12
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021 28 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA 3 KANTOR AKUNTAN PUBLIK JAKARTA SELATAN DAN DEPOK) M. Dimas Saputra 1 , Sri Hartaty 2 , Darul Amri 3 Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Sriwijaya email: [email protected] 1 email: [email protected] 2 Abstract This study aims to determine the influence of the factors that influence audit quality, which consists of Emotional Intelligence, Intellectual Intelligence, Spiritual Intelligence, and Professional Ethics on Audit Quality at DKI Jakarta Public Accounting Firm. The survey in this study is specific to public accounting firms located in the DKI Jakarta area. The research data uses primary data. The data was collected by distributing e-questionnaires to auditors in 3 public accounting firms. The number of samples used was 31 respondents. Multiple linear regression data analysis techniques with the help of SPSS version 24 software. The results showed that: (1) Emotional Intelligence has a positive and partially significant effect on Audit Quality. (2) Intellectual Intelligence has a positive and partially significant effect on Audit Quality. (3) Spiritual Intelligence has a positive and partially significant effect on Audit Quality. (4) Professional Ethics has a positive and partially significant effect on Audit Quality. (5) Emotional Intelligence, Intellectual Intelligence, Spiritual Intelligence, and Professional Ethics have a positive and significant effect simultaneously on Audit Quality. Keywords: Audit quality, Emotional Intelligence, Intellectual Intelligence, Spiritual Intelligence, and Professional Ethics Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit yang terdiri dari Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik DKI Jakarta. Survei pada penelitian ini dikhususkan hanya pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta. Data penelitian menggunakan data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan e- kuesioner kepada auditor yang ada di 3 Kantor Akuntan Publik. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 31 responden. Teknik analisis data regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS versi 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kecerdasan Emosional berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (2) Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (3) Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (4) Etika Profesi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (5) Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap Kualitas Audit. Kata Kunci : Kualitas audit, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini keberadaan akuntan publik menjadi sangat penting bagi setiap perusahaan. Hingga kini hampir semua perusahaan membutuhkan jasa dari akuntan atau pemilik perusahaan telah memberikan amanah kepada manajemen untuk mengelola perusahaan nya. Sebagai bentuk pertanggung jawabannya, manajemen akan melaporkannya dalam bentuk laporan keuangan. Untuk menghasilkan laporan publik. Dalam hal ini para pemegang saham pengambilan keputusan yang dapat dipercaya, menjadi salah satu tujuan untuk dilakukan nya

[email protected] email: atik.hasyim@gmail

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

28

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL,

KECERDASAN SPIRITUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KUALITAS AUDIT

(STUDI EMPIRIS PADA 3 KANTOR AKUNTAN PUBLIK JAKARTA SELATAN

DAN DEPOK)

M. Dimas Saputra1, Sri Hartaty

2, Darul Amri

3

Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Sriwijaya

email: [email protected]

email: [email protected]

Abstract

This study aims to determine the influence of the factors that influence audit quality, which

consists of Emotional Intelligence, Intellectual Intelligence, Spiritual Intelligence, and Professional Ethics on Audit Quality at DKI Jakarta Public Accounting Firm. The survey in this study is specific

to public accounting firms located in the DKI Jakarta area. The research data uses primary data.

The data was collected by distributing e-questionnaires to auditors in 3 public accounting firms. The

number of samples used was 31 respondents. Multiple linear regression data analysis techniques with the help of SPSS version 24 software. The results showed that: (1) Emotional Intelligence has a

positive and partially significant effect on Audit Quality. (2) Intellectual Intelligence has a positive

and partially significant effect on Audit Quality. (3) Spiritual Intelligence has a positive and partially significant effect on Audit Quality. (4) Professional Ethics has a positive and partially

significant effect on Audit Quality. (5) Emotional Intelligence, Intellectual Intelligence, Spiritual

Intelligence, and Professional Ethics have a positive and significant effect simultaneously on Audit

Quality.

Keywords: Audit quality, Emotional Intelligence, Intellectual Intelligence, Spiritual Intelligence,

and Professional Ethics

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas audit yang terdiri dari Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik DKI Jakarta. Survei pada

penelitian ini dikhususkan hanya pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta.

Data penelitian menggunakan data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan e-

kuesioner kepada auditor yang ada di 3 Kantor Akuntan Publik. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 31 responden. Teknik analisis data regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS

versi 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kecerdasan Emosional berpengaruh positif dan

signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (2) Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (3) Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan

signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (4) Etika Profesi berpengaruh positif dan

signifikan secara parsial terhadap Kualitas Audit. (5) Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi berpengaruh positif dan signifikan secara

simultan terhadap Kualitas Audit.

Kata Kunci : Kualitas audit, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini keberadaan akuntan publik

menjadi sangat penting bagi setiap perusahaan. Hingga kini hampir semua perusahaan

membutuhkan jasa dari akuntan atau pemilik

perusahaan telah memberikan amanah kepada

manajemen untuk mengelola perusahaan nya. Sebagai bentuk pertanggung jawabannya,

manajemen akan melaporkannya dalam bentuk

laporan keuangan. Untuk menghasilkan laporan publik. Dalam hal ini para pemegang saham

pengambilan keputusan yang dapat dipercaya,

menjadi salah satu tujuan untuk dilakukan nya

Page 2: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

29

pengauditan pada laporan keuangan

perusahaan. Maka dari itu perusahaan memerlukan akuntan publik sebagai pihak

ketiga (independen).

Pada profesi akuntan dalam beberapa tahun terakhir menjadi pusat perhatian publik,

seiring dengan terjadinya berbagai pelanggaran

etika yang menyebabkan kegagalan kerja dari seorang auditor dalam menjalankan tugasnya.

