30
Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Ketidakseimbangan Eksternal Bank Indonesia 19 Mei 2014 1 KSK No.22, Maret 2014 Dr. Halim Alamsyah Deputi Gubernur Bank Indonesia

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

  • Upload
    dinhnhi

  • View
    226

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Ketidakseimbangan Eksternal

Bank Indonesia 19 Mei 2014

1

KSK No.22, Maret 2014

Dr. Halim Alamsyah Deputi Gubernur Bank Indonesia

Page 2: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Agenda

I.

2

Stabilitas Sistem Keuangan

II. Tools Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan

III. Kebijakan Makroprudensial

IV. Kajian Stabilitas Keuangan - Maret 2014

Page 3: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

3

Sistem Keuangan terdiri atas Institusi Keuangan, Pasar Keuangan dan Pengguna Jasa Keuangan. Ketiganya didukung oleh Insfrastruktur Keuangan.

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

Institusi

Keuangan Bank

Non Bank

Pasar

Pasar Uang

Pasar Modal

Financial Service

Users

Rumah Tangga

Korporasi

interaksi

Sistem Keuangan

Makro

Ekonomi

interaksi

I n f r a s t r u k t u r

Page 4: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

4

SSK merupakan tanggung jawab semua pihak baik BI, Kemenkeu, OJK dan LPS.

Rumah Tangga

Korporasi

Probability of Default (PD) &

Loss Given Default (LGD)

Lembaga Keuangan non Bank

Bank

Pasar Keuangan

Infrastruktur Sistem

Keuangan

Profitabilitas Permodalan

Profitabilitas Permodalan

IHSG, Yield Curve, PUAB

- Risiko kredit - Risiko likuiditas - Risiko pasar

Stabilitas Sistem

Keuangan

Stabilitas Moneter

Internasional dan Domestik : - Fiskal - Faktor ekonomi - Faktor non Ekonomi - Efek domino pasar internasional

Kondisi Keuangan

Kinerja Keuangan

Probability of Default (PD) &

Loss Given Default (LGD)

Inflasi

BoP

Growth & Unemployment

EKONOMI MAKRO

Page 5: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Agenda

I.

5

Stabilitas Sistem Keuangan

II. Tools Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan

III. Kebijakan Makroprudensial

IV. Kajian Stabilitas Keuangan - Maret 2014

Page 6: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

6

Menggambarkan kondisi ketahanan sistem keuangan dari sisi Institusi Keuangan dan Pasar Keuangan.

KORPORASI

• Leverage

• Kemampuan

membayar

RUMAH TANGGA

• Leverage

• Kemampuan

membayar

EKSTERNAL

• Perekonomian Global

• Flows of Funds

• Utang Luar Negeri

MAKROEKONOMI

DOMESTIK

• Fiskal

• Inflasi

• PDB, dsb

Berdampak pada

ISSK dibagi 4 (empat) kondisi, yaitu Normal, Waspada, Siaga, Krisis

Page 7: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

7

Identifikasi Risiko

Top-Down Approach

Bottom-Up Approach

1. Macro stress-testing

2. Credit risk stress-testing

3. Interest rate risk stress-testing

4. Exchange rate risk stress-testing

5. Government bond prices’ stress-testing

6. Liquidity risk stress-testing

7. Integrated stress-testing

8. Interbank stress-testing

1. Credit risk stress-testing

2. Interest rate risk stress-testing

3. Exchange rate risk stress-testing

4. Government bond prices’ stress-testing

5. Liquidity risk stress-testing

6. Integrated stress-testing

PERBANKAN

MAKROPRUDENSIAL MIKROPRUDENSIAL

KORPORASI

1. Exchange rate risk stress-testing

2. Interest rate risk stress-testing

3. Credit risk stress-testing

Dilengkapi dengan Contagion Analysis

Mengukur dampak kegagalan suatu bank thdp bank lain/sistem keuangan

Page 8: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Agenda

I.

