Upload
dorjan
View
52
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Matematika Yang PMRI Merupakan Pendekatan Pembelajaran Memberdayakan Siswa. Abstrak - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
11
Matematika Yang PMRI Merupakan Pendekatan Matematika Yang PMRI Merupakan Pendekatan Pembelajaran Memberdayakan SiswaPembelajaran Memberdayakan Siswa
AbstrakAbstrakKehidupan di masa yang akan datang semakin kompleks. Kehidupan di masa yang akan datang semakin kompleks. Kebutuhan Kebutuhan akan kemampuan matematis semakin diperlukan. Sejak dini anak-akan kemampuan matematis semakin diperlukan. Sejak dini anak-anak harus disipkan agar mampu menghadapi masa depannya anak harus disipkan agar mampu menghadapi masa depannya dengan baik dan berhasil. Pendidikan, khususnya pendidikan dengan baik dan berhasil. Pendidikan, khususnya pendidikan matematika harus dapat mempersiapkan manusia untuk itu. matematika harus dapat mempersiapkan manusia untuk itu. Pendidikan matematika harus memperdayakan siswa. Siswa belajar Pendidikan matematika harus memperdayakan siswa. Siswa belajar untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan berusaha memahami untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan berusaha memahami pengetahuan matematika itu seara relasional, tidak cukup secara pengetahuan matematika itu seara relasional, tidak cukup secara instrumental. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia merupakan instrumental. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia merupakan gerakan yang memberdayakan siswa dalam bidang matematika yang gerakan yang memberdayakan siswa dalam bidang matematika yang diperlukan untuk masa depan.diperlukan untuk masa depan.
22
I. PendahuluanI. Pendahuluan
Mutu Pendidikan Matematika RendahMutu Pendidikan Matematika Rendah
Indikator: - Penguasaan Materi Sekolah Indikator: - Penguasaan Materi Sekolah mahasiswa baru.mahasiswa baru.
- Mutu ujian akhir nasional- Mutu ujian akhir nasional
- Syarat kelulusan dalam UN atau - Syarat kelulusan dalam UN atau UASBNUASBN
- Ketidakpercayaan pada diri sendiri- Ketidakpercayaan pada diri sendiri
33
Belajar menurut teori kognitifBelajar menurut teori kognitif
1.1. Usaha untuk memahami dunia ini.Usaha untuk memahami dunia ini.
2.2. Pemrosesan informasi secara mental.Pemrosesan informasi secara mental.
3.3. Keaktifan dalam pengolahan informasi.Keaktifan dalam pengolahan informasi.
4.4. Informasi dari lingkungan sensori register Informasi dari lingkungan sensori register memori jangka pendek memori jangka memori jangka pendek memori jangka panjang panjang
tingkah laku.tingkah laku.
44
Pengetahuan MatematikaPengetahuan Matematika
Dalam van de Walle (1990), pengetahuan matematika:Dalam van de Walle (1990), pengetahuan matematika:
a.a. Pengetahuan konseptual,Pengetahuan konseptual,
b.b. Pengetahuan prosedural,Pengetahuan prosedural,
c.c. Pengetahuan ttg hubungan atau keterkatian Pengetahuan ttg hubungan atau keterkatian keduanya.keduanya.
Pengetahuan konseptual keterkaitan
Pengetahuan prosedural
55
1.1. Pengetahuan konseptual ialah Pengetahuan konseptual ialah yang berupa relasi-relasi yang berupa relasi-relasi yang terintegrasi atau terkait dengan ide-ide atau konsep-yang terintegrasi atau terkait dengan ide-ide atau konsep-konsep lain.konsep lain.
