Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
VOLUME XIV | 28
MAJALAH GOLDEN
Okt-Des 2017
MENGUMPULKAN ANGKA KREDIT MELALUI KEGIATAN
PENGEMBANGAN DIRI
Oleh: Santy Mukti Mardhika,
Widyaiswara LPMP Papua Barat
erbicara masalah pengembangan
diri, seringkali guru menganggap
itu adalah kegiatan yang biasa-
biasa saja. Seringnya mengikuti pelatihan
maupun kegiatan kelompok guru, tidak
dibarengi dengan dilengkapinya bukti-
bukti yang disyaratkan sehingga kegiatan
tersebut dapat diakui angka kreditnya.
Kebiasaan ini sudah seyogyanya dirubah.
Melalui kegiatan pengembangan diri,
guru dapat menambah wawasan,
meningkatkan pengetahuan agar bisa
diaplikasikan dalam proses pembelajaran
di sekolah yang berdampak pada
meningkatnya hasil belajar peserta didik,
sekaligus sebagai kesempatan dalam
mengumpulkan angka kredit untuk
kepentingan kenaikan pangkat.
Banyak guru yang mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti pelatihan,
baik yang diselenggarakan oleh
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP), perguruan tinggi, dinas
pendidikan di tingkat provinsi, dinas
B
VOLUME XIV | 29
MAJALAH GOLDEN
Okt-Des 2017
pendidikan kabupaten/kota, maupun
lembaga pelatihan lain yang relevan.
Sertifikat-sertifikat yang diperoleh dari
akhir setiap pelatihan, biasanya hanya
disimpan begitu saja, terutama bagi
Bapak/Ibu guru yang berada di golongan
ruang IV/a. Banyak pula guru yang aktif
kegiatan internal guru serumpun yang
dilaksanakan di Kelompok Kerja Guru
(KKG) bagi guru SD atau Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) bagi guru
SMP dan SMA/SMK, namun tidak
mengumpulkan bukti-bukti fisik yang
dapat diusulkan untuk memperoleh
angka kredit. Ini tentu merugikan guru
sendiri.
Berlakunya Permennegpan & RB
Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan
fungsional guru dan angka kreditnya
sejak tahun 2013, menjelaskan bahwa
pengembangan keprofesian
berkelanjutan guru dapat dilakukan
melalui kegiatan pengembangan diri,
publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif.
Peraturan ini mewajibkan semua guru
yang memiliki pangkat mulai III/a, ketika
akan mengusulkan kenaikan pangkat III/b
dan seterusnya harus mengumpulkan
angka kredit dari kegiatan
pengembangan diri. Pengembangan diri
dapat dilakukan melalui diklat fungsional
dan kegiatan kolektif guru yang
meningkatkan kompetensi dan/atau
keprofesian guru.
Berdasarkan Permennegpan & RB
Nomor 16 tahun 2009, pasal 17: 1) Guru
Pertama, pangkat Penata Muda,
golongan ruang III/a yang akan naik
pangkat menjadi Guru Pertama, pangkat
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang
III/b, mensyaratkan paling sedikit 3 (tiga)
angka kredit dari sub unsur
pengembangan diri; 2) Guru Pertama,
pangkat Penata Muda Tingkat I,
golongan ruang III/b yang akan naik
pangkat menjadi Guru Muda, pangkat
Penata, golongan ruang III/c,
mensyaratkan paling sedikit 3 (tiga)
angka kredit dari sub unsur
pengembangan diri; 3) Guru Muda,
pangkat Penata, golongan ruang III/c
yang akan naik pangkat menjadi Guru
Muda, pangkat Penata Tingkat I,
golongan ruang III/d, mensyaratkan
paling sedikit 3 (tiga) angka kredit dari
sub unsur pengembangan diri; 4) Guru
Muda, pangkat Penata Tingkat I,
golongan ruang III/d yang akan naik
pangkat menjadi Guru Madya, pangkat
Pembina, golongan ruang IV/a,
mensyaratkan paling sedikit 4 (empat)
angka kredit dari sub unsur
pengembangan diri; 5) Guru Madya,
pangkat Pembina, golongan ruang IV/a
yang akan naik pangkat menjadi Guru
Madya, pangkat Pembina Tingkat I,
golongan ruang IV/b, mensyaratkan
paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari
sub unsur pengembangan diri; 6) Guru
Madya, pangkat Pembina Tingkat I,
golongan ruang IV/b yang akan naik
pangkat menjadi Guru Madya, pangkat
Pembina Utama Muda, golongan ruang
IV/c, mensyaratkan paling sedikit 4
(empat) angka kredit dari sub unsur
pengembangan diri; 7) Guru Madya,
pangkat Pembina Utama Muda,
golongan ruang IV/c yang akan naik
VOLUME XIV | 30
MAJALAH GOLDEN
Okt-Des 2017
pangkat menjadi Guru Utama, pangkat
Pembina Utama Madya, golongan ruang
IV/d, mensyaratkan paling sedikit 5 (lima)
angka kredit dari sub unsur
pengembangan diri; dan 8) Guru Utama,
pangkat Pembina Utama Madya,
golongan ruang IV/d yang akan naik
pangkat menjadi Guru Utama, pangkat
Pembina Utama, golongan ruang IV/e,
mensyaratkan paling sedikit 5 (lima)
angka kredit dari sub unsur
pengembangan diri.
