Upload
hoangthuan
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 241
MANFAAT CORPORATE GOVERNANCE UNTUK MENINGKATKAN KINERJA
PERUSAHAAN STUDI KASUS PADA PT BANK BRI TAHUN 2007-2016
Mochamad Muslih
STIE Tri Bhakti
Abstract
Using PT Bank BRI as a case study research, we studied evidence regarding how corporate governance
can affect a firm’s performance. Our study was intended to uncover the implementation of corporate
governance concepts at PT Bank BRI during the years 2007-2016 and how it affects performance. For
many year corporate governance in Indonesia was deemed unimportant for the growth of an entity. We
then conducted a study on the importance of corporate governance related to firm’s performance. This
research used quantitative and qualitative method. Our study revealed that corporate governance
implemented well at PT Bank BRI can affect the Bank’s performance continuously. We suggest that
corporate governance should be implemented well at all of the Indonesian state-owned-banks and
regional government-owned-banks in order to optimalize their performance and Bank Indonesia (BI)
or other authorities should directly assess the implementation of the corporate governance periodically.
We also suggest that the ministry of the state-owned-companies uniform the rating system of GCG for
the state-owned companies so that it will simplify the scoring and analyzing of the the implementation
of corporate governance.
Keywords: corporate governance, performance.
1. PENDAHULUAN
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara, yang merupakan penyertaan langsung yang dananya berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN hingga saat ini masih dianggap sebagai motor penggerak
perekonomian nasional. Agent of Development di Indonesia memang masih ditangan Pemerintah dan
pengembangan BUMN memang diarahkan untuk menjadi agent of development. Berbeda dengan di
negara-negara maju seperti Amerika Serikat, agent of development berada di tangan swasta.
Untuk meningkatkan kinerja BUMN, Pemerintah telah mewajibkan setiap BUMN untuk
menerapkan Good Corporate Governance sebagai landasan operasionalnya. Pengaturan mengenai
GCG diatur oleh Pemerintah pada Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tentang
Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara dan terakhir diubah
dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor: PER — 01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(GOOD CORPORATE GOVERNANCE) Pada Badan Usaha Milik Negara.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu BUMN di Indonesia. PT BRI
merupakan salah satu bank terbesar dan tertua di Indonesia. Didirikan tanggal 16 Desember 1895,
dengan Kantor Pusat di Jakarta. Nama Bank BRI telah mengalami beberapa kali pergantian nama,
antara lain Hulp-en Spaarbank der Irlandsshe Bestuurs Ambtenareen dan Centrale Kas Voor
Volkscredietbank. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946, Pemerintah Indonesia merubah
namanya menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dengan demikian, pada tanggal 22 Februari 1946
tersebut BRI menjadi Bank Negara RI pertama. BRI saat itu menjadi bank nasional terdepan yang
sangat berperan untuk perkembangan ekonomi nasional. BRI sempat berganti nama menjadi Bank
Koperasi Tani dan Nelayan pada tahun 1960. Namun berdasarkan Undang Undang Perbankan Nomor
7 tahun 1992 namanya diubah kembali menjadi PT Bank Rakyat Indonesia, dengan focus usaha pada
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah/MSME). Pada tanggal 10 November 2003, PT BRI telah
menjadi perusahaan public, terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan kode BBRI. Pada akhir
tahun 2009 Pemerintah Indonesia masih memiliki 56,77 % saham BRI.
Visi BRI adalah menjadi bak komersial terdepan yang selalu mengutamakan kepuasan
pelanggan. Untuk mencapai visi tersebut, BRI mempunyai 3 misi sebagai berikut:
1. BRI memberikan operasi perbankan terbaik dengan mengutamakan UMKM dengan
tujuan untuk mendukung ekonomi nasional;
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 242
2. BRI memberikan pelayanan lebih kepada nasabah melalui jaringan yang tersebar
diseluruh Indonesia dan didukung oleh SDM yang professional yang menerapkan Good
Corporate Governance (GCG);
3. BRI menciptakan nilai dan menghasilkan manfaat optimal untuk seluruh pemangku
kepentingan.
Sebagai perusahaan publik, BRI sangat komit untuk memenuhi seluruh peraturan perundang-undangan
yang berlaku mengenai perbankan, dan pasar modal. Komitmen BRI antara lain dinyatakan dalam
bentuk implementasi GCG, yang pada tahun 2009 dinyatakan sebagai berikut:
1. Mengintensifkan program untuk menanamkan kesadaran resiko dan budaya ketaatan pada
semua pegawai BRI disetiap unit kerja;
2. Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan pada semua unit kerja;
3. Meramalkan dan memantau setiap kemajuan yang dibuat oleh bank kedalam buku catatan
kegiatan-kegiatan yang dengan mudah diukur dan dipertanggungjawabkan untuk semua unit
kerja;
4. Menerapkan kebijakan hadiah dan hukuman yang keras dan adil.
Untuk lebih menyempurnakan implementasi GCG nya, pada tahun 2011 BRI membuat beberapa
manual yaitu: Panduan Kerja Teknis bagi Dewan Komisaris dan Komite-komite yang membantu
Dewan Komisaris, Panduan Kerja Teknis bagi Direksi, Panduan Sekretaris Perusahaan, Panduan
Transparansi dan pengungkapan, dan Panduan Penanganan Benturan Kepentingan. Kinerja BRI dalam
implementasi GCG (Annual Report PT Bank BRI) antara lain sebagai berikut:
Corporate Governance Award 2011 oleh World Finance sebagai Best Corporate Governance
in Indonesia;
IICD Corporate Governance Award 2011 oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship
(IICD) untuk Best Disclosure and Transparancy.
Walaupun BRI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), namun GCG perbankan diatur
oleh Bank Indonesia. Pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007
diatur tentang nilai komposit selfassessment Good Corporate Governance. Pada SK BI tersebut
penekanan terbesar adalah pada pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris dan
pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi. Skor implementasi GCG yang dihasilkan dari
perhitungan menurut surat edaran BI tersebut disebut Corporate Governance Performance Index
(CGPI).
BRI berkembang dengan cepat dalam hal peningkatan aset, jumlah pinjaman yang diberikan,
dana fihak ketiga, dan laba bersih. Jumlah laba komprehensifnya mengalami peningkatan yang
signifikan dari tahun ke tahun. Laba bersih komprehensifnya pada tahun 2015 mencapai Rp24.872
milyar atau lebih dari 2 (dua) kali laba komprehensif tahun 2010 sebesar Rp11.559 milyar. Jumlah aset
produktifnya juga mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Jumlah aset produktif
tahun 2015 mencapai Rp781.931 milyar atau 205,94 % dari jumlah aset produktif tahun 2010.
Peningkatan yang cukup luar biasa dalam kurun waktu 5 tahun. Bahkan dalam tahun 2014 BRI
termasuk dalam susunan 10 BUMN dengan laba terbesar yaitu (berdasarkan urutannya): PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk, PT Telkom Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero), PT Bank Negara Indonesia Tbk., PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Semen
Indonesia Tbk, PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Taspen (Persero). Dengan demikian BRI juga telah
menjadi BUMN dengan laba terbesar tahun 2014, yang sebelumnya dipegang oleh PT Pertamina. Disisi
lain tahun 2014 terdapat BUMN yang menderita kerugian sehingga tidak dapat memberikan sumbangan
berupa deviden pada Pemerintah dan bahkan menerima suntikan dana dari Pemerintah untuk tambahan
modal operasional. BUMN tersebut adalah: Perum Produksi Film Negara, PT Energy Management
Indonesia, PT PDIP Batam, PT INUKI, PT Primissima, PT Balai Pustaka, PT Indra Karya, PT Suryai
Udara Penas, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Berdikari, PT Industri Sandang Nusantara, PT
Kertas Kraft Aceh, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, PT Barata Indonesia, PT Iglas, PT Pertani, PT
ASEI REI, PT Sang Hyang Seri, PT Dok dan Kodja Bahari, PT Inti, PT Radjawali Nusantara Indonesia
(RNI), PT Perum Bulog, PT Antam, PT Merpati Nusantara Airlines, PT Krakatau Steel, dan PT Garuda
Indonesia Airways.
