33
KONSTRUKSI REALITAS PERISTIWA REVOLUSI LIBYA 2011 DALAM FOTO JURNALISTIK (Analisis Dokumen Foto Jurnalistik Mengenai Revolusi Libya 2011 Dalam Pemberitan Situs NYTimes.com Selama Kurun Waktu Februari-Oktober 2011) Maulana Surya Tri Utama Pawito Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Photography has been a part of our daily life. In journalism, photograph has come to visually tell many events which have been complementary organized with the news articles. This research is discussing about reality the construction of reality of the 2011 Libyan Revolution in 2011 and is focusesd on the area of photojournalism, with an analysis towards the representatives of photojournalism on the news written and published by on NYTimes.com during the period of February to October 2011. Document analysis is used as a method in this research. Based on the data findings and analysis, the researcher concluded that there are three aspects that play a role in the process of reality construction expressed through journalistic photographs on NYTimes.com sites related to the 2011 Libyan Revolution such as, visual reality, reality imaging, and textual reality. Thirteen images of photojournalism haves been analyized in this research, and they have proven that several aspects of study in the Libyan Revolution in 2011. The results of the analysis of photojournalism documents on the news of on NYTimes.com represents that: Muammar Qadafias is the cause of the Libyan Revolution in 2011, the particsipants of the Libyan Revolution in 2011 includesing the National Transitional Council (NTC), Muammar Qadaffi’s loyalists and the North Atlantic Treaty Organization (NATO), the development process of the Libyan Revolution in 2011 coversing both a pieceful peaceful and violence 1

jurnalkommas.comjurnalkommas.com/docs/JURNAL_ Maulana Surya Tri Utama... · Web viewSelama kurun waktu Februari hingga Oktober 2011 tersebut, berbagai media massa, baik cetak, elektronik,

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KONSTRUKSI REALITAS PERISTIWA REVOLUSI LIBYA 2011 DALAM FOTO JURNALISTIK

(Analisis Dokumen Foto Jurnalistik Mengenai Revolusi Libya 2011 Dalam Pemberitan Situs NYTimes.com Selama Kurun Waktu Februari-Oktober 2011)

Maulana Surya Tri Utama

Pawito

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Photography has been a part of our daily life. In journalism, photograph has come to visually tell many events which have been complementary organized with the news articles. This research is discussing about reality the construction of reality of the 2011 Libyan Revolution in 2011 and is focusesd on the area of photojournalism, with an analysis towards the representatives of photojournalism on the news written and published by on NYTimes.com during the period of February to October 2011. Document analysis is used as a method in this research. Based on the data findings and analysis, the researcher concluded that there are three aspects that play a role in the process of reality construction expressed through journalistic photographs on NYTimes.com sites related to the 2011 Libyan Revolution such as, visual reality, reality imaging, and textual reality. Thirteen images of photojournalism haves been analyized in this research, and they have proven that several aspects of study in the Libyan Revolution in 2011. The results of the analysis of photojournalism documents on the news of on NYTimes.com represents that: Muammar Qadafias is the cause of the Libyan Revolution in 2011, the particsipants of the Libyan Revolution in 2011 includesing the National Transitional Council (NTC), Muammar Qadaffi’s loyalists and the North Atlantic Treaty Organization (NATO), the development process of the Libyan Revolution in 2011 coversing both a pieceful peaceful and violence process and the results of the Libyan Revolution in 2011 represents the victory of rebellion troops of the NTC rebels.

Keywords: Document Analysis, Construction Of Reality, Photojournalism, Libyan Revolution 2011

Pendahuluan

Peristiwa berlabel “Arab Spring Revolution” atau “Revolusi Musim Semi Arab” yang melanda negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara atau disebut juga Middle East and North Africa (MENA), pada penghujung tahun 2011 hingga awal 2011, mulanya berlangsung di Tunisia, kemudian Mesir, telah berhasil mendorong keberanian rakyat sipil dari berbagai negara di kawasan MENA, termasuk Libya, untuk mengusung tuntutan pembubaran rezim dan reformasi total sistem pemeritahan, serta mudurnya penguasa mereka (Andradjati, 2011: 50). Dari berbagai peristiwa “Revolusi Musim Semi Arab” itu, masalah Libya adalah peristiwa yang paling menyita perhatian dunia selama tahun 2011.

Gerakan people power rakyat sipil Libya dimulai secara damai, pada 15 Februari 2011, ketika para pemrotes antirezim menuntut Presiden Libya Muammar Qaddafi untuk segera mengakhiri kekuasaannya. Hal ini dikarenakan pemerintahan Muammar Qaddafi karena dianggap gagal meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan rakyat Libya. (Lubis, 2011: 43). Muammar Qaddafi yang tidak ingin meninggalkan kekuasaanya, sehingga dengan berbagai cara memilih bertahan. Kekuasaan Muammar Qaddafi barulah berakhir ditandai dengan tewas Muammar Qaddafi dalam sebuah serangan oleh pasukan pemberontak NTC, yang dibantu pasukan NATO, pada 20 Oktober 2011, ketika konvoi pasukan loyalis Qaddafi gagal meninggalakan Sirte. Tewasnya Qaddafi ini menandai kemenangan pemberontak NTC sebagai hasil Revolusi Libya 2011.

Selama kurun waktu Februari hingga Oktober 2011 tersebut, berbagai media massa, baik cetak, elektronik, dan online, berperan secara masif mengomunikasikan berita-berita mengenai peristiwa Revolusi Libya 2011. Salah satu media massa yang melaporkan peristiwa tersebut adalah situs berita NYTimes.com, versi online dari surat kabar The New York Times. Situs berita NYTimes.com merupakan salah satu situs berita yang paling populer dan dapat diandalkan, sebagai sumber referensi resmi untuk kejadian-kejadian terkini. Bahkan, berita-berita yang ditayangkan NYTimes.com, dijadikan sebagai rujukan oleh berbagai media massa di Indonesia (Haryanto, 2006: 1).

