Upload
moehamed-faizan
View
381
Download
31
Embed Size (px)
Citation preview
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
1/20
PENYUSUN :
SOPHIA DWIRATNA NP
EDY SURYADI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
2/20
MATERI PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE 2012/2013
Pertemuan 1 : Pendahuluan, Kontrak, dan Penjelasan Tata Tertib Praktikum
Pertemuan 2 : Pengambilan Sampel Tanah
Pertemuan 3-4 : Pengukuran Karakteristik Fisika Tanah1. Bulk Density
2. Permeabilitas Tanah
3. Porositas Tanah
4. Kadar Air Tanah
5. Water Holding Capacity
Pertemuan 5 : Kebutuhan Air Tanaman dengan Cropwatt 8.0
Pertemuan 6 : Hidroponik Sederhana
1. NFT (Nutrient Film Technique)
2. Aeroponik
3. Praktek Irigasi Sumbu
Pertemuan 7 : Kebutuhan Pupuk HidroponikPertemuan 8 : Pemberian Air dan Perhitungan Interval Irigasi (Resitasi)
Pertemuan 9 : Perhitungan Kinerja Irigasi Tetes
1. Menghitung CU (Uniformity Coefficient)
2. Menghitung DU (Uniformity Distribution)
3. Menghitung Efisiensi Kinerja Irigasi Tetes
Pertemuan 10 : Perhitungan Kinerja Irigasi CurahPertemuan 11 : Perhitungan Kapasitas Drainase (Resitasi)
Pertemuan 12 : Ujian Praktikum
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
3/20
Pertemuan 1 : Pendahuluan, Kontrak, dan Penjelasan Tata Tertib Praktikum
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan hadir 10 menit sebelum acara praktikum dimulai dan mengisi daftar hadir.
2. Praktikan diharuskan menyerahkan laporan praktikum minggu sebelumnya untuk dapatmengikuti praktikum pada hari yang bersangkutan.3. Praktikan diwajibkan memakai jas praktikum selama praktikum berlangsung.4. Praktikan harus berpakaian rapi, sopan, dan tidak diperkenankan memakai sendal.5. Seluruh jadwal praktikum wajib diikuti (100%)6. Setiap praktikan wajib mempunyai buku catatan praktikum untuk menulis metode dan
hasil pengamatan.7. Selama praktikum tidak diperkenankan keluar masuk ruangan tanpa seijin asisten atau
dosen yang bersangkutan.
8. Praktikan harus menjaga kebersihan dan ketertiban selama praktikum.9. Kerusakan peralatan praktikum akibat kelalaian praktikan menjadi tanggung jawab
kelompok/praktikan yang bersangkutan.10.Format laporan dibuat seperti pada ketentuan cara penulisan laporan.11.Praktikan yang berhalangan hadir wajib memberikan surat keterangan dari Pembatu
Dekan 1. Apabila praktikan yang bersangkutan sakit maka wajib melampirkan surat
keterangan sakit dari dokter.12.Praktikan yang tidak hadir wajib mengerjakan tugas untuk mengganti poin kehadiran
tetapi dengan catatan nilai praktikum tetap nol.
13.Bobot nilai praktikum dengan kriteria sebagai berikut:a. Laporan praktikum 50%b. Ujian tertulis 25%c. Ujian lisan dan Ujian praktik 25%
PENULISAN LAPORAN
1. Laporan diketik dengan computer dan diprint di kertas A4 dengan batas kanan, kiri, atas, danbawah (4,3,3, dan 3 cm), jenis huruf Times New Roman, besar huruf 12 dengan spasi 1,5.
