29
BAHAN BACAAN ( B.B. ) TOPIK . 5. PENYIAPAN SARANA KORBAN BENCANA TAHUN 2015 ( 10 JP @ 45 MENIT ) OLEH : DRS. DARMAWI RANI, M.Si. B.B. 5.1 1. PENYIAPAN SARANA. Dalam materi penyiapan sarana bagi korban bencana pada penampungan Sementara ( shelter ) akan dijelaskan tentang pengertian sarana, tujuan sarana dan jenis-jenis sarana. A. PENGERTIAN SARANA. Terdapat beberapa pengertian sarana terkait dengan bantuan korban bencana sebagai berikut : 1. Sarana adalah; segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti computer dan mesin-mesin ( Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ).

Materi Modul B. Bacaan 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

finish

Citation preview

Page 1: Materi Modul B. Bacaan 2

BAHAN BACAAN ( B.B. )

TOPIK . 5.

PENYIAPAN SARANA KORBAN BENCANA

TAHUN 2015 ( 10 JP @ 45 MENIT )

OLEH : DRS. DARMAWI RANI, M.Si.

B.B. 5.1

1. PENYIAPAN SARANA.

Dalam materi penyiapan sarana bagi korban bencana pada penampungan

Sementara ( shelter ) akan dijelaskan tentang pengertian sarana, tujuan sarana

dan jenis-jenis sarana.

A. PENGERTIAN SARANA.

Terdapat beberapa pengertian sarana terkait dengan bantuan korban bencana

sebagai berikut :

1. Sarana adalah; segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud atau tujuan. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak

seperti computer dan mesin-mesin ( Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

( KBBI ).

2. Sarana adalah ; perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah seperti

meja, kursi, alat- alat media pembelajaran dan lainnya ( Menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 ).

3. Secara umum; sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan

bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi seperti

sabit, cangkul dan lain-lain ( Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.

24 tahun 2007 ).

Page 2: Materi Modul B. Bacaan 2

4. Sarana/peralatan adalah; segala bentuk alat dan peralatan yang dapat digunakan

untuk membantu penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana,

pemenuhan kebutuhan dasar dan pemulihan segera prasarana dan sarana vital

termasuk dalam kategori peralatan ini misalnya; perahu karet, mobil rescue

tactical unit, mobil dapur umum, mobil tangki air, tenda, pompa, peralatan

kesehatan, peralatan komunikasi dan alat-alat berat( Badan Nasional

Penanggulangan Bencana ( BNPB ).

5. Manajemen sarana peralatan adalah suatu proses aktivitas yang berkaitan

dengan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran barang bantuan sesuai dengan

jenis, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki atau diperlukan oleh korban

bencana dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia yang

terdiri dari sandang, pangan dan papan ( BNPB ).

B. TUJUAN PENYIAPAN SARANA.

Tujuan penyiapan sarana terhadap korban bencana dalam penampungan

sementara ( shelter ) diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya penjaminan pemenuhan kebutuhan hak berupa fisik, sosial,

keselamatan, keamanan, perlindungan, kenyamanan tempat tinggal

pengungsi yang terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan

minimum.

2. Memfasilitasi dan mendukung pelaksanaan pelayanan social yang baik

dalam kegiatan pemulihan masalah psikososial, pendampingan sosial,

advokasi social, penanganan masalah pendidikan anak, kesehatan, dan

ekonomi, sehingga terciptanya kembali normalisasi kehidupan

bermasyarakat korban bencana dalam segala aspek pada wilayah yang

terkena bencana.

C. JENIS – JENIS SARANA.

Terdapat beberapa jenis sarana yang diperlukan oleh korban bencana yang berada

ditempat penampungan sementara ( shelter ) seperti dibawah ini :

Page 3: Materi Modul B. Bacaan 2

1. Sarana mobilitas/ transportasi berupa mobil dumlap, mobil Rescue Tactical Unit,

mobil tanki air, mobil operasional (truk), RTU sepeda motor, ambulance dsb.