Dalam melaporkan pemberitaan mengenai peristiwa Revolusi Libya 2011, situs NYTimes.com menerbitkan foto-foto jurnalistik berkenaan dengan peristiwa Revolusi Libya 2011. Bahkan, berita-berita visual yang ditayangkan situs berita NYTimes.com selalu up to date dan menarik untuk dibaca oleh khalayak pembaca (The Light Magazine, 2008: 21). Atas dasar itulah, timbul dorongan peneliti untuk melacak konstruksi realitas dari kajian revolusi, pada foto-foto jurnalistik pemberitaan situs berita NYTimes.com, berkenaan Revolusi Libya 2011.

Rumusan Masalah

Bagaimana situs berita NYTimes.com menyajikan konstruksi realitas berkenaan dengan Revolusi Libya 2011, melalui foto-foto jurnalistik yang dimuat selama kurun waktu Februari hingga Oktober 2011?

Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran dan pemahaman mengenai konstruksi realitas yang disajikan oleh situs berita NYTimes.com berkenaan dengan Revolusi Libya 2011, melalui foto-foto jurnalistik yang dimuat selama kurun waktu Februari hingga Oktober 2011

Telaah Pustaka

1. Foto Jurnalistik

Cikal bakal penggunaan foto dalam sistem penerbitan berita surat kabar, berkembang sangat cepat, bahkan telah memasuki sistem penerbitan dengan teknologi digital. Wilson Hick yang menjadi redaktur foto pertama majalah Life (1937-1950), telah dianggap sebagai perintis kemajuan foto jurnalistik. Menurut Hick, foto jurnalistik adalah “gambar” dan “kata”. “Gambar” yang dimaksud adalah foto, sedangkan “kata” adalah teks yang menyertai foto atau disebut caption (Ryadi & Rambey, 2003: 24-25). Definisi foto jurnalistik adalah medium sajian informasi berupa bukti visual (foto) dan dilengkapi dengan teks atau keterangan foto (caption), atas berbagai peristiwa yang dikomunikasikan secara ringkas dan efektif kepada khalayak, serta tetap terikat pada kode etik jurnalistik.

Foto jurnalistik memiliki posisi dan peran dalam media massa. Kehadiran foto jurnalistik melengkapi berita dan menjadi bagian yang organis dalam sistem penerbitan berita. Dalam sistem penerbitan media massa, foto jurnalistik dituntut memenuhi kaidah jurnalistik 5W+1H (What,Where, When, Who, Why, dan How), sebagimana berita tulis (Leslie & Zakia, 1993: 599). Hadirnya caption dalam foto jurnalistik, memberikan penjelasan terhadap peristiwa yang akan disiarkan.

Foto jurnalistik dan berita tulis saling komplementer, saling melengkapi dan memerkaya, kendati masing-masing otonom juga. Meminjam bahasa Bambang Sugiharto dari Roland Barthes, yang dikutip dari artikel berjudul Dilema Kreatif Foto Jurnalistik Suatu Pengantar bahwa, terkadang tekslah membebani foto, walaupun seringkali juga memerkuat (amplifies) pesan yang disiratkan oleh foto jurnalistik (Sugiharto, 2009).

Foto jurnalistik umumnya tampil dengan tiga format penyajian, antara lain: Pertama, Foto tunggal (single photo) adalah foto yang berdiri sendiri sebagai laporan peristiwa, mengutamakan unsur-unsur jurnalistik 5W+1H. Kedua, Foto sekuen (sequen photo) adalah format penyajian foto jurnalistik mengenai peristiwa secara berurutan. Ketiga, foto Esai (essay photo) adalah laporan yang mengandung opini jurnalis foto untuk menyusun dan menggabungkan serangkaian foto yang saling melengkapi (Sugiarto, 2005: 71-79).

2. Konstruksi Realitas dalam Foto Jurnalistik

Istilah konstruksi realitas sosial (social construction of reality) dipopulerkean oleh Peter L. Berger dan Tomas Luckmann melalui buku berjudul The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociological of Knowledge (1966), menggambarkan proses sosial terjadi melalui tindakan-tindakan dan interaksi-interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif (Baudrillard, 2004, hal. 154). Berger dan Luckmann (1990) menjelaskan bahwa konstruksi realitas sosial terbentuk sarat dengan kepentingan-kepentingan. Realitas yang dimaksud ini terdiri atas realitas objektif, realitas simbolis, dan realitas subjektif.

Realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar diri individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas objektif dalam berbagai bentuk. Sedangkan, realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif dan realitas simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi (Baudrillard, 2004: 898).

Roland Barthes (1982) memandang fotografi merupakan sebuah cara menyampaikan, bukan hanya “narasi visual”, namun lebih kepada penyampaian sebuah justifikasi kebenaran atau, bahkan sebuah monumen dari sejarah itu sendiri. Hal ini berarti bahwa foto jurnalistik beralih menjadi konstruksi realitas tersendiri (Nugroho, 2012: 152). Mengacu kembali pada pandangan Berger, bahwa realitas sosial tidak dibentuk secara ilmiah, tetapi ia dibentuk dan dikonstruksi. Dalam pemahaman seperti itu realitas berwajah ganda atau plural. Setiap orang memiliki konstruksi yang berbeda atas realitas, karena mempunyai pengalaman (frame of experience), preferensi (frame of reference), pendidikan tertentu, dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstruksinya masing-masing (Eriyanto, 2002: 15-16).

