Click here to load reader
Upload
travalink-bdo
View
1.981
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
BY : KHOIRUL FAJRI SE.MM
TEKNIK PENGELOLAN & PENGEMASAN INBOUND DAN
DOMESTIK TOUR KE JAWA BARAT
* Pengurus DPD ASITA Jabar (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia) periode 2009-2013, Bidang Pendidikan,SDM & Keorganisasian
* Pengurus DPP ASKKINDO ( Assosiasi konsultan non konstruksi ) periode 2012-2017, Bidang seni, Budaya dan Pariwisata
* Asessor nasional tenaga kerja pariwisata bidang BPW dari BNSP sejak 2011* Auditor nasional sertifikasi usaha jasa pariwisata – Kemenparekraft sejak 2010
* Ketua Ikatan Alumni STIP-ARS Internasional Bandung periode 1992-1997, 2010-2015* Pengajar program UPW di STIEPAR-AKTRIPA, Bandung 2005 – Sekarang
* Pengajar/Kajur program UPW di SMK YPPT dan SMK ICB, Bandung 1999 - Sekarang * Pimpinan/Owner TRAVALINK INDONESIA Tours & Travel, 2004 - Sekarang
* Pimpinan/Owner GLOBAL TOURISM CONSULTANT, 2003 - Sekarang
CURICULUM VITAE DATA PERSONAL Nama : KHOIRUL FAJRI SE.MMTempat/Tgl Lahir : Purworejo, August 9th 1970Agama : IslamPekerjaan Pengajar bidang pariwisata di SMK ICB sejak 1999 s.d. sekarang
Pengajar Matpel Adm Keuangan BPW dan TIS di SMK YPPT sejak 2009 s.d. sekarang Pengajar jurusan UPW D3 STIEPAR YAPARI sejak 2005 s.d. sekarang
Pimpinan Perusahaan-perusahaan :
PT. GLOBAL EVENT ORGANIZER – Bandung, sejak tahun 1998 (Bidang Event Organizer) SIEGMATAMA TRAVEL AGENT – Bandung, sejak tahun 1998 (Bidang Biro Perjalanan-Keagenan tiket Airlines) PT. TRAVALINK INDONESIA TOURS – Bandung, sejak tahun 2003 (Bidang Biro Perjalanan-Tour Operator & UMROH) PT. TRAVALINK TOURISM CONSULTANT, sejak tahun 2003 (Bidang Konsultan Pengembangan Pariwisata dan manajemen BPW )
Alamat Rumah : Komp. Green City View Blok A 14 – Jatihandap Bandung, Ph. 87241847
Email Address : [email protected] [email protected]
Blogger : khoirulf.blogspot.com travalinkindonesia.blogspot.com / www.travalinktours.com
PENDIDIKAN :Lulus SD tahun 1983Lulus SMP tahun 1986Lulus SMA tahun 1989Lulus D 3 - Akademi Pariwisata STIP-ARS, tahun 1992Lulus S1 – Manajemen Bisnis tahun 2007Lulus S2 – Magister Management STIMA IMMI Jakarta, tahun 2009 KEORGANISASIAN / :Pengurus DPD ASITA Jabar (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia) periode 2009-2014Pengurus DPP ASKKINDO ( Assosiasi konsultan non konstruksi ) periode 2012-2017, Bidang seni, Budaya dan Pariwisata Asessor nasional tenaga kerja pariwisata bidang BPW dari BNSPAuditor nasional sertifikasi usaha jasa pariwisata - KemenparekraftKetua Ikatan Alumni STIP-ARS Bandung periode 1992-1997, 2010-2015
TOUR ,HOTEL, AIRPORT & AIRLINE EXPERIENCE : Ticketing Merpati Airline office : 1990 – 1992 Airport Handling Staff : 1992 – 1993 Inbound Tour Opr staff : 1993 - 1995 (BHARA TOUR) Domestik & Inbound Tour : 1995 – 1998 (Satriavi, Bina Citra, dll )
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah
dan pemerintah daerah.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 10.TAHUN 2009
TENTANGKEPARIWISATAAN
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pengusaha.
