84
Spektroskopi Serapan Atom (SSA) 1 Alma/Instrumen/AAS

Materi 7. Aas &Aes

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lll

Citation preview

Page 1: Materi 7. Aas &Aes

Spektroskopi Serapan Atom

(SSA)

1Alma/Instrumen/AAS

Page 2: Materi 7. Aas &Aes

2

Spektroskopi Serapan Atom (SSA)

Metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA) pertama kali diperkenalkan oleh Walsh pada tahun 1953, kemudian dikembangkan di Exhibition of Physical Institute Melbourne yang dipublikasikan pada tahun 1954.

Walsh menyatakan bahwa ”Unsur-unsur logam lebih mudah dan akurat ditentukan kadarnya dengan proses atomik bila dibandingkan dengan proses Emisi”.

AAS digunakan untuk menganalisa ± 70 unsur logam yang berasal dari sampel biologi, klinik, makanan-minuman, sediaan farmasi, air, tanah, limbah tanaman, dll.

Alma/Instrumen/AAS

Page 3: Materi 7. Aas &Aes

Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif

yang pengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang

dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atom atau molekul

analit.

Salah satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri

Serapan Atom (SSA), merupakan metode analisis unsur secara

kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan

cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam

dalam keadaan bebas

3Alma/Instrumen/AAS

Page 4: Materi 7. Aas &Aes

4

Pada dasarnya AAS mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan Spektrofotometri UV-Vis.

AAS adalah metode analisis untuk menentukan unsur-unsur logam secara kualitatif dan kuantitatif dalam jumlah sangat kecil (trace element [dalam ppm]) berdasarkan Serapan atau absorbsi radiasi oleh atom bebasnya.

Interaksi yang terjadi pada AAS antara lain:

• Absorbsi (penyerapan)• Refleksi (pemantulan)• Refraksi (Bias)

Alma/Instrumen/AAS

Page 5: Materi 7. Aas &Aes

5

Penetapan kadar ion logam dilakukan dengan

mengukur intensitas serapan cahaya pada λ tertentu

dengan mengalirkan larutan zat ke dalam nyala api.

Untuk mendapatkan atom-atom dalam bentuk uap,

maka sejumlah kecil logam disemprotkan (berupa

aerosol) ke dalam nyala api untuk mendapatkan

atom dalam bentuk gas yang bebas.

Alma/Instrumen/AAS

Page 6: Materi 7. Aas &Aes

6

Dengan menggunakan nyala api tersebut, maka bila

dilewatkan atom/ unsur dalam bentuk gas yang berada

pada energi dasar maka atom tersebut akan menyerap

sejumlah energi pada panjang gelombang yang

karakteristik dan atom akan tereksitasi ke energi yang

lebih tinggi.

Jumlah atom yang diserap akan sebanding dengan

konsentrasi atom yang dilewatkan pada nyala api.

Alma/Instrumen/AAS

Page 7: Materi 7. Aas &Aes

Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu

dilewatkan pada suatu sel yang mengandung atom-atom bebas

yang bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut akan diserap

dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan

banyaknya atom bebas logam yang berada dalam sel.

Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan

dari:

1. Hukum Lambert.

2. Hukum Beer.

7Alma/Instrumen/AAS

Page 8: Materi 7. Aas &Aes

Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan:

Dimana :

Io = Intensitas sumber sinar

It = Intensitas sinar yang diteruskan

ε = Absortivitas molar

b = Panjang medium

c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar

A = Absorbans.

Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi atom

8Alma/Instrumen/AAS

Page 9: Materi 7. Aas &Aes

Atomic Absorption Spectroscopy• Apabila atom dari keadaan ground state mengalami

eksitasi ke keadaan bebas maka cahaya dari panjang gelombang yang sesuai dengan atom dalam keadaan bebas tersebut akan bertemu, sehingga atom bebas dapat menyerap cahaya yang memasuki keadaan eksitasi dalam proses yang dikenal sebagai serapan atom.

• Proses penyerapan ini diilustrasikan sebagai berikut:

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 9

Page 10: Materi 7. Aas &Aes

Atomic Absorption Spectroscopy

• Pengukuran jumlah Atom yang diserap oleh cahaya sesuai panjang gelombang resonansi dari atom (spesifik), bila jumlah atom besar maka cahaya yang diserap pun akan besar.

