48
MATERI TES TEORI SIM C Tabel Rambu-Rambu Petunjuk No Rambu Keterangan 1 Tikungan ke kiri 2 Tikungan ke kanan 3 Tikungan tajam ke kiri 4 Tikungan tajam ke kanan 5 Tikungan Ganda, tikungan pertama ke kiri 6 Tikungan Ganda, tikungan pertama ke kanan 7 Banyak tikungan atau urutan beberapa tikungan, tikungan pertama ke kiri

MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

  • Upload
    others

  • View
    56

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

MATERI TES TEORI SIM C

Tabel Rambu-Rambu Petunjuk

No Rambu Keterangan

1

Tikungan ke kiri

2

Tikungan ke kanan

3

Tikungan tajam ke kiri

4

Tikungan tajam ke kanan

5

Tikungan Ganda, tikungan pertama ke kiri

6

Tikungan Ganda, tikungan pertama ke kanan

7

Banyak tikungan atau urutan beberapa tikungan, tikungan pertama ke

kiri

Page 9: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

No Rambu Keterangan

69

Rambu tambahan menyatakan jarak 150 m

70

Peringatan tentang bahaya tanah longsor di musim hujan

71

Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat dan meneruskan

perjalanan setelah mendapat kepastian aman dari lalu lintas arah lainnya

72

Dilarang berjalan terus apabila mengakibatkan rintangan, hambatan,

gangguan bagi lalulintas dari arah lain yang wajib didahulukan

73

Dilarang berjalan terus, pada persilangan-persilangan sebidang lintasan

kereta api jalur unggal, wajib berhenti sesaat untuk

mendapatkan kepastian aman

74

Dilarang berjalan terus, pada persilangan-persilangan sebidang lintasan

kereta api jalur ganda, wajib berhenti sesaat untuk

mendapatkan kepastian aman

75

Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat dan meneruskan

perjalanan setelah melaksanakan sesuatu kegiatan / kewajiban

tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai)

76

Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan

tertentu dan meneruskan perjalanan setelah mendahulukan kendaraan

yang datang dari arah depan secara bersamaan

77

Larangan masuk bagi semua kendaraan bermotor maupun tidak

bermotor dari kedua arah

78

Larangan masuk bagi semua kendaraan bermotor maupun tidak

bermotor

Page 12: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

No Rambu Keterangan

97

Larangan berhenti sampai jarak 15 m dari tempat pemasangan rambu

menurut arah lalulintas, kecuali dinyatakan lain dengan papan tambahan

98

Larangan parkir sampai jarak 15 m dari tempat pemasangan rambu

menurut arah lalulintas, kecuali dinyatakan lain dengan papan tambahan

99

Larangan berbelok ke kiri bagi kendaraan bermotor maupun tidak

bermotor utnuk masuk jalan simpangan atau berpindah jalur yang

searah lalulintas

100

Larangan berbelok ke kanan bagi kendaraan bermotor maupun tidak

bermotor untuk masuk jalan simpangan atau berpindah jalur yang

searah lalulintas

101

Larangan berbalik arah bagi kendaraan bermotor maupun tidak bermotor

102

Larangan mendahului kendaraan lain yang berjalan di depan

103

Larangan menggunakan isyarat suara

104

Larangan masuk bagi kendaraan dengan panjang lebih dari ... m

105

Larangan masuk bagi kendaraan dengan lebar lebih dari ... m

Page 13: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

No Rambu Keterangan

106

Larangan masuk bagi kendaraan dengan tinggi lebih dari ... m

107

Larangan masuk bagi kendaraan tidak bermotor dengan panjang lebih

dari ... m

108

Larangan masuk bagi kendaraan yang seluruh berat termasuk muatannya

lebih dari 5 ton

109

Larangan masuk bagi kendaraan dengan muatan sumbu lebih dari 8 ton

110

Larangan masuk bagi kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST)

lebih besar dari 10 ton atau ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter

atau ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter

111

Larangan masuk bagi kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST)