Salah satunya yang menjadi perbincangan

hangat mengenai kelalaian Akuntan Publik

(AP) dalam mengaudit laporan keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun buku

2018. Laporan keuangan yang diaudit oleh

Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata,

Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan

menimbulkan kejanggalan. Dalam laporan

keuangan tersebut menunjukan laba bersih PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun buku

2018 sebesar US$809.864 atau setara dengan

Rp11,49 Miliyar (Kurs Rp14.200/US$), berbanding terbalik dengan laporan keuangan

tahun buku 2017 yang pada saat itu mengalami

kerugian sebesar US$213.389.678. Hal tersebut menuai polemik terhadap kualitas keuangan

dari perusahaan yang bergerak dibidang

penerbangan tersebut. Sebab, pada laporan

keuangan tahun buku 2018 tepatnya dikuartal ke-3 masih menunjukan kerugian sebesar

US$110.231.730. Setelah diperiksa oleh Pusat

Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ditemukan

pelanggaran yang dilakukan auditor mengenai

opini laporan auditor independen terhadap laporan keuangan tahun 2018 kuartal ke-4

tersebut. Maka dari itu, Kementrian Keuangan

menjatuhkan sanksi kepada Akuntan Publik

(AP) Kasner Sirumapea serta Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi,

Bambang, dan Rekan dengan pembekuan izin

selama 12 bulan selaku auditor laporan keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero Tbk

dan Entitas Anak Tahun Buku 2018).

keuangan yang menjadi acuan dasar

Kondisi ini menunjukan kurangnya optimalisasi dalam memaksimalkan intelektual

yang dimiliki, mengendalikan emosi, menjaga

hubungan serta kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh individu (spiritual), dan kode

etik yang harus dipatuhi oleh seorang auditor.

Sehingga menyebabkan turunnya penilaian dan kepercayaan terhadap Akuntan Publik (AP)

hingga Kantor Akuntan Publik (KAP).

Kualitas audit dari akuntan publik

bertolak ukur pada kompetensi yang dimilikinya. Diiringi dengan rasa

profesionalitas dan tanggung jawab terhadap

kewajiban nya atas kepercayaan dari masyarakata untuk menghasilkan opini audit

yang independen. Dalam menjalankan tugas

nya akuntan publik harus mengacu kepada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),

dan bertanggung jawab sebagai akuntan

terhadap institusi profesi sesuai dengan standar

profesi Ikatan Akuntansi Indonesia. Begitu juga pada acuan peraturan yang ada di Indonesia,

Akuntan Publik telah di atur dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011. Mengenai jasa Akuntan Publik juga telah

diatur dalam Peraturan Mennteri Keuangan

Nomor 17/PMK/.01/2008.

Untuk menghasilkan kualitas audit yang baik dari seorang auditor diperlukan beberapa faktor

yang harus diperhatikan dalam menjalankan

tugasnya. Faktor tersebut dapat berupa kecerdasan yang dimiliki oleh seorang auditor,

dari kecerdasan tersebut diantaranya kecerdasan

emosional, dalam kinerja nya auditor harus mampu mengendalikan emosi dalam setiap

kondisi yang dihadapi, termasuk perasaan

intens yang direalisasikan pada klien. Begitu

juga kecerdasan intelektual yang harus dimiliki oleh auditor dalam menunjang keberhasilan

nya, intelektual merupakan hal penting yang

harus dijaga dan ditingkatkan oleh seorang auditor, sebab dari hal ini lah auditor dapat

dinilai seberapa besar pengetahuan terhadap

ilmu yang di milikinya. Dan hal ini akan lebih kompleks dan tersusun jika didasarkan pada

spiritual auditor, spiritual sendiri mampu

membuat seseorang menumbuhkan nilai-nilai

positif dari dalam diri mereka sesuai dengan kaidah dan tuntunan yang dipercayainya.

Namun aspek-aspek tersebut harus berjalan

sesuai dengan kode etik yang berlaku. Menurut Prakoso (2015:59), etika profesi

merupakan etika sosial dalam etika khusus

mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada

ilmu dan profesi yang disandangnya. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata

cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan

suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai

pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan

kode etik agar profesionalisme memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau

nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi

perbuatan yang tidak profesional.

Page 3: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

30

Penelitian ini merupakan replikasi dari

penelitian Fauzan (2016) yang menjelaskan tentang Pengaruh Kecerdasan Emosional,

Kecerdasan Spiritual, Dan Tekanan Klien

Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta).

Didalam penelitian tersebut menyatakan bahwa

Terdapat pengaruh positif Kecerdasan Emosional terhadap Kualitas Audit pada Kantor

Akuntan Publik di Yogyakarta. Terdapat

pengaruh positif Kecerdasan Spiritual terhadap

Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Terdapat pengaruh positif Tekanan

Klien terhadap Kualitas Audit pada Kantor

Akuntan Publik di Yogyakarta. Terdapat pengaruh positif Kecerdasan Emosional,

Kecerdasan Spiritual, dan Tekanan Klien

terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan

Publik di Yogyakarta. Namun didalam penelitian ini, peneliti menambahkan kan satu

variabel independen yaitu Kecerdasan Spiritual.

