Mengukur Kinerja Audit Internal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mengukur kinerja IA

Citation preview

  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    1/14

    Mengukur Kinerja Audit Internal

    Byauditorinternal

    31/01/2010Posted in:Artikel,Manajemen Audit Internal,Practice Advisories,Tools & Teknik

    Dibaca 18,784 kali

    Siapa mengawasi pengawas?

    Ini sebuah pertanyaan berputar dilematis yang barangkali tidak mudah berakhir. Sebagai

    lembaga pengawas di suatu organisasi, audit internal tidak luput dari pertanyaan tersebut. Siapayang mengaudit aktivitas audit internal Anda?

    Self-assessment review?

    Atau, ada pihak independen yang disewa untuk mengevaluasi kinerja aktivitas audit internal

    Anda?

    Atau, malah aktivitas audit internal Anda tak tersentuh, terhindar dari pertanyaan di atas?

    Sesuai rumpun standar 1300, Aktivitas Audit Internal harus menerapkan program pemastian

    kualitas dan peningkatan (QAIP - Quality Assurance and Improvement Program). Secara umum

    program tersebut dilakukan untuk memastikan beberapa hal pokok, yaitu:

    1. Kesesuaian aktivitas audit internal dengan kode etik, definisi, dan standar audit internalyang berlaku umum

    2. Efisiensi dan efektivitas aktivitas audit internal3.

    Mengidentifikasi peluang-peluang untuk perbaikan dan peningkatan

    Di dalam standar QAIP tersebut juga diatur bagaimana dan siapa yang melakukan penilaian

    terhadap Aktivitas Audit Internal. Program tersebut dilakukan melalui review internal dan review

    eksternal. Review internal dilakukan secara terus menerus sebagai bagian yang terintegrasidengan proses manajemen Aktivitas Audit Internal. Selain itu review internal juga dilakukan

    secara berkala, baik oleh personil di dalam Aktivitas Audit Internal sendiri atau personil lainnya

    di dalam organisasi yang menguasai kerangka profesional praktik audit internal. Sedangkanreview eksternal dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun oleh pihak-pihak

    independen di luar organisasi dengan kompetensi dan prosedur yang diatur oleh kerangka

    profesional praktik audit internal.

    Pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana mengukur hal-hal tersebut. Mengukur kesesuaian

    dengan dengan kode etik, definisi, dan standar audit internal relatif lebih mudah dilakukan

    dengan membandingkan aktivitas audit internal terhadap kode etik, definisi, dan standar auditinternal yang telah diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors. Sedangkan untuk

    mengukur efisiensi dan efektivitas operasional terlebih dahulu diperlukan penentuan kerangka

    pengukuran kinerja audit internal.

    http://auditorinternal.com/2010/01/31/mengukur-kinerja-audit-internal/http://auditorinternal.com/2010/01/31/mengukur-kinerja-audit-internal/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/manajemen-audit-internal/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/manajemen-audit-internal/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/manajemen-audit-internal/http://auditorinternal.com/category/ippf/practice-advisories/http://auditorinternal.com/category/ippf/practice-advisories/http://auditorinternal.com/category/ippf/practice-advisories/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/tools-teknik/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/tools-teknik/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/tools-teknik/http://auditorinternal.wordpress.com/2010/01/20/standar-atribut/http://auditorinternal.wordpress.com/2010/01/20/standar-atribut/http://auditorinternal.wordpress.com/2010/01/20/standar-atribut/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/tools-teknik/http://auditorinternal.com/category/ippf/practice-advisories/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/manajemen-audit-internal/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/2010/01/31/mengukur-kinerja-audit-internal/
  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    2/14

    Untuk menetapkan ukuran kinerja yang efektif, Kepala Eksekutif Audit harus terlebih dahulu

    mengidentifikasi aspek-aspek dalam kinerja audit internal yang kritikal. Salah satu cara yang

    sering digunakan di antaranya adalah kerangka yang diadaptasi dari pemikiran Kaplan danNorton, Balanced Scorecard, yang menyarankan aspek pengukuran kinerja audit internal ke

    dalam perspektif:

    1. Inovasi dan pembelajaran, untuk menjawab pertanyaan apakah audit internal mampuberkelanjutan dan menciptakan value.

    2. Proses Audit Internal, untuk menjawab pertanyaan pada bidang apa audit internalmemiliki keahlian.

    3. Manajemen/Auditee, adaptasi perspektif pelanggan, yaitu untuk menjawab pertanyaanbagaimana customermemandang audit internal.

    4. Board/Komite Audit, adaptasi dari perspektif keuangan, untuk menjawab pertanyaanbagaimana audit internal memandangstakeholders.

    Ke empat perspektif tersebut saling berhubungan dalam hubungan sebab akibat dari bawah ke

    atas. Inovasi dan pembelajaran merupakan proses terus menerus di dalam aktivitas audit internalyang memungkinkan aktivitas audit internal bisa menjalankan proses audit internal dengan

    semakin baik dari hari ke hari. Dengan proses audit internal yang semakin baik, diharapkankepuasan manajemen/auditee juga akan semakin meningkat. Dan pada akhirnya manajemen

    puncak sebagai pengemban utama misi organisasi juga akan merasakan kepuasan yang semakin

    meningkat atas layanan aktivitas audit internal.