5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasilbuatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.
7. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
8. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata
9. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
10. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya
dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
11. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata untuk
mengembangkan profesionalitas kerja.
12. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan,
dan pengelolaan kepariwisataan.
13 – 15. Tentang struktural kepemerintahan
TOURISM
SERVICESTOURISM
DESTINATIONTOURISM FACILITIES
• TOURS & TRAVEL• TOUR GUIDE• MICE ORGANIZER• EVENT ORGANIZER • TOURISM CONSULTANT• TOURIST INFORMATION SERVICE
• TOURIST ATTRACTION• ART & CULTURE AREA• RECREATION AREA• ENTERTAINMENT AREA - AMUSEMENT , PUB , NIGHT CLUB, THEATER
• HOTEL• TOURIST
TRANSPORTATION • RESTAURANT & CAFE• TOURISM AREA
TIGA POKOK USAHA PARIWISATA
( Sesuai UU no. 10 Th 2009 Bab VI Pasal 14 )
PROMOSI DTW OLEH PEMERINTAH
Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan promosi DTW di dalam dan luar negeri saat ini sudah tepat bila
dibarengi d engankesiapan Daerah Tujuan Wisata yang
dipromosikannya. Sampai sekarang Daerah Tujuan Wisata
tertentu saja yang siap menerima kunjungan wisatawan. Se -hingga sebaik
apapun bentuk promosiyang dilakukan oleh pemerintah tidak akan membawa hasil yang signifi kan bila tidak
dibarengioleh pengemasan produk pariwisata di Daerah Tujuan Wisata. Faktor ini akan
menimbulkankekecewaan wisa-tawan karena kenyataan di lapangan ber -beda dengan janji promosi
yangmereka lihat dan dengar.
Produk Pariwisata
Menurut Spillane (1994:14), kegiatan pariwisata dapat menjadi besar disebabkan
tiga hal :Pertama, penampilan yang eksotis dari
pariwisata, kedua, adanya keinginan dan kebutuhan
orang modern yang disebut hiburan waktu senggang
dan ketiga, memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa dari Negara yang
dijadikan daerah tujuan turisme. Dapat dikatakan bahwa pariwisata adalah aktivitas yang dilibatkan oleh orang -orang yang melaku-kan perjalanan (Mill,2000:21).
Memang, sebagian besar aktivitas pariwisata berhubungan dengan mobilitas dengan istilah pariwisatanya disebut tur
yaitu suatu kegiatan perjalanan yang mempunyai ciri -ciri
tersendiri yang memberi warna wisata, bersifat santai, gembira, bahagia, dan
untuk bersenang -senang (Nuriata, 1992:11).
THE BASIC CYCLUS OF TRAVEL ACTIVITIES
TOUR ACTIVITIES
FAMILY VISIT /
OTHERS
BUSINESSACTIVITIES
TRAVELLER
TOURIST
TRAVELING
• TOURS & TRAVEL• HOTEL • RESTURANT• TOUR GUIDE• TRANSPORTATION• OTHERS FACILITIES (BANK, POST OFFICE, ETC)
BANDUNG : Kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk ke Jawa Barat melalui Bandara Husein Sastranegara pada Juni 2012 meningkat tajam hingga
15.417 pendatang tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Jawa Barat Anggoro Dwitjahyono menjelaskan meningkatnya wisman yang berkunjung Jabar di antaranya
terdongkrak dengan dibukanya rute penerbangan langsung antara Malaysia-Bandung tanpa harus melalui Jakarta.
"Pada 2008 jumlah wisman yang masuk lewat Husein rata-rata hanya 5.748 pendatang, 2009 sebanyak 6.804 orang, 2010 ada 7.707, dan tahun lalu 9.796
orang. Sedangkan pada 2012, rata-rata jumlah wisman mencapai 12.500 orang. Puncaknya pada Juni 2012 meningkat 22,39% menjadi 15.417 dari Mei berjumlah
12.597 pengunjung," katanya, Rabu (1/8/2012).
