119
Penerbit : Fakultas Peternakan Universitas Jambi PROSIDING Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat “ Membangun Peternakan Berkelanjutan Menuju Era Industri 4.02 - 3 Oktober 2019, BW Luxury Hotel Jambi TIM PENYELIA : Prof. Dr. Ir .H. R.A. Muthalib, MS Prof. Dr. Ir. Hj. Nurhayati, MSc. Agr. Prof. Dr. Ir . Hj. Adriani. MS Prof. Dr. Ir. H. Abdul Azis , MS Prof. Dr. Ir. Hj. Zubaidah, MS Prof. Dr. Ir. Ucop Haroen, MS

Membangun Peternakan Berkelanjutan Menuju Era Industri 4 · 2020. 5. 19. · khususnya tanaman palawija dan holtikultura. ... pekarangan ±300 ha, tanah perkebunan ±150 ha, dan tanah

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Penerbit : Fakultas

    Peternakan

    Universitas Jambi

    PROSIDING Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat

    “ Membangun Peternakan Berkelanjutan

    Menuju Era Industri 4.0”

    2 - 3 Oktober 2019, BW Luxury Hotel Jambi

    TIM PENYELIA : Prof. Dr. Ir .H. R.A. Muthalib, MS Prof. Dr. Ir. Hj. Nurhayati, MSc. Agr. Prof. Dr. Ir . Hj. Adriani. MS Prof. Dr. Ir. H. Abdul Azis , MS Prof. Dr. Ir. Hj. Zubaidah, MS Prof. Dr. Ir. Ucop Haroen, MS

  • ii

    PROSIDING HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    SEMINAR NASIONAL 2019

    “Membangun Peternakan Berkelanjutan Menuj Era Industri 4.0”

    Tim Penyelia :

    Prof. Dr. Ir .H. R.A. Muthalib, MS Prof. Dr. Ir. Hj. Nurhayati, MSc. Agr. Prof. Dr. Ir . Hj. Adriani. MS Prof. Dr. Ir. H. Abdul Azis , MS Prof. Dr. Ir. Hj. Zubaidah, MS Prof. Dr. Ir. Ucop Haroen, MS

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    Disain sampul dan tata letak :

    Dr. Ir. H.M. Afdal, MSc., M.Phil.

    Penerbit :

    Fakultas Peternakan Universitas Jambi

    Alamat :

    Kampus UNJA Mendalo Indah KM 15 Jambi 36361 Telepon/Fax : (0741) 582907

    Cetakan pertama Januari 2020

    Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

  • iii

    PROSIDING SEMINAR NASIONAL 2019

    Hasil Pengabadian Kepada Masayarakat

    Membangun Peternakan Berkelanjutan Menuju Era Industri 4.0”

    Panitia Pelaksana kegiatan Seminar Nasional tahun 2019 Fakultas

    Peternakan Universitas Jambi

    Steering Comitee Penanggung Jawab : Prof. Dr. Ir. Hj. Nurhayati, MSc. Agr.

    (Dekan Fakultas Peternakan) Anggota Dr. Sc. Agr Ir. Teja Kaswari, MSc

    (Wakil Dekan Bidang Akademik, Kerjasama dan Sistem Informasi) Dr. Ir. Agus Budiansyah, MS (Wakil Dekan Bidang Umum, Perencanaan dan Keuangan) Dr. Ir. Depison, M.P. (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni)

    Ketua : Dr. Firmansyah, SPt. MP Wakil ketua : Dr. Ir. Mairizal, Msi Sekretaris : Dr. Heni Suyani, SPt. Bendahara : Afriani H. SPt. M.P

    Bagian Pelaksanaan Acara Seminar

    : Prof. Dr. Ir . Adriani. MS Ir. Yusrizal, MSc., Ph.D Ir. Wiwaha A.S, MSc., Ph.D. Dr. drh. Fahmida Manin, MP Dr. Ir. Syafril Hadi, M.S Dr. Ir. H. Afzalani, M.P Dr. Ir. Suparjo, M.P

    Bagian Sekretariat, Publikasi dan dokumentasi

    : Dr. Ir. H.M. Afdal, MSc., M.Phil Dr. Ir . Akmal MSi Dr. Bagus Pramusintho, SPt. MSc. M. Hariski, S.Pi

  • iv

    RTS Sherly Dwijayanti, S.Pt, M.Pt. Siti Rahayu, S.E Drh. Nurbani Azis

    Bagian Kerjasama : Dr. Ir. Fachroerrozy Hoesni, M.P.

    Bagian Field Trip : Ir. Saitul Fakhri, M.Sc, Ph.D Dr. Ir Rahmi Dianita SPt. MSc

    Bagian Konsumsi : Nelwida, S.Pt, MP

    Filawati, S.Pt, M.P

    Bagian Perlengkapan dan Transprotasi

    : Dr. Yatno, S.Pt, M.Si Supriyadi, SH Wahyudi Darmawan Fauzan Ramadan S.Pi

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

    Esa atas segala rahmatNya kepada kita sekalian, serta dengan izinNya SEMINAR

    NASIONAL TAHUN 2019 Hasil Penelitian yang bertema : Membangun Peternakan

    Berkelanjutan Menuju Era Industri 4.0 yang diadakan oleh Fakultas Peternakan

    Universitas Jambi dapat terlaksana dengan baik dan prosiding ini dapat diterbitkan.

    Teknologi akan selalu berkembang untuk mendukung berbagai aspek

    kehidupan manusia, tidak terkecuali di bidang peternakan. Industri peternakan

    semakin berkembang di era industri 4.0 dimana produk peternakan diciptakan dan dibuat

    segala sesuatunya menjadi lebih cepat, smart, dan efisien.

    Prosiding ini memberikan kesempatan untuk berbagi informasi tentang

    berbagai strategi untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam melakukan

    penelitian serta penerapan hasil-hasil penelitian bidang peternakan. Melalui kegiatan

    ini diharapkan dapat menciptakan inovasi serta memenuhi tuntutan pengembangan

    ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial ekonomi khususnya di bidang peternakan

    Kami menyadari bahwa dalam penyelenggaran seminar ini masih banyak

    kekurangan baik dalam penyajian acara, pelayanan administrasi maupun

    keterbatasan fasilitas, serta penyusunan prosiding Seminar Nasional hasil penelitian

    tahun 2019 ini masih banyak kekurangan. Pada akhirnya kami ucapkan banyak terima

    kasih dan penghargaan yang begitu tinggi kepada semua pihak yang membantu

    dalam penyusunan prosiding Seminar Nasional hasil penelitian tahun 2019.

    Jambi, Oktober 2019

    Ketua Panitia

    Dr. Firmansyah SPt. MP.

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    PEMAKALAH SEMINAR HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    1. Introduksi Teknologi Biochar pada Usahatani Hortikultura Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani Desa Kasang Lopak Alai Kabupaten Muaro Jambi

    Armen Mara, Endriani, dan M. Syarif ............................................................................ 1

    2. PKM Kelompok Peternak Sapi Dalam Pembuatan Probio_fm F3 Di Desa Lubuk Lingkuk Kabupaten Bangka Tengah

    Rufti Puji Astuti , Evahelda dan Nur Annis Hidayati ................................................... 11

    3. Metode Cepat Perkecambahan Jernang Di Mandiangin, Provinsi Jambi Revis Asra, Ade Octavia , Lisna ...................................................................................... 23

    4. Penerapan Sistem Integrasi Ternak Sapi Dengan Tanaman Padi Murnita, Nitta Yessirita dan Yonny Arita Taher .......................................................... 35

    5. Penerapan Teknologi Bioproses Bahan Pakan Lokal Untuk Ayam Kampung Di Desa Lopak Aur Kabupaten Batanghari

    Noferdiman dan Yusma Damayanti ................................................................................ 50

    6. Meningkatkan Akses Permodalan Kelompok Tani Teman Abadi Kepada Lembaga Keuangan Untuk Usaha Ternak Sapi

    Afriani H, Firmansyah, M. Farhan ................................................................................. 62

    7. Implementasi Sistem Pertanian Tekno-Ekologis Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Dan Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

    Sri Arnita Abu Tani, Darlis Dan Suhessy Syarief .......................................................... 71

    8. Sosialisasi Model 5C Untuk Membantu Peternak Sapi Memperoleh Akses Modal Afriani H, Firmansyah dan Rahmi Dianita .................................................................... 86

    9. Pengenalan Saccharomyces cerevisiae sebagai Probiotik Dalam Pakan Ternak Sapi Potong

    Teja Kaswari, H. Suryani, S. Fakhri dan M. Afdal ....................................................... 93

    10. Pengembangan Ayam Kampung Unggul Balitnak (Kub) Secara Longyam Dengan Ikan Lele Berbasis Probiotik Di Desa Nyogan Kecamatan Mestong

    Mairizal, Hutwan Syarifuddin dan M. Afdal ................................................................ 100

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    1

    Introduksi Teknologi Biochar pada Usahatani Hortikultura Sebagai

    Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani Desa Kasang Lopak Alai

    Kabupaten Muaro Jambi

    Armen Maraa)

    , Endriani, M. Syarif Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jalan Raya Jambi Ma. Bulian KM. 15 Mendalo Indah.

    a )Korespondensi: [email protected]

    ABSTRAK

    Inovasi teknologi produksi biochar dan biokompos dapat menghasilkan bahan pembenah tanah yang baru atau pengembangan produk, sehingga tanah menjadi lebih

    berkualitas, efektif dan efisien, produk hortikultura yang dihasilkan lebih sehat dan

    dapat diterima oleh pasar. Tujuan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini

    adalah untuk membentuk atau mengembangkan sekelompok masyarakat yang

    tergabung dalam kelompok tani “Tani Makmur” menjadi kelompok yang produktif,

    berkinerja tinggi dan mandiri secara ekonomis, serta meningkatkan ketrampilan

    masyarakat petani dalam memproduksi tanaman hortikultura sekaligus mengelola tanah

    ramah lingkungan agar sustainable. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini

    dilaksanakan pada Mitra Kelompok Tani “Tani Makmur” di Desa Kasang Lopak Alai

    Kecamatan Kumpeh Ulu, selama 6 (enam) bulan dalam tahun 2019. Metode

    pelaksanaan kegiatan PKM melalui penyuluhan, pelatihan dan demplot yang

    selanjutnya diikuti dengan pendampingan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah

    sebagai berikut : (1) Pemberdayaan kelompok tani melalui kegiatan pelatihan dan

    praktek lapang (demplot) mampu meningkatkan ketrampilan anggota dalam

    menerapkan teknologi; (2) Introduksi teknologi biochar dan biokompos dapat

    mendorong tumbuhnya usaha sentra biochar skala rumah tangga, yang ditandai dengan

    pengabdosian teknologi biochar dan biokompos oleh 5 (lima) orang petani. Penguasaan

    teknologi pemanfaatan biochar dan biokompos dapat memicu tumbuhnya usaha

    agroindustri, khususnya biochar dan pengomposan di lingkungan kelompok tani “Tani

    Makmur”; (3) Usaha produksi biochar meningkatkan pendapatan petani dengan R/C =

    6,87 serta meningkatkan produksi tanaman hortikultura. Dapat dikatakan bahwa

    teknologi biochar dan biokompos yang diterapkan pada kelompok masyarakat sangat

    layak untuk dilanjutkan.