2. Sarana evakuasi kit berupa tenda pleton, tenda dapur umum, tenda regu, tenda

pengungsi/ keluarga, tenda posko/ komando, tenda gulung, velbed, matras, alat

dumlap, tikar, alat-alat berat dsb.

3. Sarana penerangan berupa listrik, genset, lampu genset, lampu sorot, lampu senter,

Lampu badai dsb.

4. Sarana komunikasi berupa radio komunikasi( HT ), telepon, media elektronik.

5. Sarana ibadah agama Islam berupa ruang sholat, sajadah, mukena, kitab suci Al-l

Quran.

6. Sarana ibadah agama Kristen berupa alkitab, fasilitas lagu rohani.

7. Sarana pendidikan berupa buku – buku pelajaran, meja baca, kursi, papan tulis, tikar,

perpustakaan keliling, rak buku dsb.

8. Sarana kesenian / hiburan berupa televisi, radio, karaoke dan fasilitas musik lainnya.

9. Sarana kesehatan berupa stetoskop, ruang pemeriksaan, thermometer, lemari obat

dan obat – obatan, pembalut wanita, P3K, perawatan bayi, perawatan persalinan,

perawatan ibu nifas, bangsal pemeriksaan.

10. Sarana sanitasi berupa sarana kebersihan seperti tempat sampah, MCK, tempat

persediaan air bersih.

11. Sarana olahraga berupa fasilitas tenis meja, bulutangkis, bola voli, kasti dan

sebagainya.

12. Sarana aksesibilitas penyandang disabilitas berupa kursi roda, kruk, alat bantu

dengar (hearing aid), tongkat netra.

13. Sarana balita berupa box tempat tidur, tempat penyimpanan perlengkapan anak.

14. Sarana rumah tangga berupa lemari pakaian, mebel, kulkas dsb.

Page 4: Materi Modul B. Bacaan 2

15. Sarana keamanan berupa perlengkapan keamanan, posko penjagaan keamanan.

Perlu juga kami tambahkan disini bahwa penyiapan atau pengadaan sarana yang lebih

baik dan dapat dipergunakan secara layak, nyaman , maka perlu mengacu pada perinsip-

Prinsip yang digunakan dalam penyiapan sarana bantuan korban bencana, diantaranya

sebagai berikut:

a. Harus dapat memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar secara

layak.

b. Dalam pemulihan sosial yang diberikan harus tepat sasaran tepat waktu dan

tepat bantuan.

c. Bantuan sarana yang diberikan harus cepat dalam rangka merespon

kebutuhan yang sangat mendesak.

d. Penyiapan sarana bantuan korban bencana harus berkualitas baik.

e. Sarana yang diberikan harus akuntabilitas yang artinya dapat dipertanggung

jawabkan secara objektif.

f. Partisipasif yakni harus melibatkan partisipasi dari semua pihak termasuk

korban bencana.

g. Stimulan yakni penyiapan sarana bersifat stimulan bagi korban bencana.

h. Kemandirian yakni bantuan sarana yang diberikan harus mampu

menciptakan kemandirian bagi korban bencana.

i. Meringankan beban penderitaan bagi korban pasca bencana.

j. Kerjasama dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.

k. Menghargai kearifan lokal yakni harus menghargai dan menghormati nilai-

nilai lokal yang berlaku.

Page 5: Materi Modul B. Bacaan 2

B.B.5.

II. MEKANISME PENYIAPAN SARANA

Mekanisme yang digunakan dalam penyiapan sarana sebagai berikut :

A. Identifikasi Penyiapan Sarana.

1. Hakekat

Identifikasi dan pengkajian penyiapan sarana merupakan langkah awal untuk

mengetahui jenis sarana yang dibutuhkan, berapa jumlah yang dibutuhkan dan siapa

saja yang membutuhkan. Identifikasi kebutuhan penyiapan sarana membutuhkan

ketelitian dan keterampilan serta kemampuan untuk mengetahui secara pasti kondisi

korban bencana yang akan ditangani.

