45
BAB I KONSEP MEDIS 1. PENGERTIAN Kanker payudara merupakan penyakit keganasan wanita yang stroma yang disertai pembentukan jaringan ikat padat, mulai dari duktus laktiverus kemudian menjalan ke jaringan klasifikasi dan reaksi radang. Kanker baru ditemukan pada tumor – tumor payudara sesuai dengan namanya, merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar stroma jaringan ikat, tetapi sering pula ditemukan massa produksi paling sering ditemukan wanita usia lebih dari 40 tahun. 2. ETIOLOGI Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu : a. Umur > 30 tahun

Medis mamae

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Medis mamae

BAB I

KONSEP MEDIS

1. PENGERTIAN

Kanker payudara merupakan penyakit keganasan wanita yang stroma

yang disertai pembentukan jaringan ikat padat, mulai dari duktus laktiverus

kemudian menjalan ke jaringan klasifikasi dan reaksi radang.

Kanker baru ditemukan pada tumor – tumor payudara sesuai dengan

namanya, merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar stroma jaringan

ikat, tetapi sering pula ditemukan massa produksi paling sering ditemukan

wanita usia lebih dari 40 tahun.

2. ETIOLOGI

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun

beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian

kanker payudara, yaitu :

a. Umur > 30 tahun

b. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker

payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja

membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang

diantaranya berubah ke arah sel ganas.

c. Melahirkan anak pertama pada usia > 30 tahun

Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan

hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah

punya anak.

Page 2: Medis mamae

d. Usia menarche < 12 tahun

e. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara.

f. Therapi hormonal lama

g. Mempunyai kanker payudara kontralateral

h. Pernah mengalami radiasi di daerah dada.

i. Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium

j. Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara

perempuan ibu, saudara perempuan, adik atau kakak.

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar

pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker

payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)

k. Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibro

kistik yang ganas

3. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Anatomi

Secara fisiologis anatomi payudara terdiri dari : alveolus, ductulus,

ductus, lactiverus, s. lativerus, ampulla, pori papilla dan tepi alveolar.

Gambar 2.1. Gambar payudara (potongan melintang).

Page 3: Medis mamae

Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang di pengaruhi

hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui

pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopuse. Sejak

pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan

juga hormon hipofise, telah menyebabkan ductus berkembang dan timbulnya

asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi.

Sekitar hari ke delapan menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada

beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.

Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa

hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri. Sehingga

pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu

pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu

besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi

waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena

epitel ductus lobul dan ductus alveolus berproliferasi, dan tumbuh ductus

baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger)

laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian

dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.

4. PATOFISIOLOGI

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak tergantung

pada jaringan-jaringan payudara yang terkena. Ketergantungan estrogennya

dan usia permulaannya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen

defendant” mengandung reseptor yang mengikat ekstradikal, suatu tipe

estrogen. Pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak

muncul pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia.

Page 4: Medis mamae

Kehadiran tumor estrogen defendant diindentifikasikan dengan suatu uji

“estrogen reseptor assay (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari pada kanker ini

memberikan respon terhadap hormon treatment (endokrin Chemoterapi,

oophorectomy, adrenalectomy).

5. MANIFESTASI KLINIK

Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan, rasa sakit, keluar

cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit. Pembesaran kelenjar getah

bening, atau tanda metastase jauh. Setiap kelainan payudara harus dipikirkan

ganas sebelum dibuktikan tidak. Pengeluaran cairan dari puting adanya nyeri

lebih mengarah ke kelainan fibriokistik.

Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di

payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada

perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh

dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting,

pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu

Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)

Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan

padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm,

biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar

payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)

6. DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histophatologis

yang dilakukan dengan :

a. Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor serta sedikit

jaringan sehat sekitarnya bila tumor < 5 cm.

