Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    1/25

    POLIEMBRIONI, APOMIKSIS DANEMBRIOLOGI TERAPAN

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    2/25

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    3/25

    Poliembrioni adalah terdapatnya lebih dari satu embrio

    dalam satu biji.

    Ditemukan pertama kali oleh Antoni van Leeuwenhoek

    tahun 1719, pada biji jeruk.

    Poliembrioni pada Angiospermae kemungkinan terjadi

    karena:

    1. pembelahan embrio yang sudah ada (cleavage pro -

    embryo)

    2. embrio berasal dari sel-sel dalam kandung lembaga

    selain sel telur yang dibuahi. Pada Ulmus glabra selain

    embrio zigotik (hasil pembuahan sel telur dan

    sperma), embrio juga berasal dan sel antipoda

    3. terbentuknya kandung lembaga yang banyak, dalam

    satu ovulum.

    4. aktivitas sel-sel sporofilik (sel-sel soma) pada ovum.

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    4/25

    Cleavagepolyembryony Dijumpai pada anggrek, seperti Eulophia

    epidendraea

    Proses terjadinya cleavage:

    1. zigot membelah tidak teratur menghasilkan

    masa sel. Masing-masing tumbuh menujukhalaza menghasilkan banyak embrio (A)

    2. pro-embrio membentuk tonjolan (tunas) kecil,masing-masing tunas tumbuh dan berkembangmenjadi embrio (B)

    3. embrio yang berbentuk benang, kemudianbercabang-cabang, dan masing-masing cabangtersebut tumbuh menjadi embrio (C)

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    5/25

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    6/25

    Klasifikasi poliembrioni

    1. Poliembrioni spontan2. Poliembrioni induksi

    Ernst (1910) membedakan poliembrioni spontan menjadi :

    1. Poliembrioni sejati

    Dua atau lebih embrio terdapat dalam kantong lembaga,

    embrio berasal dari zigot/embrio yang sudah ada

    (Eulophia, Vanda), dan sinergid (Sagittaria) dari selantipoda (Ulmus) atau dan nuselus/integumen (Citrus,

    Spiranthes).

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    7/25

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    8/25

    2. Poliembrioni palsu

    Embrio terdapat dalam embryo sacdari satu ovulum

    yang sama (Fragaria) atau pada plasenta(Loranthaceeae)

    Yakolev (1967) membagi poliembrioni berdasar pada

    sifat genetik. Ada 2 tipe poliembrioni spontan yaitu:

    1. Gametofitik : embrio berasal dari sel gamet dan

    kandung lembaga setelah atau tanpa pembuahan.

    2. Sporofitik : embrio berasal dari zigot, pro-embrio atausel sporofitik inisial ovulum (nuselus atau integumen).

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    9/25

    Apomiksis

    Apomiksis adalah reproduksi aseksual yaitu proses reproduksitanpa terjadinya fusi gamet betina dan gamet jantan.

    Proses yang selalu terjadi secara berkesinambungan adalah :

    1. meiosis, dimana terjadi pembelahan sel-sel sporofitik yang

    diploid menjadi sel-sel gametik yang haploid. Misalnya :pada mikrosporogenesis (terjadinya mikrospora) dan

    megasporogenesis (terjadinya megaspora)

    2. pembuahan adalah fusi dari sel-sel gametik (sperma dan

    ovum) menghasilkan zigot (2n). Zigot merupakan generasi

    awal fase sporofitik yang diploid.

    Kl ifik i A ik i

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    10/25

    Klasifikasi Apomiksis

    Menurut Maheswari (1950) apomiksis pada tumbuhanAngiospermae dibedakan menjadi :

    1. Apomiksis tidak berulangsel induk megaspora mengalami pembelahan meiosis secaranormal, terbentuk embryo sac yang haploid. Embrio mungkinbberasal dari sel telur yang tidak dibuahi (parthenogenesishaploid) atau berasal dari sel lain pada gametofit

    2. Apomiksis berulangKantong embrio berasal dari arkesporium (apospori generatif)atau bagian lain dan nuselus (apospori somatik). Semua inti selyang menyusun kantong embnio bersifat diploid. Embrioberasal dan sel telur yang tidak dibuahi (parthenogenesis

    diploid) atau dan sel lain pada gametofit (apogami diploid).