Anggoro menjelaskan wisman yang datang ke Jabar didominasi dari Malaysia 10.852 pendatang pada Juni 2012 atau meningkat 10,64% dari bulan sebelumnya.Selain itu, wisman asal Singapura yang masuk lewat Husein tercatat 2.106 orang
pada Mei meningkat 75,12% pada Juni 2012 menjadi 3.688 orang. (Sumber : bisnis indonesi.com)
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE JAWA BARAT
"Wisman asal negara Asia lainnya juga meningkat seperti dari Thailand tumbuh 23,81% dari 42 wisman di Mei menjadi 52 wisman pada Juni. Asal Korea Selatan pada Mei 2012 tercatat 21 wisman pada Juni 2012 menjadi
43 wisman atau naik 104,76%.
Untuk wisman asal Eropa seperti Inggris dan Prancis justru menurun pada Juni 2012. Wisman asal Inggris tercatat 58 orang pada Mei turun menjadi 45
wisman pada Juni sebanyak 23 orang atau turun 37,84%.
Sedangkan rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Jabar pada Juni 2012 menjadi 47,80% dari Mei 43,30%.
(Sumber : bisnis indonesia.com)
Mengemas FasilitasLangkah awal yang dianjurkan oleh Kotler,
Bowen & Makens (2002:251) dalam mengemas produk pariwisata adalah membagi pasar menjadi kelompok -
kelompok pembeli khas yang mungkin membutuhkan produk disebut dengan segmentasi pasar. Langkah selanjutnya
adalah membidik pasar dengan cara mengevaluasi daya tarik masing -masing segmen dan memilih satu atau beberapa segmen pasar. Maksudnya, tindakan yang
harus dilakukan setiap Daerah Tujuan Wisata adalah mengemas produknya
disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan wisatawan
mancanegara yang dibidiknya. Mendukung tindakan tersebut, Daerah Tujuan Wisata harus mengembang-kan posisi bersaing produk pariwisatanya dengan Daerah
Tujuan Wisata yang lainnya yang disebut menetapkan posisi.
Banyak obyek dan atraksi wisata di Indonesia yang ditawarkan kan tetapi pada beberapa
tempat dikeluhkan oleh Tour Leader luar negeri karena tidak ada perubahan (Yoeti:1997:58). Ini, perlu diperhatikan, karena Tour Leader adalah
perwakilan dari tur operator yangmempromosikan dan membawa wisatawan datang ke Daerah Tujuan Wisata. Bilamana
obyek yang dipromosikan terbatas pada atraksi yang terbatas, suatu saat dia akan
menghentikanpromosi daerah tersebut kemudian memilih
Daerah Tujuan Wisata lain. Harus disadari bahwa wisatawan melakukan perjalanan wisata ke suatu Daerah Tujuan Wisata tertentu adalah
untuk mencari pengalaman-pengalaman baru, mene-mukan sesuatu yang aneh dan belum
pernah disaksikannya. Wisatawan biasanya lebih menyukai sesuatu yang berbeda (something
different) dari apa yang pernah dilihat, d irasakan, dilakukan di negara dimana biasanya
ia tinggal. Yoeti (1997) menyarankan bahwa mengemas produk pariwisata harus
mempertahankan keaslian lingkungan karena selalu lebih menarik daripada yang dibuat -buat.