    Kata Kunci: biochar, biokompos, hortikultura, limbah pertanian peternakan, ekonomi

    rumah tangga

    PENDAHULUAN

    Kecamatan Kumpeh Ulu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Muaro

    Jambi. Berdasarkan RTRW Kabupaten Muaro Jambi (2016), pemanfaatan ruang

    Kecamatan Kumpeh diarahkan sebagai perkebunan, pertanian lahan kering dan

    mailto:[email protected]

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    2

    pemukiman. Kecamatan Kumpeh Ulu dikenal sebagian sebagai daerah utama penghasil

    sayur dan buah-buahan karena sebagian besar penduduk bermata pencarian petani,

    khususnya tanaman palawija dan holtikultura. Hal ini didukung kondisi lahan yang

    sebagian terdiri dari dataran rendah / lahan basah sehingga sangat cocok untuk budidaya

    tanaman sayuran dan buah-buahan. Menurut BPS Kabupaten Muaro Jambi (2017),

    Desa Kasang Lopak Alai terletak di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi.

    Desa ini memiliki luas ±700 ha yang terdiri dari tanah sawah ±100 ha, tanah

    pekarangan ±300 ha, tanah perkebunan ±150 ha, dan tanah tegalan ±150 ha. Mayoritas

    mata pencarian penduduk desa ini adalah sebagai petani sawah ataupun petani

    hortikultura dan perkebunan. Jumlah penduduk Desa Kasang Lopak Alai adalah 1.919

    jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 513 KK, dengan rincian jumlah penduduk laki-

    laki sebanyak 1.016 jiwa, perempuan 903 jiwa.

    Desa Kasang Lopak Alai Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

    merupakan wilayah yang berpotensi dalam pengembangan tanaman hortikultura, namun

    hasil yang diperoleh petani masih rendah dan tidak seimbang dengan input yang

    diberikan. Hal tersebut disebabkan karena lahan petani umumnya lahan kering masam

    dengan sifat fisika yang kurang baik dan kesuburan yang rendah. Petani umumnya

    masih melakukan usaha tani sayuran secara kimiawi, melalui pemanfaatan pupuk kimia

    dan pestisida. Padahal untuk menuju pertanian yang ramah lingkungan dan konservatif,

    sangat perlu pengurangan aplikasi bahan kimia dalam usaha tani, dintaranya adalah

    dengan pemanfaatan biochar pada lahan usahatani.

    Biochar atau arang hayati merupakan pembenah tanah alami berbahan baku

    hasil pembakaran tidak sempurna (pirolisis) dari residu atau limbah pertanian yang sulit

    didekomposisi, seperti kayu-kayuan, kakao, dan lain-lain. Pembakaran tidak sempurna

    dilakukan dengan menggunakan alat pembakaran atau pirolisator suhu sekitar 2500 –

    3500 C, selama 2-3,5 jam, sehingga diperoleh arang yang mengandung karbon tinggi

    dan dapat diaplikasikan sebagai pembenah tanah. Pemilihan bahan baku pembenah

    tanah dari bahan tang sulit didekomposisi dimaksudkan agar dapat bertahan lama di

    dalam tanah (Gani, 2010, Endriani et al., 2016). Di Jambi, potensi penggunaan biochar

    cukup besar mengingat bahan baku seperti residu kayu, tempurung kelapa dan sekam

    padi cukup tersedia, pada setiap proses penggilingan gabah akan dihasilkan 16,3 – 28 %

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    3

    sekam. Berdasarkan analisis situasi yang dijelaskan di atas, maka perlu usaha untuk

    menjaga kelestarian tanah dan meningkatkan produktivitasnya sehingga dapat

    mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan (Sustainable agriculture

    development), meningkatkan pendapatan petani yang pada gilirannya akan

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu kelompok tani produktif di Desa

    Kasang Lopak Alai adalah kelompok tani ”Tani Makmur” dengan anggota 18 orang

    yang diketuai oleh Suprayogi. Hasil diskusi dengan kelompok tani dan berdasarkan

    kunjungan lapangan, diketahui terdapat beberapa permasalah yang ditemui di lapangan,

    di antaranya : pengelolaan lahan kering marjinal belum maksimal, usaha tani sayuran

    yang dilakukan masih menggunakan pestisida dan pupuk kimia, kesadaram petani yang

    masih rendah dalam penerapan Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan berbasis

    bioorganik baik berupa pembenah tanah biochar, pupuk organik maupun pestisida

    organik.

    Tujuan kegiatan ini adalah : a) mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat

    dengan cara mengoptimalkan kemampuan budidaya hortikultura secara ramah

    lingkungan; b). meningkatkan kemampuan masyarakat tani dalam memproduksi biochar

    berbasis bahan lokal dan biokompos limbah pertanian, serta biopestisida,

    pemanfaatannya untuk budidaya tanaman sayuran; c). pengelolaan lahan kering

    marjinal yang ramah lingkungan untuk masa depan dengan mengembangkan biochar

    dan biokompos dan; d). peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan cara

    mengembangkan kegiatan ekonomi produktif, membentuk kelompok usaha baru sentra

    produksi biochar sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan hidup secara mandiri.

    MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

    Materi yang diperlukan antara lain, bahan pembuat biochar seperti sekam padi,

    serbuk gergaji, ram kawat, kotoran sapi/ayam, hijauan gamal, rock phosphate,

    Trichoderma, gembor, papan, seng, karung, semen, spanduk, stiker, materi untuk

    penyuluhan, dan lain-lain. Metode kegiatan PKM berupa penerapan IPTEK yang akan

    dilaksanakan meliputi : penyuluhan dan atau pelatihan, tujuannya untuk menambah

    pengetahuan petani tentang pengelolaan lahan marginal yang ramah lingkungan,

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    4

    mengenalkan biochar “si pembenah tanah yang ramah lingkungan”, mengenalkan

    pupuk organik biokompos berbasis bahan lokal, pada kelompok tani Tani Makmur.

    1) Pembentukan kelompok usaha baru Sentra Produksi Biochar dan Biokompos.

    2) Pelaksanaan demonstrasi produksi biochar dan biokompos sebagai usaha baru untuk

    pemenuhan kebutuhan petani pada budidaya sayuran dan menstimulasi petani dalam

    penerapan pada usaha tani sayuran masing masing,

    3) Melaksanakan percontohan penerapan teknologi biochar pada lahan sayuran dengan

    melibatkan seluruh anggota kursus, yang mencakup kegiatan pembuatan pupuk

    biochar, pembuatan dan pemberian pupuk organik, pestisida organik.

    4) Melaksanakan percontohan pola diversifikasi pangan dan sayuran dengan

    memberikan bantuan bibit.

    5) Melaksanakan pembinaan terhadap petani-petani yang akan menerapkan teknologi

    rumah pangan lestari bebas pupuk kimia dan pestisida di lahan pekarangan milik

    petani itu sendiri.

    6) Melaksanakan pendampingan pemeliharaan tanaman sayuran secara tepat guna untuk

    mendapat hasil yang menguntungkan sekaligus bebas dari bahan kimia.

    7) Melaksanakan evaluasi

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Deskripsi Lokasi

    Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berupa program Kemitraan

    Masyarakat dilaksanakan di Desa Kasang Lopak Alai Kecamatan Kumpeh Ulu

    Kabupaten Muaro Jambi terletak pada lokasi yang cukup strategis dengan jarak tempuh

    ke ibu kota kecamatan sekitar 20 km, ke ibu kota kabupaten sekitar 50 km dan ke ibu

    kota provinsi sekitar 25 km. Orbitasi ini menunjukkan bahwa akses Desa Kasang

    Lopak Alai ke kota Jambi sangat dekat sehingga memudahkan bagi masyarakat

    khususnya petani yang tergabung dalam kelompok Tani Makmur menjual hasil

    pertaniannya ke kota.

    Kawasan ini merupakan kawasan yang juga kaya akan potensi sumberdaya alam

    maupun sumberdaya manusia. Walaupun memiliki potensi sumber daya alam yang

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    5

    cukup besar, namun tingkat perekonomian masyarakat di Desa Kasang Lopak Alai

    masih tergolong rendah. Selain itu, juga terdapat potensi pencemaran lingkungan di

    sekitar pemukiman, sampah-sampah anorganik dibuang secara langsung ke lingkungan

    permukiman. Jika hal ini dibiarkan, tentunya dapat menjadi permasalahan yang cukup

    serius bagi lingkungan maupun bagi masyarakat pada umumnya. Sampah merupakan

    material sisa yang dihasilkan oleh pemanfaatan suatu benda atau produk yang

    dimanfaatkan oleh manusia maupun aktivitas alam.

    Lahan milik petani di lokasi PPM umumnya tidak dimanfaatkan secara optimal,

    sebagian besar lahan pekarangan hanya dibiarkan tanpa pengelolaan yang baik.

    Sebagian lahan pekarangan ditanami tanaman buah-buahan seperti rambutan, durian dan

    duku, serta sirsak, namun tanaman tersebut terlihat tidak dipelihara dan dirawat dengan

    baik. Petani melakukan kegiatan usahatani hanya pada musim penghujan saja

    sedangkan pada musim kemarau membiarkan lahan pertaniannya tanpa dikelola dengan

    baik. Petani umumnya menanam tanaman sayuran, diantaranya : kacang panjang, pare,

    gambas, mentimun, dan lain sebagainya, disamping itu juga menanam tanaman palawija

    seperti jagung. Lahan usahatani masyarakat juga ditanami buah buahan seperti papaya

    dan pisang.

    Permasalahan yang sering ditemui petani dalam budidaya sayuran adalah

    serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), sehingga secara rutin dilakukan

    penyempRotan pestisida setiap empat hari. Namun sebagian besar petani belum paham

    bahwa sebelum pemanenan tidak boleh dilakukan penyempRotan pestisida karena akan

    membahayakan konsumen. Aplikasi pupuk organik masih terbatas dan lahannya nampak

    miskin hara.

    Introduksi Teknologi Biochar

    Solusi lahan usaha tani yang masih miskin hara adalah mengurangi penggunaan

    pupuk kimia, serta upaya terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan membantu

    meningkatkan pendapatan rumah tangga petani adalah dengan introduksi teknologi

    biochar dan biokompos. Dimulai dari pengenalan biochar pada petani dan sosialisasi

    manfaatnya dalam memperbaiki kesuburan tanah dan menghasilkan tanaman sayuran

    yang sehat dan bebas pestisida. Selanjutnya dilakukan pelatihan pembuatan biochar

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    6

    (Gambar 1) dan pelatihan pembuatan biokompos yang pelaksanaannya mendapat respon

    sangat baik dari petani, dibuktikan dari jumlah kehadiran petani, respo kemampuan

    menyerap teknologi yang diintroduksikan.