8

Stabilitas Sistem Keuangan dan Kebijakan Makroprudensial

II. Tools Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan

III. Kebijakan Makroprudensial

IV. Kajian Stabilitas Keuangan - Maret 2014

Page 9: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

9

Kebijakan Moneter

Stabilitas Sistem Keuangan

KebijakanMakro-

prudensial

Kebijakan Mikro-

prudensial

Kebijakan moneter fokus pada inflasi yang rendah dan kestabilan harga

Kebijakan Mikroprudensial fokus pada tingkat kesehatan institusi keuangan individual.

Kebijakan Makroprudensial fokus pada stabilitas sistem keuangan, dengan mengurangi risiko sistemik dan kecenderungan mengikutli siklus ekonomi (procyclicality).

Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan untuk mengatur dan mengawasi sistem keuangan, dalam rangka mencegah dan mengurangi risiko sistemik, mendorong fungsi intermediasi yang seimbang dan berkualitas serta meningkatkan akses dan efisiensi sistem keuangan

Tujuan Kebijakan Makroprudensial

Moneter, Mikroprudensial & Makroprudensial

Koordinasi & Kerjasama

Intermediasi

Seimbang &

Berkualitas

Mencegah Risiko Sistemik &

Memperkuat Resiliensi

Sistem Keuangan

Meningkatkan

Efisiensi

Page 10: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

10

Macro-economic conditions

Micro-prudential conditions

Mikroprudensial

Mikroprudensial lebih mengarah kepada

analisis perkembangan individu lembaga

keuangan.

“Keeping individual financial institutions sound is not enough. A broader

approach is needed to safeguard the financial system”.

Makroprudensial lebih mengarah kepada

analisis sistem keuangan secara keseluruhan

sebagai kumpulan dari individu lembaga

keuangan.

Makroprudensial

Kegagalan kebijakan makroekonomi, kegagalan regulasi maupun kegagalan pasar

yang menyebabkan krisis mendorong perlunya kebijakan makroprudensial

Page 11: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

11

Bank Indonesia telah mengimplementasikan beberapa instrumen pengaturan makroprudensial untuk melengkapi kebijakan moneter dan mikroprudensial

Stabilitas Sistem Keuangan

Kebijakan Mikropru

densial

Kebijakan Makroprud

ensial

Kebijakan Moneter

Instrumen untuk mengurangi dampak siklus ekonomi

Loan to Value ratio (LTV)

GWM - LDR

GWM Sekunder

Basel III : countercyclical capital buffers (akan diimplementasikan)

Instrumen utk meningkatkan resiliensi dan efisiensi

Managing capital flows

Systemic capital surcharges (akan

diimplementasikan)

Transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)

Loan to Value Ratio (LTV Ratio) Menjaga sektor properti, sbg salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi, tumbuh berkelanjutan dlm jk menengah & panjang.

Dampak kebijakan : (i) perkembangan KPR dan kredit KPR yang diatur dalam LTV secara umum melambat, (ii) penambahan debitur dengan pemilikan KPR > 1 melambat dari sisi jumlah dan plafon KPR, (iii) kualitas kredit KPR relatif terjaga.

Penyempurnaan Ketentuan GWM - LDR

Meningkatkan ketahanan sektor perbankan dalam menghadapi berbagai risiko, khususnya terkait dengan risiko kredit dan likuiditas sehingga dapat mendukung stabilitas sistem keuangan sekaligus stabilitas moneter melalui penguatan peran intermediasi bank.

Dampak kebijakan : (i) Pertumbuhan kredit industri perbankan melambat, (ii) kualitas kredit industri perbankan tetap terjaga (NPL relatif rendah)

Penyempurnaan Ketentuan GWM Sekunder Mendorong bank memiliki cadangan likuiditas yg memadai sehingga dapat mengantisipasi peningkatan tekanan likuiditas.

Page 12: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Agenda

I.

12

Stabilitas Sistem Keuangan dan Kebijakan Makroprudensial

II. Tools Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan

III. Kebijakan Makroprudensial

IV. Kajian Stabilitas Keuangan - Maret 2014

Page 13: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

13

Indeks Stabilitas Sistem Keuangan

Dampak dari tekanan pada: • Volatilitas Nilai Tukar • IHSG • Yield Obligasi

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga meskipun SSK sempat mengalami tekanan pada paruh kedua 2013 terimbas perlambatan ekonomi dan gejolak pasar keuangan global.