    Dengan menggunakan kerangka seperti ini, bila alur tersebut dibalik secara top-down, juga akan

    tampak garis merah bagaimana visi dan misi organisasi harus diterjemahkan ke dalam strategi

    operasional oleh manajemen. Selanjutnya strategi organisasi tersebut harus didukung olehstrategi aktivitas audit internal. Untuk mendukung strategi aktivitas audit internal dalam

    mendukung pencapaian misi organisasi tersebut, maka proses internal di dalam aktivitas auditinternal harus senantiasa ditingkatkan dengan memberdayakan sumber daya denganpembelajaran terus menerus dan selalu mencari inovasi baru. Dengan demikian akan tampak

    alignment antara misi perusahaan hingga ke sumber daya aktivitas audit internal.

    Selanjutnya keempat perspektif tersebut diturunkan lagi dalam indikator-indikator kinerja kunci

    (KPI -Key Performance Indicators) yang contoh-contohnya dapat dilihat sebagaimana gambar

    berikut ini:

    http://auditorinternal.wordpress.com/2010/01/19/balanced-scorecard-%E2%80%93-dari-performance-measurement-hingga-strategy-focused-organization/http://auditorinternal.wordpress.com/2010/01/19/balanced-scorecard-%E2%80%93-dari-performance-measurement-hingga-strategy-focused-organization/http://auditorinternal.wordpress.com/2010/01/19/balanced-scorecard-%E2%80%93-dari-performance-measurement-hingga-strategy-focused-organization/
  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    3/14

    Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, tidak semua indikator bisa dengan mudah dibuat dalam

    pengukuran kuantitatif. Jumlah jam training, persentase realisasi penugasan, jumlah temuanberulang, persentase rekomendasi yang diiplementasikan, dan semacamnya merupakan indikator

    yang mudah diukur. Namun indikator yang menunjukkan tingkat persepsi yang bersifat kualitatif

    seperti kepuasan manajemen/auditee dan Komite Audit, memerlukan teknik lebih lanjut agardapat diukur dan diperbandingkan dari waktu-waktu. Teknik yang sering digunakan misalnyadengan skala ordinal dan atau statistik nonparametrik.

    Tentu saja, tidak ada satu alat ukur yang akan berlaku sama untuk setiap organisasi. Aktivitas

    audit internal di satu organisasi dapat berbeda dengan organisasi yang lain dalam struktur,

    proses, ukuran, jumlah staf, tools dan teknik yang digunakan, budaya organisasi, dan lain-lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat menyebabkan satu indikator bisa berlaku di satu

    organisasi namun tidak bisa berlaku di organisasi yang lain. Namun, betapapun bervariasinya

    aktivitas audit internal dan teknik yang digunakan, pengukuran kinerja di mana-mana satu pada

    tujuan yaitu peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas ditunjukkan dengan kesesuaian

    operasional aktivitas audit internal terhadap kerangka praktik profesi, berjalan secara efektif danefisien, serta senantiasa mengarah ke perbaikan dan peningkatan dalam mendukung pencapaian

    misi organisasi.

    Bagaimana dengan pengukuran di organisasi Anda sendiri?

    Referensi:

    http://auditorinternal.com/wp-content/uploads/2010/01/bsc_audit.jpg
  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    4/14

    The IIA, Practice Advisory 1311-2. 2004. Kaplan, Robert S. and David P. Norton. The Balanced Scorecard Measures that Drive

    Performance. Harvard Business Review. 1992

    Kode Etik Auditor Internal

    By

    auditorinternal

    19/01/2010Posted in:IPPF,Kode Etik

    Dibaca 16,218 kali

    Prinsip

    Auditor internal diharapkan menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

    1. IntegritasIntegritas auditor internal membangun kepercayaan dan dengan demikian memberikan dasar

    untuk landasan penilaian mereka.

    2. ObjektivitasAuditor internal menunjukkan objektivitas profesional tingkat tertinggi dalam mengumpulkan,

    mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang kegiatan atau proses yang sedangdiperiksa. Auditor internal membuat penilaian yang seimbang dari semua keadaan yang relevan

    dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan mereka sendiri atau pun orang lain dalam

    membuat penilaian

    3. KerahasiaanAuditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang mereka terima dan tidak

    mengungkapkan informasi tanpa izin kecuali ada ketentuan perundang-undangan atau kewajiban

    profesional untuk melakukannya.

    4. KompetensiAuditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan

    dalam pelaksanaan layanan audit internal.

    Aturan Perilaku

    1. Integritas

    Auditor Internal:

    1.1. Harus melakukan pekerjaan mereka dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab.

    1.2. Harus mentaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh ketentuan

    perundang-undangan dan profesi.

