Upload
juniska-efendi
View
103
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
MANAJEMEN PERBANKAN SYARI’AH
SURVEY DAN PENINGKATAN PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARI’AH
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA:
1. HABIB MUSTOFA
2. ABU HARANG
3. SITI RUAHIDAH
4. APRILIA WATI
DOSEN PENGAMPU
YANCE MARTIN, SE.
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI)
AS-SHIDIQQIYAH
Jl. Lintas Timur Km123.Desa Lubuk Seberuk. Kec. Lempuing Jaya. Kab. OKI. Prov Sumsel.
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas Manajemen Perbankan Syari’ah dengan tema Survey dan Peningkatan
Pembiayaan pada Perbankan Syari’ah dengan baik.
Makalah ini di susun dari hasil diskusi kami guna melengkapi tugas yang diberikan oleh
bapak/ ibu dosen. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam memberikan kritik dan saran guna menyempurnakan Makalah ini.
Kami menyadari, bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna untuk menyempurnakan Makalah kami.
Kami harapkan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khsusnya dan bagi
pembaca umumnya.
Wassalammualaikum.wr.wb
Lubuk seberuk, 02 Desember 2014
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Survey..............................................................................................................................3
2.2 Pembiayaan.....................................................................................................................6
2.3 Peningkatan Pembiayaan pada Perbankan Syari’ah........................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................10
3.2 Saran.................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fakta menunjukan bahwa, Bank Indonesia mencatat adanya peningkatan asset
terhadap perbankan syariah di Indonesia sebesar 45% pada satu tahun terakhir
sampai 2011 kemarin. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dan potensi perbankan
syariah mengalami perkembangan yang baik. inovasi produk perbankan syariah di
Indonesia masih kurang dan masih jauh tertinggal. Produknya masih monoton dan
bahkan terkesan kaku, kurang dinamis. Berdasarkan kajian dari praktisi perbankan
syariah dari Kuwaity Investment Company., Baljeet Kaur Grewal,(2007) Indonesia
menduduki kluster ketiga dalam inovasi produk bank syariah dan pengembangan
pasar. Sedangkan kluster keempat yang merupakan kluster tertinggi adalah
Malaysia, Uni Emirat Arab dan Bahrain. Kluster keempat adalah negara yang
paling inovatif dan variatif dalam pengembangan produk. Tak bisa dibantah, bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara inovasi produk dengan pengembangan pasar
bank syariah, Artinya, semakin inovatif bank syariah membuat produk, semakin
cepat pula pasar berkembang. Maka, lemahnya inovasi produk bank syariah,
bagaimanapun berimbas secara signifikan kepada lambatnya pengembangan pasar
(market expansion. Inovasi produk diperlukan agar bank syariah bisa lebih optimal
dalam memanfaatkan fenomena global. Karena itu harus melakukan inisiatif
akselerasi luar biasa dalam pengembangan pasar dan pengembangan produk.
Pertumbuhan pembiayaan yang tinggi di tengah pasar perbankan syariah yang
sedang berkembang di Indonesia merupakan suatu yang didambakan. Akan tetapi,
pertumbuhan pembiayaan yang tinggi bukan segalanya. Hal yang didambakan
adalah pembiayaan dengan portfolio sehat dan tumbuh sesuai kebutuhan pasar.
Oleh karena semangat tinggi dalam pertumbuhan, seringkali setelah pembiayaan
diberikan bukan peningkatan pendapatan yang diperoleh. Hal yang muncul, justru
permasalahan pembiayaan. Misalnya bekerja di dunia perbankkan, khususnya di
Finance Mobil dengan posisi sebagai surveyor/marketing sering menghadapi
masalah atau lupa dengan apa saja yang harus dilakukan ketika survey ke calaon
nasabah. Terkadang kita sering menganggap enteng suatu proses survey, banyak
sekali dari rekan surveyor yang hanya mengandalkan feeling demi mengejar target
1
penjualan yang pada akhirnya tidak sedikit acount tersebut jatuh atau nasabah
macet, sehingga berdampak terhadap diri sendiri dimana perusahan memberikan
teguran dengan tidak diizinkanya penjualan (stop selling).
Adapun tujuan kita survey ke rumah atau tempat usaha nasabah adalah untuk
memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan
memenuhi kewajibannya kepada bank/finance secara tertib, baik pembayaran
pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan. Sehingga dapat
mencegah terjadinya pembiayaan yag bermasalah.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah cara yang dilakukan perbankan syari’ah dalam meningkatkan
pembiaayaan?
b. Bagaimanakah cara yang dilakukan perbankan syari’ah untuk menghindari
pembiayaan yang bermasalah?
1.3 Tujuan
Tujuannya yaitu agar dapat menambah ilmu dan pengetahuan dalam memahami
bagaiman survey yang din yang dilakukan perbankan syari’ah dalam meningkatkan
pembiayaan dan bagaimana kegiatan survey yang dilakukan perbankan syari’ah
untuk menghindari kredit bermasalah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Survey Dan Peningkatan Pembiayaan Pada Perbankan Syari’ah
2.1 Survey1
Menurut Singarimbun (1991) survey yaitu “penelitian yang mengambil sampel
dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang
pokok”.