    Gambar 1. Kegiatan pelatihan produksi biochar sekam padi

    Tabel 1. Hubungan antara kegiatan, target, realisasi kegiatan dan capaian

    No. Kegiatan Target Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Capaian

    1. Penyuluhan usaha 20 orang peserta Kegiatan penyuluhan dan diskusi 100 %

    tani berbasis hadir dan mengenai usaha tani berbasis (semua anggota

    organik farming memaham usaha organik terlaksana dengan baik dan kelompok tani hadir tani berbasis mendapat tanggapan yang baik dan mendengar pertanian organic yang dinilai berdasarkan keaktifan penyuluhan) dalam diskusi dan jumlah petani

    yang berpartisipasi

    2. Penyuluhan 20 orang peserta Kegiatan penyuluhan dan diskusi 100 %

    pengenalan fungsi hadir dan melihat mengenai usaha tani berbasis (semua anggota

    dan manfaat biochar serta organik berupa biochar dan kelompok tani yang

    biochar sebagai mengetahui pengenalan biochar terlaksana hadir megetahui apa

    pembenah tanah manfaatnya dengan baik dan mendapat itu biochar dan sebagai tanggapan yang baik dari petani mengetahui ppembenah tanah yang dinilai berdasarkan keaktifan manfaatnya) dalam diskusi dan jumlah petani

    yang berpartisipasi

    3. Pelatihan Minimal 50 % Pelatihan pembuatan bochar 100 %

    Pembuatan petani mampu berjalan baik, petani mampu dan (semua petani yang

    Biochar membuat biochar bisa membuat biochar dengan baik, hadir bisa membuat hampir semua petani yang hadir (20 biochar) orang) mampu membuat biochar

    dengan pyrolysis sederhana

    4. Pembuatan rumah 1 rumah biochar Pembuatan Sentra Biochar 100 %

    biochar /sentra berbasis sekam padi dan serbuk (sudah terbentuk satu

    biochar gergaji sudah terlaksana, rumah “sentra kesepakatan ketua kelompok tani Biochar”) (Bapak Yogi Pratama) adalah di

    Loorong antu Rengas RT 01 Desa

    Lasang Lopak Alai

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    7

    Lanjutan Tabel.1

    5. Pelatihan membuat

    biokompos

    6. Penerapan aplikasi biochar pada

    tanaman buah

    buahan

    7. Pendampingan keberlanjutan

    sentra biochar

    Minimal 50 %

    anggota yang

    hadir mampu

    membuat pupuk

    organic

    biokompos

    Sudah dilakukan

    penerapan biochar

    pada lahan

    hortikultura

    Minimal 2 orang

    anggota keompok

    tani mau

    mengelola usaha

    baru sentra

    biochar

    Pelatihan pembuatan biokompos

    berjalan baik, petani mampu dan

    bisa membuat biokompos dengan

    baik, hampir semua petani yang

    hadir sudah mampu membuat

    biokompos dengan bahan kotoran

    sapi, hijauan legume, dan

    trichoderma

    Penerapan aplikasi biochar pada

    lahan tanaman buah buahan sudah

    dilaksanakan, biochar diaplikasikan

    pada lahan yang ditanami pepaya

    Diskusi lebih diutamakan mencari

    alternatif dan solusi untuk

    keberlanjutan usaha “Sentra

    Biochar” dan manajemen

    pengelolaannya dengan Tim PPM

    dari PT sebagai fasilisator

    100%

    (semua petani yang

    hadir dapat membuat

    biokompos)

    20 %

    (penerapan biochar

    dilakukan pada

    tanaman papaya 5

    orang petani)

    100 %

    (biochar dan

    biokompos sudah

    memiliki labeling dan

    pemasaran lebih luas)

    Introduksi teknologi biochar telah mendorong tumbuhnya usaha sentra biochar

    skala rumah tangga, ditandai dengan diadopsinya teknologi biochar oleh 5 orang petani.

    Petani tersebut melakukan produksi biochar secara individu dengan cara sederhana

    sebanyak 500 kg/petani. Alasan yang disampaikan petani, pengangkutan yang selama

    ini menjadi masalah dapat diatasi.

    Gambar 2. Proses produksi biochar kelompok Tani Makmur Desa Kasang Lopak Alai

    Tabel 2. menunjukkan bahwa pengolahan limbah pertanian menjadi biochar

    telah dapat diadopsi petani khususnya anggota kelompok Tani Makmur. Dari ± 1.000 kg

    bahan baku pembuatan biochar diperoleh biochar jadi sebanyak 500 kg, dan dengan

    total biaya Rp.800.000,00 maka harga pokok biochar Rp.800/kg.

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    8

    Tabel 2. Analisa Usaha Produksi Biochar di Kelompok Tani Tani Makmur Desa Kasang Lopak Alai, 2019.

    No Uraian Fisik Harga/satuan Jumlah

    I. Biaya : Sekam padi (Kg)

    1000,00

    400,00

    400.000,00

    Tenaga kerja (HOK) 10,00 30.000,00 300.000,00 Penyusutan saung (bulan) 1,00 100.000,00

    II. Total biaya 800.000,00

    III. Hasil (kg) 500,00 Harga pokok biochar/kg 800,00 Harga jual biochar/kg 5.500,00

    IV. Pendapatan 2.350.000,00

    V. Keuntungan 1.950.000,00

    VI. R/C 6,875

    Sumber : data primer (diolah)

    Berdasarkan pengamatan, dengan harga jual bochar yang beredar di pasaran

    sekitar Rp.5.500/kg, maka petani dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp.1.950.000,-

    dengan R/C = 6,87. Namun apabila bahan utama biochar dapat disediakan oleh petani

    (dari limbah pertanian milik petani) dan dikemas sendiri, maka biaya produksi dapat

    diturunkan menjadi Rp.500.000,- , akan diperoleh keuntungan Rp.2.500.000,- dengan

    R/C= 11,0. Artinya akan diperoleh keuntungan 11 kali lipat apabila biochar dibuat dari

    bahan sendiri dibandingkan bahan dibeli yang hanya memperoleh keuntungan 6,88 kali

    lipat. Biochar merupakan bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organik

    (biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas

    (Gambar. 3)

    Gambar 3. Proses Pembakaran Limbah Organik

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    9

    Biochar bukan pupuk tetapi berfungsi sebagai pembenah tanah. Aplikasi biochar

    ke lahan pertanian dapat meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air dan hara,

    memperbaiki kegemburan tanah, mengurangi penguapan air dari tanah dan membuat

    habitat yang baik untuk mikroorganisme simbiotik. Biomas pertanian yang dapat

    menjadi bahan biochar dapat berupa sekam padi, tempurung kelapa, tempurung kelapa

    sawit, kulit buah kakao, dan tongkol jagung. Dari berbagai hasil penelitian

    mengungkapkan bahwa kulit buah kakao merupakan bahan baku yang paling baik untuk

    pembuatan biochar.

    Hasil pembakaran tak sempurna dari biomas di atas akan menjadi arang. Arang

    (biochar) itulah yang akan dibenamkan ke dalam tanah sehingga memberikan dampak

    pertukaran air dan udara dalam tanah/daerah perakaran tanaman menjadi lebih baik, dan

    sejumlah manfaat lainnya seperti tersebut di atas. Dengan berbagai manfaat tersebut,

    Tim dari Unversitas Jambi telah berinisiasi mengadakan pelatihan pembuatan biochar

    kepada kelompok tani Tani Makmur dan masyarakat sekitar agar teknologi ini dapat

    didiseminasikan secara luas di Desa Kasang Lopak Alai Kecamatan Kumpeh Ulu

    Provinsi Jambi.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan

    dapat disimpulkan bahwa introduksi teknologi biochar telah mendorong tumbuhnya

    usaha produksi biochar skala rumah tangga, ditandai dengan telah diadopsinya

    teknologi produksi biochar oleh 5 orang petani. Penguasaan teknologi biochar dapat

    memicu tumbuhnya usaha agroindustri, khususnya produksi biochar di lingkungan

    kelompok tani Tani Makmur. Usaha produksi biochar meningkatkan pendapatan petani

    dengan R/C 6,88, serta meningkatkan produksi tanaman hortikultura.

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dibiayai oleh Direktorat Riset dan

    Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,

    Republik Indonesia melalui Hibah PKM. Ucapan terima kasih kepada Yang Terhormat

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    10

    Bapak Dirjen DRPM Dikti, Bapak Rektor Universitas Jambi, Dekan Fakultas Pertanian

    Universitas Jambi, yang telah mendanai dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan ini,

    terima kasih PPL Kecamatan Kumpeh Ulu Ir. Ramli atas bantuannya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Asai, H., Samson, B.K., Stephan, H.M., Songyikhangsuthor, K., Homma, K., Kiyono,

    Y., Inoue, Y., Shiraiwa, T., & Horie, T. (2009). Biochar amendment techniques for

    upland rice production in Northern Laos 1. Soil physical properties, leaf SPAD and

    grain yield. Field Crops Research, 111, 81–84.

    Balai Penelitian Tanah, 2017. Teknologi Pembuatan Biochar sederhana. Badan Litbang

    Pertanian. Kementerian Pertanian.http://www.litbang.pertanian.go.id/berita.php/one

    /2845/ Balai Penelitian Tanah, 2017).

    BPS Kabupaten Muaro Jambi. 2017. Kabupaten Muaro Jambi Dalam Angka.

    https://muarojambikab.bps.go.id/publication/2017/08/10/f86ba3d3d3847237b843ca

    8c/

    Chan K Y, A, E, L. Van Zwieten B , I. Meszaros A , A. Downie C,D, and S. Joseph D

    A. 2007. Agronomic values of greenwaste biochar as a soil amendment. Australian

    Journal of Soil Research, 2007, 45: 629–634. www.publish.csiro.au/journals/ajsr Djaenudin D. 2007. Potensi Sumber Daya Lahan untuk Perluasan Areal Tanaman

    Pangan di Kabupaten Merauke. Jrnal Iptek Tanaman Pangan. 2(2):180-194.

    Endriani dan A Kurniawan. 2017. Pengembangan Soil Amandement Biochar Untuk

    Pengelolaan Lahan Kering Sub-Optimal Hemat Karbon dan Rendah Emisi

    Mendukung Ketahanan Pangan. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada

    Masyarakat Universitas Jambi.

    Endriani, Sunarti dan Ajidirman. 2012. Biochar cangkang kelapa sawit sebagai sumber

    energi alternatif yang renewable dan soil amandement lahan sub optimal di Provinsi

    Jambi. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Jambi.

    Gani, A. 2010. Multiguna Arang - Hayati Biochar. Sinar Tani. Edisi 13-19 Okt 2010.

    Juniadi, 2012. Teknis pembuatan arang sekam. Balai Besar Pelatihan Pertanian

    Lembang. www.bbpp-lembang.info

    RTRW Kabupaten Muaro Jambi. 2016. Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah

    Kabupaten Muaro Jambi. file:///G:/DES%20KASANG/rtrw_105_2016.pdf

    Sapto A, Bambang. 2012. Si Hitam Biochar yang Multiguna. PT. Perkebunan Nusantara

    X (Persero), Surabaya.

    Sukartono, W. H. Utomo, Z. Kusuma, and W. H. Nugroho. "Soil Fertility Status,

    Nutrient Uptake, and Maize (Zea Mays L.) Yield Following Biochar and Cattle

    Manure Application on Sandy Soils of Lombok, Indonesia." Journal of Tropical

    Agriculture49.1-2 (2011): 47-52.

    http://www.litbang.pertanian.go.id/berita.php/onehttp://www.publish.csiro.au/journals/ajsrhttp://www.bbpp-lembang.info/file:///G:/rtrw_105_2016.pdf

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    11

    PKM Kelompok Peternak Sapi Dalam Pembuatan Probio_FM F3 Di

    Desa Lubuk Lingkuk Kabupaten Bangka Tengah

    Rufti Puji Astuti1a

    , Evahelda2 , Nur Annis Hidayati

    3

    1,2 Pogram Studi Agribisnis, Universitas Bangka Belitung, 3 Pogram Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung,

    1a) Korespondensi: [email protected]

    ABSTRAK

    Teknologi Probio_fm dikenal masyarakat Bangka Belitung sebagai bahan

    fermentasi pakan dalam kegiatan budidaya ternak sapi. Teknologi Probio_fm dinilai

    sederhana dan tepat guna, tidak hanya menjadikan cara budidaya ternak sapi lebih

    mudah, namun peternak juga terbebas dari masalah pencemaran bau limbah kotoran

    ternak. Kendala yang dihadapi peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani Saling

    Gumilang dalam penerapan Teknologi Probio_fm adalah, ketergantungan peternak

    untuk membeli Probio_fm F3, biaya pengiriman produk mahal dan distribusi

    pengiriman produk terkendala adanya penolakan oleh jasa ekpedisi sehingga

    penggunaannya belum berkelanjutan.