Page 5: Medis mamae

b. Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit

jaringan sehat dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperabel atau > 5 cm.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dapat dilakukan pemeriksaan mamografi untuk menemukan benjolan

yang kecil sekalipun. Tanda berupa mikro kalsifikasi tidak khas untuk kanker.

Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada mamografi tidak ditemukan

apa-apa, maka pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsi. Mamografi pada

masa pramenopause kurang bermanfaat karena gambaran kanker diantara

jaringan kelenjar kurang tampak.

Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan adanya kista,

kadang tampak kista sebesar 1- 2 cm.

Pemeriksaan sitologi pada sediaan yang diperoleh dari fungsi dengan jarum

halus dapat dipakai untuk menetukan apakah akan segera di siapkan

pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan dengan pemeriksaan

lain atau langsung akan dilakukan eksterpasi. Hasil positif pada pemeriksaan

sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal, sebab hasil negatif palsu sering

terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif palsu selalu dapat terjadi.

8. KLASIFIKASI KANKER PAYUDARA

Klasifikasi TNM kanker payudara (AJCC 1992)

a. Tumor primer (T)

1) Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan.

2) T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer

3) Tis : - Kanker in situ.

- Kanker intraduktul atau lobular in situ.

- Penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor.

Page 6: Medis mamae

4) T1 : Tumor < 2 cm.

T1a : Tumor < 0,5 cm

T1b : Tumor 0,5 – 1 cm

T1c : Tumor 1 – 2 cm

5) T2 : Tumor 2 – 5 cm

6) T3 : Tumor di atas 5 cm

7) T4 : Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke

dinding dada atau kulit. Dinding dada termasuk kosta, otot

interkostal, otot serratus anterior. Tidak termasuk otot

pektoralis.

T4a : Melekat pada dinding dada

T4b : Edema peau d’ orange, ulserasi kulit, nodul satelit pada

daerah payudra yang sama.

T4c : T4a dan T4b

T4d : Karcinoma inflamatoir = mastitis karsinomatosis

b. Nodus limfe regional (N)

1) Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan.

2) N0 : Tidak teraba kelenjar axila.

3) N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak

melekat.

N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat

satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.

N3 : Terdapat pembedaran kelenjar mamaria interna homolateral.

c. Metastase jauh (M)

1) Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan

2) M0 : Tidak ada metastase jauh.

M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula.

Stadium kanker payudara

Page 7: Medis mamae

a) Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena

(LN) atau penyebaran luas.

b) Stadium II a : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak

ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN.

c) Stadium II b : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor

lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN.

d) Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.

Semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh.

e) Stadium IIIb : Semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding

dada atau kulit. Semua tumor dengan edema pada tangan atau

keterlibatan LN supraklavikular.

f) Stadium IV : Semua tumor dengan metastasis jauh.

9. PENATALAKSANAAN

Bantuan stadium yang masih operabel/kurabel adalah stadium IIIa.

Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan

pengobatan paliatif.

Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker yaitu :

a. Pada stadium I dan II dilakukan mastektomi radikal atau modifikasi

mastektomi radikal. Setelah itu periksa KGB, bila ada metastase

dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemotherapi adjuvan. Dapat pula

dilakukan mastektomi simpleks yang harus diikuti radiasi tumor bed dan

daerah KGB regional. Pada T2 N1 dilakukan mastektomi radikal dan

radiasi lokal di daerah tumor bed dan KGB regional. Untuk setiap tumor

yang terletak pada kuadran sentral atau medial payudara harus dilakukan

radiasi pada rantai KGB regional.

Page 8: Medis mamae

b. Pada stadium IIIa dilakukan mastektomi radikal ditambah kemotherapi

adjuvan, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor

bedah dan KGB regional.

Pada stadium yang lebih lanjut, dilakukan tindakan palliatif dengan

tujuan :

a. Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap baik/tinggi dan

menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal.

b. Tidak mempercepat atau menunda kematian.

c. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.