• Dengan mengukur jumlah cahaya yang diserap, maka penentuan secara kuantitatif dari jumlah unsur dalam analit dapat dilakukan.

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 10

Page 11: Materi 7. Aas &Aes

11

Keuntungan/Kelebihan AAS:

1. Dapat menentukan kadar logam dari suatu

campuran yang sangat kompleks dengan

cepat dan ketepatan yang tinggi

2. Dapat menentukan kadar logam yang

konsentrasinya sangat kecil tanpa harus

dipisahkan terlebih dahulu

3. Dapat mengukur kandungan logam dengan

satuan part per million/ppm

Alma/Instrumen/AAS

Page 12: Materi 7. Aas &Aes

12

Kelemahan AAS:

1. Kurang sensitif untuk penentuan sampel bukan

logam

2. Sumber cahaya kontinyu tidak dapat digunakan

garis-garis absorpsi lebih sempit dari pita

pada spektroskopi biasa. Untuk menyiasatinya

digunakan lampu Hollow Cathode

3. Kemampuan terbatas pada penentuan tingkat

oksidasi dan lingkungan kimiawi sampel yang

dianalisis

Alma/Instrumen/AAS

Page 13: Materi 7. Aas &Aes

13

Preparasi SampelPada preparasi sampel yang akan dianalisa

menggunakan AAS, terdapat 2 cara tergantung dari

bentuk sampel yaitu:

1.Destruksi Basah, adalah metode perombakan sampel

dengan menggunakan Asam kuat baik tunggal maupun

campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan

zat oksidator. Destruksi dilakukan dengan pemanasan

pada suhu tidak lebih dari 300°C. Setelah itu sampel

dilarutkan dalam pelarut asam encer baik tunggal

maupun campuran. Alma/Instrumen/AAS

Page 14: Materi 7. Aas &Aes

14

2. Destruksi Kering, adalah perombakan organik logam dalam sampel menjadi logam-logam anorganik (dalam bentuk oksida) dengan jalan pengabuan sampel dalam tanur (Furnace) dengan pemanasan yang tertentu.

Pada umumnya destruksi kering dilakukan pada suhu 400°C- 800°C, tergantung jenis sampel yang dianalisis. Oksida yang terbentuk kemudian dilarutkan dalam pelarut asam encer baik tunggal maupun campuran.

Preparasi Sampel

Alma/Instrumen/AAS

Page 15: Materi 7. Aas &Aes

15

Tahapan penentuan Kuantitatif

logam:1. Pembuatan Kurva Kalibrasi dengan berbagai

konsentrasi kemudian diukur serapannya pada

panjang gelombang tertentu (sesuai dengan logam

yang dianalisis).

2. Mencari kondisi Optimum

- Kecepatan gas Pembakar

- Tekanan gas

- Tinggi burner (nyala api)Alma/Instrumen/AAS

Page 16: Materi 7. Aas &Aes

16

AAS mempunyai 2 macam sistem optik, yaitu:• berkas tunggal • berkas ganda

Sistem optik “berkas ganda” pada AAS tidak sama dengan Spektrofotometri UV-Vis.

Berkas sinar yang keluar dari cahaya/nyala yang mengandung unsur yang diukur. Berkas pertama prinsipnya identik dengan Spektofotometer UV-Vis, sinar yang lewat dibaca sebagai absorban, sedangkan sinar kedua hanya mengoreksi variasi sumber radiasi saja dan tidak mengoreksi kesalahan-kesalahan yang berasal dari nyala.Alma/Instrumen/AAS

Page 17: Materi 7. Aas &Aes

17

Atomic absorption spectrometer Varian Spectr AA880, Double beam spectrometerSpectral response 190–900 nmFast response deuterium background correctorRotating 8 – lamp turret2 burners both for air-acetylene and nitrous oxide-acetylene flame

Alma/Instrumen/AAS

Page 18: Materi 7. Aas &Aes

18

Atomic absorption spectrometer Varian Spectr AA300 ZeemanSingle beam spectrometer, spectral response 190–900 nmZeeman – effect background correctorElectrothermal atomization in graphite furnace