Style produk sangat diperlukan dalam mengemas Daerah Tujuan Wisata,
tujuannya ialah untuk memperbaharui dan menguasai pasar ( to re-new dan re-sell the
market) sehingga dapat menjamin penjualan. Dikatakan oleh Yoeti (1997:59) dalam
kepariwisataanproduct style yang baik, misalnya
(1) obyek harus menarik untuk disaksikan maupun diperlajari,
(2) mempunyai kekhususan dan berbeda dari obyek yang lain,
(3) prasarana menuju ke tempat tersebut terpelihara dan baik,
(4) tersedia fasilitas something to see, something to do dan something to buy,
(5) kalau perlu dilengkapi dengan sarana -sarana akomo-dasi dan hal lain yang dianggap
perlu. Bilamana produk yang ditawarkan oleh berba gai produsen dianggap sama oleh wisatawan,
maka perbedaan yang meng-untungkan terletak pada product style yang dimiliki
mengemas product style sistempariwisata perlu diadakan survey obyek dan
atraksi wisata yang potensial untuk ditawarkan. Hadinoto (1996:69-70) menjelaskan bahwa
survey diadakan untuk penggolongan obyek dan atraksi wisata yang digolongkan, menjadi (1) penggolongan Jenis Kepariwisataaan berupa destination tourism (untuk wisa-tawan yang
tinggal lama), touring tourism (untuk wisatawan yang tinggal se-bentar), (2) penggolongan
atraksi berupa atraksi utama ( core attraction), atraksi pendukung (supporting attraction), (3)
penggolongan jenis atraksi terdiri dariresource-based attraction, dan user-oriented
attraction.Pada penjelasan di atas yang dimaksud dengan
touring tourism ialah atraksi, transportasi, fasilitas pelayanan, dan pengarahan promosi yang digunakan di dalam tour ke beberapa
lokasiselama perjalanan akhir minggu atau libur. Atraksi terletak dekat rute perjalanan, di
persimpangan jalan, dan hanya dikunjungi satu kali oleh masing -masing kelompok pengunjung.
Aktivitas hampir pasif karena waktu hampir terbatas, sebab jadwal perjalanan tertentu.
Penyempurna pengemasanpatut diperhatikan penataan lima jenis
komponen Daerah Tujuan Wisata oleh Hadinoto (1996:36), berupa (1) gateway atau pintu
masuk, pintu gerbang berupa bandar udara, pelabuhan laut, stasiun kereta api, dan terminal bis, (2) tourist centre atau pusat pengembangan
pariwisata (PPP), yang dapat berupa suatu kawasan wisata ( resort) atau bagian kota yang ada, (3) attraction atau atraksi kelompok satu
atau lebih, (4) tourist corridor atau pintumasuk wisata, yang menghubungkan gateway
dengan tourist centre, dan dari tourist centre ke attraction, (5) hinterland atau tanah yang tidak
digunakan untuk 4 komponen tersebut. Wisatawan lazimnya datang lewat gateway,
kemudian menuju ke PPP dimana ia menemukanakomodasi dan semua usaha jasa pelayanan
pendukung wisata, seperti restoran, toko cinderamata, biro perjalanan wisata, persewaan
kendaraan, dan lain -lain. Dari PPP ia mengadakan perjalanan wisata ke atraksi wisata, melewati korido r wisata. Sambil berjalan di koridor wisata, ia menikmati
pemandangan indah dan kehidupan rakyat (desa, pengolahan tegal, dan sawah) yang
disebut sebagai hinterland
Mengemas PelayananPengemasan fasilitas-fasilitas produk pariwisata yang baik tidak akan cukup menarik wisatawan bila tidak diberi roh. Pelayanan adalah roh yang akan meng -gerakkan aktivitas pariwisata sebab
yang dibeli oleh wisatawan adalah pelayanan sejak dia berangkat, datang ke Daerah Tujuan
Wisata dan kembali lagi ke tempat asal. Menurut Sugiarto (1999:36) pelayanan adalah tindakan
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, tamu,
klien,pasien, penumpang, dan lainnya) yang tingkat pemuasnya hanya dapat dirasakan orang yang sedang melayani maupun yang
dilayani. Berkaitan dengan memberikan pelayan-an yang perlu diperhatikan adalah
tingkat kepuasan wisatawan. Agar wisatawan ter -puaskan selama melakukan perjalanan wi -sata,
maka jasa-jasapariwisata harus dapat menunjukkan kualitas
jasanya. Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected
service dan perceived service. Apabila jasa yang diteri-ma atau dirasakan sesuai dengan yang
diha -rapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik
dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.
