Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
28
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL,
KECERDASAN SPIRITUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KUALITAS AUDIT
(STUDI EMPIRIS PADA 3 KANTOR AKUNTAN PUBLIK JAKARTA SELATAN
DAN DEPOK)
M. Dimas Saputra1, Sri Hartaty
2, Darul Amri
3
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Sriwijaya
email: [email protected]
email: [email protected]
Abstract
This study aims to determine the influence of the factors that influence audit quality, which
consists of Emotional Intelligence, Intellectual Intelligence, Spiritual Intelligence, and Professional Ethics on Audit Quality at DKI Jakarta Public Accounting Firm. The survey in this study is specific
to public accounting firms located in the DKI Jakarta area. The research data uses primary data.
The data was collected by distributing e-questionnaires to auditors in 3 public accounting firms. The
number of samples used was 31 respondents. Multiple linear regression data analysis techniques with the help of SPSS version 24 software. The results showed that: (1) Emotional Intelligence has a
positive and partially significant effect on Audit Quality. (2) Intellectual Intelligence has a positive
and partially significant effect on Audit Quality. (3) Spiritual Intelligence has a positive and partially significant effect on Audit Quality. (4) Professional Ethics has a positive and partially
significant effect on Audit Quality. (5) Emotional Intelligence, Intellectual Intelligence, Spiritual
Intelligence, and Professional Ethics have a positive and significant effect simultaneously on Audit
Quality.
Keywords: Audit quality, Emotional Intelligence, Intellectual Intelligence, Spiritual Intelligence,
and Professional Ethics
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas audit yang terdiri dari Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik DKI Jakarta. Survei pada
penelitian ini dikhususkan hanya pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta.
Data penelitian menggunakan data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan e-
kuesioner kepada auditor yang ada di 3 Kantor Akuntan Publik. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 31 responden. Teknik analisis data regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS
versi 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kecerdasan Emosional berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (2) Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (3) Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (4) Etika Profesi berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (5) Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi berpengaruh positif dan signifikan secara
simultan terhadap Kualitas Audit.
Kata Kunci : Kualitas audit, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini keberadaan akuntan publik
menjadi sangat penting bagi setiap perusahaan. Hingga kini hampir semua perusahaan
membutuhkan jasa dari akuntan atau pemilik
perusahaan telah memberikan amanah kepada
manajemen untuk mengelola perusahaan nya. Sebagai bentuk pertanggung jawabannya,
manajemen akan melaporkannya dalam bentuk
laporan keuangan. Untuk menghasilkan laporan publik. Dalam hal ini para pemegang saham
pengambilan keputusan yang dapat dipercaya,
menjadi salah satu tujuan untuk dilakukan nya
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
29
pengauditan pada laporan keuangan
perusahaan. Maka dari itu perusahaan memerlukan akuntan publik sebagai pihak
ketiga (independen).
Pada profesi akuntan dalam beberapa tahun terakhir menjadi pusat perhatian publik,
seiring dengan terjadinya berbagai pelanggaran
etika yang menyebabkan kegagalan kerja dari seorang auditor dalam menjalankan tugasnya.
Salah satunya yang menjadi perbincangan
hangat mengenai kelalaian Akuntan Publik
(AP) dalam mengaudit laporan keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun buku
2018. Laporan keuangan yang diaudit oleh
Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata,
Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan
menimbulkan kejanggalan. Dalam laporan
keuangan tersebut menunjukan laba bersih PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun buku
2018 sebesar US$809.864 atau setara dengan
Rp11,49 Miliyar (Kurs Rp14.200/US$), berbanding terbalik dengan laporan keuangan
tahun buku 2017 yang pada saat itu mengalami
kerugian sebesar US$213.389.678. Hal tersebut menuai polemik terhadap kualitas keuangan
dari perusahaan yang bergerak dibidang
penerbangan tersebut. Sebab, pada laporan
keuangan tahun buku 2018 tepatnya dikuartal ke-3 masih menunjukan kerugian sebesar
US$110.231.730. Setelah diperiksa oleh Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ditemukan
pelanggaran yang dilakukan auditor mengenai
opini laporan auditor independen terhadap laporan keuangan tahun 2018 kuartal ke-4
tersebut. Maka dari itu, Kementrian Keuangan
menjatuhkan sanksi kepada Akuntan Publik
(AP) Kasner Sirumapea serta Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi,
Bambang, dan Rekan dengan pembekuan izin
selama 12 bulan selaku auditor laporan keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero Tbk
dan Entitas Anak Tahun Buku 2018).
keuangan yang menjadi acuan dasar
Kondisi ini menunjukan kurangnya optimalisasi dalam memaksimalkan intelektual
yang dimiliki, mengendalikan emosi, menjaga
hubungan serta kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh individu (spiritual), dan kode
etik yang harus dipatuhi oleh seorang auditor.
Sehingga menyebabkan turunnya penilaian dan kepercayaan terhadap Akuntan Publik (AP)
hingga Kantor Akuntan Publik (KAP).