    1.3. Sadar tidak boleh terlibat dalam aktivitas ilegal apapun, atau terlibat dalam tindakan yang

    memalukan untuk profesi audit internal atau pun organisasi.

    http://auditorinternal.com/2010/01/19/kode-etik-auditor-internal/http://auditorinternal.com/2010/01/19/kode-etik-auditor-internal/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/category/ippf/http://auditorinternal.com/category/ippf/http://auditorinternal.com/category/ippf/http://auditorinternal.com/category/ippf/kode-etik/http://auditorinternal.com/category/ippf/kode-etik/http://auditorinternal.com/category/ippf/kode-etik/http://auditorinternal.com/category/ippf/kode-etik/http://auditorinternal.com/category/ippf/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/2010/01/19/kode-etik-auditor-internal/
  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    5/14

    1.4. Harus menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis dari organisasi.

    2. Objektivitas

    Auditor Internal:

    2.1. Tidak akan berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat mengganggu,

    atau dianggap dianggap mengganggu, ketidakbiasan penilaian mereka. Partisipasi ini meliputikegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mungkin bertentangan dengan kepentingan

    organisasi.

    2.2. Tidak akan menerima apa pun yang dapat mengganggu, atau dianggap dianggap

    mengganggu, profesionalitas penilaian mereka.

    2.3. Harus mengungkapkan semua fakta material yang mereka ketahui yang, jika tidak

    diungkapkan, dapat mengganggu pelaporan kegiatan yang sedang diperiksa.

    3. Kerahasiaan

    Auditor Internal:

    3.1. Harus berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang diperoleh dalam

    tugas mereka.

    3.2. Tidak akan menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau yang dengan cara apapunakan bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan atau merugikan tujuan yang sah dan

    etis dari organisasi.

    4. Kompetensi

    Auditor Internal:4.1. Hanya akan memberikan layanan sepanjang mereka memiliki pengetahuan, keterampilan,dan pengalaman yang diperlukan.

    4.2. Harus melakukan audit internal sesuai dengan Standar Internasional Praktik Profesional

    Audit Internal.

    4.3. Akan terus-menerus meningkatkan kemampuan dan efektivitas serta kualitas layananmereka.

    Tanggung Jawab Audit Internal atas Fungsi-fungsi Lainnya (Non-audit)

    By

    auditorinternal04/04/2010Posted in:Practice Advisories,Standar Atribut

    Dibaca 12,907 kali

    Di dalam Standar1130.A2telah diatur bahwa penugasanassurancepada area-area di mana CAE

    memiliki tanggung jawab harus diawasi oleh oleh pihak di luar aktivitas audit internal. Dalamkaitan itu diatur lebih lanjut di dalam practice advisory bahwa:

    http://auditorinternal.com/2010/04/04/tanggung-jawab-audit-internal-atas-fungsi-fungsi-lainnya-non-audit/http://auditorinternal.com/2010/04/04/tanggung-jawab-audit-internal-atas-fungsi-fungsi-lainnya-non-audit/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/category/ippf/practice-advisories/http://auditorinternal.com/category/ippf/practice-advisories/http://auditorinternal.com/category/ippf/practice-advisories/http://auditorinternal.com/category/ippf/standar/standar-atribut/http://auditorinternal.com/category/ippf/standar/standar-atribut/http://auditorinternal.com/category/ippf/standar/standar-atribut/http://auditorinternal.wordpress.com/2010/01/25/standar-1130-%E2%80%93-gangguan-terhadap-independensi-atau-objektivitas/http://auditorinternal.wordpress.com/2010/01/25/standar-1130-%E2%80%93-gangguan-terhadap-independensi-atau-objektivitas/http://auditorinternal.wordpress.com/2010/01/25/standar-1130-%E2%80%93-gangguan-terhadap-independensi-atau-objektivitas/http://auditorinternal.wordpress.com/2010/01/25/standar-1130-%E2%80%93-gangguan-terhadap-independensi-atau-objektivitas/http://auditorinternal.com/category/ippf/standar/standar-atribut/http://auditorinternal.com/category/ippf/practice-advisories/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/2010/04/04/tanggung-jawab-audit-internal-atas-fungsi-fungsi-lainnya-non-audit/
  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    6/14

    1. Auditor internal tidak diperkenankan untuk menerima tanggung jawab atas fungsi-fungsi atau

    tugas-tugas non-audit yang secara periodik menjadi objek penilaian audit internal. Jika mereka

    harus menjalankan tanggung jawab atau tugas dimaksud, dengan sendirinya pada saat itu merekasedang tidak berfungsi sebagai auditor internal.

    2. Ketika aktivitas audit internal, CAE, atau auditor internal secara individu bertanggung jawabatas (temasuk ketika manajemen sedang mempertimbangkan menunjuk) tanggung jawab

    operasional yang berpotensi menjadi objek audit aktivitas audit internal, independensi dan

    objektivitas auditor internal terkait mungkin telah terganggu. CAE sekurang-kurangnya perlumempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam menilai dampak terhadap independensi dan

    objektivitas:

    Hal-hal yang diatur dalam Kode Etik dan Standar. Harapan para stakeholders, termasuk para pemegang saham, dewan direksi,manajemen,

    badan legislatif, badan publik, badan pengawas, dan kelompok kepentingan umum.

