Upload
tranque
View
246
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Sopian Hadiwijaya
Mengenal huruf bersama Punan Tubu
© Hak Cipta 2013 ICTA Universitat Autònoma de Barcelona (ICTA UAB). Diterbitkan dan diperbanyak sebagai hasil penelitian untuk dikembalikan kepada masyarakat. Penelitian dibiaya oleh ERC Starting Grant (FP7-261971-LEK) kepada V. Reyes-García.
Foto-foto: S. Hadiwijaya, A. Meiviana, T. Napitupulu Penata letak: A. DarmawanFoto sampul: Fajar di Desa Long Ranau (S. Hadiwijaya)
The quick brown fox jumps over the lazy dog
Kata pengantar
Dengan gembira kami persembahkan buku “Mengenal Huruf Bersama Punan Tubu”. Lewat buku ini, kami mengajak anak-anak untuk mengenal huruf lewat keseharian budaya masyarakat Punan Tubu, Kecamatan Tubu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur.
Buku ini adalah bentuk ucapan terima kasih kami kepada seluruh masyarakat di desa Long Ranau, Long Nyau, Long Pada, Rian Tubu, dan Long Titi. Khususnya kepada masyarakat di Long Ranau dan Long Nyau yang selama 15 bulan telah menerima kami dengan tangan terbuka dan mengijinkan kami hidup bersama-sama mereka. Buku ini adalah bagian dari penelitian Sifat Adaptif dari Budaya. Sebuah Analisis Budaya atas Manfaat dari Pengetahuan Tradisional Lingkungan Suku Pribumi yang dipimpin oleh Dr. Victoria Reyes-García dari Institut Ilmu Lingkungan dan Teknologi Lingkungan Universitat Autònoma de Barcelona (ICTA –UAB) dengan dukungan dari Starting Grantof the European Research Council.
Secara khusus kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Layang Martin, Martin Laing, Agus Laing, Akai Ilun, Bai Akai yang ikut serta membantu pembuatan buku ini. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Muliyadi, SH (Camat Sungai Tubu) dan Bapak Libun Ayu (Ketua Adat Besar Punan Kabupaten Malinau) yang telah mendukung penerbitan buku ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa buku ini jauh dari sempurna, bukanlah sesuatu yang mudah menuliskan kebahasaaan Punan Tubu. Namun besar harapan kami jika buku ini ikut mendorong kesenangan membaca dan kebanggaan terhadap kebudayaan Punan.
Long Ranau, 29 Juni 2013Maximilien GuèzeSopian HadiwijayaTezza NapitupuluPeneliti ICTA-UAB
Pengantar dari Camat Sungai TubuTidak sedikit pengetahuan tradisional masyarakat pribumi suku Punan yang terancam punah bahkan hilang akibat kemajuan dan modernisasi dewasa ini. Pengetahuan yang dahulu adalah modal hidup untuk mendapatkan aneka hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup sejak ratusan tahun yang lalu.
Secara demografi masyarakat suku Punan selalu tumbuh dan berkembang, baik kuantitas maupun kualitas. Pertumbuhan penduduk (demografi) menimbulkan terjadinya pertumbuhan kebutuhan yang mendasar yaitu pangan, papan dan sandang (ekonomi), yang mendorong upaya suku Punan memenuhi tuntutan pertumbuhan ekonominya, yang tidak lain adalah dengan peningkatan kemampuan akal dan intelektual suku Punan serta kebudayaan.
Dulu masyarakat pribumi (suku Punan) Sungai Tubu masih sangat terbatas banyaknya, sedangkan sumber daya alam yang dijamin oleh alam lingkungan dapat dikatakan melimpah pada waktu itu. Kebutuhan terpenuhi dengan cara meramu buah-buahan, umbi-umbian, ikan dan binatang buruan lainnya, mereka berpindah-pindah dari satu kawasan ke kawasan lain sesuai dengan ketersediaan bahan makanan yang dapat mereka ramu. Mereka digolongkan ke dalam masyarakat peramu sederhana (simple food gathering economics). Bahkan pada waktu itu, suku Punan telah memanfaatkan akal dan budaya mereka dalam memenuhi tuntutan kebutuhan dan tantangan alam lingkungan yang menyediakan sumberdaya serta menjadi ruang hidup mereka.