wisatawan secara konsisten (Tjiptono, 2002:60).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN PENGELOLAAN DAN PENGEMASAN PRODUK
Produk
•5(lima)karakteristikprodukyangdibutuhkanuntukdipertimbangkanketikamencobamembuatprodukyangadasesuaidenganprinsipkeberlanjutan,Dimanatermasuk:
–Rancanganfasilitas
–Rancanganygberorintasikeberlanjutankedaalamoperasionalbisnis
–Presentasidaripadaproduk
–Elemenpelayanan
–“Branding”ataurancangancitradaripadaprodukyangdikomunikasikandandipromosikankepadatargetpengunjung
Harga
•Harga adalah elemen kunci dalam merancang produk dan sebagai alat penting dalam mempengaruhi permintaan kunjungan
•Harga terkait dengan penilaian apa yang diharapkan , karaketistik segmen pasar yang akan diharapkan dan jumlah dan kapasitas yang ditawarkan kepada pasar
•Ketika memformulasikan strategi harga, para pelaku usaha pada dasarnya mempertimbangkan berbagai ragam biaya produksi dan keuntungan yang diharapkan serta kondisi persaingan bisnis
•Biaya terkait dengan lingkungan perlu dipertimbangkan dalam merancang harga produk wisata disamping pertimbangan sebagai barang publik
Tempat/Distribusi/Akses Pasar
•Keputusan pemasaran dari pada operator perjalanan berpengaruh kuat terhadap :
–Segmen pasar yang dituju dalam kegiatan promosi dan distribusi
–Rancangan produk dan kualitas dalam kaitannya dengan apa yang diharapkan konsumen (wisatawan) dalam membeli produk wisata
–Kapasitas produk wisata yang akan ditawarkan untuk dijual
–Harga dimana produk wisata akan dijual
–Citra dan penempatan destinasi (fokus kepada aspek lingkungan baik secara langsung dan tidak langusng)
Keputusan pemasaran dari pada operator perjalanan berpengaruh kuat terhadap :–Aliran informasi kepada wisatawan tentang destinasi–Evaluasi tentang tanggapan konsumen terhadap destinasi–Pemahaman tentang wisatawan dan profilnya yang dapat dimanfaatkan sebagai data base analisis pasar kedepan dan kegiatan pemasaran–Sasaran pemasaran, target kunjungan , anggaran dan program
Promosi
•Pesan yang disamapikan melalui iklan dan promosi sangat kuat pengaruhnya tehadap ekpektasi pengunjung tentang apa yang akan mereka temukan di suatu destinasi dan dalam menarik kelompok wisatawan tertentu.
•Organisasi perorangan (swasta) harus bekerjasama dengan pengelola pariwisata pemerintah setempat yang memiliki tanggung jawab terhadap upaya promosi secara akurat mengenai gambaran produk destinasi dalam pesan promosi dan iklan, sehingga mampu meningkatkan pemahaman pengunjung potensial berkenaan dengan perilaku yang diharapkan oleh pengelola pariwisata destinasi
Sumber : http://hubud.dephub.go.id/?+statistik+detail+angudbulan
TH 199613,5jt
Penumpang
Sejak Th 1999
Izin Airline
2000Rata-rata kenaikan/
Th22% Th 2001Munculny
aLCC
AirlineTh 200726,13jt
Penumpang
Th 201042,18jt
Penumpang
Th 201171,80jt
Penumpang
PERKEMBANGAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA DOMESTIKSEJAK TAHUN 1996
http://hubud.dephub.go.id/?id+izin+detail+1
D. Perkembangan Volume Penumpang angkutan udara dan Pertarifan
TONY FERNANDEZ
NOW EVERYONE CAN FLY
PEMBERLAKUKAN TARIF PENERBANGAN BATAS ATAS DAN BAWAH OLEH PEMERINTAH SEJAK TAHUN 2005-2010
Dengan semakin berkembangnya perusahaan angkutan udara yang melakukan sistem penarifan normal dan low cost carrier maka untuk menciptakan industri penerbangan yang sehat dengan tingkat keselamatan tinggi, sejak tahun 2002 - 2005 pemerintah memberlakukan tarif acuan batas atas dan tarif referensi (batas bawah) untuk perusahaan penerbangan adalah sebesar Rp.338.386 per jam per
penumpang atau dengan biaya operasi rata-rata per kilometer sebesar Rp. 376 per penumpang. Dan berdasarkan KM 26 Tahun 2010 Tentang : Mekanisme Formulasi
Perhitungan Dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri maka ada penyesuaian-
penyesuaian kembali dari Kepmenhub No. 9 tahun 2002.Kepmenhub No 9 Tahun 2002 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi.