    Tujuan pengabdian ini untuk memberdayakan peternak dalam membuat

    Probio_fm F3. Metode pelaksanaan pengabdian dilakukan melalui tahapan sosialisasi,

    aksi demontrasi dan pelatihan, serta evaluasi dan monitoring. Metode pengumpulan data

    dengan wawancara dan penyebaran angket. Analisis data dilakukan dengan analisis

    deskriptif kualitatif. Hasil pelaksanaan program kemitraan masyarakat menunjukkan

    adanya perubahan pengetahuan, keterampilan dan perilaku peternak di kelompok saling

    gumilang dalam menerapkan teknologi probio_fm. Pengetahuan peternak tentang

    tekknologi probio_fm meningkat 44%; sebagain besar (80% peternak) terampil

    membuat Probio_fm F3 sehingga peternak tidak lagi membeli Probio_fm F3 dan 25%

    peternak sudah menerapkan teknologi berkelanjutan dengan mengolah pakan silase

    pelepah sawit.

    Hasil evaluasi dan monitoring menemukan adanya kendala dalam produksi Probio_fm F3, yaitu masalah penyaringan bahan. Hasil evaluasi dan monitoring juga

    menemukan adanya dampak aplikasi pakan berbasis teknologi probio_fm mampu

    mengatasi pencemaran bau di lingkungan kandang dan efisien waktu dalam manajemem

    pemberian pakan.

    Kata Kunci: Perberdayaan , Teknologi Probio_Fm ,Ternak Sapi.

    mailto:[email protected]

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    12

    PENDAHULUAN

    Penguasaan dan pengembangan IPTEKS baik oleh masyarakat peternak maupun

    petani perkebunan, menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan produksi hasil

    perkebunan maupun peternakan. Pemeritah Kabupaten Bangka Tengah

    memprioritaskan program peningkatan penerapan teknologi dan menargetkan terdapat

    30 kelompok yang memiliki kemampuan dalam pengembangan dan penguasaan

    teknologi dibidang peternakan dan perkebunan. Penerapan teknologi (minimal 30

    kelompok tani), diyakini mampu berkontribusi dalam pencapaian target populasi

    sebanyak 5000 ekor ternak sapi pada tahun 2019. Dalam hal ini, pemerintah juga

    mengandalkan program sistem integrasi sapi kelapa sawit (SISKA) untuk mewadahi

    peternak maupun petani perkebunan dalam penguasaan dan pengembangan teknologi.

    Usaha pengembangan ternak sapi Bali banyak dibudidayakan oleh sebagian

    masyarakat di desa Lubuk Lingkuk. Kelompok Tani Saling Gumilang merupakan salah

    satu kelompok yang aktif melakukan kegiatan usaha pengembangan ternak sapi. Tidak

    hanya memelihara ternak sapi, peternak anggota Kelompok Tani Saling Gumilang juga

    berprofesi sebagai petani kebun kelapa sawit. Pengembangan ternak sapi oleh peternak

    dilakukan secara bersamaan dengan mengelola kebun kelapa sawit. Peternak

    menerapkan sistem integrasi sapi dan kelapa sawit dalam pemeliharaan ternak sapi dan

    tanaman sawit.

    Bentuk penerapan sisten integrasi sapi-kelapa sawit di Kelompok Tani Saling

    Gumilang adalah dengan mengolah limbah pelepah sawit sebagai pakan ternak dan

    sebaliknya limbah kotoran ternak digunakan untuk pupuk tanaman. Desa Lubuk

    Lingkuk berpotensi untuk menjadi desa percontohan dalam penerapan sistem integrasi

    sapi kelapa sawit. Keberadaan kebun sawit milik masyarakat maupun perusahaan

    swasta berpotensi untuk menyediakan sumber pakan bagi ternak dan sebaliknya kotoran

    ternak berpotensi untuk pupuk tanaman sawit. Namun faktanya kegiatan pemelihraan

    ternak sapi oleh sebagai peternak di Kelompok Tani Saling Gumilang masih dilakukan

    dengan cara tradisional, yaitu mengandalkan rumput alam. Cara tradisional juga terlihat

    dari cara peternak menggunakan limbah kotoran ternak sebagai pupuk tanaman sawit

    secara langsung tanpa pengolahan.

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    13

    Kelompok Tani Saling Gumilang terbentuk sejak tahun 2011 dengan jumlah

    anggota sebanyak 20 orang. Kelompok tani ini termasuk salah satu kelompok penerima

    bantuan mesin pencacah pelepah sawit maupun mesin kompos dari Dinas Pertanian

    Kabupaten Bangka Tengah. Permasalahan yang dihadapi pada awal kelompok terbentuk

    adalah belum optimalnya penggunaan mesin pencacah dan kompos. Kelompok tani

    kembali aktif melakukan kegiatan pengembangan ternak sapi sejak tahun 2017.

    Permasalahan cara budidaya yang dianggap kurang menguntungkan oleh sebagian

    anggota kelompok, telah diatasi dengan menerapkan teknologi probio_fm untuk

    pengolahan pakan silase pelepah sawit.

    Probio_Fm merupakan probiotik cair mengandung beberapa spesies bakteri asam

    laktat, yang merupakan hasil isolasi mikroba dari saluran pencernaan itik Kerinci

    (Manin et al. 2003; Manin et al. 2010). Probio_Fm baik digunakan untuk pengolahan

    pakan ternak unggas maupun ruminansia dan telah digunakan oleh peternak di berbagai

    daerah seperti Provinsi Banten, Kabupaten Kerawang Provinsi Jawa Barat dan Provinsi

    Kalimantan Selatan. Mayoritas peternak merasa puas dengan hasil yang dirasakan

    setelah menggunakan probio_Fm, dikarenakan selain dapat mengurangi pencemaran

    lingkungan kandang (bau kandang), penggunaan probio_Fm juga terbukti dapat

    mengurangi jumlah bakteri patogen pada saluran pencernaan unggas, meningkatkan

    kesehatan ternak, serta meningkatkan produktivitas ternak itik dan sapi (Yusrizal dan

    Aziz 2009; Hendalia et al. 2010; Manin et al. 2010; Hendalia et al. 2012; Yusrizal et al.

    2012; Manin et al. 2014; Riza et al 2015). Probio_Fm juga sudah digunakan oleh

    peternak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan terbukti mampu mengatasi

    permasalahan pencemaran bau kandang, menjaga kesehatan ternak, serta dapat

    meningkatkan efisiensi penggunaan pakan (Hendalia et al. 2017)

    Probiotik juga dikenal sebagai produk suplemen pakan berisi bakteri hidup yang

    berfungsi untuk menjaga keseimbangan mikroflora dalam usus, dengan mengurangi

    jumlah mikroba patogen dalam saluran pencernaan (Fuller, 2002). Teknologi probio_fm

    pertama dikenal Kelompok Tani Saling Gumilang pada tahun 2018. Informasi tentang

    teknologi probio_fm diperoleh ketua kelompok saat mengikuti acara pameran produk di

    Kelompok Tunas Baru. Peternak menggunakan produk probiotik probio_fm produksi

    Kelompok Tunas Baru.Penggunaan Probio_fm dinilai peternk tidak hanya memudahkan

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    14

    proses manajemen pemberian pakan tapi juga dapat mengatasi masalah pencemaran bau

    di lingkungan kandang. Permasalahannya peternak tidak berdaya untuk memproduksi

    probiotik Probio_fm,sehingga keberlanjutan penggunaan probio_fm berkelanjutan

    berdampak pada ketergantungan peternak membeli probiotik Probio_fm.

    Keberhasilan peternak menerapkan teknologi probio_fm untuk mengolah pakan

    silase pelepah sawit, menjadikan penggunaan mesin pencacah lebih optimal.

    Keberhasilan ini juga memotivasi peternak di Kelompok Saling Gumilang untuk

    memiliki keterampilan memproduksi Probio_fm F3. Kegiatan pelatihan produksi

    Probio_fm perlu dilakukan agar peternak tidak ketergantung untuk terus membeli

    Probio_fm F3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan memproduksi Probio_fm F3

    dapat dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, demontrasi dan pelatihan serta evaluasi

    dan monitoring. Cara ini terbukti mampu menjadikan peternak di Kelompok Nadi

    Lestari trampil membuat Probio_fm F3 (Astuti at al, 2018). Tujuan pengabdian ini

    adalah untuk memberdayakan peternak untuk membuat Probio_fm F3. Pengetahuan

    dan keterampilan peternak dalam memproduksi probio_fm akan bermanfaat untuk

    menunjang penerapan teknologi probio_fm berkelanjutan oleh Kelompok Tani Saling

    Gumilang, serta mengatasi masalah ketergantungan membeli produk.

    MATERI DAN METODE

    Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

    Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilaksanakan di Desa Lubuk Lingkuk,

    Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka

    Belitung. Pengabdian dilaksanakan selama 4 bulan sejak bulan Mei - Agustus 2019.

    Pelaksanaan pengabdian melibatkan peternak mitra, yaitu peternak di Kelompok Tani

    Saling Gumilang. Pemilihan lokasi dan mitra sasaran didasari oleh pengalaman dan

    minat peternak menggunakan Probio_fm.

    Mekanisme Penyelesain Masalah

    Kemampuan peternak untuk memproduksi Probio_fm berkelanjutan harus

    didukung dengan kepemilikan alat produksi, salah satu diantaraya adalah inkubator.

    Pelaksanaan program pemberdayaan peternak dalam membuat Probio_fm F3 ini diawali

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    15

    dengan kegiatan pendampingan merakit inkubator sederhana. Pelaksanaan program

    kemudian akan dilanjutkan dengan pelatihan produksi Probio_fm setelah dipastikan

    peternak memiliki kemampuan merakit inkubator. Bentuk pelaksanaan program

    produksi Probio_fm ini dilakukan secara berkelompok, dengan 1 (satu) kepemilikan

    inkubator diyakini kualitas produk yang dihasilkan dapat terjaga.

    Metode Pelaksanaan Pengabdian

    Pelaksanaan program kegiatan pengabdian dilakukan dengan melalui 3 (tiga)

    bentuk metode, yaitu: sosialisasi, aksi dalam bentuk demontrasi dan pelatihan serta

    evaluasi dan monitoring.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Program terlaksana secara sistematis melalui tiga tahapan, diawali dengan

    kegiatan sosialisai materi cara memproduksi Probio_fm F3 maupun merakit inkubator,

    dilanjutkan dengan demontrasi dan pelatihan pembuatan Probio_fm F3. Pelaksanaan

    program diakhri dengan kegiatan evaluasi dan moitoring yang bertujuan untuk

    mengukur tingkat keberdayaan peternak. Noor (2011) menyatakan bahwa tujuan utama

    kegiatan pemberdayaan adalah untuk menjadikan masyarakat mampu mengatasi

    permasalahan dengan segala keterbatasan yang dimiliki dan memiliki rasa tanggung

    jawab, mau berkerja keras dan mau menerima perubahan. Hasil kegiatan pengabdian

    masyarakat secara detail dapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1. Persentase persepsi peternak yang menyatakan setuju sampai dengan sangat

    setuju tentang penilaian indikator dalam kegiatan pengabdian

    Indikator penilaian Persentase (%)

    Sebelum Sesudah

    Sosialisasi

    Pengetahuan tentang teknologi probio_fm 36 71

    Pengalaman menggunakan teknologi probio_fm 15 -

    Minat mengikuti pelatihan produksi probio_fm - 100

    Demontrasi/ pelatihan produksi probio_fm

    Pengetahuan tentang teknologi probio_fm 71 100

    Kemampuan merakit alat produksi dan produksi f3 0 100

    Kemampuan memproduksi Probio_fm F3 0 80

    Evaluasi dan monitoring

    Pengalaman menggunakan teknologi probio_fm 15 80

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    16

    Tahapan Sosialisasi

    Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk mengawali kegiatan Pengabdian Kepada

    Masyarakat. Tim pengabdian menggunakan kesempatan dengan membentuk dan

    menyepakati jadwal pelaksanaan program bersama peserta dalam kegiatan sosialisasi.

