Upload
donald-phillips
View
8
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Mengembang potensi generasi muda
Pemuda memiliki pengaruh besar dalam pembangunan nasional Indonesia di masa depan. Pemuda tidak hanya
dibebankan tanggungjawab biasa seperti bekerja atau belajar. Lebih dari itu pemuda memiliki tanggungjawab
meningkatkan kualitas dirinya melalui berbagai sarana yang ada yang sesuai dengan minat dan potensi yang
dimiliki dan berguna bagi kehidupan orang banyak. Potensi para pemuda untuk melahirkan kekuatan dan
kepemimpinan nasional sangatlah besar. Hal tersebut perlu untuk diperhatikan.
Jika para pemuda memiliki kesadaran untuk mengembangkan potensinya kearah yang positif, maka mereka akan
mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi lingkungannya. Namun, jika pemuda kehilangan sarana
untuk mengembangkan potensinya kemudian beralih pada aktivitas – aktivitas negatif seperti geng motor,
tawuran, vandalisme, dan narkoba dapat dipastikan generasi muda Indonesia akan hancur dan tidak mampu
memenuhi harapan masyarakat sebagai generasi yang akan memperbaiki bangsa untuk menjadi lebih baik. Banyak
kasus – kasus perilaku menyimpang yang dilakukan pemuda. Baru – baru ini, kasus tawuran antar pemuda menjadi
trending topik yang hangat dibicarakan sekaligus membuat masyarakat tercengang. Pemuda atau remaja
berpakaian seragam sekolah melakukan tawuran dengan menggunakan senjata tajam di kota Jakarta, dan yang
lebih parah lagi, tawuran tersebut menimbulkan korban jiwa.
Tawuran semakin marak dilakukan para remaja. Berdasarkan data yang diperoleh, sejak tahun 2010 jumlah kasus
tawuran pelajar terjadi sekitar 128 kasus. Pada tahun 2011 angka kejadian tawuran pelajar melonjak tajam
mencapai 330 kasus, dan pada Januari – Juli 2012 telah terjadi 139 kasus yang menewaskan 12 orang. Angka ini
tentu sangat mengkhawatirkan. Melihat begitu banyak kasus yang terjadi selayaknya kita menyadari akan
pentingnya pemecahan masalah ini.
Tawuran pada umumnya terjadi dikarenakan tidak adanya pengendalian dan perhatian dari orang tua/keluarga
maupun lembaga pendidikan dan keamanan, selain itu hal penting lain yang menyebabkan terjadinya tawuran
pelajar adalah tidak adanya sarana atau fasilitas bagi para remaja untuk menyalurkan energi maupun potensi
mereka. Masih banyak kasus – kasus penyimpangan sosial yang dilakukan pemuda pelajar selain tawuran. Intinya,
pemuda membutuhkan penyaluran potensi diri melalui aktivitas – aktivitas positif dan dukungan keluarga serta
masyarakat agar bakat – bakat yang ada mampu dikembangkan dan mencegah pemuda melakukan perbuatan
yang melanggar norma masyarakat. Salah satu solusinya adalah dengan cara membentuk atau mengembangkan
komunitas – komunitas pemuda yang positif dan mampu menjadi tempat menyalurkan dan mengembangkan bakat
para pemuda.
Komunitas adalah kumpulan individu yang berkumpul atas dasar latarbelakang yang sama baik dalam hal hobi,
minat maupun aktivitas yang disukai. Komunitas berguna dalam memberikan pembelajaran bagi individu dalam
membangun suatu kelompok. Mereka dapat menyalurkan bakat dan minat. Mereka belajar bergaul dan berinteraksi
secara sehat, meningkatkan kreatifitas dan jiwa kepemimpinan. Gagasan pengembangan komunitas sebagai wadah
penyalur minat dan bakat remaja datang dari penulis.