3. Konsep Revolusi

Kata “revolusi” muncul untuk pertama kali dalam teks politik di Italia abad 14 yang berarti penggulingan pemerintah, sebagai bagian dari siklus dalam pemindahan kekuasaan antar pihak-pihak yang bersaing tanpa perubahan besar terhadap institusi-institusi yang terlibat (Goldston, 2008: 294). Dalam arti politik dunia, revolusi merupakan pemberontakan orang atau sekelompok orang untuk melempar keluar yang lainnya dari lembaga sosial, politik, dan ekonomi dengan harapan menciptakan masyarakat yang lebih baik (Britton, 1995: 1125). Meskipun terdapat banyak definisi revolusi, namun setiap upaya untuk mendefinisikan revolusi muncul dengan sendirinya saat terjadi sebuah konflik.

Kebanyakan isu utama kajian revolusi telah mengungkap beberapa hal tentang penyebab, partisipan, proses perkembangan dan hasil revolusi (Goldston, 2008, hal. 925). Hal ini pula yang menjadi atau dijadikan pokok kajian dalam penelitian ini. Sejak abad ke-16, para ahli sejarah mencantumkan akar sejarah yang merekam proses perkembangan revolusi. Gerakan revolusioner biasanya diwujudkan dengan cara damai dan kekerasan. (Burton & Burton, 2009: 71-72).

Berbagai peristiwa revolusi memiliki penyebab maupun dampak yang berhubungan dengan transisi historis yang begitu hebat. Jack A. Goldstone dalam artikelnya berjudul Weakness and Resiliencein Middle Eastern Autocracies pada buku The New Arab Revolt memandang bahwa, rasa frustrasi rakyat atas sistem politik tertutup, korup, dan tidak responsif dari rezim penguasa menyebabkan pembelotan hingga jatuhnya rezim pemerintahan (Goldstone, 2011: 329).

Mengacu hukum sebab dan akibat, terdapat berbagai gambaran tentang pengaruh atau akibat sebagai hasil dari sebuah peristiwa revolusi. Akibat dari revolusi pun beragam, tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan revolusi, kekhususan proses revolusi, pengaruh yang ditimbulkan oleh pihak asing serta permasalahan yang akan dihadapi oleh pemenang revolusi (Eisenstadt, 1986: 3).

Metodologi Penelitian

Penelitian ini berfokus pada kasus peristiwa Revolusi Libya 2011. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, sehingga lebih dimaksudkan untuk mengemukanan gambaran dan atau pemahaman (understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atas realitas komunikasi terjadi (Pawito, 2007: 35). Subyek utama penelitian ini adalah foto-foto jurnalistik pemberitaan mengenai peristiwa Revolusi Libya 2011 yang, dipublikasikan oleh situs NYTimes.com selama kurun waktu Februari hingga Oktober 2011. Jumlah semua foto jurnalistik berkenaan dengan hal tersebut sebanyak 363, yang diterbitkan oleh situs NYTimes.com pada halaman fotografi dengan judul “The Battle for Libya”, selama periode pemuatan tersebut.

Dalam lingkup penelitian ini, tidak mungkin dan juga tidak perlu untuk menganalisis setiap satu foto. Untuk analisis yang memadai, peneliti hanya memilih foto-foto jurnalistik yang mengilustrasi pemberitaan tulis. Jumlah foto jurnalistik yang telah dipilih berjumlah 46 foto. Selanjutnya, foto-foto tersebut diklasifikasikan dalam kategori-kategori analisis berdasarkan 4 (empat) kajian revolusi, yaitu penyebab, partisipan, proses perkembangan, dan hasil revolusi, sebagaimana dijelaskan dalam telaah pustaka. Langkah yang diperlukan kemudian adalah analisis foto-foto jurnalistik dari masing-masing kategori atau sub kategori.

1. Penyebab Revolusi Libya 2011

Sebanyak 4 foto tersebut dianalisis untuk merepresentasikan penyebab Revolusi Libya 2011. Sementara foto lainnya memperkuat pesan dari opini situs NYTimes.com mengenai hal tersebut. Foto jurnalistik mengenai Revolusi Libya 2011 direpresentasikan mampu mengkonstruksikan penyebab dari Revolusi Libya 2011. Foto jurnalistik yang direpresentasi NYTimes.com menunjukan kronologis pemerintahan Libya di bawah Muammar Qaddafi selama 42 tahun, sejak 1 September 1969 hingga 20 Oktober 2011. Hal tersebut terlihat dalam foto, pria berseragam militer melambaikan tangan disertai senyuman saat berada di antara kerumunan. Pada latar belakang foto terdapat bayangan lampu-lampu hias. Keterangan foto terbaca: Kolonel Muammar el-Qaddafi pada 1 September 1982, saat pawai di Green Square, Tripoli, pada peringatan Hari Revolusi 1969 (Cowell, 1982). Foto yang direkam wartawan The New York Times, Alan Cowell, menjelaskan bahwa Qaddafi berseragam militer dalam konvoi peringatan Hari Revolusi 1969, yang kemudian disambut rakyatnya.

Gambar. 1 (Foto Nomer 36)

Sumber: situs berita NYTimes.om

Secara visual, komposisi foto jurnalistik ini mengarahkan pembaca menuju perhatian utama foto yakni Muammar Qaddafi. Sehingga membaca foto ini diperlukan pengetahuan terhadap sejarah kepemimpinan awal Muammar Qaddafi di Libya. Foto jurnalistik ini dihadirkan ulang oleh NYTimes.com unuk mengilustrasi berita berjudul An Erratic Leader, Brutal, Defiant To The End, pada 20 Oktober 2011. Judul berita yang dihadirkan oleh situs berita NYTimes.com tersebut mengarahkan pembaca untuk memahami Muammar Qaddafi sebagai pemimpin yang tidak menentu, brutal, menantang hingga akhir. Sementara, isi berita ini menunjukkan kronologis pemerintahan Libya di bawah Muammar Qaddafi selama 42 tahun, sejak 1 September 1969 hingga 20 Oktober 2011, ketika tewas oleh pasukan pemberontak NTC dalam pertempuran Revolusi Libya 2011.