Pengetahuan tradisional masyarakat pribumi (suku Punan) Sungai Tubu dapat membantu peningkatan kualitas hidup, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan menerapkan teknologi pengelolaan hutan sederhana yang telah dikenal, dipakai, dan dipelihara secara turun-temurun. Kemampuan tersebut tidak terlepas dari ketergantungan masyarakat itu sendiri akan kesinambungan pasokan, manfaat dan produk hutan dalam berbagai bentuk guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Karena itu saya menyambut baik penelitian yang dilakukan ICTA Universitat Autònoma de Barcelona (ICTA-UAB) ini yang berjudul Sifat Adaptif dari Budaya. Sebuah Analisis Budaya atas Manfaat dari Pengetahuan Tradisional Lingkungan Suku Pribumi. Saya percaya bahwa penelitian ini akan berfungsi untuk menginformasikan pengetahuan tradisional masyarakat pribumi (suku Punan) Sungai Tubu dan mampu menumbuhkan kebanggaan terhadap identitas masyarakat Punan Sungai Tubu, serta untuk membantu pihak luar untuk mengerti dan menghargai budaya masyarakat pribumi (suku Punan) Sungai Tubu. Saya juga percaya buku “Mengenal huruf bersama Punan Tubu” dapat mengenalkan anak-anak suku Punan kepada budaya tradisional seperti praktek berburu, mengumpulkan buah dan sayur dari hutan, dan lainnya.
Long Pada, 18 Juli 2013Muliyadi, SHCamat Sungai Tubu
Pengantar dari Lembaga Adat Besar Dayak PunanKomposisi penduduk sebuah daerah apalagi sebuah negri dimanapun, selalu ditandai dengan kemajemukan. Demikian halnya Republik Indonesia, yang sesungguhnya adalah bentang bersama berbagai etnik termasuk di dalamnya masyarakat di Kabupaten Malinau.
Buku “Mengenal Huruf Bersama Punan Tubu” yang sekarang ada di tangan para pembaca adalah bagian dari pikiran para peneliti Universitat Autònoma de Barcelona yang telah menyediakan waktu untuk mempelajari kebudayaan tradisional dan persoalannya, khususnya kebudayaan Dayak Punan, di tengah kemajemukan suku bangsa. Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan kepada para peneliti yang telah melakukan penelitian di Sungai Tubu.
Atas prakarsa, jerih payah dan sumbang pikir para penulis, buku ini dapat diterbitkan. Melalui buku ini, kita dapat melihat betapa kaya potensi bangsa. Kesadaran ini merupakan sikap berkebangsaan yang patut dimiliki oleh semua anak negeri. Budaya adalah modal penting yang tidak bisa diabaikan dalam upaya membangun budaya nasional berjati diri dan tanggap atas perubahan zaman terutama dalam pemikiran, semangat dan integritas. Namun budaya lokal tidak akan dikenal dan disadari makna pentingnya apabila tidak digali, diteliti, dikaji dan dipublikasikan. Publikasi yang diterbitkan ini adalah sumbangan kepada upaya pembangunan nasional yang tidak lepas dari akar budayanya.
Atas nama Lembaga Adat Besar Dayak Punan Kabupaten Malinau dan masyarkat Sungai Tubu, saya mengucapkan terima kasih sekaligus juga penghargaan dan dukungan kepada upaya penulis serta penerbit yang berkarya. Buku ini merupakan sumbangan berharga bagi masyarakat Dayak Punan Kabupaten Malinau secara umum, secara khusus bagi masyarakat Sungai Tubu. Untuk dapat bersama-sama mengangkat harkat dan martabat masyarakat adat Dayak Punan. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?
Semoga Tuhan menolong dan menyertai kita semua.