Hal ini karena kecerdasan spiritual mampu mempengerahui seseorang dalam menjalankan

tugasnya. Sebab spiritual juga mampu

memberikan efek positif dalam kejujuran dan mengambilan keputusan seseorang.

yang dimiliki oleh seorang

(2016) yang menyimpulkan bahwa kecerdasan

emosional, kecerdasan spiritual, dan tekanan klien terdapat pengaruh positif terhadap kualitas

audit. Begitu juga penelitian Ramadhan, dkk

(2018) yang menunjukkan hasil penelitian bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan

spiritual dan integritas berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit. Berbeda dengan penelitian Setiawan (2018) yang menyimpulkan

bahwa kecerdasan emosional berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit, namun

kecerdasan intelektual tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, dan kecerdasan spiritual

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan deskripsi latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti ingin

mengetahui faktor apa sajakah yang

mempengaruhi kualitas audit pada kantor

akuntan publik? Dari faktor – faktor tersebut diantaranya

kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual,

kecerdasan spiritual, dan etika profesi yang dimiliki oleh auditor.

LANDASAN TEORI

Kualitas Audit

Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder,

Mark S. Beasley (2012:47) menjelaskan bahwa

pengertian kualitas audit adalah adalah Suatu

proses untuk memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum diikuti dalam

setiap audit, KAP mengikuti prosedur

pengendalian kualitas audit khusus yang membantu memenuhi standar-standar itu secara

konsisten pada setiap penugasannya.

Sedangkan Pengertian Kualitas Audit menurut Mulyadi (2014:43) yaitu Suatu proses

sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi

bukti secara obyektif mengenai pernyataan-

pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomis, dengan tujuan untuk menetapkan

tingkat kesesuaian antara pernyataan-

pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasil kepada

pemakai yang berkepentingan.

Pada penelitian sebelumnya Fauzan Kualitas

audit berarti untuk memperlihatkan bagaimana cara untuk mendeteksi audit dan

melaporkan salah saji material dalam laporan

keuangan. Dan auditor juga harus memperhatikan prosedur serta etika dalam

melaksanakan prosedur audit.

Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional menjadi salah satu

cara untuk meningkatkan kualitas seseorang

melalui kemampuan untuk mengendalikan emosi untuk meningkatkan kemampuan

berpikir. Termasuk mengontrol diri dalam

merespon suatu hal yang dihadapi. Menurut Goleman, (2015:11) Kecerdasan

emosional adalah kemampuan-kemampuan

seperti mampu untuk memotivasi diri sendiri dan bertindak gigih/bertahan menghadapi

keadaan-keadaan yang frustasi; mengendalikan

dorongan hati/rangsangan dan tidak

melebihlebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak

melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati,

dan berdoa.

Aspek - Aspek Kecerdasan Emosional

Hingga saat ini belum ada alat ukur yang

dapat digunakan untuk mengukur kecerdasan emosi seseorang. Walaupun demikian, ada

beberapa ciri-ciri yang mengindikasi seseorang

memiliki kecerdasan emosional. Ahli-ahli psikologi seperti Sternberg dan Salovey telah

menganut pandangan kecerdasan yang lebih

luas, berusaha menemukan kembali dalam kerangka apa yang dibutuhkan manusia meraih

sukes dalam kehidupannya. Goleman, (2015:

Page 4: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

31

56) menjelaskan terdapat beberapa aspek-aspek

kecerdasan emosional yakni sebagai berikut: a. Mengenali Emosi Diri

Kesadaran diri mengenali perasaan

sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional, kemampuan

memantau perasaan dari waktu ke waktu

merupakan hal penting bagi wawasan dapat terungkap dengan pas adalah

kecakapan yang bergantung pada

kesadaran diri.

b. Memotivasi Diri Sendiri Menata emosi sebagai alat untuk

mencapai tujuan adalah hal yang sangat

penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk motivasi diri sendiri dan

untuk berkreasi.

c. Mengenali emosi orang lain

Kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional,

merupakan keterampilan bergaul.

Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-

sinyal sosial yang tersembunyi yang

mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih

mampu menerima sudut pandang orang

lain.

d. Membina Hubungan Seni membina hubungan sebagian

besar merupakan keterampilan

mengelola emosi orang lain. Ini merupakan suatu keterampilan yang

menunjang popularitas, kepemimpinan

dan keberhasilan antar pribadi. e. Mengelola Emosi

Menangani perasaan agar perasaan

kecerdasan intelektual manusia

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a. Pembawaan Pembawaan ditentukan

sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa

sejak lahir, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama tama

di tentukan oleh pembawaan kita.

b. Kematangan Setiap organ di tubuh

manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ (fisik

maupun psikis) dapat dikatakan telah

matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya

masing masing. Anak anak tidak

dapat memecahkan soal-soal tertentu karna soal soal itu terlampau sukar.

Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yang membedakan

kualitas orang yang satu dengan orang yang

lain. Kecerdasan intelektual atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan kecerdasan yang

dibangun oleh otak kiri. Kecerdasan ini

mencakup kecerdasan linear, matematik, dan logis sistematis. Pada intinya, kecerdasan

intelektual/intelegensi adalah suatu kemampuan

kecerdasan seseorang dalam menyelesaikan

suatu masalah matematis dan rasional (Misbach 2010), atau kemampuan kognitif yang dimiliki

organisme untuk menyesuaikan diri secara

efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor

genetik (Boehm, 2011), psikologi dan

pemahaman diri.

Kecerdasan Spiritual

Secara terminologi kecerdasan spiritual

merupakan kecerdasan pokok yang dengannya dapat memecahkan masalah masalah makna

dan nilai menempatkan tindakan dalam konteks

yang lebih luas, kaya, dan bermakna. Kecerdasan spiritual merupakan sebuah konsep

yang berhubungan dengan bagaimana seseorang

dalam mengelola dan mendayagunakan makna-

makna, nilai-nilai, dan kualitas kehidupan spiritual (Wahyudi, 2010:10).

