Masyarakat Post

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ggfg

Citation preview

1. MASYARAKAT POST-INDUSTRI

a. Ruang Lingkup Masyarakat Post-IndustriMasyarakat pasti akan senantiasa mengalami perubahan agar dapat bertahan dengan seiringnya perkembangan zaman. Industrialisasi telah melahirkan masyarakat modern yang terjadi kurang lebih dari tiga abad (abad ke-18 sampai dengan abad ke-20), selanjutnya pada abad ke-21 ini, masyarakat modern semakin menunjukkan kemajuan dan peningkatan. Kemajuan ilmu dan teknologi, terutama bidang informatika menyebabkan hubungan manusia semakin cepat dan intensif. Batas-batas kebudayaan antar wilayah kebudayaan yang satu dengan yang lain seolah menghilang. Maksudnya adalah kita dapat melihat keadaan masyarkat tetangga kita, bahkan kehidupan masyarakat di belahan dunia manapun. Kemajuan sebuah negarapun dapat diukur dari majunya informasi dan teknologi dari negara tersebut. Sebenarnya istilah post-industri dianggap merupakan kelanjutan dari periode masa industri. Jika pada masa idustri ditandai dengan kemajuan perkembangan industri dan kemajuan teknologi, maka post-industri ini ditandai dengan kemajuan teknologi di bidang informatika, sehingga masyarakat post industri juga disebut masyarakat informatika.Castells dan Himanen (2002), menyatakan bahwa munculnya era reformasi tidak harus menciptakan tingkat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang sama pada setiap masyarakat yang ada di seluruh dunia. Hal ini menunjukan bahwa setiap inisiatif pengembangan informasi harus relevan. Dengan ini akan memaksa sebuah masyarakat mengubah struktur yang mendasar pada masyarakat yang pada akhirnya akan menciptakan pihak penerima manfaat dan pihak korban. Karena pada hakikatnya, masyarakat adalah suatu institusi yang bersifat kontekstual dimana suatu nilai yang telah di sepakati pada suatu komunitas belum tentu relevan jika diterapkan di komunitas lain.

b. Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Memasuki Masyarakat Post-IndustriBeberapa hal yang harus diperhatikan sebelum sebuah masyarakat memasuki masyarakat informatika, yaitu: Masyarakat yang tidak buta hurufMasyarakat yang masih buta huruf jangan mimpi dapat masuk kedalam masyarakat informasi karena membaca merupakan prasyarat mutlak untuk memesuki masyarakat informasi.

Pemanfaatan computerSaat ini hampir semua pergerakan informasi dilakukan dengan computer. computer bahkan dapat digunakan untuk menerima siaran televisi, transaksi perbankan, transaksi perdagangan, ekspor impor dll.

Infrastruktur telekomunikasi Infrastruktur yang maju akan memudahkan komunikasi data antar computer yang berjauhan.

Industri percetakan yang majuSalah satu media untuk menghantarkan informasi adalah koran. Bagi masyarakat informatika, koran adalah salah satu menu wajib sarapan paginya. Mereka harus mengetahui perkembangan terakhir dari suatu minat dan pekerjaanya.

Industri TV dan radio yang maju untuk mendukung pergerakan informasi yang cepat. Minat baca yang tinggi Sistem perpustakaan yang maju

c. Faktor Terbentuknya Masyarakat Post-IndustriSecara umum masyarakat informatika adalah masyarakat dimana produksi, distribusi, dan pengolahan informasi merupakan aktifitas utamanya ( Anominus, 2006). Masyarakat ini menekankan pada seberapa pentingnya peran informasi dan komunikasi (ICT) serta akses di bawah pengaruh ekonomi, politik, dan lingkungan social (Geldof, 2005).Ada beberapa faktor yang mendorong terbentuknya masyarakat informatika seperti:

a. Dinamika informasi dan komunikasi b. Perkembangan teknologi computer c. Perkembangan teknologi komunikasid. Ciri Mayarakat Post-Industri

Adapun ciri-ciri dari masyarakat informatika adalah:

a. Mengolah sumber daya yang berupa informasib. Membutuhkan sumber daya berupa pengetahuan.c. Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai pekerja professional drngan keahlian ahli.d. Berteknologi tinggie. Berprinsip perkembangan penerapan pengetahuan dalam teknologi.