2. Isi laporan terdiri atas :Cover Laporan
I. Pendahuluan(nilai maksimal 25)1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Percobaan
1.3 Metodologi Pengamatan dan Pengukuran
II. Tinjauan Pustaka(nilai maksimal 25)III. Hasil Percobaan dan Pembahasan(nilai maksimal 40)IV. Kesimpulan dan Saran(nilai maksimal 10)
Daftar Pustaka
Lampiran(Gambar, tabel, grafik, dan lainlain)
3. Laporan dibuat secara kelompok4. Pengumpulan laporan satu minggu setelah acara praktikum dilaksanakan.
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
4/20
FORMAT COVER LAPORAN
LAPORAN PRAKTIKUM
IRIGASI DAN DRAINASE(No. Materi. Judul Materi Praktikum)
Oleh :
Kelompok :
Kelas/ Hari/ Tanggal :Nama dan NPM : 1. Nama (NPM)
2. Nama (NPM)
3. Nama (NPM)4. Nama (NPM)
5. Nama (NPM)Asisten :
LABORATORIUM KONVERSI TANAH DAN AIR
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
5/20
Pertemuan 2. Pengambilan Contoh Tanah Utuh (undisturbed soil sampling)
Kegunaan :Contoh tanah utuh ini diperlukan untuk analisis beberapa sifat fisik tanah, antara lain :
a. Kerapatan volume tanah (soil bulk density = BD)
b. Rongga pori (Pori total, pori mikro atau pori drainase lambat dan pori makro atau pori drainasecepat)
c. Permeabilitas tanahd. Kadar air pada pF-pF tertentu (missal kapasitas lapang, layu permanent)
Alat yang diperlukan: a. Ring sampler d. Cangkul atau skop e. Pisau atau cutter
b. Potongan kayu c. Martil (palu)
Bahan : - lahan yang ingin diketahuibeberapa sifat fisik tanahnya
Pelaksanaan :
(1) Bersihkan permukaan lahan dari rumput dan serasah(2) Papas permukaan lahan sampai mendekati kedalaman tanah yang akan diambil contohnya
selebar minimal 30 cm x 30 cm (lihat Gb.1)
Gb.1.
30 cm
(3) Letakan bagian tajam ring di atas permukaan tanah dan diatas ring tersebut letakan pula papan/potongan kayu (Lihat Gb.2)
Potongan kayu ring
Gb.2. 30 cm
(4) Papan ditekan atau dipukul dengan martil secara merata sehingga ring masuk kedalam tanahsampai hampir rata dengan permukaan tanah
(5) Papan diangkat letakan di atas ring tersebut (ke 1), ring sampler lain (ke 2) dan papan letakan
lagi di atas ring sampler ke 2 seperti pada Gb.3
Potongan kayu ring ke 2 tepat di atas ring ke 1
Gb.3.
30 cm ring ke 1 berada di dalam tanah
(6) Papan ditekan atau dipukul lagi dengan martil secara merata sampai ring sampler ke 2, kira-kira
bagiannya.masuk kedalam tanah
(7) Papan dilepas, kalau mungkin perlahan-lahan ring sampler ke 2 diangkat/dilepas juga, namunkalau mengganggu tanah yang ada di ring bawah biarkan saja, dilepasnya pada tahap berikutnya
(tahap 9)
(8) Tanah di sekitar ring sampler ke 1 dicangkul, sehingga ring tersebut dapat diangkat denganmudah dan tanah di dalam, di atas dan dibawah ring tidak rusak, kemudian tanah si sekelilingring dengan hati-hati dibersihkan, sehingga diperoleh ring dan tanah seperti Gb.4.
Gb.4.
Tanah di atas ring
(tadinya ada di ring ke 2) Tanah tepat di atas dan dibawah ring
di potong rata dengan pisau/cutter.Tanah di bawah ring
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
6/20
(9) Dengan pisau atau cutter tanah di atas (mungkin masih ada ring ke 2) dan di bawah bagian ringdipotong dengan hati-hati rata dengan permukaan atas dan bawah ring ke 1 tersebut.
