9
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Dapat dikatakan juga K3 merupakan suatu upaya guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat - tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi. Dari pengertian di atas, K3 dibuat untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja di samping itu, juga untuk melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Tujuan ini juga tercantum secara tersirat dalam UU ketenagakerjaan di setiap Negara. K3 sendiri berperan aktif dalam mencapai tujuan tersebut terlepas dari UU yang mengatutnya, dapat dilihat berikut adalah peran dari K3:

Manajemen Resiko

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Resiko

Citation preview

Page 1: Manajemen Resiko

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan

kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun

lokasi proyek. Dapat dikatakan juga K3 merupakan suatu upaya guna memperkembangkan kerja

sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja

dalam tempat - tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang

keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.

Dari pengertian di atas, K3 dibuat untuk memelihara kesehatan dan keselamatan

lingkungan kerja di samping itu, juga untuk melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen,

dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Tujuan ini juga

tercantum secara tersirat dalam UU ketenagakerjaan di setiap Negara.

K3 sendiri berperan aktif dalam mencapai tujuan tersebut terlepas dari UU yang

mengatutnya, dapat dilihat berikut adalah peran dari K3:

1. Setiap Tenaga Kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam

melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta

produktifitas nasional.

2. Setiap orang yang berbeda ditempat kerja perlu terjamin keselamatannya

3. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.

4. Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat

hubungan kerja karena sebelumnya sudah ada tindakan antisipasi dari perusahaan.

Dalam praktik K3 yang meliputi pencegahan, pemberian sanksi, kompensasi, termasuk

penyembuhan luka dan perawatan kepada korban kecelakaan, hal yang paling mendasar dalam

praktik K3 yaitu pencegahan, sebab peran K3 jika telah terjadi kecelakaan hanya sebatas

Page 2: Manajemen Resiko

memberikan kompensasi dan perawatan kepada korban yang jika ditinjau dari segi biaya itu

sangat merugikan.

Dalam K3 pencegahan dapat dimulai dari penelitian dari berbagai disiplin ilmu yang

dinilai berkaitan dengan penunjangan keselamatan dan kesehatan kerja, perhitungan statistik

untuk meninjau kembali sebab-akibat yang sering terjadi, dan lain-lain sampai yang kita kenal

sebagai manajemen risiko. Dimana manajemen risiko ini dilakukan untuk mengurangi tingkat

risiko yang akan terjadi yang juga berdampak pada kecelakaan secara objektif.

Manajemen Risiko adalah sebuah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai dari

kegiatan mengidentifikasikan bahaya, menilai tingkat risiko, dan mengendalikan risiko. (Permen

9/2008)

Berdasarkan pengertian mengenai manajemen risiko di atas, ada tiga proses untuk

memanajemen sebuah risiko, yaitu:

1. Hazard Identification (Identifikasi bahaya)

2. Risk Assessment (Penilaian risiko)

3. Risk Control (Pengendalian risiko)

1. Hazard Identification

Identifikasi masalah dimulai dari memantau/melihat bahaya yang mungkin terjadi

dari sebuah pekerjaan atau sekumpulan pekerjaan tertentu.

Page 3: Manajemen Resiko

Gambar 1. Proses mengangkat material dengan menggunakan katrol

Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa pekerja ingin menaikan sebuah material

dengan menggunakan katrol sederhana. Meski pada akhirnya material tersebut sukses dinaikan

akan tetapi menurut pemerhati K3 dari proyek tersebut melihat material handling ini terbilang

sangat berbahaya, bahkan menurutnya bisa mengakibatkan sebuah kecelakaan yang fatal baik

untuk pekerja yang berada di bawah maupun yang ada di atas. “Sebenarnya kami sudah ingatkan

pekerja, tapi yah maklum kalangan sipil, kesadarannya yang kurang. Sebenarnya sangat tidak

direkomendasikan handling seperti itu, tapi yang punya proyek tidak sediakan lift material”

ungkap pemantau K3 di proyek tersebut.

Gambar 2. Proses mengangkat material dengan menggunakan katrol

Selain itu, berdasarkan Gambar 2 juga dapat diindikasikan bahwa di lingkungan kerja

yang relative berbahaya itu sama sekali tidak ada pengawasan yang cukup tegas mengenai

aturan yang wajib dipenuhi untuk memasuki area tertentu, hal ini dapat dilihat dari pekerja

Page 4: Manajemen Resiko

yang sama sekali tidak mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) ditambah dibiarkannya anak-

anak untuk berada di area tersebut.

2. Penilaian Risiko

Berdasarkan teori, penilaian risiko menggunakan dua metode, yaitu: metode

kualitatif, dan metode semi kuantitatif. Pada metode kualitatif, kami mengasosiasikan

deskripsi terhadap parameter peluang dan akibat, umumnya menggunakan metode matriks.