Alma/Instrumen/AAS

Page 19: Materi 7. Aas &Aes

19

Skema InstrumentasiSpektroskopi Serapan Atom Single Beam

Alma/Instrumen/AAS

Page 20: Materi 7. Aas &Aes

20

Skema InstrumentasiSpektroskopi Serapan Atom Double Beam

Alma/Instrumen/AAS

Page 21: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 21

21

3

4

7

8

6

5

Page 22: Materi 7. Aas &Aes

22Alma/Instrumen/AAS

1. Sumber Cahaya 5. Larutan Sampel

2. Flame/Nyala Api yang berasal dari “Burner” 6. Monokromator

3. Burner/Alat pembakar 7. Detektor

4. Nebulizer 8. Rekorder

Page 24: Materi 7. Aas &Aes

24Alma/Instrumen/AAS

Page 25: Materi 7. Aas &Aes

25

Sumber CahayaSumber cahaya semula yang digunakan adalah lampu Wolfram, akan tetapi intensitas yang diteruskan sangat kecil.

Saat ini digunakan sumber cahaya dengan intensitas radiasi yang besar yaitu:• Lampu HCL (Hallow Cathode Lamp/Lampu Katode Berongga) • Lampu EDL (Electrode Discharged Lamp/ Lampu Tanpa Elektrode)

Alma/Instrumen/AAS

Page 26: Materi 7. Aas &Aes

26

Schematic of an atomic-absorption experiment

Alma/Instrumen/AAS

Page 27: Materi 7. Aas &Aes

27

Skema Sistem optik pada AAS

Alma/Instrumen/AAS

Page 28: Materi 7. Aas &Aes

HCL EDL

Alma/Instrumen/AAS 28

Page 29: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 29

Hollow-cathode Lamps Schematic of a hollow-cathode lamp

Hollow-cathode lamps have become the most common light source for atomic

absorption (AA) spectroscopy. They are also sometimes used as an excitation source for atomic-fluorescence spectroscopy (AFS).

Page 30: Materi 7. Aas &Aes

Lampu HCL (Hallow Cathode Lamp)

Lampu EDL (Electrode Discharged Lamp)

Alma/Instrumen/AAS 30

Page 31: Materi 7. Aas &Aes

31

Flame (nyala Api)

Alma/Instrumen/AAS

Flame (nyala Api)Catatan:- Profil nyala api tiap unsur berbeda-beda- Umumnya tinggi nyala api gas pembakar dibuat ± 5 cm- Semakin Tinggi Konsentrasi larutan sampel maka semakin banyak energi cahaya yang terserap

Page 32: Materi 7. Aas &Aes

32

Pada SSA dipakai 2 macam gas pembakar, yaitu:

1. Yang bersifat oksidasi, seperti

- udara,

- udara dan O2

- campuran O2 dan N2O

2. Bahan Bakar berupa: gas alam, propana, butana, asetilen dan H2

Gas Pembakar

Alma/Instrumen/AAS

Page 33: Materi 7. Aas &Aes

33

Nyala apiNyala api dapat diperoleh dari campuran gas pembakar pada temperatur ± 2300°C.

Macam-macam campuran gas pembakar untuk nyala api pada AAS:

1. Asetilen-Udara (terbanyak dipakai)

2. Asetilen- O2

3. Asetilen-Dinitrogen Oksida

4. Hidrogen-Udara

Alma/Instrumen/AAS

Page 34: Materi 7. Aas &Aes

34

Burner System

Alma/Instrumen/AAS

Page 35: Materi 7. Aas &Aes

35Alma/Instrumen/AAS

Page 36: Materi 7. Aas &Aes

Dalam metode SSA, sebagaimana dalam metode spektrometri atomik yang lain, sampel harus diubah ke dalam bentuk uap atom.

Proses pengubahan ini dikenal dengan istilah atomisasi, pada proses ini contoh diuapkan dan didekomposisi untuk membentuk atom dalam bentuk uap.