lebihb besar dari 8 ton atau ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter

atau ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter

112

kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST) lebih besar dari 8 ton

atau ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter atau ukuran

panjang tidak melebihi 12.000 milimeter

113

sumbu terberat (MST) lebih besar dari 8 ton atau ukuran lebar tidak

melebihi 2.100 milimeter atau ukuran panjang tidak melebihi 9.000

milimeter

114

Larangan Kecepatan kendaraan lebih dari 40 km perjam

Page 17: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

No Rambu Keterangan

142

Rambu pendahulu petunjuk jurusan pada persimpangan di depan

143

Rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menunjukkan arah daerah

144

Rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menentukan arah yang harus

ditempuh pada suatu daerah

145

Rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menyatakan arah untuk

mencapai suatu tempat keluar dari jalan Tol

146

Rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menyatakan lajur kiri yang

harus dilewati untuk jurusan yang dituju

147

Rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menyatakan lajur kanan yang

harus dilewati untuk jurusan yang dituju

148

Rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menyatakan adanya pilihan

lajur sesuai jurusan pada persimpangan

150

Rambu petunjuk jurusan Purwakarta dengan jarak 70 km

151

Rambu petunjuk jurusan menuju jalan tol jagorawi

152

Rambu petunjuk jurusan ke pelabuhan udara

153

Rambu petunjuk jurusan untuk ke arah perkemahan

154

Rambu petunjuk jurusan untuk wisata ke arah pesanggrahan pemuda

155

Rambu petunjuk jurusan daerah wisata Dieng dengan jarak 10 km

156

Rambu petunjuk jurusan ke daerah Taman Nasional

157

Jalan ini menuju ke Tomohn 3 km dan ke Tondano 15 km

158

Awal batas wilayah kota Kediri

159

Keluar batas wilayah kota Kediri

160

4c. Awal Batas wilayah jalan Tol

Jagorawi

161

4d. Akhir batas wilayah jalan Tol

Jagorawi

Page 18: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

No Rambu Keterangan

162

Tempat penyeberangan orang

163

Jalan satu arah kanan. Untuk mempertegas arti dapat digunakan papan

tambahan di bawahnya dengan tulisan ”SATU ARAH”

164

Jalan satu arah kiri. Untuk mempertegas arti dapat digunakan papan

tambahan di bawahnya dengan tulisan ”SATU ARAH”

165

6c. Jalan satu arah lurus.

Untuk mempertegas arti dapat

digunakan papan tambahan di

bawahnya dengan tulisan

”SATU ARAH”

166

Rambu petunjuk tempat berbalik arah

167

Jalan buntu

168

Jalan buntu

169

Jalan tol

170

Batas akhir jalan tol

Page 24: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Isyarat pengaturan lalu lintas dengan menggunakan gerakan tangan yang di gunakan

Kepolisian republik Indonesia dan wajib di pahami pengendara kendaraan bermotor.

Tangan kanan petugas seperti gambar diatas disertai

tiupan peluit Priiit... :

Berhenti untuk kendaraan dari semua arah (depan, belakang, kanan, dan kiri)

Page 25: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Gerakan diatas dan tiupan peluit Priitt.... :

Berhenti untuk kendaraan yang ditujukan.

Page 26: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Berhenti dari arah depan dan belakang : Gerakan diatas plus tiupan peluit Priittt....

Page 27: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Gerakan seperti diatas plus tiupan peluit Priiitttt.... :

Berhenti dari arah depan.

Page 28: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Gerakan seperti diatas plus tiupan peluit Priiitttt.... :

Berhenti dari arah belakang.

Page 29: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Pritt Pritt... Pritt Pritt... Pritt Pritt... Pritt Pritt... pus gerakan seperti diatas:

Jalan dari kiri dan kanan polisi.

Page 30: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Pritt Pritt... Pritt Pritt... Pritt Pritt... Pritt Pritt... pus gerakan seperti diatas:

Jalan dari kanan polisi.