    Tujuan utama pelaksanaan kegiatan sosialisasi adalah untuk memastikan kesiapan dan

    minat peternak di Kelompok Saling Gumilang untuk mengikuti kegiatan pendampingan

    pembuatan Probio_fm F3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi

    program, pengenalan teknologi probio_fm dan sosiliasi materi pelatihan baik materi

    perakitan inkubator maupun materi pembuatan Probio_fm F3. Kegiatan sosialisasi

    dihadiri oleh 14 peternak anggota kelompok tani. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi

    diawali dengan pembagian buku pedoman pelatihan, dilanjutkan dengan penyampaian

    masing-masing materi oleh tim pengabdi (Gambar 1)

    Gambar 1. Foto kegiatan sosialisasi

    Hasil penilaian angket kegiatan sosialisasi (Tabel.1) menunjukkan adanya

    perubahan pengetahuan peternak tentang teknologi probio_fm kearah yang positif.

    Pengetahuan peternak tentang teknologi probio_fm mengalami peningkatan dari 36%

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    17

    menjadi 71%, setelah dilakukan kegiatan sosialisasi. Peternak pernah mendengar dan

    mengetahui manfaat probio_fm dengan melihat anggota lain yang sudah menerapkan

    teknologi namun belum memahami alat dan bahan untuk pembuatan probio_fm F3.

    Peternak saat ini tidak hanya mengetahui manfaat teknologi probio_fm, namun juga

    memahami alat, bahan serta proses produksi Probio_fm F3.

    Pengenalan teknologi probio_fm yang dilakukan melalui kegiatan sosialisasi

    terbukti mampu meningkatkan pengetahuan peternak. Kegiatan pengenalan teknologi

    probio_fm di Kelompok Tunas Hijau terbukti memapu menambah pengetahuan

    peternak. Peternak tidak hanya mengetahui manfaat saja, peternak juga mengetahui

    tentang cara penggunaan teknologi (Astuti et al, 2019). Peternak di Kelompok Saling

    Gumilang sebagain besar belum berpengalaman menggunakan probio_fm, hasil

    penilaian angket dalam kegiatan sosialisasi menunjukkan hanya 15% atau sebanyak 3

    orang saja yang pernah menggunakan. Namun demikian, berdasarkan hasil penilaian

    minat diketahui bahwa semua peternak atau 100% menyatakan setuju sampai sangat

    setuju perlu dilakukan pelatihan produksi Probio_fm F3. Minat peternak juga

    ditunjukan dengan kesiapan peternak mengikuti jadwal pelatihan yang telah disepakati

    bersama.

    Tahapan Demontrasi/pelatihan Pembuatan Probio_fm

    Kegiatan demontrasi dilaksanakan menggunakan pendekatan metode partisipatif.

    Menurut Dewi (2014) pendekatan partisipatif dapat digunakan untuk mempengaruhi

    kemandirian yang mengarah pada kesadaran masyarakat. Pelaksanaan kegiatan

    demontrasi dihadiri oleh pakar teknologi probio_FM (Ibu Dr. drh Fahmida Manin M.P)

    dari Universitas Jambi sebagai narasumber. Pelaksanaan kegiatan demontrasi diawali

    kegiatan diskusi dan tanya jawab bersama antara peternak dan narasumber.

    Pelaksanaan kegiatan demontrasi dilanjutkan dengan pengumpulan alat dan bahan,

    setelah diskusi peternak dan narasumber selesai. Kehadiran narasumber dalam kegiatan

    demontrasi menambah motivasi peternak untuk mengikuti pelatihan, peternak tidak

    hanya bertanya tentang cara penggunaan probio_fm untuk pakan ternak, peternak juga

    memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertanya tentang cara penggunakan teknologi

    probio_fm untuk pengolahan pelet ikan maupun pakan ternak unggas.

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    18

    Pelaksanaan kegiatan demontrasi pembuatan Probio_fm F3 dilakukan oleh

    narasumber bersama peternak secara langsung dengan mempraktekkan materi pelatihan.

    Narasumber berperan sebagai pengarah sekaligus pemeraga, dalam hal ini tim pengabdi

    dan peternak juga terlibat aktif dalam memperagakan arahan narasumber. Proses

    pembuatan probio_fm secara keseluruhan dilakukan melalui 7 (tujuh) tahapan. Hasil

    kegiatan demotrasi menunjukkan peserta pelatihan aktif dan secara langsung terlibat

    pada semua proses, baik penimbangan, pencampuran, pengadukan, perebusan,

    penyaringan dan pendinginan, penambahan bahan starter dan inkubasi, maupun pada

    saat pemanenan produk (Gambar 2.)

    Hasil penilaian angket (Tabel.1) menunjukan sebelum kegiatan mengikuti

    kegiatan demontrasi sebanyak 71% peternak menyatakan setuju sampai dengan sangat

    setuju memiliki pengetahuan tentang teknologi probio_fm, pengetahuan peternak

    meningkat menjadi 100% setelah mengikuti kegiatan demontasi. Bentuk pengetahuan

    peternak setelah mengikuti kegiatan demontrasi tidak hanya ditunjukkan oleh

    pengetahuan tentang manfaat dan cara menggunaan teknologi, tetapi juga pengetahuan

    tentang cara produksi Probio_fm F3. Artinya kegiatan demontrasi yang dilakukan

    terbukti mampu memberikan tambahan pengetahuan pada peternak, dari belum

    mengetahui menjadi mengetahui.

    Hasil penilaian angket pada Tabel 1 juga menunjukkan adanya perubahan kearah

    yang positif pada kemampuan peternak merakit inkubator dan membuat Probio_fm F3.

    Peternak tidak hanya mampu merakit inkubator dan memproduksi probio_fm, tetapi

    juga trampil memproduksi probio_fm dengan berbagai varian takaran bahan dalam 4

    kali pengulangan percobaan. Keterampilan peternak juga ditunjukkan dari kemampuan

    menjelaskan cara membuat Probio_fm F3 kepada sesama peserta pelatihan. Perubahan

    keterampilan peternak ke arah yang positif ini ditunjjukkan oleh pernyataan setuju

    sampai dengan sangat setuju oleh 80% sampai 100% peternak pada indikator penilaian

    yang ditentukan. Hasil serupa juga terjadi di Kelompok Tani Nadi Lestari. Adanya

    kegiatan demontrasi pelatihan pembuatan probio_fm memberikan pengaruh pada

    perubahan keterampilan petermak dalam membuat Probio_fm F3. Keterampilan

    membuat probio_fm dimiliki oleh sebagian peternak saja, karena hanya 65% peternak

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    19

    yang berhasil mempraktekkan membuat probio_fm dengan berbagai ukuran takaran

    bahan dalam berbagai percobaan (Astuti et al. 2018).

    Keterampilan peternak membuat Probio_fm F3 dengan berbagai takaran ukuran

    bahan dinilai sangat bermanfaat untuk peternak, misalnya produksi probio_fm dapat

    disesuaikan dengan ketersediaan biaya, jumlah bahan, maupun disesuaikan dengan

    kebutuhan. Jumlah peternak yang berhasil mempraktekkan proses produksi probio_fm

    dengan berbagai variasi takaran bahan di Kelompok Nadi Lestari jauh lebih banyak

    (80%) bila dibandingkan kelompok Nadi lestari (65%). Artinya Kelompok Saling

    Gumilang juga berpotensi untuk menerapkan teknologi probio_fm berkelanjutan, untuk

    mendukung kegiatan pengembangan ternak sapi.

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    20

    Gambar 2. Foto kegiatan produksi Probio_fm F3

    Tahapan evaluasi dan monitoring

    Evaluasi dan monitoring dilakukan selama dua bulan. Pelaksanaan kegiatan

    dilakukan melalui kegiatan tatap muka, maupun komunikasi melalui media sosial

    (whatsapp). Pelaksanaan kegiatan evaluasi dan monitoring juga melibatkan mahasiswa

    untuk membantu di lapangan. Tujuan utama kegiatan evaluasi dan monitorng adalah

    untuk memastikan keberlanjutan program, mengamati temuan di lapangan terkait

    dampak dan kendala. Hasil monitoring dan evaluasi akan digunakan sebagai dasar

    membuat perbaikan pada tahap selanjutnya.

    Hasil penilaian angket pada Tabel. 1, menunjukkan adanya perubahan kearah

    positif pada pengalaman peternak menggunakan probio_fm. Jika sebelum peternak

    memiliki pengetahuan dan keterampilan membuat probio_fm hanya terdapat 15%

    peternak yang menggunakan probio_fm, saat ini dengan pengetahuan dan keterampilan

    yang dimiliki jumlah pengguna probio_fm di Kelompok Saling Gumilang mencapai

    80%. Hasil evaluasi dan monitoring menunjukkan bahwa pengalaman menggunakan

    probio_fm oleh anggota Kelompok Saling Gumilang sebagain beasar dilakukan melalui

    pemberian air minum dan hanya 25% persen peternak yang sudah menggunakan

    berkelanjutan untuk mengolah pakan silase pelepah sawit.

    Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan beberapa dampak nyata yang

    dirasakan peternak adalah adanya perubahan anggota kelompok ternak, sebeleumnya

    membeli probio_fm dari Kelompok Tunas Baru saat ini sudah memproduksi sendiri dan

    tidak membeli lagi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap penurunan biaya produksi

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    21

    pakan mencapai 68,3%. Perubahan perilaku tidak hanya terjadi pada perolehan

    Probio_fm F3 sebagai bahan dalam pengolahan pakan, keterampilan membuat

    probio_fm dan kepemilikan alat inkubator meningkatkan keaktifan anggota dalam

    kelompok tani.

    Hasil wawancara angket juga menemukan adanya kendala dalam proses produksi

    Probio_fm F3 di Kelompok Saling Gumilang. Bentuk kendala yang dirasakan peternak

    adalah, kendala penyaringan bahan yang terlalu halus sulit untuk dipisahkan dengan air

    rebusan. Jumlah kepemilikan ternak juga menjadi kendala menerapkan atau

    memproduksi probio_fm dalam jumlah besar. Pada peternak dengan jumlah

    kepemilikan ternak 1 sampai 2 ekor penggunaan probio_fm masih relatif sedikit, belum

    menjadi kebutuhan dan bersifat uji coba saja. Penyuluhan dan monitoring perlu terus

    dilakukan untuk mendampingi peternak dalam menerapkan teknologi probio_fm

    berkelanjutan, pada berbagai jumlah kepemilikan ternak.