Secara umum pembentukan atom bebas dalam keadaan gas melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

a.Pengisapan pelarut, pada tahap ini pelarut akan teruapkan dan meninggalkan residu padat.

b.Penguapan zat padat, zat padat ini terdisosiasi menjadi atom-atom penyusunnya yang mula mula akan berada dalam keadaan dasar.

c.Beberapa atom akan mengalami eksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi dan akan mencapai kondisi dimana atom-atom tersebut mampu memancarkan energi.

36Alma/Instrumen/AAS

Page 37: Materi 7. Aas &Aes

• Tahap pembentukan atom dari larutan zat:1. Pengkabutan2. Penguapan pelarut3. Penguraian zat menjadi atom

• Contoh proses pembentukan atom Pb dari PbNO3 adalah sbb:Pb(NO3)2.H2O --------Pb(NO3)2 + H2OPb(NO3)2 ---------PbO + NOPbO ---------Pb + O (atom-atom netral)

Alma/Instrumen/AAS 37

Page 38: Materi 7. Aas &Aes

38

NebulizerNebulizer adalah suatu alat untuk mengubah larutan menjadi Aerosol yaitu butiran-butiran cairan yang sangat halus yang terdispersi di udara.

Larutan yang tersedot melalui pipa kapiler yang akan menumbuk glass bead dengan kecepatan tinggi maka cairan pecah menjadi butiran yang sangat halus yang tercampur dengan udara membentuk aerosol.

Alat ini bekerja dengan menyemprotkan gas dan sampel ke arah Burner.

Alma/Instrumen/AAS

Page 39: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 39

Page 40: Materi 7. Aas &Aes

Monokromator

Grating (kisi difraksi) celah

Alma/Instrumen/AAS 40

Monokromator yang dipakai harus mampu memberikan resolusi

yang terbaik. Monokromator berfungsi memisahkan resonansi yang telah

mengalami absorbsi.

Page 41: Materi 7. Aas &Aes

41

MonokromatorMonokromator dalam alat SSA akan memisahkan, mengisolasi dan

mengontrol intensitas energi yang diteruskan ke detektor.

Ada dua macam monokromator yang digunakan pada AAS yaitu

monokromator Celah dan Kisi difraksi.

Monokromator berada diantara nyala dan detektor. Monokromator

yang biasa digunakan ialah monokromator difraksi grating.

Berkas cahaya dari lampu katoda berongga akan dilewatkan melalui

celah sempit dan difokuskan menggunakan cermin menuju monokromator

Alma/Instrumen/AAS

Page 42: Materi 7. Aas &Aes

• Kesulitan : monokromator tidak dapat menghalangi radiasi nyala menuju detector.

• Radiasi nyala dan radiasi yang diteruskan akan bergabung menuju detector.

• Pt = Po –Pa berlaku hukum Lambert – BeerPt = Po – Pa + Pe tdk berlaku hukum Lambert – Beer

Alma/Instrumen/AAS 42

Page 43: Materi 7. Aas &Aes

43

Detektor Detektor pada AAS berfungsi mengubah intensitas radiasi yang datang menjadi arus listrik. Pada AAS umumnya dipergunakan adalah tabung Penggandaan Foton (PMT= Photo Multiplier Tube Detector)[

RecorderRecorder adalah alat yang berfungsi untuk menampilkan data hasil analisa

Alma/Instrumen/AAS

Page 44: Materi 7. Aas &Aes

Photo Multiplier Tube

44Alma/Instrumen/AAS

Page 45: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 45

Page 46: Materi 7. Aas &Aes

Analisa Kuantitatif

• Transmittance

• Persen Transmittance

• Absorbance

46Alma/Instrumen/AAS

Page 47: Materi 7. Aas &Aes

Teknik Analisa kuantitatif dengan

AAS Menguji beberapa larutan standard yang mengandung unsur yang

ingin diuji dengan variasi konsentrasi yang telah diketahui ke dalam

alat AAS untuk mendapatkan nilai absorbansinya.

Memplotkan variasi C (konsentrasi unsur yang ingin diuji pada

beberapa larutan standar) dengan nilai absorbansinya. y= bx + a

dimana absorbansi (A) : sumbu y dan

konsentrasi (C) : sumbu x.