    Kewenangan dan tanggung jawab yang termuat dalam piagam audit internal.

    Pengungkapan yang diatur oleh Standar. Lingkup audit atas kegiatan atau tanggung jawab yang dilakukan oleh auditor internal. Signifikansi fungsi operasional terhadap organisasi (dalam pendapatan, biaya, reputasi,

    dan pengaruh).

    Durasi atau lama penugasan dan ruang lingkup tanggung jawab. Kecukupan segregasi tugas. Apakah ada pengalaman sebelumnya atau bukti lain bahwa objektivitas auditor internal

    mungkin dapat terganggu.

    3. Jika piagam audit internal telah mengatur pembatasan tertentu mengenai tugas/fungsi non-audit kepada auditor internal, maka hal tersebut perlu diungkapkan dan didiskusikan manajemen.

    Jika manajemen bersikeras untuk memberikan penugasan tersebut, maka perlu eskalasipengungkapan dan diskusi hal ini dengan Dewan. Namun jika piagam audit internal tidakmengatur mengenai hal tersebut, maka pedoman berikut ini dapat digunakan.

    4. Apabila aktivitas audit internal menerima tanggung jawab operasional dan operasi tersebutmerupakan bagian dari rencana audit internal, CAE harus:

    Meminimalkan gangguan objektivitas dengan menggunakan auditor kontrak, entitaspihak ketiga atau auditor eksternal.

    Memastikan bahwa individu dengan tanggung jawab operasional tidak dilibatkan dalamaudit internal operasi yang bersangkutan.

    Memastikan bahwa auditor internal yang melakukan penugasan assurance disupervisioleh, dan melaporkan hasil penugasan, kepada manajemen senior dan Dewan.

    Mengungkapkan tanggung jawab operasional auditor internal untuk fungsitersebut,tingkat pentingnya operasi tersebut untuk organisasi (dalam hal pendapatan,biaya, atau informasi terkait lainnya), serta hubungan dengan orang-orang yang

    melakukan audit.

  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    7/14

    5. Tanggung jawab operasional auditor ini perlu diungkapkan dalam laporan audit dan juga

    dalam komunikasi standar auditor internal kepada Dewan. Hasil audit internal juga perlu

    dibicarakan dengan manajemen dan/atau stakeholder yang dipandang perlu lainnya .Pengungkapan gangguan objektivitas ini tidak meniadakan persyaratan bahwa penugasan

    assurance terhadap fungsi dimana CAE bertanggung jawab harus diawasi oleh pihak di luar

    aktivitas audit internal.

    Referensi :

    Practice Advisory #1130.A2-1IPPF Jan 2009Menghitung Kompetensi sang Auditor Internal

    By

    auditorinternal23/02/2010Posted in:Artikel,IPPF,Manajemen Audit Internal

    Dibaca 7,635 kali

    Pada masa yang lalu stigma buruk pernah melekat pada aktivitas audit internal di negeri kita.Tempat buangan, lahan parkir, atau tempat hukuman adalah istilah yang sering disematkan bagi

    satuan kerja audit internal. Lepas dari sikap pihak-pihak eksternal audit internal yang tidakmemperlakukan audit internal sebagaimana mestinya, salah satu hal yang memiliki andil

    memperkuat stigma tersebut adalah buruknya kondisi internal audit internal, terlebih mengenai

    kompetensi sang auditor internal. Dalam lingkungan yang berubah, di mana dalam banyakketentuan perundang-undangan dan regulasi serta kebutuhan yang ada telah mendorong suasana

    yang semakin kondusif bagi audit internal, tidak ada alasan lagi bagi kelanggengan stigma

    tersebut apabila dari kalangan internal profesi auditor internal mau membenahi masalah

    kompetensi ini.

    Dalam standar audit internal butir 1210 mengenai proficiency dinyatakan bahwa Auditorinternal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain yang dibutuhkan untuk

    melaksanakan tanggung jawabnya. Aktivitas Audit Internal secara kolektif harus memiliki atau

    mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain yang dibutuhkan untuk

    melaksanakan tanggung jawabnya.Pertanyaannya adalah: pengetahuan, keterampilan, dankompetensi apa saja kah yang harus dimiliki oleh seorang auditor internal dan secara kolektif

    harus dimiliki oleh Aktivitas Audit Internal?

