28
  2015 +62  21  526-1326 +62  21  526-1320 [email protected] Ringkasan Ekonomi Laporan ini tidak merupakan dasar suatu kontrak atau komitmen apapun juga. Semua opini dan perkiraan yang ada pada laporan ini disiapkan oleh PT Kiwoom Securities Indonesia sebagai media informasi dan tidak dimaksudkan sebagai sebuah penawaran untuk menjual atau membeli sesuatu efek. Semua informasi yang terdapat pada laporan ini disusun secara baik dari sumber yang dapat dipercaya. Namun demikian , baik laporan, opini dan perkiraan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.  March PT KIWOOM SECURITIES INDONESIA

March 2015 Monthly News Summary (Indo)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 2015

    +62 21 526-1326 +62 21 526-1320

    [email protected]

    Ringkasan Ekonomi

    Laporan ini tidak merupakan dasar suatu kontrak atau komitmen apapun juga. Semua opini dan perkiraan yang ada pada laporan ini disiapkan oleh PT Kiwoom

    Securities Indonesia sebagai media informasi dan tidak dimaksudkan sebagai sebuah penawaran untuk menjual atau membeli sesuatu efek. Semua informasi

    yang terdapat pada laporan ini disusun secara baik dari sumber yang dapat dipercaya. Namun demikian, baik laporan, opini dan perkiraan dalam laporan

    ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

    March PT KIWOOM SECURITIES INDONESIA

    mailto:[email protected]

  • March 2015 Pg.1

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Deflasi di Tengah Kenaikan Harga

    Beras

    Consumer Confidence

    Menguat

    Macro Economy Pada bulan Februari kembali terjadi deflasi sebesar 0.36% dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 118.28. Kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok:

    Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0.45%)

    Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0.41%)

    Sandang (0.52%)

    Kesehatan (0.39%)

    Pendidikan, rekreasi dan olah raga (0.14%) Penurunan indeks harga pada kelompok:

    Bahan makanan (1.47%)

    Transpor, komunikasi dan jasa keuangan (1.53%) Tingkat inflasi berada pada level 6.29% secara year on year dan secara year to date masih mengalami deflasi sebesar 0.61%. Pada bulan Maret kemungkinan akan ada tekanan inflasi setelah kenaikan tipis harga BBM bersubsidi dan LPG.

    Lihat Lampiran I Cadangan Devisa, Kurs Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga Lihat Lampiran V Kalender Ekonomi Survey dari Bank Indonesia pada akhir bulan Januari 2015 menunjukkan penurunan consumer confidence index (CCI) menjadi 120.20 dari sebelumnya di level 116.50 pada akhir bulan Desember 2014. Level index CCI di atas 100 masih menunjukkan optimisme atau sebaliknya.

    -10%

    -5%

    0%

    5%

    10%

    15%

    20%

    2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Real Interest Rate Inflation (%) 9-Month SBI(%)

    70

    80

    90

    100

    110

    120

    130

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Consumer Confidence Index (CCI)

  • March 2015 Pg.2

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Neraca

    Perdagangan Surplus

    DPR berikan

    persetujuan PMN

    Statistik industri

    otomotif

    Pada bulan Januari neraca perdagangan mencatatkan posisi surplus sebesar US$ 0.71 miliar di mana sektor non-migas mencatat surplus US$ 748 juta dan sektor migas mengalami defisit sebesar US$ 38.6 juta. Nilai ekspor meningkat turun 9.00% dari bulan sebelumnya dan nilai impor mengalami penurunan sebesar 12.8% dibandingkan bulan Desember.

    Export-Import Figures (Million US$)

    Dec-14 Jan-15 % Change FY 2013 FY 2014 % Change

    Total Export 14,621.3 13,300.9 -9.0% 182,551.8 176,292.7 -3.4%

    Oil & Gas 2,353.3 2,076.8 -11.7% 32,633.0 30,331.9 -7.1% Crude Oil 877.6 599.7 -31.7% 10,204.7 9,528.2 -6.6%

    Oil Products 228.8 211.7 -7.5% 4,299.1 3,623.4 -15.7% Gas 1,246.9 1,265.4 1.5% 18,129.2 17,180.3 -5.2%

    Non Oil & Gas 12,268.0 11,224.1 -8.5% 149,918.8 145,960.8 -2.6%

    Total Import 14,434.5 12,591.5 -12.8% 186,628.7 178,178.8 -4.5%

    Oil & Gas 3,389.5 2,115.4 -37.6% 45,266.4 43,459.9 -4.0% Crude Oil 956.6 606.9 -36.6% 13,585.8 13,072.4 -3.8%

    Oil Products 2,218.9 1,363.6 -38.5% 28,567.6 27,362.5 -4.2% Gas 214.0 144.9 -32.3% 3,113.0 3,025.0 -2.8%

    Non Oil & Gas 11,045.0 10,476.1 -5.2% 141,362.3 134,718.9 -4.7%

    Trade Balance (Million US$)

    Oil & Gas -1,036.2 -38.6 -96.3% -12,633.4 -13,128.0 3.9% Non Oil & Gas 1,223.0 748.0 -38.8% 8,556.5 11,241.9 31.4%

    Total 186.8 709.4 279.8% -4,076.9 -1,886.1 -53.7%

    Lihat Lampiran I Cadangan Devisa, Kurs Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga Lihat Lampiran II Grafik Harga Komoditas Lihat Lampiran V Kalender Ekonomi Komisi VI DPR menyetujui penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 37.27 Triliun dari proposal awal Rp 48 Triliun. Komisi VI menolak rencana PMN sebesar Rp 5.6 Triliun kepada PT Bank Mandiri (BMRI) seta mengurangi alokasi PMN kepada PT Aneka Tambang (ANTM) menjadi Rp 3.5 Triliun. Beberapa BUMN publik yang akan menerima PMN:

    SOE Line of Business Capital Injection

    Proposed Approved

    1 PT Adhi Karya (ADHI) Construction firm IDR 1.4 Trillion IDR 1.4 Trillion 2 PT Aneka Tambang (ANTM) Mining Firm IDR 7 Trillion IDR 3.5 Trillion 3 PT Bank Mandiri (BMRI) Bank IDR 5.6 Trillion Not Approved

    4 PT Krakatau Steel (KRAS) Basic Industry IDR 956 Billion IDR 956 Billion (non-cash scheme)

    5 PT Waskita Karya (WSKT) Construction firm IDR 3.5 Trillion IDR 3.5 Trillion

    Rencana PMN senilai Rp 956 Miliar kepada PT Krakatau Steel (KRAS) akan dilakukan secara non-tunai, dengan menyetujui kapitalisasi atas alokasi laba ditahan periode 2010 sebelum IPO. Lihat Lampiran VI Kinerja LQ45 Automotive Sector Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merilis data penjualan mobil di Indonesia pada Januari 2015 tercatat turun sebesar 9.1%Yoy menjadi 94,139 unit dibandingkan 103,609 unit pada periode yang sama pada tahun lalu. Sementara itu, total penjualan mobil di Indonesia pada 2014 turun 1.8%Yoy menjadi 1,208,019 unit dibandingkan dengan 1,229,901 unit pada 2013.

  • March 2015 Pg.3

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    OJK berencana izinkan bank

    melakukan ekspansi modal

    ventura

    Indonesia akan batasi

    kepemilikan asing atas bank

    Kinerja laba bersih bank FY 2014 menunjukkan

    penurunan

    Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) merilis data penjualan sepeda motor di Indonesia pada Januari 2015 tercatat turun 13.7%Yoy menjadi 513,816 unit dibandingkan 595,636 unit pada periode yang sama pada tahun lalu. Sementara itu, total penjualan sepeda motor di Indonesia pada 2014 naik 2.0%Yoy menjadi 7.92 juta unit dibandingkan dengan 7.77 juta unit pada 2013.

    Period Car Sales Motorcycle Sales

    (unit) %Yoy (unit) %Yoy

    2005 533,917 5,074,186

    2006 318,904 -40.3% 4,428,274 -12.7%

    2007 433,341 35.9% 4,688,264 5.9%

    2008 603,774 39.3% 6,215,830 32.6%

    2009 483,548 -19.9% 5,851,962 -5.9%

    2010 764,710 58.1% 7,369,255 25.9%

    2011 894,164 16.9% 8,043,535 9.1%

    2012 1,116,230 24.8% 7,141,586 -11.2%

    2013 1,229,901 10.2% 7,771,017 8.8%

    2014 1,208,019 -1.8% 7,926,103 2.0%

    1M 2014 103,609 595,636 1M 2015 94,139 -9.1% 513,816 -13.7%

    Banking Sector Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana memberikan izin kepada bank-bank BUMN untuk melakukan ekspansi dengan mendirikan perusahaan modal ventura. Selain ditujukan sebagai langkah diversifikasi usaha bank, langkah tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan perusahaan modal ventura di Indonesia. Menurut OJK, kebijakan baru yang tengah dirumuskan tersebut kemungkinan akan mengatur alokasi pembiayaan modal ventura sebesar 70% ke perusahaan yang belum lama beroperasi atau masih dalam tahap pengembangan (startup companies). Indonesia berencana membatasi kepemilikan asing atas bank hingga 50% dari 99% saat ini. Komisi 11 DPR, yang menaungi sektor keuangan dan perbankan, akan mengajukan undang-undang perbankan baru yang membatasi kepemilikan investor asing hingga mencapai maksimum 50%. Sejak tahun 2012 lalu, BI menerapkan aturan baru yang secara efektif membatasi kepemilikan investor asing atas bank menjadi 40%. Anggota DPR periode 2009-2014 juga telah mengajukan proposal perundang-undangan yang membatasi kepemilikan asing hingga mencapai 40% dan memberi waktu 10 tahun kepada para pemegang saham asing untuk melakukan penyesuaian. Namun demikian pembahasan perundang-undangan tersebut terhenti seiring berakhirnya masa tugas pada Oktober lalu. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bank membukukan penurunan laba bersih tahun lalu seiring kecenderungan calon debitur yang menunggu hasil Pemilu. Tahun lalu perbankan Indonesia membukukan total kenaikan laba bersih sebesar by 5.1%Yoy menjadi Rp 112.16 Triliun (sekitar US$ 8.7 Miliar), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 14.9%Yoy pada 2013 lalu. Pertumbuhan penyaluran kredit tahun lalu turun menjadi 11.6%Yoy menjadi Rp 3,706.5 Triliun dibandingkan dengan pertumbuhan 21.8%Yoy pada tahun 2013.