Kualitas audit dari akuntan publik
bertolak ukur pada kompetensi yang dimilikinya. Diiringi dengan rasa
profesionalitas dan tanggung jawab terhadap
kewajiban nya atas kepercayaan dari masyarakata untuk menghasilkan opini audit
yang independen. Dalam menjalankan tugas
nya akuntan publik harus mengacu kepada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),
dan bertanggung jawab sebagai akuntan
terhadap institusi profesi sesuai dengan standar
profesi Ikatan Akuntansi Indonesia. Begitu juga pada acuan peraturan yang ada di Indonesia,
Akuntan Publik telah di atur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011. Mengenai jasa Akuntan Publik juga telah
diatur dalam Peraturan Mennteri Keuangan
Nomor 17/PMK/.01/2008.
Untuk menghasilkan kualitas audit yang baik dari seorang auditor diperlukan beberapa faktor
yang harus diperhatikan dalam menjalankan
tugasnya. Faktor tersebut dapat berupa kecerdasan yang dimiliki oleh seorang auditor,
dari kecerdasan tersebut diantaranya kecerdasan
emosional, dalam kinerja nya auditor harus mampu mengendalikan emosi dalam setiap
kondisi yang dihadapi, termasuk perasaan
intens yang direalisasikan pada klien. Begitu
juga kecerdasan intelektual yang harus dimiliki oleh auditor dalam menunjang keberhasilan
nya, intelektual merupakan hal penting yang
harus dijaga dan ditingkatkan oleh seorang auditor, sebab dari hal ini lah auditor dapat
dinilai seberapa besar pengetahuan terhadap
ilmu yang di milikinya. Dan hal ini akan lebih kompleks dan tersusun jika didasarkan pada
spiritual auditor, spiritual sendiri mampu
membuat seseorang menumbuhkan nilai-nilai
positif dari dalam diri mereka sesuai dengan kaidah dan tuntunan yang dipercayainya.
Namun aspek-aspek tersebut harus berjalan
sesuai dengan kode etik yang berlaku. Menurut Prakoso (2015:59), etika profesi
merupakan etika sosial dalam etika khusus
mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada
ilmu dan profesi yang disandangnya. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata
cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan
suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan
kode etik agar profesionalisme memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
30
Penelitian ini merupakan replikasi dari
penelitian Fauzan (2016) yang menjelaskan tentang Pengaruh Kecerdasan Emosional,
Kecerdasan Spiritual, Dan Tekanan Klien
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta).
Didalam penelitian tersebut menyatakan bahwa
Terdapat pengaruh positif Kecerdasan Emosional terhadap Kualitas Audit pada Kantor
Akuntan Publik di Yogyakarta. Terdapat
pengaruh positif Kecerdasan Spiritual terhadap
Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Terdapat pengaruh positif Tekanan
Klien terhadap Kualitas Audit pada Kantor
Akuntan Publik di Yogyakarta. Terdapat pengaruh positif Kecerdasan Emosional,
Kecerdasan Spiritual, dan Tekanan Klien
terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan
Publik di Yogyakarta. Namun didalam penelitian ini, peneliti menambahkan kan satu
variabel independen yaitu Kecerdasan Spiritual.
Hal ini karena kecerdasan spiritual mampu mempengerahui seseorang dalam menjalankan
tugasnya. Sebab spiritual juga mampu
memberikan efek positif dalam kejujuran dan mengambilan keputusan seseorang.
yang dimiliki oleh seorang
(2016) yang menyimpulkan bahwa kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual, dan tekanan klien terdapat pengaruh positif terhadap kualitas
audit. Begitu juga penelitian Ramadhan, dkk
(2018) yang menunjukkan hasil penelitian bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual dan integritas berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit. Berbeda dengan penelitian Setiawan (2018) yang menyimpulkan
bahwa kecerdasan emosional berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit, namun
kecerdasan intelektual tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, dan kecerdasan spiritual
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Berdasarkan deskripsi latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti ingin
mengetahui faktor apa sajakah yang
mempengaruhi kualitas audit pada kantor
akuntan publik? Dari faktor – faktor tersebut diantaranya
kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual,
kecerdasan spiritual, dan etika profesi yang dimiliki oleh auditor.
LANDASAN TEORI
Kualitas Audit
Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
Mark S. Beasley (2012:47) menjelaskan bahwa
pengertian kualitas audit adalah adalah Suatu
proses untuk memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum diikuti dalam
setiap audit, KAP mengikuti prosedur
pengendalian kualitas audit khusus yang membantu memenuhi standar-standar itu secara
konsisten pada setiap penugasannya.
Sedangkan Pengertian Kualitas Audit menurut Mulyadi (2014:43) yaitu Suatu proses
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara obyektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomis, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasil kepada
pemakai yang berkepentingan.
Pada penelitian sebelumnya Fauzan Kualitas
audit berarti untuk memperlihatkan bagaimana cara untuk mendeteksi audit dan
melaporkan salah saji material dalam laporan
keuangan. Dan auditor juga harus memperhatikan prosedur serta etika dalam
melaksanakan prosedur audit.
Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional menjadi salah satu
cara untuk meningkatkan kualitas seseorang
melalui kemampuan untuk mengendalikan emosi untuk meningkatkan kemampuan
berpikir. Termasuk mengontrol diri dalam
merespon suatu hal yang dihadapi. Menurut Goleman, (2015:11) Kecerdasan
emosional adalah kemampuan-kemampuan
seperti mampu untuk memotivasi diri sendiri dan bertindak gigih/bertahan menghadapi
keadaan-keadaan yang frustasi; mengendalikan
dorongan hati/rangsangan dan tidak
melebihlebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak
melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati,
dan berdoa.
Aspek - Aspek Kecerdasan Emosional
Hingga saat ini belum ada alat ukur yang
dapat digunakan untuk mengukur kecerdasan emosi seseorang. Walaupun demikian, ada
beberapa ciri-ciri yang mengindikasi seseorang
memiliki kecerdasan emosional. Ahli-ahli psikologi seperti Sternberg dan Salovey telah
menganut pandangan kecerdasan yang lebih
luas, berusaha menemukan kembali dalam kerangka apa yang dibutuhkan manusia meraih
sukes dalam kehidupannya. Goleman, (2015:
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
31
56) menjelaskan terdapat beberapa aspek-aspek
kecerdasan emosional yakni sebagai berikut: a. Mengenali Emosi Diri
Kesadaran diri mengenali perasaan
sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional, kemampuan
memantau perasaan dari waktu ke waktu
merupakan hal penting bagi wawasan dapat terungkap dengan pas adalah
kecakapan yang bergantung pada
kesadaran diri.
b. Memotivasi Diri Sendiri Menata emosi sebagai alat untuk
mencapai tujuan adalah hal yang sangat
penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk motivasi diri sendiri dan
untuk berkreasi.
c. Mengenali emosi orang lain
Kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional,
merupakan keterampilan bergaul.
Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-
sinyal sosial yang tersembunyi yang
mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih
mampu menerima sudut pandang orang
lain.
d. Membina Hubungan Seni membina hubungan sebagian
besar merupakan keterampilan
mengelola emosi orang lain. Ini merupakan suatu keterampilan yang
menunjang popularitas, kepemimpinan
dan keberhasilan antar pribadi. e. Mengelola Emosi
Menangani perasaan agar perasaan
kecerdasan intelektual manusia
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a. Pembawaan Pembawaan ditentukan
sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa
sejak lahir, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama tama
di tentukan oleh pembawaan kita.
b. Kematangan Setiap organ di tubuh
manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ (fisik
maupun psikis) dapat dikatakan telah
matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing masing. Anak anak tidak
dapat memecahkan soal-soal tertentu karna soal soal itu terlampau sukar.
Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yang membedakan
kualitas orang yang satu dengan orang yang
lain. Kecerdasan intelektual atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan kecerdasan yang
dibangun oleh otak kiri. Kecerdasan ini
mencakup kecerdasan linear, matematik, dan logis sistematis. Pada intinya, kecerdasan
intelektual/intelegensi adalah suatu kemampuan
kecerdasan seseorang dalam menyelesaikan
suatu masalah matematis dan rasional (Misbach 2010), atau kemampuan kognitif yang dimiliki
organisme untuk menyesuaikan diri secara
efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor
genetik (Boehm, 2011), psikologi dan
pemahaman diri.
Kecerdasan Spiritual
Secara terminologi kecerdasan spiritual
merupakan kecerdasan pokok yang dengannya dapat memecahkan masalah masalah makna
dan nilai menempatkan tindakan dalam konteks
yang lebih luas, kaya, dan bermakna. Kecerdasan spiritual merupakan sebuah konsep
yang berhubungan dengan bagaimana seseorang
dalam mengelola dan mendayagunakan makna-
makna, nilai-nilai, dan kualitas kehidupan spiritual (Wahyudi, 2010:10).
Untuk memfungsikan kecerdasan
emosional dan keceradasan intelektual secara efektif diperlukan kecerdasam spiritual yang
menjadi landasannya. Bahkan kecerdasan
spiritual merupakan kecerdasan tertinggi, sebab kecerdasan spiritual merupakan landasan dan
bersumber dari dalam diri.
Aspek - Aspek Kecerdasan Spiritual Menurut Zohar dan Marshall (2010), aspek-
aspek kecerdasan spiritual mencakup hal-hal
Kemampuan bersikap fleksibel, Tingkat kesadaran diri yang tinggi, Kemampuan untuk
menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,
Kemampuan Aspek - Aspek Kecerdasan
Intelektual Menurut Purwanto (2013:55-56),
kerugian yang tidak perlu, Berpikir secara
holistik. Kecenderungan individu untuk melihat keterkaitan berbagai hal, Kecenderungan untuk
bertanya mengapa dan bagaimana jika untuk
mencari jawaban-jawaban yang mendasar menjadi pribadi mandiri.
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
32
Etika Profesi
Menurut Prakoso (2015:59), etika profesi merupakan etika sosial dalam etika
khusus mempunyai tugas dan tanggung jawab
kepada ilmu dan profesi yang disandangnya. Sedangkan menurut Muchtar (2016:95) etika
profesi merupakan aturan perilaku yang
memiliki kekuatan mengikat bagi setiap pemegang profesi.