Page 31: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Pritt Pritt... Pritt Pritt... Pritt Pritt... Pritt Pritt... pus gerakan seperti diatas:

Jalan dari kiri polisi.

Page 32: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Isyarat tangan kanan dari 90 derajat menuju 45 derajat

disertai tiupan peluit Priiit Priiit... Priiit Priiit... Priiit Priiit...:

Perlambat dari depan polisi.

Page 33: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Isyarat tangan kiri dari 90 derajat menuju 45 derajat

disertai tiupan peluit Priiit Priiit... Priiit Priiit... Priiit Priiit...:

Perlambat dari belakang polisi.

Page 34: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Gerakan pada gambar diatas disertai tiupan

peluit Prit Prit Prit...Prit Prit Prit...Prit Prit Prit... :

Percepat dari kanan polisi.

Page 35: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Gerakan pada gambar diatas disertai tiupan peluit

Prit Prit Prit...Prit Prit Prit...Prit Prit Prit... :

Percepat dari kiri polisi.

Dan isyarat gerakan buka-kepal tangan Petugas Polisi tanpa tiupan peluit yang artinya

kendaraan harus menyalakan lampu utama disiang hari.

Marka Jalan Suatu tanda yang berada dipermukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi

peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta

lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah

kepentingan lalu lintas.Selain marka jalan yang berupa garis, ada juga marka yang berupa

benda atau sebuah bidang seperti pita penggaduh dan pulau lalu lintas. Marka jalan dibagi

menjadi lima bagian diantaranya :

1. Marka Membujur

Marka membujur adalah tanda yang sejajar dengan sumbu jalan. Marka menbujur dibagi

menjadi 3 bagian, diantaranya :

a. Marka membujur berupa garis putus - putus, berfungsi sebagai :

1. Mengarahkan arus lalu lintas

Page 36: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

2. Peringatan ada

garis marka utuh

3. Pembatas pada jalan

dua arah

b. Marka membujur berupa garis utuh, berfungsi sebagai :

1. Larangan bagi

kendaraan untuk melawati garis tersebut

2. Menandakan tepi

jalur jalan

c. Marka membujur berupa garis utuh dan garis utuh, berfungsi sebagai :

1. Lalu lintas yang berada pada garis utuh dilarang melewati garis ganda tersebut

2. Lalu lintas yang berada pada garis putus - putus dapat melewati garis ganda

tersebut

2. Marka Melintang

Marka melintang adalah tanda yang tegak lurus dengan sumbu jalan. Dibagi menjadi 2

diantaranya :

a. Marka melintang berupa garis utuh, berfungsi sebagai :

Page 38: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

o Apabila tidak

dilengkapi rambu larangan, maka harus didahului marka lambang yang

berupa segitiga

2. Marka melintang berupa garis ganda putus - putus, berfungsi sebagai :

o Batas berhenti kendaraan

sewaktu mendahulukan kendaraan lain yang diwajibkan oleh Rambu

Larangan Tabel IIA / No. 1 b

3. Marka Serong

Marka serong adalah tanda yang membentuk garis utuh yang tidak termasuk pengertian

marka melintang dan membujur , untuk menyatakan suatu daerah permukaan jalan yang

bukan merupakan jalur lalu lintas. Marka serong menyatakan :

1. Daerah yang tidak boleh

dimasuki kendaraan

Page 39: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

2. Pemberitahuan awal bahwa sudah

mendekati pulau lalu lintas

4. Marka Lambang

Marka lambang adalah tanda yang mengandung arti tertentu untuk menyatakan peringatan,

perintah dan larangan untuk melengkapi atau menegaskan maksud yang telah disampaikan

oleh rambu atau tanda lalu lintas lainnya.

5. Marka Lainnya

1. Marka untuk penyebrang pejalan kaki, dinyatakan oleh :

o Zebra cross

o

o

o Dua buah marka utuh

2. Marka untuk menyatakan larangan parkir pada suatu sisi, dinyatakan oleh :

Page 40: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

o Garis berbiku - biku pada

sisi jalur lalu lintas

o Garis utuh berwarna kuning

pada tepi jalan

Alat pemberi isyarat lalu lintas atau (APILL) berfungsi untuk mengatur kendaraan dan/atau

pejalan kaki.