2. Pelaksanaan Identifikasi

a. Untuk mengidentifikasi jenis sarana yang dibutuhkan dan berapa jumlah

kebutuhan dapat menggunakan formulir seperti dibawah ini :

Tabel 1. Identifikasi Penyiapan Sarana

No Korban bencana Jenis kebutuhan Sarana Jumlah

1 Lansia Kursi rodatongkat

10 buah10 buah

2 Anak Buku – buku pelajaranMeja bacaKursiPapan tulis

5 paket5 buah5 buah2 buah

3 Balita Tempat penyimpanan perlengkapan anakBox tempat tidur

3 buah3 buah

4 Penyandang cacat Kursi rodaKrukTongkat netraHearing aid

3 buah3 buah5 buah3 buah

5 Perempuan Pembalut wanitaTempat persalinan

3 dus1 ruang

6 Ibu hamil Tempat pemeriksaan kehamilanPeralatan perawatan bayi

1 ruang

2 set

Page 6: Materi Modul B. Bacaan 2

b. Melakukan kunjungan lapangan/ observasi

Petugas identifikasi dapat melibatkan secara langsung korban bencana,

instansi terkait , Tim Reaksi Cepat ( TRC ), organisasi social, dunia usaha dan

masyarakat peduli bencana untuk melakukan rumusan tentang sarana yang

diperlukan baik jumlah maupun jenisnya.

B. Perencanaan Penyiapan Sarana.

1. Hakekat

Perencanaan dalam penyiapan sarana adalah suatu upaya-upaya sadar dan

sistimatis yang dilakukan dalam rangka mengidentifikasi, menyiapkan segala

sarana sesuai kebutuhan untuk dapat dimanfaatkan secara tepat waktu. Proses

perencanaan harus memaksimalkan keterlibatan aktif para stockehorder

termasuk para korban bencana.

2. Tujuan

Tujuan perencanaan penyiapan sarana yang kaitannya dengan penanggulangan

bencana khususnya bagi korban dalam penampungan sementara ( shelter )

antara lain sebagai berikut ini :

a. Mengetahui jumlah korban yang membutuhkan sarana

b. Mengetahui berupa jumlah sarana yang dibutuhkan

c. Mengetahui jenis sarana yang dibutuhkan

d. Mengetahui cara penyiapan dan pengeluaran sarana

e. Mengetahui penanggung jawab kelompok penerima sarana

3. Perencanaan penyiapan sarana.

Terdapat beberapa langkah – langkah yang harus diperhatikan dalam rangka

perencanaan penyiapan Sarana, sehingga terhimpun sesuai dengan yang di

perlukan dalam penanganan Korban di shelter, diantaranya sebagai berikut :

Page 7: Materi Modul B. Bacaan 2

a. Dalam proses perencanaan harus dilaksanakan secara terpadu dan

terkoordinir dan maksimal yang melibatkan secara aktif seluruh potensi

pemerintah dan masyarakat ( stockehorder ) yang meliputi :

1). Rapat koordinasi dengan instansi/ lembaga terkait seperti Dinas

Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Nasional

Penanggulangan Bencana ( BNPB )

2). Pertemuan rapat dengan lembaga – lembaga social dan tokoh – tokoh

masyarakat.

3) Pertemuan dengan para korban bencana di shelter

b. Pemberitaan dari media massa

c. Permintaan dari BPBD Kab/Kota dan PBBD Propinsi atas dasar laporan kajian

dari Tim Reaksi Cepat (TRC) penanggulangan bencana

d. Dalam melakukan perencanaan penyiapan sarana, dimana pemerintah

bertindak sebagai fasilitator dan penanggung jawab utama.

