Upload
lenguyet
View
272
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Materi KuliahETIKA BISNIS
Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR)
Pertemuan ke-6
Munculnya isu pemanasan global, penipisan ozon,kerusakan hutan, kerusakan lokasi di pertambangan,pencemaran air akibat limbah beracun, pencemaranudara, pencemaran air laut akibat tumpahan minyakdari kapal tangki pengangkut minyak yang bocor, danmasih banyak lagi pencemaran-pencemaran yang lainmerupakan akibat negatif dari munculnya aktivitas bisnisyang hanya berorientasi pada keuntungan semata tanpamemperdulikan dampak negatif yang merugikanmasyarakat dan bumi ini. Munculnya konsep CorporateSocial Responsibility (CSR) merupakan respons atastindakan perusahaan yang telah merugikan masyarakatdan bumi yang kita huni ini.
Latar Belakang
Konsep CSR dewasa ini sangat populer, namun belumdijumpai keseragaman dalam mendefinisikan konsepCSR. Berikut merupakan beberapa definisi CSR yang dikutip dari Membedah Konsep dan Aplikasi CSRKarangan Yusuf Wibisono (2007) dan buku Corporate Social Responsibility dari A.B. Susanto (2007).
• “The World Business Council For Sustainable Development”
• EU Green Paper on CSR
• Magnan dan Ferrel
• A.B. Susanto
• Elkington
Apa CSR?
Berdasarkan konsep dari 3P yang
dikemukakan oleh Elkington, konsep CSR
sebenarnya ingin memadukan tiga fungsi
perusahaan secara seimbang, yaitu:
• Fungsi Ekonomis.
• Fungsi Sosial.
• Fungsi Alamiah.
Lawrence, Weber, dan Post (2005) melukiskan tingkat
kesadaran ini dalam bentuk keterlibatan bisnis dengan para
pemangku kepentingan dalam beberapa tingkatan hubungan,
yaitu: inactive, reactive, proactive, dan interactive. Perusahaan
yang inactive sama sekali mengabaikan apa yang menjadi
perhatian para pemangku kepentingan. Perusahaan yang
reactive hanya bereaksi bila ada ancaman atau tekanan yang
diperkirakan akan mengganggu perusahaan dari pihak
pemangku kepentingan tertentu. Perusahaan yang proactive
akan selalu mengantisipasi apa saja yang menjadi kepedulian
para pemangku kepentingan, sedangkan perusahaan yang
interactive selalu membuka diri dan mengajak para pemangku
kepentingan untuk berdialog setiap saat atas dasar saling
menghormati, saling mempercayai, dan saling menguntungkan.
Keterlibatan Perusahaan dalam CSR
Berdasarkan tingkat/lingkup keterlibatan ini,
Lawrence, Weber, dan Post (2005)
membedakan dua prinsip CSR, yaitu: prinsip
amal (charity principles) dan prinsip
pelayanan (stewardship principles).
Perbedaan kedua prinsip ini terletak pada
perbedaan kesadaran dan lingkup keterlibatan.
Berikut merupakan tabel perbedaan kedua
prinsip tersebut.
Ciri-Ciri Prinsip Amal Prinsip Pelayanan
Definisi Bisnis seharusnya memberikan bantuan sukarela
kepada orang atau kelompok yang memerlukan
Sebagai agen publik, tindakan bisnis seharusnya
mempertimbangkan semua kelompok pemangku
kepentingan yang dipengaruhi oleh keputusan dan
kebijakan perusahaan
Tipe Aktivitas Filantropi Korporasi;
Tindakan sukarela untuk menunjang citra perusahaan
Mengakui adanya saling ketergantungan perusahaan
dengan masyarakat; Menyeimbangkan kepentingan
dan kebutuhan semua ragam kelompok di masyarakat
Contoh Mendirikan yayasan amal, berinisiatif untuk
menanggulangi masalah social, bekerja sama dengan
kelompok masyarakat yang memerlukan
Pribadi yang tercerahkan, memenuhi ketentuan
hukum, menggunakan pendekatan stakeholders
dalam perencanaan strategis perusahaan
Tabel Fondasi Prinsip CSR
Sonny Keraf (1998) telah mencoba menginventarisasi alasan-alasan bagi yang
mendukung dan menentang perlunya perusahaan dalam menjalankan program
CSR.
Alasan-alasan yang menentang CSR ini antara lain:
• Perusahaan adalah lembaga ekonomi yang tujuan pokoknya mencari
keuntungan, bukan merupakan lembaga sosial
• Perhatian manajemen perusahaan akan terpecah dan akan membingungkan
mereka bila perusahaan dibebani banyak tujuan
• Biaya kegiatan sosial akan meningkatkan biaya prodduk yang akan
ditambahkan pada harga produk sehingga pada gilirannya akan merugikan
masyarakat/konsumen itu sendiri
• Tidak semua perusahaan mempunyai tenaga yang terampil dalam menjalankan
kegiatan sosial
Pro dan Kontra Prinsip CSR
Sementara itu, alasan-alasan yang mendukung CSR ini adalah
• Kesadaran yang meningkat dan masyarakat yang makin
kritis terhadap dampak negatif dari tindakan perusahaan
yang merusak alam serta merugikan masyarakat sekitarnya
• Sumber daya alam yang makin terbatas
• Menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik
• Perimbangan yang lebih adil dalam memikul tanggung
jawab dan kekuasaan dalam memikul beban sosial dan
lingkungan antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat
• Bisnis sebenarnya mempunyai sumber daya yang berguna
• Menciptakan keuntungan jangka panjang
Lanjutan...Pro dan Kontra Prinsip CSR
Secara teoritis, CSR mengasumsikan korporasi sebagai agen pembangunan yang
penting, khususnya dalam hubungan dengan pihak pemerintah dan kelompok
masyarakat sipil. Dengam menggunakan alur pemikiran motivasi dasar,
berbagai stakeholder kunci dapat memantau, bahkan menciptakan tekanan
eksternal yang bisa “memaksa” sebuah korporasi untuk mewujudkan konsep
dan penjabaran CSR yang lebih sesuai dengan kondisi yang ada di negara
Indonesia.
