Upload
putri-sundari
View
181
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Manipulasi dan Aplikasi Semen Glass Ionomer
Citation preview
APLIKASI SEMEN GLASS IONOMER
Ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan bubuk
kaca silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya dari
formulanya yaitu suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus
karboksil. Juga disebut sebagai semen polialkenoat.
Awalnya, semen ini dirancang untuk tambalan estetik pada gigi anterior dan dianjurkan
untuk penambalan gigi dengan preparasi kavitas kelas III dan V. semen ini menghasilkan
ikatan adhesi yang sangat kuat dengan struktur gigi, akan sangat berguna untuk restorasi
konservatif pada daerah yang tererosi. Kebutuhan akan retensi mekanis melalui preparasi
kavitas menjadi berkurang atau ditiadakan.
Pengunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan perekat, pelapis,
bahan restoratif untuk restorasi konservatif kelas I dan II, membangun badan inti, dan
sebagai penutup ceruk dan fisura. Meskipun demikian, semen ionomer kaca tidak
dianjurkan untuk restorasi kelas II dan IV karena sampai saat ini formulanya masih
kurang kuat dan lebih peka terhadap keausan penggunaan jika dibandingkan dengan
komposit.
Untuk mendapatkan restorasi yang tahan lama, ada beberapa kondisi yang harus
dipenuhi. Termasuk diantaranya adalah preparasi permukaan kavitas yang benar untuk
mendapatkan ikatan yang baik, pengadukan yang benar untuk mendapatkan adukan yang
bisa dimanipulasi, dan penyelesaian serta perlindungan permukaan selama pengerasan
semen. Kondisi ini akan dibahas di bagian berikut.
Preparasi Permukaan
Permukaan yang bersih adalah syarat penting untuk mengahasilkan adhesi. Dapat
digunakan pencucian dengan pumis untuk menghilangkan lapisan yang terbentuk selama
preparasi kavitas. Sebaliknya, asam-asam organik, seperti asam poliakrilat dari berbagai
konsentrasi, dapat menghilangkan lapisan tetapi masih meninggalkan sumbat batang-
batang kolagen ditempatnya. Sumbat-sumbat ini menghalangi penetrasi bahan semen dan
mempengaruhi tekanan cairan hidrodinamik di dalam dentin.
Salah satu metode yang cukup berhasil adalah mengoleskan larutan asam poliakrilat 10 %
ke permukaan selama 10 sampai 15 detik, diikuti denga pembilasan air selama 30 detik.
Hasil dari pengolesan 10 detik pada permukaan dentin yang terbuka dengan larutan 10 %
menunjukan bahwa lapisan olesan telah dihilangkan tetapi batang-batang kolagen masih
tetap tersumbat. Prosedur penghilangan lapian ini disebut kondisioning. Dalam
merestorasi daerah erosi tanpa preparasi kavitas, pertama-tama dentin dan sementum
harus dibersihkan denga pasta pumis, diikuti dengan pengolesan asam poliakrilat selama
5 detik atau lebih. Tujuan dari pengolesan dengan pumis adalah menghilangkan lapian
permukaan yang kaya fluoride yang dapat mengganggu proses kondisioning permukaan.
Setelah kondisioning dan pembilasan preparasi, permukaan harus dikeringkan tetapi tidak
boleh terlalu kering. Permukaan harus tetap bersih karena kontaminasi lebih lanjut oleh
saliva atau darah akan mengganggu ikatan dari semen.
Persiapan Bahan
Rasio bubuk cairan yang dianjurkan oleh pabrik haruslah ditaati. Seperti telah disebutkan,
penurunan rasio akan berakibat buruk pada sifat semen yang sudah mengeras dan
kerentanannya terhadap degradasi di dalam rongga mulut. Untuk produk yang diaduk
secara manual, penggunaan alas kertas sudah memadai. Kaca pengaduk yang dingin dan
kering dapat digunakan untuk memperlambat reaksi dan menambah waktu kerja. Tetapi
alas kaca sebaiknya tidak digunakan jika temperaturnya di bawah titik embun, yaitu
temperatur yang meningkatkan kondensasi cairan pada alas kaca, yang dapat mengubah
keseimbangan asam-air yang diperlukan untuk terjadinya reaksi yang benar. Dengan
menunggu beberapa menit, temperatur kaca pengaduk akan naik sampai uap air tidak lagi
berkondensasi di permukaannya.
Bubuk dan cairan tidak boleh dikeluarkan ke permukaan alas aduk sampai prosedur
pengadukan siap untuk dilakukan. Kontak yang terlalu lama dengan atmosfir ruangan
akan mengubah rasio yang tepat dari asam air dalam cairan. Bubuk harus diaduk dengan
cepat ke cairan dengan menggunakan spatula yang kaku. Waktu pengadukan tidak boleh
lebih dari 45-60 detik. Pada saat ini, adonan diharapkan mempunyai permukaan yang
mengkilap. Permukaan yang berkilap menunjukan adanya poliasam yang belum
berpartisipasi di dalam reaksi pengerasan. Sisa asam ini menjamin ikatan adhesi ke gigi.
Jika proses pengadukan terlalu lama, terbentuk permukaan yang kusam dan adhesi tidak
akan diperoleh. Karena waktu pengadukan yang tepat berbeda untuk berbagai produk,
sangatlah penting untuk menaati waktu pengadukan yang dianjurkan oleh pabriknya.