(10)Ring ditutup dengan tutupnya, kemudian diberi label yang berisi catatan antara lain nomorsample, lokasi, kedalam dan tanggal pengambilan
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
7/20
Pertemuan 3. Pengukuran karakteristik fisik tanah : BD, Porositas, Kadar Air tanah, Water Holding
Capacity
Kegunaan untuk :
Mengetahui cara pengukuran karakteristik fisik tanah
Alat yang diperlukan: a. Oven b. Timbangan analitik
Bahan : contoh tanah utuh yang diambil dengan ring sampler
Pelaksanaan :
1) Siapkan piring tebuat dari poslen atau seng yang telah diketahui beratnya dan pasang ovendengan suhu diatur pada 105 oC
2) Keluarkan dan pindahkan tanah dari ring sampler ke piring3) Timbang piring yang berisi tanah tersebut, catat beratnya.
4) Tanah pada piring tersebut dipecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, hati-hatijangan sampai ada yang tercecer/terbuang.
5) Masukan piring berisi tanah tersebut kedalam oven yang telah disiapkan tadi.6) Setelah 24 jam piring berisi tanah ditimbang dan catat beratnya, masukan lagi kedalam oven7) Setelah 3 jam piring berisi tanah tadi ditimbang dan dicatat lagi beratnya. Seandainya
beratnya sama dengan hasil penimbangan setelah 24 jam berarti tanah sudah dalam keadaan
kering mutlak (tidak mengandung air lagi) dan berarti pemanasan selesai, tapi seandainya
masih ada penurunan berat, piring berisi tanah ini masukan lagi ke dalam oven dan ulang lagi
kegiatan (7). Bila penimbangan beratnya sudah tetap, selanjutnya hitung sifat fisik tanah
berdasarkan persamaan berikut.
Gambar 1. Tanah sebagai sistem tiga fasa
a.
Kerapatan volume tanah (soil bulk density, BD), dinyatakan sebagai perbandingan antara
massa tanah kering dengan volume total (volume ring sample) dan dinyatakan dengan persamaan
sbb:
BD = masa tanah kering / volume total = pcD2/D3 = pc/D
b.
Kerapatan Massa tanah (Mass density. MD),dinyatakan sebagai perbandingan antara massa
tanah kering dengan volumenya dan dinyatakan dengan persamaan :
MD = masa tanah kering / volume tanah = pcD2/cD
2= p
c.
Kelembaban tanah
Kelembaban tanah atau sering juga disebut kandungan atau kadar air adalah banyaknya air yang
terkandung pada tanah yang umumnya didefinisikan sebagai bandingan massa air terhadap massa
tanah kering (basis massa) atau sebagai volume air per volume total unit tanah (basis volume).
Berdasarkan definisi di atas dan ilustrasi tanag seagai sisten tiga fase seperti pada Gambar 1.
kandungan air atau kelembaban tanah dapat dinyatakan dengan batasan-batasan, sebagai berikut :
i). Kandungan air tanah berbasis massa atau kelembaban masa, m dinyatakan dengan persamaan
:
m = Ma/Mp = abD2/pcD
2 = ab/pc
Dimana : m = Kelembaban massa
Ma = Massa air, kg
Mp = Massa partikel tanah dalam keadaan kering, kg
a = Kerapatan massa air dan
p = Kerapatan massa padatan = Mp/Volume padatan
Seringkali dinyatakan dalam satuan persen, maka persamaannya menjadi :
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
8/20
m = Ma/Mp x 100 %,
Dimana m adalah kelembaban massa dalam satuan % massa yang umumnya dinyatakan
dengan % berat.
ii). Kandungan air tanah berbasis volume atau kelembaban volune, v dinyatakan dengan
persamaan :
v = Va/Vp = bD2/D
3= b/D
Dimana : v = Kelembaban volume.
Va = Volume air, cm3
Vp = Volume total tanah (padatan + rongga pori), cm3
Dalam satuan persen, persamaannya menjadi :
v = Va/Vp x 100 %,
Dimana, v = kelembaban volume dalam satuan % volume.
Hubungan antara m dan v dapat dinyatakan dengan persamaan :
v = m( b/a)
Dimana, v = Kandungan air tanah, % volume
m = Kandungan air tanah, % berat
b = Kerapatan volume tanah, kg/m3
a = Kerapatan massa air, kg/m3
iii). Kandungan air tanah dinyatakan dengan satuan tinggi, hdinyatakan dengan persamaan :
h = Volume air /luas permukaan unit tanah = bD2/D2 = b
d.