Ditengah ketidakseimbangan perekonomian global dan perlambatan ekonomi domestik, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, didukung oleh kinerja positif dan ketahanan perbankan yang kuat. Sementara itu, meskipun tekanan dipasar keuangan global sempat berdampak pada kinerja pasar keuangan domestik dan sektor riil (korporasi dan rumah tangga) , namun pada akhir tahun telah kembali membaik.

Page 14: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

14

Stabilitas sistem keuangan masih terjaga di tengah ketidakseimbangan perekonomian global dan perlambatan ekonomi domestik

Industri Perbankan Pasar Keuangan & IKNB Korporasi & RT Infrastruktur SK

Risiko dan ketahanan perbankan

masih terjaga.

• Risiko likuiditas sempat meningkat,

a.l. disebabkan pertumbuhan kredit

lebih tinggi dibandingkan laju

kenaikan DPK.

• Risiko pasar meningkat terutama

karena kenaikan suku bunga DPK jk

pendek & pelemahan nilai tukar.

• Risiko kredit menunjukkan

penurunan, tercermin dari cukup

rendahnya rasio NPL gross.

• Profitabilitas perbankan meningkat,

tercermin dari peningkatan laba

bersih.

• Ketahanan industri perbankan

meningkat, tercermin dari

meningkatnya CAR.

• Risiko-risiko utama di

pasar keuangan

meningkat cukup

signifikan di 2013,

dengan peningkatan

lebih besar pada

semester II/2013,

tercermin dari kenaikan

yield SBN dan

penurunan IHSG.

• Kinerja IKNB

(Pembiayaan, Asuransi

dan Reksadana)

meningkat: total aset

meningkat & non-

performing financing

(NPF) menurun.

Secara umum kinerja

korporasi dan rumah tangga

masih solid meski sempat

mengalami perlambatan

pada semester II/2013:

• Kinerja korporasi masih

terjaga meskipun

profitabilitas mengalami

penurunan, kecuali di

sektor properti.

• Sektor Rumah Tangga

menghadapi kenaikan

risiko selama Semester

II/2013, namun kinerja

masih terjaga.

Penyelenggaraan

sistem pembayaran

berjalan dengan

efisien, aman dan

lancar.

Risiko Sistemik: Ketidakseimbangan eksternal dan perlambatan ekonomi domestik sempat menimbulkan peningkatan beberapa risiko di sistem keuangan namun belum berdampak pada peningkatan risiko sistemik.

Tantangan, Outlook dan Arah Kebijakan SSK: Seiring dengan perbaikan perekonomian di beberapa negara maju, perekonomian global 2014 diperkirakan membaik. Prospek perbankan Indonesia di tahun 2014 masih cukup baik namun perlu diwaspadai potensi peningkatan risiko likuiditas dan risiko kredit.

Page 15: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

15

Sensitivitas risiko kredit dan pasar secara terintegrasi berdampak relatif kecil terhadap ketahanan industri dan kelompok BUKU.

Integrated Stress Test

Stress Test Ketahanan Korporasi thdp Nilai Tukar

Stress test menunjukan bahwa dari 196 korporasi yang menjadi sampel observasi terdapat 9 Korporasi yang berpotensi insolvent apabila nilai tukar rupiah melemah sampai dengan kurs Rp16.000/dollar.

1

2

Page 16: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

16

Page 17: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Mikroprudensial Makroprudensial

Tujuan Antara

Pemantauan dan penilaian terhadap kesehatan individu

lembaga keuangan

Pemantauan dan penilaian terhadap sistem keuangan secara keseluruhan

Tujuan Akhir Perlindungan konsumen

Menekan biaya krisis (penurunan PDB)

Model Risiko Eksogen

Sebagian endogen

Korelasi & eksposur

lintas lembaga keuangan (contagion)

Tidak relevan

Penting

Kalibrasi kebijakan

prudensial

Fokus pada risiko individual : Bottom up

Fokus pada risiko sistemik: Top down

Fokus

Individu Lembaga keuangan

Lembaga keuangan sistemik (Systemically Important Financial

Institution/SIFIs)

17

Page 18: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Pertumbuhan Kredit Perbankan

Non Performing Loan Pertumbuhan DPK

Fungsi intermediasi tetap tumbuh meskipun melambat dengan risiko terjaga…..