Untuk memfungsikan kecerdasan

emosional dan keceradasan intelektual secara efektif diperlukan kecerdasam spiritual yang

menjadi landasannya. Bahkan kecerdasan

spiritual merupakan kecerdasan tertinggi, sebab kecerdasan spiritual merupakan landasan dan

bersumber dari dalam diri.

Aspek - Aspek Kecerdasan Spiritual Menurut Zohar dan Marshall (2010), aspek-

aspek kecerdasan spiritual mencakup hal-hal

Kemampuan bersikap fleksibel, Tingkat kesadaran diri yang tinggi, Kemampuan untuk

menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,

Kemampuan Aspek - Aspek Kecerdasan

Intelektual Menurut Purwanto (2013:55-56),

kerugian yang tidak perlu, Berpikir secara

holistik. Kecenderungan individu untuk melihat keterkaitan berbagai hal, Kecenderungan untuk

bertanya mengapa dan bagaimana jika untuk

mencari jawaban-jawaban yang mendasar menjadi pribadi mandiri.

Page 5: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

32

Etika Profesi

Menurut Prakoso (2015:59), etika profesi merupakan etika sosial dalam etika

khusus mempunyai tugas dan tanggung jawab

kepada ilmu dan profesi yang disandangnya. Sedangkan menurut Muchtar (2016:95) etika

profesi merupakan aturan perilaku yang

memiliki kekuatan mengikat bagi setiap pemegang profesi.

Maka dapat disimpulkan etika profesi

merupakan suatu aturan yang harus ditaati

dalam hal menjalankan tanggung jawab kepada profesi yang dipegangnya. Dalam hal etika,

sebuah profesi harus memiliki komitmen moral

yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus.

Auditor memiliki beberapa prinsip dasar

yang harus diperhatikan. Menurut Ikatan

Akuntan Indonesia (2016) terdapat beberapa prinsip dasar etika profesi auditor yaitu

Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan

Kehati-hatian Profesional, Kerahasiaan, Perilaku Profesional.

Hipotesis Penelitian

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap

Kualitas Audit

Goleman (2015), seorang Psikolog

ternama, dalam bukunya pernah mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam dunia

kerja bukan hanya cognitive intelligence saja

yang dibutuhkan tetapi juga emotional intelligence (EQ). Hal tersebut seperti yang

dikemukakan Fauzan (2016) terdapat pengaruh

positif dan signifikan Kecerdasan Emosional terhadap Kualitas Audit yang ditunjukkan

dengan nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar

0,532 dan nilai signifikansi 0,000.

H1 : Kecerdasan Emosional memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kualitas audit.

Untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit, Kualitas hidup yang diilhami oleh visi

dan nilai- nilai, Keengganan untuk

menyebabkan

Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap

Kualitas Audit Karir dalam dunia kerja erat kaitannya

dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki

oleh seseorang. Seorang pekerja yang memiliki IQ tinggi diharapkan dapat menghasilkan

kinerja yang lebih baik dibandingkan mereka

yang memiliki IQ lebih rendah. Hal tersebut

karena mereka yang memiliki IQ tinggi, lebih

mudah menyerap ilmu yang diberikan sehingga kemampuannya dalam memecahkan masalah

yang berkaitan dengan pekerjaannya akan lebih

baik. Dalam penelitian Hakim (2015) menyimpulkan bahwa penelitian secara parsial

yang dilakukan menunjukkan kecerdasan

intelektual berpengarush signifikan terhadap kualitas audit. Didukung dengan penelitian

yang dilakukan oleh Setiawan (2018) yang

mengungkapkan bahwa Kecerdasan intelektual

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

H2 : Kecerdasan intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.

Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap

Kualitas Audit Kecerdasan spiritual merupakan

kecerdasan pokok yang dengannya dapat

memecahkan masalah-masalah makna dan nilai menempatkan tindakan dalam konteks yang

lebih luas, kaya, dan bermakna. Untuk

memfungsikan kecerdasan emosional dan keceradasan intelektual secara efektif

diperlukan kecerdasam spiritual yang menjadi

landasannya. Bahkan kecerdasan spiritual

merupakan kecerdasan tertinggi, sebab kecerdasan spiritual merupakan landasan dan

bersumber dari dalam diri. Pada hasil pengujian

Fauzan (2016) terdapat pengaruh positif dan signifikan Kecerdasan Spiritual terhadap

Kualitas Audit yang ditunjukkan dengan nilai

koefisien determinasi (r2) sebesar 0,641 dan nilai signifikansi 0,000. Didukung dengan

penelitian Ramadhan, dkk (2018) yang

menyimpulkan bahwa Kecerdasan spiritual

berpengaruh siginifikan terhadap kualitas audit. H3 : Kecerdasan Spiritual berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas audit.

Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kualitas

Audit

Etika profesi merupakan suatu aturan yang harus ditaati dalam hal menjalankan

tanggung jawab kepada profesi yang

dipegangnya. Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi

yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus.

Pada penelitian sebelumnya Wahyuni (2017) yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan antara etika profesi dengan

kualitas audit, hal ini dibuktikan dengan thitung

Page 6: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

33

yang lebih besar daripada t-tabel yaitu 2,366 >

1,663 dan nilai signifikansi sebesar 0,020 < 0,05.