    KESIMPULAN

    Pelaksanaan program pengabdian memberikan perubahan pada pengetahuan,

    sekaligus perilaku peternak dalam menerapkan teknologi probio_fm. Peternak anggota

    Kelompok Saling Gumilang trampil membuat Probio_fm F3. Peternak mampu

    mengatasi pencemaran bau di lingkungan kandang dengan menerapkan teknologi

    probio_fm berkelanjutan melalui aplikasi pakan berbasis probio_fm.

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kemenristek Dikti yang telah

    memberi pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat melalui hibah

    program kemitraan masyarakat (PKM) tahun 2019. Kepada Universitas Bangka

    Belitung (UBB) yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti

    pendampingan penyusunan proposal pengabdian masyarakat tahun 2019, serta kepada

    Universitas Jambi (UNJA) atas dukungan pengiriman bahan dan tranfer teknologi yang

    diberikan. Kepada Dinas Pertanian Bangka Tengah atas izin dan dukungan menugaskan

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    22

    penyuluh lapangan mendampingi pelaksanaan program. Serta Kepada kelompok tani

    saling gumilang atas kesediaan dan kerjasamanya menjadi mitra.

    DAFTAR PUSTAKA

    Astuti R.P. Yulia.2018. Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Pembuatan Probio_Fm

    sebagai Bahan Fermentasi Pakan Ternak di Bangka Tengah. Jurnal ilmiah

    pengabdian kepada masyarakat agrokreatif.Vol 5 (2):141-149.

    Astuti R.P., Manin F., Adriani, Bahtera N.I.,Adawiyah C.R 2019. The Agricultural

    Extension Services to Stock Farmers through Utilizing The Probio_Fm in

    Improving The Productivity of Beef Cattle in Central Bangka, Indonesia.

    Prociding WoMELA-GG 2019, January 26-28, Medan, Indonesia. DOI

    10.4108/eai.26-1-2019.2283322.

    Dewi NK. 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup bagi Masyarakat. Madiun (ID): IKIP

    PGRI Madiun.

    Fuller R. 2002. Probiotic-What they are and what they do. [Internet]. [diunduh 2018

    November 28]: Tersedia pada https://digestive-disorders/what-are-probiotics.

    Hendalia E, Yusrizal, Manin F. 2010. Pemanfaatan Berbagai Spesies Bakteri Bacillus

    dan Lactobacillus dalam Probiotik Untuk Mengatasi Polusi Lingkungan Kandang

    Unggas. Jurnal Penelitian Universitas Jambi. 12(3): 26–32.

    Hendalia E, Manin F, Yusrizal, Nasution GM. 2012. Aplikasi probiotik untuk

    meningkatkan efisiensi penggunaan protein dan menurunkan emisi amonia pada

    ayam broiler. Agrinak. 1(2): 29–35.

    Manin F, Hendalia E, Yatno, Kompiang IP. 2003. Potensi Saluran Pencernaan Itik

    Lokal Kerinci Sebagai Sumber Probiotik dan Implikasinya Terhadap

    Produktivitas Ternak dan Penanggulangan kasus Salmonellosis. Laporan

    Penelitian Hibah Bersaing X Tahun Kedua. Jambi (ID): Universitas Jambi.

    Manin F, Hendalia E, Yusrizal, Yatno. 2010. Penggunaan Simbiotik yang Berasal dari

    Bungkil Inti Sawit dan Bakteri Asam Laktat Terhadap Performans, Lingkungan

    dan Status Kesehatan Ayam Broiler. Laporan Penelitian Strategi.

    Manin F, Hendalia E, Yatno, Rahayu P. 2014. Dampak Pemberian Probiotik

    Probio_FM Terhadap Status Kesehatan Ternak Itik Kerinci. Jurnal Ilmu Ternak.

    1(2): 7–11.

    Noor, M. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmiah CIVIS. 1 (2): 87-99. Riza H, Wizna, Rizal Y, Yusrizal. 2015. Peran Probiotik dalam Menurunkan Amonia

    Feses Unggas. Jurnal Peternakan Indonesia. 17(1): 19–26.

    https://doi.org/10.25077/jpi.17.1.19-26.2015

    Yusrizal, Aziz A. 2009. Identifikasi dan Pemanfaatan Kombinasi Berbagai Bakteri

    untuk menurunkan kadar amonia feses dan litter unggas. Laporan Penelitian

    Fundamental.

    Yusrizal, Manin F, Yatn, Noverdiman. 2012. The use of probiotic and prebiotic

    (symbiotic) derived from palm kernel cake in reducing ammonia emission in the

    broiler house. Proc. The 1st Poult Int.Sem P : 3334- 343. ISBN 798-602-969334-

    6-1

    https://digestive-disorders/what-are-probiotics

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    23

    Metode Cepat Perkecambahan Jernang Di Mandiangin, Provinsi

    Jambi

    Revis Asra1a

    , Ade Octavia 2, Lisna

    3

    1 Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi.

    2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi

    3 Program Studi Perikanan, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi

    aKoperpondensi:[email protected]

    ABSTRAK

    Salah satu hasil hutan non kayu yang memiliki potensi yang besar dalam

    meningkatkan perekonomian masyarakat di Jambi adalah resin merah dari Rotan

    Jernang. Rotan Jernang tidak seperti Rotan pada umumnya, dimana yang dimanfaaatkan

    bukanlah batangnya melainkan resin merah yang dihasilkan dari permukaan buah

    Rotan. Rotan Jernang merupakan sumber penghasilan bagi masyarakat pedalaman di

    Jambi, seperti Suku Anak Dalam dan Talang Mamak serta masyarakat yang tinggal di

    pedesaan terutama di sekitar hutan. Pada umumnya masyarakat akan mencari buah

    Rotan Jernang ke hutan alam ketika musim buah Rotan Jernang telah tiba. Namun

    dengan berkurangnya luasan hutan alam karena konversi menjadi perkebunan, maka

    keberadaan Rotan Jernang di hutan alam juga menurun drastis. Budidaya Rotan

    Jernang oleh masyarakat sangat minim. Beberapa faktor penyebabnya adalah sulitnya

    mendapatkan buah tua dan lamanya perkecambahan biji Rotan tersebut (8-12 bulan).

    Oleh karena itu melalui Pengabdian Kepada Masyarakat dengan skim Program

    Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) telah melakukan pelatihan metode

    cepat perkecambahan Jernang di Mandiangin.

    Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode Participatory Rural Apraisal (PRA). Kegiatan PPPUD melibatkan Kelompok Tani Jernang Rimbo dan Jernang

    Lestari. Berdasarkan hasil pengabdian pelatihan budiaya Jernang melalui biji sudah

    berhasil dilakukan yang ditandai dengan berhasilnya anggota kelompok tani dalam

    mengecambahkan biji Jernang. Waktu yang dibutuhkan untuk tumbuhnya kecambah

    hanya 2 (dua) minggu, waktu jauh lebih cepat dibandingkan metode konvensional,

    karena menggunakan teknogi sederhana dengan memanfaatkan hormone pertumbuhan

    alami dan sintetis. Scarifikasi yang dilakukan juga sangat membantu untuk proses

    imbibisi, sehingga perkecambahan lebih cepat.

    Kata kunci: Rotan Jernang (Daemonorops spp.), perkecambahan, hormone alami dan

    sintetis, scarifikasi.

    mailto:[email protected]

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    24

    PENDAHULUAN

    Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di kawasan khatulistiwa

    dengan keanekaragaman hayati yang melimpah di dunia. Sumber plasma nutfah yang

    dimiliki oleh Indonesia bersumber dari hutan. Salah satu manfaat hutan yang dapat

    diambil secara langsung adalah hasil hutan bukan kayu (HHBK), misalnya Rotan

    (Arecacea) (Jumiati et al., 2012; Schreer, 2016). Rotan merupakan jenis tanaman yang

    dapat ditemui hampir diseluruh wilayah Indonesia. Ada 314 jenis rotan yang dapat

    dikelompokkan kedalam 8 (delapan) genus. Hanya terdapat 62 jenis rotan di Indonesia

    yang dikomersialkan atau diperdagakan, misalnya spesies-spesies dari genus

    Daemonorops (Jasni et al., 2017; Rachamn and Jasni, 2013).

    Rotan Jernang (Daemonorops) adalah salah satu hasil hutan bukan kayu yang

    memiliki potensi tinggi menjadi produk unggulan Provinsi Jambi. Penelitian dari Asra

    et al. (2014) yang menyatakan bahwa keanekaragaman genetik dari Jernang yang

    berada dikawasan hutan konservasi ataupun hutan sekunder di Provinsi Jambi dan

    Provinsi Riau. Hasil tertinggi berada di hutan sekunder Sepintun, Kabupaten

    Sorolangun, Jambi. Resin Jernang (dragon’s blood) merupakan getah termahal di dunia

    dan sangat dicari oleh dunia farmasi. Hal ini disebabkan karena resin Jernang

    mengandung senyawa yang memiliki aktivitas farmakologis (antimikroba, antitumor,

    antivirus, antisitotoksi, anifungal) dan aktivitas biologi (Gupta et al., 2008; Waluyo dan

    Pasaribu, 2015). Resin Jernang juga dimanfaatkan dalam indusutri bahan baku pewarna

    keramik, mamer, kayu, alat kert dan dalam pembuatan kosmetik (Gafar, 2010).

    Akibat banyaknya kebutuhan resin Jernang dalam berbagai industri menyebabkan

    harganya selalu mengalami kenaikan. Saat ini pada tingkat petani harga resin Jernang

    per kilogramnya dapat mencapai Rp. 5 juta, sedangkan buah segar dijual dengan harga

    Rp. 200-400 ribu rupiah/kilogram (Ridwhan et al., 2018). Inilah yang menyebabkan

    Jernang menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarkat pedalaman Jambi seperti

    Suku Anak Dalam dan Talang Mamak serta masyarakat yang tinggal di pedesaan

    terutama di sekitar hutan. Pada umumnya masyarakat akan mencari buah Rotan

    Jernang ke hutan alam ketika musim berbuah Rotan Jernang telah tiba. Akan tetapi saat

    ini menurut Widiyaningsih et al. (2019) kawasan hutan dibanyak negara yang sedang

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    25

    berkembang seperti Indonesia mengalami penyusutan dan penuruan kualitas, salah

    satunya mengarah ke penurunan HHBK seperti Jernang. Berkurangnya luasan hutan

    alam, karena konversi menjadi perkebunan menyebabkan keberadaan Rotan Jernang di

    hutan alam juga menurun drastis ditambah dengan upaya budidaya Rotan Jernang oleh

    masyarakat sangat minim. Faktor penyebab minimnya upaya budidaya salah satunya

    karena sulitnya mendapatkan buah tua dan lamanya perkecambahan biji Rotan (8-12

    bulan). Sulasmi et al. (2012) menyatakan bahwa penyebab menurunnya dan langkanya

    produksi getah Jernang karena semakin ekspansifnya pengembangan perkebunan

    disamping tidak optimalnya sistem regenerasi alami dan pola pemanenan dengan cara

    menebang pohon Jernang tersebut. Sementara menurut Asra et al. (2014), resin Jernang

    adalah sumber penghasilan bagai masyarakat di Mandiangain ketika musim berbuah

    Jernang tiba. Mereka akan mencari buah Jernang di hutan sekunder disekitar lingkungan

    mereka.