2. MASYARAKAT BERDASARKAN LINGKUNGAN

Masyarakat berdasarkan letak geografis dan pengaruh lingkungannya secara kasar dikategorikan kedalam tiga kelompok, yaitu masyarakat agraris, masyarakat maritim dan masyarakat pedalaman. Ketiga jenis masyarakat ini dapat kita jumpai didalam keberaneka-ragaman masyarakat Indonesia. Pengkategorian tersebut mengacu pada pengkategorisasian masyarakat menurut Hildred Geertz (1981).

2.1 Masyarakat Agraris

a. Pengertian Masyarakat Agraris

Masyarakat agraris adalah masyarakat yang sebagian besar bercocok tanam. Sebagian besar penduduk Indonesia masih bekerja dalam sector pertanian termasuk peternakan dan perikanan. Teknologi bercocok tanam di ladang memerlukan tanah yang luas. Biasanya para petani dahulu hidup berpindah-pindah, karena mencari lahan yang baru untuk di tanam, namun sekarang petani menetap karena teknologi pertanian yang maju untuk menyuburkan tanah seperti pupuk, adapun cara bercocok tanam dahulu juga berbeda dengan sekarang misalnya dulu hanya mengandalkan hujan namun sekarang bias dibuat sumur atau bendungan persediaan.

b. Letak Daerah Masyarakat Agraris

Menurut statistic sensus pertanian 1963, Indonesia memiliki 41.000 komunitas desa, 21.000 di Jawa. Dari komunitas itu dapat dibagi kedalam dua golongan berdasarkan teknologi usaha taninya. a) Desa- desa yang berdasarkan cocok tanam di ladang, dan b) Desa- desa yang berdasarkan cocok tanam di sawah.Adapun desa-desa golonngan pertama dapat di temui di pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Irian dengan perkecualian beberapa daerah di Minahasa. Desa-desa yang termasuk golongan kedua terutama terletak di Jawa, Madura, Bali dan Lombok.

c. Ciri Masyarakat Agraris

Hal pendukung terdapatnya masyarakat Agraris adalah adanya dukungan oleh faktor geografis dan ekologis yang menunjang kegiatan ekonomi mereka. Ciri masayarakat agraris, diantaranya :

Kesuburan tanah dan cuaca yang memungkinkan turunnya curah hujan secara teratur adalah faktor pendukung utama kegiatan masyarakat petani.

Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya.

Masyarakat itu sering disangkut pautkan dengan petani biasanya mereka menggunakan alat-alat manual misalnya, menggunakan tenaga hewan untuk membajak sawah, cangkul, sabit dan sebagainya.

Sumber daya alamnya berupa angin, air, tanah, manusia,yang pada akhirnya mereka membutuhkan bahan mentahatau alam sebagai penunjang kehidupan.

d. Hubungan Antara Agraris dengan Feodal

Feodalismedapat diartikan sebagaisistem pemerintahanyang dipegang oleh seorang pemimpin dan mayoritas bangsawan, kekuasaan mutlak berada dibawah kuasa mereka danmemilikibawahanyang juga masih dari kalangan bangsawan juga tetapi lebih rendah dan biasa disebut vasaldan jumlah bawahan tersebut banyak. Para vasal ini wajib membayar upeti kepada tuan mereka. Sedangkan para vasal pada gilirannya ini juga mempunyai anak buah dan abdi-abdi mereka sendiri yang memberi mereka upeti.

Masyarakat Agraris mengaplikasikan sistem pemerintahan yang feodal dalam kegiatannya bercocok tanam. Dalam menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian,dari hal tersebut membuat parapemilik tanah sebagai pihak yang berkuasa dan menempati lapisan atas struktur masyarakat atas dukungan petani lapisan terbawah. Di lapisan tengah terdapat pegawai kaum feodal dan pedagang.Karena itulahtanah menjadi faktor produksi utamadandapat disimpulkan bahwa yang menjadi inti pembahasan dari feodalisme adalah Tanah menjadi sumber kekuasaan bagi para tuan feudal yang memegang peranan penting pada zamannya. Seseorang dikatakan memiliki kekuasaan bila orang tersebut memiliki modal utama berupa tanah yang kemudian berkembang menjadi wilayah.

.2.2 Masyarakat Maritim

a. Pengertian Masyarakat Maritim

Masyarakat maritim adalah masyarakat yang mengandalkan lingkungan alam berupa laut sebagai sumber kegiatan ekonomi mereka. Bentangan laut yang mengelilingi Indonesia banyak menyediakan sumber daya alam berupa ikan dan tumbuh-tumbuhan laut serta menjadikan masyarakat ini memiliki kemampuan berlayar, baik dengan perahu-perahu kecil maupun kapal-kapal besar. Contoh masayarakat maritim di Indonesia adalah suku bangsa Makassar, Bugis, dan lain-lain.

b. Karakteristik Masyarakat Maritim

1. Masyarakat daerah pantai menggantungkan mata pencahariannya dari eksploitasi laut. Artinya mereka hidup dari sumber daya dan alam yang masih berlimpah di dekat sekitar pantai. Dalam perkembangannya, hasil sumber daya laut yang antara lain dari hasil ikan, kerang dan sebagaainya.

