1
Aktifa Mencipta Kebahagiaan dengan Bingkisan Lebaran PROGRAM ATM— Sejumlah warga depok mengikuti penyuluhan dalam rangka Kick-Off program Anjungan Tes Medik di Yayasan Padepokan Zammi Karina,Depok, Kamis (2/7). Program mobil kesehatan keliling tersebut berujuan untuk menghadirkan pelayanan kesehatan baik secara pro- fentif maupun kuratif kepada masyarakat selama bulan Ramadhan. da anomali dalam dunia tentang pemberian parcel di Indonesia. Kenapa? Kalau kita telaah sejak maraknya bisnis parcel di tahun delapan puluhan, bahkan sampai hari ini pun, para penerima parcel di setiap hari raya bukanlah orang yang “berhak” mendapatkan- nya. Maklum saja, isi parcel biasanya makanan yang sudah biasa dinikmatinya. Kalau pun berupa barang, sang penerima pun sangat mampu membelinya dengan dana sendiri. Dari sisi pemberi, data kasar yang ada tidak mengerucut pada satu kategori saja. Maksud saya, pemberi parcel menye- bar dari golongan yang “tidak mampu, kurang mampu, hingga mampu”. Itu realitanya. Sungguh mengherankan. Golongan tidak mampu dan kurang mampu memberi sesuatu kepada mereka yang lebih mampu, sungguh fenomena aneh hal terse- but. Mengapa demikian? Seolah menjadi budaya yang sebe- narnya adalah kebalikan dari hukum yang ada. Karena sela- yaknya yang mampu ataupun berkelebihan memberikan parcel kepada yang kurang mampu, bahkan dhuafa. Kalau boleh menyebut angka, nyaris 100 persen penerima parcel adalah orang-orang yang masuk kategori mampu dan biasanya adalah pejabat tinggi di pemerintahan ataupun swasta. Kebanyakan dari mereka malah memiliki posisi strate- gis dalam pekerjaan kesehariannya. Lalu apa motivasinya memberikan parcel kepada mereka? Terkadang hanya kata membudaya yang dapat menjadi jawabannya. Bukan lagi pem- berian yang tepat sasaran. Memang tidak ada seorang pun yang berhak mengadili niat seseorang untuk memberi parcel. Tetapi penegasan larangan dari KPK bagi PNS untuk menerima parcel, adalah sinyalemen bahwa pemberian parcel memiliki maksud tersembunyi. Tak pe- lak, komisi anti rasuah di negeri ini pun menyebut parcel dalam kategori gratifikasi. Seolah kehadiran parcel ibarat pepatah ada udang di balik batu. Mungkinkah kita dapat memperbaiki kondisi yang anomali ini? Tentu saja bisa. Dan kita bisa memulainya dari diri kita sendiri. Lihatlah di sekeliling kita, tentu masih banyak yang membutuhkan uluran kasih. Para pekerja kasar, pegawai bergaji rendah, hingga anak-anak yang kurang beruntung layak kita perhatikan, walau hanya dengan ketulusan sederhana. Kita dapat memberikan santunan kepada mereka. Sehingga dapat merata atas kebahagiaan yang diciptakan, bukan saja yang kaya dan bertahta saja, tetapi si miskin dan dhuafa turut me- rasakannya. Sampaikan bingkisan kepada mereka yang layak meneri- manya, bukan memberikan kepada yang mampu atas maksud tertentu. Tak perlu makanan, minuman mahal, atau barang- barang mewah yang kita berikan. Cukup barang konsumsi kebutuhan sehari-hari untuk menunjang keberlangsungan hidup menjadi lebih ringan. Semoga apa yang kita berikan, sedikit memberikan kegembiraan kepada mereka di hari raya dan semuanya dapat mengembangkan senyum bahagia. n Fenomena Parcel Lebaran Asah Oleh Imam Rulyawan Direktur Program Dompet Dhuafa Filantropi A S enyum mengembang dan sejumlah doa terlantun dari bibir seorang ibu paruh baya malam itu di salah satu sudut trotoar di pinggirang ibu kota. Ya, ibu tersebut terus mengucap doa, terima kasih dan seakan menyembah pada diri ini yang hanya dapat memberikan selembar recehan di saku dan sebungkus makanan. Sungguh betapa beharganya hal tersebut bagi sang ibu, hingga memperlakukan setiap yang memberi sedikit berkah kepadanya bagai seorang dewa penolong. Tak terbayang seperti apa kehidupan ibu tersebut hingga betapa bahagianya menda- patkan lembar recehan atau sebungkus makanan yang terkadang tak berarti bagi kita. Ia yang seharusnya menikmati masa tuanya, malah harus berjuang untuk belas kasih dari sang dermawan. Memang tak seberapa jika melihat nominal dari apa yang diterima ibu terse- but, tetapi kebahagiaan yang terpancar luar biasa menjadi pengembang senyum pem- berinya pula. Kepedulian kita semua sa- ngat dibutuhkan bagi mereka dalam memerangi kehiupan seba- gai dhuafa. Terlebih jika dapat menghadirkan kepedulian dalam wujud terbaik dan memuliakan. Karena sebuah kebahagiaan bu- kanlah dicari melainkan diciptakan. Tak ada salahnya setelah menciptakan kebahagiaan bagi diri sendiri juga dapat menghadirkan kebahagiaan bagi sesama yang mungkin sedang dalam nasib yang kurang beruntung. Hanya dengan memberikan sesuatu yang berarti dan mulia, secara perlahan akan menghadirkan kebahagiaan sederhana bagi sesama, terlebih di bulan suci seperti sekarang ini. Ramadhan menjadi mo- men bahagia yang dii- damkan se- tiap muslim sebagai hari keme- nangan atas ber- perangnya dengan hawa nafsu d i bulan suci. Berkumpul bersama keluarga besar, saling bertukar cerita hingga berbagi bingkisan keberkahan seolah menjadi menu utamanya. Seperti halnya cerita parcel atau bingkisan lebaran para pejabat atau pegawai kantoran yang jumlahnya terkadang berlebih untuk satu nama penerima. Alangkah indah- nya jika semua itu dapat dibagikan kepada saudara sesama untuk merajut kebahagiaan bersama di hari raya. Karena tak semuanya dapat merasakan berkah dari bingkisan lebaran. Terlebih bagi saudara kita yang masih menjalani kehidup- an dalam status dhuafa. Jangankan bertukar bingkisan, untuk dapat menyambung hidup keseharian saja mereka butuh usaha keras, seperti sosok ibu yang berjuang di trotoar jalan tersebut. Maka untuk menciptakan dan menyem- purnakan kebahagiaan saudara kita, di mo- men bahagia Ramadhan yang juga ber- tepatan dengan milad ke-22, Dompet Dhuafa bersama tiga mitra perbankan (BNI Syariah, BII Syariah, dan Bank Muamalat) meng- hadirkan program “Parcel Lebaran Dhuafa”. Melalui program tersebut, Anda semua dapat berdonasi untuk satu paket parcel lebaran bagi dhuafa di momen hari bahagia. Sehing- ga dapat berbagi kebahagiaan kepada se- sama. Mari bersama menciptakan kebahagi- aan dengan #AmbilBerkahnya di momentum Hari Raya Idul Fitri, agar semua dhuafa da- pat menikmati kebahagiaan “Parcel Lebaran Dhuafa” di hari raya. n