Maka dapat disimpulkan etika profesi
merupakan suatu aturan yang harus ditaati
dalam hal menjalankan tanggung jawab kepada profesi yang dipegangnya. Dalam hal etika,
sebuah profesi harus memiliki komitmen moral
yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus.
Auditor memiliki beberapa prinsip dasar
yang harus diperhatikan. Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (2016) terdapat beberapa prinsip dasar etika profesi auditor yaitu
Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan
Kehati-hatian Profesional, Kerahasiaan, Perilaku Profesional.
Hipotesis Penelitian
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap
Kualitas Audit
Goleman (2015), seorang Psikolog
ternama, dalam bukunya pernah mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam dunia
kerja bukan hanya cognitive intelligence saja
yang dibutuhkan tetapi juga emotional intelligence (EQ). Hal tersebut seperti yang
dikemukakan Fauzan (2016) terdapat pengaruh
positif dan signifikan Kecerdasan Emosional terhadap Kualitas Audit yang ditunjukkan
dengan nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar
0,532 dan nilai signifikansi 0,000.
H1 : Kecerdasan Emosional memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kualitas audit.
Untuk menghadapi dan melampaui rasa
sakit, Kualitas hidup yang diilhami oleh visi
dan nilai- nilai, Keengganan untuk
menyebabkan
Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap
Kualitas Audit Karir dalam dunia kerja erat kaitannya
dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki
oleh seseorang. Seorang pekerja yang memiliki IQ tinggi diharapkan dapat menghasilkan
kinerja yang lebih baik dibandingkan mereka
yang memiliki IQ lebih rendah. Hal tersebut
karena mereka yang memiliki IQ tinggi, lebih
mudah menyerap ilmu yang diberikan sehingga kemampuannya dalam memecahkan masalah
yang berkaitan dengan pekerjaannya akan lebih
baik. Dalam penelitian Hakim (2015) menyimpulkan bahwa penelitian secara parsial
yang dilakukan menunjukkan kecerdasan
intelektual berpengarush signifikan terhadap kualitas audit. Didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Setiawan (2018) yang
mengungkapkan bahwa Kecerdasan intelektual
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
H2 : Kecerdasan intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.
Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap
Kualitas Audit Kecerdasan spiritual merupakan
kecerdasan pokok yang dengannya dapat
memecahkan masalah-masalah makna dan nilai menempatkan tindakan dalam konteks yang
lebih luas, kaya, dan bermakna. Untuk
memfungsikan kecerdasan emosional dan keceradasan intelektual secara efektif
diperlukan kecerdasam spiritual yang menjadi
landasannya. Bahkan kecerdasan spiritual
merupakan kecerdasan tertinggi, sebab kecerdasan spiritual merupakan landasan dan
bersumber dari dalam diri. Pada hasil pengujian
Fauzan (2016) terdapat pengaruh positif dan signifikan Kecerdasan Spiritual terhadap
Kualitas Audit yang ditunjukkan dengan nilai
koefisien determinasi (r2) sebesar 0,641 dan nilai signifikansi 0,000. Didukung dengan
penelitian Ramadhan, dkk (2018) yang
menyimpulkan bahwa Kecerdasan spiritual
berpengaruh siginifikan terhadap kualitas audit. H3 : Kecerdasan Spiritual berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit.
Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kualitas
Audit
Etika profesi merupakan suatu aturan yang harus ditaati dalam hal menjalankan
tanggung jawab kepada profesi yang
dipegangnya. Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi
yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus.
Pada penelitian sebelumnya Wahyuni (2017) yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara etika profesi dengan
kualitas audit, hal ini dibuktikan dengan thitung
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
33
yang lebih besar daripada t-tabel yaitu 2,366 >
1,663 dan nilai signifikansi sebesar 0,020 < 0,05.
H4 : Etika Profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan
tujuan penelitian yang telah dijelaskan pada bab
terdahulu, maka jenis penelitian ini dikelompokkan pada penelitian kausatif
(causative). Penelitian ini bertujuan untuk
melihat seberapa jauh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
subjek. Data subjek adalah jenis data penelitian
yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok
orang yang menjadi subyek penelitian atau
responden yaitu akuntan publik yang ada di 3 Kantor Akuntan Publik Jakarta Selatan dan
Depok. Berdasarkan teknik pengumpulan
sumber data yang dilakukan, peneliti menggunakan data primer yaitu data yang
berasal dari sumber asli atau pertama (tidak
melalui perantara) dari auditor yang menerima
dan menyelesaikan E-Kuesioner yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan
informasi dari para responden.
Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:38)
mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan
yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Sugiyono (2017:39) juga mendefinisikan variabel independen adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen yang menjadi faktor yang
mempengaruhi adalah:
1. Kecerdasan emosional 2. Kecerdasan intelektual
3. Kecerdasan spiritual
4. Etika profesi Sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kualitas audit.
Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif adalah suatu analisa data
yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang sudah diolah dalam bentuk angka-angka dan
pembahasannya melalui perhitungan statistik.