    KERANGKA

    Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, The Institute of Internal Auditor (IIA) telah, danterus mengembangkan, I nternal Auditor Competency Framework. Kerangka ini disusun oleh

    para ahli dan sukarelawan berdasarkan survey dan benchmarking praktik audit internal secara

    global, untuk menguraikan tingkat minimum pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yangdiperlukan auditor internal dan aktivitas audit internal agar dapat secara efektif melaksanakan

    tanggung jawab profesionalnya. Kerangka ini dibagi dalam empat bidang, yaitu:

    http://auditorinternal.com/2010/02/23/menghitung-kompetensi-sang-auditor-internal/http://auditorinternal.com/2010/02/23/menghitung-kompetensi-sang-auditor-internal/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/category/ippf/http://auditorinternal.com/category/ippf/http://auditorinternal.com/category/ippf/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/manajemen-audit-internal/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/manajemen-audit-internal/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/manajemen-audit-internal/http://auditorinternal.com/category/proses-audit/manajemen-audit-internal/http://auditorinternal.com/category/ippf/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/2010/02/23/menghitung-kompetensi-sang-auditor-internal/
  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    8/14

    Keahlian Antarpersonal (Interpersonal Skills) Peralatan dan Teknik (Tools and Techniques) Standar, Teori, dan Metodologi Audit Internal Area-area pengetahuan (Knowledge Areas)

    Keempat bidang di atas bersifat generik untuk semua industri. Dalam masa-masa mendatangbukan tidak mungkin The IIA akan mengembangkan kompetensi berdasarkan industri secara

    spesifik.

    Keahlian Antarpersonal

    Keahlian antarpersonal adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan orang

    lain secara efektif. Dalam bidang keahlian ini seorang auditor internal dipersyaratkan antara lain

    mampu membuat pengaruh dan memanfaatkan taktik persuasi, menyampaikan pesan dengan

    jelas dan meyakinkan, serta mau mendengarkan. Selain itu, dia juga harus mampu melakukanfungsi manajemen seperti mengembangkan kebijakan dan prosedur, staffing, perencanaan,

    penetapan prioritas, mengelola kinerja, dan juga fokus pada customer. Selanjutnya seorangauditor internal juga harus mampu mengelola waktu, menginspirasi orang lain, menjadi katalis

    perubahan, berkolaborasi dan kooperasi, mengelola konflik, serta menciptakan sinergi kelompok.

    Peralatan dan Teknik

    Peralatan dan teknik bagi auditor internal ibarat senapan bagi seorang tentara. Dalam hal-hal

    teknis seorang auditor internal diharapkan mampu menggunakan alat-alat riset operasional danmanajemen, teknik forecasting, manajemen projek, analisis proses bisnis, Balance Scorecard,

    teknik penilaian risiko, pengendalian, dan governance, teknik pengumpulan data dan teknik

    analisis (sampling, ekstraksi/pengumpulan data, data mining, korelasi, analisis tren, wawancara,

    kuesioner, checklist), alat dan teknik pemecahan masalah, serta teknik audit berbantuankomputer (TABK) bila diperlukan.

    Standar, Teori, dan Metodologi Audit Internal

    Sebagai kompetensi inti seorang auditor internal wajib memahami definisi audit internal, kode

    etik, standar atribut dan standar kinerja yang diatur dalam standar internasional audit internal.Standar atribut meliputi antara lain maksud, wewenang, dan tanggung jawab audit internal,

    independensi, keahlian, due professional care, pendidikan berkelanjutan, serta quality assurance.

    Sedangkan standar kinerja meliputi antara lain manajemen audit internal, seperti: perencanaan,manajemen sumber daya, kebijakan dan prosedur, koordinasi, dan pelaporan kegiatan. Dalamstandar kinerja juga diatur mengenai perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pemantauan

    tindak lanjut penugasan.

    Area-area Pengetahuan

  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    9/14

    Area pengetahuan adalah bidang-bidang pengetahuan yang harus dikuasai auditor internal karena

    sangat berhubungan dengan nature lingkup kerja auditor internal, antara lain: akuntansi

    keuangan dan manajemen keuangan, akuntansi manajerial,hukum dan ketentuan perundang-undangan, hukum, ekonomi, kualitas, etika dan kecurangan teknologi informasi, serta teori dan

    perilaku organisasi.

    PENILAIAN

    Di dalam IA Competency framework tersebut masing-masing kompetensi dibedakan untuktingkatan Kepala Eksekutif Audit (CAE), direktur, manajer audit, Supervisor, auditor staf senior,

    dan auditor staf junior (yang memiliki pengalaman di bawah 1 tahun). Pembedaan kompetensi

    dilambangkan dalam skala 1 sampai dengan 4, di mana penjelasannya adalah sebagai berikut:

    1 = Sekedar pengenalan (awareness) 2 = Kompetensi dan pengetahuan dasar dengan dukungan dari orang lain 3 = Kompeten secara independen dalam situasi yang rutin

    4 = Kompeten secara independen dalam situasi yang unik dan kompleks

    Sebagai contoh penerapan dapat di lihat pada tabel berikut:

    Pada contoh sebagaimana terlihat pada tabel di atas, salah satu kompetensi dalam keahlianantarpersonal adalah menggunakan persuasi, di mana seorang CAE dituntut memenuhi skala 4,

    yang berarti bahwa dia harus mampu menggunakan teknik persuasi tersebut dalam situasi yang

    paling unit atau kompleks sekali pun. Persyaratan yang berbeda dipersayaratkan secara gradual

    http://auditorinternal.com/wp-content/uploads/2010/02/kompetensi_ai.jpg
  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    10/14

    hingga ke tingkatan auditor staf junior, di mana dia hanya dipersyaratkan pada skala 1 atau

    sekedar aware terhadap teknik tersebut. Dalam contoh terkait peralatan dan teknik, hampir

    semua dipersyaratkan pada skala 2, yang berarti bahwa setiap auditor internal pada setiaptingkatan sudah dinilai cukup bila memahami konsep dasar teknik stokastik, dan dalam

    penerapannya dapat meminta bantuan ahli. Sedangkan pada contoh kompetensi terkait standar

    dan metodologi audit internal, hampir semua dipersyaratkan pada skala 4 atau 3, yang berartibahwa setiap auditor pada setiap tingkatan dituntut untuk memahami betul penentuan lingkuppenugasan konsultasi.

    KESIMPULAN

    Setiap kita, auditor internal, dapat menilai kompetensi diri kita masing-masing dengan bantuancompetency frameworkdari The IIA di atas. Segera download frameworkdi siniataudi sini utk

    XL file. Silakan nilai dengan jujur skala kompetensi kita sesuai dengan kriteria penilaian,

    kemudian bandingkan dengan skala ideal yang diharapkan untuk posisi/tingkatan yang sesuai

    dengan posisi kita.

    Jadi, apakah Anda auditor internal yang kompeten?

    Referensi (diakses pada tanggal 22 Februari 2010):

    http://www.theiia.org/guidance/additional-resources/competency-framework-for-internal-auditors/

    Peran Audit Internal dalam ERM

    By

    auditorinternal25/01/2010Posted in:Manajemen Risiko,Position Papers

    Dibaca 3,665 kali

    Sehubungan dengan penerbitan kerangka manajemen risiko perusahaan secara terpadu

    (Enterprise Risk Management Integrated Framework) oleh Committee of SponsoringOrganizations of the Treadway Commission (COSO), The Institute of Internal Auditor (IIA)

    bekerja sama dengan Afiliasi IIA di Inggris dan Irlandia, telah mengeluarkan sebuah makalah

    posisi (position paper) dengan judul The Role of Internal Auditing in Enterprise-wide RiskManagement. Tujuan makalah ini adalah untuk membantu Kepala Eksekutif Audit dalam

    menanggapi isu-isu ERM dalam organisasi mereka. Makalah ini memberikan pedoman bagi

    auditor internal untuk mempertahankan objektivitas dan independensi yang dipersyaratkan olehStandar Internasional untuk Praktik Profesional Audit Internal ketika mereka memberikanlayanan pemastian (assurance) dan layanan konsultasi.

    Peran inti audit internal yang berkaitan dengan ERM adalah untuk memberikan layanan

    pemastian yang objektif bagi Dewan mengenai efektivitas kegiatan ERM organisasi. Pemastian

    ini membantu meyakinkan bahwa risiko bisnis kunci telah dikelola dengan tepat, dan bahwa

    sistem pengendalian internal telah berjalan secara efektif. Faktor utama yang harus

    http://auditorinternal.com/wp-content/uploads/2010/02/menghitung-kompetensi-auditor-intern.dochttp://auditorinternal.com/wp-content/uploads/2010/02/menghitung-kompetensi-auditor-intern.dochttp://auditorinternal.com/wp-content/uploads/2010/02/menghitung-kompetensi-auditor-intern.dochttp://www.4shared.com/file/228701133/9d86fe1f/Menghitung_Kompetensi_AI.htmlhttp://www.4shared.com/file/228701133/9d86fe1f/Menghitung_Kompetensi_AI.htmlhttp://www.theiia.org/guidance/additional-resources/competency-framework-for-internal-auditors/http://www.theiia.org/guidance/additional-resources/competency-framework-for-internal-auditors/http://www.theiia.org/guidance/additional-resources/competency-framework-for-internal-auditors/http://www.theiia.org/guidance/additional-resources/competency-framework-for-internal-auditors/http://www.theiia.org/guidance/additional-resources/competency-framework-for-internal-auditors/http://auditorinternal.com/2010/01/25/peran-audit-internal-dalam-erm/http://auditorinternal.com/2010/01/25/peran-audit-internal-dalam-erm/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/category/lingkup-kerja/manajemen-risiko/http://auditorinternal.com/category/lingkup-kerja/manajemen-risiko/http://auditorinternal.com/category/lingkup-kerja/manajemen-risiko/http://auditorinternal.com/category/ippf/position-papers/http://auditorinternal.com/category/ippf/position-papers/http://auditorinternal.com/category/ippf/position-papers/http://auditorinternal.com/category/ippf/position-papers/http://auditorinternal.com/category/lingkup-kerja/manajemen-risiko/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/2010/01/25/peran-audit-internal-dalam-erm/http://www.theiia.org/guidance/additional-resources/competency-framework-for-internal-auditors/http://www.theiia.org/guidance/additional-resources/competency-framework-for-internal-auditors/http://www.4shared.com/file/228701133/9d86fe1f/Menghitung_Kompetensi_AI.htmlhttp://auditorinternal.com/wp-content/uploads/2010/02/menghitung-kompetensi-auditor-intern.doc
  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    11/14

    dipertimbangkan oleh Kepala Eksekutif Audit saat menentukan peran audit internal adalah

    apakah suatu kegiatan menimbulkan ancaman terhadap independensi dan objektivitas auditor

    internal serta apakah memang terdapat kemungkinan untuk meningkatkan proses manajemenrisiko organisasi, kontrol, dan proses tata kelola.