47Alma/Instrumen/AAS

Page 48: Materi 7. Aas &Aes

Teknik Analisa kuantitatif dengan

AAS Menguji larutan sampel ke dalam alat AAS untuk

mendapatkan nilai absorbansinya.

Setelah itu masukan nilai A sebagai y ke dalam persamaan

garis linear yang telah didapat pada langkah sebelumnya.

Dari persamaan itu kita akan mendapatkan nilai x yaitu

nilai konsentrasi unsur yang ingin diuji dalam sampel.

48Alma/Instrumen/AAS

Page 49: Materi 7. Aas &Aes

Describe the principles of AA.• When metals are exposed to heat, they absorb light.

• Each metal absorbs light at a characteristic frequency. For example:

• The metal vapor absorbs energy from an external light source, and electrons jump from the ground to the excited states

• The ratio of the transmitted to incident light energy is directly proportional to the concentration of metal atoms present

• A calibration curve can thus be constructed [Concentration (ppm) vs. Absorbance]

Alma/Instrumen/AAS 49

Page 50: Materi 7. Aas &Aes

Determine the concentration of a solution from a calibration curve.

• AA can be used to identify the presence of an element (qualitative analysis), or the concentration of a metal (quantitative analysis)

• Quantitative analysis can be achieved by measuring the absorbance of a series of solutions of known concentration.

• A calibration curve and the equation for the line can be used to determine an unknown concentration based on its absorbance.

Alma/Instrumen/AAS 50

Page 51: Materi 7. Aas &Aes

Determine the concentration of a solution from a calibration curve.

Alma/Instrumen/AAS 51

Page 52: Materi 7. Aas &Aes

Gangguan Pada analisa SAA

• Penyebab: faktor matriks sample dan faktor kimia

Faktor matriks sample dapat berupa:

• pengendapan unsur yang dianalisa,Penyebab : hidrolisis ion-ion logam dalam air dan reaksi dg anion lain. Pencegahan: mengasamkan larutan (mencegah hidrolisa),

• Jumlah cuplikan dan standar yang mencapai nyala tidak samaPenyebab : perbedaan sifat-sifat fisik larutan cuplikan dan standar

Faktor kimia:

a. Disosiasi tak sempurna dari senyawa-senyawaPembentukan senyawa refraktori, spt : kalsium fosfat, syw-syw fosfat, silikat, aluminat, dan oksida-oksida dari logam alkali tanah dan Mg.

Penanggulangan:- Penggunaan nyala yang lebih tinggi suhunya- Penambahan unsur pembebas (releasing agent), Contoh: Sr dan La, akan mengikat fosfat- Ekstraksi unsur pengganggu atau unsur yang akan dianalisa

Alma/Instrumen/AAS 52

Page 53: Materi 7. Aas &Aes

b. Ionisasi atom-atom di dalam nyala

Penanggulangan : menambahkan zat-zat yang memiliki potensial ionisasi lebih rendah dari zat yang dianalisa dalam jumlah yang cukup besar, baik dalam cuplikan maupun larutan standar

c. Penyerapan non atomicPenyebab : konsentrasi cuplikan tinggi, Suhu nyala kurang tinggi, Panjang gelombang molekul berimpit dengan puncak atau garis serapan atom Unsur yang dianalisa

Penanggulangan:1. Bekerja pada panjang gelombang yang lebih tinggi2. Dengan menggunakan nyala yang suhunya lebih tinggi3. Mengukur besarnya penyerapan non atomic

Koreksi terhadap adanya penyerapan non atomic dapat dilakukan dengan cara:1. Absorban cuplikan diukur seperti biasa dengan menggunakan lampu hollow katoda2. Dilakukan lagi pengukuran absorban pada pjg gelombang yang sama tetapi menggunakan sinar lampu hydrogen, sehingga yang diukur adalah absorban non atomic3. Absorban atomic = selisih hasil pengukuran 1 dan 2.

Alma/Instrumen/AAS 53

Page 54: Materi 7. Aas &Aes

1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan.Larutan sampel diusahakan seencer mungkin (konsentrasi ppm atau ppb). Kadar unsur yang dianalisis tidak lebih dari 5% dalam pelarut yang sesuai.