Gambar. 2 (Foto Nomer 37)

Gambar. 3 (Foto Nomer 38)

Sumber: situs berita NYTimes.om

Foto jurnalistik berikutnya mampu menunjukkan serangkaian foto esai yang direpresentasikan sebagai penyebab Revolusi Libya 2011. Foto nomer 37, dengan keterangan foto terbaca: Kolonel Qaddafi mengutuk aksi pemboman oleh Amerika di Tripoli pada tahun 1986. Secara eksplisit foto ini menampilkan hubungan buruk politik Qaddafi dan Amerika, lewat momen peristiwa pidato kemunculan pertama kalinya di hadapan publik Libya, paska serangan udara Amerika Serikat terhadap terhadap Libya pada tahun 1986, sehingga mampu merepresentasikan penyebab Revolusi Libya 2011. Segalanya di dalam foto ini adalah historis, sebagaimana dijelaskan Gambar.1. Membaca foto jurnalistik ini sebagai penyebab revolusi Libya 2011, diperlukan pengetahuan sejarah hubungan politik luar negeri Qaddafi dengan Amerika, paska mengambil alih kekuasaan penguasa Raja Idris I, pada 1 September 1969 (Kindersley, 2010: 305).

Berikutnya foto nomer 38 memperlihatkan seorang pria berjalan melintasi suatu ruangan. Pada latar belakang foto terlihat potret sorang pria yang dipajang pada dinding ruangan tersebut. Keterangan foto terbaca: Potret pemimpin Libya di sebuah Hotel di Tripoli pada 2007. Drama dari momen itu terekspresikan lewat kehadiran potret Muammar Qaddafi dengan busana kesukuannya. Sementara, pria yang melintas memperkuat pesan foto.

Keterangan foto tersebut juga bisa membuka pikiran lainnya. Momen peringatan historis negara Libya ini digelar untuk menyampaikan hasil pencapaian pemerintah Muammar Qaddafi, dalam menerapan sistem pemerintahan Rakyat Jamahariyah Arab Sosialis Libya Raya (Slackman, 2007). Segalanya di dalam foto ini adalah historis, sebagaimana dijelaskan Gambar.1. Sehingga membaca foto ini diperlukan pengetahuan terhadap sejarah legitimasi kebijakan pemerintahan Muammar Qaddafi. Pada tahun 1977, Muammar Qaddafi yang secara de facto menduduki jabatan kepala negara Libya, menghapus Dewan Komando Revolusioner (Revolutionary Command Council, RCC) dan mengubah sistem pemerintahan monarki warisan Raja Idris I dengan sistem republik massa atau “jamahariyah”. Namun kenyataannya, hasil aspirasi juga ditentukan oleh Muammar Qaddafi otoritas akhir dalam mengambil keputusan (Alvin, 2011). Dalam situasi itu memungkinkan kekuasaan di Libya hanya berpusat pada Muammar Qaddafi beserta para pengikutnya. Foto jurnalistik ini dihadirkan ulang oleh NYTimes.com untuk mengilustrasi berita berjudul An Erratic Leader, Brutal, Defiant To The End, pada 20 Oktober 2011, sebagaimana telah dibahas. Pemimpin Libya, Muammar Qaddafi adalah gagasan yang dihadirkan dalam foto ini, menampilkan secara eksplisit legitimasi dari Muammar Qaddafi lewat momen peristiwa peringatan pelembagaan sistem “jamahariyah” Libya pada tahun 2007 silam, sehingga mampu merepresentasikan penyebab Revolusi Libya 2011.

Foto jurnalistik lainnya yang direpresentasikan sebagai penyebab Revolusi Libya 2011, memperlihatkan tiga orang pria terlihat berjalan bersama dalam sebuah pertemuan resmi, sebagaimana dalam foto nomer 40. Namun, penampilan busana dari seorang pria yang membawa payung berbeda dengan lainnya. Pemandangan pantai terlihat pada latar belakang foto tersebut. Keterangan foto terbaca: Bersama Presiden Mesir, Hosni Mubarak di Sirte, Libya, pada 2005. Maka, foto yang direkam fotografer Associated Press, Yousef Al-Algeli, menjelaskan momen pertemuan Muammar Qaddafi dan mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak dalam sebuah agenda pertemuan di Sirte, Libya, 2005.

Membaca foto ini diperlukan pengetahuan terhadap sejarah kebijakan hubungan politik luar negeri Muammar Qaddafi di kawasan MENA, dimana Muammar Qaddafi meraih kekuasaan lewat kudeta militer pada 1 September 1969, hingga mengantarkannya sebagai presiden.

Gambar. 4 (Foto Nomer 40)

Sumber: situs berita NYTimes.om

Berdasarkan analisis foto-foto jurnalistik dari serangkaian foto esai tersebut, gambaran mengenai penyebab Revolusi Libya 2011, direpresetasikan melalui berbagai peristiwa berkenaan dengan Muammar Qaddafi sebagai pemimpin Libya, antara lain: kepemimpinan awal Muammar Qaddafi, hubungan politik luar negeri Libya dengan Amerika. legitimasi kebijakan pemerintahan Muammar Qaddafi, dan kebijakan hubungan politik luar negeri Muammar Qaddafi dengan negara-negara di kawasan MENA.