1) Lampu tiga warna :

Cahaya berwarna merah, menyatakan kendaraan harus berhenti.

Cahaya berwana kuning, menyatakan kendaraan yang belum sampai pada marka

melintang dengan garis utuh bersiap untuk berhenti.

Cahaya berwarna hijau, menyatakan kendaraan harus maju.

2) Cahaya

Cahaya berwarna merah

Cahaya berwarna hijau.

3) Lampu satu warna,

untuk memberikan peringatan bahaya kepada pemakai jalan yaitu cahaya berwarna kuning

atau merah kelap-kelip.

Prosedur Pelaksanaan Razia Kendaraan Bermotor di Jalan Pemeriksaan atau yang sering disebut razia kendaraan bermotor di jalan dapat kita temui

dalam PP No. 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan(“PP

42/1993”).Definisi pemeriksaan, menurut Pasal 1 angka 2 PP 42/1993, adalah serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh pemeriksa terhadap pengemudi dan kendaraan bermotor

mengenai pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan serta pemenuhan kelengkapan

persyaratan administratif.

Pada dasarnya, pemeriksaan (razia) yang dilakukan pada siang hari maupun malam hari

memiliki prosedur yang sama. Hanya terdapat sedikit perbedaan yang selanjutnya akan

dijelaskan di bawah ini.

Page 41: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dapat dilakukan oleh Polisi Negara Republik

Indonesia (Polri) dan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kualifikasi tertentu di bidang lalu

lintas dan angkutan jalan (Pasal 2 PP 42/1993).

Pemeriksa yang melakukan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan wajib dilengkapi

dengan surat perintah tugas yang dikeluarkan oleh (Pasal 13 PP 42/1993):

a. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh

petugas polisi negara Republik Indonesia;

b. Menteri untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa Pegawai Negeri Sipil.

Disebutkan dalam Pasal 14 PP 42/1993 bahwa surat perintah tugas sebagaimana dimaksud

jalan Pasal 13 sekurang-kurangnya memuat:

a. alasan dan jenis pemeriksaan;

b. waktu pemeriksaan;

c. tempat pemeriksaan;

d. penanggung jawab dalam pemeriksaan;

e. daftar petugas pemeriksa;

f. daftar pejabat penyidik yang ditugaskan selama dalam pemeriksaan.

Selain itu, Pasal 15 ayat (1) s/d (3) PP 42/1993 menentukan bahwa pada tempat pemeriksaan

wajib dilengkapi dengan tanda yang menunjukkan adanya pemeriksaan kendaraan bermotor.

Tanda dimaksud harus ditempatkan pada jarak sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter

sebelum tempat pemeriksaan. Untuk pemeriksaan yang dilakukan pada jalur jalan yang

memiliki lajur lalu lintas dua arah yang berlawanan dan hanya dibatasi oleh marka jalan,

tanda harus diletakkan pada jarak sekurang-kurangnya 100 meter sebelum dan sesudah

tempat pemeriksaan.

Khusus untuk pemeriksaan yang dilakukan pada malam hari, selain harus dilengkapi tanda

yang menunjukkan adanya pemeriksaan, juga wajib dipasang lampu isyarat bercahaya kuning

terang (Pasal 15 ayat [4] PP 42/1993).

Petugas pemeriksanya sendiri pada saat melakukan pemeriksaan wajib menggunakan atribut

sebagaimana ditentukan dalam Pasal 16 PP 42/1993 sebagai berikut:

(1) Pemeriksa yang melakukan tugas pemeriksaan wajib menggunakan pakaian seragam,

atribut yang jelas, tanda-tanda khusus sebagai petugas pemeriksa, dan perlengkapan

pemeriksaan.