Perolehan angka kredit dari diklat
fungsional, diatur berdasarkan lamanya
jam pelaksanaan diklat. Diklat pola 30 s.d
80 jam bernilai 1 (satu) angka kredit;
diklat pola 81 s.d 180 jam bernilai 2 (dua)
angka kredit; diklat pola 181 s.d 480 jam
bernilai 3 (tiga) angka kredit; diklat pola
481 s.d 640 jam bernilai 6 (enam) angka
kredit; diklat pola 641 s.d 960 jam bernilai
9 (sembilan) angka kredit; dan diklat pola
lebih dari 960 jam bernilai 15 (limabelas)
angka kredit. Untuk dapat diakui angka
kreditnya, bukti fisik yang harus
disertakan oleh guru meliputi surat tugas,
laporan deskripsi hasil pelatihan, dan
fotokopi sertifikat diklat.
Perolehan angka kredit dari
kegiatan kolektif guru yang
meningkatkan kompetensi dan/atau
keprofesian guru, dibagi dalam 3 jenis
kegiatan. Pertama, lokakarya atau
kegiatan bersama (seperti kelompok
kerja guru) untuk penyusunan perangkat
kurikulum dan/atau pembelajaran,
bernilai 0,15 angka kredit per kegiatan.
Kedua, keikutsertaan pada kegiatan
ilmiah (seminar, koloqium, dan diskusi
panel), sebagai pembahas pada kegiatan
ilmiah bernilai 0,2 angka kredit per
kegiatan, dan sebagai peserta pada
kegiatan ilmiah bernilai 0,1 angka kredit.
Ketiga, kegiatan kolektif lainnya yang
sesuai dengan tugas dan kewajiban guru,
bernilai 0,1 angka kredit per kegiatan.
Untuk dapat diakui angka kreditnya, bukti
fisik yang harus disertakan oleh guru
meliputi surat tugas, fotokopi
sertifikat/surat keterangan, dan laporan
per kegiatan.
Agar tiap kegiatan diklat
fungsional yang diikuti guru diakui angka
kreditnya, perlu dilakukan hal-hal sebagai
berikut: 1) Lengkapi dengan Surat Tugas,
bukti bahwa kegiatan guru dilakukan
karena penugasan oleh kepala sekolah
dan/atau dinas pendidikan; 2) Urutkan
setiap sertifikat diklat fungsional
berdasarkan tanggal pelaksanaan
(sertifikat diakui, jika jelas mencantumkan
lamanya pola pelatihan dan dibuktikan
dengan struktur program diklat di balik
lembaran sertifikat). Untuk pengusulan
angka kredit, fotokopi sertifikat dilegalisir
oleh kepala sekolah atau dinas
pendidikan; 3) Buatlah laporan deskripsi
hasil pelatihan, bisa disusun dalam
bentuk laporan pengembangan diri
untuk seluruh kegiatan diklat yang
diusulkan untuk memperoleh angka
kredit. Laporan ini merinci jenis diklat
yang diikuti, lamanya pola pelatihan,
penyelenggara diklat, sebaran mata
diklat yang diikuti, dan gambaran umum
proses pembelajaran dalam diklat.
Agar tiap kegiatan kolektif guru
yang meningkatkan kompetensi
VOLUME XIV | 31
MAJALAH GOLDEN
Okt-Des 2017
dan/atau keprofesian guru diakui angka
kreditnya, perlu dilakukan hal-hal sebagai
berikut: 1) Lengkapi dengan Surat Tugas,
bukti bahwa kegiatan guru dilakukan
karena penugasan oleh kepala sekolah
dan/atau dinas pendidikan; 2) Untuk
pengusulan angka kredit, fotokopi
sertifikat/surat keterangan dilegalisir oleh
kepala sekolah atau dinas pendidikan; 3)
Buatlah laporan per kegiatan.
Untuk kelancaran penilaian dan
penetapan angka kredit, guru wajib
mencatat dan menginventarisasikan
seluruh kegiatan yang dilakukan. Banyak
pengalaman dan kasus yang perlu
diwaspadai agar tidak merugikan guru
sendiri dalam rangka pengusulan angka
kredit, karena banyak ditemukan oleh tim
penilai angka kredit guru tentang bukti-
bukti fisik kegiatan pengembangan diri
yang tidak lengkap saat mengusulkan
angka kredit. Oleh karena itu, guru perlu
melampirkan bukti-bukti yang
selengkap-lengkapnya sesuai dengan
yang disyaratkan.
Marilah memperbaiki kebiasaan,
marilah mencatat apa yang akan kita
kerjakan dan apa yang telah kita
kerjakan, marilah menginventarisasi
seluruh kegiatan yang dilakukan, aktifkan
kegiatan di kelompok kerja maupun
musyawarah guru mata pelajaran,
sebagai wadah untuk berdiskusi dengan
teman sejawat, untuk pengembangan
profesionalisme guru, dan demi
pendidikan anak bangsa yang lebih baik.
Bapak dan Ibu guru yang saya
banggakan......, selamat mencoba...!!!