Respen Tubu, 1 Juli 2013Libun AyuKetua Lembaga Adat Besar Dayak Punan
8 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Mengenal huruf
docou buah durian
teke’lapbunglon
foto
auhanjing
bavui babi
cerbeh cabai
A-a B-b C-c
D-d E-e F-f
9
nggah giram
kelevoui buah kelevoui
G-g H-h I-i J-j
K-k L-l M-m
nupo’menumbuk
jema aren gelora
muruk duduk
itu’ atap daun
lepau’ buah lempesu
haung terawi/topi tani
N-n
10 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
riu buah riu
O-o P-p Q-q
R-r S-s T-t
sopian tofu’tebu
oka loreiakar lorei
pangin buah asem payang
huruf q
11
max youayam
tezza
upit sumpit
vaitbuah vait
weirotan
U-u V-v W-w
X-x Y-y Z-z
12 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Membunyikan huruf
aruk perahu
aruka r u k
a ruka r u k
aruk
k a à ka
k u à ku
r a à ra
r u à ru
a r à ar
a k à ak
a k u à aku
u r a à ura
u k a à uka
k a r à kar
r a k à rak
r u k à ruk
ku ra àkura
ru ka à ruka
ka ru à karu
ak ur à akur
ar uk à aruk
ur ak à urak
a…… a…… a…… a…… k…… k…… k…… k…… u…… u…… u…… u……
k berteman dengan a jadi kak berteman dengan u jadi ku
Huruf punya bunyi berbeda
13
auh anjing auha u ha uha u hauh
pare/pareipadi
parep a r epa repar ep a r e
you ayam
youy o uyo uy o uyou
docou durian
docoud o c o udo co udo coud o c o udocou
pelah terap
pelahp e l a hpe lahp e l a h
urucan nanas
urucanu r u c a nu ru canuru can
Mari belajar mengeja!
14 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Latihan mengeja. Isilah titik yang ada.
L E F U
L E F ...
L E ... ...
L ... ... ...
... ... ... ...
T O F U
T O F ...
T O ... ...
T ... ... ...
... ... ... ...
P U K A T
P U K A ...
P U K ... ...
P U ... ... ...
P ... ... ... ...
... ... ... ... ...
15
U N G E I
U N G E ...
U N G ... ...
U N ... ... ...
U ... ... ... ...
... ... ... ... ...
B A C O U
B A C O ...
B A C ... ...
B A ... ... ...
B ... ... ... ...
... ... ... ... ...
T A P A N
T A P A ...
T A P ... ...
T A ... ... ...
T ... ... ... ...
... ... ... ... ...
16 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Mengenal diri dan lingkungan
bua´ buah
ku`ung biji
oka akar
lavun bunga
daun daun
betang batang
17
Tubuh manusia
tuningtelinga
ukut kaki
utok kepala metan
mata
urung hidung
kucu tangan
va mulut
betukan perut
Bagian-bagiantumbuhan
Lihatlah sama-sama punya mata, telinga, hidung, mulut, tangan, kaki, tapi tidak ada
manusia yang sama.
Tumbuhan adalah sumber kehidupan kita, karena tumbuhan memberikan buah-buahan untuk kita makan. Selain
itu tumbuhan menghasilkan udara untuk bernafas dan membantu tanah menyimpan air yang kita perlukan.
18 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
lah beruk tubuh monyet
utok kepala
pi´ lengan
bulun bulu
ukui ekor
ukut kaki
19
lefu seng atap seng
owa teras/kaki lima
liding dinding
Bagian bagian rumah
betamen jendela
ocan tangga
20 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Menjodohkan gambar dan kata dengan memberikan tanda panah.
berat wei tikar rotan
kalong bekang
haung terawi/topi tani
itu’ atap daun
alu’ unan lung alu dan lesung
21
Menjodohkan gambar dan kata dengan memberikan tanda panah.
ingen bakul
upit sumpit
lading bujak
tapan tampih
ugen parang
metap bah untuk menampi
beras
de’ mengauh untuk berburu
lu´ parei untuk menaruh
padi
lun ngetop untuk
memotong
temen rin nyovu dipakai
dengan ditiup
22 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Mengenal keterampilan suku Punan Tubu
Halo teman teman!
Namaku Ekmon.
Aku suku Punan dari Long Ranau, Kecamatan Tubu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur.
Setelah belajar membaca ayo berjalan-jalan mengenal keterampilan di daerah asalku.
Mari kita mulai!
23
Desaku terletak di pedalaman Kalimantan. Kami membutuhkan banyak keterampilan untuk bertahan hidup. Mari kita belajar beberapa keterampilan itu.