(2) Pakaian seragam, atribut, tanda-tanda khusus dan perlengkapan pemeriksaan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh:

a. Kepala Kepolisian Republik Indonesia, bagi pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2 huruf a;

Page 42: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

b. Menteri, bagi pemeriksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b.

Hal-hal tersebut di atas memang harus kita perhatikan dengan saksama, terutama jika ada

razia di malam hari yang dimungkinkan dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak berwenang

dan tidak bertanggung jawab yang akan membahayakan diri kita.

Jadi, secara umum pemeriksaan yang dilakukan siang hari dan malam hari memiliki

kesamaan, perbedaannya hanya pada malam hari wajib dipasang lampu isyarat bercahaya

kuning terang.

Pengetahuan Dasar Lalu Lintas Lalu Lintas adalah berpindahnya barang bergerak dari tempat yang satu ketempat lain baik

menggunakan mesin maupun tidak.

Ketentuan umum didalam undang-undang lalulintas ada istilah:

Pengemudi : Orang yang mengatur jalannya kendaraan secara langsung mengawasi orang

lain mengemudikannya.

Mobil Penumpang : Setiap kendaraan bermotor diperuntukkan untuk mengangkut paling

banyak 7 orang termasuk pengemudi.

Jalan : Sarana/tempat memakai jalan.

Kendaraan Bermotor : Setiap kendaraan yang digerakkan dengan peralatan teknik.

Kendaraan Umum : Setiap kendaraan yang biasanya disewakan untuk mengangkut

orang/barang dengan memungut biaya.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS DALAM

KEADAAN TERTENTU DAN PENGGUNAAN JALAN SELAIN UNTUK KEGIATAN

LALU LINTAS

Pasal 7

Pengaturan lalu lintas dalam keadaan tertentu dengan isyarat bunyi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 huruf b yaitu:

a.tiupan panjang satu kali berarti berhenti;

b.tiupan pendek dua kali berarti jalan; dan

c.tiupan pendek berulang-ulang (lebih dari 2 kali) untuk meminta perhatian pengguna jalan

guna mempercepat laju kendaraan.

6. Pita Penggaduh

Pita Penggaduh adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat

pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan menjelang suatu bahaya. Pita penggaduh

berupa bagian jalan yang sengaja dibuat tidak rata dengan menempatkan pita-pita setebal 10

sampai 40 mm melintang jalan pada jarak yang berdekatan, sehingga bila mobil yang

melaluinya akan diingatkan oleh getaran dan suara yang ditimbulkan bila dilalui oleh ban

kendaraan. Pita penggaduh biasanya ditempatkan menjelang perlintasan sebidang, menjelang

sekolah, menjelang pintu tol atau tempat-tempat yang berbahaya bila berjalan terlalu cepat.

7. Pulau Lalu Lintas

Pulau lalu lintas adalah bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan, dapat berupa

marka jalan atau bagian jalan yang ditinggikan. Pulau lalu lintas berfungsi untuk

meningkatkan keselamatan lalu lintas pada ruas jalan ataupun di persimpangan jalan melalui

pemisahan arus.

Termasuk dalam pengertian pulau adalah:

Page 43: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

kanalisasi arus pada persimpangan untuk memisahkan arus lalu lintas dalam rangka

pengendalian konflik yang terjadi di persimpangan;

pulau pemisah jalan pada tempat penyeberangan pejalan kaki / pelican crossing ;

median jalan;

bundaran lalu lintas;

marka chevron di persimpangan.

Persimpangan Jalan Persimpangan jalan adalah suatu daerah umum dimana dua atau lebih ruas jalan (link) saling

bertemu I berpotongan yang mencakup fasilitas jalur jalan (roadway) dan tepi jalan (road

side), dimana lalu lintas dapat bergerak didalamnya. Persimpangan ini adalah merupakan

bagian yang terpenting dari jalan raya sebab sebagian besar dari efisiensi, Kapasitas lalu

lintas , kecepatan, biaya operasi, waktu perjalanan, keamanan dan kenyamanan akan

tergantung pada perencanaan persimpangan tersebut.