Pergerakan laba BRI yang sangat cepat tersebut menimbulkan pertanyaan tentang apa yang
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 243
sebenarnya memicu (driver) peningkatan kinerja keuangan tersebut. Implementasi GCG nya telah
ditingkatkan secara intensif sejak dikeluarkannya Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/12/DPNP
tanggal 30 Mei 2007. Bahkan BRI telah aktif membangun GCG nya sejak dikeluarkannya Surat
Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Apakah peningkatan laba yang sangat cepat itu dipicu
oleh tingkat implementasi GCG nya atau oleh peningkatan aktiva produktifnya. Yang menjadi
pertanyaan besar adalah apakah peningkatan laba yang sangat cepat tersebut terutama didorong oleh
kualitas implementasi GCG nya atau oleh hal-hal lainnya.
Pokok Permasalahan
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah peningkatan laba PT Bank BRI yang
sangat pesat dari tahun ke tahun sehingga mampu menggeser posisi perusahaan-perusahaan
BUMN, terutama PT Pertamina dan PT Bank Mandiri.
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat manfaat dari implementasi Good Corporate
Governance (GCG) pada peningkatan laba PT Bank Rakyat Indonesia.
2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengertian GCG
Corporate Governance menurut arti harfiahnya merupakan pengaturan-pengaturan dalam
perusahaan. Dalam perwujudannya GCG merupakan struktur dan proses yang dibangun dalam
perusahaan. Igor Filatotchev (2007: 61)) mengatakan bahwa:
“In the modern economy, corporate governance has a number of functions that go beyond the
traditional approach of protection of wealth through control and monitoring. Governance shapes the
entrepreneurial leadership, and the chain of entrepreneurial acts that occur through the life cycle of a
firm. Effective corporate governance, aligned with the context of the firm, can actually create a
competitive advantage”.
Yang harus digarisbawahi adalah kata entrepreneurial leadership dan the chain of entrepreneurial acts.
GCG membangun kepemimpinan kewirausahaan dan jaringan tindakan kewirausahaan. GCG juga
menciptakan keuntungan kompetitif perusahaan. The Stock Exchange of Thailand dalam publikasinya
mengenai The Principles of Good Corporate Governance For Listed Companies (2006: i)
mendefinisikan GCG sebagai berikut:
“a set of structures and processes of the relationships between a company’s board of directors, its
management, and its shareholders to boost the company’s competitiveness, its growth, and long-term
shareholder value with taking into account the interests of other company stakeholders”.
Definisi dari Bursa Efek Thailand tersebut memberikan gambaran yang lebih jelas tentang instrument
GCG dalam suatu perusahaan. GCG adalah suatu struktur dan proses yang bertujuan untuk mendorong
pertumbuhan dan nilai pemegang saham. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, dalam
Pedoman Umum GCG, mendefinisikan GCG sebagai: “Komitmen, aturan main, dan praktek
penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika”. Komitmen merupakan kebijakan yang kuat dari
pucuk pimpinan, yang dijabarkan dalam berbagai manual yang dibuatnya, dan diterapkan dalam
penyelenggaraan perusahaan. ASX Corporate Governance Council (2014: 3) mengatakan bahwa “the
phrase corporate governance describes the framework of rules, relationships, systems, and processes
within and by which authority is exercised and controlled within corporations. It encompasses the
mechanism by which companies, and those in control, are held to account”. Jadi CG merupakan
kerangka peraturan, hubungan-hubungan, sistem, dan proses-proses yang ada dalam perusahaan.
Definisi ini tidak terlalu berbeda jauh dengan pengertian CG yang dikemukakan oleh Bursa Efek
Thailand. Luxemburg Stock Exchange (2013: 5) lebih jauh mengatakan bahwa:
“Good governance forms an integral part of corporate culture, embodies the values of integrity and
responsibility, and is based on the transparency of decision making processes and on respect for the
interests of shareholders and any other stakeholders, namely regulators, employees, suppliers,
customers, and civil society in a broader sense. It also implies effective risk management, thorough
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 244
control mechanism, a transparent approach to conflict of interests, and regular reports from executive
management to the Board of Directors, and from the Board to the General Meeting of Shareholders”.
Dari keseluruhan pemahaman yang digambarkan oleh Bursa Efek Luxemburg, pada intinya CG
merupakan struktur dan proses, yang juga meliputi manajemen resiko yang effektif. Office of the
Superintendent of Financial Institutions Canada (2013:2) menggunakan pengertian yang digunakan
oleh OECD (Organization for Economic Cooperation) yaitu CG merupakan: “a set of relationships
between a company’s management, its board, its shareholders, and other stakeholders. Corporate
Governance also provide the structure through which the objectives of the company are set, and the
means of attaining those objectives and monitoring performance are determined”. Jadi CG merupakan
struktur dan proses (relationships). Definisi OECD ini banyak dipakai oleh berbagai entitas di banyak
negara.
Untuk keperluan pengaturan implementasi GCG di BUMN, dalam Keputusan Kementerian BUMN No.
117 tahun 2002 pasal 1 ditetapkan bahwa definisi GCG adalah:
Corporate Governance adalah suatu PROSES dan STRUKTUR yang digunakan oleh organ BUMN
untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya,
berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika”.
Kata kunci yang harus diingat dari keputusan tersebut adalah bahwa GCG adalah struktur dan proses.
Struktur itu suatu bangun yang ada pada BUMN yang terdiri atas Pemegang Saham, RUPS, Dewan
Komisaris, dan Manajemen. Proses-proses yang terdapat dalam perusahaan terdapat pada berbagai
manual yang disusunnya. Lebih lanjut dalam Keputusan Kementerian BUMN tersebut disebutkan
bahwa BUMN wajib menerapkan good corporate governance secara konsisten dan atau menjadikan
good corporate governance sebagai landasan operasionalnya. Definisi tersebut memberikan gambaran
yang jelas tentang governance dalam suatu perusahaan. Tujuan dari governance tersebut adalah
mewujudkan nilai pemegang saham. Pada pengaturan selanjutnya yaitu peraturan Kementerian Negara
Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER — 01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik pada badan usaha milik negara disebutkan bahwa GCG adalah prinsip-prinsip yang
mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan etika berusaha. Pengertian ini memberikan gambaran yang abstrak tentang GCG dalam
suatu perusahaan.
GCG dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip. The Stock Exchange of Thailand (2006: 2)
merekomendasikan 5 (lima) kategori dari prinsip-prinsip GCG yaitu:
1. Rights of Shareholders;
2. Equitable Treatment of Shareholders;
3. Role of Stakeholders;
4. Disclosure and Transparency;
5. Responsibilities of The Board.
Ke lima prinsip ini di adopsi oleh Bank Indonesia dalam mengatur GCG bank-bank komersial di
Indonesia. Kementrian Negara Badan Usaha Milik Negara dalam Nomor: PER — 01 /MBU/2011
menyebutkan 5 (lima) prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
kemandirian, dan kewajaran. The Luxemburg Stock Exchange menerapkan 10 prinsip Corporate
Governance (2013: 9) untuk keperluan pasar modal Luxemburg yaitu:
1. Corporate governance framework;
2. The Board of Directors’ remit;
3. Composition of the Board of Directors and of The Special Committees;
4. Appointment of Directors and Executive Managers;
5. Conflicts of interest and business ethics rules;
6. Evaluation of the performance of the Board;
7. Management Structure;
8. Remuneration policy;
9. Financial reporting, internal control, and risk management;
10. Shareholders.
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 245
Struktur GCG adalah berupa organ-organ GCG. Aggarwal (2013: 1) menyebutkan 7 komponen
Corporate Governance yaitu: Board size; Independence of Board from Management; Separation of CEO
and Chairman; Financial Expertise of Directors; Number of Board Meetings; Role of External Auditors;
dan Commitees of the Board, yang terdiri atas: Audit Committee, Remuneration Committee, dan
Nomination Committee. Kementrian Negara Badan Usaha Milik Negara dalam peraturan Nomor: PER
— 01 /MBU/2011 menyebutkan bahwa organ GCG terdiri atas Pemegang Saham/Pemilik Modal (PS),
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, dan organ
pendukungnya yang terdiri atas: Sekretariat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, Komite Audit, dan
Komite Lainnya yang diperlukan; dan Direksi, dengan organ pendukungnya yaitu Satuan Pengawas
Intern (SPI) dan Sekretaris Perusahaan.