  • March 2015 Pg.4

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    BAEK Rencana

    go private

    IDR, Trillion 2012 2013 2014

    Credit Outstanding 2,725.7 3,319.8 3,706.5 %Yoy Growth 23.9% 21.8% 11.6%

    Third Party Funds 3,225.2 3,664.0 4,114.4 %Yoy Growth 15.8% 13.6% 12.3%

    Net Interest Income 207.57 243.05 274.17 %Yoy Growth 16.1% 17.1% 12.8%

    Net Profit 92.83 106.71 112.16 %Yoy Growth 23.6% 14.9% 5.1%

    Ratios 2012 2013 2014

    Capital Adequacy Ratio 17.43% 18.13% 19.57% Return on Assets (ROA) 3.11% 3.08% 2.85% Net Interest Margin (NIM) 5.49% 4.89% 4.23% Loan-to-Deposit Ratio (LDR) 83.58% 89.70% 89.42%

    Tahun ini OJK memperkirakan kinerja laba bersih bank dapat tumbuh 15%Yoy menjadi Rp 129 Triliun, didukung oleh kenaikan penyaluran kredit sebesar 16.4%Yoy dan proyeksi net interest margin (NIM) sebesar 5.76%. Tabel berikut menyajikan kinerja keuangan FY 2014 atas 15 bank besar yang diurutkan berdasarkan aset terbesar.

    # Bank (Ranked by biggest Asset) FY 2014 NIM CAR NPL

    Gross LDR ROE

    Net Profit

    IDR, Tn %Yoy

    1 Bank Mandiri (BMRI) 5.94% 16.60% 1.66% 82.02% 25.81% 19.87 9.2% 2 Bank Rakyat Indonesia (BBRI) **) 8.51% 18.31% 1.69% 81.68% 31.22% 24.24 13.6% 3 Bank Central Asia (BBCA) *) 6.49% 17.24% 0.66% 75.88% 25.37% 12.20 17.7% 4 Bank Negara Indonesia (BBNI) 6.20% 16.22% 1.96% 87.81% 23.64% 10.78 19.1% 5 Bank CIMB Niaga (BNGA) 5.36% 15.58% 3.90% 99.46% 9.02% 2.34 -45.3% 6 Bank Danamon (BDMN) 8.42% 17.86% 2.35% 92.60% 8.58% 2.60 -35.6% 7 Bank Permata (BNLI) 3.63% 13.58% 1.70% 89.13% 12.17% 1.59 -8.0% 8 Bank Pan Indonesia (PNBN) 3.83% 15.62% 2.05% 90.51% 13.09% 2.36 4.2% 9 Bank Tabungan Negara (BBTN) 4.47% 14.64% 4.01% 108.86% 10.66% 1.12 -28.6%

    10 Bank International Indonesia (BNII) 4.76% 15.72% 2.23% 101.07% 6.02% 0.70 -54.8% 11 Bank OCBC NISP (NISP) 4.15% 18.74% 1.34% 93.59% 9.68% 1.33 16.6% 12 BPD Jawa Barat (BJBR) *) 6.68% 16.18% 4.14% 79.72% 16.48% 0.71 -34.7% 13 Bank Bukopin (BBKP) *) 3.74% 14.49% 3.09% 77.11% 16.05% 0.67 -8.0% 14 BankTabunganPensiunanNegara(BTPN)*) 11.44% 23.58% 0.81% 97.31% 18.96% 1.42 -15.3% 15 Bank Mega (MEGA) *) 5.35% 15.41% 3.22% 66.12% 13.19% 0.59 65.0%

    Top 15 Industry average FY 2014 5.93% 16.65% 2.32% 88.19% 16.00% -5.66%

    Top 15 Industry average 9M 2014 5.91% 16.57% 2.36% 87.37% 16.12% -4.26%

    *) As of 9M 2014 **)Top Pick

    Dengan membandingkan beberapa rasio keuangan, kami memilih PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebagai top pick karena BBRI masih dapat membukukan ROE yang terbesar diantara bank lainnya yang juga didukung oleh tingginya NIM dan CAR. Lihat Lampiran VI Kinerja LQ45 PT Bank Ekonomi Raharja (BAEK) berencana menjadi perusahaan tertutup (go private) dengan menghapus pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). BAEK meminta BEI untuk menghentikan aktivitas perdagangan sementara (suspensi) sejak 16 Februari lalu dan menyampaikan surat kepada Otoritas Jasa Keuangan terkait rencana delisting. Setelah menjadi perusahaan tertutup HSBC berencana mengintegrasikan BAEK dengan cabang HSBC di Indonesia. Pada bulan Oktober 2008, melalui anak perusahaan HSBC Asia Pacific Holdings (UK) Limited, Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) mengakuisisi 88.89% saham BAEK senilai total US$ 607.5 Juta (sekitar IDR 5.98 Triliun dengan menggunakan kurs Rp 9,810 per USD pada saat itu) atau Rp 2,452 per lembar.

  • March 2015 Pg.5

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    BBTN Proyeksi pertumbuhan

    kredit

    BMRI Rencana emisi obligasi

    global

    BTPN SGCM membeli 17.5%

    saham

    Statistik penjualan semen nasional

    Pada bulan Agustus 2009 HSBC menyelesaikan proses tender offer dengan menyerap 10.08% saham publik pada harga penawaran Rp 2,652 per lembar. Sesuai peraturan perundang-undangan HSBC harus melakukan penjualan kembali saham ke pasar (refloat) dalam dua tahun sejak menyelesaikan proses tender offer. Pada 14 Oktober 2014 HSBC diketahui menyampaikan proposal permohonan perpanjangan waktu refloat kepada OJK. Pada akhir September 2014, HSBC Asia Pacific Holdings tercatat memiliki 98.94% saham BAEK, PT Bank Central Asia (BBCA) memiliki 1% saham dan 0.06% sisanya dimiliki saham publik. PT Bank Tabungan Negara (BBTN) memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini mencapai 18%, naik dibanding pertumbuhan kredit tahun lalu sebesar 15%. Nilai penyaluran kredit BBTN tahun lalu naik 14.5%Yoy, tercatat sebesar Rp 115 Triliun pada akhir Desember lalu. Target pertumbuhan tersebut belum termasuk potensi pertumbuhan KPR dari program Satu juta rumah murah Pemerintah. PT Bank Mandiri (BMRI) berencana menerbitkan obligasi global sekitar US$ 800 Juta hingga US$ 1 Miliar tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung ekspansi kredit setelah gagal mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN). BMRI menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 15% hingga 17% tahun ini. Tahun lalu BMRI membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12.2%Yoy menjadi Rp 530 Triliun, turun dibandingkan pertumbuhan kredit 17%yoy pada 2013. Sumitomo Corporation melalui anak perusahaan, Summit Global Capital Management BV (SGCM), mengumumkan transaksi pembelian 1.02 miliar lembar saham (17.5% kepemilikan) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dari TPG Nusantara senilai total Rp 5.92 Triliun (Rp 5,800 per lembar saham). Dengan demikian pasca transaksi SGCM tercatat memiliki 20% saham BTPN. Pada tahun 2013 Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) membeli 40% saham BTPN senilai US$ 1.5 Miliar. Manajemen BTPN menjelaskan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara SGCM dengan SMBC sehingga transaksi tersebut tidak melanggar peraturan yang berlaku bagi investor asing yang hanya diizinkan memiliki maksimal 40% saham bank lokal. Lihat Lampiran VI Kinerja LQ45 Basic Industry Sector Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mengeluarkan kinerja penjualan Januari 2015 yang menunjukkan total penjualan semen di Indonesia naik sebesar 3.1%Yoy menjadi 4.79 juta ton dibandingkan dengan 4.64 juta ton pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan penjualan semen pada 2014 naik 3.3%Yoy menjadi 59.9 juta ton dibandingkan dengan 58 juta ton pada 2013. ASI memperkirakan penjualan semen masih sama pada Februari 2015. Namun demikian jika pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur pada pertengahan Maret mendatang akan ada potensi penjualan semen meningkat.