    Desa Liam Lestari dan Desa Mandiangan pasar merupakan desa yang terletak di

    Kecamatan Mandingan, Kabupaten Sorolangun, Provinsi Jambi. Awalnya masyarakat

    disana sebagian besar memiliki mata pencarian sebagai petani karet. Harga karet yang

    sangat fluktuatif menyebabkan kehidupan petani karet masih jauh dari sejahtera. Saat

    musim hujan tiba, petani karet tidak dapat memanen karetnya dan guna memenuhi

    kebutuhan hidup sehari-hari biasanya mereka akan berhutang pada toke karet dan baru

    akan membayar hutangnya kalau mereka sudah bisa memanen karetnya kembali. Hal

    tersebutlah yang menyebabkan masyarakat tersebut akhirnya berprofesi sebagai pencari

    getah Jernang di hutan alam karena harganya lebih menjanjikan.

    Hasil wawancara dengan masyarakat masyarakat Desa Liam Lestarari dan Desa

    Mandiangin, Jambi diperoleh informasi bahwa keberadaan Jernang dihutan alam

    semakin hari semakin sedikit, kalaupun ada jarak tempuh untuk pengambilan Jernang

    semakin jauh dari desa mereka dan hasil yang didapatpun sedikit. Hutan alam di daerah

    tersebut telah banyak berubah menjadi lahan perkebunan karet dan kelapa sawit. Tiap

    tahun luas hutan terus berkurang sehingga berdampak terhadap hasil yang diperoleh.

    Upaya untuk membudidayakan Jernang (regenerasi) oleh masyarakat tersebut masih

    sangat mimim, sehingga muncul eksploitasi yang berlebih dan mengancam kelestarian

    populasi Jernang di hutan alam sebab bersifat open acces dan berlaku hukum rimba,

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    26

    siapa cepat dia dapat. Pola pemanenan yang dilakukan juga tidak lestari, dimana para

    pencari Jernang selalu memanen buah Jernang yang masih muda, karena getah Jernang

    lebih banyak diperoleh pada buah yang masih muda. Hal ini menyebabkan kesempatan

    buah menjadi tua untuk bergenerasi menghasilkan bibit menjadi tidak ada. Ini

    merupakan faKtor utama yang menyebabkan produksi Jernang di Jambi menurun

    drastis. Hal ini mengakibatkan Jernang masuk dalam kategori langka (Balai Informasi

    Kehutanan Provinsi Jambi, 2009). Baru-baru ini, Jernang termasuk di antara 22 spesies

    yang terdaftar sebagai tanaman berpotensi terancam (Adiwibowo et al. 2012).

    Desa Liam Lestari dan Desa Mandiangan pasar merupakan desa yang memiliki 3

    (tiga) rumpun Jernang yang diintegrasi dengan kebun karet di desa ini. Buah dari pohon

    induk Jernang tersebut dapat dimanfaatka sebagai bibit dalam pembudidayaan oleh

    masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, kedua desa tersebut juga memiliki akses yang

    mudah kelokasi penjualan biji Jernang berkualitas baik yang cocok digunakan sebagai

    sumber bibit. Namun masyarakat disana masih konvensional dan masih membutuhkan

    waktu yang lama dalam mengecambahkan Jernang yakni 8 bulan hingga 12 bulan. Oleh

    karena itu dilakukan upaya untuk membudidayakan Jernang dengan memberikan

    penyuluhan metode perkecambahan yang cepat dengan teknologi sederhana

    menggunakan hormon alami dan sintesis melalu skim Program Pengembangan Produk

    Unggulan Daerah (PPPUD).

    METODE PENERAPAN

    Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini telah dilaksanakan di Desa

    Mendiangin Pasar dan di Desa Liam Lestari, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten

    Sarolangun, bersama Kelompok Tani Jernang Rimbo (Desa Mandiangin Pasar) dan

    Kelompok Tani Lestari (Desa Liam Lestari). Pemilihan lokasi ini didasarkan karena

    sebagian besar masyarakat ini merupakan petani karet dan di daerah ini memiliki

    sumber plasma nutfah Rotan Jernang yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai

    tanaman budidaya. Metode pengabdian yang digunakan adalah PRA (Participatory

    Rural Apraisa), yaitu metode pendidikan pada masyarakat.

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    27

    Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dengan metode penyuluhan, pelatihan,

    demonstrasi di lapangan serta aplikasi langsung melalui percontohan dengan melibatkan

    kelompok tani sebagai pengelola. Langkah pertama dalam kegiatan ini adalah

    sosialisasi yang dilakukan pada Kelompok Tani Jernang Lestari dan Tani Jernang

    Rimbo terkait teknologi sederhana mempercepat perkecambahan Jernang dengan

    menggunakan hormon alami dan sintetis.

    HASIL KEGIATAN PENGABDIAN

    Target luaran yang diharapkan dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada

    Masyarakat dalam skim PPPUD (Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah) di

    Mandiangin, Provinsi Jambi, adalah untuk meningkatkan minat masyarakat yang

    berprofesi sebagai petani karet di Mandiangin dalam budidaya Jernang dengan

    teknologi sederhana menggunakan hormon alami dan sintetis. Guna mendapatkan buah

    Jernang tua sebagai sumber bibit dalam budidaya maka dilakukan perlindungan pohon

    induk Jernang dengan cara pemagaran menggunakan kayu besi/kayu bulian bertujuan

    supaya pagar yang dibuat bisa tahan lama.

    Sosialisasi Kegiatan PPPUD

    Sosialisasi terkait kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat PPPUD (Program

    Pembangungan Produk Unggulan Daerah) bertujuan untuk memberikan informasi

    kepada masyarakat khususnya Kelompok Tani Jernang Rimbo dan Jernang Lestari

    bahwa ada metode cepat yang dapat digunakan dalam mengecambahkan biji Jernang

    untuk budidaya Jernang di desa tersebut. Masyarakat juga diberi penjelasan terkait

    pentingnya budidaya Jernang, salah satunya mereka tidak perlu lagi mencari Jernang di

    hutan alam yang lokasinya jauh dan jumlah yang didapatpun tidak banyak serta

    mengeluarkan biaya yang cukup besar.

    Semakin menurunnya produksi Jernang di Jambi diperoleh informasi dari

    anggota kelompok tani. Hal yang sama juga dikemukan oleh Yetty et al. (2013), sejak

    zaman dahulu Rotan Jernang merupakan salah satu komoditas yang diperdagangkan,

    akan tetapi saat ini tingkat produktifitasnya sedang mengalami penurunan. Hal tersebut

    ditunjukkan pada tahun 1960an, setiap pengekstrak Jernang dapat menghasilkan getah

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    28

    Jernang setiap musim berbuah sebanyak 30-50 kg, sedangkan saat ini hanya dapat

    menghasilkan sebanyak 5-15 kg. Demikian juga jumlah populasi Jernang menjadi

    semakin berkurang akibat kerusakan habitatnya. Budidaya Jernang merupakan salah

    satu upaya yang dapat dilakukan. Nasution (2018) juga menyatakan bahwa keberadaan

    dari Rotan Jernang dihutan alam semakin langka. Selain itu para pemburu Jernang saat

    ini juga sulit untuk mendapatkannya (mereka harus berjalan sejauh 5 km- 10 km) dan

    hasil yang didapatkan biasanya tidak banyak.

    Kegiatan sosialisasi ini untuk menumbuhkan kesadaran dan kemauan petani

    karet untuk melakukan budidaya Jernang dan selanjutnya bibit akan diintegrasikan di

    kebun karet mereka. Hasil sosialisasi dapat dianggap berhasil dengan banyaknya

    pertanyaan dan antusias dari anggota kelompok tani.

    Pelatihan Mengecambahkan Jernang

    Perkecambahan Jernang secara alami (konvensional) yang biasa dilakukan oleh

    anggota kelompok tani membutuhkan waktu 8 bulan hingga 12 bulan. Lamanya

    perkecambahan tersebut menyebabkan masyarakat tidak tertarik untuk melakukan

    budidaya, masyarakat justru lebih tertarik untuk mengambil buah Jernang secara

    langsung dihutan dan kemudain menjualnya. Oleh karena itu pada kegiatan Pengabdian

    Kepada Masyarakat PPPUD, kelompok tani dilatih untuk mengecambahkan Jernang

    dengan metode pemanfaatan hormon alami dan sintetis. Pelatihan perkecambahan ini

    dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, sampai masyarakat berhasil melakukannya sendiri

    (Gambar 1).

    A B Gambar 1. Pelatihan metode cepat dalam mengecambahkan biji Jernang dengan metode cepat

    dalam mengecambahkan biji (A); yang kedua kalinya (B).

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    29

    Metode yang pertama kali diajarkan dalam pelatihan tersebut adalah teknik

    dalam mencari buah Jernang yang dapat digunakan sebagai bibit. Buah yang dicari

    berasal dari pohon induk yang berada di desa tersebut. Buah yang diambil haruslah buah

    yang telah tua/masak. Pengambilan buah dilakukan dengan cara memanjat pohon bukan

    dengan cara menebang. Ada beberapa masyarakat yang telah menerapkan hukum adat

    berupa denda bagi para penJernang yang mengambil buah dengan cara menebang pohon

    secara langsung seperti pada suku Batin Sembilan dan Suku Talang Mamak (Asra, et al.

    2012). Pemanenen buah yang telah masak biasanya dilakukan pada saat tanaman

    Jernang yang berusia 6-7 tahun. Biji yang dipergunakan merupakan biji yang benar-

    benar masak dan sehat. Cirinya adalah mengkilap, berwarna coklat tua serta tidak

    terserang hama/penyakit.

    Gambar 2. Pemanenan buah Jernang tua yang dimanfaatkan untuk perkecambahan

    Setelah diperoleh buah yang sesuai dengan kriteria, biji dipisahkan dari kulit

    buah, daging buah serta kotoran yang terdapat pada buah tersebut. Kulit biji kemudian

    dikupas dan dicuci hingga bersih dengan menggunakan air hingga bersih. Selanjutnya

    biji yang sudah bersih disimpan di tempat kering dan teduh selama ±5 menit lalu biji

    diberikan hormon. Hormon yang digunakan berupa hormon alami (air kelapa muda)

    dan sintetis (atonik). Telah lama masyarakat mengenal air kelapa sebagai zat pengatur

    pertumbuhan. Air kelapa mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin

    (vitamin C dan B Kompleks), beberapa jenis hormon (auksin, sitokinin dan giberelin),

    Ca dan P (Purdyaningsih, 2013). Menurut Azwar (2008), air kelapa juga memiliki

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    30

    manfaat dalam meningkatkan pertumbuhan suatu tanaman. Hormon yang terdapat

    didalam air kelapa juga dapat memecahkan masa istirahat (masa dormansi) dari suatu

    biji dan menumbuhkan tunas beberapa tumbuhan. Selain banyaknya kandungan yang

    mampu mendorong perkecambahan pada Jernang, di lokasi pengabdian tanaman kelapa

    merupakan tanaman yang mudah didapatkan dan harga jualnya tidak terlalu mahal

    sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mengecambahkan

    Jernang.

    Atonik merupakan hormon sintetis yang dapat dengan mudah ditemukan di toko

    pertanian dengan harga terjangkau yakni Rp.14.000-/100 ml (botol berukuran kecil).

    Hormon ini juga mudah ditemukan di toko pertanian di pasar Mandiangin. Bahan-bahan

    yang terkandung didalam atonik diantaranya bahan aktif natrium, senyawa fenol yang

    berfungsi sebagai karier metabolit dalam proses metabolisme dan ion Na+ yang mampu

    menggantikan fungsi dari ion K+. Komponen aktif utama yang menyusun atonik terdiri

    dari natrium 5–nitroguaicol (C7H6NO4Na), natrium ortonitrofenol (C6H4NO3Na),

    natrium para-nitrofenol (C6H4NO3Na) dan natrium 2,4–dinitrofenol (C6H3N2O5Na)

    (Afandhie dan Yuwono, 2007). Komponen aktif tersebutlah yang mampu mendorong

    Jernang berkecambah lebih cepat.