C. Pengadaan Sarana.

1. Prosedur pengadaan

Pengadaan sarana dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi diantara pemerintah/ Dinas/ Instansi terkait dengan

dunia usaha dan seluruh potensi masyarakat seperti:

1) Pelayanan kesehatan bekerjasama dengan dinas kesehatan

2) Pelayanan pendidikan bekerjasama dengan dinas pendidikan nasional

b. Ketentuan pelaksanaan pengadaan sarana berdasarkan pada pedoman

umum, petunjuk penyelenggaraan dan prosedur dari instansi yang

bersangkutan sesuai dengan bidang tugas masing – masing instansi/ lembaga

Page 8: Materi Modul B. Bacaan 2

c. Pada saat terjadi bencana atau tanggap darurat, pengadaan sarana dilakukan

1 bulan sekali pada minggu pertama dan kedua pada jam – jam kerja dan

dilakukan secepat mungkin selama 24 jam

d. Barang – barang yang didakan harus sesuai dengan jenis dan jumlah yang

dibutuhkan berdasarkan hasil identifikasi dan perencanaan dan siap

disalurkan setiap waktu dibutuhkan

e. Pengadaan sarana bersumber dari Pemerintah ( APBN ) Pemerintah Daerah

( APBD ), Dunia Usaha dan masyarakat.

f. Dalam keadaan tanggap darurat atau keadaan khusus mangacu kepada

Keppres No. 80 Tahun 2003, tentang pedoman Pelaksanaan pengadaan

barang /jasa Pemerintah dan dapat dilaksanakan melalui mekanisme “

Penunjukan Langsung “

g. Bantuan peralatan dari luar negeri

h. Apabila sarana tidak tersedia/tidak mencukupi , maka dapat meminta

bantuan kepada lintas sector dan pemerintah pusat, atau dana siap pakai

khusus yang sudah dialokasikan.

i. Dalam pelaksanaan pengerahan bantuan peralatan dari asalsampai lokasi

bencana dilaksanakan di bawah kendali BPBD Kab.Kota bersangkutan. Bagi

pemerintah daerah yang tidak memiliki BPBD dikoordinasikan dengan Satuan

Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) yang berkaitan dengan penanggulangan

bencana.

D. Penerimaan Sarana

1. Penerimaan sarana yang meliputi jenis, jumlah, keadaan sarana yang didapat dari

pengadaan sendiri oleh instansi, hibah masyarakat dalam dan luar negeri, yakni

sebelum disalurkan ke posko – posko/ penanggung jawab penampungan

sementara terlebih dahulu dicatat dengan menggunakan formulir penerimaan

oleh petugas pengelola barang seperti tabel 2 dibawah ini:

Page 9: Materi Modul B. Bacaan 2

Tabel 2. Penerimaan Sarana

No Barang yang diterima

Jumlah Barang Keadaan Barang

Siapa yang menyerahkan

Siapa yang menerima

1. Jenis sarana pendidikan

a. Buku – buku pelajaran

b. Meja belajarc. Kursi belajar

50 buah

10 buah20 buah

Baik

BaikBaik

Dinas Sosial Provinsi

Dinas Sosial Kabupaten/ Kota

E. Prosedur Penerimaan Barang di Dinas Sosial Kabupaten/ Kota

1. Dinas sosial kabupaten/ kota menerima sarana/ barang dari dinas sosial provinsi

berdasarkan surat perintah dari kepala dinas sosial provinsi untuk mengambil

barang ke dinas sosial provinsi

2. Petugas dinas sosial kabupaten/ kota mengambil barang ke dinas sosial provinsi

dengan memeriksa dan menandatangani Berita Acara Serah Terima (BAST)

penyerahan barang/ sarana

3. Petugas dinas sosial kabupaten/ kota membawa barang beserta BAST untuk

ditandatangani oleh kepala dinas kabupaten/ kota dan kemudian mengirimkan

BAST kepada dinas sosial provinsi

4. Petugas pengelola sarana pada dinas sosial kabupaten/ kota melakukan

pencatatan mutasi barang pada buku persediaan dan kartu barang

F. Prosedur Penyaluran Sarana

Penyaluran sarana kepada korban bencana yang berada di shelter (penampungan

sementara) dapat dilakukan:

1. Berdasarkan permintaan dari penanggung jawab shelter dan permintaan

tersebut telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dari dinas sosial

kabupaten/ kota setempat

2. Petugas/ penanggung jawab shelter memeriksa sarana dan menandatangani

BAST pengeluaran sarana

Page 10: Materi Modul B. Bacaan 2

3. Petugas dinas sosial kabupaten/ kota yang mengelola barang/ sarana melakukan

pencatatan mutasi/ pengeluaran barang

G. Pengadaan sarana dari pusat

Mengkoordinasikan besaran kebutuhan sarana dengan pihak pusat dari

Kab/Kota ke Provinsi dan dari Provinsi masing-masing kepada Kementrian Sosial

dalam jangka waktu setiap bulan sekali pada saat jeda tidak terjadi bencana.