24 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
berburude’ mengauh
Berburu adalah kegiatan utama para pemuda di desaku. Ada banyak sekali jenis binatang yang ada di daerahku
yaitu seperti telau (kijang), payou (kijang), bavui (babi), megah (tupai),
owei, berbagai jenis monyet, dan masih banyak lagi jenis hewan lainnya.
Nyupit
Senjata yang digunakan adalah sumpit, jenis senjata ini
membutuhkan racun yang dioleskan di ujung anak panah untuk bisa
membunuh binatang buruan.
MengauhAuh artinya anjing, senjata utama
yang digunakan jenis berburu ini adalah anjing pengejar dan disertai bujak untuk membunuh
binatang hasil tangkapan anjing.
Nyelapang Selapang berarti senapan,
sekarang ini senapan lebih sering digunakan untuk berburu karena dianggap lebih mudah, bukan hanya untuk berburu binatang
besar, tapi juga untuk berburu burung.
Nyilu
Yaitu berburu pada malam hari, tujuan berburu pada malam hari
adalah untuk menangkap binatang yang biasanya sering keluar pada malam hari. Selain itu, binatang
yang aktif pada siang hari dalam keadaan tertidur sehingga
mudah ditangkap.
Istilah dalam berburu
25
upit sumpit
ajat anjat
lading bujak
selapang kebih senjata angin
Sumpit digunakan dengan cara
ditiup. Kekuatan utama dari sumpit ini adalah racun
yang ditempelkan di ujung anak
panah.
Terbuat dari rotan.
Digunakan untuk membawa
buah hutan atau daging babi hasil buruan.
Senjata modern ini lebih sering
digunakan karena mudah
dan dapat menembak
burung yang tinggi.
Terbuat dari kayu sepanjang 1,5 meter. Bujak
dan sumpit digabungkan dalam satu
alat. Seringkali digunakan untuk berburu babi.
Perlengkapan dalam berburu
ugen parang
Untuk memotong hasil buruan.
26 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Keterampilan lain dalam berburu adalah nacom, yaitu cara membuat racun sumpit dari getah tacom.
lung dahan tanaman lung
tacom getah tacom
Tumbuhan liar yang tumbuh di hutan ini
memiliki getah berwarna
putih, dan akan
mengeras dan berwarna
seperti arang setelah diasapi
selama satu malam.
Tumbuhan mirip keladi ini memiliki
aroma akar yang cukup keras dan dapat
ditemukan di daerah hutan.
27
Membuat racun sumpit
meyei tacom
lemiruh copik peligan
Proses pengasapan
tacom
Proses memeras bagian batang
pohon lung untuk diambil
airnya
Proses penyampuran tacom dan air
dahan lung
Proses pengolesan tacom pada langa’
(anak sumpit) kemudian
dikeringkan di dekat api
321 4
28 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
mena' umoh berladang Mena’ umoh (membuka ladang) di gunung tidaklah sama dengan ladang
yang ada di sawah pada umumnya yang memerlukan banyak air. Untuk membuka ladang di gunung, ada beberapa proses yang harus
dilakukan sebelum tanah siap ditanami padi. Mari kita lihat!
Di daerah kami, untuk membuka ladang cukup sulit dan diperlukan
kegigihan yang cukup tinggi karena lahan yang tersedia hanya
di daerah hutan.
Nevong. Menebang
pohon pohon besar yang
ada di lahan tersebut.
Netu da`an/mepong.
Memotong dahan dari hasil
tebasan dan tebangan pohon.
Nindau umoh. Mencari lahan
yang subur.
Lahan siap ditanami
benih padi.
Nutung. Membakar kayu dan dahan
yang telah ditebang setelah ditunggu kering kira kira
selama 2 minggu.
Medirik. Menebas lahan yang telah
dipilih.
29
kiro’ alu’ unan lung tapan ingen tubong
Terbuat dari besi dan kayu.
Digunakan untuk memetik.
Terbuat dari rotan. Digunakan untuk menaruh padi
pada saat memetik di ladang.
Terbuat dari kulit kayu. Berukuran besar karena
digunakan untuk menyimpan hasil
panen padi.
Terbuat dari kayu. Digunakan untuk
menumbuk.
Terbuat dari rotan. Digunakan untuk menampih
beras.