2. Hindari pemakaian pelarut aromatik atau halogenida. Pelarut organik yang umum digunakan adalah keton, ester dan etil asetat.

3. Pelarut yang digunakan adalah pelarut untuk analisis (p.a)

Alma/Instrumen/AAS 54

Page 55: Materi 7. Aas &Aes

• ..\Atomic Absorption Spectroscopy.flv

• ..\atomic absorption spectrometer contrAA.flv

• ..\Atomic absorption spectroscopy AAS flame fire ogień płomień.flv

Alma/Instrumen/AAS 55

Page 56: Materi 7. Aas &Aes

Atomic Emision Spectroscopy

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 56

Page 57: Materi 7. Aas &Aes

Teknik Serapan atom, Emisi dan Fluorescence

• Spektroskopi atom adalah penentuan komposisi unsur dengan spektrum yang elektromagnetik.

• Studi dari spektrum elektromagnetik elemen disebut Spektroskopi Atom.

• Elektron berada dalam tingkatan energi/kulit di dalam atom.Tingkatan energi didefinisikan sebagai energi dari elektron yang selalu bergerak yang dapat menyerap atau memancarkan energi.

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 57

Page 58: Materi 7. Aas &Aes

Teknik Serapan atom, Emisi dan Fluorescence

• Dalam spektroskopi, energi yang serap untuk memindahkan elektron ke tingkat yang lebih tinggi atau energi yang dipancarkan sebagai elektron bergerak ke tingkatan energi yang rendah adalah dalam bentuk foton.

• Panjang gelombang dari energi radiasi yang dipancarkan secara langsung berkaitan dengan transisi elektronik. Karena setiap elemen struktur mempunyai panjang gelombang cahaya elektronik spesifik.

• Konfigurasi orbit dari atom sangat kompleks tergantung pada unsur yang dianalisis, ada banyak transisi elektronik yang dapat terjadi, setiap transisi mengakibatkan emisi panjang gelombang karakteristik cahaya, seperti gambar berikut:

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 58

Page 59: Materi 7. Aas &Aes

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 59

The science of atomic spectroscopy has yielded three techniques for analytical use:•Atomic Absorption.•Atomic Emission.•Atomic Fluorescence.

Page 60: Materi 7. Aas &Aes

How the three techniques are implemented.

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 60

Page 61: Materi 7. Aas &Aes

AAS was founded by Allen Walsch from Australia in the 1955’s while AES was founded by Bunsen in the 1920’s.

In terms of simplicity AAS is the most simplest spectroscopic instrument to use followed by AFS.

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 61

Atomic Emission Spectrocopy/

Spektroskopi Emisi Atom

Page 62: Materi 7. Aas &Aes

Atom Emisi Spektroskopi

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 62

• Dalam emisi atom, sampel akan diberikan energi tinggi, kondisi lingkungan sampel yang panas akan menghasilkan atom dalam keadaan tereksitasi, yang mampu memancarkan cahaya.

• Sumber energi dapat berupa arc, nyala api, atau plasma.

• Spektrum emisi dari elemen yang terpapar sumber energi akan memberikan panjang gelombang emisi yang khas, biasanya disebut garis emisi.

• Spektrum emisi ini dapat digunakan sebagai karakteristik yang unik untuk identifikasi kualitatif elemen.

Page 63: Materi 7. Aas &Aes

Atom Emisi Spektroskopi

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 63

• Atom emisi menggunakan Arc banyak digunakan dalam teknik analysis.

• Metode ini digunakan untuk menentukan berapa banyak elemen hadir dalam sampel secara kualitatif.

• Untuk analisis ""kuantitatif, intensitas cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang dari elemen yang akan ditentukan diukur. Intensitas emisi pada panjang gelombang ini akan lebih besar sesuai jumlah atom pada unsur analit.

Page 64: Materi 7. Aas &Aes

Atom Emisi Spektroskopi

• Atomic Emission Spectroscopy (AES) adalah teknik spektroskopi yang memanfaatkan panjang gelombang foton yang dipancarkan oleh atom selama masa transisinya dari fase eksitasi menuju fase istirahat.