http://118.97.61.233/perundangan/images/stories/doc/permen/2010/km._no._26_tahun_2010.pdf
PERBEDAAN PEMBERLAKUKAN TARIF PENERBANGAN SEBELUM DAN SESUDAH TAHUN 2001
SEBELUM TAHUN 2001 HARGA ANGKUTAN UDARA UNTUK SEMUA
RUTE DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH BERARTI SEMUA AIRLINE HARGA SAMA
SETELAH TAHUN 2001 HARGA ANGKUTAN UDARA UNTUK SEMUA RUTE DITETAPKAN OLEH MASING-MASING
AIRLINE DENGAN BERDASAR SISTEM BATAS ATAS DAN BAWAH
FLIGHT SCHEDULE DARI BANDUNG
NO FLT NO ORIGIN DEST FTD FTA AVAILABILITY KET1
QZ BDO
KUL
8:30 11:40
Setiap Hari
2 12:15 15:20 3 14:55 18:00 4 19:45 22:50 5 SIN 5:50 8:30 Setiap Hari 6 11:15 13:55 7 MES 5:35 7:55 Setiap Hari 8 19:55 22:15 1, 3, 5 9 DPS 19:55 22:40 Setiap Hari
10 10:15 13:00 2, 3, 4, 5, 6, 7 11 PKU 7:50 9:35 Setiap Hari 12 SJ BDO SUB 9:35 10:45 Setiap Hari 13 WI BDO JOG 14:25 15:35 Setiap Hari 14 SUB 14:25 17:15 15
JT BDOSUB 16:10 17:25
Setiap Hari
DPS 11:20 14:05 16 12:00 14:45 17 Y6 BDO SIN 12:25 15:10 2, 4, 7
18 MI BDO SIN 9:05 11:55 2, 3, 4 16:40 19:30 1, 5, 6, 7
19
MZ
BDO
DPS 6:05 9:50
Setiap Hari
20 TKG 6:30 7:40 21 SRG 9:20 10:30 22 SUB 6:05 7:15 23 JOG 12:50 14:00
24 BDO SUB 6:05 7:15 Setiap Hari Transit SUBSUB BWW 13:40 14:30
25 BDO DPS 6:05 9:50 2, 5, 7 Transit DPSDPS BMU 13:15 14:35
26 BDO DPS 6:05 9:50 Setiap Hari Transit DPSDPS KOE 11:25 15:55
27 BDO DPS 6:05 9:50 2, 5 Transit DPSDPS LBJ 11:15 13:00
28 BDO DPS 6:05 9:50 Setiap Hari Transit DPSDPS LOP 13:35 14:20
29 BDO DPS 6:05 9:50 2, 5 Transit DPSDPS MOF 11:25 14:30
30 BDO TKG 6:30 7:40 Setiap Hari Transit TKGTKG PLM 8:10 9:10
31 BDO SRG 9:20 10:30 1, 2, 4, 6 Transit SRGSRG SMQ 11:00 13:40
32BDO DPS 6:05 9:50 1, 3, 4, 6, 7 Transit DPSDPS TMC 12:10 13:45
33 GA BDO SUB 14:35 15:55 Setiap Hari
Bandara Husein Sastranegara Bandung
Penerbangan Dari dan Ke Bandung (Domestik & Internasional)
Batavia Air Air Asia
Fire Fly
Merpati Airlines
Sky Aviation
Sriwijaya Air Wings Air /Lion
Malaysia Airlines
Susi Air