Alat untuk berladang
30 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
nugan
ngaek navau navang
Bagaimana padi ditanam sampai masak!
nugan atau yang sering kita sebut
nunggal yaitu menanam benih padi, proses ini biasanya dilakukan oleh dua orang, satu sebagai pembuat lubang dan
diikuti oleh yang lainnya sebagai
penaruh benih padi.
Navau yaitu membersihkan ladang dari
gangguan rumput liar yang dapat
mengganggu kesuburan padi.
Navang yaitu proses memanen
padi dengan menggunakan
kiro disertai ingen sebagai tempat padi sementara.
Ngaek yaitu proses menginjak
padi untuk memisahkan padi dari tangkainya.
31
nupo’
ngelou pare/nawi’
nyeri’
Ngelou pare/nawi’ yaitu
proses menjemur padi agar padi kering dan awet waktu disimpan juga agar tidak rusak pada saat
ditumbuk.Nupo’ yaitu proses menumbuk padi
dengan menggunakan alu dan lung untuk memisahkan padi
dari kulitnya.
Nyeri’ yaitu proses menampi beras untuk
membersihkannya dari ampas setelah ditumbuk.
32 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
menyam berat menganyam tikar
Anyaman rotan adalah karya seni yang dikerjakan oleh masyarakat
di daerah kami, ada berbagai macam hasil rotan yang dapat kami ciptakan.
Mari kita lihat bersama-sama…
ha’kugen parang iyuh
Dalam hal ini, parang digunakan
hanya untuk mengambil rotan
di hutan.
Terbuat dari paku besi dan kayu seukuran genggaman tangan yang
digunakan untuk mengeratkan
anyaman rotan.
Pisau kecil seukuran telunjuk digunakan untuk mengarut rotan.
Bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan anyaman rotan batik.
33
kahut/kenauot
doun a’iu
kuren tungku besi tabau tanah hitam
Digunakan untuk menghilangkan sisi tajam pada rotan. Terbuat
dari kepala senter aluminium bekas yang dilubangi dengan paku.
Tungku ini disebut juga tungku Belanda oleh
masyarakat kami karena merupakan peninggalan
Belanda yang masih tersisa di daerah kami.
Tungku jenis ini tidak lagi dijual di pasar.
Tabau adalah tanah yang
digunakan untuk perwarnaan wei.
A’iu adalah tumbuhan liar yang hanya bisa ditemukan di daerah
hutan. Selain a’iu, ada juga jenis daun lain
yang bisa digunakan sebagai bahan untuk menghitamkan rotan yaitu daun ivou dan daun ram bowang.
34 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
dela’ wei
miang nyeleti’ ngelou wei
Yuk membuat anyaman rotan!
Kedua adalah nyeleti’ yaitu
membersihkan bagian kasar kulit
rotan dengan cara digosokkan
dengan rotan lain.
Pertama mari mengambil rotan di hutan. Rotan bisa ditemukan
di dataran tinggi hutan atau di daerah
pinggiran sungai sesuai dengan jenis rotannya.
Lalu ngelou wei yaitu menjemur rotan setelah melalui proses
nyeleti’.
Keempat adalah miang yaitu
membelah rotan dan mengambil
bagian kulit yang dibutuhkan.
35
mega menyam
ngahut/ngenauot
melit nyaha’k
Berikutnya adalah mega
yaitu menipiskan rotan setelah
dibelah.
Selanjutnya adalah ngahut/ngenauot yaitu menghilangkan bagian tajam rotan setelah
ditipiskan, alat yang digunakan adalah kahut.
Melit yaitu menghaluskan kembali yang telah dikahut
menggunakan iyuh.
Berikutnya adalah menyam,
yaitu proses menganyam rotan.
Dan yang terakhir
adalah nyaha'k yaitu proses mengeratkan
hasil anyaman.
36 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
dela’ tabau
tabau
doun a’iu
wang wei alat dari rotan
Nabau adalah proses memberi warna hitam pada rotan.
Penduduk di daerahku menggunakan bahan alami yaitu tanah dan daun yang bisa menghasilkan warna hitam pekat.
Untuk lebih jelasnya mari kita lihat prosesnya!
Bahan yang digunakan:
Gambar ini adalah contoh hasil kerajinan rotan di daerah kami, yaitu bakul, bekang, anjat, penampi, tikar,
dan masih banyak lagi.