H4 : Etika Profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan

tujuan penelitian yang telah dijelaskan pada bab

terdahulu, maka jenis penelitian ini dikelompokkan pada penelitian kausatif

(causative). Penelitian ini bertujuan untuk

melihat seberapa jauh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

subjek. Data subjek adalah jenis data penelitian

yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok

orang yang menjadi subyek penelitian atau

responden yaitu akuntan publik yang ada di 3 Kantor Akuntan Publik Jakarta Selatan dan

Depok. Berdasarkan teknik pengumpulan

sumber data yang dilakukan, peneliti menggunakan data primer yaitu data yang

berasal dari sumber asli atau pertama (tidak

melalui perantara) dari auditor yang menerima

dan menyelesaikan E-Kuesioner yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan

informasi dari para responden.

Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:38)

mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan

yaitu variabel independen dan variabel

dependen. Sugiyono (2017:39) juga mendefinisikan variabel independen adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen yang menjadi faktor yang

mempengaruhi adalah:

1. Kecerdasan emosional 2. Kecerdasan intelektual

3. Kecerdasan spiritual

4. Etika profesi Sedangkan variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kualitas audit.

Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.

Analisis kuantitatif adalah suatu analisa data

yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang sudah diolah dalam bentuk angka-angka dan

pembahasannya melalui perhitungan statistik.

Tahap yang pertama adalah kuesioner diisi dan diperoleh dari responden dilakukan dalam

beberapa proses sebelum diolah dalam statistik.

Pemberian skor atau nilai dalam penelitian ini

digunakan skala linkert yang merupakan salah satu cara menentukan skor.

Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linear berganda adalah

analisis untuk mengukur besarnya pengaruh

antara dua atau lebih variabel independen

terhadap satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen dengan

menggunakan variabel independen (Priyatno,

2012: 127). Variabel independen dari penelitian ini adalah

kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual,

kecerdasan spiritual, dan etika profesi, sedangkan variabel dependen dari penelitian ini

adalah kualitas audit yang diukur dengan

kualitas audit.. Model yang digunakan untuk

menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda (Multipple Regression

Analysis). Model persamaan regresi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y1 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε

Keterangan:

Y1 = Kualitas Audit

X1 = Kecerdasan Emosional X2 = Kecerdasan Intelektual

X3 = Kecerdasan Spiritual

X4 = Etika Profesi β = Koefisien Regresi Variabel Independen

α = Konstanta

ε = Error of estimation

Uji Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian

dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak dengan

melakukan uji secara parsial (uji t) dan uji

secara simultan (uji F). Kemudian hasil Uji Hipotesis digunakan untuk menjawab kalimat

penyataan yang telah dinyatakan penelitian ini

pada rumusan masalah. Pengujian dilakukan

Page 7: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

34

dengan uji dua sisi dengan derajat kepercayaan

sebesar 5% (α = 0,05). Apabila p- value lebih tinggi dari pada tingkat signifikasi (α) yang

dipilih, maka keputusan gagal menolak Ho.

Sebaliknya jika p-value lebih rendah dari pada tingkat signifikasi (α) yang dipilih maka

keputusan menolak Ho. Untuk mengetahui

kekuatan model dalam memprediksi maka dilihat dari koefisien determinasi (R2). Semakin

mendekati nol besarnya koefisien determinasi

suatu regresi, maka semakin kecil pula

pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat. Sebaliknya, semakin mendekati

satu besarnya koefisien determinasi suatu

persamaan regresi, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap

variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif

Sumber : Output SPSS diolah 2020

Dari tabel 4.1 dapat terlihat bahwa

jumlah data yang digunakan dalam penelitian

ini berjumlah 31. Rata-rata dari nilai variabel

kecerdasan emosional adalah 29,65 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 9,087,

Rata-rata dari nilai variabel kecerdasan

intelektual adalah 29,58 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 7,265, Rata-rata

dari nilai variabel kecerdasan spiritual adalah

27,74 dengan tingkat rata-rata penyimpangan

sebesar 8,888, Rata-rata dari nilai variabel etika profesi adalah 33,48 dengan tingkat rata-rata

penyimpangan sebesar 11,457, Rata-rata dari

nilai variabel kualitas audit adalah 29,97 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar

10,055.

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji

pada model regresi apakah variabel terikat dan

variabel bebas dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p value)

atau asymp.sig (2-tailed) residual dalam

penelitian ini memiliki nilai lebih besar dari

0,05, yaitu sebesar 0,200. Hal ini menjelaskan bahwa data residual terdistribusi secara normal.

Hasil Pengujian Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi digunakan

untuk melihat sejauh mana kontibusi variabel

independen terdiri dari Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual,

dan Etika Profesi terhadap variabel dependen

Kualitas Audit. Berikut ini hasil koefisien determinasi (R2).

Tabel 4.3

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,890a ,793 ,761 4,920 a. Predictors: (Constant), total, total, total, total b. Dependent Variable: total

Sumber : Ouput SPSS diolah, 2020

Untuk mengukur seberapa besar

hubungan antara varaiabel independen dengan variabel dependen adalah nilai Adjusted R

Square yang ada ditabel 4.2 diatas. Dimana

hasil perhitungan statistik diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,761 atau 76,1%

variasi Kualitas Audit dapat dijelaskan oleh

keempat variabel independen yang terdiri dari

Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi.

Sedangkan sisanya (100% - 76,1% =

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 31

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 4,58012994

Most Extreme Differences Absolute ,083

Positive ,083

Negative -,066

Test Statistic ,083

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Descriptive Statistics

N Mean Std.

Deviation

X1 31 29,65 9,087

X2 31 29,58 7,265

X3 31 27,74 8,888

X4 31 33,48 11,457

Y 31 29,97 10,055

Valid N (listwise)

31

Page 8: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

35

23,9%) yang dijelaskan oleh hal ataupun sebab

yang lain diluar model.