Tahap yang pertama adalah kuesioner diisi dan diperoleh dari responden dilakukan dalam
beberapa proses sebelum diolah dalam statistik.
Pemberian skor atau nilai dalam penelitian ini
digunakan skala linkert yang merupakan salah satu cara menentukan skor.
Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linear berganda adalah
analisis untuk mengukur besarnya pengaruh
antara dua atau lebih variabel independen
terhadap satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan
menggunakan variabel independen (Priyatno,
2012: 127). Variabel independen dari penelitian ini adalah
kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual,
kecerdasan spiritual, dan etika profesi, sedangkan variabel dependen dari penelitian ini
adalah kualitas audit yang diukur dengan
kualitas audit.. Model yang digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda (Multipple Regression
Analysis). Model persamaan regresi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y1 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε
Keterangan:
Y1 = Kualitas Audit
X1 = Kecerdasan Emosional X2 = Kecerdasan Intelektual
X3 = Kecerdasan Spiritual
X4 = Etika Profesi β = Koefisien Regresi Variabel Independen
α = Konstanta
ε = Error of estimation
Uji Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian
dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak dengan
melakukan uji secara parsial (uji t) dan uji
secara simultan (uji F). Kemudian hasil Uji Hipotesis digunakan untuk menjawab kalimat
penyataan yang telah dinyatakan penelitian ini
pada rumusan masalah. Pengujian dilakukan
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
34
dengan uji dua sisi dengan derajat kepercayaan
sebesar 5% (α = 0,05). Apabila p- value lebih tinggi dari pada tingkat signifikasi (α) yang
dipilih, maka keputusan gagal menolak Ho.
Sebaliknya jika p-value lebih rendah dari pada tingkat signifikasi (α) yang dipilih maka
keputusan menolak Ho. Untuk mengetahui
kekuatan model dalam memprediksi maka dilihat dari koefisien determinasi (R2). Semakin
mendekati nol besarnya koefisien determinasi
suatu regresi, maka semakin kecil pula
pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat. Sebaliknya, semakin mendekati
satu besarnya koefisien determinasi suatu
persamaan regresi, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap
variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif
Sumber : Output SPSS diolah 2020
Dari tabel 4.1 dapat terlihat bahwa
jumlah data yang digunakan dalam penelitian
ini berjumlah 31. Rata-rata dari nilai variabel
kecerdasan emosional adalah 29,65 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 9,087,
Rata-rata dari nilai variabel kecerdasan
intelektual adalah 29,58 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 7,265, Rata-rata
dari nilai variabel kecerdasan spiritual adalah
27,74 dengan tingkat rata-rata penyimpangan
sebesar 8,888, Rata-rata dari nilai variabel etika profesi adalah 33,48 dengan tingkat rata-rata
penyimpangan sebesar 11,457, Rata-rata dari
nilai variabel kualitas audit adalah 29,97 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar
10,055.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji
pada model regresi apakah variabel terikat dan
variabel bebas dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil pengujian normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p value)
atau asymp.sig (2-tailed) residual dalam
penelitian ini memiliki nilai lebih besar dari
0,05, yaitu sebesar 0,200. Hal ini menjelaskan bahwa data residual terdistribusi secara normal.
Hasil Pengujian Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi digunakan
untuk melihat sejauh mana kontibusi variabel
independen terdiri dari Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual,
dan Etika Profesi terhadap variabel dependen
Kualitas Audit. Berikut ini hasil koefisien determinasi (R2).
Tabel 4.3
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,890a ,793 ,761 4,920 a. Predictors: (Constant), total, total, total, total b. Dependent Variable: total
Sumber : Ouput SPSS diolah, 2020
Untuk mengukur seberapa besar
hubungan antara varaiabel independen dengan variabel dependen adalah nilai Adjusted R
Square yang ada ditabel 4.2 diatas. Dimana
hasil perhitungan statistik diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,761 atau 76,1%
variasi Kualitas Audit dapat dijelaskan oleh
keempat variabel independen yang terdiri dari
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi.
Sedangkan sisanya (100% - 76,1% =
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 31
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 4,58012994
Most Extreme Differences Absolute ,083
Positive ,083
Negative -,066
Test Statistic ,083
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation
X1 31 29,65 9,087
X2 31 29,58 7,265
X3 31 27,74 8,888
X4 31 33,48 11,457
Y 31 29,97 10,055
Valid N (listwise)
31
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
35
23,9%) yang dijelaskan oleh hal ataupun sebab
yang lain diluar model.
Uji t (Parsial)
Pengujian secara parsial (Uji t) terhadap masing-masing variabel independen:
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,
Dan Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi dilakukan untuk
menguji diterima atau ditolaknya hipotesis yang
telah diajukan. Hasil output regresi dengan
SPSS akan menunjukkan nilai t hitung dan signifikansinya.