  • March 2015 Pg.6

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Indonesia akan

    memulai kembali ekspor produk

    ayam olahan ke Jepang

    HMSP Rencana divestasi saham

    Sales Volume

    (Ton) 2012 2013 2014

    Volume Volume %YoY Volume %YoY

    1Q 12,501,247 13,576,020 8.6% 14,090,998 3.7% 2Q 13,390,279 14,258,877 6.5% 14,867,673 4.3% 3Q 13,576,294 13,744,231 1.2% 14,049,703 2.2% 4Q 15,496,587 16,425,909 6.0% 16,916,081 3.0%

    Total 54,964,407 58,005,037 5.5% 59,909,500 3.3%

    Area January

    2014 2015 %YoY

    Java 2,548,976 2,616,055 2.6% Sumatra 1,021,724 948,230 -7.2%

    Kalimantan 374,557 438,782 17.1% Sulawesi 348,548 334,371 -4.1%

    Nusa Tenggara 256,794 314,992 22.7% Maluku & Irian Jaya 88,450 132,597 49.9%

    Total Indonesia 4,639,049 4,785,027 3.1%

    Produsen ayam olahan Indonesia bersiap melakukan ekspor perdana ke Jepang setelah hampir satu dekade terhenti sejak kekuatiran atas kasus flu burung. Sejak didera oleh kekuatiran atas keamanan pasokan daging ayam tahun lalu Jepang melakukan diversifikasi pasokan diluar China dan Thailand. Pada akhir Agustus lalu Jepang menandatangani perjanjian pasokan dengan Indonesia dengan perkiraan nilai impor mencapai US$ 200 Juta per tahun. Tahun lalu nilai impor produk unggas Jepang mencapai 150 Miliar (sekitar US$ 1.3 Miliar). Karena pembeli Jepang terkenal atas kontrol kualitas yang ketat, maka langkah ekspor produk unggas Indonesia ke Jepang berpotensi membuat produk Indonesia lebih mudah diterima di kawasan regional yang saat ini didominasi oleh Thailand. Pada akhir tahun lalu PT Indofood Sukses Makmur (INDF) menjalin kerjasama dengan Brazil Foods SA (BRF) untuk membentuk perusahaan patungan yang fokus pada sector poultry dan makanan olahan. Perusahaan patungan dengan komposisi 50-50 tersebut akan melakukan investasi senilai US$ 200 Juta dalam waktu tiga tahun kedepan. BRF merupakan salah satu eksportir poultry terbesar dunia. PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), anak perusahaan Charoen Pokphand Group dari Thailand, merupakan pemimpin pasar poultry dan makanan olahan di Indonesia. Perusahaan lainnya yang bergerak di sector poultry dan makanan olahan lainnya adalah PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) dan PT Malindo Feedmill (MAIN). Lihat Lampiran VI Kinerja LQ45 Consumer Goods PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP) berencana melakukan divestasi 5.68% saham tahun ini untuk mematuhi aturan baru yang ditujukan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan. HMSP memperkirakan dapat membukukan dana senilai US$ 1.27 Miliar dari penjualan saham. Pada bulan Januari 2014 Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan aturan baru yang mengharuskan semua perusahaan terbuka mencapai free float minimal 7.5% saham. Aturan tersebut akan mulai berlaku pada Januari 2016. Philip Morris Indonesia, afiliasi Philip Morris International, tercatat memiliki 98.18% saham HMSP dimana 1.82% sisanya dimiliki investor publik.

  • March 2015 Pg.7

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    ROTI Belanja

    modal

    SUPR Emisi obligasi global

    ISAT Modernisasi

    jaringan

    TLKM Pengembangan

    layanan perusahaan dan

    bisnis

    PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) mengalokasikan dana belanja modal senilai Rp 350 Miliar tahun ini, naik 191%Yoy dari alokasi Rp 120 Miliar tahun lalu. Dana tersebut akan dialokasikan untuk mesin-mesin produksi, pemeliharaan mesin, dan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksi, serta meluncurkan beberapa produk inovasi baru. Tahun lalu ROTI tercatat memiliki kapasitas produksi sebesar 4 juta roti per hari, naik dari 3.5 juta roti per hari pada 2013. Tahun lalu ROTI telah menyelesaikan pembangunan pabrik baru di Cikande (Banten) dan Purwakarta (Jawa Barat) sehingga total pabrik saat ini sebanyak 10 pabrik. Infrastructure Sector Infrastructure Construction PT Solusi Tunas Pratama (SUPR) melalui anak usahanya, Pratama Agung Pte. Ltd., menjual obligasi global senilai US$ 300 Juta. Obligasi tersebut berjangka waktu lima tahun menawarkan kupon 6.25%. Lembaga pemeringkat Fitch memberi rating BB-(EXP) untuk rencana emisi obligasi global tersebut. Dana hasil emisi obligasi akan dialokasikan untuk melunasi pinjaman jangka panjang, mendukung modal kerja, serta mendukung rencana investasi lainnya. Infrastructure Telecommunications PT Indosat (ISAT) memperkirakan bisnis layanan data naik lebih dari 50% setelah selesainya program modernisasi jaringan. Modernisasi jaringan yang dilakukan pada bulan November lalu akan meningkatkan data dan layanan ISAT pada 23 kota besar di Indonesia. ISAT telah melakukan modernisasi jaringan selama dua tahun terakhir dengan belanja modal tahunan sekitar Rp 8 Triliun untuk membiayai program tersebut. Sementara itu manajemen meragukan dapat memenuhi target refinancing utang berdenominasi dolar tahun ini seiring volatilitas Rupiah. Sesuai rencana awal ISAT akan melakukan konversi atas utang senilai US$ 675 Juta yang akan jatuh tempo pada 29 Juli 2020 menjadi utang dengan mata uang Rupiah tahun ini. PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) berencana mengalokasikan dana sekitar Rp 700 Miliar hingga Rp 800 Miliar untuk mengembangkan layanan perusahaan dan bisnis tahun ini. Ruang lingkup layanan perusahaan dan bisnis TLKM termasuk layanan Teknologi Informasi (TI) untuk perusahaan, bisnis kecil-menengah dan instansi pemerintah, serta bisnis terkait lainnya. Anggaran untuk pengembangan usaha tersebut berasal dari belanja modal tahunan TLKM sekitar Rp 20 Triliun hingga Rp 25 Triliun. TLKM menargetkan dapat mencapai pertumbuhan diatas pasar TI yang diperkirakan tumbuh 7% hingga 8% dari segmen perusahaan dan segmen usaha kecil yang diperkirakan tumbuh sekitar 10% hingga 11% tahun ini. Manajemen mengungkapkan sekitar 60% hingga 65% permintaan layanan TI berupa layanan konektivitas dan sisanya merupakan layanan pemeliharaan seperti jaringan dan aplikasi.

  • March 2015 Pg.8

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    JSMR Perbaikan jalan tol

    BSDE Proyeksi kinerja FY 2014

    KIJA Cari mitra untuk

    pengembangan luar Jawa

    LPCK Pembangunan proyek Orange

    County

    Infrastructure Toll Road, Airport, Harbor and Allied Products PT Jasa Marga (JSMR) mengalokasikan dana perbaikan jalan tol senilai Rp 380 Miliar tahun ini. JSMR biasanya melakukan perbaikan jalan tol yang terkena dampak hujan pada akhir April setelah berakhirnya musim hujan. JSMR memperkirakan kenaikan volume penggunaan jalan tol naik menjadi 1.38 miliar kendaraan tahun ini, naik dari 1.32 miliar kendaraan pada 2014 lalu. Property Sector PT Bumi Serpong Damai (BSDE) diperkirakan membukukan kenaikan laba bersih sebesar 44%Yoy menjadi Rp 3.9 Triliun tahun lalu Vs Rp 2.7 Triliun pada 2013 lalu. Lonjakan laba tahun lalu didorong oleh konsolidasi laporan keuangan PT Plaza Indonesia Realty (PLIN). Dengan melakukan penyesuaian tanpa penghasilan tambahan dari PLIN, BSDE diperkirakan membukukan penurunan laba bersih sekitar 11%Yoy menjadi Rp 2.4 Triliun tahun lalu. BSDE mengalokasikan dana belanja modal sekitar Rp 3.5 triliun hingga Rp 4 Triliun tahun ini dimana sebagian besar diantaranya dialokasikan untuk akuisisi tanah di BSD City di Tangerang (Banten) dan Taman Wisata di Cibubur (Jawa Barat). Tahun ini BSDE menargetkan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan sekitar 10% hingga 15%. PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) tengah mencari mitra asing untuk mengembangkan kawasan industri di luar Jawa. Perusahaan menargetkan dapat mengembangkan 100 kota baru di seluruh Nusantara yang akan membantu menciptakan zona baru kawasan industri di Indonesia. KIJA telah bekerja sama dengan sejumlah Pemerintah daerah dan investor lokal untuk mengembangkan beberapa kawasan industri di dalam negeri. Sementara itu Plaza Indonesia Jababeka, perusahaan patungan antara KIJA dengan PT Plaza Indonesia Realty (PLIN), akan memulai pembangunan proyek kota mandiri dengan investasi senilai US$ 1 Miliar pada bulan Juni. Proyek tersebut merupakan mixed-use project yang berdiri diatas lahan seluas 12 Ha di Cikarang (Jawa Barat). PT Lippo Cikarang (LPCK) memulai pembangunan proyek Orange County senilai Rp 250 Trilliun, merupakan proyek mixed used properti yang berdiri di atas lahan seluas 322 Ha yang akan dikembangkan dalam kurun waktu 20 tahun kedepan. LPCK akan membangun dua menara apartemen pada pembangunan tahap pertama, yang membutuhkan waktu penyelesaian hingga 4 tahun. Menara yang dimaksud adalah Irvine Suites dan kondominium Westwood Suites yang dipasarkan pada 29 November lalu dan terjual habis pada hari yang sama. Proyek ini telah menarik beberapa mitra strategis termasuk trading house Jepang Mitsubishi, Suzuki Motor Indonesia, Toyota Tsusho, dan Oisha International College Foundation. Perusahaan juga akan segera meluncurkan tower apartemen ketiga bernama Pasadena Suites untuk memenuhi permintaan perumahan bagi ekspatriat di area tersebut.