Menjawab pertanyaan, “ Apa itu …?”Menjawab pertanyaan, “ Apa itu …?”2. Pengetahuan prosedural ialah2. Pengetahuan prosedural ialahpengetahuan tentang pengetahuan tentang
simbol-simbol atau lambang-lambang yang digunakan simbol-simbol atau lambang-lambang yang digunakan untuk merepresentasikan matematika, dan aturan-aturan untuk merepresentasikan matematika, dan aturan-aturan serta prosedur yang digunakan untuk melakukan tugas-serta prosedur yang digunakan untuk melakukan tugas-tugas matematika.tugas matematika.
Menjawab pertanyaan, “ Bagaimana …?”Menjawab pertanyaan, “ Bagaimana …?”3. Pengetahuan ttg kaitan antara keduanya yaitu kaitan 3. Pengetahuan ttg kaitan antara keduanya yaitu kaitan
antara pengetahuan konseptual dan pengetahuan antara pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedual tadi.prosedual tadi.
Menjawab pertanyaan, “ Mengapa …?”Menjawab pertanyaan, “ Mengapa …?”
66
PEMAHAMAN RELASIONALPEMAHAMAN RELASIONAL
1.1. Pemahaman relasional adalah kemampuan untuk Pemahaman relasional adalah kemampuan untuk menjelaskan apa itu suatu konsep matematika menjelaskan apa itu suatu konsep matematika (penegtahuan konseptual), menyebutkan dan (penegtahuan konseptual), menyebutkan dan menggunakan secara tepat lambang-lambang dan menggunakan secara tepat lambang-lambang dan aturan-aturan serta prosedur (pengetahuan aturan-aturan serta prosedur (pengetahuan prosedural), dan melihat serta mengekspresikan prosedural), dan melihat serta mengekspresikan keterkaitan antara kedua jenis pengetahuan tadi keterkaitan antara kedua jenis pengetahuan tadi (keterkaitan antara keduanya).(keterkaitan antara keduanya).
77
2.2. Pemahaman Instrumental yaitu kemampuan Pemahaman Instrumental yaitu kemampuan menggunakan aturan-aturan dalam menyelesaikan menggunakan aturan-aturan dalam menyelesaikan suatu masalah matematis (pengetahuan suatu masalah matematis (pengetahuan prosedural) tanpa disertai pengetahuan konseptual prosedural) tanpa disertai pengetahuan konseptual atau keterkaitan antara pengetahuan konseptual atau keterkaitan antara pengetahuan konseptual dan prosedural.dan prosedural.
88
Belajar matematika akan bermakna bagi siswa jika Belajar matematika akan bermakna bagi siswa jika dia sendiri yang membangun pengetahuan itu di dia sendiri yang membangun pengetahuan itu di dalam pikirannya.dalam pikirannya.
Untuk itu dia harus aktif: Untuk itu dia harus aktif: 1. Berpikir,1. Berpikir,2. Berbuat,2. Berbuat,3. Bertanya, menjawab pertanyaan, memberi 3. Bertanya, menjawab pertanyaan, memberi
komentar,komentar,4. Mengeksplorasi, meneliti, membuat dugaan,4. Mengeksplorasi, meneliti, membuat dugaan,5. Berinteraksi, diskusi, dll5. Berinteraksi, diskusi, dll
99
III. Pendidikan Matematika Realistik III. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)Indonesia (PMRI)
PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) adalah adaptasi dari RME adalah adaptasi dari RME dalam Konteks Indonesia: dalam Konteks Indonesia: Budaya, Alam, Sistem Sosial, dll.Budaya, Alam, Sistem Sosial, dll.
PMRI bukan suatu proyek tetapi suatu gerakan.PMRI bukan suatu proyek tetapi suatu gerakan. PMRI mengembangkan suatu teori pembelajaran PMRI mengembangkan suatu teori pembelajaran
matematika yang matematika yang santun, terbuka dan komunikatif.santun, terbuka dan komunikatif. RME adalah teori pembelajaran matematika yang RME adalah teori pembelajaran matematika yang
dikembangkan di Belanda sejak sekitar 35- 40 tahun dikembangkan di Belanda sejak sekitar 35- 40 tahun yang lalu sampai sekarang. RME singkatan dari yang lalu sampai sekarang. RME singkatan dari Realistic Mathematics Education.Realistic Mathematics Education.