Tabel 4.4
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Sumber : Ouput SPSS diolah, 2020 Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat
dilihat nilai t-hitung dan derajat signifikansi setiap
variabel independen (X1, X2, X3, dan X4) yang menjadi indikator penerimaan dan penolakan
hipotesis. Hasil pengujian hipotesis melalui uji
parsial (Uji t) secara terperinci dijelaskan sebagai berikut :
a) Nilai konstanta menunjukkan nilai sebesar
0,850 artinya bahwa apabila nilai variabel
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan
Etika Profesi adalah 0 maka nilai Kualitas
Audit positif sebesar 0,850. b) Pada variabel independen (X1) nilai t-hitung
sebesar 4,618
Hasil yang diperoleh untuk t-tabel sebesar 2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena
nilai t-hitung > t-tabel (4,618 > 2,048) dengan
nilai signifikan sebesar 0,000 yang
menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau (sig) 0,000 < 0,05
sehinigga dapat dijelaskan bahwa variabel
independen Kecerdasan Emosional (X1) memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen Kualitas Audit (Y). Maka dapat
diketahui bahwa Ha1 diterima dan Ho1
ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Emosional berpengaruh
signifikansi secara parsial terhadap
Kualitas Audit.
c) Pada variabel independen (X2) nilai t-hitung
sebesar 2,723 Hasil yang diperoleh untuk t-tabel sebesar
2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena
nilai t-hitung > t-tabel (2,723 > 2,048)
dengan nilai signifikan sebesar 0,011 yang
menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau (sig) 0,011 < 0,05
sehinigga dapat dijelaskan bahwa variabel
independen Kecerdasan Intelektual (X2)
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen Kualitas Audit (Y). Maka dapat
diketahui bahwa Ha1 diterima dan Ho1
ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Intelektual berpengaruh
signifikansi secara parsial terhadap
Kualitas Audit.
d) Pada variabel independen (X3) nilai t-hitung
sebesar 2,615
Hasil yang diperoleh untuk t-tabel sebesar
2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-hitung > t-tabel (2,615 > 2,048) dengan
nilai signifikan sebesar 0,015 yang
menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau (sig) 0,015 < 0,05
sehinigga dapat dijelaskan bahwa variabel
independen Kecerdasan Spiritual (X3)
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen Kualitas Audit (Y). Maka dapat
diketahui bahwa Ha1 diterima dan Ho1
ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Spiritual berpengaruh
signifikansi secara parsial terhadap
Kualitas Audit. e) Pada variabel independen (X4) nilai t-hitung
sebesar 3,726
Hasil yang diperoleh untuk t-tabel sebesar
2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-hitung > t-tabel (3,726 > 2,048) dengan
nilai signifikan sebesar 0,001 yang
menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau (sig) 0,001 < 0,05
sehinigga dapat dijelaskan bahwa variabel
independen Etika Profesi (X4) memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen Kualitas Audit (Y). Maka dapat diketahui
bahwa Ha1 diterima dan Ho1 ditolak,
artinya dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Spiritual berpengaruh
signifikansi secara parsial terhadap
Kualitas Audit.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,850 4,103 ,207 ,837
X1 ,748 ,162 ,676 4,618 ,000
X2 -,583 ,214 -,421 -2,723 ,011
X3 ,333 ,127 ,294 2,615 ,015
X4 ,447 ,120 ,509 3,726 ,001
a. Dependent Variable: total
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
36
Uji F (Simultan)
Pengujian simultan (Uji F) dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen
hipotesis yang diperoleh untuk t-tabel sebesar
2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-
hitung > t-tabel (2,723 > 2,048) dengan nilai
signifikan sebesar 0,011 yang menunjukkan
bahwa nilai signikan lebih kecil dari 0,05 atau (sig) 0,011 < 0,05 sehinigga dapat disimpulkan
bahwa variabel independen Kecerdasan
Intelektual berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap variabel dependen Kualitas Audit pada 3 Kantor Akuntan Publik di Jakarta
Selatan dan Depok. Maka dapat dinyatakan
bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Hasil tersebut seirama dengan penelitian mengenai
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional, Pengalaman Auditor, Dan Due
Profesional Care Terhadap Kualitas Audit Pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Wilayah
Jakarta Barat dan Jakarta Selatan) oleh Hakim
dan Amilia (2015). Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat
nilai F-hitung adalah Berdasarkan tabel
tersebut dapat dilihat nilai F-hitung adalah sebesar 24,826 dan signifikansi sebesar 0,000.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa F-hitung
sebesar 24,826 lebih besar dari F-tabel 3,01
(lihat pada lampiran uji F), sehingga dapat dinyatakan bahwa secara simultan variabel
independen : Kecerdasan Emosional,
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen Kualitas
Audit.
Pembahasan
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap
Kualitas Audit Berdasarkan uraian hasil pengujian
hipotesis yang diperoleh untuk t-tabel sebesar
2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-
hitung > t-tabel (4,618 > 2,048) dengan nilai
signifikan sebesar 0,000 yang menunjukkan
bahwa nilai signikan lebih kecil dari 0,05 atau
(sig) 0,000 < 0,05 sehinigga dapat disimpulkan bahwa variabel independen Kecerdasan
Emosional berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap variabel dependen Kualitas Audit pada 3 Kantor Akuntan Publik Jakarta
Selatan dan Depok. Maka dapat dinyatakan
bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Hasil ini seirama dengan penelitian menenai Pengaruh
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,
Dan Tekanan Klien Terhadap Kualitas Audit
pada Kantor Akuntan Publik di kota
Yogyakarta oleh Fauzan (2016).
Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap
Kualitas Audit Berdasarkan uraian hasil pengujian
hipotesis yang diperoleh untuk t-tabel sebesar
2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-
hitung > t-tabel (2,615 > 2,048) dengan nilai
signifikan sebesar 0,015 yang menunjukkan
bahwa nilai signikan lebih kecil dari 0,05 atau
(sig) 0,015 < 0,05 sehinigga dapat disimpulkan bahwa variabel independen Kecerdasan
Spiritual berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap variabel dependen Kualitas Audit pada 3 Kantor Akuntan Publik di Jakarta
Selatan dan Depok. Maka dapat dinyatakan
bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Hasil
tersebut seirama dengan penelitian mengenai Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Spiritual dan Integritas terhadap Kualitas Audit
oleh Ramadhan, dkk (2018).
Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kualitas
Audit Berdasarkan uraian hasil pengujian
hipotesis yang diperoleh untuk t-tabel sebesar
2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-hitung > t-tabel (3,726 > 2,048) dengan nilai
signifikan sebesar 0,001 yang menunjukkan
bahwa nilai signikan.
Pengaruh Kecerdasan Emosional,
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Spiritual, dan Etika Profesi Terhadap
Kualitas Audit
Berdasarkan output yang didapat nilai
F-hitung adalah sebesar 24,826 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa F-hitung sebesar 24,826 lebih besar dari
F-tabel 3,01 (lihat pada lampiran uji F), sehingga dapat dinyatakan bahwa secara
simultan variabel independen : Kecerdasan
Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Spiritual, dan Etika Profesi secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen
Kualitas Audit.
Dari hasil koefisien determinasi nilai Adjusted R Square sebesar 0,761 atau 76,1%
variasi Kualitas Audit dapat dijelaskan oleh
keempat variabel independen yang terdiri dari
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi.
Sedangkan sisanya 23,9% yang dijelaskan oleh
hal ataupun sebab yang lain diluar model.
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
37
Maka dari itu dengan semakin
meningkatnya Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual,
dan Etika Profesi akan menghasilkan Kualitas
Audit yang maksimal melalui hasil dari kualitas audit yang baik.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan
analisis yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kecerdasan Emosional berpengaruh positif
dan signifikan secara parsial terhadap
kualitas audit di 3 Kantor Akuntan Publik Jabodetabek. Hal ini dibuktikan dengan hasil
uji t yang memperoleh nilai t-hitung sebesar
4,618 > t-tabel sebesar 2,048 dengan nilai
signifikan sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa nilai signikan lebih kecil dari 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin baik Kecerdasan Emosional auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang
dihasilkan dari kinerja auditor.
2. Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap
kualitas audit di 3 Kantor Akuntan Publik
Jabodetabek. Hal ini dibuktikan dengan hasil
uji t yang memperoleh nilai t-hitung sebesar 2,723 > t-tabel sebesar 2,048 dengan nilai
signifikan sebesar 0,011 yang menunjukkan
bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin baik Kecerdasan Intelektual auditor
maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan dari kinerja auditor.
3. Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif
dan signifikan secara parsial terhadap
kualitas audit di 3 Kantor Akuntan Publik Jabodetabek. Hal ini dibuktikan dengan hasil
uji t yang memperoleh nilai t-hitung sebesar
2,615 > t-tabel sebesar 2,048 dengan nilai signifikan sebesar 0,015 yang menunjukkan
bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin baik Kecerdasan Spiritual auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang
dihasilkan dari kinerja auditor.
4. Etika Profesi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kualitas
audit di 3 Kantor Akuntan Publik
Jabodetabek. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang memperoleh nilai t-hitung sebesar
3,726 > t-tabel Indonesia sehingga akan
memperoleh responden yang jauh lebih
banyak dan bervariatif. sebesar 2,048
dengan nilai signifikan sebesar 0,001 yang menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin baik Etika Profesi auditor maka semakin baik pula
kualitas audit yang dihasilkan dari kinerja
auditor. 5. Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika
Profesi berpengaruh positif dan signifikan
secara simultan terhadap kualitas audit di 3 Kantor Akuntan Publik Jabodetabek. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji F yang
memperoleh nilai F-hitung sebesar 24,826 lebih besar dari F-tabel sebesar 3,01. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin
baik Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi auditor maka semakin baik pula
kualitas audit yang dihasilkan dari kinerja
auditor.
Saran
Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi audtor, setelah diketahui bahwa hasil
penelitian menunjukkan pengaruh yang baik
terhadap kualitas audit maka diharapkan auditor lebih meningkatkan kualitasnya dari
kecerdasan emosional, kecerdasan
intelektual, kecerdasan spiritual, dan etika profesi agar menghasilkan kualitas audit
yang baik.
2. Bagi kantor akuntan publik, untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit terhadap
auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan
Publik, terutama disaat melakukan penerimaan atau penugasan auditor.