Porositas tanah, E menunjukkan bandingan rongga pori dengan volume total dari tanah yang
bersangkutan dan dinyatakan dengan persamaan :
E = total volume pori/volume total tanah = dD2/D3 = d/D
e.
Kapasitas tanah memegang air (water holding capacity),ms yang menyatakan kandungan air
dalan tanah dalam keadaan jenuh dan dinyatakan dengan persamaan :
ms = masa air pada saat tanah jenuh/ berat tanah kering= adD
2/tcD2 = ad/tc
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
9/20
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
10/20
Pertemuan 5.Pengenalan Perangkat Lunak Dalam Menghitung Kebutuhan Air Irigasi
1. Tujuan
Mengenal perangkat lunak (software) komputer untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan
kebutuhan air irigasi beserta karateristiknya
2. Dasar Teori
Diseluruh dunia ini telah tersedia beribu-ribu jenis perangkat lunak komputer dalam bidangteknik tanah dan air yang telah disusun oleh berbagai lembaga untuk bermacam-macam
keperluan. Penyusunan perangkat lunak dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat
pekerjan terutama yang berkaitan dengan perencanaan dan perhitungan-perhitungan yangrumit, memerlukan iterasi atau presisi yang tinggi. Perangkat lunak disusun berdasarkan suatu
teori atau model tertentu sehingga penggunanya juga harus menguasai teori atau model
tersebut sebelum mengoperasikannya. Disamping itu pengguna juga harus mengetahui carapengoperasian dan data yang diperlukan serta kelebihan dan kelemahan perangkat lunak yang
bersangkutan. Kesalahan dalam hal-hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan keluaran
(output).
Salah satu perangkat lunak dalam bidang irigasi adalah CROPWAT yang disusun oleh FAO.CROPWAT dapat dipergunakan untuk menghitung evapotranspirasi potensial,
evapotranspirasi aktual, kebutuhan air irigasi satu jenis tanaman maupun beberapa jenis
tanaman dalam satu hamparan, serta merencanakan pemberian air irigasi. Data yangdiperlukan untuk mengoperasikan CROPWAT adalah data klimatologi bulanan (temperatur
maksimum-minimum atau rata-rata, penyinaran matahari, kelembaban, kecepatan angin dan
curah hujan). Data tanaman tersedia dalam program secara terbatas dan dapat ditambahkanatau dimodifikasi sesuai dengan kondisi setempat. Pada praktikum ini digunakan perangkat
lunak CROPWAT 8 for WINDOW.
3. Alat dan Bahan
a) Seperangkat komputer dan printer
b) Perangkat lunak CROPWAT 8 for WINDOWS
c) Data klimatologi bulanan dan data tanaman
4. Pelaksanaan
a) Nyalakan computer dan jalankan program CROPWAT 8
b) Masukkan data-data klimatologi dan lokasi stasiun klimatologi pada menu Climat/ETo.Simpan data dengan nama baru. Lihat hasil perhitungan ETo
c) Masukkan data curah hujan pada menu Rain. Simpan dengan data dengan nama baru.
Lihat hasil perhitungan curah hujan efektif.d) Masukkan data tanaman pada menu Crop. Simpan data dengan nama baru
e) Lihat kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi pada menu CWR
f) Print hasil perhitungan dengan menuPrint
5. Laporan
a) Bahas langkah perhitungan kebutuhan air tanaman dan air irigasi (berikut dasar teorinya)menggunakan perangkat lunak CROPWAT
b) Bahaslah kelebihan dan kelemahan perangkat lunak CROPWAT seperti tingkatpresisinya, tingkat kemudahannya, kesesuaiannya dengan jenis tanaman tropis, dan
sebagainya.