RME diadaptasisi di banyak negara: AS, Afrika RME diadaptasisi di banyak negara: AS, Afrika SelatanSelatan, Beberapa Negara Eropa, Asia dan Amerika Latin., Beberapa Negara Eropa, Asia dan Amerika Latin.
1010
Menurut Paul Cobb (dalam de Lange, 1996) Menurut Paul Cobb (dalam de Lange, 1996) pembelajaran matematika memiliki pembelajaran matematika memiliki karakteritik sebagai berikut:karakteritik sebagai berikut:
1. Mulai dengan sesuatu yang dapat dibayangkan 1. Mulai dengan sesuatu yang dapat dibayangkan siswa sebagai sesuatu yang real.siswa sebagai sesuatu yang real.
2. Aktif mereinvensi: dari hal yang informal ke 2. Aktif mereinvensi: dari hal yang informal ke formal (re-invention),formal (re-invention),
3. Mengutamakan proses matematisasi: 3. Mengutamakan proses matematisasi: horizontal and vertikal,horizontal and vertikal,
4. Bersifat interaktif. 4. Bersifat interaktif. 5. Materi berkaitan satu sama lain (intertwining)5. Materi berkaitan satu sama lain (intertwining)
1111
Karakteristik RME, menurut de Lange (1987) dan Karakteristik RME, menurut de Lange (1987) dan Gravemeijer (1994), sebagai penjabaran dari ketiga level Gravemeijer (1994), sebagai penjabaran dari ketiga level Van Hiele, Fenomenologi Didaktik Freudenthal dan Van Hiele, Fenomenologi Didaktik Freudenthal dan Matematisasi Progresif Treffers (1991) adalah sbb.:Matematisasi Progresif Treffers (1991) adalah sbb.:
1.1. penggunaan konteks dalam eksplorasi secara penggunaan konteks dalam eksplorasi secara fenomenologis (mathematics as human activity and the fenomenologis (mathematics as human activity and the use of context);use of context);
2.2. penggunaan model atau penghubung sebagai jembatan penggunaan model atau penghubung sebagai jembatan untuk mengkonstruksi konsep: matematisai horizontal dan untuk mengkonstruksi konsep: matematisai horizontal dan vertikal;vertikal;
3.3. penggunaan kreasi dan kontribusi siswa;penggunaan kreasi dan kontribusi siswa;4.4. sifat interaktif proses pembelajaran;sifat interaktif proses pembelajaran;5.5. dan saling-berkait antara aspek-aspek atau unit-unit dan saling-berkait antara aspek-aspek atau unit-unit
matematika (intertwinement).matematika (intertwinement).