Mencipta Kebahagiaan dengan Bingkisan Lebaran fileTak perlu makanan, minuman mahal, atau barang-barang mewah yang kita berikan. ... berdonasi untuk satu paket parcel lebaran ba gi

  • Upload
    tranthu

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mencipta Kebahagiaan dengan Bingkisan Lebaran fileTak perlu makanan, minuman mahal, atau barang-barang mewah yang kita berikan. ... berdonasi untuk satu paket parcel lebaran ba gi

Aktifa

Mencipta Kebahagiaan dengan Bingkisan Lebaran

PROGRAM ATM— Sejumlah warga depok mengikuti penyuluhan dalam rangka Kick-Off programAnjungan Tes Medik di Yayasan Padepokan Zammi Karina,Depok, Kamis (2/7). Program mobilkesehatan keliling tersebut berujuan untuk menghadirkan pelayanan kesehatan baik secara pro-fentif maupun kuratif kepada masyarakat selama bulan Ramadhan.

da anomali dalam dunia tentang pemberian parcel diIndo nesia. Kenapa? Kalau kita telaah sejakmaraknya bisnis parcel di tahun delapan puluhan,bahkan sampai hari ini pun, para penerima parcel di

setiap hari raya bukanlah orang yang “berhak” mendapatkan-nya. Maklum saja, isi parcel biasanya makanan yang sudahbiasa dinikmatinya. Kalau pun berupa barang, sang penerimapun sangat mampu membelinya dengan dana sendiri.

Dari sisi pemberi, data kasar yang ada tidak mengerucutpada satu kategori saja. Maksud saya, pemberi parcel menye-bar dari golongan yang “tidak mampu, kurang mampu, hinggamampu”. Itu realitanya. Sungguh mengherankan. Golongantidak mampu dan kurang mampu memberi sesuatu kepadamereka yang lebih mampu, sungguh fenomena aneh hal terse-but. Mengapa demikian? Seolah menjadi budaya yang sebe-narnya adalah kebalikan dari hukum yang ada. Karena sela -yaknya yang mampu ataupun berkelebihan memberikan parcelkepada yang kurang mampu, bahkan dhuafa.

Kalau boleh menyebut angka, nyaris 100 persen penerimaparcel adalah orang-orang yang masuk kategori mampu danbiasanya adalah pejabat tinggi di pemerintahan ataupunswasta. Kebanyakan dari mereka malah memiliki posisi strate-gis dalam pekerjaan kesehariannya. Lalu apa motivasinyamem berikan parcel kepada mereka? Terkadang hanya katamembudaya yang dapat menjadi jawabannya. Bukan lagi pem-berian yang tepat sasaran.