6. LampiranData Tanaman Padi Gogo
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
11/20
Data Tanaman Jagung
Data Klimatologi
Data Hujan
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
12/20
Pertemuan 8.Penentuan Interval Irigasi Berdasarkan Nilai Kebutuhan Air Tanaman
Dasar teori :
Interval pemberian air irigasi pada dasarnya sama dengan berapa lama air yang tersedia dalam
zone perakaran tanaman dapat mencukupi kebutuhan tanaman atau besarnya evapotranspirasi.Penentuan penjadwalan irigasi pada sebuah wilayah membutuhkan data-data sebagai berikut :
Pola tanam
Kebutuhan air tanaman harian untuk setiap fase pertumbuhan
Kedalaman zona perakaran untuk setiap fase pertumbuhan
Kelembaban tanah total atau air tersedia (AT)
maksimum kekurangan air yang diperbolehkan (MKAD)
Data curah hujan
Interval irigasi didefinisikan sebagai interval pemberian air pada tanaman untuk setiap perode
tumbuhnya dan biasanya dinyatakan dalam satuan hari. Interva irigasi dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
ETc
MKADDrzTLPKL
ETc
MKADAT
ETc
ASTIF
)(
Dimana :
IF = Interval irigasi (hari)
AST = air siap tersedia, mm
AT = air tersedia, mmDrz = kedalaman zone perakaran, m.
KL = kapasitas lapang, mm/mLP = layu permanen, mm/mMKAD = maksimum kekurangan air yang diperbolehkan
ETc = kebutuhan air tanaman (mm/hari)
Nilai kadar air tanah pada kondisi kapasitas lapang maupun titik layu permanen biasanya
dinyatakan dalam satuan % volume, dimana kandungan air 100 mm/m setara dengan kadar air
tanah 10 % volume.
Pada prakteknya, interval irigasi hanya dihitung pada saat terjadi deficit air atau pada saat
tanaman membutuhkan air irigasi. Jumlah netto air irigasi yang diberikan (IRn) dihitung dengan
persamaan IRn = IF x Etc, dimana ETc yan digunakan adalah ETc pada saat air irigasidiberikan.
Tugas resitasi :
1. Hitung nilai kebutuhan ar tanaman dgn menggunakan Cropwat 8,untuk data sebagai berikut
Data Klimatologi Data hujan
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
13/20
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
14/20
Data Tanaman
2. Dengan menggunakan Persamaan 1, tentukan interval irigasinya, jika diketahui data sebagaiberikut :
KL = 37.2 % volumeTLP = 21.7 % volume
Kedalaman akar efektif (Drz) untuk tiap decade pertumbuhan sebagai berikut
Dekade
Drz
(m) MKAD
Jun 1 0.30 0.40
Jun 2 0.32 0.40
Jun 3 0.60 0.45Jul 1 0.75 0.45
Jul 2 0.95 0.50
Jul 3 1.10 0.50
Aug 1 1.20 0.50
Aug 2 1.20 0.50
Aug 3 1.20 0.50
Sep 1 1.20 0.55
Sep 2 1.20 0.55
3. Tentukan interval irigasi dari tanaman jagung yang ditanam pada tanggal 1 Juni. ( ingatperhitungan interval irigas hanya dilakukan pada saat membutuhkan air irigasi)
4. Hitung nilai IRn di setiap pemberian air
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
15/20
Pertemuan 9. Kinerja Irigasi Tetes
Dasar Teori :
Irigasi tetes yang lebih dikenal sebagai drip atau trickle irrigation merupakan salah satu
metode pemberian air ketanaman pada zona perakarannya melalui suatu alat yang disebutemitter baik yang tunggal maupun berbentuk selang berlubang (drip line). Literatur lainnya
menyebutkan bahwa irigasi tetes adalah pemberian air secara perlahan-lahan di atas atau di
bawah permukaan tanah dengan cara meneteskan air di atas permukaan, bawah permukaan,penggelembungan, pemancar, gerakan mekanis dan sistem denyutan.