3. Bagi peneliti selanjutnya, untuk lebih
memperluas lagi ruang lingkup penelitian dan penyebaran kuesioner ke berbagai
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di
DKI Jakarta hingga wilayah atau daerah lain
yang ada di Kecerdasan Spiritual auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang
dihasilkan dari kinerja auditor.
4. Etika Profesi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kualitas
audit di 3 Kantor Akuntan Publik
Jabodetabek. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang memperoleh nilai t-hitung sebesar
3,726 > t-tabel Indonesia sehingga akan
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
38
memperoleh responden yang jauh lebih
banyak dan bervariatif.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Rendal J. Elder dan Mrk S. Beasley, (2012), Jasa Audit dan
Assurance : Pendekatan Terpadu
(Adaptasi Indonesia), Buku 1, Alih
Bahasa: Amir Abadi Jusup, Salemba
Empat, Jakarta
Bayangkara, I. (2015). Audit Manajemen
Prosedur dan Implementasi . Jakarta:
Salemba Empat.
Boehm, M., 2011. Factor Structure of the
Wechsler Intelligence Scale for Children-
Fourth Edition among Students with Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
Thesis. Arizona State University.
Choiriah, Anis. 2013. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Spiritual, Etika Profesi
Terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik di Kota Padang dan
Pekanbaru. Skripsi Universitas Negeri
Padang. Sumatera Barat.
Dewi, P. P., & Ramadhanti, S. W. (2019). KECERDASAN EMOSIONAL,
KECERDASAN SPIRITUAL,
INDEPENDENSI, ETIKA PROFESI DAN KINERJA AUDITOR. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Bisnis, 3(2), 184-196.
Edison, Emron. Yohny anwar, Imas komariyah. (2016). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bandung:
Alfabeta.
Goleman, D. (2015). Emotional Intelegence Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Hakim, Arif R, Amilia Yunizar Esfandari. (2015). Pengaruh Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional,
Pengalaman Auditor, Dan Due
Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Kode Etik Akuntan Profesional.Jakarta: Komite
Etika Ikatan Akuntan Indonesia
Kualitas Audit (Studi Kasus pada Kantor
Akuntan Publik di Kota Bandung). Jurnal
Akuntansi. ISSN: 2460-6561
Khairat, Hayatul. 2017. Pengaruh Kecerdasan
Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spritual Dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Auditor.
Jakarta
L. Mathis, Robert & H. Jackson, John. 2011.
Human Resource Management (edisi 10).
Jakarta : Salemba Empat.
Maharjan, Sarita. 2012. Association Between Work Motivation and Job Satisfaction of
Collage Teachers. Administrative and
Management Review. Vol. 24, No. 2. pp.
45-55.
Misbach, I.H., 2008. Antara IQ, EQ, dan SQ.
Pelatihan Nasional Guru SeIndonesia,
pp.1–11.
Muchtar, Masrudi. 2016. Etika Profesi dan
Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Mulyadi. (2014). Auditing. Cetakan ke-6.
Jakarta : Salemba Empat
Noor, Mochamad Ali dan Ardiani Ika Sulityawati. 2010. Kecerdasan
Emosional dan Kinerja Auditor Pada
Kantor Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi
1 (1): 10-21.
Prakoso, Abintoro. 2015. Etika Profesi Hukum.
Surabaya: Laksbang Justitia.
Profesional Care Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kantor
Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Barat
dan Jakarta Selatan). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. FE Universitas Budi
Luhur.
Purwanto, Ngalim. (2013). Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdyakarya Offset
Ramadhan, Gilang P, Edi Sukarmanto, dan Mey
Maemunah. (2018). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Spiritual dan Integritas terhadap
Riadi, M. (2014, januari 6). Pengertian dan
Pengukuran Kecerdasan Spiritual. Diambil kembali dari
Kajianpustaka.com:
www.kajianpustaka.com
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021
39
Santoso.(2012). Analisis Regresi Linier, Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas. UMPO
Sarwono & Martadiredja. 2008. Riset Bisnis
dengan SPSS. Yogyakarta.
Setiawan, Candra, Resti Yulistia Muslim, dan Yeasy Darmayanti. (2018). Pengaruh
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Intelektual, Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kualitas Audit (Pada Kantor
Akuntan Publik di Provinsi Sumatera
Barat, Pekanbaru, dan Jambi). Jurnal
Fakultas Ekonomi
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung : Alfabeta.
Tinangon, J.J. 2012. Pengaruh Motivasi
Independensi dan Kompetensi Auditor
Terhadap Komitmen Organisasi,
Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor InspektoratKabupaten Kota Di Sulawesi
Utara.Disertasi Program Pasca Sarjana
Universitas Hasanudin.Makasar.
Wahyudi, Siswanto. (2010). Membentuk
Kecerdasan Spiritual Anak Pedoman
Penting Bagi Orang Tua Dalam
Mendidik Anak (Jakarta: Amzah, 2010)
Zohar, D. & Marshall, I. (2010). SQ: Spiritual
Intelligence The Ultimate Intelligence.
Alih Bahasa Rahmani