1212
Karakteristik PMRI (Menurut Karakteristik PMRI (Menurut Marpaung)Marpaung)
1.1. Siswa aktif dalam pembelajaran;Siswa aktif dalam pembelajaran;2.2. Pembelajaran dimulai dari maslah kontekstual/realistik bagi siswa;Pembelajaran dimulai dari maslah kontekstual/realistik bagi siswa;3.3. Siswa berusaha menemukan strategi sendiri;Siswa berusaha menemukan strategi sendiri;4.4. Interaksi dan negosiasi;Interaksi dan negosiasi;5.5. Pendekatan SANI;Pendekatan SANI;6.6. Intertwinment/saling terkait;Intertwinment/saling terkait;7.7. Berpusat pada siswa;Berpusat pada siswa;8.8. Tutwuri Handayani;Tutwuri Handayani;9.9. EmpatikEmpatik10.10. Tepa seliraTepa selira
1313
B: Pembelajaran dengan PMRI:B: Pembelajaran dengan PMRI:1. Murid aktif, guru aktif1. Murid aktif, guru aktif
Hans Freudenthal: a. Matematika sbg Aktivitas
Manusia
b. Belajar : mereinvensi
1414
2. 2. PEMBELAJARAN SEDAPAT MUNGKIN DIMULAI PEMBELAJARAN SEDAPAT MUNGKIN DIMULAI DENGAN MENYAJIKAN MASALAH KONTEKS- DENGAN MENYAJIKAN MASALAH KONTEKS- TUAL/REALISTIK TUAL/REALISTIK
Masalah kontekstual/realistik atau dapat dibayangkan oleh siswa
1515
3. 3. Berikan Kesempatan Pada Siswa Menye-lesaikan Berikan Kesempatan Pada Siswa Menye-lesaikan Masalah Dengan Cara SendiriMasalah Dengan Cara Sendiri
Memahami masalah * MelaksanakanMemahami masalah * Melaksanakan Melakukan explorasi * MengevaluasiMelakukan explorasi * Mengevaluasi Menemukan strategiMenemukan strategi
1616
4. Materi diusahakan saling berkaitan4. Materi diusahakan saling berkaitan Siswa bekerja sama, diskusi.Siswa bekerja sama, diskusi.Melakukan penimbangan, mengamati dan mencatat hasil.Melakukan penimbangan, mengamati dan mencatat hasil.
1717
Siswa dapat menyelesaikan masalah dalam Siswa dapat menyelesaikan masalah dalam kelompok (kecil atau besar)kelompok (kecil atau besar) Siswa belajar berbagai bangun geometri dan mengukur dengan alat ukur
1818
5. 5. Guru Berusaha Menciptakan Suasana Guru Berusaha Menciptakan Suasana Pembelajaran Yang MenyenangkanPembelajaran Yang Menyenangkan
Guru bersikap empatik, suasana akrab, tidak angker
1919
6. 6. Pembelajaran Tidak Perlu Selalu Di Kelas (Bisa Di Luar Pembelajaran Tidak Perlu Selalu Di Kelas (Bisa Di Luar Kelas, Duduk Di Lantai, Pergi Ke Luar Sekolah Untuk Kelas, Duduk Di Lantai, Pergi Ke Luar Sekolah Untuk Mengamati Atau Mengumpulkan Data)Mengamati Atau Mengumpulkan Data)
Siswa menghitung banyak lubang kecil di Siswa menghitung banyak lubang kecil di dinding luar kelasdinding luar kelas
Siswa diajak belajar di halaman sekolah.Siswa diajak belajar di halaman sekolah.
2020
7. Guru mendorong terjadinya interaksi 7. Guru mendorong terjadinya interaksi dan negosiasidan negosiasi
Guru mendorong terjadi diskusi antara Guru mendorong terjadi diskusi antara siswasiswa
2121
8. 8. Siswa Bebas Memilih Modus Representasi Yang Sesuai Siswa Bebas Memilih Modus Representasi Yang Sesuai Dengan Struktur Kognitifnya Sewaktu Menyelesaikan Dengan Struktur Kognitifnya Sewaktu Menyelesaikan Suatu Masalah (Menggunakan Model)Suatu Masalah (Menggunakan Model)
2222
9. 9. Guru Bertindak Sebagai Guru Bertindak Sebagai Fasilitator(Tutwuri Handayani)Fasilitator(Tutwuri Handayani)
2323
10. 10. Kalau Siswa Membuat Kesalahan Dalam Kalau Siswa Membuat Kesalahan Dalam Menyelesaikan Masalah Jangan Menyelesaikan Masalah Jangan Dimarahi Tetapi Dibantu Melalui Dimarahi Tetapi Dibantu Melalui Pertanyaan-Pertanyaan Pertanyaan-Pertanyaan Motivasi. Motivasi.
2424
Mengapa PMRIMengapa PMRI1. PMRI mempunyai landasan filosofis yang kuat.