Pengadaan sarana dilakukan 1 bulan sekali pada minggu pertama dan kedua

pada jam-jam kerja pada saat terjadinya bencana. Pengadaan barang dilakukan

secepat mungkin selama 24 jam. Barang-barang/sarana yang diadakan dari

pusat, antara lain:

a. Beras berupa DO

b. Mie instan

c. Lauk pauk

d. Sandang

e. Peralatan dapur umum

f. Peralatan evakuasi

H. Pengadaan Sarana Dari Daerah.

Mengkoordinasikan dengan pihak daerah terkait dengan pengadaan sarana

kebutuhan dasar yang bersifat lokal. Hal ini sangat penting dilakukan untuk

memastikan bahwa pengadaan sarana di daerah berbeda dengan pengadaan

sarana yang dialokasikan dari pusat.

Sarana yang sudah dipersiapkan atau tersedia diharapkan dalam keadaan

baik dan siap disalurkan setiap waktu dibutuhkan. Pada saat jeda tidak terjadi

bencana, pengadaan sarana dapat dilakukan 1 bulan sekali pada minggu pertama

dan kedua pada jam-jam kerja pada saat terjadinya bencana dan dilakukan

dengan secepat mungkin selama 24 jam.

I. Penggudangan /Penyimpanan Sarana.

Penggudangan dalam hal ini adalah tempat penyimpanan sarana bantuan yang

didapat dari hasil pengadaan dan hibah masyarakat dalam dan luar negeri untuk

Page 11: Materi Modul B. Bacaan 2

kemudian dapat disalurkan sesuai permintaan/kebutuhan yang diperlukan bagi

korban bencana yang terdiri dari :

1. Penerimaan

Penerimaan sarana dalam hal ini meliputi; jenis sarana yang di

masukkan/disisipkan ke dalam gudang, jumlah, keadaan sarana, siapa yang

menyerahkan dan siapa yang menerima sarana.

Dibawah ini (Tabel 2) contoh form yang digunakan dalam penerimaan

barang/sarana oleh pihak petugas gudang.

Tabel 2. Penerimaan Sarana

No Barang yang diterima Jumlah Barang Keadaan Barang

Siapa yang menyerahkan

Siapa yang menerima

2. Penyimpanan sarana

Penyimpanan sarana untuk bantuan bagi korban bencana dalam hal ini

mencakup antara lain; pemilihan tempat, type gudang, kapasitas tampung,

fasilitas penyimpanan, sistem pengamanan dan keselamatan sarana yag di

simpan yang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Tujuan penyimpanan sarana di gudang antara lain, sebagai berikut :

a. Untuk melindungi sarana/peralatan dari kerusakan, kehilangan maupun

berkurangnya standar mutu sarana

b. Untuk memudahkan penyaluran kepada korban bencana dengan sistim “First

In, First Out”

c. Untuk menjamin ketersediaan sarana/peralatan pada setiap waktu

dibutuhkan.

J. Penyaluran Sarana.

Penyaluran sarana yang disimpan di gudang dapat dilakukan berdasarkan

permintaan yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dalam

Page 12: Materi Modul B. Bacaan 2

penanggulangan bencana dengan tujuan sasaran menerima bantuan yang tepat,

jumlah dan jenis bantuan sarana yang harus diberikan dengan prinsip yang tepat, ke

tempat yang tepat, dengan jumlah yang tepat/benar, kualitas yang benar, harga

yang tepat serta penerima korban bencana yang tepat.