2. Partisipan Revolusi Libya 2011

Sebanyak tiga pihak yang terlibat sebagai partisipan Revolusi Libya 2011. Pihak-pihak yang dimaksud, yaitu: pasukan pemberontak NTC, pasukan loyalis Muammar Qaddafi, dan pasukan NATO mewakili pihak asing sebagai partisipan Revolusi Libya 2011. Pemberontak NTC sebagai partisipan yang menginginkan mundurnya Muammar Qaddafi dan pergantian rezim pemerintah. Foto jurnalistik pemberitaan situs NYTimes.com berkenaan dengan pasukan pemberontak NTC sebagai partisipan Revolusi Libya 201, direpresentasikan pada foto nomer 30.

Sejumlah orang melintasi poster bergambar pria beratribut militer. Pada latar muka terlihat pria berseragam militer juga membawa senjata melintasi poster tersebut. Pada latar belakang, kerumunan orang berkumpul di dalam tenda. Keterangan foto terbaca: sebuah poster dari Mayor Jenderal Abdul Fattah Younes, yang tewas pada Kamis, terpasang di tenda berkabung.

Maka, foto yang direkam oleh fotografer The New York Times, Brian Denton ini menjelaskan peristiwa berkabung terhadap kematian Younes.

Gambar. 5 (Foto Nomer 30)

Gambar. 6 (Foto Nomer 42)

Sumber: situs berita NYTimes.om

Keterangan foto juga membuka pandangan lainnya. Pada 2 Agustus 2011, sejumlah orang keluarga Abdul Fattah Younes dari suku Al-Obeidi dan pasukan pemberontak NTC, berkabung di dalam tenda atas tewasnya Younes oleh sekelompok orang bersenjata, saat menuju Benghazi (Fahim, 2011).

Peristiwa kematian Mayor Jenderal Abdul Fattah Younes beserta dua pasukan pengawalnya, terjadi di dekat kota Kabaw, saat perjalanan menuju Benghazi, untuk menjalani interogasi pihak NTC terkait isu-isu militer selama Revolusi Libya 2011. Pada 28 Juli 2011, sekelompok orang bersenjata melakukan penyerangan terhadap rombongan Younes, hingga menewaskan komandan militer pasukan NTC tersebut beserta dua pengawalnya (Fahim, 2011).

Segalanya di dalam foto ini berhubungan dengan historis mengenai Abdul Fattah Younes. Sehingga, membaca foto ini diperlukan pengetahuan terhadap komandan pasukan militer pemberontak NTC, yakni Abdul Fattah Younes yang mulanya berkarir sebagai anggota pasukan Dewan Komando Revolusioner, yang dipimpin Muammar Qaddafi, untuk merebut kekuasaan Raja Idris I saat Revolusi Al-Fattah, pada 1 September 1969. Peran Younes dalam revolusi itu mengantarkannya menjadi Menteri Dalam Negeri Libya sekaligus pejabat senior militer pada pemerintahan Muammar Qaddafi (Tamburaka, 2011: 233). Namun, ketika Revolusi Libya 2011 pecah, Younes membelot dari pemerintahan Qaddafi dan bergabung dengan pihak NTC sebagai komandan militer pemberontak.

Hubungan Younes dengan pemerintahan Qaddafi masa lalu, kemudian menimbulkan kecurigaan pengkhianatan di pihak NTC. Maka, Younes harus menjalani sidang interogasi di Mahkamah Konstitusi di pihak NTC terkait isu tersebut. Pada 28 Juni 2011, kematian Younes dalam perjalanan menuju Benghazi, membuat pemerintah Libya dan pihak NTC saling menuduh terkait peristiwa tersebut (Fahim, 2011). Komandan militer pemberontak NTC, Mayor Jenderal Abdul Fattah Younes adalah gagasan yang di hadirkan dalam foto ini, untuk menampilkan secara eksplisit pasukan pemberontak NTC dari pembelot Qaddafi, sehingga mampu merepresentasikan partisipan Revolusi Libya 2011.

Partisipan kedua adalah pasukan loyalis Muammar Qaddafi. Foto jurnalistik pemberitaan situs NYTimes.com berkenaan dengan pasukan loyalis Muammar Qaddafi sebagai partisipan Revolusi Libya 201, direpresentasikan pada foto dengan keterangan foto terbaca: Kolonel Qaddafi dalam sebuah mobil golf di Tripoli 2011. Sejumlah orang mengawal pria berada di dalam mobil. Pada latar muka foto tangan tangan seseorang menyentuh kamera fotografer. Sementara. latar belakang menampilkan para jurnalis mengabadikan momen peristiwa ini.

Maka foto yang direkam oleh fotografer Magnum Photo Agency, Moises Saman ini, menjelaskan bahwa Muammar Qaddafi mendapatkan pengawalan ketika para jurnalis berusaha untuk mewawancainya di Tripoli pada 2011, ketika berlangsung Revolusi Libya 2011. Keterangan foto juga bisa membuka pikiran lainnya. Pada 2 Maret 2011, Kolonel Muammar Qaddafi memimpin Kongres Umum Rakyat Libya di Hotel Rixos Al Nars, Tripoli. Namun, Qaddafi mendapat pengawalan dari para loyalisnya (Sanger & Schmitt, 2011).

Foto ini masih berhubungan dengan historis agenda Kongres Umum Rakyat Libya. Sehingga, membaca foto ini sebagai representasi partisipan Revolusi perlu pengetahuan tentang kongres tersebut. Muammar Qaddafi beserta para loyalisnya adalah gagasan yang dihadirkan dalam foto ini, untuk menampilkan secara eksplisit mengenai peristiwa Kongres Umum Rakyat Libya pada 2011, sehingga mampu merepresentasikan partisipan Revolusi Libya 2011.