  • March 2015 Pg.9

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    LPKR & SILO

    Divestasi saham

    Harga CPO naik akibat musim hujan, subsidi

    biodiesel

    Bulan lalu PT Lippo Karawaci (LPKR) menjual 92.8 juta lembar saham (8% saham) unit operator rumah sakit, PT Siloam International Hospitals (SILO), pada harga Rp 12,250 per saham. Divestasi tersebut menghasilkan dana Rp 1.14 Triliun yang akan dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek rumah sakit perusahaan dan bisnis properti terkait. LPKR saat ini tercatat memiliki 70.8% saham SILO, turun dari 78.8% sebelum divestasi. Saat ini SILO tercatat mengoperasikan 20 rumah sakit di 15 kota di Indonesia dan menargetkan dapat mengoperasikan lebih dari 50 rumah sakit dan 30 kota di seluruh Indonesia pada 2017. Tahun ini SILO mengalokasikan dana belanja modal senilai US$ 140 Juta yang akan dialokasikan untuk membangun 10 rumah sakit serta pengadaan peralatan medis baru. Lihat Lampiran VI Kinerja LQ45 Resources Sector Agriculture CPO diperdagangkan pada kisaran RM 2,300 per ton pada akhir Februari lalu seiring turunnya produksi Malaysia dan Indonesia yang memasuki puncak musim hujan. Langkah Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan subsidi biodiesel dari Rp 1,500 per liter menjadi Rp 4,000 per liter diharapkan dapat meningkatkan konsumsi domestik, menopang harga CPO. Harga minyak makan (edible oil) turun ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir akibat tingginya produksi. Membandingkan kinerja historis sejak tahun 2010, pergerakan harga minyak kedelai mulai menunjukkan tren menurun sejak tahun 2011, dengan persentase penurunan yang lebih dalam dibandingkan dengan penurunan harga kedelai yang dijual dalam bentuk biji-bijian akibat tingginya pasokan minyak makan dunia.

    Lihat Lampiran II Grafik Harga Komoditas

    -40%

    -20%

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Soybean Oil (US$ Cents per pound) Soybean - Grain (US$ Cents per Bushel)

  • March 2015 Pg.10

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Bea Keluar minyak

    sawit

    Pada akhir Februari harga CPO ditutup pada level RM 2,305 per ton (US$ 637.09 per ton), dengan harga minyak kedelai, produk substitusi CPO, ditutup pada level USD 659.6 per ton.

    Average (US$/Ton)

    Soybean Oil CPO Soybean premium (Discount) to CPO

    2010 $ 842.82 $ 861.40 $ (18.58) 2011 $ 1,106.64 $ 1,074.17 $ 32.47 2012 $ 1,047.54 $ 937.55 $ 109.99 2013 $ 921.71 $ 764.57 $ 157.15 2014 $ 736.20 $ 736.81 $ (0.61)

    Jan-15 $ 643.70 $ 640.66 $ 3.04 Feb-15 $ 633.98 $ 630.70 $ 3.28

    2015 YTD $ 638.96 $ 635.81 $ 3.16 27-Feb-15 $ 659.60 $ 637.09 $ 22.51

    Grafik berikut menunjukkan harga CPO dan minyak kedelai bergerak berdempetan dan beriringan, ciri khas grafik harga produk substitusi.

    Pada akhir Januari tingkat persediaan minyak sawit Malaysia turun 12.2%Mom menjadi 1.77 juta ton Vs 2.01 juta ton pada Desember 2014 lalu. Produksi CPO Malaysia turun 15%Mom menjadi 1.16 juta ton pada bulan Januari Vs 1.36 juta ton pada bulan Desember lalu.

    Lihat Lampiran II Grafik Harga Komoditas Kementerian Perdagangan menetapkan bea keluar (BK) produk minyak sawit mentah (crude palm oil - CPO) bulan Maret sebesar 0%, sama dengan bulan Februari. Harga Patokan Ekspor (HPE) bulan Maret dipatok sebesar US$ 624 per ton, 3.7%Mom lebih rendah dibandingkan dengan US$ 648 per ton HPE Februari lalu.

    $(200)

    $-

    $200

    $400

    $600

    $800

    $1,000

    $1,200

    $1,400

    2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Soybean oil premium (discount) to CPO

    Soybean Oil (US$/Ton)

    CPO (US$/Ton)

    1.0

    1.2

    1.4

    1.6

    1.8

    2.0

    2.2

    2.4

    2.6

    2.8

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    3,000

    3,500

    4,000

    4,500

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Ton, Millions RM / Ton Malaysia's Monthly Inventory Level (Tonnes)

    CPO (RM / Ton)

  • March 2015 Pg.11

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Harga karet naik seiring turunnya

    produksi

    Indonesia Malaysia

    Export Tax CPO Reference Price (US$/Ton)

    2014 Tax (%)

    CPO Reference

    Price (RM/Ton)

    % US$ Base Price Reference Price

    12% 102.72 856 880.42 January 5% 2,524.07 10.5% 84.95 809 884.61 February 5% 2,428.05 10.5% 85.37 813 972.88 March 5% 2,598.76 13.5% 121.64 901 932.64 April 5.5% 2,693.26 12% 103.32 861 915.26 May 5.5% 2,595.71 12% 101.28 844 870.35 June 5.5% 2,482.92

    10.5% 83.90 799 865.50 July 5% 2,429.00 10.5% 83.37 794 810.63 August 5.0% 2,348.80 9.0% 66.51 739 726.73 September 4.5% 2,069.86 0.0% 0.00 655 736.32 October 0.0% 2,014.99 0.0% 0.00 665 733.16 November 0.0% 2,036.33 0.0% 0.00 662 696.60 December 0.0% 2,124.53

    % US$ Base Price Reference Price 2015 Tax (%)

    CPO Reference

    Price (RM/Ton)

    0.0% 0.00 625 719.05 January 0.0% 2,132.10 0.0% 0.00 648 February 0.0% 2,232.88 0.0% 0.00 624 March 0.0%

    Malaysia, produsen minyak sawit terbesar kedua dunia, juga membebaskan pajak ekspor CPO bulan Maret kendati harga referensi naik 0.4%Mom menjadi RM 2,232.88 per ton bulan lalu Vs RM 2,132.1 per ton pada bulan Januari. Malaysia meniadakan bea keluar jika harga referensi jatuh dibawah RM 2,250 per ton.

    Harga karet alam naik bulan lalu setelah data dari Association of Natural Rubber Producing Countries menunjukkan bahwa produksi karet alam dari Indonesia dan Thailand turun masing-masing sebesar 2.6% dan 4.1% Yoy. Total produksi karet kedua Negara tersebut memberi kontribusi sekitar dua per tiga dari total produksi karet alam dunia. Turunnya produksi diakibatkan oleh beralihnya petani karet ke komoditas lainnya seiring penurunan harga sebesar 29.7% tahun lalu dari 279.8 per Kg pada akhir 2013 menjadi 196.7 per Kg pada akhir 2014. Apabila harga dalam Yen per Kg dikonversi menjadi US$ per Kg dengan menggunakan kurs Rupiah, maka harga karet alam tercatat turun sebesar 38.1%Yoy pada 2014. Tahun lalu asosiasi karet dari Thailand hingga Kamboja menghimbau produsen untuk tidak menjual karet alam dibawah US$ 1.5 per kg untuk mencegah produsen menjual dibawah harga pokok produksi.

    Lihat Lampiran II Grafik Harga Komoditas

    -

    0.5

    1.0

    1.5

    2.0

    2.5

    3.0

    3.5

    4.0

    4.5

    5.0

    5.5

    6.0

    6.5

    7.0

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Rubber, US$/Kg

  • March 2015 Pg.12

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    CPRO Belanja

    modal

    Harga logam dasar turun bulan

    Februari

    PT Central Proteina Prima (CPRO) mengalokasikan belanja modal tahun ini senilai Rp 400 Miliar yang akan digunakan untuk mebiayai pembangunan pabrik pakan ikan dan pabrik makanan olahan di Jawa Timur. Pabrik pakan ikan akan memiliki kapasitas produksi 40,000 ton dan ditargetkan selesai pada tahun ini. Sumber belanja modal akan berasal dari kas internal. Resources Sector Energy and Mining Penurunan biaya, terutama diakibatkan oleh penurunan harga minyak, serta apresiasi kurs US$ terhadap mata uang kuat dunia memicu penurunan harga logam dasar ditengah rendahnya permintaan. Turunnya permintaan dari China (menjelang hari raya Imlek) dan Eropa menekan harga jual. Harga nikel kembali melanjutkan tren penurunan hingga ditutup pada level US$ 14,045 per ton pada akhir bulan Februari seiring naiknya tingkat persediaan di gudang London Metal Exchange (LME) yang terus membukukan rekor tertinggi baru.

    Period

    Nickel Tin

    Average Price ($/Ton)

    Inventory (Ton) Average Price

    ($/Ton) Inventory (Ton)

    2006 $ 24,286.81 6,594 $ 8,762.66 12,970 2007 $ 37,173.89 47,940 $ 14,535.54 12,150 2008 $ 21,027.22 78,822 $ 18,498.62 7,765 2009 $ 14,715.96 158,424 $ 13,594.25 26,795 2010 $ 21,809.29 136,890 $ 20,447.25 16,375 2011 $ 22,830.54 90,516 $ 26,021.43 12,095 2012 $ 17,523.77 141,690 $ 21,093.43 12,800 2013 $ 15,003.50 261,468 $ 22,304.19 9,660 2014 $ 16,867.13 414,900 $ 21,892.65 12,135

    Jan-15 $ 14,770.95 424,974 $ 19,463.10 11,840 Feb-15 $ 14,534.50 428,676 $ 18,292.00 10,880

    2015 YTD $ 14,655.61 $ 18,891.83 27-Feb-15 $ 14,045.00 428,676 $ 17,920.00 10,880

    Lihat Lampiran II Grafik Harga Komoditas Harga timah juga mengalami tekanan bulan lalu akibat rendahnya permintaan, ditutup pada level US$ 17,920 per ton pada akhir Februari. Pemerintah Provinsi dan beberapa perusahaan pengolah timah di kawasan Bangka Belitung dikabarkan tengah mengkaji rencana penerapan moratorium ekspor produk timah untuk mengurangi pasokan dunia. Namun demikian rencana tersebut ditolak oleh PT Timah (TINS) karena BUMN tersebut masih harus melayani kesepakatan perjanjian ekspor jangka panjangnya. Pemerintah juga tengah mengkaji penerapan kuota ekspor produk timah. Tahun lalu Indonesia tercatat mengekspor 82,696 ton timah murni yang jumlahnya diperkirakan turun dibawah 70,000 ton tahun ini.