Sedang pada metode semi kuantitatif, hampir sama dengan metode kualitatif tetapi deskripsi

dari parameter tersebut dinyatakan dengan skor tertentu.

Pada pengamatan ini, kami menilai risiko dengan menggunakan metode semi

kuantitatif, dengan alasan hasil perhitungan lebih bersifat objektif.

Faktor Deskripsi NilaiPeluang kecelakaan dapat terjadi

Hampir sering terjadi, 10Mungkin bisa terjadi (50-50), 6Tidak umum tapi mungkin terjadi (peluangnya 1:10), 3Jauh kemungkinannya dapat terjadi (peluangnya 1:100), 1Dapat dibayangkan tapi mungkin terjadi (peluangnya 1:1000), 0.5Hampir tidak mungkin terjadi (peluangnnya 1:10000), 0.1

Tingkat pemaparan kecelakaan

Dapat terjadi secara terus menerus atau setiap hari, 10Sering (beberapa kali seminggu), 6Sekali-kali (beberapa kali sebulan), 3Tidak selalu (beberapa kali setahun), 2Jarang (sekali setahun), 1Sangat jarang (sekali dalam lebih dari setahun), 0.5

Dampak kerugian / konsekuensi

Kematian banyak orang, atau kerugian > Rp. 5 miliar, atau menghentikan pekerjaan,

100

Kematian lebih dari seorang, atau kerugian Rp. 2,5 miliar – Rp. 5 miliar,

50

Kematian seseorang, atau kerugian Rp. 250 juta – Rp. 2,5 miliar, 25Cacat seumur hidup, atau kerugian Rp. 25 juta – Rp. 250 juta, 15Sementara tidak bisa masuk bekerjaatau kerugian Rp. 2,5 juta – Rp. 25 juta

5

Luka ringan, atau kerugian < Rp. 2,5 juta 1Tabel 1. Angka risiko kecelakaan

Selanjutnya dari Tabel 1 di atas, nilai risiko yang didapat yakni:

Page 5: Manajemen Resiko

Nilai Risiko = Pp x Pe x Kc

= 6 x 2 x 15

= 180

Tabel 2. Klasifikasi risiko

Nilai Risiko Kategori Risiko Deskripsi Tindakan>350 Sangat tinggi

Memerlukan tindakan yang bersifat segera untuk mengontrol bahaya180 – 350 Tinggi70 – 180 Sedang

Memerlukan pendekatan control bahaya secepat mungkin20 – 70 Cukup rendah

< 20 Dapat diterimaRisiko dapat diterima dan reduksi risiko selanjutnya tidak harus

dilakukan

Berdasarkan hasil perhitungan dan Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa kategori risiko

untuk pekerjaan pada Gambar 1 dan 2 terbilang tinggi, sehingga diperlukan tindakan yang

bersifat segera untuk mengontrol bahaya.

3. Pengendalian Risiko

Dalam pengendalian risiko, terdapat lima cara pengendalian, yaitu: eliminasi,

subtitusi, rekayasa teknik, pengendalian administratif, dan alat pelindung diri.

Berdasarkan jenis pekerjaan dan risiko yang dihasilkan, maka pengamat

menggunakan dua cara yakni rekayasa teknik dan alat pelindung diri. Pada rekayasa teknik,

pengendalian risiko diberikan dengan cara menyediakan alat pemindah bahan yang lebih

aman sehingga pekerja tidak perlu lagi menggunakan katrol untuk mengangkat material.

Selanjutnya pada alat pelindung diri, pengendalian risiko diberikan dengan cara memberi

pekerja alat pelindung diri berupa helm, sarung tangan, rompi, dan sepatu, yang berguna

untuk melindungi pekerja akan bahaya dari material lain yang berada di sekitar area kerja.

Seperti yang disebutkan di beberapa halaman sebelumnya, K3 bertujuan untuk

melindungi pekerja, lingkungan, aset, maupun properti dengan cara pencegahan, pemberian

Page 6: Manajemen Resiko

sanksi, statistik, dan lain-lain. Pemberian kompensasi dan perawatan memang bagian dari K3

tapi itu tidak termasuk dalam upaya pencegahan yang menjadi garis merah dari dibuatnya K3.

Tidak sulit untuk melakukan pencegahan kecelakaan, sebagai contoh yang kami jelaskan

dalam studi kasus di atas, dengan secara objektif kami menilai bahwa jenis pekerjaan yang

dilakukan oleh pekerja sangat berbahaya dan sangat berisiko terjadinya kecelakan. Dari penilaian

tersebut, tentu akan menjadi tolak ukur dalam pembuatan kebijakan dalam kaitannya pencegahan

kecelakaan yang mungkin saja terjadi jika pekerjaan tersebut tetap dilakukan. Inilah contoh nyata

dari pencegahan K3, sebagai peran K3 untuk melindungi pekerjanya.