Melalui penelaahan kasus dan pengamatan, penulis memiliki gagasan pengembangan komunitas pemuda. Melihat
begitu banyak macam bakat, minat serta komunitas yang ada, maka komunitas menjadi sarana yang vital. Jika
tidak ada perhatian yang baik kepada komunitas – komunitas, pemuda akan kehilangan sarana berekspresi dan
dikhawatirkan mereka mencari sarana lain yang justru membawa mereka pada hal – hal negatif. Dalam prosesnya,
suatu kelompok sosial (dalam hal ini komunitas pemuda) dapat terbentuk atas dasar perilaku, minat, hobi dan
kesamaan – kesamaan lain seperti kecintaan terhadap benda. Dalam membentuk suatu kelompok atau komunitas
perlu adanya interaksi, baik secara langsung maupun melalui media informasi dan komunikasi. Hal ini berfungsi
agar pemuda yang memiliki keinginan yang sama dapat bertemu, berinteraksi dan membangun suatu jaringan
kelompok.
Lambat laun, melalui interaksi pertama, mereka akan memperbanyak keanggotaan dan jaringan. Jika dirasa jumlah
anggota komunitas telah cukup, mereka mulai melakukan interaksi lebih lanjut berupa pembentukan nama, pola
perilaku, aturan komunitas, dll. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini yaitu masyarakat diharapkan
tidak melarang atau membatasi para pemuda untuk bergabung dan melakukan aktivitas positif dalam
komunitasnya. Jika masyarakat melarang pemuda untuk beraktivitas dalam suatu komunitas, hal itu justru
membuat pemuda kehilangan wadah berekspresi dan berpotensi terjadi perilaku menyimpang pada pemuda. Selain
itu, perlu adanya media informasi dan komunikasi agar setiap pemuda mampu berinteraksi secara luas dalam
mengembangkan komunitasnya.
Setelah komunitas terbentuk, anggota didalamnya akan saling berinteraksi dan berperilaku yang lambat laun akan
membentuk norma kelompok. Norma kelompok terbentuk agar interaksi dan perilaku setiap anggota terkendali dan
dianggap pantas oleh anggota lain serta masyarakat.
Lebih jauh lagi akan terbentuk suatu struktur organisasi didalam kelompok tersebut. Mula – mula di dalam
komunitas terdapat satu orang ketua dan anggota. Jika semakin lama komunitas itu semakin besar maka dapat
terbentuk struktur organisasi yang lebih kompleks seperti adanya ketua umum, ketua berdasarkan wilayah atau
divisi, bidang – bidang, anggota, dll. Perkembangan suatu komunitas tidak hanya berimplikasi pada pola interaksi
didalamnya, namun juga dapat berimplikasi pada aktivitas komunitas tersebut. Komunitas sepeda BMX yang besar
dapat saja tidak hanya melakukan aktivitas pengembangan bakat, tetapi juga bakti sosial atau kompetisi.
Hambatan yang sering dirasakan dalam pengembangan komunitas beserta implikasinya ini adalah tidak adanya
perhatian dari masyarakat atau dukungan keluarga yang terkadang khawatir para pemuda ikut dalam pergaulan
yang salah atau adanya stereotip negatif terhadap komunitas pemuda yang cenderung hura – hura. Fasilitas yang
dibutuhkan bagi pemuda dalam mengembangkan komunitasnya pun dirasa belum cukup memadai. Suatu
komunitas memerlukan fasilitas yang bermacam – macam, dikarenakan banyaknya ragam komunitas yang ada.
Dalam hal ini perhatian pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan dalam menyediakan fasilitas yang dapat
digunakan para pemuda seperti taman, lapangan, lapangan olah raga, dll.
Dalam mewujudkan pemuda yang memiliki jiwa pemimpin dan mampu menjadi generasi penerus bangsa, pemuda
dituntut untuk aktif dalam mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki. Keterlibatan dalam membangun
kelompok akan meningkatkan solidaritas antar pemuda berdasarkan minat. Mengembangkan jiwa kepemimpinan
dan mencegah perilaku menyimpang yang dilakukan para pemuda.