Memang tidak ada seorang pun yang berhak mengadili niatseseorang untuk memberi parcel. Tetapi penegasan larangandari KPK bagi PNS untuk menerima parcel, adalah sinyalemenbahwa pemberian parcel memiliki maksud tersembunyi. Tak pe -lak, komisi anti rasuah di negeri ini pun menyebut parcel dalamkategori gratifikasi. Seolah kehadiran parcel ibarat pepatah adaudang di balik batu.

Mungkinkah kita dapat memperbaiki kondisi yang anomaliini? Tentu saja bisa. Dan kita bisa memulainya dari diri kitasen diri. Lihatlah di sekeliling kita, tentu masih banyak yangmembutuhkan uluran kasih. Para pekerja kasar, pegawaibergaji rendah, hingga anak-anak yang kurang beruntung layakkita perhatikan, walau hanya dengan ketulusan sederhana. Kitadapat memberikan santunan kepada mereka. Sehingga dapatmerata atas kebahagiaan yang diciptakan, bukan saja yangkaya dan bertahta saja, tetapi si miskin dan dhuafa turut me -rasakannya.

Sampaikan bingkisan kepada mereka yang layak meneri-manya, bukan memberikan kepada yang mampu atas maksudtertentu. Tak perlu makanan, minuman mahal, atau barang-barang mewah yang kita berikan. Cukup barang konsumsikebutuhan sehari-hari untuk menunjang keberlangsunganhidup menjadi lebih ringan. Semoga apa yang kita berikan,sedikit memberikan kegembiraan kepada mereka di hari rayadan semuanya dapat mengembangkan senyum bahagia. n

FenomenaParcel Lebaran

AsahOleh Imam RulyawanDirektur Program Dompet Dhuafa Filantropi

A

Senyum mengembang dan sejumlahdoa terlantun dari bibir seorang ibuparuh baya malam itu di salah satusudut trotoar di pinggirang ibu kota.

Ya, ibu tersebut terus mengucap doa, terimakasih dan seakan menyembah pada diri iniyang hanya dapat memberikan selembarrecehan di saku dan sebungkus makanan.Sungguh betapa beharganya hal tersebutbagi sang ibu, hingga memperlakukan setiapyang memberi sedikit berkah kepadanyabagai seorang dewa penolong.

Tak terbayang seperti apa kehidupan ibutersebut hingga betapa bahagianya menda-patkan lembar recehan atau sebungkusmakanan yang terkadang tak berartibagi kita. Ia yang seharusnyamenikmati masa tuanya, malahharus berjuang untuk belas kasihdari sang dermawan. Memang takseberapa jika melihat nominaldari apa yang diterima ibu terse-but, tetapi kebahagiaan yangterpancar luar biasa menjadipengembang senyum pem-berinya pula.

Kepedulian kita semua sa -ngat dibutuhkan bagi merekada lam memerangi kehiupan seba-gai dhuafa. Terlebih jika dapatmeng hadirkan kepedulian dalamwujud terbaik dan memuliakan.Karena sebuah kebahagiaan bu -

kanlah dicari melainkan diciptakan. Tak adasalahnya setelah menciptakan kebahagiaanbagi diri sendiri juga dapat menghadirkankebahagiaan bagi sesama yang mungkinsedang dalam nasib yang kurang beruntung.Hanya dengan memberikan sesuatu yangberarti dan mulia, secara perlahan akanmenghadirkan kebahagiaan sederhana bagisesama, terlebih di bulan suci seperti

sekarang ini.Ramadhan

menjadi mo -men bahagiayang di i -dam kan se -tiap muslims e b a g a ihari keme-n a n g a natas ber -perangnyad e n g a n

h a w anafsu

d i

bulan suci. Berkumpul bersama keluargabesar, saling bertukar cerita hingga berbagibingkisan keberkahan seolah menjadi menuutamanya. Seperti halnya cerita parcel ataubingkisan lebaran para pejabat atau pegawaikantoran yang jumlahnya terkadang berlebihuntuk satu nama penerima. Alangkah indah-nya jika semua itu dapat dibagikan kepadasaudara sesama untuk merajut kebahagiaanbersama di hari raya.

Karena tak semuanya dapat merasakanberkah dari bingkisan lebaran. Terlebih bagisaudara kita yang masih menjalani kehidup -an dalam status dhuafa. Jangankan bertukarbingkisan, untuk dapat menyambung hidupkeseharian saja mereka butuh usaha keras,seperti sosok ibu yang berjuang di trotoarjalan tersebut.

Maka untuk menciptakan dan menyem-purnakan kebahagiaan saudara kita, di mo -men bahagia Ramadhan yang juga ber -tepatan dengan milad ke-22, Dompet Dhuafabersama tiga mitra perbankan (BNI Syariah,BII Syariah, dan Bank Muamalat) meng-hadirkan program “Parcel Lebaran Dhuafa”.Melalui program tersebut, Anda semua dapatberdonasi untuk satu paket parcel lebaranba gi dhuafa di momen hari bahagia. Se hing -ga dapat berbagi kebahagiaan kepada se -sama. Mari bersama menciptakan kebahagi -aan dengan #AmbilBerkahnya di momentumHa ri Raya Idul Fitri, agar semua dhuafa da -pat menikmati kebahagiaan “Parcel LebaranDhuafa” di hari raya. n