Uji t (Parsial)

Pengujian secara parsial (Uji t) terhadap masing-masing variabel independen:

Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,

Dan Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi dilakukan untuk

menguji diterima atau ditolaknya hipotesis yang

telah diajukan. Hasil output regresi dengan

SPSS akan menunjukkan nilai t hitung dan signifikansinya.

Tabel 4.4

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Sumber : Ouput SPSS diolah, 2020 Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat

dilihat nilai t-hitung dan derajat signifikansi setiap

variabel independen (X1, X2, X3, dan X4) yang menjadi indikator penerimaan dan penolakan

hipotesis. Hasil pengujian hipotesis melalui uji

parsial (Uji t) secara terperinci dijelaskan sebagai berikut :

a) Nilai konstanta menunjukkan nilai sebesar

0,850 artinya bahwa apabila nilai variabel

Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan

Etika Profesi adalah 0 maka nilai Kualitas

Audit positif sebesar 0,850. b) Pada variabel independen (X1) nilai t-hitung

sebesar 4,618

Hasil yang diperoleh untuk t-tabel sebesar 2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena

nilai t-hitung > t-tabel (4,618 > 2,048) dengan

nilai signifikan sebesar 0,000 yang

menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau (sig) 0,000 < 0,05

sehinigga dapat dijelaskan bahwa variabel

independen Kecerdasan Emosional (X1) memiliki pengaruh terhadap variabel

dependen Kualitas Audit (Y). Maka dapat

diketahui bahwa Ha1 diterima dan Ho1

ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Emosional berpengaruh

signifikansi secara parsial terhadap

Kualitas Audit.

c) Pada variabel independen (X2) nilai t-hitung

sebesar 2,723 Hasil yang diperoleh untuk t-tabel sebesar

2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena

nilai t-hitung > t-tabel (2,723 > 2,048)

dengan nilai signifikan sebesar 0,011 yang

menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau (sig) 0,011 < 0,05

sehinigga dapat dijelaskan bahwa variabel

independen Kecerdasan Intelektual (X2)

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen Kualitas Audit (Y). Maka dapat

diketahui bahwa Ha1 diterima dan Ho1

ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Intelektual berpengaruh

signifikansi secara parsial terhadap

Kualitas Audit.

d) Pada variabel independen (X3) nilai t-hitung

sebesar 2,615

Hasil yang diperoleh untuk t-tabel sebesar

2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-hitung > t-tabel (2,615 > 2,048) dengan

nilai signifikan sebesar 0,015 yang

menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau (sig) 0,015 < 0,05

sehinigga dapat dijelaskan bahwa variabel

independen Kecerdasan Spiritual (X3)

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen Kualitas Audit (Y). Maka dapat

diketahui bahwa Ha1 diterima dan Ho1

ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Spiritual berpengaruh

signifikansi secara parsial terhadap

Kualitas Audit. e) Pada variabel independen (X4) nilai t-hitung

sebesar 3,726

Hasil yang diperoleh untuk t-tabel sebesar

2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-hitung > t-tabel (3,726 > 2,048) dengan

nilai signifikan sebesar 0,001 yang

menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau (sig) 0,001 < 0,05

sehinigga dapat dijelaskan bahwa variabel

independen Etika Profesi (X4) memiliki

pengaruh terhadap variabel dependen Kualitas Audit (Y). Maka dapat diketahui

bahwa Ha1 diterima dan Ho1 ditolak,

artinya dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Spiritual berpengaruh

signifikansi secara parsial terhadap

Kualitas Audit.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,850 4,103 ,207 ,837

X1 ,748 ,162 ,676 4,618 ,000

X2 -,583 ,214 -,421 -2,723 ,011

X3 ,333 ,127 ,294 2,615 ,015

X4 ,447 ,120 ,509 3,726 ,001

a. Dependent Variable: total

Page 9: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

36

Uji F (Simultan)

Pengujian simultan (Uji F) dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen

hipotesis yang diperoleh untuk t-tabel sebesar

2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-

hitung > t-tabel (2,723 > 2,048) dengan nilai

signifikan sebesar 0,011 yang menunjukkan

bahwa nilai signikan lebih kecil dari 0,05 atau (sig) 0,011 < 0,05 sehinigga dapat disimpulkan

bahwa variabel independen Kecerdasan

Intelektual berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap variabel dependen Kualitas Audit pada 3 Kantor Akuntan Publik di Jakarta

Selatan dan Depok. Maka dapat dinyatakan

bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Hasil tersebut seirama dengan penelitian mengenai

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan

Emosional, Pengalaman Auditor, Dan Due

Profesional Care Terhadap Kualitas Audit Pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Wilayah

Jakarta Barat dan Jakarta Selatan) oleh Hakim

dan Amilia (2015). Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat

nilai F-hitung adalah Berdasarkan tabel

tersebut dapat dilihat nilai F-hitung adalah sebesar 24,826 dan signifikansi sebesar 0,000.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa F-hitung

sebesar 24,826 lebih besar dari F-tabel 3,01

(lihat pada lampiran uji F), sehingga dapat dinyatakan bahwa secara simultan variabel

independen : Kecerdasan Emosional,

Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen Kualitas

Audit.