10. PENCEGAHAN

Mencegah kanker mammae dapat dimulai dari menghindari faktor

penyebab, kemungkinan juga menemukan kasus ini sehingga dapat dilakukan

pengobatan kuratif.

Pemeriksaan payudara sendiri oleh seorang wanita sebulan sekali pada

hari kedelapan menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan oleh dokter, bila ada

yang dicurigai, dan bila seseorang tergolong dalam resiko tinggi, diperlukan

pada waktu tertentu, terutama bila usianya diatas 35 tahun. bila perlu dapat

dibuata mamogram. Apakah mamogram dapat dilakukan secara rutin, masih

dipertanyakan, mengingat bahaya radiasi sendiri, kecuali dengan alat rontgen

penyaring yang mutakhir.

Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada

payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak

terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput,

lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu

atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.

Page 9: Medis mamae

Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua

payudara.

Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa

lagi.

Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang

kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri

dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada

payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau

pembengkakan pada ketiak kiri.

Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar

susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan

mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak

dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa

ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter.

Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh

secara sempurna.

Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan

(www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :

Ramadhan)

Page 10: Medis mamae

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Tgl. MRS : 30 – 04 - 2011

Tgl. Pengkajian : 01 – 05 – 2011

No. Register : 07 94 62

Ruangan : Tulip Perawatan Bedah

Dx. Medis : Ca Mamae Pre Operasi

1. Biodata

a. Identitas klien

1) Nama : Ny. W

2) Umur : 35 tahun

3) Jenis kelamin : Perempuan

4) Pendidikan : SMA

5) Agama : Islam

6) Suku/bangsa : Bugis/Indonesia

7) Pekerjaan : Ibu rumah tangga

8) Pendapatan : Rp. 750.000

9) Alamat : kambu lr. lasitarda

10) No. Askes : 180 14 3038703 9

Page 11: Medis mamae

b. Identitas penanggung

1) Nama : Tn. H

2) Umur : 37 tahun

3) Jenis kelamin : Laki-laki

4) Pendidikan : PNS (guru)

5) Agama : Islam

6) Suku/bangsa : Bugis/Indonesia

7) Pekerjaan : Pensiunan

8) Pendapatan : Rp. 1.500.000

9) Hubungan dengan klien : Suami

10) Alamat : kambu , lrg.lasitarda

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

1) Keluhan utama :

Nyeri hebat disekitar payudara kiri.

2) Riwayat keluhan utama :

Awalnya klien merasakan benjolan yang menetap diatas areola mame.

Beberapa bulan kemudian benjolan turun ke area putting susu dan

akhirnya benjolan semakin besar dan nyeri semakin dirasakan.

Akhirnya pada tanggal 30 april 2011 klien diantar oleh keluarganya ke

RSUD SULTRA.

Page 12: Medis mamae

b. Riwayat kesehatan masa lalu

1) Klien tidak pernah menderita penyakit kronis.

2) Tidak pernah dioperasi sebelumnya.

3) Tidak ada riwayat alergi.

4) Tidak ada riwayat ketergantungan obat, alkohol dan rokok.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Sudah meninggal

: Tinggal serumah

Keterangan :

Page 13: Medis mamae

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Lemah

b. Tingkat kesadaran : Compos mentis

c. Tanda-tanda vital :

1) Tekanan darah : 120/70 mmHg

2) Denyut nadi : 80 x/menit

3) Pernapasan : 20 x/menit

4) Suhu : 37 0 C.

d. Tinggi badan : 160 cm

Berat badan : 53 kg

e. Kepala

1) Inspeksi

a) Warna rambut hitam

b) Penyebaran merata

c) Kulit kepala bersih

2) Palpasi

a) Tidak ada nyeri tekan.

b) Tidak teraba massa

c) Rambut tidak mudah tercabut.

f. Muka

1) Inspeksi

Page 14: Medis mamae

a) Simetris kiri dan kanan

b) Tidak nampak adanya gerakan abnormal.