Penempatan Bahan
Adukan semen segera ditempatkan dengan alat plastik atau disuntikkan kedalam kavitas
gigi. Setiap penundaan akan menghasilkan permukaan yang kusam, yang berarti bahwa
reaksi pengerasa telah berkembang sedemikian sehingga gugus karboksil bebasa tidak
cukup untuk membentuk adhesi dengan struktur gigi.
Segera setelah penempatan, dipasang sebuah matriks yang sudah dibentuk terlebih dulu.
Matriks dibiarkan selam sedikitnya 5 menit, meskipun masa waktu ini berbeda-beda
untuk berbagai produk dan tergantung pada kecepatan pengerasannya. Pada saat
pelepasan matriks, permukaan harus segera dilindungi sementara kelebihan bahan
dirapikan dari pinggirannya. Untuk beberapa produk, dapat digunakan vernis khusus
yang disediakan pabriknya. Jika digunakan vernis, harus dikeringkan pada temperatur
kamar, bukan dengan semprotan udara. Sempotan udara dapat menggeser vernis dan
membuat permukaan yang terbuka dari semen mongering, menimbulkan retakan.
Mungkin, pilihan yang lebih baik adalah menggunakan bahan bonding resin
berkomponen tunggal, dikeraskan dengan sinar dan tanpa bahan pengisi, yang akan
membentuk lapisan yang lebih tidak bisa ditembus. Pemakaina instrumen manual lebih
disukai ketimbang instrumen putar untuk merapikan tepi tambalan guna mencegah
terbentuknya cekungan yang dalam karena semen masih agak lunak.
Penyelesain Permukaan dari Semen yang Telah Mengeras
Prosedur penyelesaian lanjutan harus ditunda selama paling sedikit 24 jam. Untuk
beberapa semen dengan pengerasan yang lebih cepat, dianjurakan waktu penyelesaian
sesudah 10 menit. Bagaimanapun juga, semakin lama ditunggu, semen akan semakin
matang sehingga resiko rusaknya permukaan atau kecendrungan restorasi menjadi agak
buram dapat bekurang.
Prosedur Pasca-restorasi
Sebelum pasien dipulangkan, tambalan harus dilapisi lagi dengan bahan pelindung,
karena tepi semen yang terbuka akibat baru dirapikan masih peka terhadap lingkungan,
sampai semen mencapai kematangan penuh. Jika prosedur perlindungan untuk semen
yang sedang mengeras ini tidak diikuti, pada akhirnya akan terjadi permukaan yang
mengapur atau kasar. Permukaan seperti ini biasanya berhubungan dengan kurangnya
perlindungan dari matriks, vernis, bahan bonding resin atau pengerjaan yang tidak benar
(misalnya rasio bubuk cairan yang rendah).
Restorasi ionomer kaca juga dapat rentan terhadap dehidrasi di sepanjang usianya.
Karena itu, akan bijaksanaan bila restorasi ionomer kaca dilindungi dengan lapisan vernis
atau resin sewaktu dilakukan prosedur gigi lainnya.
MANIPULASI SEMEN GLASS IONOMER
Semen ionomer kaca Tipe I dirancang untuk sementasi hasil pengecoran. Bubuknya
ditumbuk halus dengan ukuran partikel sebesar 15 µm atau kurang. Komposisi dan
kimiawinya sama seperti semen ionomer kaca Tipe II. Semen-semen ini juga tersedia
dalam jenis konvensional berupa bubuk dan cairan poliasam, serta jenis penambahan air
untuk pengerasan. Semen ionomer kaca mengikat struktur gigi seperti semen-semen
ionomer kaca mengikat struktur gigi seperti semen-semen ionomer kaca lainnya dan
semen polikarboksilat, yaitu melalui reaksi gugus karboksil dari poliasam dengan
kalsium di gigi.
Permukaan preparasi, pengadukan semen, penyemenan, dan pembuangan
kelebihan semen adalah hal-hal yang perlu diperhatikan. Struktur gigi yang
dipreparasi harus dehidrasi. Pengeringan yang berlebihan akan membuka ujung-ujung
tubulus dentin dan meningkatkan penetrasi cairan asam. Proses pengadukannya mirip
dengan yang dijelaskan untuk semen seng polikarboksilat. Bubuk digabungkan ke cairan
dalam jumlah yang besar dan diaduk dengan cepat selama 30-45 detik. Seperti untuk
semua semen lain, sifat semen ionomer kaca Tipe I sangat dipengaruhi oleh faktor
manipulasi. Rasio bubuk cairan yang dianjurkan akan bervariasi tergantung mereknya,
tetapi umumnya berkisar antara 1,25-1,5 gram bubuk per 1 ml cairan.
Retensi tuangan dapat diperbaiki jika permukaan bagian dalamnya dibersihkan, seperti
yang dijelaskan untuk semen polikarboksilat. Penyemenan harus dilakukan sebelum
semen kehilangan kilapnya. Seperti semen seng fosfat, ionomer kaca menjadi rapuh
(mudah patah) begitu mengeras. Setelah mengeras, kelebihan semen dapat dibuang
dengan mencungkil atau mematahkan semen menjauh dari tepi restorasi. Seperti semen
polikarboksilat, kelebihan semen perlu dijaga agar tidak melekat kepermukaan gigi atau
protesa. Semen ini sangat peka terhadap kontaminasi air selama pengerasan. Karena itu,
tepi restorasi harus dilapisi untuk melindungi semen dari kontak yang terlalu dini dengan
cairan.