18

• Pertumbuhan kredit perbankan cenderung menurun menjadi sebesar 21,60% (yoy) dan NPL tetap terjaga pada level 1,77% lebih rendah dari periode sebelumnya.

Page 19: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Suku Bunga Industri

Risiko pasar meningkat terutama karena kenaikan sk bunga DPK jk pendek & pelemahan nilai tukar.

19

• Perkembangan suku bunga DPK industri perbankan relatif stabil kecuali suku bunga Deposito 1 bulan.

• Sementara itu dari sisi suku bunga kredit industri perbankan, peningkatan BI Rate pada semester II 2013 belum direspon oleh perbankan secara siginifikan.

7.92

1.65

1.89

10.2210.13

13.13

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

Sem I/2011 Sem II/2011 Sem I/2012 Sem II/2012 Sem I/2013 Sem II/2013

Deposito Giro Tabungan KMK KI KK

Kre

dit

DP

K

• Pelemahan nilai tukar pada semester II 2013 menyebabkan perbankan cenderung meningkatkan aset valas untuk memitigasi risiko pelemahan rupiah thdp modal bank.

• Rata-rata rasio PDN thdp modal perbankan 2,5%.

• Hasil stress test dgn skenario depresiasi Rupiah 10%-50% menunjukkan ketahanan industri tercemin dr CAR masih >15%.

Net Long/Short Valas Perbankan

Page 20: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Profitabilitas perbankan tetap meningkat sejalan dengan peningkatan efisiensi

• Profitabilitas Industri Perbankan masih tetap meningkat dibandingkan semester sebelumnya. Laba bersih meningkat terutama berasal dai pendapatan bunga kredit sejalan dengan meningkatnya volume penyaluran kredit perbankan dan meningkatnya fee based income.

• Efisiensi mengalami peningkatan terutama pada Buku 4.

Perkembangan Laba/Rugi Industri Perbankan (dalam Triliun)

ROA per BUKU (%) BOPO

20

Page 21: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Ketahanan industri perbankan didukung oleh kualitas permodalan yang meningkat.

Ketahanan industri perbankan masih berada pada level aman tercermin dari peningkatan rasio CAR. Ketahanan industri perbankan didukung oleh kualitas permodalan yang meningkat.

Perkembangan CAR Perbankan (%) Rasio Tier I Perbankan

21

Page 22: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Gejolak pasar SBN dan saham sempat terpengaruh oleh gejolak pasar keuangan global namun pada akhir tahun kembali membaik.