Untuk mengukur baik tidaknya kinerja jaringan irigasi tetes, setidaknya digunakan 4 parameter
berikut :
a. Laju tetesan emi ter
Dimana :EDR = laju tetesan emitter (mm/jam)
q = debit emitter (m3/jam)
s = jarak antar emitter (m)
l = jarak lateral emitter (m)
b. Daerah terbasahi /Pola penyebaran ai r
Pola penyebaran air pada sistem irigasi tetes dihitung dengan menggunakan persamaan(Keller dan Bliesner, 1996)
Dimana :W = lebar daerah terbasahi atau pola penyebaran air (m)
Vw = volume air yang diberikan (liter)
Cs = Permeabilitas tanah/media tanam (m/detik)q = debit emitter (l/jam)
K = koefisien empiris = 0,0031
Parameter (a) dan (b), biasanya digunakan untuk menguji kinerja sistem irigasi tetes yang
diterapkan pada lahan. Untuk irigasi tetes dengan sistem satu emitter satu tanaman/pot yang
banyak diterapkan di Indonesia cukup menggunakan 3 parameter berikut :
c. Keseragaman I ri gasi
Keseragaman irigasi tetes dihitung dengan menggunakan persamaan Christiansen Unifomitysebagai berikut :
Dimana :Cu = koefisien keseragaman irigasi (%)
Xi = volume air pada wadah ke-i (ml)
= nilai rata-rata dari volume air pada wadah (ml)
= jumlah deviasi absolute rata-rata pengukuran (ml)
d. Keseragaman Tetesan
Menurut GW Assough dan GA Kiler (2002), keseragaman tetesan diukur dari nilai Statistical
Uniformity (SU) dan Coefficient of Uniformity (CU).
Dimana :
CV = koefisien variasi =
S = deviasi standar
XLQ = nilai rata-rata seperempat terkecil dari volume air pada wadah (mL)
= nilai rata-rata dari volume air pada wadah (mL)
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
16/20
Kriteria keseragaman tetesan terbagi dalam 5 kriteria menurut ASAE sebagaimana dapat
dilihat pada tabel berikut.
Latihan :
Dalam pengujian kinerja jaringan irigasi tetes di sebuah greenhouse dilakukan pengukuran
volume air dari emitter yang ditampung dalam gelas dengan hasil sebagai berikut.
No Emiter Volume (mL)
1 200
2 175
3 210
4 200
5 190
6 205
7 200
8 200
9 200
10 195
11 19512 200
13 200
14 200
15 190
16 200
17 195
18 195
19 205
20 200
Hitung :a. Keseragaman irigasi (Cu)
b. Keseragaman tetesan (SU dan CU)
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
17/20
Pertemuan 10. Kinerja Irigasi Curah
Dasar Teori :
Irigasi curah adalah metode pemberian air dengan cara menyemprotkan air seperti curah hujan
akan tetapi tersebar secara merata diatas permukaan lahan, diberikan hanya saat diperlukan
dan dengan kecepatan kurang dari laju infiltrasi tanah untuk menghindari terjadinyalimpasan permukaan dari irigasi.
Untuk mengukur baik tidaknya kinerja jaringan irigasi curah, setidaknya digunakan 2 parameter
beriku :1)
Debit Sprinkler
Besarnya debit sprinkler tergantung pada tipe sprinkler, ukuran nozzle dan tekanan
yang dioperasikan. Debit sprinkler dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana :qs = debit sprinkler (gpm)
Cd = koefisien debit pada nozzle dan dan sprinkler = 0.96D = diameter dalam nozzle (inches)
P = tekanan air pada nozzle (psi)Debit sprinkler juga dapat dihitung dengan menggunakan Tabel 11.1 berikut :
2)Diameter Coverage (Jarak Lemparan)
Diameter coverage (jarak lemparan) adalah maksimum diameter pembasahan yang
dihasilkan sebuah sprinkler, dimana besarnya tergantung pada tekanan yang
dioperasikan dan ukuran nozzle yang digunakan. Nilainya dapat dihitung denganmenggunakan Tabel 11.2 berikut :
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
18/20
3)
Keseragaman Irigasi Curah