c) Ekspresi wajah cemas dan sesekali meringis

2) Palpasi

a) Tidak ada nyeri tekan

b) Tidak teraba massa

g. Mata

1) Inspeksi

a) Palpebra tidak ada peradangan

b) Sclera tidak icterus

c) Conjungtiva tidak anemis

d) Posisi mata simetris kiri dan kanan

e) Dapat melihat ke semua arah

f) Penutupan kelopak mata baik

2) Palpasi

a) Bola mata teraba kenyal

b) Tidak ada nyeri tekan

h. Hidung

1) Inspeksi

a) Simetris antara lubang hidung kiri dan kanan

b) Tidak ada deviasi septum

c) Tidak ada sekret dan darah

Page 15: Medis mamae

d) Tidak nampak adanya peradangan

2) Palpasi

a) Tidak ada nyeri tekan pada sinus

i. Telinga

1) Inspeksi

a) Posisi telinga simetris kiri dan kanan

b) Tidak nampak adanya serumen/sekret

c) Tidak nampak adanya peradangan/perdarahan

d) Tidak memakai alat bantu dengar

2) Palpasi

a) Tidak ada nyeri tekan pada tulang tragus dan tulang mastoid

j. Mulut

1) Inspeksi

a) Gigi :

- Keadaan gigi bersih

- Jumlah gigi 30 buah

- Gigi yang copot ada 2 buah

- Tidak memakai gigi palsu.

b) Gusi/lidah

- Gusi tidak radang

- Lidah tidak tremor

- Ovula berada di tengah

Page 16: Medis mamae

c) Bibir

- Tidak pucat dan tidak cyanosis

- Bibir lembab dan tidak pecah-pecah

k. Leher

1) Inspeksi

a) Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid

b) Tidak nampak pembesaran kelenjar limfe

c) Tidak nampak pembesaran vena jugularis

2) Palpasi

a) Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.

b) Tidak teraba pembesaran vena jugularis

c) Tidak ada kaku kuduk

l. Axilla dan payudara

1) Inspeksi

a) Nampak kemerahan disekitar kulit payudara kiri

b) Nampak udem/bengkak disekitar payudara kiri

c) Adanya retraksi putting susu payudara kiri.

2) Palpasi

a) Nyeri tekan pada daerah payudara kiri

b) Tidak teraba adanya massa pada payudara kanan

c) Teraba adanya massa pada payudara kiri.

d) Tidak ada nyeri tekan pada payudara kanan.

Page 17: Medis mamae

m. Thorax dan paru

1) Inspeksi

a) Bentuk dada simetris kiri dan kanan.

b) Bentuk anterior pasterior : transversal : 1 – 2

c) Pergerakan dada searah dengan pola nafas

d) Frekuensi pernafasan : 20 x /menit

e) Irama pernafasan teratur

2) Palpasi

a) Terdapat nyeri tekan pada dada kiri sekitar payudara.

b) Tactil fremitus seimbang kiri dan kanan

3) Perkusi

a) Resonan di seluruh lapang paru

4) Auskultasi

a) Suara nafas vesikuler

b) Tidak ada bunyi tambahan

n. Jantung

1) Inspeksi

a) Ictus cordis tidak nampak

b) Tidak ada lesi pada daerah jantung

2) Palpasi

a) Ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula kiri

3) Perkusi

Page 18: Medis mamae

a) Bunyi pekak pada area ICS 2 – 5 kiri

4) Auskultasi

a) BJ. I : ICS 5 linea sternal kiri (bicuspidal)

: ICS 4 linea sternal kiri (trikuspidal)

BJ. II : ICS 2 linea sternal kanan (aorta)

: ICS 2 linea sternal kiri (pulmonal)

b) Tidak ada bunyi tambahan

o. Abdomen

1) Inspeksi

a) Permukaaan perut rata, tidak membuncit.