Mengambil tabau, tanah seperti ini biasanya sering
ditemukan di tebing-tebing
kecil pinggir sungai.
37
tanok wei melut ngu’uk/mu’uk
Ini adalah contoh hasil penghitaman rotan dengan menggunakan tanah liat (tabau) yang dicampur dengan daun a’iu setelah dimasak selama 3 hari.
Melut adalah proses
menggosokkan tanah pada
seluruh bagian rotan sebelum
dibungkus dengan daun a’iu.
Tanok wei artinya merebus rotan,
proses ini adalah proses terakhir
dari nabau, yaitu merebus rotan selama 3 hari untuk
menghasilkan warna rotan yang gelap.
Ngu’uk adalah membungkus rotan dengan
daun a’iu.
38 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Coba lihat gambar dan ingat kembali bagaimana mena’ wei, lalu beri nomer pada kolom.
1 ...
......
...
...
39
Coba lihat gambar, padi sedang diapakan ya? Yuk, kita tulis.
ngelou
...... ...... ......
...... ......
40 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Apakah teman-teman tahu benda apa ini? Lihat gambar!
Ini ingen
Terbuat dari ……
Tempat menaruh
……
Ini lading
Terbuat dari …… dan ……
Digunakan untuk ……
Ini aruk
Terbuat dari ……
Digunakan untuk ……
Ini pukat
Terbuat dari ……
Digunakan untuk ……
Ini tubong
Terbuat dari ……
Tempat untuk ……
Ini itu
Terbuat dari ……
Digunakan untuk ……
41
1. Siapakah aku?• Aku memiliki badan
bulat dan panjang
• Lebar badanku seukuran genggangan tangan
• Di ujung kepalaku terpasang pisau yang sangat tajam
• Dan aku digunakan untuk berburu
................................
2. Siapakah aku?• Bentukku bulat
dan besar
• Aku terbuat dari kulit kayu
• Pada musim panen, semua orang membuat aku
• Dan aku digunakan untuk menyimpan hasil panen beras
................................
3. Siapakah aku?• Aku bertubuh
panjang dan sangat kuat
• Aku hanya bisa ditemukan di hutan
• Aku digunakan untuk membuat banyak benda bermanfaat seperti kalong, ajat, berat
................................
4. Siapakah aku?• Bentukku besar
dan memanjang
• Aku sering dibuat pada saat panen hampir tiba
• Aku terbuat dari rotan
• Dan aku digunakan untuk menjemur padi
................................
Tebak, siapakah aku?
42 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
5. Siapakah aku?• Bentukku bulat
dan unik
• Ukuran badanku tidak besar dan juga tidak kecil
• Aku terbuat dari daun silat dan sedikit ikatan rotan
• Aku digunakan untuk melindungi orang dari panas matahari
• Dan aku digunakan di kepala
................................
6. Siapakah aku?• Badanku berukuran
panjang dan besar
• Aku terbuat dari kayu
• Orang menggunakan motor dan dayung untuk menggerakkanku
• Aku digunakan untuk mengangkut barang atau orang
• Dan aku hanya bisa digunakan di atas air
................................
7. Siapakah aku?• Aku adalah benda
yang sangat penting bagi manusia
• Aku berukuran sangat besar
• Bagian utama dari tubuhku adalah dinding, atap dan lantai
• Dan aku digunakan sebagai tempat tinggal
................................
8. Siapakah aku?• Aku adalah benda
yang terbuat dari besi dan sedikit dahan kayu kecil
• Aku berukuran sangat kecil sehingga bisa digenggam pada saat digunakan
• Aku memiliki mata yang cukup tajam, tapi aku hanya bisa memotong dahan yang berukuran kecil
• Dan aku digunakan untuk memotong dahan padi pada saat panen
................................
43
1
2 2 3 3
4 4
5 5 6
6
7
8
9 9 10
10
Teka-Teki Silang
44 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
6
7
Soal teka-teki silang. Isilah sesuai dengan gambar dengan menggunakan Bahasa Punan.