Pembahasan

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap

Kualitas Audit Berdasarkan uraian hasil pengujian

hipotesis yang diperoleh untuk t-tabel sebesar

2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-

hitung > t-tabel (4,618 > 2,048) dengan nilai

signifikan sebesar 0,000 yang menunjukkan

bahwa nilai signikan lebih kecil dari 0,05 atau

(sig) 0,000 < 0,05 sehinigga dapat disimpulkan bahwa variabel independen Kecerdasan

Emosional berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap variabel dependen Kualitas Audit pada 3 Kantor Akuntan Publik Jakarta

Selatan dan Depok. Maka dapat dinyatakan

bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Hasil ini seirama dengan penelitian menenai Pengaruh

Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,

Dan Tekanan Klien Terhadap Kualitas Audit

pada Kantor Akuntan Publik di kota

Yogyakarta oleh Fauzan (2016).

Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap

Kualitas Audit Berdasarkan uraian hasil pengujian

hipotesis yang diperoleh untuk t-tabel sebesar

2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-

hitung > t-tabel (2,615 > 2,048) dengan nilai

signifikan sebesar 0,015 yang menunjukkan

bahwa nilai signikan lebih kecil dari 0,05 atau

(sig) 0,015 < 0,05 sehinigga dapat disimpulkan bahwa variabel independen Kecerdasan

Spiritual berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap variabel dependen Kualitas Audit pada 3 Kantor Akuntan Publik di Jakarta

Selatan dan Depok. Maka dapat dinyatakan

bahwa Ho ditolak atau Ha diterima. Hasil

tersebut seirama dengan penelitian mengenai Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan

Spiritual dan Integritas terhadap Kualitas Audit

oleh Ramadhan, dkk (2018).

Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kualitas

Audit Berdasarkan uraian hasil pengujian

hipotesis yang diperoleh untuk t-tabel sebesar

2,048 (lihat pada tabel statistik). Karena nilai t-hitung > t-tabel (3,726 > 2,048) dengan nilai

signifikan sebesar 0,001 yang menunjukkan

bahwa nilai signikan.

Pengaruh Kecerdasan Emosional,

Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan

Spiritual, dan Etika Profesi Terhadap

Kualitas Audit

Berdasarkan output yang didapat nilai

F-hitung adalah sebesar 24,826 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa F-hitung sebesar 24,826 lebih besar dari

F-tabel 3,01 (lihat pada lampiran uji F), sehingga dapat dinyatakan bahwa secara

simultan variabel independen : Kecerdasan

Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan

Spiritual, dan Etika Profesi secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen

Kualitas Audit.

Dari hasil koefisien determinasi nilai Adjusted R Square sebesar 0,761 atau 76,1%

variasi Kualitas Audit dapat dijelaskan oleh

keempat variabel independen yang terdiri dari

Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi.

Sedangkan sisanya 23,9% yang dijelaskan oleh

hal ataupun sebab yang lain diluar model.

Page 10: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

37

Maka dari itu dengan semakin

meningkatnya Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual,

dan Etika Profesi akan menghasilkan Kualitas

Audit yang maksimal melalui hasil dari kualitas audit yang baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan

analisis yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kecerdasan Emosional berpengaruh positif

dan signifikan secara parsial terhadap

kualitas audit di 3 Kantor Akuntan Publik Jabodetabek. Hal ini dibuktikan dengan hasil

uji t yang memperoleh nilai t-hitung sebesar

4,618 > t-tabel sebesar 2,048 dengan nilai

signifikan sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa nilai signikan lebih kecil dari 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

semakin baik Kecerdasan Emosional auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang

dihasilkan dari kinerja auditor.

2. Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap

kualitas audit di 3 Kantor Akuntan Publik

Jabodetabek. Hal ini dibuktikan dengan hasil

uji t yang memperoleh nilai t-hitung sebesar 2,723 > t-tabel sebesar 2,048 dengan nilai

signifikan sebesar 0,011 yang menunjukkan

bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

semakin baik Kecerdasan Intelektual auditor

maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan dari kinerja auditor.

3. Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif

dan signifikan secara parsial terhadap

kualitas audit di 3 Kantor Akuntan Publik Jabodetabek. Hal ini dibuktikan dengan hasil

uji t yang memperoleh nilai t-hitung sebesar

2,615 > t-tabel sebesar 2,048 dengan nilai signifikan sebesar 0,015 yang menunjukkan

bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

semakin baik Kecerdasan Spiritual auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang

dihasilkan dari kinerja auditor.

4. Etika Profesi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kualitas

audit di 3 Kantor Akuntan Publik

Jabodetabek. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang memperoleh nilai t-hitung sebesar

3,726 > t-tabel Indonesia sehingga akan

memperoleh responden yang jauh lebih

banyak dan bervariatif. sebesar 2,048

dengan nilai signifikan sebesar 0,001 yang menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih

kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa semakin baik Etika Profesi auditor maka semakin baik pula

kualitas audit yang dihasilkan dari kinerja

auditor. 5. Kecerdasan Emosional, Kecerdasan

Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika

Profesi berpengaruh positif dan signifikan

secara simultan terhadap kualitas audit di 3 Kantor Akuntan Publik Jabodetabek. Hal ini

dibuktikan dengan hasil uji F yang

memperoleh nilai F-hitung sebesar 24,826 lebih besar dari F-tabel sebesar 3,01. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa semakin

baik Kecerdasan Emosional, Kecerdasan

Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi auditor maka semakin baik pula

kualitas audit yang dihasilkan dari kinerja

auditor.

Saran

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi audtor, setelah diketahui bahwa hasil

penelitian menunjukkan pengaruh yang baik

terhadap kualitas audit maka diharapkan auditor lebih meningkatkan kualitasnya dari

kecerdasan emosional, kecerdasan

intelektual, kecerdasan spiritual, dan etika profesi agar menghasilkan kualitas audit

yang baik.