Kompatibel dengan Teori Konstruktivisme
2. PMRI mempunyai landasan psikologis yang kuat: Psikologi Kognitif. Sesuai dengan perkembangan psikologi anak
3. PMRI memanusiakan manusia
4. PMRI memperhatikan aspek budaya dan alam Indonesia
5. Teori RME diterima dan telah diadaptasi di banyak negara
6. PMRI bukan proyek tetapi gerakan
7. PMRI cocok dengan KTSP
8. PMRI diterima oleh siswa dan orang tua
2525
Kemandirian dan Kepercayaan DiriKemandirian dan Kepercayaan Diri
CTL:• prinsip kesalingtergantungan (interdependence),2. prinsip keberagaman (differentiation), dan
3. prnsip organisasi diri (self-organization).KarakeristikKarakeristik1. Membuat kaitan yang bermakna 5. Berpikir kritis dan kreatif1. Membuat kaitan yang bermakna 5. Berpikir kritis dan kreatif2. Melakukan hal-hal yang signifikan 6. Pembinaan secara 2. Melakukan hal-hal yang signifikan 6. Pembinaan secara individualindividual3. Belajar mandiri 7. Mencapai standar tinggi3. Belajar mandiri 7. Mencapai standar tinggi4. Kolaborasi 8. Menggunakan asesmen4. Kolaborasi 8. Menggunakan asesmen otentikotentik..
2626
NoNoSekolSekolahah
StatusStatus KualitasKualitas Bentuk InovasiBentuk Inovasi Ke-Ke-laslas
Jenis Jenis kelamin kelamin guruguru
Banyak Banyak MuridMurid
1.1. AA NegeriNegeri SedangSedang Non-PMRI, semi Non-PMRI, semi bidang studibidang studi
IVIV PriaPria 3131
VV WanitaWanita 3333
2.2. BB SwastaSwasta BaikBaik Non-PMRI,Non-PMRI,bidang studibidang studi
IVIV WanitaWanita 4141
VV PriaPria 4444
3.3. CC NegeriNegeri BaikBaik Non-PMRI, semi Non-PMRI, semi bidang studibidang studi
IVIV WanitaWanita 4949
VV PriaPria 4545
4.4. DD SwastaSwasta BaikBaik PMRI, semi bidang PMRI, semi bidang studistudi
IVIV PriaPria 4141
VV PriaPria 4040
5.5. EE NegeriNegeri SedangSedang PMRI, semi bidang PMRI, semi bidang studistudi
IVIV WanitaWanita 3636
VV Pria Pria 3838
6.6. FF NegeriNegeri SedangSedang PMRI,PMRI,guru kelasguru kelas
IVIV PriaPria 4040
VV PriaPria 4545
VI. Hasil dari Perubahan
2727
Kesimpulan dari analisis data:Kesimpulan dari analisis data:A. Tentang Proses PembelajaanA. Tentang Proses Pembelajaan
Di sekolah Non-PMRIDi sekolah Non-PMRI Pembelajaran matematika di sekolah-sekolah Non-PMRI Pembelajaran matematika di sekolah-sekolah Non-PMRI
masih mengikuti pola tradisional, yaitu guru aktif masih mengikuti pola tradisional, yaitu guru aktif mentransfer pengetahuan ke pikiran siswa yang mentransfer pengetahuan ke pikiran siswa yang menerimanya secara pasif.menerimanya secara pasif.
Materi pelajaran bersifat formal matematis, masalah Materi pelajaran bersifat formal matematis, masalah kontekstual jarang digunakan dalam pembelajaran.kontekstual jarang digunakan dalam pembelajaran.
Guru jarang meminta siswa menjelaskan idenya, bahkan Guru jarang meminta siswa menjelaskan idenya, bahkan kalau siswa mengalami sedikit kesulitan, guru kalau siswa mengalami sedikit kesulitan, guru mengambil alih penyelesaian masalah.mengambil alih penyelesaian masalah.