b) Warna kulit sama dengan sekitarnya

c) Tidak ada luka/lesi

2) Auskultasi

a) Peristaltik usus 7 x/menit

3) Palpasi

a) Tidak teraba massa

b) Tidak ada pembesaran hati dan lien

c) Tidak ada nyeri tekan

4) Perkusi

a) Terdengar bunyi tympani pada area perut.

p. Genitalia dan anus

Page 19: Medis mamae

Tidak dilakukan pemeriksaan karena tidak ada keluhan.

q. Extremitas

1) Extremitas atas

a) Inspeksi

- Pergerakan kiri

- Tidak ada oedema

- Kekuatan otot 2/5

- Koordinasi terganggu

- Lengan kiri agak nyeri bila bergerak

- Lengan kiri tidak bisa diangkat ke atas kepala.

2) Extremitas bawah

a) Inspeksi

- Tidak ada oedema

- Tidak ada lesi

- Kekuatan otot 5/5

b) Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

3) Reflex

a) Extremitas atas

- Bicep kanan/kiri : +/+

- Tricep kanan/kiri : -/+

b) Extremitas bawah

Page 20: Medis mamae

- KPR kanan/kiri : +/+

- APR kanan/kiri : +/+

4) Sensori

a) Nyeri : +/+

b) Rangsang suhu : +/+

c) Rasa raba : +/+

r. Kulit

1) Inspeksi

a) Warna kulit sawo matang

b) Tidak ada oedema

c) Tidak ada hiperigmentasi/hipopigmentasi

2) Palpasi

a) Turgor kulit elastis

b) Tidak ada nyeri tekan

s. Status neorologis

1) Tidak ada gangguan memori

2) Dapat mengenal tempat, waktu dan orang

3) Tidak ada gangguan koordinasi

4) Tidak ada gangguan persepsi sensoris

Page 21: Medis mamae

4. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :

a. Laboratorium tanggal 01– 05 – 2011 Normal

1) SGOT : 35 (10 – 40 u/L)

2) SGPT : 30 (5 – 35 u/L)

3) Ureum darah : 50 (10 – 50 mgr/dl)

4) Kreatinin darah : 1,2 (0,7 – 1,1 mgr/dl)

b. Laboratorium tanggal 01 – 05 – 2011

1) HB: 13 gr % (12 – 16 gr %)

2) Eritrosyt : 4x106 /mm3 (4,2 – 5,9 juta/mm3)

3) LED/BBS : 13.000 /mm3

c. Laboratorium patologi anatomi tanggal 01 – 05 – 2011 : Adenoma

karsinoma invasif ductal .

5. Pola Kehidupan Sehari-Hari

a. Nutrisi

1) Kebiasaan :

Sebelum Sakit :

a) Berat badan : 58kg

b) Tinggi badan : 160 cm

c) Makanan yang disukai : ikan bakar

d) Makanan yang tidak disukai : tidak ada

e) Makanan pantangan : tidak ada

f) Nafsu makan : ( ) Baik

( ) Sedang – alasan ; mual / muntah / sariawan

Page 22: Medis mamae

( √ ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan

Perubahan Setelah Sakit :

a) Jenis diet : diet tinggi protein

b) Nafsu makan : ( ) Baik

( ) Sedang – alasan mual

( √ ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan

c) Rasa mual ( )

Muntah ( )

d) Perubahan berat badan 3 bulan terakhir : 5 kg

e) Berat Badan saat dikaji : 53 kg

Data Lainnya :

IMT : BB/TB2

= 53 /(1.60 ) 2

= 53/2.56

= 21.7 (normal)

Nilai normal IMT : 18.5-25

BBI : TB-100 (± 10% TB )

= 60 ± ( 6,0 )