2. Ciri khas yang menonjol masyarakat maritim adalah sifat keterbukaan dalam menerima unsur-unsur dari luar.Sebagai contoh berkembangnya agama islam pada abad ke-15 dan ke-16 di indonesia atau nusantara, adalah melalui daerah-daerah atau kota-kota pelabuhan seperti samudra pasai, aceh, malaka, demak, gresik, tuban dan lain-lain.

3. Dalam hal religi yang berorientasi kepada kepercayaan adanya dunia roh dan lebih khusus lagi penghormatan kepada roh nenek moyang mereka.Pada masyarakat pantai, terutama masyarakat nelayan atau pelaut, upacara-upacara semacam itu juga ditujukan kepada tokoh-tokoh mistis penjaga laut agar mereka diberi keselamatan dalam menjalankan pekerjaan sebagai nelayan atau pelaut.

4. Ciri masyarakat penduduk pantai suka melakukan hubungan interaksional dengan penduduk pantai lainnya maupun terhadap masyarakat pedalaman. Kalau masyarakat pantai dengan masyarakat pantai lainnya yaitu dalam bentuk perdagangan dan pelayaran. Sedangkan dengan masyarakat pedalaman yaitu dengan tukar-menukar hasil laut dengan bahan makanan pokok seperti beras.

5. Kecenderungan menerapkan sistem pemerintahan yang egaliter dalam penerapan kegiatan ekonomi mereka. Maksudnya adalah tidak adanya perbedaan atau kasta seperti pada masyarakat agraris pada umumnya, namun lebih bersifat sederajat atau sama.

2.3 Masyarakat Pedalaman

a. Pengertian Masyarakat Pedalaman

Jenis ini merupakan masyarakat yang tidak tergolong dalam kategori masyarakat agraris maupun maritim. Dengan letak wilayah yang berada di suatu tempat yang terisolasi, baik secara geografis maupun secara mental masyarakat itu sendiri yang memang ingin memisahkan diri dari perubahan zaman.

b. Karakteristik Umum Masyarakat Pedalaman

Pada umumnya, mereka masih mempertahankan tradisi atau adat-istiadat yang di wariskan oleh nenek moyang mereka sebagai bentuk mempertahankan kebudayaan. Dengan adanya perkembangan teknologi tidak membuat mereka mengubah cara pandang maupun persepsi serta pola hidup mereka. Bahkan mereka dengan sengaja menolak kemajuan teknologi yang ditawarkan.Contohnya pada banyak masyarakat pedalaman, lampu dan peralatan elektronik masih merupakan hal yang tabu, disana dilarang menggunakan peralatan modern, sebab itulah pantangan yang ada di sana.

c. Daerah Masyarakat Pedalaman

Contoh masyarakat pedalaman adalah masyarakat suku bangsa Korowai di Papua, suku bangsa Dayak di Kalimantan, suku bangsa Anak Dalam di Sumatera, suku bangsa Baduy di Banten, dan lain-lain.