    Larutan hormon alami dibuat dalam konsentrasi 75% dan hormon sintesis dibuat

    dalam konsentrasi 1%. Sebelumnnya penulis terlebih telah mencoba membuat beberapa

    konsentrasi dan waktu perendaman yang dilakukan di laboratorium guna mendapatkan

    konsentrasi terbaik untuk diajarkan ke masyarakat Mandiangin. Biji Jernang kemudian

    direndam dalam larutan hormon tersebut selama 36 jam, diganti setiap 12 jam sekali

    untuk hormon alami (air kelapa).

    (A) (B)

    Gambar 3. Biji Jernang yang direndam larutan Hormon Alami (A) dan Sintesis (B)

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    31

    Perendaman ini merupakan metode sklarifikasi yang dapat membantu imbibisi

    dari biji Jernang sehingga perkecambahan berjalan cepat. Setelah dilakukan perendaman

    dengan meggunakan hormon, biji kemudan dibilas dengan air dan direndam dalam

    larutan fungisida selama 5 menit mencegah agar biji tidak terserang jamur. Cara

    perkecambahan yang diajarkan ialah perkecambahan pada tempat kedap udara. Agustin

    (2011), wadah kedap udara yang digunakan pada saat perkecambahan dapat

    mempengaruhi sirkulasi dari oksigen. Selama proses respirasi, oksigen menjadi sangat

    terbatas akibatnya aktivitas metabolisme dibutuhkan lebih awal untuk proses

    perkecambahan. Rahayu dan Widajati (2007) juga menyatakan bahwa oksigen yang

    terbatas pada benih menyebabkan proses metabolisme sangat diperlukan untuk proses

    perkecambahan sehingga proses perkecambahan akan menjadi lebih awal. Akibatnya

    kelompok tani dan masyarakat Mandiangin tidak perlu melakukan penyiraman setiap

    harinya, sehingga cara mengecambahkan ini lebih efektif dan efesien.

    Kelebihan dari metode perkecambahan yang diajarkan kepada kelompok tani

    diantaranya perkecambahan menjadi lebih cepat hanya memerlukan waktu paling lama

    7 hari. Metode perkecambahan ini berhasil meningkatkan viabilitas dan vigoritas dari

    biji yang dipergunakan sebagai bibit. Penggunaan hormon alami (air kelapa) mampu

    meningkakan potensi tumbuh biji hingga 75%, laju perkecambahan 84,25% dan daya

    berkecambah 91,67%, kerserampakan tumbuh dan indeks vigor 91,67% sedangkan

    penggunaan hormon sintetis (atonik) mampu meningkatkan poensi tumbuh biji hingga

    75%, laju perkecambahan 89,25% dan daya berkecambah 91,67%, kerserampakan

    tumbuh dan indeks vigor 91,67%. Selain itu metode ini juga dapat mampu mendorong

    pertumbuhan radikula dan plumula yang lebih cepat dan lebih panjang.

    Beberapa bulan setelah dilakukannya pelatihan perkecambahan tersebut, Ketua

    Kelompok Tani yakni Bapak Herlandes Gros menginformasikan bahwa banyak

    masyarakat mandiangin yang sudah sadar untuk melakukan budidaya Jernang tersebut.

    Selain itu, masyarakat yang tidak tergabung kedalam kelompok tani Jernang Rimbo dan

    Kelompok Tani Jernang Lestari turut serta mendatangi ketua kelompok tani tersebut

    untuk belajar cara mengecambahkan Jernang dengan cepat. Selain itu, masyarakat yang

    menemukan biji Jernang tua dihutan akan langsung melakukan perkecambahan sendiri

    dengan metode yang telah diajarkan.

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    32

    Gambar 4. Kecambah Jernang yang dihasilkan dari pelatihan

    Saat ini Ketua Kelompok Tani Jernang di Desa Liam Lestari sudah menjadi

    instruktur bagi masyarakat Mandiangin untuk belajar cara mengecambahkan Jernang.

    Ketua Kelompok Tani sudah memiliki keahlian dalam melakukan perkecambahan

    Jernang dan ketika mendapatkan biji tua, beliau langsung melakukan perkecambahan

    Jernang setelah kecambah menghasilkan akar, baru ditanam ke polybag.

    Gambar 5. Biji Jernang yang dikecambahkan oleh Ketua kelompok tani

    Metode yang diajarkan melalui pelatihan tersebut kemudain dituangkan dalam

    brosur yang dibagikan kepada masyarakat. Pemberian brosur ini bertujuan agar

    kelompok tani yang telah diberikan pelatihan tidak lupa tentang metode yang diajarkan.

    Gambar 6. Brosur yang dibagikan ke masyarakat Mandiangin

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    33

    Gambar 7. Bibit Jernang hasil perkecambahan

    Kecambah yang dipindahkan kedalam polybag adalah kecambah yang telah

    memiliki akar. Kecambah yang memiliki akar tersebut diyakini dapat tumbuh pada

    media tanam yang dipergunakan dan dapat dikembangkan menjadi bibit.

    Gambar 7: Bibit hasil pengecambahkan Jernang

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil pengabdian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

    bahwa sosialisasi dan pelatihan tentang budidaya Jernang di Mandiangin dengan

    memanfaatkan hormon alami beruapa air kelapa dan hormon sintesis beruapa atonik

    mendapat respon positif dari anggota kelompok tani, hal ini dapat dilihat dari

    antusiasme anggota kelompok tani mengikuti rangkaian pelatihan dari awal

    hingga akhir berjalan lancar serta masyarakat di luar kelompok tani juga ikut

    memotivasi untuk melakukan budidaya Jernang dengan menggunakan metode yang

    telah diajarkan.

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Terima kasih tidak terhingga kami sampaikan kepada Direktorat Riset dan

    Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

    Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Perjanjian

    Pendanaan Pelaksanaan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor:

    013/SP2H/PPM/DRPM/2018 .

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    34

    DAFTAR PUSTAKA

    Adiwibowo A, Is S, Nisyawati. 2012. The relationships of forest biodiversity and rattan

    Jernang (Daemonorops draco) sustainable harvesting by Anak Dalam tribe in

    Jambi, Sumatra. Biodiversitas. 13(1):46–51.

    Afandhie, R dan N.W. Yuwono. 2007. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius,

    Yogyakarta.

    Agustin, W. 2008. Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh BAP (6-Benzi Amino

    Purine) terhadap Perkecambahan Biji Kapas (Gossypium hirsutum L.). Skripsi.

    Malang: Universitas Islam Negri (UIN) Malang.

    Asra, R., Syamsuardi, Mansyurdin dan J. R. Witono. 2012. Rasio Seks Jernang

    (Daemonorops draco (Wild.) Blume) pada Populasi Alami da Budidaya :

    Implikasi untuk Produksi Biji. Buletin Kebun Raya. 15(1): 1-9.

    Asra, R. Syamsuardi, Mansyurdin, Joko Ridho Witono. 2014. Genetic Diversity of the

    Dragon’s Blood Rattan Daemonorops draco (Palmae) Using ISSR Markers,

    BIODIVERSITAS Journal of Biological Diversity, Volume 15, Number 2

    Azwar. 2008. Air Kelapa Pemacu Pertumbuhan Anggrek. http://www.azwar.web.ac.id. Diakses tanggal 14 September 2019.

    Balai Informasi Kehutanan Provinsi Jambi. 2009. http://infokehutananjambi.or.id (diakses

    tanggal 2 Januari 2009)

    Gupta, D.; B. Bleakley And R. K. Gupta. 2008. Dragon's Blood : Botany, Chemestry

    And Therapeuticuses. Journal of Ethnopharmacology. 115(3) : 361-380.

    Nasution, N.R. 2018. Potensi dan Pemanfaatan Tanaman Jernang (Daemonorops

    didymophylla Becc.) di Kawasan Taman Nasional Batang Gadis.Skripsi.

    Sumatera Utara: Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara.

    Purdyaningsih, E. 2013. Kajian Pengaruh Pemberian Air Kelapa dan Urine Sapi

    Terhadap Pertumbuhan Stek Nilam. Balai besar Perbenihan dan Proteksi

    Tanaman Perkebunan.

    Rahayu, E. dan E. Widajati. 2007. Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan dan

    Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin (Brassica hinensis L.).

    Sulasmi, I. S., Purwanto, Y., dan Fatimah, S. 2012. Rattan Jernang (Daemonorops

    draco) management by Anak Dalam Tribe in Jebak Batanghari, Jambi Province.

    Biodiversitas, 13(3), p. 152 - 162.

    Waluyo, T. K., dan G. Pasaribu. 2015. Aktivitas Antijamur, Antibakteri dan

    Penyembuhan Luka Ekstrak Resin Jernang. Jurnal Penelitian Hasil Hutan.

    33(4): 377-285.

    Widianingsih, N.N., Schmidt, L. H., and Theilade, I. 2009. Jernang (Daemonorops

    spp.) Commercalization and its role for Rural Incomes and Livelihoods in

    Southern Sumatra, Indonesia. Forests, Trees and Livelihoods. 28 (3) : 143-159.

    Yetty., B. Hariyadi dan P. Murni. 2013. Studi Etnobotani Jernang (Daemonorops spp.) pada Masyarakat Desa Lamban Sigatal dan Sepintun Kecamatan Pauh

    Kabupaten Sorolangun Jambi. Jurnal Biospcies. 6(1): 38-44.

    http://www.azwar.web.ac.id/http://infokehutananjambi.or.id/

  • POSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2019 : “ MEMBANGUN PETERNAKAN BERKELANJUTAN MENUJU ERA INDUSTRI 4.0

    ISBN : 978-602-50946-1-3

    35

    Penerapan Sistem Integrasi Ternak Sapi dengan Tanaman Padi

    Murnita

    a), Nitta Yessirita dan Yonny Arita Taher

    Fakultas Pertanian Universitas Ekasakti Padang a) Korespondensi: [email protected]

    ABSTRAK

    Penerapan Sistem integrasi tanaman padi sawah dengan ternak sapi pada

    Kelompok Tani Bina Karya, Nagari Koto Hilalang Kecamatan Kubung Kabupaten

    Solok belum terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan Program Kemitraan

    Masyarakat (PKM) dilakukan dengan tujuan untuk: (1) meningkatkan motivasi petani

    membuat pupuk organik dan pakan ternak dari amoniasi jerami padi; (2) meningkatkan

    pengetahuan dan keterampilan petani tentang pembuatan pupuk organik dan pakan

    ternak serta; (3) meningkatkan penggunaan pupuk organik dari kotoran sapi untuk

    mengurangi pemakaian pupuk anorganik pada tanaman padi. Tujuan tersebut dicapai

    dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi. Hasil kegiatan ini

    menunjukkan bahwa PKM berlangsung dengan baik. Mitra memiliki motivasi yang

    tinggi untuk melanjutkan pembuatan pupuk organik dan pakan ternak. Terlihat dari

    kegiatan pembuatan pupuk organik dan pakan ternak yang dilakukan kembali oleh

    kelompok tani. Kegiatan PKM telah dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan

    sehingga pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembuatan pupuk organik dari

    kotoran ternak dan jerami padi serta pakan ternak dari amoniasi jerami padi meningkat.

    Penggunaan pupuk organik saja menghasilkan produksi padi yang