= 54-66

Klien tidak memenuhi standardisasi Beart Badan Ideal

Page 23: Medis mamae

b. Pola Eliminasi

Sebelum Sakit :

a) Buang Air Besar

Frekuensi : 1× sehari

Penggunaan pencahar : tidak pernah

Konsistensi : padat

Buang Air Kecil

Frekuensi : 3×sehari

Warna : kuning

Bau : amoniak

Perubahan Setelah Sakit

a) BAB : 1 × sehari

b) BAK : 1×sehari

2)

b. Eliminasi

1) BAK

a) Kebiasaan

- Frekuensi : 3 x /hari

- Warna : kuning

- Bau : pesing

b) Perubahan setelah sakit : tidak ada

Page 24: Medis mamae

c. Aktivitas dan olahraga

1) Kebiasaan

a) Klien jarang berolahraga

b) Kegiatan dirumah : membersihkan rumah dan memasak

2) Perubahan setelah sakit : jarang membersihkan rumah

d. Istirahat dan tidur

1) Kebiasaan

a) Tidur malam jam 22.00 – 05.00 wita

b) Tidur siang jam 13.15 – 15.00 wita

2) Perubahan setelah sakit : klien lebih banyak tidur

e. Personal hygiene

1) Kebiasaan

a) Mandi : frekuensi : 2 x sehari

b) Sikat gigi : frekuensi : 2 x sehari

c) Cuci rambut : frekuensi : 3 x /minggu

2) Perubahan setelah sakit : tidak ada

6. Interaksi Sosial

a. Orang terdekat klien adalah suami dan anaknya

b. Klien mudah bergaul dengan teman

c. Hubungan dalam keluarga baik

7. Psikososial

Page 25: Medis mamae

a. Tanggapan klien terhadap penyakitnya : klien merasa cemas

b. Klien selalu bertanya tentang penyakitnya

c. Harapan klien agar cepat sembuh

d. Klien mudah bekerjasama dengan petugas kesehatan

8. Kegiatan Keagamaan

Klien rajin shalat dan mengikuti kajian-kajian di mesjid

9. Pengobatan dan Perawatan

a. Pengobatan :

1) Antrain 3 x 500 mg

2) Amoxyllin 3 x 500 mg

3) B.complex 2 x 1 kaplet

4) Cimetidin 3 x 1 tablet

b. Perawatan :

1) Rawat luka/drain

2) Diet nasi biasa

3) Observasi tanda-tanda vital

Page 26: Medis mamae

Klasifikasi Data

Data subjektif Data obyektif

- Klien mengeluh nyeri pada

sekitar payudara sebelah kiri

menjalar ke

kanan.

- Klien mengeluh sakit jika

lengan digerakkan.

- Klien mengeluh badan terasa

lemah.

- Klien tidak mau banyak

bergerak.

- Klien mengatakan khawatir

akan kondisinya

- Klien mengatakan tidak mau

melihat tubuhnya

- Klien mengatakan merasa

malu akan keadannya

- Klien mengeluh nafsu makan

menurun

- Klien nampak meringis

kesakitan

- Klien tampak takut bergerak.

- Klien nampak lemah dan lesu

- Ekspresi wajah tampak

murung.

- Klien nampak gelisah dan

khawatir

- Klien nampak malu dengan

kondisi tubuhnya

- Tampak pembesaran pada

payudara

- Porsi makan tidak dihabiskan

- Klien nampak kurus

- Terjadi penurunan berat badan

IMT : BB/TB2

= 53 /(1.60 ) 2

= 53/2.56

= 21.7 (normal)

Nilai normal IMT : 18.5-25

BBI : TB-100 (± 10% TB )

= 60 ± ( 6,0 )

Page 27: Medis mamae

= 54-66

Analisa Data

Symptomp Etiologi Problem

DS :

- Klien mengeluh

nyeri pada sekitar

payudara sebelah

kiri menjalar ke

kanan.

