13
CSR

Materi CSR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi CSR

Citation preview

CSR

CSRDefinisi CSR (Corporate Social Responsibilty) Tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholders terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. Darwin (2004) : mekanisme bagi suatu organisasi secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasi dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum.

Dasar HukumIAI, PSAK No. 1 paragraf 09 a : Perusahaan dapat menyajikan laporan tambahan seperti laporan lingkungan hidup laporan nilai tambah, khususnya bagi industri di mana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. UU No. 40 2007 psl 74 : Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan SDA wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya memperhatikan kepatutan dan kewajaran.PP No 47 2012 : CSR tidak bersifat sukarela tetapi bersifat kewajiban Manfaat CSR bagi perusahaan

Profitabilitas dan kinerja keuangan yang lebih kokoh, misal efisiensi lingkunganMeningkatkan akuntabilitas dan asesement dari komunitas investasi, Mendorong komitmen karyawan kerena diperhatikan dan dihargai,Menurunkan kerentanan gejolak dengan komunitas Mempertinggi reputasi dan corporate branding (Ancok, 2005). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Angraini. 2006 : Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Sembiring, E. R. 2005 : Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Paper presented at the Seminar Nasional Akuntansi, Solo. Rustiarini, N. W. 2011 : Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility. CSR di Amerika Serikat Bukan Paradigma pinggiran (peripheral paradigm), tetapi paradigma arus utama (mainstream paradigm) yang melandasi dunia usaha di AS untuk mewujudkan keterlibatan sektor privat dalam program-program pembangunan. AS telah mengadopsi code of conduct CSR yang meliputi aspek lingkungan hidup, hubungan industrial, gender, korupsi, dan hak asasi manusia (HAM). Kampf (2005) : CSR di AS lebih berfokus pada konteks dimana kontrol perundang-undangan yang minim merupakan sesuatu yang lebih baik. Perusahaan perlu menggunakan kebijakan internalnya, untuk mengawasi dirinya sendiri dan mengkomunikasikan kepada pihak eksternal. AS mempunyai tradisi lama yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial, karena negara tidak menyediakan pelayanan sosial bagi warga negaranya.

PENGARUH BUDAYA DAN SOSIAL POLITIK TERHADAP TAMPILAN SITUS LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PERUSAHAAN: Studi Perbandingan Perusahaan Migas Indonesia danPerusahaan Migas Amerika Serikat. Rahwanani dan Dwi RPerusahaan migas AS mengangkat isu program keselamatan, kesehatan dan lingkungan dan memperhatikan masalah etika dalam menjalankan proses bisnisnya.Isu etika paling banyak diangkat oleh perusahaan migas AS adalah seputar transparansi dan anti-korupsi. CSR di IndonesiaHenny dan Murtanto (2001) : tingkat pengungkapan sosial di Indonesia masih rendah yaitu 42,32%. Dibandingkan negara sekitar, Indonesia terbilang cukup rendah dalam melakukan aktivitas dan pelaporan CSR. Chapple dan Moon (2005) bahwa dibandingkan dengan India, Korea Selatan, Thailand, Singapore, Malaysia dan Filipina, penetrasi pelaporan CSR Indonesia menempati urutan terakhir sebesar 24%. Urutan pertama ditempati oleh India sebesar 72%, yang mana nilai tersebut merupakan tiga kali lipatnya. Di Indonesia, perusahaan migas yang membahas isu ini transparansi dan anti-korupsi masih sangat sedikit.70% perusahaan migas AS telah memiliki link CSR yang berdiri sendiri dengan nama yang paling sering digunakan adalah Social Responsibility.Di Indonesia hanya sebesar 50%, Hasil ini mengindikasikan perusahaan AS memiliki tingkat awareness yang lebih tinggi terhadap CSR bila dibandingkan dengan Indonesia, walaupun masih ada satu perusahaan AS yang tidak memiliki link ke CSR sama sekali pada situs resmi nya.