Manfaat GCG
Dari definisi GCG dalam Surat Keputusan Kementerian BUMN No. 117 tahun 2002 tersebut
di atas telah disebutkan bahwa tujuan GCG adalah mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka
panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Sebagian artikel mengenai
GCG menyebutkan bahwa tujuan GCG adalah untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Kementrian
Negara BUMN Nomor: PER — 01 /MBU/2011 secara tegas menyatakan 5 (lima) tujuan penerapan
GCG yaitu mengoptimalkan nilai BUMN. mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien,
dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Persero/Organ Perum,
mendorong agar organ persero/organ perum dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan
dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan, serta
kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial bumn terhadap pemangku kepentingan maupun
kelestarian lingkungan di sekitar BUMN; meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian
nasional; dan meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.
Mengenai tujuan GCG, The Stock Exchange of Thailand telah menyebutkan pada definisi
tersebut di atas bahwa GCG merupakan cara untuk menambah nilai perusahaan dan menopang
pertumbuhan. Pertumbuhan dapat dijabarkan dalam berbagai pengertian misalnya arus kas dan laba
perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Bhagat dan Bolton (2008: 271) yang berjudul
“Corporate Governance and Firm Performance”, disimpulkan adanya hubungan antara corporate
governance dan kinerja. Namun berbeda dengan tulisan pada berbagai literature di masa itu, penelitian
ini juga menyimpulkan bahwa tidak ada ketentuan-ketentuan mengenai governance yang berhubungan
dengan kinerja harga saham di masa yang akan datang. Mengenai manfaat implementasi CG, tersirat
pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 (Ketentuan Umum) tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum, yang berbunyi sebagai berikut:
“Dalam rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkaan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika (code of conduct) yang
berlaku secara umum pada industry perbankan, bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan
berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance”.
Jadi menurut PBI tersebut di atas, manfaat dari Good Corporate Governance adalah meningkatkan
kinerja bank, melindungi kepentingan seluruh pemangku kepentingan, dan meningkatkan kepatuhan.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2013: 3) menyatakan bahwa: “Azas GCG
diperlukan untuk mencaapai kesinambungan usaha (sustainability) bank dengan memperhatikan
kepentingan pemegang saham, nasabah, serta pemangu kepentingan lainnya”.
Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai manfaat good corporate governance
terhadap peningkatan kinerja dengan proksi yang berbeda-beda. Al – Haddad, Alzurqan, dan Al Sufy
(2011: 68) dalam penelitiannya yang berjudul “The Effect of Corporate Governance on the Performance
of Jordanian Industrial Companies yang berjudul “The Effect of Corporate Governance on The
Performance of Jordanian Industrial Companies: An Empirical Study on Amman Stock Exngange”
secara tegas menyimpulkan bahwa terdapat “positive direct relationship between corporate governance
and corporate performance. When the company has a good corporate governance practices, it will be
reflected in enhancing the firm value and its performance of the company”. Ukuran performance dalam
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 246
penelitian ini adalah price to earnings per share, market price to book value ratios, and the market price.
Selanjutnya Aggarwal (2013:4) dalam studinya yang berjudul “Impact of Corporate Governance on
Corporate Financial Performance” melakukan penelitian pada 20 perusahaan yang terdaftar pada S&P
CNX Nifty 50 Index. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa tingkat implementasi GCG (CG rating)
mempunyai pengaruh yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Karena itu perusahaan
hendaknya memperbiki struktur governancenya. Selanjutnya Todorovic (2013:52) melakukan
penelitian yang serupa yaitu mengenai “impact of corporate governance on performance of companies”,
dan menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang jelas dan dampak dari penerapan prinsip-prinsip CG
terhadap kinerja perusahaan. Lebih lanjut Todorovic menyimpulkan bahwa:
“Therefore, if companies want to increase their performance, survive in global market, become more
competitive, profitable, attract investors, customers, and raise capital at lower price, they must
implement corporate governance principles and standards in their strategy and decision making process.
One of the main barriers for implementation of principles of corporate governance as a good will and
not as an essensial part of responsible business practice”.
Kearney and Kruger dalam penelitiannya mengenai “A Framework For Good Corporate Governance
and Organizational Learning – An Empirical Study” (2013: 46) memberikan simpulan yang agak
konservatif yaitu bahwa penerapan good corporate governance bermanfaat.
Pavel at., al. (2012) melakukan penelitian yang agak unik. Pavel a., al. mengambil sampel
ratusan perusahaan besar dan kecil dengan purposive sampling. Metode penelitiannya adalah mixed
method (metode campuran). Penelitian ini didasarkan pada teori bahwa ciri effective governance adalah
adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Bentuk governance yang mungkin terjadi ada 2 (dua)
yaitu strong executive dan strong ownership (governance). Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua
konfigurasi itu dapat menciptakan kinerja perusahaan yang baik, disertai dengan resiko-resiko yang
lebih besar pula.
Dari pembahasan di atas, peneliti berkeyakinan bahwa rating skor CG PT Bank BRI
bersama-sama dengan kegiatan external assessment GCG dan nilai aktiva produktif PT Bank
BRI Berdasarkan pembahasan di atas, hipotesa penelitian ini adalah:
1. Tingkat implementasi Good Corporate Governance pada PT Bank BRI berpengaruh
signifikan pada peningkatan laba PT Bank BRI;
2. Jumlah aktiva produktif PT Bank BRI berpengaruh signifikan pada peningkatan laba PT Bank
BRI;
3. External assessment GCG oleh otoritas berpengaruh signifikan pada peningkatan laba PT
Bank BRI.
Dengan demikian model dari penelitian ini adalah:
Y = a - bX1 + cX2 + dX3 + µ, dimana:
Y = Kinerja Perusahaan dengan laba sebagai proxynya;
a = Konstanta;
X1 = Tingkat implementasi GCG (Corporate Governance Performance Index);
b = Tingkat kecondongan (koeffisient) variabel X1;
X2 = Nilai aktiva produktif (productive earning assets);
c = Tingkat kecondongan variabel X2;
X3 = Ada atau tidaknya external assessment GCG;
c = Tingkat kecondongan variabel adanya external assessment GCG oleh otoritas.
µ = Error term.
3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi penelitian kuantitatif dan kualitatif (kual
kuan) atau mixed method. Penelitian ini tidak sepenuhnya bergantung pada hubungan-hubungan yang
sifatnya kuantitatif agar dapat lebih memahami suatu fenomena secara lebih mendalam. Francis Bacon
sendiri sebagai bapak inductive reasoning mengatakan bahwa (Velasquez, Manuel. 2011:339):
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 247
“…instead of simply accepting ideas from the past, scientists should investigate nature by careful
observation and experimentation. They should collect as many facts as possible about the phenomenon
they are studying, using experiments when possible to generate additional facts. Once all the facts are
collected, they should carefully sift through them and derive general conclusions from the particular
acts”.