Hak pada persimpangan tanpa lampu lalu lintas

Pada persimpangan sebidang yang tidak dikendalikan dengan lampu lalu lintas, pengemudi

wajib memberikan hak utama kepada :

1. kendaraan yang datang dari arah depan dan atau dari arah cabang persimpangan yang

lain jika hal itu dinyatakan dengan rambu lalu lintas atau marka jalan;

2. kendaraan dari jalan utama apabila pengemudi tersebut datang dari cabang

persimpangan yang lebih kecil atau dari pekarangan yang berbatasan dengan jalan ;

3. kendaraan yang datang dari arah cabang persimpangan sebelah kirinya apabila cabang

persimpangan 4 (empat) atau lebih dan sama besar;

4. kendaraan yang datang dari arah cabang sebelah kirinya di persimpangan 3 (tiga)

yang tidak tegak lurus;

5. kendaraan yang datang dari arah cabang persimpangan yang lurus pada persimpangan

3 (tiga) tegak lurus.

Page 44: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Hak pada bundaran

Kita tentu pernah mengalami melewati sebuah bundaran. Biasanya yang terjadi adalah saling

serobot siapa yang duluan itulah yang boleh lewat terlebih dulu. Tapi benarkah seperti itu

tatacara kita berprilaku di bundaran? Ataukah ada sebuah aturan entah itu yang dipahami

sesama pemakai jalan atau mungkin sebenarnya ada aturan yang mengaturnya tapi kita tidak

tahu. Paling tidak karena kita hidup di Indonesia, pernahkah kita bertanya dalam hati, ada gak

sih undang-undang yang mengatur kita melewati bundaran? Jawabanya, ada!

Perhatikan gambar dibawah ini Pengetahuan Dasar Berlalulintas Sesuai Dengan UU RI

No.22/2009.

Apabila persimpangan dilengkapi dengan alat pengendali lalu lintas yang berbentuk bundaran

lalu lintas, pengemudi harus memberikan hak utama kepada kendaraan lain yang telah berada

di seputar bundaran seperti ditunjukkan pada gambar.

Page 45: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Jadi ketika anda akan melewati bundaran, maka yang memiliki prioritas alias yang memiliki

hak untuk lewat lebih dulu adalah kendaraan yang datang dari sebelah kanan yang sedang

melaju di bundaran. Hal penting kedua adalah nyalakan sein ketika akan keluar

bundaran dan bukan saat memasuki bundaran. Seperti pada gambar karena A ada dibundaran maka B harus menunggu, C boleh masuk

karena dikanan C kosong, dan E boleh masuk bundaran karena D menyalakan sein tanda

keluar bundaran.

Tata cara berlalu lintas a. Penggunaan Jalur Jalan

1. Tata cara berlalu lintas di jalan adalah dengan mengambil jalur jalan sebelah kiri.

2. Penggunaan jalan selain jalur sebelah kiri hanya dapat dilakukan apabila :

o Pengemudi bermaksud akan melewati kendaraan didepannya;

o Ditunjuk atau ditetapkan oleh petugas yang berwenang, untuk gunakan jalur

kiri yang bersifat sementara.

b. Gerakan Lalu Lintas Kendaraan Bermotor

1. Tata Cara Melewati

o Pengemudi yang akan melewati kendaraan lain harus mempunyai pandangan

bebas dan menjaga ruang yang cukup bagi kendaraan yang dilewatinya.

o Pengemudi mengambil lajur atau jalur jalan sebelah kanan dari kendaraan

yang akan dilewati.

o Dalam keadaan tertentu pengemudi dapat mengambil lajur atau jalur jalan

sebelah kiri dengan tetap memperhatikan keselamatan lalu lintas.