Dari perspektif masyarakat sipil, pola kemitraan sangat menguntungkan karena
kegiatan bisnis memiliki berbagai sumber daya penting dan kapabilitas yang
dapat di gabungkan untuk tujuan-tujuan pembangunan. Misalnya, dalam
pembangunan infrastruktur industri pertambangan di wilayah-wilayah
pedalaman mampu menyumbang atau memberikan kontribusi secara signifikan
pada penyediaan berbagai fasilitas-fasilitas publik yang dibutuhkan
Tanggungjawab Sosial Masyarakat danPerusahaan
Global warming sebenarnya sudah terjadi sejak
revolusi industri, dimana penggunaan bahan bakar
fosil memicu banyak emisi gas CO2 ke atmosfer
bumi. Asap mesin-mesin industri, kendaraan
bermotor, asap rokok, penggunaan freon, dan
penebangan hutan secara besar-basaran di bumi
adalah beberapa penyebab global warming.
Tanggungjawab Perusahaan terhadapPemanasan Global
Corporate Social Responsibility didasarkan pada transparansi dampak
sosial atas kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.
Transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya informasi
keuangan perusahaan, tetapi perusahaan juga diharapkan
mengungkapkan informasi mengenai dampak (externalities) sosial dan
lingkungan hidup yang diakibatkan aktivitas perusahaaan. Hal ini akan
dapat memacu adanya perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat
yang memunculkan pandangan baru tentang pentingnya melaksanakan
apa yang kita kenal saat ini sebagai Corporate Social Responsibility
(CSR). Pemahaman itu memberikan pedoman bahwa korporasi bukan
lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja,
melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi cultural
dengan lingkungan sosialnya.
Lanjutan...
Mengacu pada hasil Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit)
di Rio de JaneiroBrazilia pada 1992, menyepakatiperubahan
paradigma pembangunan, dari pertumbuhan ekonomi (economic
growth) menjadi pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development). Dalam perspektif perusahaan, yang dimaksud
berkelanjutan adalah suatu program sebagai dampak dari usaha-usaha
yang telah di rintis. Ada lima faktor sehingga konsep berkelanjutan
menjadi penting, yaitu:
(1) Ketersediaan Dana
(2) Misi Lingkungan
(3) Tanggungjawab Sosial
(4) Terimplementasi dalam Kebijakan (masyarakat, korporat, dan
pemerintah), dan
(5) Mempunyai Nilai Ketergantungan /Manfaat.
Lanjutan...
Formula kepemimpinan yang baik adalah memiliki integritas,
kemitraan dan penegasan. Integritas diperoleh dari respek dan
kepercayaan. Kemitraan adalah mengumpulkan potensi-
potensi yang ada dari anggota tim. Penegasan berarti
menjadikan orang lain mengerti dan mengetahui apa yang
dilakukannya adalah penting dan orang-orang itu juga merasa
dihargai. Kepemimpinan bersifat dua arah. Dimana
kepemimpinan bukanlah merupakan apa yang pimpinan
lakukan terhadap orang lain, melainkan apa yang pimpinan
lakukan bersama orang lain, yaitu anggota tim mereka. Kunci
kepemimpinan yang efektif terletak pada hubungan yang
dibentuk bersama anggota tim lainnya.
Etika dalam Kepemimpinan Manajerial
Pemimpin yang baik harus dapat menilai,
mengembangkan, dan mempertahankan kemampuan
kepemimpinan pribadi sepanjang waktu. Dapat
menginspirasi dan memotivasi orang lain (atau
bawahannya), sehingga dapat menumbuhkan
kepemimpinan yang disegani dalam tim dan organisasi
atau perusahaan. Pemimpin yang baik juga harus
menyiratkan bahwa ia adalah seorang pembimbing,
demokratis, dan penentu kecepatan dalam bekerja.
Pemimpin yang baik juga merupakan seorang yang cakap
dalam bernegosiasi dalam perundingan, dan piawai saat
berhadapan dengan siasat lawan.
Lanjutan...
Tanggung jawab Sosial perusahaan merupakan
suatu keharusan jika suatu perusahaan
menginginkan kemajuan yang seimbang antara
tujuan utama perusahaan memperoleh laba dan
melestarikan lingkungan, sehingga semua
kegiatan yang dilakukan perusahaan akan
mendapat dukungan dari semua pihak,
termasuk diantaranya masyarakat, lingkungan
alam dan juga pemerintah.
KESIMPULAN