Immanuel Kant, seorang filsuf yang mempelopori aliran constructivism, sejalan dengan
pandangan Bacon (Velasquez. 2011:332):
“Kant said we perceive objects that change over time. To perceive such an object, the mind has to collect
and remember sensations, and be aware these belong to the same objects. But to collect, remember, and
be aware of sensations in this way, means that the mind is a unified awareness that endures through
time. And because the mind is a unified awareness, it can know the many sensations it receives only if
it connects them all into a unified world of interrelated objects”.
Studi pendekatan kuantitatip dilakukan dengan mempelajari hubungan antara laba sebagai
proksi dari kinerja perusahaan dengan beberapa variabel penjelas yaitu tingkat implementasi GCG,
besar aset produktif (earning asset), dan external assessment yang dilakukan oleh otoritas terhadap
implementasi GCG.
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya data sekunder, sehingga tidak diperlukan
uji validitas data.
Pemilihan data dilakukan secara purposive (bertujuan) yaitu untuk data setelah adanya
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bagi Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia.
Variabel Penelitian
Hubungan kausalitas secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program eviews versi
9. Sedangkan hubungan kualitatif dilakukan dengan menganalisa hubungan-hubungan kualitatif data
dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2016.
Variabel penelitian ini terdiri atas:
1. Variabel terikat (dependent variable). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja PT
Bank BRI, dengan proksinya laba perusahaan.
2. Variabel bebas (Independent Variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
1) Corporate Governance Perception Index (CGPI) berdasarkan hasil self assessment oleh
Tim assessment GCG PT Bank BRI. Sistem scoring berpedoman pada sistem scoring Bank
Indonesia.
2) Earning assest atau nilai aktiva produktif PT Bank BRI.
3) Adanya external assessment oleh otoritas misalnya Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan Kementerian BUMN.
Pengukuran variabel penelitian tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Laba perusahaan adalah nilai rupiah laba PT Bank BRI, yang tercantum pada Laporan
Keuangan triwulanan dan Laporan Tahunan PT Bank BRI. Laba diukur dalam angka absolute
(Rupiah);
Corporate Governance Perception Index (CGPI) di ukur dalam angka index (skor), dengan
menggunakan skala dari 1 sampai dengan 5. Skor 1 adalah yang paling baik, skor 5 adalah yang
paling buruk;
Earning asset (aktiva produktif) adalah nilai aktiva produktif PT Bank BRI setiap triwulan,
yang digunakan oleh PT Bank BRI untuk menghasilkan laba. Nilai aktiva produktif diukur
dalam nilai absolute (Rupiah);
External assessment GCG adalah ada atau tidaknya kegiatan external assessment GCG oleh
fihak otoritas. Variabel external assessment GCG dinyatakan dalam angka dummy 1 bila ada
kegiatan external assessment, dan dinyatakan dalam angka dummy 0 bila tidak ada kegiatan
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 248
external assessment oleh otoritas terhadap PT Bank BRI.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi Corporate Governance Pada PT Bank BRI
Corporate Governance diimplementasikan secara intensif di PT Bank BRI mulai tahun 2006
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum. Pada peraturan tersebut disebutkan bahwa pelaksanaan good corporate
governance pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar yaitu:
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran. Pada pasal 2 ayat (1)
disebutkan bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance adalah dalam setiap kegiatan
usahanya termasuk pada saat penyusunan visi, misi, rencana strategis, pelaksanaan kebijakan, dan
langkah-langkah pengawasan internal pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
Tata Kelola Perusahaan pada PT Bank BRI dibangun dengan keyakinan bahwa dengan
penerapan tatakelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) akan berpengaruh pada
kinerja perusahaan dan sekaligus melindungi kepentingan stakeholders untuk mencapai beyond
expectation (Annual Report PT Bank BRI Tahun 2011, 152).
PT BRI mempunyai komitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip GCG dengan berlandaskan
pada nilai-nilai pokok yang tertuang pada budaya kerja BRI yaitu integritas, professionalisme, kepuasan
nasabah, keteladanan, dan penghargaan kepada SDM. (Annual Report PT Bank BRI Tahun 2011, 153).
Implementasi Corporate Governance pada PT Bank BRI telah dilakukan tahun 2002. Sejak saat
itu Corporate Governance telah diimplementasikan pada seluruh tingkatan manajemen sehingga CG
menjadi komitmen seluruh insan perusahaan pada PT Bank BRI.
PT Bank BRI selalu berusaha untuk menyempurnakan corporate governance nya sesuai dengan
perkembangan peraturan-peraturan terkait yang harus ditaati dan juga untuk keperluan inovasi dibidang
corporate governance. Komitmen Dewan komisaris dan manajemen PT BRI juga tercermin dari
penetapan tema-tema yang berbeda setiap tahun untuk pencapaian rencana jangka panjang perusahaan.
Secara garis besar, perkembangan implementasi CG pada PT Bank BRI dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Tahun : Perubahan CG PT Bank BRI 2002-2005 Implementasi GCG pada tahun 2002 di PT Bank BRI didasarkan pada Surat
Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor 02-KOM/BRI/02/2002 – NOKEP: S. 37-DIR/02/2002 tanggal 23 Februari 2002 tentang Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Acuan yang digunakan PT Bank BRI dalam mengimplementasikan GCG nya adalah: 1. Principles of Corporate Governance oleh OECD; 2. ASEAN Corporate Governance Scorecard; 3. Pedoman Umum GCG Indonesia oleh KNKG; 4. Pedoman GCG Perbankan Indonesia oleh KNKG. Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor 03-KOM/BRI/06/2003 – NOKEP: S.36-DIR/SDM/06/2003 tanggal 3 Juni 2003 tentang Kebijakan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) bagi Organ dan Pekerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kegiatan-kegiatan implementasi GCG yang dilakukan dalam periode ini meliputi: revisi GCG policy, Kode Etik BRI, Board Manual dewan komisaris dan direksi, panduan sekretaris perusahaan, panduan transparansi dan pengungkapan, piagam komite audit, kebijakan umum manajemen risiko, revisi panduan kebijakan audit intern, peraturan ketenagakerjaan, kebijakan
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 249
peraturan displin, revisi kebijakan umum teknologi dan sistem informasi, kebijakan sekuriti teknologi sistem informasi, dan revisi kebijakan umum logistik.
2006-2009 : Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor: 02-KOM/BRI/06/2007 – NOKEP: S. 240-DIR/SKP/06/2007 tanggal 29 Juni 2007 tentang Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kegiatan-kegiatan implementasi GCG yang dilakukan dalam periode ini meliputi: revisi GCG policy, revisi board manual dewan komisaris dan direksi, revisi panduan sekretaris perusahaan, revisi panduan transparansi dan pengungkapan, revisi piagam komite audit, panduan komite pengawas manajemen risiko, panduan komite nominasi & remunerasi, ketentuan pembukaan rahasia bank, piagam audit intern (audit charter), revisi kebijakan peraturan displin, ketentuan whistleblowing system, arsitektur SDM, revisi kebijakan peraturan displin, revisi kebijakan sekuriti teknologi sistem informasi, dan revisi sistem monitoring kualitas layanan.