  • March 2015 Pg.13

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Harga Batubara

    Acuan

    Kementerian ESDM menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) sebesar US$ 62.92 per ton pada bulan Februari lalu, merupakan level terendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

    Average Price Coal reference price /

    HBA (US$/Ton) Coal

    (US$/Ton) Oil

    (US$/Barrel) Gas

    (US$/MMBTU)

    2009 $ 70.70 $ 72.04 $ 62.1 $ 3.94 2010 $ 91.74 $ 99.07 $ 79.6 $ 4.37 2011 $ 118.40 $ 121.85 $ 95.1 $ 4.00 2012 $ 95.40 $ 96.80 $ 94.1 $ 2.75 2013 $ 82.92 $ 85.30 $ 98.0 $ 3.73 2014 $ 72.62 $ 70.87 $ 92.9 $ 4.37

    January-15 $ 63.84 $ 61.38 $ 47.3 $ 2.99 February-15 $ 62.92 $ 69.12 $ 50.8 $ 2.83

    2015 YTD $ 63.38 $ 64.94 $ 48.9 $ 2.92 27-Feb-2015 $ 71.05 $ 49.4 $ 2.70

    Lihat Lampiran II Grafik Harga Komoditas Pada akhir Februari harga batubara ditutup pada level US$ 71.05 per ton, dengan harga minyak dan gas masing-masing sebesar US$ 49.4 per barrel dan US$ 2.7 per mmbtu.

    $60

    $70

    $80

    $90

    $100

    $110

    $120

    $130

    $140

    2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Harga Batubara Acuan (US$ / Ton)

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    200

    -

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    US$/Ton US$/MMBTU Natural Gas Spot Price

    Coal, US$/Ton

  • March 2015 Pg.14

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    ADRO Target produksi batubara

    ANTM Pabrik CGA Tayan

    DKFT Investasi smelter

    Lihat Lampiran II Grafik Harga Komoditas PT Adaro Energy (ADRO) menargetkan produksi batu bara tahun ini naik 3.6%Yoy menjadi 58 juta ton dibandingkan 56.21 juta ton produksi pada 2014 lalu. Tahun lalu volume penjualan ADRO tercatat sebesar 57.02 juta ton. Sementara itu, Bhimasena Power Indonesia (BPI), perusahaan patungan antara Adaro Power, Japan Electric Power Development Power, dan Itochu, menargetkan dapat menyelesaikan proses konstruksi proyek pembangkit listrik 2,000 MW di Batang (Jawa Tengah) pada tahun 2018. Proyek tersebut sempat ditunda pada bulan Juli tahun lalu ketika BPI menyatakan kesulitan untuk mengakuisisi lahan. PT Aneka Tambang (ANTM) memulai produksi komersial pabrik pengolahan biji bauksit menjadi chemical grade alumina (CGA) di Tayan (Kalimantan Barat). Pabrik tersebut bernilai US$ 490 Juta dan memiliki kapasitas produksi sekitar 300,000 ton per tahun. Kapasitas produksi akan dinaikkan secara bertahap dan ditargetkan mencapai 70% pada akhir tahun ini. Manajemen memperkirakan mendapat tambahan pendapatan sebesar US$ 200 Juta dari pabrik tersebut setelah mencapai kapasitas penuh. Sementara itu ANTM telah menjalin kerjasama dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) untuk membangun pabrik smelter grade alumunia (SGA) di Mempawah (Kalimantan Selatan) dengan nilai investasi sekitar US$ 1.7 Miliar. PT Central Omega Resources (DKFT) berencana menaikkan nilai investasi pembangunan fasilitas pengolahan (smelter) di Morowali (Sulawesi Tengah) menjadi US$ 400 Juta dari rencana awal US$ 300 Juta akibat depresiasi Rupiah terhadap US Dolar. Melalui anak perusahaan PT COR Industri Indonesia, DKFT telah menunjuk China Machinery Import & Export Corporation dan China Machinery Industry Construction Group sebagai kontraktor EPC smelter. Pembangunan smelter DKFT akan dibagi dalam tiga tahap dan ditargetkan selesai pada tahun 2017. Tahun ini pembangunan tahap I akan dimulai diatas lahan seluas 250 Ha dengan biaya sebesar US$ 150 Juta. Smelter tersebut akan memiliki kapasitas produksi sebesar 300 ribu ton NPI per tahun.

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Crude Oil (US$ per Barrel)

  • March 2015 Pg.15

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    ELSA Kinerja FY

    2014

    MEDC Belanja modal

    PSAB Rencana emisi obligasi

    TINS Tunda penjualan akibat penurunan harga

    LPPF Kinerja FY 2014

    UNTR Rencana akuisisi SJR

    PT Elnusa (ELSA) membukukan kenaikan laba bersih 2014 sebesar 73.2%Yoy menjadi Rp 412.42 Miliar Vs Rp 238.06 Miliar pada 2013 kendati hanya membukukan kenaikan pendapatan sebesar 2.7%Yoy menjadi Rp 4.22 Triliun tahun lalu. Naiknya laba bersih didukung oleh hasil penjualan tanah seluas 20,815 Ha kepada PT Ranggi Griya Megaguna senilai Rp 93.4 Miliar pada 2Q 2014 lalu. PT Medco Energi International (MEDC) mengalokasikan dana belanja modal tahun ini sebesar US$ 250 Juta, 24.2% lebih rendah dibandingkan belanja modal tahun lalu sebesar US$ 330 Juta, sebagai langkah efisiensi usaha untuk mengantisipasi penurunan harga minyak. MEDC menargetkan dapat mengurangi biaya operasional hingga 30% pada sebagian besar area operasi untuk menjaga arus kas. Perseroan akan fokus pada proyek blok gas Donggi-Senoro yang mulai dibangun pada 2011 dan diharapkan selesai tahun ini. PT J Resources (PSAB) mendapat persetujuan RUPSLB untuk menerbitkan obligasi senilai US$ 300 Juta. PSAB berencana menggunakan dana hasil emisi obligasi senilai US$ 275 Juta untuk melunasi pinjaman bank. Tahun ini PSAB menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 18.4% menjadi US$ 296 Juta dibandingkan estimasi pendapatan tahun lalu senilai US$ 250 Juta. PT Timah (TINS) memutuskan menunda seluruh penjualan baru karena turunnya harga jual. TINS berencana melanjutkan penjualan jika harga acuan LME naik diatas US$ 20,000 per ton. Tahun ini TINS menargetkan menjual 27,000 hingga 30,000 ton timah, sedikit naik dibandingkan dengan kisaran target penjualan 24,000 hingga 30,000 ton tahun lalu. Kendati menunda penjualan baru, seluruh kontrak penjualan jangka panjang akan tetap dijalani. Dengan demikian, penundaan penjualan berpotensi menganggu sekitar 55% hingga 60% pendapatan tahunan TINS. Harga timah turun ke level terendah tahun ini pada level US$ 17,830 per ton bulan lalu, level terendah sejak bulan Agustus 2012, seiring turunnya harga komoditas lainnya akibat tingginya pasokan serta belum stabilnya pemulihan ekonomi China. Trade Sector PT Matahari Department Store (LPPF) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 31%Yoy menjadi Rp 1.4 Triliun tahun lalu Vs Rp 1.08 Triliun pada 2013, didukung oleh kenaikan penjualan sebesar 13.2%Yoy menjadi Rp 14.4 Triliun. Perusahaan melakukan percepatan pembayaran utang sehingga saldo utang turun menjadi Rp 700 Miliar pada akhir 2014 dari posisi Rp 1.6 Triliun pada akhir 2013. Tahun lalu LPPF membuka delapan gerai baru sehingga pada akhir 2014 jumlah gerai tercatat sebanyak 131 gerai yang tersebar di 62 kota di seluruh Indonesia. Tahun ini LPPF menargetkan dapat membuka 12 hinggai 14 gerai tambahan di seluruh Indonesia. Anak perusahaan PT United Tractors (UNTR), PT Pamapersada Nusantara (Pama), telah menandatangani surat perjanjian bersyarat terkait rencana akuisisi 75.5% saham PT Sumbawa Jutaraya (SJR) senilai total US$ 2.57 Juta. Sebanyak 70% saham SJR dibeli dari PT United Gold Resources Pte. Ltd. dan 5.5% sisanya dari PT Sumbawa Mas Persada (SMP). Berdasarkan nilai akuisisi, maka transaksi tersebut tidak

  • March 2015 Pg.16

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    UNTR Kinerja keuangan FY 2014

    Konstituen baru MSCI

    termasuk transaksi material. Manajemen juga memastikan transaksi tersebut bukan merupakan transaksi afiliasi maupun benturan kepentingan. PT United Tractors (UNTR) membukukan kenaikan laba bersih 2014 sebesar 11.1%Yoy menjadi Rp 5.37 Triliun Vs Rp 4.83 Triliun pada 2013 yang didukung oleh langkah efisiensi biaya. Pendapatan UNTR hanya naik 4.2%Yoy tahun lalu menjadi Rp 53.14 Triliun namun COGS mengalami penurunan 1%Yoy menjadi Rp 41.07 Triliun. Oleh karena itu UNTR membukukan kenaikan laba kotor sebesar 26.8%Yoy menjadi Rp 12.07 Triliun tahun lalu. Dari sisi kinerja operasional, UNTR membukukan penurunan volume penjualan alat berat Komatsu sebesar 16.4%Yoy menjadi 3,513 unit tahun lalu Vs 4,203 unit pada 2013. Tahun lalu pangsa pasar Komatsu tercatat sebesar 40%. Kinerja divisi kontraktor pertambangan dibawah PT Pamapersada Nusantara (Pama) membukukan kenaikan produksi batubara sebesar 13.6%Yoy menjadi 119.4 juta ton sedangkan divisi pertambangan batubara membukukan kenaikan volume penjualan sebesar 42.2%Yoy menjadi 5.9 juta ton tahun lalu.