Guru hampir tidak pernah memotivasi siswa untuk Guru hampir tidak pernah memotivasi siswa untuk menemukan cara-cara lain (alternatif) untuk menemukan cara-cara lain (alternatif) untuk menyelesaikan masalah.menyelesaikan masalah.
2828
Di sekolah PMRI• Pembelajaran matematika di sekolah-sekolah PMRI sudah mulai berubah dari guru yang aktif menjelaskan konsep atau prosedur penyelesaian masalah menjadi guruyang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri caranya menyelesaikan suatu masalah. • Pembelajaran bukan lagi berorientasi pada guru, tetapi • pada siswa.• Guru sudah berusaha memulai pembelajaran dengan memberikan pada siswa masalah yang kontekstual.• Guru sudah meminta dan mendorong siswa berani menjelaskan idenya.• Guru tidak lagi menganjurkan siswa menggunakan strategi tertentu tetapi memotivasi mereka mencari dan menggunakan strategi sendiri.
2929
Di Sekolah Non-PMRIa. Siswa cenderung berorientasi pada hasil akhir, bukan pada proses bagaimana mendapatkan hasil akhir itu.b. Siswa puas dengan satu cara penyelesaian masalah dengan mengikuti pola yang diajarkan oleh guru. Pola berpikir seragam, pada umumnya formal.c. Siswa tidak mampu menjelaskan idenya dengan lancar. Kalau mereka sudah mendapatkan jawaban akhir yang betul, itu sudah cukup tidak perlu penjelasan
Di Sekolah PMRIa. Siswa berusaha untuk menuliskan caranya menyelesaikan masalah, artinya sudah mulai berorientasi pada proses.b. Siswa sudah biasa menemukan cara sendiri dan mulai berpikir kritis. Pola penyelesaian masalah beragam, dari yang informal sampai formal.c. Siswa sudah berani menjelaskan idenya dan mengutarakan pendapatnya yang berbeda dengan temannya.
B. B. Tentang Proses Berpikir SiswaTentang Proses Berpikir Siswa
3030
C. Tentang Hasil Belajar C. Tentang Hasil Belajar 1. Menjawab Soal Pilihan Ganda1. Menjawab Soal Pilihan Ganda
Kelas SD A SD B SD C SD D SD E SD F N 31 41 48 41 36 40 IV Rerata 6,90 6,50 6,39 6,037 6,014 5,35 N 33 44 45 40 38 45 V
Rerata 3,70 4,09 5,87 3,7 3,902 3,6
No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10 Total
asymp
sig (2
tailed)
0,019 0,000 0,009 0,003 0,180 0,108 0,318 0,606 0,845 0,002 0,000
3131
Kesimpulan:Kesimpulan:
Kesimpulan, dalam hal menjawab soal-soal pilihan ganda, siswa-siswa di sekolah Non-PMRI lebih unggul dari pada siswa-siswa di sekolah PMRI.
3232
Contoh Soal dan Cara Siswa Menyelesaikan:Contoh Soal dan Cara Siswa Menyelesaikan: Tina dan Nana senang membaca novel. Tina Tina dan Nana senang membaca novel. Tina
membaca suatu novel 15 halaman setiap jam, membaca suatu novel 15 halaman setiap jam, dan Nana membaca novel yang sama 20 dan Nana membaca novel yang sama 20 halaman setiap jam. halaman setiap jam. Pada suatu hari Minggu, Pada suatu hari Minggu, Tina mulai membaca pukul 08.00 dan Nana Tina mulai membaca pukul 08.00 dan Nana mulai pukul 09.00. Pukul berapa mereka mulai pukul 09.00. Pukul berapa mereka membaca halaman yang sama pada saat yang membaca halaman yang sama pada saat yang sama?sama?