Lajur sebelah kanan atau lajur paling kanan dalam keadaan macet

Bermaksud akan belok kiri.

o Apabila kendaraan yang akan dilewati telah memberi isyarat akan mengambil

lajur atau jalur jalan sebelah kanan, maka pengemudi yang akan menyalip

pada saat yang bersamaan dilarang melewati kendaraan tersebut.

o Pengemudi harus memperlambat kendaraannya apabila akan melewati:

Kendaraan umum yang sedang berada pada tempat turun-naik

penumpang

Page 46: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

Kendaraan tidak bermotor yang ditarik oleh hewan, hewan yang

ditunggangi, atau hewan yang digiring.

o Pengemudi mobil bus sekolah yang sedang berhenti untuk menurunkan

dan/atau menaikkan anak sekolah wajib menyalakan tanda lampu berhenti

mobil bus sekolah dan Pengemudi kendaraan yang berada di belakang mobil

bus sekolah yang sedang berhenti wajib menghentikan kendaraannya.

o Pengemudi dilarang melewati :

Kendaraan lain di persimpangan atau persilangan sebidang;

Kendaraan lain yang sedang memberi kesempatan menyeberang

kepada pejalan kaki atau pengendara sepeda.

o Pengemudi yang akan dilewati kendaraan lain wajib :

Memberikan ruang gerak yang cukup bagi kendaraan yang akan

melewati;

Memberi kesempatan atau menjaga kecepatan sehingga dapat melewati

dengan aman.

2. Tata Cara Berpapasan

o Pengemudi yang berpapasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan pada

jalan dua arah yang tidak dipisah-kan secara jelas, harus memberikan ruang

gerak yang cukup di sebelah kanan kendaraan.

o Jika pengemudi terhalang oleh suatu rintangan atau pemakai jalan lain di

depannya, harus mendahulukan kendaraan yang datang dari arah berlawanan.

o Pada jalan tanjakan/menurun yang tidak memungkinkan bagi kendaraan untuk

saling berpapasan, pengemudi kendaraan yang arahnya turun harus memberi

kesempatan jalan kepada kendaraan yang menanjak.

3. Tata Cara Membelok

o Pengemudi yang akan membelok atau berbalik arah, harus mengamati situasi

lalu lintas di depan, samping dan belakang kendaraan dan memberikan isyarat

dengan lampu penunjuk arah atau isyarat lengannya.

o Pengemudi yang akan berpindah lajur atau bergerak ke samping, harus

mengamati situasi lalu lintas di depan, samping dan belakang kendaraan serta

memberikan isyarat.

o Pengemudi dapat langsung belok ke kiri pada setiap persimpangan jalan,

kecuali ditentukan lain oleh rambu-rambu atau alat pemberi isyarat lalu lintas

pengatur belok kiri.

4. Tata Cara Memperlambat Kendaraan

Pengemudi yang akan memperlambat kendaraannya, harus mengamati situasi lalu

lintas di samping dan belakang kendaraan serta memperlambat kendaraan dengan cara

yang tidak membahayakan kendaraan lain.

5. Posisi Kendaraan di Jalan

o Pada lajur yang memiliki dua atau lebih lajur serah, kendaraan yang

berkecepatan lebih rendah daripada kendaraan lain harus mengambil lajur

sebelah kiri.

o Pada jalur searah yang terbagi atas dua atau lebih lajur, gerakan perpindahan

kendaraan ke lajur lain harus memperhatikan situasi kendaraan di depan,

samping dan belakang serta memberi isyarat dengan lampu penunjuk arah

o Pada jalur searah yang terbagi atas dua atau lebih lajur yang dilengkapi rambu-

rambu dan/atau marka petunjuk kecepatan masing-masing lajur, maka

kendaraan harus berada pada lajur sesuai kecepatnnya.

Page 47: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

o Pada persimpangan yang dikendalikan dengan bundaran, gerakan kendaraan

harus memutar atau memutar sebagian bundaran searah jarum jam, kecuali

ditentukan lain yang dinyatakan dengan rambu-rambu dan/atau marka jalan.