Prosedur penerimaan dan pengeluaran sarana persediaan yang disimpan di

gudang pada Kementrian Sosial, Dinas/instansi Sosial provinsi, Dinas/instansi sosial

Kab/Kota dan penerima bantuan sarana bagi korban bencana dapat dilihat pada

penjelasan seperti di bawah ini :

1. Prosedur penerimaan barang di Kementerian Sosial

a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) membuat kesepakatan penyerahan barang

dengan penyedia barang dalam kontrak pengadaan barang.

b. PPK memberitahukan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan

dan Jaminan Sosial (SesDitjen. Linjamsos) tentang penerimaan barang di

Gudang Bekasi.

c. SesDitjen memerintahkan Kepala Bagian (KaBag) Umum dan Kepala Gudang

untuk menerima barang.

d. PPK memerintahkan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan

pemeriksaan dan penerimaan barang dari penyedia di Gudang Bekasi.

e. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan menerima barang setelah terlebih dahulu

memeriksanya dan mencocokkannya dengan dokumen penerimaan disertai

penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) Barang dengan diketahui

oleh Kepala Gudang.

f. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan menyerahkan barang disertai dengan BAST

kepada Kepala Gudang dan juga menyanpaikan satu set BAST kepada PPK.

g. PPK menandatangani dokumen BAST barang dan menyampaikannya kepada

Penyedia Barang dan kepada SesDitjen.

h. Kepala gudang memerintahkan Petugas Administrasi Gudang untuk mencatat

mutasi penerimaan barang pada Kartu dan Buku Persediaan serta

memerintahkan Petugas Penata Barang (Stuffing) untuk menata dan

menyimpan barang digudang sesuai dengan kelompok barang.

i. PPK menyerahkan BAST kepada petugas SAI UAKPA/UAKPB.

Page 13: Materi Modul B. Bacaan 2

j. Petugas SAI mencatat transaksi penerimaan barang.

2. Prosedur penerimaan Barang di Dinas/Instansi Sosial Provinsi

a. Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi memerintahkan kepada Pengelola

Gudang Dinas/Instansi Sosial Provinsi agar mempersiapkan gudang untuk

menerima barang berdasarkan surat pemberitahuan dari Direktur di

lingkungan Ditjen. Linjamsos.

b. Pengelola Gudang dan Petugas Gudang Dinas/Instansi Sosial Provinsi

menerima barang setelah memeriksa dan mencocokkan dengan dokumennya

terlebih dahulu.

c. Pengelola Gudang dan Petugas Gudang Dinas/Instansi Sosial Provinsi

memaraf Surat Penyerahan Barang dan membuat BAST serta

menyampaikannya kepada Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

d. Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi menandatangani BAST dan

menyampaikannya satu set kepada Penyedia Jasa Pengiriman/Perusahaan

Ekspidisi.

e. Pengelola Gudang dan Petugas Dinas/Instansi Sosial Provinsi melanjutkan

dengan pencatatan mutasi barang pada Buku Persediaan dan Kartu Barang

serta mendokumentasikan bukti-buktinya.

3. Prosedur penerimaan barang di Dinas Sosial Kabupaten/Kota

a. Berdasarkan surat pemberitahuan dari kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi,

maka Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota memerintahkan kepada

Petugas Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota untuk mengambil barang dari

Gudang Provinsi.

b. Petugas Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota mengambil barang setelah

terlebih dahulu memeriksanya serta menandatangani surat penyerahan

barang dan membuat BAST.

c. Petugas Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota membawa barang beserta

BAST untuk ditandatangani oleh Kepala Dinas/Instansi Sosial

Kabupaten/Kota.

d. Petugas Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota menyerahkan barang kepada

Pengelola Gudang dan Petugas Gudang Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota.

Page 14: Materi Modul B. Bacaan 2

e. Pengelola Gudang dan Petugas Gudang melakukan pencatatan mutasi barang

pada Buku Persediaan dan Kartu Barang.

f. Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota menandatangani BAST dan

mengirimkannya kembali kepada Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi.

B.B. 5.3.

III. PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Pengertian

1. Pencatatan adalah merupakan pendokumentasian hal –hal rinci yang

dikomunikasikan dalam rangka mengumpulkan data dan bahan laporan

2. Pelaporan adalah merupakan susunan catatan yang sistimatik, realistis, kabilitas

yang menjadi hasil pelaksanaan proses kegiatan dari awal sampai akhir

Dari pengertian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa pencatatan dan pelaporan

dalam kegiatan penyiapan sarana mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Untuk mendokumentasikan hasil – hasil proses dan langkah – langkah

pengelolaan penyiapan sarana yang dituangkan secara tertulis, sehingga dapat

dibaca dan dipelajari oleh pimpinan sebagai bahan tolak ukur keberhasilan

b. Sebagai bahan penyempurnaan dalam penyiapan sarana selanjutnya

B. Tujuan

Idealnya, suatu system pencatatan dan pelaporan akan menciptakan dokumentasi

yang bermanfaat untuk tujuan:

(1) sebagai pertanggungjawaban atas hal-hal yang dilakukan

(2) menyediakan data yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi perubahan yang

diinginkan, melayani permintaan, dan penyebaran informasi

(3) menyediakan data untuk kepentingan penelitian

Page 15: Materi Modul B. Bacaan 2

(4) menyediakan data yang mengungkapkan pertimbangan di dalam membuat

keputusan, pengembangan dan monitoring

(5) menyediakan data yang diperlukan untuk kebutuhan kebijakan

(6) menyediakan informasi yang dapat dimengerti oleh pengamat dari luar (badan

akreditasi, pengacara, perusahaan asuransi, pengendalian mutu pribadi, dan lain-

lain).

C. Langkah – langkah Pencatatan dan Laporan

1. Formulir yang diperlukan dalam pencatatan dan pelaporan disesuaikan dengan langkah –

langkah kegiatan penyiapan sarana

2. Pencatatan dan pelaporan dibuat secara periodik dan berkesinambungan mulai dari

proses pengadaan sampai penyalurannya

3. Pencatatan dan pelaporan dibuat berdasarkan buku penata-usahaan barang persediaan

sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 171/PMK.05/2007 tentang sistim akuntansi

dan pelaporan keuangan pemerintah pusat

D. Jenis-jenis laporan

Sebagai pertanggung jawaban penyiapan dan penyaluran barang/ sarana berupa:

1. Laporan Harian : merupakan laporan untuk mengetahui kondisi stock berdasarkan

data terakhir. Laporan ini dapat mempergunakan kartu stock barang yang selalu di

update pada saat barang masuk dan barang keluar. Kartu stock harus dilengkapi

dengan dokumen penerimaan dan pengeluaran yang diarsip secara urut berdasarkan

tanggal penerimaannya

2. Laporan Bulanan : merupakan laporan untuk mengetahui penerimaan dan

pengeluaran sarana. Laporan ini berfungsi sebagai alat kontrol bagi Dinas Sosial

untuk mengetahui situasi kondisi saat ini.

3. Laporan Triwulan : merupakan akumulasi dari laporan bulanan dan hasil opname

fisik barang untuk mengetahui kondisi barang per tiga bulan.

Page 16: Materi Modul B. Bacaan 2

4. Laporan Semester I, II dan Tahunan : merupakan laporan pertanggungjawaban

penggunaan sarana untuk mengetahui situasi dan kondisi barang secara transparan

dan akuntabel berdasarkan pencatatan dan pengeluaran.

5. Laporan Emergency : laporan tentang kejadian yang sifatnya emergency, terjadi

secara tiba-tiba dan tidak terduga. Laporan ini dibuat berdasarkan kejadian bencana

Jakarta, April 2015.

Penyusun,

Drs. Darmawi Rani, M.Si.

Page 17: Materi Modul B. Bacaan 2

LEMBAR KERJA 1.

CONTOH FORMULIR PERMINTAAN

BANTUAN SARANA

--------------------------------------

FORM BAN- SAR : 001

FORMULIR PERMINTAAN BANTUAN SARANA

Nomor :…………………………………..