Jawab:Jawab: Cara-1: Cara-1: Cara-2:Cara-2:
3333
Non-PMRI PMRI NON- PMRI
a. 15 X 40 = 60. Jadi 12.00
a. Cara-1 Jam 12.00 Sudah di jam 9.00 sudah karena Tina 15 halaman. Jika 12.00 sudah 60 halaman dan Nana pada jam 12.00 juga sudah membaca 60 hlm Cara-2 Tina Nana Jam hlm jam hlm 09.00 15 10.00 20 10.00 30 11.00 40 11.00 45 12.00 60 12.00 60
b. Tina membaca 60 halaman pada waktu dan Nana juga sama. Tina = 15 45 60 08.00, 09.00, 10.00, 11.00, 12.00 09.00, 10.00, 11.00, 12.00 20 40 60 Pukul 12.00. c. 15 x 4 = 60 20 x 3 = 60 8 + 4 = 12 9 + 3 = 12 Jadi mereka membaca halaman yang sama pada jam 12.00
b. Cara 1 : Tina : 15 30 45 60 08.00 09.00 10.00 11.00 Nana : 20 40 60 09.00 10.00 11.00 Jadi halamnya sama 60 saat yang sama pukul 11.00 Cara 2 : Tina : 1jam 1jam 1jam 1jam 15 30 45 60 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 Nana: 1jam 1jam 1jam 20 40 60 09.00 10.00 11.00 12.00 Jadi pukul 12.00
Sangat sedikit siswa dapat menyelesaikan soal di atas betul dengan cara yang betul. Banyak siswa yang mengerjakannya secara tidak masuk akal.
Banyak siswa menggunakan cara yang betul tetapi tidak tepat dan tidak teliti sehingga tidak memperoleh hasil akhir yang betul, seperti cara-1 pada b di atas.
Contoh Cara Siswa menyelesikan:
3434
1. Kelompok Non-PMRI: a. hanya dapat menggunakan satu cara b. menggunakan pendekatan formal. Kelompok PMRI: a. menyelesaikan soal dengan dua cara, b. ada yang dua-duanya formal, ada yang satu formal dan yang satu informal, atau dua-duanya informal2. Dalam menyelesaikan masalah non-rutin atau konteks-
tual siswa-siswa di sekolah PMRI lebih kreatif dan lebih baik dari pada siswa-siswa di sekolah Non-PMRI.
Kesimpulan:Kesimpulan:
3535
PenutupPenutup
Pemberdayaan: - Karakteristik siswaPemberdayaan: - Karakteristik siswa - Kecerdasan:- Kecerdasan: * Kecerdasan Rasional;* Kecerdasan Rasional; * Emosional;* Emosional; * Adversity Quotient;* Adversity Quotient; * Kecerdasan Ganda* Kecerdasan GandaGuru perlu memperhatikan perbedaan siswa dari Guru perlu memperhatikan perbedaan siswa dari
segi kecerdasan, motivasi dan lain-lain segi kecerdasan, motivasi dan lain-lain
3636
A. - Jika anak dibesarkan dengan celaan, dia belajar memaki;A. - Jika anak dibesarkan dengan celaan, dia belajar memaki; - Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, dia belajar berkelahi;- Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, dia belajar berkelahi; - Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, dia belajar rendah diri;- Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, dia belajar rendah diri; - Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, dia belajar menyesali - Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, dia belajar menyesali
diri;diri;
B. - Jika anak dibesarkan dengan toleransi, dia belajar menahan B. - Jika anak dibesarkan dengan toleransi, dia belajar menahan diri;diri;
- Jika anak dibesarkan dengan dorongan, dia belajar percaya diri;- Jika anak dibesarkan dengan dorongan, dia belajar percaya diri; - Jika anak dibesarkan dengan pujian, dia belajar menghargai;- Jika anak dibesarkan dengan pujian, dia belajar menghargai; - Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, dia - Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, dia
belajar keadilan;belajar keadilan; - Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persa-habatan, - Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persa-habatan,
dia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.dia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Mana Yang Anda Pilih, A atau B?