PENDAHULUANPada dasarnya manusia akan selalu mengalami perubahan untuk dapat bertahan dengan seiring perkembangan zaman. Untuk beberapa jenis masyarakat seperti masyarakat pedalaman, perkembangan zaman bukanlah menjadi suatu acuan untuk melakukan perubahan dengan tahap yang cepat, namun justru tetap mempertahankan tradisi serta adat-istiadat yang diperoleh dari nenek moyang mereka. Hal ini menunjukkan respon yang lamban terhadap perkembangan zaman. Sedangkan respon yang cukup cepat adalah jenis masyarakat post-industri atau yang biasa disebut masyarakat informatika. Munculnya informasi dalam masyarakat menyebabkan masayarakat harus mengelola informasi. Bagaimana cara anggota masyarakat memperlakukan informasi, menghargai informasi, cara orang mencari informasi dan bagaimana orang membutuhkan informasi, maka muncullah masyarakat informatika atau masyarakat informasi. Masyarakat informatika ini terlihat mencapai titik perkembangannya pada abad ke-21. Berbagai penemuan semakin memperkokoh perkembangan teknologi untuk menunjang keberlangsungan pengelolaan informatika agar hubungan antara manusia terjadi secara cepat dan intensif.Lain halnya dengan jenis masyarakat yang dikategorikan menurut Hildred Greetz. Menurutnya, masyarakat dapat dibagi berdasarkan lingkungannya, yaitu masyarakat agraris, masyarakat maritim dan masyarakat pedalaman. Ketiga jenis masyarakat ini sudah tidak asing lagi di negara Indonesia. Ketiga jenis masyarakat tersebut tidak lepas dari kebudayaan serta karakteristik yang berbeda. Sudah menjadi mitos yang berkembang ditengah-tengah masyarakat bahwa Indonesia merupakan memiliki kekayaan laut yang berlimpah, baik sumber hayatinya maupun non hayatinya. Walaupun mitos tersebut seperti itu perlu dibuktikan dengan penelitian yang mendalam dan komprehensif. Terlepas dari mitos tersebut, kenyataan Indonesia merupakan negara maritim dengan 70% wilayahnya adalah laut.Sedangkan masyarakat agraris juga merupakan salah satu jenis masyarakat yang dominan di Indonesia, karena tidak dapat dipungkiri bahwa mata pencaharian masyarakat Indonesia sejak dulu adalah bertani. Kehidupan masyarakat ini masih jauh dari moderenisasi dengan kata lain mereka hidup sederhana secara tradisional. Adapun kebudayaan yang ada bersifat gotong-royong yang diidentik dengan adat istiadat pedesaan. Mereka berkembang sangat lamban karena tekhnologi dan informasi masih minim serta pengetahuan dan skill yang terbatas. Hal itu menyebabkan mereka hidup dalam kesederhanaan. Namun ada juga masyarakat agraris yang hidup berkecukupan karena berbagai faktor seperti kekuasaan, berilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi yang memadai.

PENUTUPSebenarnya istilah post-industri dianggap merupakan kelanjutan dari periode masa industri. Jika pada masa idustri ditandai dengan kemajuan perkembangan industri dan kemajuan teknologi, maka post-industri ini ditandai dengan kemajuan teknologi di bidang informatika, sehingga masyarakat post industri juga disebut masyarakat informatika. Masyarakat jenis inisangat ketergantungan pada perkembangan teknologi.Masyarakat agraris adalah masyarakat yang sebagian besar bercocok tanam. Biasanya para petani dahulu hidup berpindah-pindah, karena mencari lahan yang baru untuk di tanam, namun sekarang petani menetap karena teknologi pertanian yang maju untuk menyuburkan tanah seperti pupuk, adapun cara bercocok tanam dahulu juga berbeda dengan sekarang misalnya dulu hanya mengandalkan hujan namun sekarang bias dibuat sumur atau bendungan persediaan.

Masyarakat maritim adalah masyarakat yang mengandalkan lingkungan alam berupa laut sebagai sumber kegiatan ekonomi mereka. Bentangan laut yang mengelilingi Indonesia banyak menyediakan sumber daya alam berupa ikan dan tumbuh-tumbuhan laut serta menjadikan masyarakat ini memiliki kemampuan berlayar, baik dengan perahu-perahu kecil maupun kapal-kapal besar.

Sedangkan masyarakat jenis masyarakat pedalama merupakan masyarakat yang tidak tergolong dalam kategori masyarakat agraris maupun maritim. Dengan letak wilayah yang berada di suatu tempat yang terisolasi, baik secara geografis maupun secara mental masyarakat itu sendiri yang memang ingin memisahkan diri dari perubahan zaman

REFERENSI

Li, Tania Murray. Proses Transformasi Daerah Pedalaman di Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. 2002.

Lubis, Kun Marlina. Geografi. Jakarta: Grasindo. 2006

Lucas, Henry S. Sejarah Peradaban Barat Abad Pertengahan. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogyakarta. 1993

S.K, Wahyono. Indonesia Negara Maritim. Jakarta : Teraju. 2009.Syarif, Efrizal. Pembangunan Kelautan Dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2038/skripsi%20lengkap.pdf?sequence=1

LATIHAN TUGAS MANDIRI MPKT AMASYARAKAT POST-INDUSTRI DAN JENIS MASYARAKAT BERDASARKAN LINGKUNGAN

NAMA : Febrianti Ayu Anggraeni FitrianiNPM : 1306370764FAKULTAS : TeknikJURUSAN: Teknik Kimia

Universitas IndonesiaDepok, 2014