    Operational Statistics FY 2013 FY 2014 %Yoy

    Construction Machinery Komatsu Sales Volume (Unit) 4,203 3,513 -16.4%

    Mining Contracting Coal (Million Ton) 105.1 119.4 13.6% Overburden removal (Million bcm) 844.9 806.4 -4.6%

    Coal Mining Coal sales volume (Million Ton) 4.2 5.9 42.2%

    Karena Pama merupakan kontraktor pertambangan batubara terbesar di Indonesia, kinerja Pama kurang lebih mencerminkan kinerja industri pertambangan batubara secara keseluruhan. Penurunan harga batubara beberapa tahun terakhir membuat banyak perusahaan tambang dalam survival mode. Mereka cenderung meningkatkan efisiensi operasional dan, apabila memungkinkan, meningkatkan produksi untuk mengejar pertumbuhan penjualan. Oleh karena itu banyak perusahaan melakukan kegiatan pertambangan di area yang memiliki tingkat pengupasan lahan (stripping ratio) yang rendah, sebagai suatu strategi untuk menekan biaya dengan tetap mempertahankan output. Kecenderungan tersebut makin memperparah ketidakseimbangan supply-demand batubara di pasar dunia yang telah jenuh akibat kelebihan produksi. Semua hal tersebut tercermin pada kinerja pengupasan tanah Pama yang turun 4.6%Yoy menjadi 806.4 juta bcm tahun lalu namun produksi batubara justru meningkat 13.6%Yoy menjadi 119.4 juta ton dalam periode yang sama. Hal ini merupakan salah satu alasan kuat kami untuk tetap menghindari sektor batubara. Lihat Lampiran VI Kinerja LQ45 Market News Pada 11 Februari lalu MSCI mengumumkan daftar indeks konstituen kuartalan baru yang mulai berlaku pada 2 Maret 2015. Untuk pasar Indonesia, MSCI hanya melakukan penyesuaian atas satu emiten: PT Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) yang dikeluarkan dari konstituen MSCI Global Small Cap Index. Lihat Lampiran V Kalender Ekonomi

  • March 2015 Pg.17

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Rupiah Masih Lemah

    Komparasi Kinerja Bursa-Bursa

    Regional

    IHSG

    membutuhkan koreksi untuk

    menciptakan tren naik yang sehat

    IDR/US$ Projection Rupiah belum akan mendapatkan peluang untuk rebound di tengah masih cukup kuatnya trend pergerakan US$ Index hingga mencapai level 95 sepanjang bulan Februari. Penembusan pada level psikologis 13,000 akan membuka tren pelemahan lanjutan bagi Rupiah. Regional Market Performance Pasar regional menutup bulan Februari dalam kisaran positif di tengah berlanjut menguatnya pasar Amerika serta sentimen positif rencana stimulus kawasan Euro. IHSG melanjutkan kenaikan dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 3.04% secara month on month atau 4.27% secara year to date. Pada bulan Maret, para investor akan menunggu kelanjutan rencana stimulus ECB serta arah pergerakan US$ terhadap mata-mata uang utama.

    Index 27 Feb. MoM YTD

    Shenzhen 1,630.05 7.78% 15.18%

    Vietnam 592.57 2.86% 8.60%

    Nikkei 18,797.97 6.36% 7.72%

    Manila 7,730.57 0.53% 6.92%

    Mumbay 29,361.50 0.61% 6.74%

    SET 1,587.01 0.36% 5.97%

    Hangseng 24,902.06 1.61% 5.49%

    IDX 5,450.29 3.04% 4.27%

    KSI 1,985.80 1.87% 3.67%

    KLSE 1,821.21 2.24% 3.40%

    TWI 9,622.10 2.78% 3.38%

    Shanghai 3,310.31 3.11% 2.36%

    Dow Jones 18,132.70 5.64% 1.74%

    STI 3,402.48 0.33% 1.11%

    Lihat Lampiran III Grafik Komparasi IHSG Vs Bursa Regional IDX Foreign Analysis and Technical View Sejak rapat European Central Bank (ECB) 22 Januari yang memutuskan akan melakukan quantitative easing (QE) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa, IHSG memulai trend naiknya di awal tahun ini. ECB melakukan pembelian kembali atas obligasi Pemerintah dan swasta di Eropa dengan nilai pembelian mencapai 60 Miliar per bulan sejak Maret 2015 hingga September 2016. Konfirmasi program QE dalam rapat ECB memicu aksi beli selektif investor asing di BEI yang tercatat membukukan pembelian bersih senilai Rp 10.87 Triliun sejak awal tahun. Dipicu oleh sentimen QE, investor asing melakukan pembelian saham di sektor perbankan dan properti, selain juga saham dengan orientasi pasar domestik yang besar seperti PT Astra International (ASII) dan operator telekomunikasi. Tabel dibawah ini hanya merangkum posisi beli asing dengan nilai diatas Rp 100 Miliar sejak 2 Januari lalu hingga 27 Februari 2015.

  • March 2015 Pg.18

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Code 2-Jan 27-Feb %Ytd gain

    (loss) Ytd Foreign Net Buy

    (IDR Billion) Market Cap (IDR Billion)

    Market Weight

    Bank BBRI 11,650 12,875 10.5% 3,575.0 314,439.3 5.79% BMRI 10,825 12,000 10.9% 1,640.2 277,200.0 5.10% BBNI 6,100 6,875 12.7% 918.5 126,927.4 2.33% BBCA 13,225 14,100 6.6% 543.9 344,159.3 6.34% BJTM 469 545 16.2% 135.0 8,048.8 0.14% BDMN 4,550 4,800 5.5% 114.3 45,546.2 0.83% BJBR 740 980 32.4% 100.7 9,407.3 0.17%

    Total 7,027.7 1,125,728.4 20.70% Property

    BSDE 1,865 2,220 19.0% 965.7 40,785.5 0.75% SMRA 1,550 1,815 17.1% 308.5 26,184.6 0.48% LPKR 1,030 1,180 14.6% 176.3 27,231.7 0.50% ASRI 580 670 15.5% 107.9 13,165.1 0.24% PWON 540 550 1.9% 106.2 26,487.8 0.48%

    Total 1,664.6 133,854.7 2.45% Automotive

    ASII 7,400 7,850 6.1% 1,114.5 317,795.9 5.85%

    Telecommunication

    TLKM 2,860 2,935 2.6% 796.8 295,848.0 5.45% EXCL 4,835 4,795 -0.8% 236.5 40,922.9 0.75%

    Total 1,033.4 336,770.9 6.20%

    Total Foreign Net Buy Ytd Above IDR 100 Billion 10,840.2 1,914,149.8 35.20%

    Total Market 10,867.7 5,427,597.1 100.00%

    Dari total aksi beli investor asing senilai Rp 10.87 Triliun sejak awal tahun (Ytd), investor asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 10.84 Triliun atas beberapa saham seperti tersebut diatas. Gabungan nilai kapitalisasi pasar atas saham-saham tersebut mencapai Rp 1,914.1 Triliun atau 35.2% dari total kapitalisasi pasar IHSG. Pola distribusi pembelian investor asing yang tidak merata tersebut, dimana hanya terbatas pada saham blue chips berkapitalisasi pasar tinggi, memicu kenaikan IHSG yang secara konsisten membukukan rekor baru pada bulan Februari lalu.