Partisipan Revolusi Libya 2011 ketiga yaitu para pasukan NATO yang mewakili pihak asing. Pihak asing terlibat Revolusi Libya 2011, sejak adanya Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu Resolusi DK-PBB nomer 1970 dan 1973. dengan dalih melindungi warga sipil Libya, pasukan NATO sebagai partisipan Revolusi Libya 2011. Foto jurnalistik pemberitaan situs NYTimes.com berkenaan dengan pasukan NATO mewakili pihak asing sebagai partisipan Revolusi Libya 201, direpresentasikan pada foto nomer 26, berikut:

Gambar. 7 (Foto Nomer 26)

Sumber: situs berita NYTimes.com

Beberapa orang pasukan mengenakan alat komunikasi untuk mengamati sebuah kondisi melalui layar informasi. Latar belakang foto menampilkan suasana yang sama di dalam ruangan tersebut. Keterangan foto terbaca: dengan tidak adanya informasi dari lini bawah, NATO bergantung pada susunan citra dan penyadapan elektronik yang dikumpulkan melalui pesawat mata-mata dan satelit, serta laporan berita media dan laporan intelegen untuk membangun kampanye.

Maka, foto yang direkam oleh fotografer The New York Times, Nadia Shira Cohen ini, menjelaskan aktivitas pasukan NATO yang terlibat dalam Revolusi Libya 2011, yang memantau informasi untuk membangun kampanye militer di Libya. Keterangan foto juga membuka pandangan lainnya. Pada 22 Mei 2011, pasukan pihak asing yang dipimpin NATO menerbangkan jet-jet tempur untuk menyerang sebuah patroli kapal perang Libya, di Laut Mediterania, Kota Sirte, Libya (Cohen, 2011).

Pasukan NATO adalah gagasan yang dihadirkan dalam foto ini, untuk menampilkan secara eksplisit aktivitas pamantauan informasi di Libya yang dilakukan NATO, sehingga mampu merepresentasikan pihak asing sebagai partisipan Revolusi Libya 2011. Berdasarkan analisis foto-foto jurnalistik dari ketiga foto tersebut, gambaran mengenai partisipan Revolusi Libya 2011, direpresetasikan melalui berbagai peristiwa yang melibatkan partisipan-partisipan selama Revolusi Libya 2011: pasukan pemberontak NTC, pasukan loyalis Muammar Qaddafi, dan pasukan NATO yang mewakili pihak asing.

3. Proses Perkembangan Revolusi Libya 2011

Proses perkembangan Revolusi Libya 2011 berlangsung dengan jalan damai dan jalan kekerasan. Revolusi Libya 2011 dengan jalan damai ditandai dengan aksi protes antirezim Muammar Qaddafi, sedangkan, jalan kekerasan ditandai dengan adanya pemberontakan, perjuangan bersenjata dan sebagainya.

Aksi protes antirezim Muammar Qaddafi menandai proses perkembangan Revolusi Libya 2011 dengan jalan damai. Beberapa foto tentang aksi protes antirezim Muammar qaddafi banyak memperlihatkan subyek foto membawa bendera berwarna merah , hitam, hijau beserta gambar bulan dan bintang. Sementara, para pemrotes mengacungkan jari simbol V for Victory.

Maka, foto yang direkam fotografer The New York Times, Tyler Hick, dengan keterangan foto terbaca: Ribuan pemrotes anti-Qaddafi terus-menerus berkumpul di depan gedung pengadilan di Benghazi, Libya, pada Jumat sore, menjelaskan pria tersebut merupakan pemrotes anti-Qaddafi yang berkumpul di depan gedung pengadilan di Benghazi, Libya, pada Jumat sore. Sementara, bendera dan acungan jari simbol V for Victory merupakan atribut para pemrotes.

Membaca foto jurnalistik terkait aksi protes antirezim Muammar qaddafi diperlukan pengetahuan terhadap aksi protes antirezim sebagai proses perkembangan Revolusi Libya dengan jalan damai. Aksi pemrotes antirezim Muammar Qaddafi adalah gagasan yang dihadirkan dalam foto ini, untuk menampilkan secara eksplisit peristiwa protes yang menuntut mundurnya Muammar Qaddafi dari pemerintahan, sehingga, mampu merepresentasikan proses perkembangan Revolusi Libya 2011 dengan jalan damai.

Gambar. 8 (Foto Nomer 2)

Sumber: situs berita NYTimes.com

Sedangkan selama peristiwa Revolusi Libya 2011, proses perkembangan juga berlangsurng dengan jalan kekerasan. Terdapat 3 (tiga) foto jurnalistik pemberitaan situs NYTimes.com berkenaan proses perkembangan Revolusi Libya 2011 dengan jalan kekerasan, direpresentasikan pada foto nomer 42 dan 24, sebagai berikut:

Gambar. 9 (Foto Nomer 11)

Gambar. 10 (Foto Nomer 42)

Sumber: situs berita NYTimes.om

Pemandangan sebuah kota dengan bangunan-bangunan dan jalan yang hancur. Pada sisi bangunan yang hancur itu terdapat tulisan berbahasa Arab terbaca, “Waladil Yahud” berarti anak keturunan Yahudi dan “Qaddafi Waladil Yahud” berarti Qaddafi anak keturunan Yahudi. Keterangan foto terbaca: The last land (Tanah terakhir), pada 20 Februari 2011, seorang pembom bunuh diri mengendarai sebuah kendaraan menuju Katiba, benteng pertahanan Benghazi.

Maka, foto yang direkam fotografer VII Photo Agency, Franco Pagetti, menjelaskan mengenai pemandangan kehancuran kota di sekitar Katiba dan Benghazi, yang hancur akibat ledakan bom bunuh diri seseorang. Sementara, tulisan mural pada bangunan yang hancur memperkuat pesan foto ini.