Mendatar1 2
54
108 9
3
45
Menurun6 7
1 2
5
4
108 9
3
46 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Hari yang IstimewaHai teman-teman,
ketemu lagi denganku Ekmon. Aku berumur sepuluh tahun,
dan sekarang duduk di kelas dua SD. Aku anak Punan dari Sungai Tubu. Di Sungai Tubu ada lima
desa suku Punan, termasuk desaku. Desa kami jauh
di pedalaman Kalimantan, sangat jauh dari keramaian kota. Kami senang tinggal
di sini.
Hari ini adalah hari yang istimewa, karena hari ini sekolah libur dan aku bisa menemani Bapak berburu di hutan. Aku sekolah di Long Pada, perlu satu hari berjalan kaki untuk sampai di desaku Long Ranau. Karena aku tinggal di Long Pada, maka aku tidak bisa menemani Bapak berburu kecuali waktu libur sekolah. Desa kami tidak seperti di kota yang segala sesuatu bisa dibeli.
Di sini, hutanlah yang menyediakan makanan untuk kami. Untuk berburu, Bapak aku menggunakan banyak macam senjata seperti sumpit, bujak, anjing, tapi sudah lama sekali Bapak tidak menggunakan sumpitnya. Mungkin itu karena dia punya senapan baru yang mudah digunakan untuk berburu.
Untuk hari ini, aku dan Bapak akan menggunakan bujak dan anjing untuk berburu babi hutan. Aku merasa sangat gembira tetapi juga sedikit takut karena Bapak biasanya berburu jauh di dalam hutan…. Semoga aku bisa mengikutinya.
Hari ini Ibu memasak pagi sekali menyiapkan makanan, yaitu ubi dan daun ubi. Kadang-kadang kami tidak bisa makan daging selama beberapa hari karena binatang buruan sudah semakin berkurang. Setelah selesai memasak, Ibu pergi
47
ke rumah tetangga mengobrol, kami bersiap-siap untuk berangkat. Aku akan membawa anjat, yaitu tas punggung yang terbuat dari rotan, siapa tahu aku menemukan buah birai di jalan…. Kakakku Laing juga ikut dengan kami, dia berumur enam belas tahun, dia telah lulus SMP, dan dia sudah bisa berburu sendirian.
Kami berangkat! Bapak memanggil anjing dengan bersiul kepada mereka. Dia berjalan dengan cepat…. Sebentar lagi kami masuk hutan rimba. Aku suka hutan karena udaranya lebih segar, aku juga suka pohon-pohon raksasa di hutan yang membuat aku merasa sangat kecil. Kami menelusuri jalan yang menuju Sungai Karek dan melewati beberapa ladang, dan sekarang kami sudah sampai di ladang Pamanku. Ladangnya besar sekali dan sebentar lagi siap untuk dipanen. Aku ingat bahwa tahun ini hampir semua orang di desa pergi ke ladang Pamanku untuk bergotong royong menebas lahan ladangnya. Kami menyebutnya mabih. Setelah menebas, Paman dan Bibi menebang pohon pohon di lahan ladang sebelum membakarnya untuk bisa ditanami benih padi. Lihat, padi di ladang mereka sudah tinggi!
Sekarang kami menelusuri Sungai Karek dan memasuki hutan lagi. Oh, aku bisa melihat sarang lebah madu di dahan pohon lalou! Bisakah kita ambil madunya? Kata Bapak orang dulu bisa memanjat pohon tersebut dan mengumpulkan madu, mereka menggunakan rotan sebagai alat bantú memanjat. Tapi sekarang tidak ada yang berani memanjatnya, hanya empat orang yang masih berani melakukannya di desa sebelah, Desa Long Nyau.
Kami telah melewati beberapa lembah dan kaki aku mulai merasa letih! Bau apa ini? Mmh, ini pasti buah docou…. Sekarang ini adalah musim buah. Dimana mereka? Di sini satu! Aku memakan buah pertama yang aku temukan, kemudian mengumpulkan beberapa buah untuk dibawa pulang.