    Period Foreign Net

    Buy/Sell (IDR Trillion)

    Period

    Foreign Net Buy/Sell (IDR

    Trillion)

    End-of Month Cumulative Net

    Buy/Sell (IDR Trillion)

    Mom Gain (Loss)

    IDX LQ45

    2006 17.00 Jan-14 2.34 n/a n/a n/a

    2007 32.61 Feb-14 7.41 9.75 4.6% 4.7%

    2008 9.01 Mar-14 7.66 17.41 3.2% 2.9%

    2009 13.29 Apr-14 7.61 25.02 1.5% 1.9%

    2010 17.71 May-14 6.83 31.85 1.1% 1.2%

    2011 (3.02) Jun-14 (1.01) 30.84 -0.3% -0.2%

    2012 9.06 Jul-14 11.42 42.25 4.3% 5.5%

    2013 (22.0) Aug-14 1.10 43.35 0.9% 0.1%

    2014 28.41

    Sep-14 (5.07) 38.28 0.0% 0.4%

    Oct-14 (4.78) 33.51 -0.9% -0.6%

    Nov-14 0.70 34.20 1.2% 2.1%

    Dec-14 (5.79) 28.41 1.5% 1.4%

    2015 Ytd 10.87 Jan-15 0.55 28.96 1.2% 1.5%

    Feb-15 10.32 39.28 3.0% 3.8%

    Kendati IHSG secara konsisten membukukan rekor baru pada bulan Februari, kami berpendapat bahwa IHSG membutuhkan koreksi untuk menciptakan tren naik yang sehat. Perlu diperhatikan bahwa dalam tabel diatas terlihat kenaikan 3.8%Mom atas LQ45 pada bulan Februari lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan 3%Mom atas IHSG, dipicu oleh aksi beli selektif investor asing atas beberapa saham bluechips sejak rapat ECB 22 Januari lalu. Analisa teknikal dalam setiap individu saham-saham

  • March 2015 Pg.19

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar diantaranya telah memasuki teritori jenuh beli. Lihat Lampiran IV Grafik Indeks Harga Saham Gabungan

    Hal-hal yang perlu dipertimbangkan: Seiring kecenderungan saham-saham berkapitalisasi pasar besar memasuki teritori jenuh beli, dalam jangka pendek IHSG rentan koreksi teknikal. Namun demikian dimulainya program QE pada bulan Maret diharapkan dapat menciptakan likuiditas keuangan global secara riil (bukan sekadar ekspektasi saja), dimana investor diperkirakan cenderung mencari tingkat imbal hasil yang lebih tinggi di pasar negara berkembang. Terkait perkembangan mengenai Yunani, pasar akan kembali menanti komentar dan hasil rapat ECB yang dijadwalkan berlangsung pada 5 Maret. Untuk isu pasar domestik, pasar akan kembali menanti data ekspor-impor bulan Februari yang akan diumumkan oleh BPS pada 16 Maret selain juga menanti hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI atas BI Rate yang dijadwalkan berlangsung pada 17 Maret. RDG kali ini menjadi penting dan banyak ditunggu investor karena pada rapat terakhir 17 Februari lalu BI mengejutkan pasar dengan keputusan menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 7.75% menjadi 7.5% untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Sejak saat itu IHSG diperdagangkan naik 2.1% hingga ditutup pada level 5,450.29 pada akhir bulan lalu. Kendati penurunan suku bunga baik untuk pertumbuhan jangka panjang, namun efek jangka pendek yang dihasilkannya adalah potensi depresiasi kurs Rupiah yang berpotensi menurunkan minat investor untuk membeli saham di Indonesia. Lebih lanjut mengenai QE, pelaksanaan QE berpotensi memicu penguatan US$ Indeks karena ekses likuiditas dari Eropa berpotensi memicu investor mengalihkan dana menjadi denominasi US$ karena diniai sebagai safe haven currency. Dana dari Eropa berpotensi mengalir ke pasar obligasi dan saham, selain juga sektor riil di Amerika seiring pertumbuhan ekonomi di negara tersebut, memicu kenaikan US$ Index. Lihat Lampiran V Kalender Ekonomi

    (20)

    (15)

    (10)

    (5)

    -

    5

    10

    15

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    3,000

    3,500

    4,000

    4,500

    5,000

    5,500

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    IDR, Trillions IDX

    Foreign Net

    IDX as of 27 February 2015

  • March 2015 Pg.20

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Secara keseluruhan kami memperkirakan IHSG akan bergerak cenderung mendatar bulan ini seiring langkah investor yang cenderung memeriksa ulang portofolio mereka akibat kenaikan saham yang tidak merata, yang dipicu oleh aksi beli asing yang sangat selektif. Kami memperkirakan IHSG mengalami koreksi minor bulan ini yang dipicu aksi ambil untung para investor. Pada akhir Februari lalu IHSG ditutup pada level 5,450.29 dengan Relative Strength Index 14-hari berdiri pada level 69.4, sedikit dibawah batas jenuh beli 70 indeks RSI. Berikut adalah level-level support dan resisten IHSG untuk bulan Maret:

    S2 S1 2 March 2015 R1 R2

    5,148 5,250 5,477.8 5,500 5,650

    Lihat Lampiran IV Grafik Indeks Harga Saham Gabungan Lihat Lampiran V Kalender Ekonomi

    Divisi Riset - [email protected]

    PT Kiwoom Securities Indonesia Phone : +62 21 526-1326 Fax : +62 21 526-1320

    Laporan ini tidak merupakan dasar suatu kontrak atau komitmen apapun juga. Semua opini dan perkiraan yang ada pada laporan ini disiapkan oleh PT Kiwoom Securities Indonesia sebagai media informasi dan tidak dimaksudkan sebagai sebuah penawaran untuk menjual atau membeli sesuatu efek. Semua informasi yang terdapat pada laporan ini disusun secara baik dari sumber yang dapat dipercaya. Namun demikian, baik laporan, opini dan perkiraan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

    65

    70

    75

    80

    85

    90

    95

    100

    2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    US$ Index

  • March 2015 Pg.21

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Lampiran I Cadangan Devisa, Kurs Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Foreign Reserve (US$, Bn)

    -5%

    0%

    5%

    10%

    15%

    20%

    00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15

    Inflation (%)

    8,000

    9,000

    10,000

    11,000

    12,000

    13,000

    2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    IDR/US$

    3%

    5%

    7%

    9%

    11%

    13%

    15%

    17%

    00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15

    9-Month SBI(%)

  • March 2015 Pg.22

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Lampiran II Grafik Harga Komoditas

    $-

    $10,000

    $20,000

    $30,000

    $40,000

    $50,000

    $60,000

    0

    50,000

    100,000

    150,000

    200,000

    250,000

    300,000

    350,000

    400,000

    450,000

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Inventory level (tonnes)

    Nickel Price, US/tonne

    400

    600

    800

    1,000

    1,200

    1,400

    1,600

    1,800

    2,000

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    200

    2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    US$/Ton US$/Barrel US$/To

    Coal, US$/Ton

    Oil, US$/Barrel

    Gold, US$/To

    $5,000

    $10,000

    $15,000

    $20,000

    $25,000

    $30,000

    $35,000

    0

    5,000

    10,000

    15,000

    20,000

    25,000

    30,000

    35,000

    40,000

    45,000

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Inventory level (tonnes)

    Tin Price, US/tonne

    Yen/Kg RM/Ton

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    3,000

    3,500

    4,000

    4,500

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    500

    550

    600

    2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Rubber

    CPO

  • March 2015 Pg.23

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Lampiran III Grafik Komparasi IHSG Vs Bursa Regional

    Ytd 1Month 3Month 6Month 12Month All-time High 2011-2015 Low 2011-2015 High

    DOW (*) (**) 1.7% 5.6% 1.7% 6.0% 11.1% -0.5% 70.2% -0.5%

    FTSE (*) (**) 5.8% 2.9% 3.3% 1.9% 2.0% 0.0% 40.5% 0.0%

    DAX (*) (**) 16.3% 6.6% 14.2% 20.4% 17.6% 0.0% 124.8% 0.0%Shanghai 3.1% 3.9% 24.4% 50.5% 62.2% -45.2% 71.1% -1.4%India 7.1% 0.9% 2.7% 10.6% 39.5% -0.8% 94.1% -0.8%Nikkei (***) 7.9% 6.5% 7.8% 22.1% 26.9% 0.0% 130.7% 0.0%Hangseng 5.4% 1.6% 3.8% 0.6% 9.0% -21.3% 53.2% -1.7%Kospi 4.2% 2.4% 0.8% -3.5% 0.8% -10.4% 20.8% -10.4%Singapore 1.2% 0.4% 1.6% 2.3% 9.4% -12.2% 34.6% -1.5%Malaysia 3.2% 2.0% -0.2% -2.6% -1.0% -4.0% 36.4% -4.0%

    IDX (***) 4.8% 3.6% 6.4% 6.6% 18.6% 0.0% 67.5% 0.0%

    World IndicesRelative Performance (as of 2 March 2015) Performance from (%)

    (*) Closing price on 27 February 2015 (**) Make new all-time high in February 2015 (***) Make new all-time high as of 2 March 2015

    -50%

    -30%

    -10%

    10%

    30%

    50%

    70%

    90%

    110%

    130%

    Jan-10 May-10 Sep-10 Jan-11 May-11 Sep-11 Jan-12 May-12 Sep-12 Jan-13 May-13 Sep-13 Jan-14 May-14 Sep-14 Jan-15

    Relative Performance (Since January 2010)

    DOW Shanghai India Nikkei

    Hangseng Kospi JSX

  • March 2015 Pg.24

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Lampiran IV Grafik Indeks Harga Saham Gabungan

  • March 2015 Pg.25

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Lampiran V Kalender Ekonomi

    Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday

    2

    BPS February Inflation MSCI effective date European and US Manufacturing PMI European Unemployment Rate US Personal Income & Spending US Construction Spending

    3 BI Consumer Confidence China Services PMI European PPI

    4

    European and US Services PMI US ADP Non-farm Employment Change US Beige Book US Crude Oil Inventory

    5

    ECB Meeting European Retail PMI German and US Factory Order US Challenger Job Cuts US Unemployment Claim

    6

    BI Foreign Exchange Reserves Japan Leading Indicatos European GDP US Unemployment Rate US Consumer Credit US Trade Balance

    9

    G7 Meeting *) China CPI & PPI China Trade balance *) European Sentix Investor Confidence

    10

    Malaysias Palm Oil Industry Statistics US JOLTS Job Openings US NFIB Small Business Idx

    11 Japan Cons. Confidence US Crude Oil Inventory 12

    China and European Industrial Production US Retail Sales US Unemployment Claim

    13 US PPI & Core PPI US Consumer Sentiment

    16

    BPS February Trade Balance China FDI *) German Buba Monthly Report US Empire State Mfg. Index US Industrial Production US TIC Long-term Purchases