Volatilitas Yield SBN 10 Tahun dan

Kawasan

INDO INDI THAI MAL PHILDec-12 4,16 1,42 1,78 2,40 2,69

Jan-13 2,94 1,67 2,12 4,61 5,99

Feb-13 1,01 1,85 2,80 2,89 2,27

Mar-13 2,63 1,74 2,37 2,00 7,44

Apr-13 1,53 1,58 4,36 1,35 5,09

May-13 3,42 2,02 2,96 5,47 5,52

Jun-13 8,69 5,36 9,56 8,19 11,02

Jul-13 17,47 26,20 3,16 7,53 10,55

Aug-13 11,78 10,63 7,24 2,78 17,65

Sep-13 12,97 5,38 8,23 6,41 12,98

Oct-13 17,04 2,81 3,02 4,22 9,73

Nov-13 4,22 8,23 5,78 6,88 2,16

Dec-13 2,64 7,95 2,62 3,03 12,46

Y ield SBN 10 Tahun dan Kawasan

INDO INDI THAI MAL PHILDec-12 5,15 8,17 3,43 3,52 4,20

Jan-13 5,24 8,04 3,58 3,55 4,00

Feb-13 5,18 8,03 3,50 3,42 3,58

Mar-13 5,44 8,03 3,42 3,45 2,91

Apr-13 5,39 7,77 3,30 3,39 2,91

May-13 5,80 7,47 3,39 3,50 3,02

Jun-13 7,06 7,69 3,63 3,72 4,01

Jul-13 7,79 8,79 3,86 4,04 3,19

Aug-13 8,52 8,86 4,13 4,04 3,56

Sep-13 8,32 8,97 3,87 3,76 3,38

Oct-13 7,35 8,78 3,79 3,65 3,50

Nov-13 8,59 9,09 3,91 4,30 3,34

Dec-13 8,37 9,17 3,80 4,20 3,40

Perkembangan Indeks Saham Kawasan Volatilitas Indeks Saham Sektoral

Pangsa per

Des-2013

2012

Semester I

2012

Semester II

2013

Semester I

2013

Semester II

IHSG 18,95 13,05 22,38 27,42

Keuangan 24 21,57 17,23 25,79 34,18

Pertanian 3 23,35 20,89 22,75 31,72

Industri Dasar dan Kimia 8 25,62 19,77 29,15 39,22

Konsumsi 15 23,12 21,74 30,53 32,98

Properti 6 24,98 16,29 31,16 41,36

Pertambangan 7 28,96 24,23 25,51 30,57

Infrastruktur 15 19,21 17,38 27,11 27,14

Perdagangan 13 21,09 13,99 23,15 25,52

Aneka Industri 9 30,25 28,80 34,03 41,23

Yield SBN jangka pendek,

menengah dan Panjang

22

Page 23: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

23

Perkembangan Kinerja PP Rasio NPF PP

Kinerja Perusahaan Pembiayaan meningkat tercermin dari naiknya total aset dan pembiayaan yang disalurkan yang terbesar pada Pembiayaan Konsumen dan Sewa Guna Usaha. Sementara itu, risiko PP menurun tercermin dari penurunan non performing financing (NPF).

Aset dan Investasi Industri Asuransi Growth yoy Reksadana

Kinerja industri asuransi meningkat meskipun dengan tren melambat tercermin dari meningkatnya aset dan rasio klaim bruto terhadap premi bruto. Sementara itu, meskipun reksadana mengalami perlambatan pertumbuhan (NAB & jumlah reksadana menurun), namun masih memberikan return yg positif bagi investor.

Page 24: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Ketahanan korporasi masih solid meskipun sempat tertekan…. • Kinerja korporasi sempat mengalami perlambatan akibat perlambatan perekonomian

domestik, pelemahan nilai tukar serta tingginya inflasi.

Indikator Kunci Kinerja Keuangan Korporasi

2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013

1 Pertanian 5,32% 1,98% 9,71% 3,91% 0,86 1,08 2,16 1,93 1,10 1,07 7,85 6,86

2 Industri Dasar dan Kimia 6,29% 5,88% 13,30% 12,62% 1,14 1,16 1,88 1,86 1,61 1,62 5,41 5,20

3 Industri Barang Konsumsi 11,40% 9,19% 19,57% 16,40% 0,75 0,81 2,33 2,23 2,03 1,79 4,41 4,49

4 Infrastruktur, utilitas dan transportasi 7,86% 4,12% 17,38% 9,24% 1,17 1,30 1,85 1,77 1,09 1,04 75,62 77,59

5 Aneka Industri 8,91% 7,29% 21,03% 16,78% 1,34 1,27 1,75 1,79 1,22 1,18 10,52 8,93

6 Pertambangan 4,77% 0,09% 11,60% 0,23% 1,54 1,76 1,65 1,57 1,60 1,17 14,17 11,76

7 Properti dan Real Estate 5,77% 7,70% 10,94% 15,32% 0,93 1,06 2,07 1,94 2,04 1,78 1,74 2,01

8 Perdagangan, jasa dan investasi 8,21% 5,42% 15,23% 9,98% 0,80 0,86 2,26 2,16 1,65 1,60 8,61 7,48

7,27% 4,94% 15,09% 10,53% 1,09 1,17 1,92 1,86 1,53 1,40 7,21 6,69

Posisi data Tw III-2012 & Tw III-2013

Sumber: Laporan Keuangan Korporasi di Bursa Efek Indonesia, Bloomberg, diolah

TA/TL Current Ratio Inventory TO

Agregat

No. SektorROA ROE DER

Rasio profitabilitas baik ROA maupun ROE mengalami penurunan.