6. Jarak Antara Kendaraan

Pengemudi pada waktu mengikuti atau berada di belakang kendaraan lain, wajib

menjaga jarak dengan kendaraan yang berada didepannya.

c. Hak Utama Pada Persimpangan dan Perlintasan Sebidang

1. Pada persimpangan sebidang yang tidak dikendalikan dengan alat pemberi isyarat lalu

lintas, pengemudi wajib memberikan hak utama kepada :

o Kendaraan yang datang dari arah depan dan/atau dari arah cabang

persimpangan yang lain jika hal itu dinyatakan dengan rambu-rambu atau

marka jalan;

o Kendaraan dari jalan utama apabila pengemudi tersebut datang dari cabang

persimpangan yang lebih kecil atau dari pekarangan yang berbatasan dengan

jalan;

o Kendaraan yang datang dari arah cabang persimpangan sebelah kirinya

apabila cabang persimpangan 4 (empat) atau lebih dan sama besar;

o Kendaraan yang datang dari arah cabang sebelah kirinya di persimpangan 3

(tiga) yang tidak tegak lurus;

o Kendaraan yang datang dari arah cabang persimpangan yang lurus pada

persimpangan 3 (tiga) tegak lurus.

2. Apabila persimpangan dilengkapi dengan alat pengendali lalu lintas yang berbentuk

bundaran, pengemudi harus memberikan hak utama kepada kendaraan lain yang telah

berada di seputar bundaran.

3. Pada persilangan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan, pengemudi harus:

o Mendahulukan kereta api;

o Memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel.

d. Hak Utama Penggunaan Jalan Untuk Kelancaran Lalu Lintas

1. Pemakai jalan wajib mendahulukan sesuai urutan prioritas sebagai berikut:

o Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;

o Ambulans mengangkut orang sakit;

o Kendaraan untuk memberik pertolongan pada kecelakaan lalu lintas;

o Kendaraan Kepala Negara atau Pemerintah Asing yang menjadi tamu negara;

o Iring-iringan pengantaran jenazah;

o Konvoi, pawai atau kendaraan orang cacat;

o Kendaraan yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau menyangkut

barang-barang khusus.

2. Kendaraan yang mendapat prioritas harus dengan pengawalan petugas yang

berwenang atau dilengkapi dengan isyarat atau tanda-tanda lain.

3. Petugas yang berwenang, melakukan pengamanan apabila mengetahuinya adanya

pemakai jalan sebagaimana dimaksud diatas.

4. Perintah atau larangan yang dinyatakan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas tentang

isyarat berhenti tidak diberlakukan kepada kendaraan sebagaimana dimaksud diatas.

e. Berhenti dan Parkir

Page 48: MATERI TES TEORI SIM C · tertentu (contoh untuk pemeriksaan cukai) 76 Dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat sebelum bagian jalan tertentu dan meneruskan perjalanan setelah

1. Setiap jalan dapat dipergunakan sebagai tempat berhenti atau parkir apabila tidak

dilarang oleh rambu-rambu atau marka atau tanda-tanda lain atau di tempat-tempat

tertentu.

2. Tempat-tempat tertentu tersebut adalah :

o Sekitar tempat penyeberangan pejalan kaki / tempat penyeberangan sepeda

yang telah ditentukan

o Pada jalur khusus pejalan kaki

o Pada tikungan tertentu

o Di atas jembatan

o Pada tempat yang mendekati perlintasan sebidang dan persimpangan

o Di muka pintu keluar masuk pekarangan

o Pada tempat yang dapat menutupi rambu-rambu atau alat pemberi isyarat lalu

lintas

o Berdekatan dengan keran pemadam kebakaran atau sumber air sejenis

3. Setiap kendaraan bermotor atau kereta gandengan atau tempelan yang berhenti atau

parkir dalam keadaan darurat wajib memasang segitiga pengaman, lampu isyarat

peringatan bahaya atau isyarat lainnya dan tidak berlaku untuk sepeda motor tanpa

kereta samping.

4. Parkir kendaraan di jalan dilakukan secara sejajar/membentuk sudut menurut arah lalu

lintas.