2010-2012 : Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor 01-KOM/BRI/03/2011-NOKEP: S.14-DIR/DKP/03/2011 tanggal 8 Maret 2011 tentang Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2011 ditetapkan sebagai tahun untuk mencapai manajemen resiko yang handal, karena diharapkan akan menjadi salah satu aspek yang kokoh untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Struktur CG PT Bank BRI pada tahun 2011 terdiri atas: RUPS; Dewan Komisaris dan komite-komitenya (Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Resiko); dan Direksi (Direktur Utama, Direktur Operasional, Direktur Kepatuhan merangkap Direktur Manajemen Resiko, Direktur Bisnis Komersial, Direktur Keuangan, Direktur Bisnis Konsumer, Direktur Pengendalian Resiko Kredit, Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN, dan Direktur Jaringan dan Layanan), dan Sekretaris Perusahaan. Untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas Direksi, dibentuk komite-komite berikut: a. Komite Manajemen Resiko (Risk Management Committee); b. Komite Aset dan Liabilitas (Assets and Liabilities Committee); c. Komite Kebijakan Kredit (KKP); d. Komite Kredit; e. Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi (Information System and Technology Steering Committee); f. Komite Pengarah Project Management office (PMO) Steering Committee; g. Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia; h. Komite Evaluasi Jabatan. Terdapat fungsi kepatuhan, yang dilaksanakan mengacu pada PBI No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang pelaksanaan fungsi kepatuhan bank umum. Fungsi kepatuhan dilaksanakan oleh Direktur Kepatuhan dan Divisi
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 250
Kepatuhan. Untuk mensinergikan antara fungsi kepatuhan bank dengan fungsi bisnis bank, dituangkan dalam 3 (tiga) pilar yaitu: a. Penerapan prinsip kehati-hatian; b. Penerapan Good Corporate Governance; c. Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT). Pada tahun 2011 BRI menerima penghargaan terkait implementasi GCG nya yaitu: 1. “Best Corporate Governance in Indonesia” dalam Corporate Governance Award 2011 oleh World Finance; 2. “Best Disclosure and Transparency” dalam The 3rd IICD Corporate Governance Award 2011 oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD). Tema CG tahun 2012 adalah “Menjadi Bank terbaik di Indonesia dengan praktik-praktik Good Corporate Governance (GCG) yang baik”. Kegiatan-kegiatan implementasi GCG yang dilakukan dalam periode ini meliputi: revisi gcg policy, revisi kode etik, revisi board manual dewan komisaris dan direksi, revisi board manual dan panduan kerja dewan komisaris beserta komite di bawahnya, piagam kepatuhan (compliance charter), kebijakan penerapan budaya kepatuhan, pedoman penanganan benturan kepentingan, kebijakan strategi anti fraud, revisi kebijakan umum teknologi dan sistem informasi, revisi kebijakan umum manajemen aktiva tetap dan logistic, revisi sistem monitoring kualitas layanan, standar service level agreement (SLA), dan revisi ketentuan whistleblowing.
2013 : Kegiatan-kegiatan implementasi GCG yang dilakukan dalam periode ini meliputi: revisi ketentuan whistleblowing system, revisi GCG policy, revisi kode etik, kebijakan gratifikasi, pedoman penyusunan dan penggunaan anggaran pendidikan, kebijakan prinsip mengenal pekerja (know your employee), revisi pedoman penilaian tingkat kesehatan bank berbasis risiko, pelaksanaan program bina lingkungan, revisi sistem pemberian penghargaan dan sanksi dalam rangka peningkatan kualitas layanan, revisi kebijakan akuntansi penyusunan dan penyajian laporan keuangan BRI, dan review ketentuan. Tahun 2013 PT Bank BRI menjadi juara Annual Report Award (ARA).
2014 : Kegiatan-kegiatan implementasi GCG yang dilakukan dalam periode ini meliputi: review ketentuan benturan kepentingan, pemutakhiran kebijakan dan prosedur audit intern, pelaksanaan program pendampingan pekerja baru (PPB), buku pedoman operasional penerapan program APU dan PPT di unit kerja operasional, pedoman penilaian tingkat kesehatan bank berbasis risiko (risk based bank rating), pengelompokkan nasabah dan walk in customer (WIC) dengan menggunakan pendekatan berdasarkan risiko (risk based approach), internal capital adequacy assessment process (ICAA P), dan Indikator Risiko Utama (IRU) atau Key Risk Indicator (KRI) BRI.
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 251
2015 : BRI berkomitmen penuh untuk selalu meningkatkan kualitas CG terbaik dalam
kegiatan usahanya. Implementasi CG di BRI mengacu pada: 1. Undang-Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang perbankan (diubah dengan
UU RI No. 10 tahun 1998); 2. UU RI No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 3. UU RI No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN; 4. PP RI No. 21 tahun 1992 tentang penyesuaian bentuk hukum BRI menjadi
Persero; 5. Permen BUMN No. Per-01/MBU/2011 tentang penetapan tata kelola
perusahaan yang baik pada BUMN (direvisi dengan Permen BUMN No. 09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012);
6. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum;
7. Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum;
8. Peraturan OJK No. 18/POJK.03/2014 tentang penerapan tata kelola terintegrasi bagi konglomerasi keuangan.
9. Peraturan OJK No. 21/POJK.04/2015 tanggal 16 Desember 2015 tentang Penerapan Pedoman Tatakelola Perusahaan Terbuka.
Kegiatan-kegiatan implementasi GCG yang dilakukan dalam periode ini meliputi: kebijakan umum, rencana jangka panjang BRI, pedoman pelaksanaan rencana jangka panjang BRI, kebijakan umum Manajemen aktiva tetap dan logistic BRI, kebijakan manajemen risiko Terintegrasi, kebijakan umum manajemen risiko, strategi anti fraud BRI, pedoman penilaian tingkat kesehatan bank berbasis risiko (risk based bank rating), kebijakan dan prosedur penerapan program anti pencucian uang (APU) dan pencegahan pendanaan terorisme (PPT), pedoman tata kelola terintegrasi konglomerasi keuangan BRI piagam audit intern BRI, information technology strategic plan, penilaian tingkat maturitas penerapan manajemen risiko.
Terhadap implementasi GCG yang telah dilakukan, Bank wajib melakukan self assessment.
Aspek yang dinilai menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007
tentang Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment Good Corporate Governance adalah sebagai
berikut:
No. Aspek Yang Dinilai Bobot
(%)
1 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan komisaris 10
2 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi 20
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite 10
4 Penanganan benturan kepentingan 10
5 Penerapan fungsi kepatuhan bank 5
6 Penerapan fungsi audit intern 5
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 252
7 Penerapan fungsi audit ekstern 5
8 Penerapan fungsi manajemen resiko dan pengendalian intern 7,50
9 Penyediaan dana kepada fihak terkait (related party) dan debitur besar (large exposures)
7,50
10 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank, laporan pelaksanaan GCG, dan laporan internal.
15
11 Rencana Strategis bank 5
Nilai Komposit 100
Setiap tahun dilakukan self assessment oleh Tim Self Assessment Implementasi GCG PT Bank BRI
untuk mengetahui tingkat implementasi GCG pada PT Bank BRI. Pengertian assessment menurut
Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK – 16/S.MBU/2012 adalah “program untuk
mengidentifikasi pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik di perusahaan melalui pengukuran
pelaksanaan dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik di perusahaan. Evaluasi menurut
Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN tersebut merupakan “program untuk mendeskripsikan
tindak lanjut perusahaan dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik di perusahaan yang dilakukan
pada tahun berikutnya setelah penilaian. Scoring self assessment berdasarkan PBI adalah sebagai
berikut:
No. Nilai Komposit Predikat Komposit
1 Nilai Komposit < 1,5 Sangat Baik (Very Good)
2 1,5 = Nilai Komposit <2,5 Baik (Good)
3 2,5 = Nilai Komposit <3,5 Cukup Baik (Sufficient)
4 3,5 = Nilai Komposit <4,5 Kurang Baik (Not Good)
5 4,5 = Nilai Komposit<5 Tidak Baik (Fail)
Sistem scoring tersebut di atas berbeda dengan sistem scoring yang dikeluarkan oleh Kementerian
BUMN dalam Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/
Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan GCG Pada BUMN. Sistem scoring dalam SK
tersebut adalah sebagai sebagai berikut:
Tingkat Rentang Klasifikasi Kualitas Penerapan GCG Predikat
1 Nilai di atas 85 Sangat Baik
2 75<Nilai≤85 Baik
3 60<Nilai≤75 Cukup Baik
4 50<Nilai≤60 Kurang Baik
5 Nilai≤50 Tidak Baik
Perbedaan sistem scoring tersebut mempersulit analisa pembandingan (benchmarking) antara tingkat
implementasi GCG di perbankan dengan BUMN lainnya.