Penurunan profitabilitas pada 2013 dialami hampir oleh seluruh sektor ekonomi, kecuali sektor properti.

Meski tingkat utang korporasi masih tinggi, kemampuan korporasi dalam memenuhi kewajibannya relatif terjaga.

24

Page 25: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

66.35%

14.66%

18.99%

Konsumsi Cicilan Pinjaman Tabungan

Ketahanan sektor Rumah Tanggal masih solid meskipun sempat tertekan…. Mayoritas penghasilan bulanan rumah tangga Indonesia digunakan untuk konsumsi, diikuti untuk Tabungan dan

pembayaran cicilan pinjaman. Mayoritas aset rumah tangga berupa aset tetap (rumah, tanah, kendaraan, peralatan RT, dan pakaian).

Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga

Sumber: Survei Neraca Rumah Tangga, Bank Indonesia. Diolah

25

• Berdasarkan hasil Survei Neraca Rumah Tangga, rasio cicilan pinjaman terhadap pendapatan (Debt to Income Ratio) sebesar 14,66%. Rasio cicilan pinjaman masih lebih rendah dibandingkan persyaratan bank bagi calon debitur (biasanya ditetapkan maks. 30%). Dengan demikian, terbuka peluang cukup besar bagi perbankan untuk menyalurkan kredit bagi rumah tangga dalam rangka program perluasan akses keuangan.

• Tingginya inflasi berdampak kepada peningkatan pengeluaran untuk konsumsi. Namun, kemampuan membayar cicilan utang rumah tangga masih terjaga terkait masih cukup tingginya tingkat tabungan.

• Di tahun 2012 aset rumah tangga masih didominasi oleh aset tetap dengan komposisi yang meningkat. Aset

rumah tangga pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 3,41% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pengeluar an

2011 2012

Sem II Sem I Sem II

Konsumsi 65.3% 65.5% 65.6%

Cicilan Pinjaman

14.6% 14.0% 15.0%

Tabungan 20.1% 20.5% 19.4%

Komposisi Aset RT

0.58% 0.63% 0.94% 0.37%

88.79% 88.27% 85.46% 89.16%

1.09% 0.24% 0.25%0.14%

9.55% 10.86% 13.38% 10.32%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2009 2010 2011 2012

Aset Lainnya Aset Tetap Investasi Aset Lancar

Des 2013

Page 26: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Pertumbuhan dan NPL Kredit ke Sektor RT

Kredit rumah tangga cenderung tumbuh melambat dengan tingkat NPL dan kemampuan pembayaran utang RT masih terjaga pada level aman.

Komposisi Kredit Rumah Tangga

Sumber: Laporan Bank Umum, Bank Indonesia. Diolah

Sumber: Laporan Bank Umum, Bank Indonesia. Diolah

26

Nominal

(Rp T)

Pangsa

(%)

Nominal

(Rp T)

Pangsa

(%)

Nominal

(Rp T)

Pangsa

(%)

Nominal

(Rp T)

Pangsa

(%)

Nominal

(Rp T)

Pangsa

(%)