• AES kurang akurat dan memiliki ketelitian rendah untuk perhitungan bersifat kuantitatif. Karena tidak semua atom tereksitasi, berelaksasi pada saat yang bersamaan Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 64

Page 65: Materi 7. Aas &Aes

• Pada AES, eksitasi terhadap sampel tidak dilakukan dengan melakukan penyorotan. Tetapi eksitasi atom dilakukan dengan memberikan kalor atau tegangan listrik (Arc)

• Analisa Kuantitatif dari AES digunakan dengan melihat tinggi plot (kurva) dari spektrum. Semakin tinggi berarti semakin besar konsentrasinya.

• Untuk perhitungan dilakukan permbandingan terhadap suatu faktor pembanding dengan komposisi diketahui

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 65

Atom Emisi Spektroskopi

Page 66: Materi 7. Aas &Aes

Schematic of an AES experiment

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 66

Page 67: Materi 7. Aas &Aes

Picture of atomic emission spectrometer

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 67

Page 68: Materi 7. Aas &Aes

Spektroskopi Emisi Atom/Atomic Emission Spectrocopy adalah metode analisa yang digunakan untuk menetapkan kadar ion logam tertentu dengan jalan mengukur intensitas cahaya pada λ tertentu oleh uap atom unsur yang ditimbulkan dari bahan.

Nyala api yang dipakai bukan gas melainkan muatan listrik.

Logam-logam yang dianalisa dengan AES adalah logam alkali dan alkali tanah

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 68

Page 69: Materi 7. Aas &Aes

Sumber energi yang dipakai pada AES bukan nyala Api, gas yang dibakar merupakan awan muatan listrik dengan beda tegangan listrik yang besar. Terjadi lompatan api karena beda potensial yang besar dan akan membakar sampel.

Dikenal dua macam sumber energi, yaitu:

1.Arc dengan arus searah (DC) atau arus bolak- balik (AC) yang memberikan tegangan listrik 50-300 volt. Pada suhu 4000°-6500°C

2. Spark dengan arus bolak-balik yang memberikan tegangan 15.000-40.000 volt. Pada suhu 4500°C

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 69

Page 70: Materi 7. Aas &Aes

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 70

Page 71: Materi 7. Aas &Aes

Almawati/AES-AFS/Spektroskopi 71

Page 72: Materi 7. Aas &Aes

72Alma/Instrumen/AAS

Terima Kasih

Page 73: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 73

Page 74: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 74

Page 75: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 75

IntroductionAtomic emission spectroscopy (AES or OES) uses quantitative measurement of the optical emission from excited atoms to determine analyte concentration. Analyte atoms in solution are aspirated into the excitation region where they are desolvated, vaporized, and atomized by a flame, discharge, or plasma.

These high-temperature atomization sources provide sufficient energy to promote the atoms into high energy levels. The atoms decay back to lower levels by emitting light. Since the transitions are between distinct atomic energy levels, the emission lines in the spectra are narrow. The spectra of multi-elemental samples can be very congested, and spectral separation of nearby atomic transitions requires a high-resolution spectrometer. Since all atoms in a sample are excited simultaneously, they can be detected simultaneously, and is the major advantage of AES compared to atomic-absorption (AA) spectroscopy.

Schematic of an AES experiment

Page 76: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 76

InstrumentationAs in AA spectroscopy, the sample must be converted to free atoms, usually in a high-temperature excitation source. Liquid samples are nebulized and carried into the excitation source by a flowing gas. Solid samples can be introduced into the source by a slurry or by laser ablation of the solid sample in a gas stream. Solids can also be directly vaporized and excited by a spark between electrodes or by a laser pulse. The excitation source must desolvate, atomize, and excite the analyte atoms.

A variety of excitation sources are described in separate documents: Direct-current plasma (DCP) Flame Inductively-coupled plasma (ICP) Laser-induced breakdown (LIBS) Laser-induced plasma Microwave-induced plasma (MIP) Spark or arc

Page 77: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 77

Since the atomic emission lines are very narrow, a high-resolution polychromator is needed to selectively monitor each emission line. Picture of an inductively-coupled plasma atomic emission spectrometer

Page 78: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 78

Direct-Current Plasma Excitation Source

Introduction A direct-current plasma (DCP) is created by an electrical discharge between two electrodes. A plasma support gas is necessary, and Ar is common. can be deposited on one of the electrodes, or if conducting can make up one electrode. solid samples are placed near the discharge so that ionized gas atoms sputter the sample into the gas phase where the analyte atoms are excited. This sputtering process is often referred to as glow-discharge excitation.