Selain self assessment, juga dilakukan assessment atas implementasi GCG oleh fihak eksternal,
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 253
terutama oleh Bank Indonesia sebagai pengawas bank dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setiap tahun
juga diselenggarakan kegiatan Annual Report Award (ARA). ARA merupakan kompetisi tahunan yang
diselenggarakan sejak tahun 2002 yang melakukan penilaian terhadap kualitas penyajian informasi
dalam annual report sebuah perusahaan. ARA diselenggarakan oleh Bappepam LK, Direktorat Jenderal
Pajak, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, Komite Nasional Kebijakan
Governance, Ikatan Akuntan Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan. Tujuan ARA adalah mendorong
penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Data Penelitian
Populasi dari data penelitian adalah data kinerja perusahaan sejak diterapkannya Corporate
Governance di PT Bank BRI berdasarkan Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI
Nomor 02-KOM/BRI/02/2002 – NOKEP: S. 37-DIR/02/2002 tanggal 23 Februari 2002 tentang
Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Acuan yang digunakan PT Bank BRI dalam mengimplementasikan GCG pada tahun 2002 adalah
Principles of Corporate Governance oleh OECD; ASEAN Corporate Governance Scorecard; Pedoman
Umum GCG Indonesia oleh KNKG; dan Pedoman GCG Perbankan Indonesia oleh KNKG.
Pemilihan sampel dilakukan pada data kinerja PT Bank BRI sejak diterapkannya Peraturan
Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
dan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Dengan
demikian data penelitian diambil dari data triwulanan PT Bank BRI tahun 2007 sampai dengan triwulan
2 tahun 2016, yang diambil dari laporan keuangan triwulanan dan laporan tahunan (annual report) PT
Bank BRI. Data yang dijadikan bahan penelitian terdiri atas laba komprehensif, earning asset (aktiva
produktif), skor hasil self assessment atas implementasi GCG di PT Bank BRI (Corporate Governance
Performance Index), dan keberadaan external assessment (audit) atas Implementasi GCG di PT Bank
BRI oleh otoritas luar.
Pembahasan
Berdasarkan data Laporan Keuangan PT Bank BRI tahun 2007 sampai dengan tahun 2015,
terlihat kecenderungan laba PT Bank BRI yang terus meningkat secara signifikan dan tahun 2014 PT
Bank BRI menjadi BUMN dengan laba terbesar. Pembahasan dibawah ini akan meliputi uji kausalitas
secara statistic dan uji kausalitas secara kualitatif.
Uji kausalitas secara statistic dibawah ini akan meliputi uji normalitas data dan uji kausalitas
antara variabel terikat dengan variabel penjelas. Uji normalitas data dilakukan dengan melihat apakah
data yang akan diolah normal atau tidak. Terdapat 11 asumsi utama yang mendasari model regresi linear
klasik menurut Ghozali (2013:58) dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) atau
yang dikenal dengan asumsi klasik. Data statistik berikut merupakan hasil dari uji normalitas dengan
eviews 9.
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 254
0
2
4
6
8
10
12
-0.010 -0.005 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020
Series: ResidualsSample 1 38Observations 38
Mean -1.34e-16Median -0.001022Maximum 0.018887Minimum -0.010318Std. Dev. 0.005289Skewness 1.155487Kurtosis 6.020319
Jarque-Bera 22.89964Probability 0.000011
Skewness merupakan derajat ketidaksimetrisan suatu distribusi, bisa menceng kanan atau menceng kiri.
Koefisien kecondongan (skewness) sebesar 1,155, seharusnya 0. Pada gambar di atas terlihat bahwa
skewness agak menceng kekiri.
Kurtosis merupakan derajat keruncingan suatu distribusi, biasanya diukur relative terhadap distribusi
normal. Dengan kurtosis sebesar 6,020 (lebih besar dari 3) maka distribusi berbentuk leptokurtic.
Standar Deviasinya sangat kecil yaitu sebesar 0,005. Berarti tingkat keyakinannya sangat tinggi.
Scatter plot graph dari sampel adalah sebagai berikut:
0
4
8
12
16
20
24
0.96 0.97 0.98 0.99 1.00 1.01 1.02 1.03 1.04
LABA
CGPI
EARNING ASSET
EXT. ASSESS.
Goodness of fit model regressi menurut Ghozali (2013: 59) dapat diukur dari nilai koefisien
determinasi (R2), nilai statistik F (uji signifikansi simultan), dan nilai statistic t (uji signifikansi
parameter individual).
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 255
Pengujian dilakukan dengan melihat hubungan antara dependent variable dengan variabel
bebas. Hubungan kausalitas antara variabel bebas dengan variabel terikat diolah dengan terlebih dahulu
me-log angka-angka yang besar.
Dibawah ini adalah hasil regresi dari seluruh variable bebas terhadap variabel terikatnya.
Dependent Variable: LABA
Method: Least Squares
Date: 11/20/16 Time: 19:22
Sample: 1 38
Included observations: 38
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.432777 0.079281 5.458752 0.0000
CGPI 0.000781 0.015954 0.048945 0.9612
EARNINGASSET 0.028369 0.003099 9.155453 0.0000
EXTERNAL 0.001711 0.002016 0.848656 0.4020
R-squared 0.900011 Mean dependent var 0.996388
Adjusted R-squared 0.891188 S.D. dependent var 0.016725
S.E. of regression 0.005517 Akaike info criterion -7.462658
Sum squared resid 0.001035 Schwarz criterion -7.290281
Log likelihood 145.7905 Hannan-Quinn criter. -7.401328
F-statistic 102.0120 Durbin-Watson stat 1.217365
Prob(F-statistic) 0.000000
Durbir Watson statistic sebesar 1,217 (<2 dan >-2). Artinya tidak terdapat heteroskedastisitas. Durbin
Watson Statistic terletak antara 4 dan 0. Artinya tidak terdapat auto korelasi.
Dari hasil olah statistik dengan program Eviews 9, dapat dilihat bahwa R-Squared adalah 0,90. Ini
berarti bahwa sebesar 80 % dari variasi variabel dependen laba dapat dijelaskan oleh ketiga variabel
independennya yaitu Corporate Governance Performance Index, earning asset, dan external assessment
GCG.
Dari table di atas diperoleh nilai F hitung sebesar 102,0120, dengan probabilitas (Prob F Statistic)
sebesar 0,00000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien
regresi CGPI, Earning Asset, dan External Assessment tidak sama dengan nol atau ketiga variabel
independen secara simultan berpengaruh terhadap laba.
T hitung variabel bebas CGPI adalah sebesar 0,048945, namun probabilitasnya lebih besar dari 0,05
(0,9612), dengan koefisien yang sangat kecil (0,000781) tetapi positif. T hitung variabel bebas external
assessment sebesar 0,848656, tetapi probabilitasnya juga lebih besar dari 0,05 (0,4020). Hal ini berarti
variabel terikat laba kurang dipengaruhi oleh variabel bebas CGPI dan external assessment.
Dibawah ini dilakukan regresi secara partial, yaitu antara variabel bebas CGPI terhadap laba,
untuk melihat pengaruhnya secara parsial dan besaran koefisien determinasinya.