Kerusakan fasilitas Kota Katiba adalah gagasan yang dihadirkan dalam foto ini, untuk menampilkan secara eksplisit upaya kekerasan sehingga mampu merepresentasikan proses perkembangan Revolusi Libya 2011. Foto jurnalistik lainnya yang direpresentasikan NYTimes.com sebagai proses perkembangan Revolusi Libya 2011 dengan jalan kekerasan, direpresentasikan foto nomer 24.

Gambar. 11 (Foto Nomer 8)

Sumber: situs berita NYTimes.com

Terlihat perempuan yang membawa bendera berwarna merah, hitam, dan hijau, bergambar bulan dan bintang, menyentuh potret-potret wajah yang dipajang pada suatu dinding bangunan. Pada latar belakang tampak warga sedang mengamati potret-potret wajah tersebut. Sementara, latar muka tampak anak perempuan mengacungkan jari membentuk simbol V for Victory. Keterangan foto terbaca: di Benghazi, Libya, seorang wanita menyentuh potret orang-orang yang tewas atau hilang di bawah pemerintahan Qaddafi.

Foto jurnalistik lainnya yang direpresentasikan NYTimes.com sebagai proses perkembangan Revolusi Libya 2011 dengan jalan kekerasan, direpresentasikan pada foto nomer 11 dengan keterangan foto terbaca: warga Libya terlihat penasaran memeriksa senjata pasukan loyalis Qaddafi yang hancur oleh serangan udara pasukan koalisi di wilayah antara Benghazi dan Ajdabiya.

Segalanya di dalam foto tersebut merupakan perhatian pada pemenadangan kehancuran akibat pertempuran, sehingga, membaca foto ini diperlukan pengetahuan mengenai anak-anak Libya sebagai korban Revolusi Libya 2011. Anak-anak korban Revolusi Libya 2011 adalah gagasan yang dihadirkan dalam foto ini, untuk menampilkan secara eksplisit akibat yang dihasilkan dari kekerasan selama pertempuran, sehingga mampu merepresentasikan proses perkembangan Revolusi Libya 2011.

Berdasarkan analisis keempat foto jurnalistik tersebut, gambaran mengenai proses perkembangan Revolusi Libya 2011, direpresetasikan melalui berbagai peristiwa, baik proses revolusi dengan jalan damai maupun dengan jalan kekerasan. Aksi protes antirezim Muammar Qaddafi merupakan jalan damai dari Revolusi Libya 2011. Sementara itu, Revolusi Libya dengan jalan kekerasan direpresentasikan lewat peristiwa kerusakan-kerusakan bangunan, jatuhnya korban sipil dan nasib anak Libya yang menjadi korban Revolusi Libya 2011.

4. Hasil Revolusi Libya 2011

Peristiwa kemenangan pasukan pemberontak NTC sebagai hasil Revolusi Libya 2011, yang direpresentasikan oleh situs NYTimes,com lewat foto nomer 44.

Sekumpulan pasukan berseragam militer terlihat mengangkat senjata dan membentangkan bendera berwarna merah, hiam, hjau bergambar bulan dan bintang, serta mengacungkan jari membentuk simbol V for Victory. Pada latar muka terlihat kaum muda yang meruapakan bagian dari pasukan tersebut.

Keterangan foto terbaca: pejuang pemerintah sementara Libya merayakan kemenangan setelah menggagalkan konvoi pasukan loyalis Kolonel Muammar el-Qaddafi yang tersisa dari kota pesisir Sirte, pada Kamis. Maka, foto yang direkam oleh fotografer The New York Times, Mauricio Lima ini menjelaskan bahwa pasukan pemberontak NTC, merayakan kemenangan paska kematian Muammar Qaddafi, yang sekaligus menandai hasil Revolusi Libya 2011. Pada latar muka foto terlihat pasukan memnadang ke depan. Latar belakang foto tampak bendera berwarna merah, hitam, hijau bergambar bulan dan bintang, serta acungan jari membentuk simbol V for Victory, ditunjukkan oleh pasukan pemebrontak NTC.

Gambar. 12 (Foto Nomer 44)

Sumber: situs berita NYTimes.com

Keterangan foto juga membuka pandangan lainnya. Pada 20 Oktober 2011, Pemimpin Libya Kolonel Muammar Qaddafi tewas dalam serangan pasukan pemberontak NTC, yang dibantu pihak asing NATO, saat rombongan konvoi pasukan militer pemerintah Libya yang membawa Qaddafi meninggalkan dari kota Sirte. Peristiwa itu menandai berakhirnya rezim Qaddafi yang telah berkuasa di Libya selama 42 tahun (Fahim, Shadid, & Gladstone, 2011).

Foto ini merupakan perhatian terhadap kemenangan NTC, sehingga, membaca foto ini diperlukan pengetahuan mengenai pemberontak NTC yang mengalahkan Qaddafi. Kemenangan pemberontak NTC adalah gagasan yang dihadirkan untuk menampilkan secara eksplisit perayaan di Benghazi, pada 20 Oktober 2011, sehingga, mampu merepresentasikan hasil Revolusi Libya 2011.

Kesimpulan

Mengacu temuan data dan analisis data, hasil analisis dokumen foto-foto jurnalistik menunjukkan bahwa konstruksi realitas pemberitaan situs berita NYTimes.com merepresentasikan Revolusi Libya 2011, sesuai dengan 4 (empat) kajian revolusi mengenai; penyebab, partisipan, proses perkembangan, dan hasilnya. Pertama, penyebab Revolusi Libya 2011 direpresentasikan melalui foto-foto mengenai masa pemerintahan Muammar Qaddafi. Kedua, partisipan-partisipan Revolusi Libya 2011 direpresentasikan melalui foto-foto jurnalistik, yang meliputi: pasukan pemberontak NTC, pasukan loyalis Muammar Qaddafi dan pihak asing NATO. Ketiga, proses perkembangan Revolusi Libya 2011 direpresentasikan melalui jalan damai dan kekerasaan. Proses perkembangan Revolusi Libya dengan jalan damai direpresentasikan lewat aksi protes antirezim Muammar Qaddafi. Sementara jalan kekerasan, direpresentasikan lewat tiga foto jurnalistik, meliputi, peristiwa kerusakan-kerusakan bangunan, jatuhnya korban sipil dan nasib anak-anak Libya yang menjadi korban. Keempat, hasil Revolusi Libya 2011 direpresentasikan lewat kemenangan pasukan pemberontak NTC.