    Peran auditor internal bervariasi dalam proses ERM bergantung pada kematangan proses ERMdalam organisasi. Sebelum auditor internal melaksanakan apapun peran yang terkait dengan

    ERM, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa seluruh organisasi sepenuhnya memahami bahwa

    tanggung jawab manajemen risiko terutama berada pada manajemen. Makalah posisi IIA inimemberikan pedoman peran internal audit mana yang harus, boleh, dan tidak boleh dimainkan di

    dalam proses ERM organisasi.

    Peran inti audit internal dalam ERM adalah kegiatan yang berhubungan dengan layanan

    pemastian yang meliputi:

    Memberikan keyakinan pada desain dan efektivitas proses manajemen risiko.

    Memberikan keyakinan bahwa risiko dievaluasi dengan benar. Mengevaluasi proses manajemen risiko. Mengevaluasi pelaporan mengenai status dari risiko-risiko kunci dan pengendaliannya. Meninjau pengelolaan risiko-risiko kunci, termasuk efektivitas dari pengendalian dan

    respons lain terhadap risiko-risiko tersebut.

    Peran tambahan lain yang boleh dilaksanakan dalam layanan konsultasi dengan dibarengi

    pengamanan independensi dan objektivitas yang cukup, antara lain:

    Memulai pembentukan ERM dalam organisasi. Mengembangkan strategi manajemen risiko bagi persetujuan Dewan.

    Memfasilitasi identifikasi dan evaluasi risiko. Pelatihan manajemen tentang merespons risiko. Mengoordinasikan kegiatan ERM. Mengonsolidasi laporan mengenai risiko. Memelihara dan mengembangkan kerangka ERM.

    Peran dalam ERM yang TIDAK boleh dilakukan auditor internal adalah:

    Mengatur minat risiko (risk appetite). Menerapkan proses manajemen risiko. Menjamin manajemen risiko Membuat keputusan pada respons risiko. Menerapkan respons dan manajemen risiko atas nama manajemen. Akuntabilitas manajemen risiko.

    Variabilitas peran tersebut digambarkan dengan baik oleh gambar berikut, dari peran yang palingdisarankan di sebelah kiri hingga peran yang paling terlarang di sebelah kanan.

  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    12/14

    Bagaimana Membedakan Auditor Internal dan Eksternal?

    By

    auditorinternal

    20/05/2010Posted in:Artikel,Back to Basic

    Dibaca 19,417 kali

    Dalam diskusi sebuah forum, saya mendapati perdebatan antara beberapa orang seputar profesiauditor internal. Sepertinya mereka tidak berprofesi sebagai auditor internal; terlihat dari cara

    mereka memandang profesi ini secara beragam, yang tentu saja sulit bila harus ditakar denganIPPF. Pada kesempatan lain, saya mengevaluasi keywordsyang digunakan para pengunjung yang

    mendarat di blog auditor ini. Sebagiannya menunjukkan bahwa mereka bukanlah internal-

    auditing savvy alias awam audit internal. Oleh karena itu, sepertinya profesi ini membutuhkanadvokasi yang lebih keras dari setiap auditor internal untuk mengenalkan profesi ini dengan lebih

    baik ke tengah-tengah masyarakat. Salah satu pertanyaan awam yang sering dilontarkan adalah:

    Apakah sebetulnya perbedaan antara auditor internal dengan auditor eksternal?*). Tulisan ini

    ingin menjawab pertanyaan tersebut. Dan buat Anda para auditor internal, walaupun hal ini tentusudah bukan merupakan barang asing lagi, bolehlah dianggap sebagai penyegaran.

    Dalam beberapa hal, auditor internal dan auditor eksternal memiliki kesamaan. Keduanyamerupakan profesi yang memainkan peran penting dalam tata kelola organisasi serta memiliki

    kepentingan bersama dalam hal efektivitas pengendalian internal keuangan. Keduanya

    diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang bisnis, industri, dan risiko strategis yang

    dihadapi oleh organisasi yang mereka layani. Dari sisi profesionalitas, keduanya juga memilikikode etik dan standar profesional yang ditetapkan oleh institusi profesional masing-masing yang

    harus dipatuhi, serta sikap mental objektif dan posisi independen dari kegiatan yang mereka

    audit. Namun, selain berbagai kesamaan tersebut,audit internal dan audit eksternal adalah duafungsi yang memiliki banyak pula perbedaan.