Nilai keseragaman irigasi curah dilihat dari keseragaman distribusi (DU) dankeseragama aplikasi (CU). Nilai CU dan DU dihitung dengan persamaan berikut :
Dimana :
dLQ = rata-rata seperempat terkecil kedalaman air yang diukur
dz = rata-rata kedalaman air yang diukur
Dimana :n = jumlah pengamatan
dz = rata-rata kedalaman air yang diukur
di = kedalaman air pada pengamatan ke-i
Latihan :
1. Hitung debit dan jarak lemparan dari sebuah sistem irigasi curah jika digunakan nozzledengan ukuran 5/8 dan tekanan nozzle 75 psi. (Gunakan tabel 11.1 dan 11.2)
2. Sebuah sistem irigasi curah dievaluasi dengan menggunakan 20 catch can. Hitunglan
nilai keseragaman aplikasi (CU) dan keseragaman distribusi (DU) irigasi curah tersebutjika diketahui kedalaman air pada masing-masing catch can sebagai berikut
Catch
can
Kedalaman
air (mm)
Catch
can
Kedalaman
air (mm)
Catch
can
Kedalaman
air (mm)
Catch
can
Kedalaman
air (mm)
1 30 6 34 11 20 16 15
2 35 7 22 12 25 17 18
3 20 8 26 13 26 18 18
4 19 9 21 14 30 19 19
5 18 10 20 15 32 20 24
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
19/20
Pertemuan 11. Menghitung Kapasitas Saluran Drainase
Dasar Teori :
Drainase lahan pertanian didefinisikan sebagai drainase lahan pertanian adalah suatu usaha
membuang kelebihan air secara alamiah atau buatan dari permukaan tanah atau dari dalam
tanah sampai kondisi optimal untuk menghindari pengaruh yang merugikan terhadappertumbuhan tanaman. Definisi lainnya: pembuatan dan pengoperasian suatu system dimana
aliran air dalam tanah diciptakan sedemikian rupa sehingga baik genangan maupun kedalaman
air-tanah dapat dikendalikan sehingga bermanfaat bagi kegiatan usaha-tani. Pada lahanbergelombang drainase lebih berkaitan dengan pengendalian erosi, sedangkan pada lahan rendah
(datar) lebih berkaitan dengan pengendalian banjir (flood control). Perhitungan besarnya
kapasitas tampung saluran drainase, dapat dilakukan dengan cara perhitungan unsur-unsurgeometris saluran drainase, yang perumusannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1Unsur-Unsur Geometris Penampang Saluran (Sumber: Ven Te Chow, 1959)
Setelah didapatkan nilai unsur-unsur geometris saluran drainase, langkah selanjutnya adalah
menghitung debit saluran drainase, dengan perumusan sebagai berikut :
Dimana : Qs = Debit Saluran (m3/detik)
V = Kecepatan aliran di saluran (m/detik)
Aw = Luas penampang basah (m2)
Debit saluran pembuangan diperoleh berdasarkan perhitungan debit rencana, yang salah satunya
dapat menggunakan persamaan Rasional.Untuk mendapatkan kecepatan aliran dalam saluran drainase dapat digunakan persamaan
Manning.
Dimana : V = Kecepatan aliran (m/detik)
Km = Koefisien kekasaran ManningI = Gradient hidrolik (m/m)
R = Radius Hidrolik (m) =
Aw = Luas penampang bidang basah (m2)
P = Keliling penampang basah (m)
Mengacu pada Gambar 1, untuk sebuah saluran drainase dengan bentuk Trapesium diperoleh :
8/11/2019 Materi Praktikum Irigasi Drainase 001
20/20
Latihan :
Dalam satu kawasan pertanian direncanakan dibuat suatu saluran drainase permukaan untuk
menurunkan genangan air yang biasa terjadi pada saat musim hujan. Jika diketahui debit yangharus dialirkan sebesar 4 m
3/detik tentukan dimensi saluran yang harus dibuat untuk sebuah
saluran drainase yang berbentuk trapezium jika diketahui nilai gradient hidrolik, I, sebesar0.0002 m/m; kemiringan talud, x, sebesar 1.5 dan rasio lebar dasar dan kedalaman, b/y, sebesar 3dan koefisien kekasaran Manning, Km, sebesar 30.