Page 79: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 79

Flame Excitation Source

Temperatures of some common flames

Fuel Oxidant Temperature (K)

H2 Air 2000-2100

C2H2 Air 2100-2400

H2 O2 2600-2700

C2H2 N2O 2600-2800

IntroductionA flame provides a high-temperature source for desolvating and vaporizing a sample to obtain free atoms for spectroscopic analysis. In atomic absorption spectroscopy ground state atoms are desired. For atomic emission spectroscopy the flame must also excite the atoms to higher energy levels.

The table lists temperatures that can be achieved in some commonly used flames.

Page 80: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 80

Introduction The figure shows a total consumption burner in which the sample solution is directly aspirated into the flame. This flame design is common for atomic emission spectroscopy. All desolvation, atomization, and excitation occurs in the flame. Other flame designs nebulize the sample and premix it with the fuel and oxidant before it reaches the burner. Atomic-absorption instruments almost always use a nebulizer and also use a slot burner to increase the path length for the sample absorption.

Flame Excitation Source

Page 81: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 81

Inductively-Coupled Plasma (ICP) Excitation Source

IntroductionAn inductively coupled plasma (ICP) is a very high temperture (7000-8000K) excitation source that efficiently desolvates, vaporizes, excites, and ionizes atoms. Molecular interferences are greatly reduced with this excitation source but are not eliminated completely. ICP sources are used to excite atoms for atomic-emission spectroscopy and to ionize atoms for mass spectrometry.

Instrumentation The sample is nebulized and entrained in the flow of plasma support gas, which is typically Ar. The plasma torch consists of concentric quartz tubes. The inner tube contains the sample aerosol and Ar support gas and the outer tube contains flowing gas to keep the tubes cool. A radiofrequency (RF) generator (typically 1-5 kW @ 27 MHz) produces an oscillating current in an induction coil that wraps around the tubes. The induction coil creates an oscillating magnetic field, which produces an oscillating magnetic field The magnetic field in turn sets up an oscillating current in the ions and electrons of the support gas (argon). As the ions and electrons collide with other atoms in the support gas

Page 82: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 82

Page 83: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 83

Laser-Induced Breakdown Excitation Source

IntroductionWhen a high-energy laser pulse is focused into a gas or liquid, or onto a solid surface, it can cause dielectric breakdown and create a hot plasma. For solids the laser pulse also ablates material into the gas phase. The energy of the laser-created plasma can atomize, excite, and ionize analyte species, which can then be detected and quantified by atomic-emission spectroscopy or mass spectrometry.

Microwave-Induced Plasma Excitation Source

IntroductionA microwave-induced plama consists of a quartz tube surrounded by a microwave waveguide or cavity. Microwaves produced from a magnetron (a microwave generator) fill the waveguide or cavity and cause the electrons in the plasma support gas to oscillate. The oscillating electons collide with other atoms in the flowing gas to create and maintain a high-temperature plasma. As in inductively coupled plasmas, a spark is needed to create some initial electrons to create the plasma. Atomic emission is measured from excited analyte atoms as they exit the microwave waveguide or cavity.

Page 84: Materi 7. Aas &Aes

Alma/Instrumen/AAS 84

Spark and Arc Emission Sources

Introduction Spark and arc excitation sources use a current pulse (spark) or a continuous electical discharge (arc) between two electrodes to vaporize and excite analyte atoms.

The electrodes are either metal or graphite. If the sample to be analyzed is a metal, it can be used as one electrode. Non-conducting samples are ground with graphite powder and placed into a cup-shaped lower electrode. Arc and spark sources can be used to excite atoms for atomic-emission spectroscopy or to ionize atoms for mass spectrometry.

Arc and spark excitation sources have been replaced in many applications with plasma or laser sources, but are still widely used in the metals industry.