DO :

- Klien nampak

meringis kesakitan

Ganggauan hormone: peningkatan kadar estrogen

Reseptor yang mengikat estradikal

Pertumbuhan sel-sel epotel payudara yan abnormal

Malignasi CA MAMAE

Sel-sel kanker menekan jaringan sekitar

Penekanan serabut saraf

Stimulasi saraf nyeri Sensasi nyeri dijalan kan ke SSP melalui serabut saraf sensorik

Saraf motorik Nyeri di presepsikan

Nyeri

Page 28: Medis mamae

DS :

- Klien mengeluh

sakit jika lengan

digerakkan.

- Klien mengeluh

badan terasa

lemah.

- Klien tidak mau

banyak bergerak.

DO :

- Klien tampak

takut bergerak.

- Klien nampak

lemah dan lesu

Nyeri di presepsikan

Nyeri mengalir pada lengan kiri

Ketidak mampuan mobilisasi lengan kiri dari tubuh

Gangguan Mobilitas

Fisik

DS :

- Klien mengatakan

khawatir akan

kondisinya

DO :

- Ekspresi wajah

tampak murung.

- Klien nampak

gelisah dan

khawatir

CA MAMAE

Hospitalisasi

Krisis situasi

Stress psikologis

Perasaan takut, khawatir

Ansietas

Page 29: Medis mamae

DS :

- Klien mengatakan

tidak mau melihat

tubuhnya

- Klien mengatakan

merasa malu akan

keadannya

DO :

- Klien nampak

malu dengan

kondisi tubuhnya

- Tampak

pembesaran pada

payudara

CA MAMAE Pembesaran pada salahsatu payudara

Perubahan postur/bentuk tubuh

Gangguan Citra Tubuh

DS :

- Klien mengeluh

nafsu makan

menurun

DO :

- Porsi makan tidak

dihabiskan

- Klien nampak

kurus

- Terjadi penurunan

berat badan

CA MAMAE

Peningkatan metabolism sel-sel epitel kanker mamae

Nutrisi jaringan normal diambil aleh sel-sel maligna

Sel-sel kekurangan energy

ATP berkurang

Penurunan berat badan, anoreksia

Ketidakseimbangan

Nutrisi Kurang dari

Kebutuhan Tubuh

Page 30: Medis mamae

IMT : BB/TB2

= 53 /(1.60

) 2

= 53/2.56

= 21.7

(normal)

Nilai normal IMT

: 18.5-25

BBI : TB-100 (±

10% TB )

= 60 ±

( 6,0 )

= 54-66

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor ditandai dengan

nampak meringis kesakitan dan mengeluh nyeri disebelah kiri yng menjalar ke

kanan.

DS :

Page 31: Medis mamae

- Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke

kanan.

DO :

- Klien nampak meringis kesakitan

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu ditandai

dengan :

DS :

- Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.

- Klien mengeluh badan terasa lemah.

- Klien tidak mau banyak bergerak.

DO :

- Klien tampak takut bergerak.

- Klien nampak lemah dan lesu

3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (kondisi penyakit)

ditandai dengan :

DS :

- Klien mengatakan khawatir akan kondisinya

DO :

- Ekspresi wajah tampak murung.

- Klien nampak gelisah dan khawatir

4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh ditandai

dengan :

DS :

- Klien mengatakan tidak mau melihat tubuhnya

- Klien mengatakan merasa malu akan keadannya

DO :

- Klien nampak malu dengan kondisi tubuhnya

- Tampak pembesaran pada payudara

Page 32: Medis mamae

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

pertumbuhan sel-sel kanker ditandai dengan :

DS :

- Klien mengeluh nafsu makan menurun

DO :

- Porsi makan tidak dihabiskan

- Klien nampak kurus

- Terjadi penurunan berat badan

IMT : BB/TB2

= 53 /(1.60 ) 2

= 53/2.56

= 21.7 (normal)

Nilai normal IMT : 18.5-25

BBI : TB-100 (± 10% TB )

= 60 ± ( 6,0 )

= 54-66