Nama Posko : ………………………………………………………….

Tingkat Posko : Nasional/Prop./Kab/Kota/area bencana *)

Lokasi Posko/No. Posko

Kampung/ Lingkungan : ………………………………………………………….

RT/RW : …………………………………………………………..

Desa : ……………………………………………………………

Wilayah : ……………………………………………………………

Kecamatan : ……………………………………………………………

Kab/Kota-Kode Pos : ……………………………………………………………

No Jenis Sarana Spesifikasi Jumlah Satuan Ket12345

. Mengetahui, Tempat,Tanggal,Bulan,Tahun Atasan Petugas/Koordinator,

……………………………………… …………………………………………………

*) Beri Tanda yang diperlukan

- Asli arsip- 1 eks. Penerimaan- 1 eks. Perencana pengeluaran/distribusi.

Page 18: Materi Modul B. Bacaan 2

LEMBAR KERJA. 2.

CONTOH FORMULIR PENGADAAN

_____________________________

FORM BAN-SAR : 002

FORMULIR PENGADAAN

BANTUAN SARANA

NO : ……………………………………….

Tujuan : ……………………………………………………….

Nama Posko : ……………………………………………………….

Tingkat Posko : Nasional/Prop./Kab/Kota/area bencana *)

Lokasi Posko/No. Posko : ……………………………………………………….

Kampung/Lingkungan : ……………………………………………………….

RT/RW : ……………………………………………………….

Desa/Kelurahan : ………………………………………………………

Wilayah : ………………………………………………………

Kecamatan : ………………………………………………………

Kab/Kota-Kode Pos : ………………………………………………………

No.

Jenis Sarana Sumber Anggaran Spek.

Jumlah

Satuan

Ket.

1. APBN APBD 1

APBD II

Lain-lain

2.3.4.5.

Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun Penerima Sarana Petugas/Koord.Distribusi,

……………………………………………….. ……………………………………………..Dibuat rangkap 3Asli Arsip1 eks. Perencana Distribusi1 eks. Penyimpanan/gudang*) Beri tanda yang diperlukan

Page 19: Materi Modul B. Bacaan 2

LEMBAR KERJA 3.

CONTOH FORMULIR PENGELUARAN

BANTUAN SARANA

--------------------------------------

FORM BAN- SAR : 001

FORMULIR PENGELUARAN BANTUAN SARANA

Nomor :…………………………………..

Nama Posko : ………………………………………………………….

Tingkat Posko : Nasional/Prop./Kab/Kota/area bencana *)

Lokasi Posko/No. Posko

Kampung/ Lingkungan : ………………………………………………………….

RT/RW : …………………………………………………………..

Desa : ……………………………………………………………

Wilayah : ……………………………………………………………

Kecamatan : ……………………………………………………………

Kab/Kota-Kode Pos : ……………………………………………………………

No Jenis Sarana Spesifikasi Jumlah Satuan Ket12345

. Mengetahui, Tempat,Tanggal,Bulan,Tahun Atasan Petugas/Koordinator,

……………………………………… …………………………………………………

*) Beri Tanda yang diperlukan

- Asli arsip- 1 eks. Penerimaan- 1 eks. Perencana pengeluaran/distribusi.

Page 20: Materi Modul B. Bacaan 2

LEMBAR KERJA. 4.

TABEL. 1.

IDENTIFIKASI KEBUTHAN SARANA

NO. Korban Bencana Jenis Sarana Jumlah

1. Lanjut Usia

2. Anak

3. Balita

4. Penyandang

Disabilitas

5. Perempuan

6. Ibu Hamil

Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun

Petugas,

………………………………………….

Page 21: Materi Modul B. Bacaan 2

LEMBAR KERJA. 5.

TABEL. 2.

PENERIMA SARANA

NO

.

Barang yang diterima Jumlah

barang

Keadaan

barang

Siapa yang

menyerahkan

Siapa yang

menerima

Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun

Petugas/Koordinator,

……………………………………………….. ………………………………………