikoraEia. dapun kadar glukosa normal pada liquor cerebrospinalis

    adalah G!$& dari kadar glukosa darah.

    - /adar klorida normal pada stadium a#al, kemudian menurun

    - Pada pe#arnaan 9ram dan kultur liquor cerebrospinalisdapat ditemukan kuman

    (Darto uharso. ';;;., =erry 9arna dan 8atapra#ira., $$., 8astiti 8.

    6ahajoe, dkk., $$

  • 7/25/2019 Meningitis Tb Yudha

    11/11

    erapi diberikan sesuai dengan konsep baku tuberkulosis yakni:

    ase intensif selama bulan dengan " sampai obat anti tuberkulosis, yakni isoniaEid,

    rifampisin, piraEinamid, streptomisin, dan etambutol.

    erapi dilanjutkan dengan obat anti tuberkulosis, yakni isoniaEid dan rifampisin hingga '

    bulan.

    KOMPLIKASI

    /omplikasi yang paling menonjol dari meningitis tuberkulosis adalah gejala sisa

    neurologis (sekuele). ekuele terbanyak adalah paresis spastik, kejang, paraplegia, dan gangguan

    sensori ekstremitas. ekuele minor dapat berupa kelainan saraf otak, nistagmus, ataksia,gangguan ringan pada koordinasi, dan spastisitas. /omplikasi pada mata dapat berupa atrofi

    optik dan kebutaan. 9angguan pendengaran dan keseimbangan disebabkan oleh obat

    streptomisin atau oleh penyakitnya sendiri. 9angguan intelektual terjadi pada kira-kira 5% pasien

    yang hidup. +eberapa pasien yang sembuh mempunyai kelainan kelenjar pituitari dan

    hipotalamus, dan akan terjadi prekoks seksual, hiperprolaktinemia, dan defisiensi D=, hormon

    pertumbuhan, kortikotropin dan gonadotropin.

    PROGNOSIS

    Prognosis pasien berbanding lurus dengan tahapan klinis saat pasien didiagnosis dan

    diterapi. emakin lanjut tahapan klinisnya, semakin buruk prognosisnya. pabila tidak diobati

    sama sekali, pasien meningitis tuberkulosis dapat meninggal dunia. Prognosis juga tergantung

    pada umur pasien. Pasien yang berumur kurang dari % tahun mempunyai prognosis yang lebih

    buruk daripada pasien yang lebih tua usianya