Saran

Penelitian berikutnya disarankan agar menganalisis foto jurnalistik dengan meningkatkan kemungkinan terhadap fenomena-fenomena komplek dari berbagai perspektif. Selain itu, penelitian yang dilakukan selanjutnya, nantinya harus mampu memberikan referensi bagi khalayak pembaca atau penonton berita foto jurnalistik situs NYTimes.com, sehingga dapat menafsirkan dan mengkonstruksi realitas dengan penafsiran sendiri yang paling dominan.

Daftar Pustaka

Alvin. (2011, Oktober 21). Seputar Indonesia. Sosok Nyentrik Penuh Pendirian , hal. 6-7.

Andradjati. (2011). Perubahan di Timur Tengah dan Afrika Utara Serta Kemungkinan Dampaknya terhadap Negara-Negara di Kawasan Sub Sahara Afrika. Jurnal Luar Negeri Edisi Khusus 2011 Perubahan di Timur Tengah dan Afrika Utara , 50-55.

Baudrillard, J. (2004). Masyarakat Konsumsi (terjemahan buku asli berjudul: La societe de consummation. (Wahyunto, Penerj.) Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Britton, J. A. (1995). Revolutio. Dalam F. N. Magill, International Encyclopedia of Sociology Volume 2 (hal. 1125). Chicago: Fritzroy Dearborn Publicher.

Bumiller, E., & Kirkpatrick, D. D. (2011). Allies Pressure Qaddafi Forces Around Rebel Cities. www.nytimes.com. Diakses tanggal 13 Januari 2012 pukul 19.13

Burton, O. V., & Burton, B. (2009). Americal Civil War and Slavery. Dalam E. Ness, The International Encyclopedia of Revolution and Protes Volume 1 (hal. 71-72). United Kingdom: Blackweel Publishing.

Cohen, N. S. (2011). Spy Plane Help Set Targets in NATO air Campaign over Libya. www.nytimes.com. Diakses tanggal 23 Januari 2012 pukul 19.13

Cowell, A. (1982). Qaddafi Vows to Topple 'Cowardly' Arab Chiefs. www.nytimes.com. Diakses tanggal 16 Mei 2012 pukul 19.13

Dorling Kindersley. (2010). Ensiklopedia Pemerintahan & Kewarganegaraan Sistem dan Bentuk Pemerintahan di Dunia (terjemahan buku asli berjudul: How Government Work The inside guide to the politics of the world). (A. R. Fitriani, & dkk, Penerj.) Jakarta: PT. Lentera Abadi.

Eisenstadt, S. N. (1986). Revolusi dan Transformasi Masyarakat. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.

Eriyanto. (2002). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS.

Fahim, K. (2011). Killing of General Vexes Rebels in Libya. www.nytimes.com. Diakses tanggal 25 Januari 2012 pukul 19.13

Fahim, K., Shadid, A., & Gladstone, R. (2011). Violent End to an Era as Qaddafi Dies in Libya. www.nytimes.com. Diakses tanggal 23 Januari 2011 pukul 19.13

Goldston, J. A. (2008). Revolution. Dalam A. Kuper, & J. Kuper, Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial (terjemahan Haris Muandar) (hal. 294). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Haryanto, I. (2006). The New York Times Menulis Berita tanpa Takut atau Memihak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Leslie, S., & Zakia, R. (1993). Photojournalism. Dalam S. Leslie, & R. Zakia, The Focal Encyclopedia of Photography Third Edition (hal. 599-600). Boston: Focal Press.

Lubis, A. (2011). Perubahan Sosial Politik di Timur Tengah. Jurnal Luar Negeri Edisi Khusus 2011 Perubahan di Timur Tengah dan Afrika Utara , 43-49.

Nugroho, E. (2012). Fotojurnalistik Antara Dilema Realis dan Surealis (Tinjauan Teoritis Pada Beberapa Karya Fotojurnalistik Terkait Pembunuhan Osama bin Laden pada Harian Kompas). Jurnal Studi Komunikasi dan Media , 151-164.

Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lkis.

Ryadi, K., & Rambey, A. (2003, April 1). Foto Jurnalistik Gabungan Gambar dan Kata. Foto Media , hal. 24-25.

Sanger, D. E., & Schmitt, E. (2011). U.S. and Allies Seek a Refuge for Qaddafi. www.nytimes.com. Diakses tanggal 23 Juni 2012 pukul 19.13

Slackman, M. (2007, Maret 2). The New York Times Corporation. www.nytimes.com. Diakses tanggal 23 Januari 2012 pukul 20.13

Sugiarto, A. (2005). Paparazi Memahami Fotografi Kewartawanan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiharto, B. (2009,). Dilema Kreatif foto Jurnalistik. www.nytimes.com. Diakses tanggal 11 Agustus 2012 pukul 14.13

Tamburaka, A. (2011). Revolusi Timur Tengah: Kejatuhan Para Penguasa Otoriter di Negara-Negara Timur Tengah. Yogyakarta: Penerbit Narasi.

The Light Magazine. (2008). The Light Magazine edisi 25 Mei 2008. Ardiles Rante, Menampilkan Lebih dari Sekedar Foto , hal. 5-28.

20