48 Mengenal huruf bersama Punan Tubu
Tiba tiba anjing anjing mulai menggonggong, ada sekumpulan babi hutan di sana, aku yakin mereka tertarik oleh bau buah docou. Gawat! Salah satu anjing kami diserang oleh babi tapi aku tidak bisa melihatnya. Bapak dan Laing telah berlari ke sana, aku mencoba mengejar secepat yang aku bisa… aku tiba pas pada saat bapak membujak babi yang sangat besar, sementara itu babi babi yang lain kabur! Aku sedikit kecewa tetapi
juga senang karena malam ini kami memiliki banyak makanan! Salah satu anjing terbaik kami digigit oleh babi hutan dan banyak mengeluarkan darah. Mungkin Kakek aku akan menyembuhkannya dengan tumbuhan obat yang dia ketahui….
Bagaimana kita akan membawa babi yang sangat besar ini? Dengan menggunakan parangnya, Bapak memotong kepala babi itu, Laing bertugas memikul kepala babi dipundaknya sementara bapak akan membawa bagian tubuh lainnya. Dan aku…. Mmm anjat aku sudah penuh oleh docou.
Perjalanan pulang sangatlah melelahkan, buahnya sangat berat, tapi dengan memikirkan rasanya yang sangat enak membuat aku semakin bersemangat.
“Bavui…. !!!!”, beberapa anak sudah berteriak ketika kami mendekati desa.
Mereka senang karena akan makan daging hari ini. Di desa kami, ketika seorang pemburu memperoleh babi, seluruh desa bisa meminta padanya, inilah cara kami berbagi!
49
Aku sangat letih ketika sampai di rumah, Ibuku sedang menganyam tikar rotan sebagai persiapan musim panen. Ketika melihat aku tiba dengan banyak buah docou, dia tersenyum. Dan kakak perempuan aku, Upok, berlari ke arah aku untuk mengambil docou. Kemarin waktu kakaku pergi ke hutan, dia membawa pulang buah torai di dekat ladang. Dia bercerita bahwa dia sendiri memanjat pohon untuk memperoleh lebih banyak buah.
Badai besar sedang mendekat, langit semakin gelap dan aku bisa mendengar sambaran petir. Dengan cepat orang-orang berdatangan ke rumah kami untuk meminta daging babi.
Setelah mandi di sungai, aku mengunjungi rumah Kakek membawakan daging buat mereka, ketika aku tiba, Kakek sedang di belakang rumah menyiapkan racun untuk sumpitnya, dia menjelaskan bahwa pagi ini dia pergi ke hutan dan mengumpulkan beberapa jenis tumbuhan untuk membuat racun, salah satunya bernama tacom. Dia lalu menumbuk semua bahan yang telah dikumpulkan sehingga berbentuk cairan kental yang kemudian dioleskan di ujung panah. Aku terkesan karena racun ini bisa membunuh dengan sangat cepat.
Hujan mulai turun. Di Kalimantan, hujan sering turun di sore hari, tidak pasti kapan musim kemarau terjadi, walau kadang hujan tidak turun sampai lebih dari satu minggu.
Kami duduk bersama dengan Nenek di rumahnya sambil menunggu hujan reda. Nenek mulai bercerita mengenai masa lalunya, “Ketika aku masih kecil, orang Punan dulu sangat berbeda dengan orang Punan sekarang ini. Dulu, semua orang tidak memiliki rumah untuk menetap seperti sekarang. Aku masih ingat kami biasa pindah dari satu tempat ke tempat lain di hutan, mengikuti keberadaan
buah-buah hutan dan babi. Namanya pergi muvut…. Pada saat itu kami belum mengenal obat-obatan modern. Kalau sakit, kami pakai tumbuhan dari hutan untuk mengobati, sama seperti yang Kakekmu kadang-kadang gunakan sekarang ini…. Desa belum ada pada saat itu, kami mengumpulkan bahan-bahan seperti rotan, damar, gaharu untuk ditukar dengan barang kepada orang Kenyah”.
Hari semakin gelap, Ibu memanggilku untuk makan! Anak-anak lain masih bermain-main, tapi aku memilih untuk memakan hasil buruan kami! Gelap mulai menyelimuti hari, dan aku berharap semoga malam ini kami bisa menonton TV di rumah Pak Guru, dan menutup hari istimewaku.
"Mereka senang karena akan makan daging hari ini. Di desa kami, ketika seorang pemburu memperoleh babi, seluruh desa bisa meminta padanya, inilah cara kami berbagi!" - Ekmon, pemburu muda Punan Tubu