2. Bagi kantor akuntan publik, untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas audit terhadap

auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan

Publik, terutama disaat melakukan penerimaan atau penugasan auditor.

3. Bagi peneliti selanjutnya, untuk lebih

memperluas lagi ruang lingkup penelitian dan penyebaran kuesioner ke berbagai

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di

DKI Jakarta hingga wilayah atau daerah lain

yang ada di Kecerdasan Spiritual auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang

dihasilkan dari kinerja auditor.

4. Etika Profesi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kualitas

audit di 3 Kantor Akuntan Publik

Jabodetabek. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang memperoleh nilai t-hitung sebesar

3,726 > t-tabel Indonesia sehingga akan

Page 11: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

38

memperoleh responden yang jauh lebih

banyak dan bervariatif.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, Rendal J. Elder dan Mrk S. Beasley, (2012), Jasa Audit dan

Assurance : Pendekatan Terpadu

(Adaptasi Indonesia), Buku 1, Alih

Bahasa: Amir Abadi Jusup, Salemba

Empat, Jakarta

Bayangkara, I. (2015). Audit Manajemen

Prosedur dan Implementasi . Jakarta:

Salemba Empat.

Boehm, M., 2011. Factor Structure of the

Wechsler Intelligence Scale for Children-

Fourth Edition among Students with Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

Thesis. Arizona State University.

Choiriah, Anis. 2013. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,

Kecerdasan Spiritual, Etika Profesi

Terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik di Kota Padang dan

Pekanbaru. Skripsi Universitas Negeri

Padang. Sumatera Barat.

Dewi, P. P., & Ramadhanti, S. W. (2019). KECERDASAN EMOSIONAL,

KECERDASAN SPIRITUAL,

INDEPENDENSI, ETIKA PROFESI DAN KINERJA AUDITOR. Jurnal Ilmiah

Akuntansi dan Bisnis, 3(2), 184-196.

Edison, Emron. Yohny anwar, Imas komariyah. (2016). Manajemen Sumber Daya

Manusia. Bandung:

Alfabeta.

Goleman, D. (2015). Emotional Intelegence Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Hakim, Arif R, Amilia Yunizar Esfandari. (2015). Pengaruh Kecerdasan

Intelektual, Kecerdasan Emosional,

Pengalaman Auditor, Dan Due

Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Kode Etik Akuntan Profesional.Jakarta: Komite

Etika Ikatan Akuntan Indonesia

Kualitas Audit (Studi Kasus pada Kantor

Akuntan Publik di Kota Bandung). Jurnal

Akuntansi. ISSN: 2460-6561

Khairat, Hayatul. 2017. Pengaruh Kecerdasan

Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spritual Dan Komitmen

Organisasi Terhadap Kinerja Auditor.

Jakarta

L. Mathis, Robert & H. Jackson, John. 2011.

Human Resource Management (edisi 10).

Jakarta : Salemba Empat.

Maharjan, Sarita. 2012. Association Between Work Motivation and Job Satisfaction of

Collage Teachers. Administrative and

Management Review. Vol. 24, No. 2. pp.

45-55.

Misbach, I.H., 2008. Antara IQ, EQ, dan SQ.

Pelatihan Nasional Guru SeIndonesia,

pp.1–11.

Muchtar, Masrudi. 2016. Etika Profesi dan

Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press.

Mulyadi. (2014). Auditing. Cetakan ke-6.

Jakarta : Salemba Empat

Noor, Mochamad Ali dan Ardiani Ika Sulityawati. 2010. Kecerdasan

Emosional dan Kinerja Auditor Pada

Kantor Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi

1 (1): 10-21.

Prakoso, Abintoro. 2015. Etika Profesi Hukum.

Surabaya: Laksbang Justitia.

Profesional Care Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kantor

Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Barat

dan Jakarta Selatan). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. FE Universitas Budi

Luhur.

Purwanto, Ngalim. (2013). Psikologi

Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdyakarya Offset

Ramadhan, Gilang P, Edi Sukarmanto, dan Mey

Maemunah. (2018). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan

Spiritual dan Integritas terhadap

Riadi, M. (2014, januari 6). Pengertian dan

Pengukuran Kecerdasan Spiritual. Diambil kembali dari

Kajianpustaka.com:

www.kajianpustaka.com

Page 12: mdimass0410@gmail.com email: atik.hasyim@gmail

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

39

Santoso.(2012). Analisis Regresi Linier, Uji

Validitas dan Uji Reliabilitas. UMPO

Sarwono & Martadiredja. 2008. Riset Bisnis

dengan SPSS. Yogyakarta.

Setiawan, Candra, Resti Yulistia Muslim, dan Yeasy Darmayanti. (2018). Pengaruh

Kecerdasan Emosional, Kecerdasan

Intelektual, Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kualitas Audit (Pada Kantor

Akuntan Publik di Provinsi Sumatera

Barat, Pekanbaru, dan Jambi). Jurnal

Fakultas Ekonomi

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan

(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung : Alfabeta.

Tinangon, J.J. 2012. Pengaruh Motivasi

Independensi dan Kompetensi Auditor

Terhadap Komitmen Organisasi,

Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor InspektoratKabupaten Kota Di Sulawesi

Utara.Disertasi Program Pasca Sarjana

Universitas Hasanudin.Makasar.

Wahyudi, Siswanto. (2010). Membentuk

Kecerdasan Spiritual Anak Pedoman

Penting Bagi Orang Tua Dalam

Mendidik Anak (Jakarta: Amzah, 2010)

Zohar, D. & Marshall, I. (2010). SQ: Spiritual

Intelligence The Ultimate Intelligence.

Alih Bahasa Rahmani