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    11/25

    Menurut Bhojwani & Bhatnagar (1999) apomiksis

    dibedakan menjadi 2 yaitu: :

    1. reproduksi vegetatif, yaitu tanaman diperbanyak

    melalui bagian tubuhnya (seperti akar, daun atau

    batang) selain menggunakan biji.

    2. agamospermi

    Ada 2 tipe agamospermi, yaitu:1. embrio berkembang dari suatu sel gametofit betina

    yang tidak mengalami meiosis, atau

    2. berasal langsung darri sel-sel somatik yang

    menyusun ovulum (bakal biji), seperti nuselus daniintegumen. Embrio yang berasal dari sel somatik

    (2 n) disebut embrio adventif.

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    12/25

    Pada agamospermi dimana kantong embrio berasal

    dari sel induk megaspora yang tidak mengalami

    meiosis, disebut diplospori, dan yang berasal dari

    sel soma (nuselus dll) disebut apospori.

    Jadi apomiksis berulang sebenarnya adalah

    agamospermi.

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    13/25

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    14/25

    A. Sel-sel nuselus diluar kandung lembaga mempunyai

    ukuran yang besar dengan inti yang jelas, merupakan

    inisial embrio adventifB. sel-sel embriogenik telah membelah-belah menjadi

    embrio adventif (stadium globular)

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    15/25

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    16/25

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    17/25

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    18/25

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    19/25

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    20/25

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    21/25

    Applied Embryology

    Ada 2 tujuan dalam embriologi eksperimental yaitu :1. mengetahui faktor yang mengontrol berbagai

    proses embriologis

    2. memanipulasi proses embriologis dengan

    mengubah kondisi lingkungan diseluruh tanamanatau sebagian tanaman itu digunakan untukpercobaan.

    Embriologi eksperimental mempunyai hubungandengan disiplin ilmu lain dalam botani sepertigenetika, fisiologi, morfogenesis, biokimia dan lain-lain serta dengan ilmu terapan yaitu plant breeding.

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    22/25

    Ada beberapa aspek dalam embniologi eksperimental misal :

    untuk menghasilkan tanaman haploid

    mengontrol pembuahan

    perkecambahan pollen dan pertumbuhan buluh pollen

    nutrisi embnio

    induksi poliembrioni

    partenokarpi tranformasi genetik.

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    23/25

    Penelitian-penelitian tersebut dilakukan dengan kondisi

    aseptis, dengan menggunakan teknik in vitro atau yang

    lebih popular dikenal dengan istilah Plant TissueCulture, yaitu suatu teknik dengan mengisolasi sel,

    jaringan organ atau bagian organ, embrio atau

    segmen/potongan dan embrio yang ditanam pada

    medium makanan buatan pada tempat dan gelas atau

    plastik.

    Ada 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam teknik

    ini yaitu:

    a. medium makanan yang digunakan;b. pemeliharan kultur pada kondisi aseptic;

    c. aerasi untuk kultur

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    24/25

    Plant biotechnologists telah mengadopsimetode in vitro untuk menghasilkan danmengkloning beberapa varietas tanaman.

    Seluruh tanaman dikulturkan dari eksplankecil (potongan kecil jaringan) ataubahkan dari sel parenkim pada seuatu

    medium buatan yang mengandung nutriendan hormon

    Melalui perlakuan hormon, kalus yangterbentuk bisa diinduksi untk membentuk

    tunas dan akar

  • 7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)

    25/25

    Setelah akar dan tunas terbentuk, plantlets

    dapat dipindahkan ke tanah untuk

    melanjutkan perkembangannya Dengan kloning ini, suatu sel tunggal bisa

    dijadikan ribuan tanaman sejenis dengan

    membelah kalus yang dihasilkanMetode ini sering digunakan untuk

    mempropagasi anggrek dan mengkloning

    tanaman pinus

    C i ht 2002 P Ed ti I bli hi B j i C i