    http://auditorinternal.com/2010/05/20/bagaimana-membedakan-auditor-internal-dan-eksternal/http://auditorinternal.com/2010/05/20/bagaimana-membedakan-auditor-internal-dan-eksternal/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/category/back-to-basic/http://auditorinternal.com/category/back-to-basic/http://auditorinternal.com/category/back-to-basic/http://auditorinternal.com/wp-content/uploads/2010/01/ia_role_in_erm1.jpghttp://auditorinternal.com/category/back-to-basic/http://auditorinternal.com/category/artikel/http://auditorinternal.com/author/auditorinternal/http://auditorinternal.com/2010/05/20/bagaimana-membedakan-auditor-internal-dan-eksternal/
  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    13/14

    Perbedaan Misi

    Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas kewajaran pelaporankeuangan organisasi, terutama dalam penyajian posisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu

    periode. Mereka juga menilai apakah laporan keuangan organisasi disajikan sesuai dengan

    prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, diterapkan secara konsisten dari periodeke periode, dan seterusnya. Opini ini akan digunakan para pengguna laporan keuangan, baik di

    dalam organisasi terlebih di luar organisasi, antara lain untuk melihat seberapa besar tingkat

    reliabilitas laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi tersebut.

    Sementara itu, tanggung jawab utama auditor internal tidak terbatas pada pengendalian internalberkaitan dengan tujuan reliabilitas pelaporan keuangan saja, namun juga melakukan evaluasi

    desain dan implementasi pengendalian internal, manajemen risiko, dan governancedalam

    pemastian pencapaian tujuan organisasi. Selain tujuan pelaporan keuangan, auditor internal

    juga mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta kepatuhan aktivitas organisasi terhadap

    ketentuan perundang-undangan dan kontrak, termasuk ketentuan-ketentuan internal organisasi.

    Perbedaan Organisasional

    Auditor Internal merupakan bagian integraldari organisasi di mana klien utama mereka adalah

    manajemen dan dewan direksi dan dewan komisaris, termasuk komite-komite yangada. Biasanya auditor internal merupakan karyawan organisasi yang berasngkutan. Meskipun

    dalam perkembangannya pada saat ini dimungkinkan untuk dilakukan outsourcing atau co-

    sourcing internal auditor, namun sekurang-kurangnya penanggung jawab aktivitas audit internal

    (CAE) tetaplah bagian integral dari organisasi.

    Sebaliknya, auditor eksternal merupakan pihak ketiga alias bukan bagian dari organisasi.

    Mereka melakukan penugasan berdasarkan kontrak yang diatur dengan ketentuan perundang-udangan maupun standar profesional yang berlaku untuk auditor eksternal.

    Perbedaan Pemberlakuan

    Secara umum, fungsi audit internal tidak wajib bagi organisasi. Namun demikian untukperusahaan yang bergerak di industri tertentu, seperti perbankan, dan juga perusahaan-

    perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk memiliki auditor internal.

    Perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) juga diwajibkan untuk memiliki auditor internal.

    Sementara itu, pemberlakuan kewajiban untuk dilakukan audit eksternal lebih luas dibandingkan

    audit internal. Perusahaan-perusahaan yang listing, badan-badan sosial, hingga partai politikdalam keadaan-keadaan tertentu diwajibkan oleh ketentuan perundang-undangan untukdilakukan audit eksternal,

  • 7/13/2019 Mengukur Kinerja Audit Internal

    14/14

    Perbedaan Fokus dan Orientasi

    Auditor internal lebih berorientasi ke masa depan, yaitu kejaidan-kejadian yang diperkirakanakan terjadi, baik yang memiliki dampak positif (peluang) maupun dampak negatif (risiko), serta

    bagaimana organisasi bersiap terhadap segala kemungkinan pencapaian tujuannya.

    Sedangkan auditor eksternal terutama berfokus pada akurasi dan bisa dipahaminya kejadian-kejadian historissebagaimana terefleksikan pada laporan keuangan organisasi.

    Perbedaan Kualifikasi

    Kualifikasi yang diperlukan untuk seorang auditor internal tidak harus seorang akuntan,

    namun juga teknisi, personil marketing, insinyur produksi, serta personil yang memiliki

    pengetahuan dan pengalaman lainnya tentang operasi organisasi sehingga memenuhi syarat

    untuk melakukan audit internal.

    Auditor Eksternal harus memiliki kualifikasi akuntan yang mampu memahami dan menilairisiko terjadinya errors dan irregularities, mendesain audit untuk memberikan keyakinan

    memadai dalam mendeteksi kesalahan material, serta melaporkan temuan tersebut. Pada

    kebanyakan negara, termasuk di Indonesia, auditor perusahaan publik harus menjadi anggota

    badan profesional akuntan yang diakui oleh ketentuan perundang-undangan.

    Perbedaan Timing

    Auditor internal melakukan review terhadap aktivitas organisasi secara berkelanjutan, sedangkanauditor eksternal biasanya melakukan secara periodik/tahunan.

    *) Note: Auditor eksternal dalam tulisan ini adalah audit keuangan oleh akuntan publik.