Dependent Variable: LABA
Method: Least Squares
Date: 11/21/16 Time: 03:51
Sample: 1 38
Included observations: 38
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 256
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.153842 0.022952 50.27257 0.0000
CGPI -0.120679 0.017536 -6.881628 0.0000
R-squared 0.568122 Mean dependent var 0.996388
Adjusted R-squared 0.556125 S.D. dependent var 0.016725
S.E. of regression 0.011143 Akaike info criterion -6.104842
Sum squared resid 0.004470 Schwarz criterion -6.018653
Log likelihood 117.9920 Hannan-Quinn criter. -6.074177
F-statistic 47.35681 Durbin-Watson stat 0.615455
Prob(F-statistic) 0.000000
Dari hasil regresi tersebut di atas terlihat bahwa koefisien CGPI -0,120679. Ini artinya pengaruh CGPI
terhadap laba bertolak belakang. Artinya semakin tinggi CGPI maka laba akan semakin rendah.
Fenomena ini disebabkan oleh sistem scoring Bank Indonesia Scorecard yang berbeda dengan scorecard
lainnya. Hal ini yang terkadang mempersulit penelitian dan pebandingan tingkat implementasi GCG
dengan sistem BI. Adjusted R2 sebesar 0,56. Artinya sebanyak 56 % dari variabilitas variabel terikat
“laba” dapat dijelaskan oleh variabel bebas CGPI. T – statistic sebesar -6,881628 dengan probabilitas
0,0000 (<0,05). Artinya pengaruh variabel bebas CGPI terhadap variabel terikat signifikan. F statistic
sebesar 47,35681 dengan prob (F-statistic) 0,0000. Ini artinya variabel bebas CGPI dengan konstanta
secara bersama-sama berpengaruh signikan terhadap variabel terikat.
Durbin Watson statistic sebesar 0,615455 (antara 2 dan -2). Artinya tidak terdapat heteroskedastisitas.
Dibawah ini merupakan output hasil regresi dari pengaruh variabel bebas aktiva produktif (earning
asset) terhadap laba PT Bank BRI.
Dependent Variable: LABA
Method: Least Squares
Date: 11/21/16 Time: 03:54
Sample: 1 38
Included observations: 38
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.429587 0.031950 13.44574 0.0000
EARNINGASSET 0.028618 0.001613 17.74715 0.0000
R-squared 0.897425 Mean dependent var 0.996388
Adjusted R-squared 0.894575 S.D. dependent var 0.016725
S.E. of regression 0.005430 Akaike info criterion -7.542388
Sum squared resid 0.001062 Schwarz criterion -7.456199
Log likelihood 145.3054 Hannan-Quinn criter. -7.511722
F-statistic 314.9613 Durbin-Watson stat 1.183172
Prob(F-statistic) 0.000000
Dari table di atas terlihat koefisien earning asset 0,028618. Artinya earning asset berpengaruh positif
pada variabel terikat laba. Adjusted R2 sebesar 0,89. Artinya sebesar 89 % dari variabilitas dependent
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 257
variable “laba” dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. T statistic sebesar 17,75 dengan probabilitas
0,0000. Artinya pengaruh variabel bebas earning asset pada variabel terikat “laba” signifikan. Durbin
Watson statistic 1,183172 (antara -2 dan 2), artinya tidak terdapat heteroskedastisitas atau probable
density of µi (varians error). F statistic sebesar 314,9613 dengan prob(F-statistic) 0,0000 (<0,05).
Artinya variabel earning asset dan konstanta secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada variabel
terikat “laba”.
Dibawah ini merupakan output dari regressi variabel bebas external assessment terhadap variabel
terikat laba.
Dependent Variable: LABA
Method: Least Squares
Date: 11/21/16 Time: 03:57
Sample: 1 38
Included observations: 38
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.992519 0.003476 285.5592 0.0000
EXTERNAL 0.009188 0.005356 1.715418 0.0949
R-squared 0.075564 Mean dependent var 0.996388
Adjusted R-squared 0.049885 S.D. dependent var 0.016725
S.E. of regression 0.016302 Akaike info criterion -5.343802
Sum squared resid 0.009568 Schwarz criterion -5.257613
Log likelihood 103.5322 Hannan-Quinn criter. -5.313137
F-statistic 2.942659 Durbin-Watson stat 0.168567
Prob(F-statistic) 0.094865
Dari table di atas terlihat bahwa Durbin Watson statistic sebesar 0,1685 (antara -2 dan 2). Artinya tidak
terdapat heteroskedastisitas. Koefisien sebesar 0,009188 artinya pengaruh variabel external assessment
pada variabel terikat laba positif. Adjusted R2 sebesar 0,05. Artinya sebesar 50 % dari variabilitas
dependent variable laba dapat dijelaskan oleh variabel bebas. 50 % merupakan tingkat R2 yang minimal
(Jerry R Thomas 2011, Research Methods). T statistic 1,715418 dengan probabilitas 0,0949. Artinya
pengaruh parsial variabel bebas external assessment pada variabel terikat laba kurang signifikan. F
statistic sebesar 2,942659 dengan prob (F-statistic) sebesar 0,094865. Artinya variabel bebas external
assessment dengan konstanta secara bersama-sama terhadap variabel terikat laba kurang signifikan.
Fenomena ini karena external assessment implementasi GCG merupakan audit GCG. Pengaruhnya
positif pada peningkatan laba PT Bank BRI, tetapi variabel ini bekerjanya dengan memperkuat variabel
CGPI. Jadi bekerjanya intervening. Jumlah kegiatan external assessment GCG oleh otoritas juga sedikit
sekali. Otoritas lebih mengandalkan pada Laporan Periodik oleh Pada table dapat dilihat bahwa external
assessment GCG langsung hanya ada di tahun 2010, 2011, 2012, dan 2015.
Implementasi GCG di PT Bank BRI telah dibangun tahun 2002 (PT Bank BRI, Annual Report
2002). Implementasi tersebut lebih ditingkatkan lagi pada tahun 2006 (PT Bank BRI, Annual Report
2006). Pada tahun 2002 implementasi GCG telah dibangun dan diterapkan berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kesetaraan (fairness). GCG pada saat itu
telah terdiri atas struktur dan proses yang memadai. Struktur terdiri atas Pemegang Saham, RUPS,
Dewan Komisaris dan organ2nya, dan Dewan Direksi dengan organ2nya, risk management committee,
credit policy committee, inforrmation and technology steering committee, dan risk monitoring
committee. Proses-proses CG telah dibangun pada code of conduct, corporate planning, Corporate
Governance Guidance, Board of Commissioners Duties and Responsibilities (BOC). Kondisi ini
memberikan landasan yang lebih kuat bagi PT Bank BRI untuk meningkatkan kinerjanya.
Sesuai dengan komitmen PT Bank BRI untuk lebih meningkatkan kinerjanya, dalam periode
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 258
2006 sampai dengan periode 2009 PT Bank BRI melakukan perbaikan dan penyesuaian pada struktur
dan proses GCG nya. GCG terdiri atas peraturan dan praktik-praktik terbaik, yang setiap saat bisa
berubah. Perbaikan yang dilakukan pada periode 2006 sampai dengan 2009 meliputi revisi kebijakan
GCG, revisi Board Manual Dewan Direksi dan Dewan Komisaris, revisi Panduan Sekretaris
Perusahaan, Revisi Panduan Transparansi dan Pengungkapan, Revisi Piagam Komite Audit, Panduan
Komite Pengawas Manajemen Risiko, Panduan Komite Nominasi dan Panduan Komite Nominasi dan
Remunerasi (PT Bank BRI, Annual Report 2015). Revisi-revisi dan pembaharuan tersebut
meningkatkan tingkat implementasi GCG di PT Bank BRI. Berbagai award di bidang implementasi
GCG telah d iterima oleh PT Bank BRI.
Pada periode 2010 sampai dengan 2012 PT Bank BRI kembali melakukan berbagai
penyempurnaan atas implementasi GCG nya. Hal ini mendorong PT Bank BRI menjadi juara I BUMN
GCG Award pada tahun 2013. Kondisi GCG PT Bank BRI yang telah mencapai puncaknya,
mendorong PT Bank BRI menjadi BUMN dengan laba tertinggi pada tahun 2014, mengalahkan PT
Pertamina dan PT Bank Mandiri.