Perumahan 148.6 46.8% 197.4 46.7% 241.7 39.0% 305.8 44.4% 308.8 44.2%

Kendaraan 80.0 25.2% 105.7 25.0% 98.7 15.9% 104.5 15.2% 108.1 15.5%

Peralatan 1.8 0.6% 2.4 0.6% 1.3 0.2% 1.5 0.2% 1.6 0.2%

Multiguna 75.6 23.8% 105.3 24.9% 257.9 41.6% 249.2 36.2% 252.4 36.1%

Lainnya 11.4 3.6% 12.1 2.9% 19.6 3.2% 27.1 3.9% 28.3 4.1%

Total 317.34 100% 422.99 100% 619.26 100% 688.05 100% 699.32 100%

Dec'10 Dec'11 Dec'12 Dec'13 Mar'14Kredit Rumah

Tangga

Page 27: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

27

Kinerja sistem pembayaran yg diselenggarakan Bank Indonesia tetap terpelihara dengan baik. • Tingkat ketersediaan (availability) sistem BI-RTGS, BI-SSSS, dan SKNBI sebesar 99,96%

melebihi Service Level Agreement (SLA) • Terlaksananya Manajemen Risiko SP BI yang memadai

1. Uji coba sistem back-up SP BI (BI-RTGS, BI-SSSS, dan SKNBI) sebanyak 2 kali. 2. Tersedianya Business Continuity Plan (BCP) termasuk infrastruktur back up system yang

dapat menggantikan operasional setiap saat. 3. Pelaksanaan security audit secara berkala. 4. Pelaksanaan member certification 5. Helpdesk kepada peserta.

Perkembangan Indikator Sistem Pembayaran

Turn Over Ratio

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

BUKU 1BUKU 2BUKU 3BUKU 4 Industri

Miliar Rp Queue Transaction (Nilai)

2012 Sem I

2012 Sem II

2013 Sem I

2013 Sem II

Queue Transaction (Nilai)

• Nilai Turn Over Ratio selama 2013 mengalami penurunan yang mencerminkan bahwa peserta BI-RTGS memiliki kemampuan yang memadai untuk memenuhi kewajiban dalam melakukan transaksi pembayaran.

• Antrian di sistem pembayaran (queue transaction) mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan perbankan memiliki likuiditas yang lebih memadai dibandingkan periode sebelumnya.

Page 28: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Prospek perbankan Indonesia di tahun 2014 masih cukup baik namun perlu diwaspadai potensi kenaikan terutama risiko kredit dan tekanan likuiditas.

Pert. Kredit: 15-17% Pert. DPK: 15-17% NPL: 2.2-2.7%

Proyeksi Perbankan & RBB 2014

28

Page 29: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan diperlukan sinergi antara makroprudensial dan mikroprudensial. Oleh karena itu perlu dukungan kerjasama antar otoritas terkait yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan.

Koordinasi & Kerjasama antara BI dan OJK

Dasar Hukum : Keputusan Bersama BI dan OJK Nomor 15/1/KEP.GBI/2013, No.PRJ-11/D.01/2013 tgl 18 Oktober 2013

Cakupan, antara lain :

Koordinasi, berupa :

Perumusan kebijakan dan peraturan makro-mikroprudensial

Pertukaran informasi hasil pengawasan LJK dan macro-surveillance

Kajian dan/atau penelitian bersama

Stance dalam fora internasional

Sosialisasi dan edukasi

Pembentukan single point of contact

Pertemuan reguler level deputies, pimpinan satker dan teknis

29

Page 30: Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah ... · bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal sehingga ... dalam rangka mencegah

Koordinasi & Kerjasama BI dalam FKSSK

Dasar Hukum :

Nota Kesepahaman antara Menkeu, GBI, Ketua DK OJK dan Ketua DK LPS : MOU-8/MOU-8/MK.011/2012, No. 14/2/GBI/DKM/NK, No. 01/NK1/DK/XII/2012 dan MOU.001/DK/XII/2012

Cakupan

Koordinasi, berupa :

Pertukaran data data dan informasi kondisi SSK dan analisa Protokol Manajemen Krisis (PMK)

Hasil pemantauan kondisi nilai tukar, perbankan, LKBB, Pasar Modal, pasar SBN dan risiko fiskal yang ditengarai dapat mengganggu SSK

Harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan dalam menjaga SSK

Koordinasi pelaksanaan kebijakan dalam rangka penanganan krisis

Pertemuan bulanan level Deputies

Pertemuan triwulanan FKSSK

Pertemuan reguler level teknis

30