    17

    BI Rate Decision FOMC Meeting European ZEW Economic Sentiment European Employment Ch. Japan Trade Balance US Building Permits US NAHB Housing Index

    18

    FOMC Meeting BOJ Monthly Report European Trade Balance US Crude Oil Inventory

    19

    ECB Economic Bulletin China & Japan Flash Manufacturing PMI US Current Account US Philly Fed Mfg. Index US Unemployment Claim

    20 European & US Flash Manufacturing PMI European Current Account

    23

    European Consumer Confidence US Existing Home Sales US Flash Services PMI

    24

    German IFO Business Climate US CPI & Core CPI US CB Cons. Confidence US New Home Sales US Richmond Mfx. Index

    25

    GfK German Consumer Climate US Durable Goods Orders US Crude Oil Inventory

    26 Japan Unemployment Rate US Unemployment Claim 27

    US Consumer Sentiment US Final GDP

    30 US Pending Home Sales US Personal Income and Spending

    31

    China & Japan Manufacturing PMI European Employment Japan Tankan Index US Chicago PMI

    *) Tentative

  • March 2015 Pg.26

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Lampiran VI Kinerja LQ45

    YTD 1M 3M YTD 1M 3M

    1 Matahari Putra Prima Tbk. MPPA 4,305 41.1% 19.9% 31.7% 26 Telekomunikas i Indones ia (Persero) Tbk.TLKM 2,950 3.0% 5.2% 2.4%

    2 Global Mediacom Tbk. BMTR 1,995 40.0% 8.4% 27.9% 27 Surya Ci tra Media Tbk. SCMA 3,550 1.4% 6.0% 7.4%

    3 United Tractors Tbk. UNTR 21,625 24.6% 22.9% 20.6% 28 PP London Sumatra Indones ia Tbk. LSIP 1,915 1.3% 5.5% 0.3%

    4 Media Nusantara Ci tra Tbk. MNCN 3,150 24.0% 10.7% 28.6% 29 Charoen Pokphand Indones ia Tbk CPIN 3,830 1.3% 1.3% -7.2%

    5 Matahari Department Store Tbk. LPPF 18,500 23.3% 20.1% 21.7% 30 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR 7,125 1.1% 0.0% 4.8%

    6 Waskita Karya (Persero) Tbk. WSKT 1,810 23.1% 2.0% 64.5% 31 Kalbe Farma Tbk. KLBF 1,830 0.0% -0.3% 3.7%

    7 Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE 2,200 21.9% 9.7% 20.9% 32 Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA 3,630 -1.4% -3.6% 16.3%

    8 AKR Corporindo Tbk. AKRA 4,975 20.8% 7.0% 8.0% 33 Adaro Energy Tbk. ADRO 1,020 -1.9% 2.5% -4.2%

    9 Sawit Sumbermas Sarana Tbk. SSMS 1,985 19.2% 19.2% 34.1% 34 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI 3,405 -2.2% -8.6% 20.3%

    10 Ciputra Development Tbk. CTRA 1,480 18.4% 3.1% 11.7% 35 Vale Indones ia Tbk. INCO 3,535 -2.5% 4.0% -7.3%

    11 Summarecon Agung Tbk. SMRA 1,795 18.1% 10.8% 17.7% 36 XL Axiata Tbk. EXCL 4,735 -2.7% 2.5% -7.2%

    12 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI 660 17.9% 12.8% 20.0% 37 Indocement Tunggal Prakasa Tbk. INTP 24,000 -4.0% 4.8% -5.6%

    13 Lippo Karawaci Tbk. LPKR 1,175 15.2% 6.8% 1.7% 38 Tower Bersama Infrastructure Tbk. TBIG 9,300 -4.1% -1.6% -1.1%

    14 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 17,525 14.0% 6.5% -4.8% 39 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM 1,010 -5.2% -4.3% 3.1%

    15 PP (Persero) Tbk. PTPP 4,060 13.6% 2.3% 25.5% 40 Semen Indones ia (Persero) Tbk. SMGR 14,900 -8.0% 2.8% -10.6%

    16 Uni lever Indones ia Tbk. UNVR 36,400 12.7% 0.6% 16.0% 41 Gudang Garam Tbk. GGRM 55,025 -9.3% -3.4% -9.3%

    17 Bank Negara Indones ia (Persero) Tbk.BBNI 6,850 12.3% 9.6% 10.0% 42 Si loam International Hospita ls Tbk. SILO 12,225 -10.8% -9.4% -10.1%

    18 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 12,000 11.4% 6.7% 12.9% 43 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.BBTN 1,065 -11.6% 6.5% -6.6%

    19 Bank Rakyat Indones ia (Persero) Tbk.BBRI 12,950 11.2% 10.4% 11.4% 44 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.PGAS 5,300 -11.7% 5.0% -10.9%

    20 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 7,425 10.0% -2.3% 12.1% 45 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) TbPTBA 11,000 -12.0% -3.3% -16.0%

    21 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP 14,325 9.4% 0.2% 25.7%

    22 Bank Centra l As ia Tbk. BBCA 14,225 8.4% 6.6% 8.8%

    23 Astra International Tbk. ASII 7,875 6.1% 1.6% 10.5%

    24 Astra Agro Lestari Tbk. AALI 25,550 5.4% 9.0% 11.0%

    25 Pakuwon Jati Tbk. PWON 540 4.9% 12.3% 5.9%

    LQ45 (as of 2 March 2015) PricePerformance (%)

    RankPerformance (%)

    LQ45 (as of 2 March 2015) Price Rank

  • March 2015 Pg.27

    Mo

    nth

    ly N

    ew

    s S

    um

    mary

    Lampiran VI Kinerja LQ45 (Lanjutan)

    High Low High Low

    1 Matahari Department Store Tbk. LPPF 18,500 0.0% 704.3% 26 Astra Agro Lestari Tbk. AALI 25,550 -13.9% 92.1%

    2 Bank Rakyat Indones ia (Persero) Tbk. BBRI 12,950 0.0% 184.6% 27 Surya Ci tra Media Tbk. SCMA 3,550 -14.0% 418.2%

    3 Sawit Sumbermas Sarana Tbk. SSMS 1,985 0.0% 183.6% 28 AKR Corporindo Tbk. AKRA 4,975 -16.4% 260.5%

    4 Bank Centra l As ia Tbk. BBCA 14,225 0.0% 163.4% 29 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS 5,300 -16.5% 140.9%

    5 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 12,000 -0.6% 126.4% 30 Gudang Garam Tbk. GGRM 55,025 -17.1% 65.5%

    6 Uni lever Indones ia Tbk. UNVR 36,400 -0.7% 160.0% 31 Semen Indones ia (Persero) Tbk. SMGR 14,900 -21.6% 94.8%

    7 Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE 2,200 -0.9% 243.8% 32 Si loam International Hospita ls Tbk. SILO 12,225 -23.1% 29.4%

    8 Telekomunikas i Indones ia (Persero) Tbk.TLKM 2,950 -1.0% 123.5% 33 Global Mediacom Tbk. BMTR 1,995 -28.1% 232.5%

    9 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR 7,125 -1.0% 137.5% 34 Charoen Pokphand Indones ia Tbk CPIN 3,830 -30.4% 167.8%

    10 Waskita Karya (Persero) Tbk. WSKT 1,810 -1.1% 346.9% 35 Vale Indones ia Tbk. INCO 3,535 -31.4% 99.7%

    11 PP (Persero) Tbk. PTPP 4,060 -1.5% 1376.4% 36 United Tractors Tbk. UNTR 21,625 -34.5% 50.2%

    12 Bank Negara Indones ia (Persero) Tbk. BBNI 6,850 -1.8% 115.7% 37 XL Axiata Tbk. EXCL 4,735 -35.1% 18.4%

    13 Summarecon Agung Tbk. SMRA 1,795 -1.9% 322.4% 38 Lippo Karawaci Tbk. LPKR 1,175 -36.1% 126.0%

    14 Kalbe Farma Tbk. KLBF 1,830 -2.7% 245.3% 39 PP London Sumatra Indones ia Tbk. LSIP 1,915 -38.7% 91.5%

    15 Pakuwon Jati Tbk. PWON 540 -2.7% 212.1% 40 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 1,065 -40.8% 26.8%

    16 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP 14,325 -3.2% 231.2% 41 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI 660 -41.6% 187.0%

    17 Matahari Putra Prima Tbk. MPPA 4,305 -3.7% 761.0% 42 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) TbPTBA 11,000 -55.8% 20.5%

    18 Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA 3,630 -4.8% 689.1% 43 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM 1,010 -60.8% 9.8%

    19 Tower Bersama Infrastructure Tbk. TBIG 9,300 -5.1% 411.0% 44 Adaro Energy Tbk. ADRO 1,020 -64.5% 56.9%

    20 Astra International Tbk. ASII 7,875 -5.1% 68.3% 45 Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG 17,525 -69.1% 21.3%

    21 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 7,425 -5.4% 70.7%

    22 Ciputra Development Tbk. CTRA 1,480 -6.9% 410.3%

    23 Indocement Tunggal Prakasa Tbk. INTP 24,000 -10.9% 114.3%

    24 Media Nusantara Ci tra Tbk. MNCN 3,150 -12.5% 293.8%

    25 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI 3,405 -12.7% 656.7%

    LQ45 (as of 2 March 2015) Price2011 - 2015

    Rank LQ45 (as of 2 March 2015) Price2011 - 2015

    Rank

    Cover monthly report (Indo).pdfMarch 2015 Monthly News Summary (Indo).pdf