Pembahasan kausalitas di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Variabel bebas earning asset berpengaruh signifikan pada variabel terikat laba perusahaan;
2. Variabel bebas CGPI berpengaruh signifikan pada variabel terikat laba perusahaan;
3. Variabel bebas external assessment GCG berpengaruh positif pada laba, tetapi tidak signifikan.
Hal ini karena external assessment GCG pengaruhnya memperkuat kerja variabel CGPI. Jadi
bekerjanya intervening, yaitu memperkuat pengaruh variabel bebas CGPI pada variabel terikat
laba.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Tingkat implementasi Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh signifikan pada
peningkatan laba PT Bank BRI;
2. Jumlah aktiva produktif (earning asset) PT Bank BRI berpengaruh signifikan pada peningkatan
laba PT Bank BRI;
3. External assessment GCG oleh otoritas kurang berpengaruh langsung pada peningkatan laba
PT Bank BRI. Penyebabnya adalah karena external assessment GCG tidak dilakukan secara
rutin oleh otoritas dan juga sifat dari external assessment GCG sama dengan audit GCG, yang
pengaruhnya tidak langsung pada peningkatan laba tetapi pada peningkatan kualitas
implementasi GCG nya.
4. Kegiatan GCG Award BUMN membantu meningkatkan kinerja implementasi GCG pada
BUMN.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki untuk
meningkatkan kinerja PT Bank BRI di masa yang akan datang:
1. Good Corporate Governance (GCG) agar diimplementasikan dengan baik pada seluruh bank
milik negara dan Pemerintah Daerah karena dapat mendongkrak kinerja perusahaan secara
signifikan.
2. Bank Indonesia agar melakukan assessment secara rutin setiap tahun atau semesteran terhadap
implementasi GCG di PT Bank BRI pada khususnya, dan Bank BUMN dan Bank Daerah pada
umumnya;
3. PT Bank BRI agar membuat Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT Bank BRI tersendiri secara
periodic yang dapat diakses oleh seluruh stakeholders (pemangku kepentingan);
4. Kementerian BUMN agar menyeragamkan sistem scoring tingkat implementasi GCG di
BUMN, termasuk perbankan sehingga akan mempermudah dalam analisis dan penelitiaan.
5. Otoritas agar meningkatkan kegiatan GCG Award BUMN sehingga pesertanya optimal dari
seluruh BUMN.
6. REFERENSI
Al-Haddad, W.M.Y., Alzurqan, S.T., Al-Sufy, F.J. (Vol. 1 no. 4, April 2011). The Effect of Corporate
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 259
Governance On the Performance of Jordanian Industrial Companies: An Empirical Study on
Amman Stock Exchange. International Journal of Humanities and Social Sience.
Agarwal, P. Impact of Corporate Governance on Corporate Financial Performance. IOSR Journal of
Business and Management, Vol. 13, Issue 3, Sept. – Oct. 2013.
ASX Corporate Governance Council. (Edisi 3, 2014). Corporate Governance Principles and
Recommendations.ASX CG Council.
Bank Rakyat Indonesia. www.bri.co.id.
Bank Indonesia. www.bi.go.id.
Beatty, Anne. Ramesh, K. Weber, Joseph. The Importance of Accounting Changes in Debt Contracts:
The Cost Flexibility in Covenant Calculations. Journal of Accounting and Economics 33 (2002)
205-227.
Black, Bernard S. Kim, Woochan. Jang, Hasung. Park, Kyung Suh. How Corporate Governance Affects
Firm Value: Evidence on Channels FromKorea. European Corporate Governance Institute.
Bebchuk, L. A., Cohen, A., Wang, C.Y.W. Learning and the disappearing association between
governance and returns. ISSN 1045-6333.
Bhagat, S., Bolton, B. (April 2008) Corporate Governance and Firm Performance. Journal of Corporate
Finance 14.
Brown, Lawrence D. Caylor, Marcus L. Corporate Governance and Firm Valuation. Journal of
Accounting and Public Policy 25 (2006) 409-434.
Bushman, Robert. Chen, Qi. Engel, Ellen. Smith, Abbie. Financial Accounting Information,
Organizational Complexity, and Corporate Governance Systems. Journal of Accounting and
Economics 37 (2004) 167-201.
Davies, A. Best Practice in Corporate Governance: Building Reputation and Sustainable Success.
Gower.
Desoky, Abdelmohsen M. Mousa, Gehan A. Corporate Governance Practices: Transparency and
Disclosure – Evidence FromThe Egyptian Exchange. Journal of Accounting, Finance, and
Economics, Vol. 2 No. 1 July 2012 Pp. 49-72.
Doidge, C., Karolyi, G.A., Stulz, R. M. Why Do Countries Matter So Much for Corporate Governance.
August 2004.
Filatotchev, I. The real value of corporate governance. The University of Auckland Business School,
Business Review Volume 9 No. 1, 2007.
Forum for Corporate Governance in Indonesia. The Roles of the Board of Commissioners and the Audit
Committee in Corporate Governance. FCGI.
Ghozali M., Imam. 2013. Analisis Multivariat dan Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan
Eviews 8. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). IAI Pusat.
Kementerian BUMN. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER- 09
/MBU/2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GOOD
CORPORATE GOVERNANCE) Pada Badan Usaha Milik Negara.
Kementerian BUMN. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor: PER — 01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada
Badan Usaha Milik Negara.
Kementerian BUMN. Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara
Nomor: SK — 16 /S.MBU/2012 Tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan
Usaha Milik Negara.
Kearney, WD, Kruger, HA. A Framework For Good Corporate Governance and Organizational
Learning – An Empirical Study. The Society of Digital Information and Wireless
Communications, ISSN:2305-0012, 2013.
Kementerian BUMN. Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tentang
Indikator/ Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan GCG Pada BUMN.
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2012). Pedoman Umum Good Corporate Governance
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 260
Indonesia. KNKG.
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2013). Prinsip Dasar Pedoman Good Corporate
Governance Perbankan Indonesia. KNKG.
Kurshev, Alexander. Strebulaev, Ilya A. (2005). Firm Size and Capital Structure. London Business
School dan Graduate School of Business Stanford University.
Lo, Kin. Economic Consequences of Regulated Changes in Disclosure: The Case of Executive
Compensation. Faculty of Commerce and Business Administration, The University of British
Columbia.
Luxemburg Stock Exchange. (3rd Revised Edition, May, 2013). Corporate Governance: The X
Principles of Corporate Governance of the Luxembourg Stock Exchange.
Marquez, R. Hauswald, R. Governance Mechanisms and Corporate Transparency. JEL Classification,
May 2009.
Office of The Superintendent of Financial Institutions Canada. (2013). Corporate Governance
Guideline.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2014) Indonesia Corporate Governance Road Map: Towards Better
Governance of Issuers and Public Companies. OJK.
Pavel, K., Stanislav, T., Petr, P., Pavel, P. (Vol. 4 Issue 3, September 2012). Corporate Governance
Against Recommendations: The Cases of the Strong Executive and the Strong Ownership.
Journal of Competitiveness.
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi
Bank Umum. Bank Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.
Bank Indonesia.
Scott, William R. Financial Accounting Theory. 7th Edition. Pearson, Toronto.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang Perhitungan Nilai
Komposit Self Assessment Good Corporate Governance. Bank Indonesia.
Todorovic, Igor. Impact of Corporate Governance on Performance of Companies. Montenegrin Journal
of Economics, Vol. 9 No. 2, May 2013.
The Stock Exchange of Thailand. The Principles of Good Corporate Governance For Listed
Companies. 2006.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Velasquez, Manuel. (2011). Philosophy: A Text with Readings. Wadworth Cengage Learning.
Zimmerman, Jerold L., Watts, Ross L. Positive Accounting Theory. Prentice Hall International Inc