Menurut Suhermin (dalam blognyasuhermin.blogspot.com) survey adalah
aktivitas untuk mengestimasi sesuatu (seperti : jumlah orang, persepsi atau pesan-
pesan tertentu).
Dari berbagai definisi tentang survey tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa
survey merupakan suatu aktivitas atau kegiatan penelitian yang dilakukan untuk
mendapatkan suatu kepastian informasi (seperti : jumlah orang, persepsi atau
pesan-pesan tertentu), dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Berikut hal-hal yang diperhatikan dalam survey dan analisa kelayakan kredit yaitu:
a. Survey dan analisa kelayakan kredit wajib dilakukan atas setiap order yang
masuk.
b. Kegiatan survey dilakukan oleh Surveyor atau petugas lain yang mengemban
fungsi jabatan untuk melakukan tugas survey.
c. Wajib memastikan Barang yang dibiayai layak dibiayai dan seluruh
dokumennya valid.
d. Survey harus dilakukan dengan mengunjungi tempat tinggal atau tempat usaha
atau tempat bekerja pemohon serta bertemu langsung dengan pemohon.
e. Drop out order (penghentian proses) wajib dilakukan tanpa perlu melakukan
survey atau proses analisa kredit, apabila calon konsumen tidak dapat
menyerahkan copy KTP atau copy dokumen identitas yang sah dan berlaku.
1 https://arykonde.wordpress.com/2012/05/10/survey-dan-analisa-kredit/
3
Dokumen Survey
1. Laporan Survey
2. Foto Tempat Usaha / Tempat Kerja
3. Foto Tempat Tinggal
4. Foto Kondisi Lingkungan
5. Foto Konsumen
6. Foto Unit yang dibiaya beserta Surveyor
7. Foto Dokumen2 nasabah yang diperlukan
Tata Cara Survey
1. Mengucapkan salam dan mengenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan kunjungan untuk survey
3. Menunjukkan ID dan Surat Tugas resmi
4. Berpakaian rapi dan sopan
5. Berbicara dengan sopan santun
6. Dapat menahan diri dan tidak emosional terhadap calon customer / pemberi
informasi yang tidak bersedia memberikan data (kurang kooperatif )
7. Tidak menerima ataupun meminta imbalan baik berupa materi maupun lainnya
sebagai balas jasa dari calon customer
8. Menjaga nama baik perusahaan
9. Tidak memberikan kepada pihak lain hasil investigasi
Analisa surveyor finance
Analisa Obyek Pembiayaan (Barang)
a. Barang yang akan dibiayai harus layak untuk dibiayai
b. Pastikan obyek pembiayaan dipergunakan oleh calon nasabah sendiri
c. Apakah memang hasil survey barang tersebut sangat diperlukan oleh
pemohon
Analisa Character
a. Sikap konsumen selama interview
b. Kemudahan dalam memberikan data-data & informasi
c. Hasil cek lingkungan, pola hidup konsumen, dll
Analisa Keuangan
4
a. Sumber penghasilan
b. Sumber penghasilan lain (bila ada), pengeluaran rutin untuk apa saja
c. Berapa % angsuran dibandingkan dengan penghasilan bersih? Angsuran
lain?
d. Masih tersisa tidak untuk tabungan
Analisa Capital
a. Berapa besar DP yang dibayar konsumen dikaitkan dengan resiko
pembiayaan
b. Kepemilikan pemohon atas barang-barang berharga (mobil, motor, rumah
megah)
Analisa Lingkungan
a. Lingkungan tempat tinggal pemohon, perkampungan, masuk mobil,gang
sempit, atau kondisi lainnya
b. Kawasan perumahan, gampang dicari, jauh dari kawasan preman, dll
c. Rumah gampang dicari, susah, berikan penjelasan. dll
Tujuan dan Kegunaan Survey, antara lain:2
Tujuan dari survey adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan
menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi
itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survey.
Kegunaan dari survey antara lain:
a. Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;
b. Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb;
c. Melakukan evaluasi serta perbandinagn terhadap hal yang telah dilakukan orang
lain dalam menangani hal yang serupa;
d. Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara
sampel
e. Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan
2 http://lilikmaryanto.wordpress.com/2011/06/24/pengertian-jenis-kegunaan-tujuan-survey/
5
2.2 Pembiayaan
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah (financing) yaitu pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,
pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi
telah yang direncanakan3
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok Bank Syariah, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
membutuhkan pembiayaan. Menurut sifat penggunaannya pembiayaan dapat dibagi
menjadi dua hal yaitu:
a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha,
baik usaha produk perdagangan maupun investasi.
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan.
Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas dua yaitu :
1. Kebutuhan primer, adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang, seperti
makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal maupun berupa jasa, seperti
pendidikan dasar dan pengobatan.
2. Kebutuhan sekunder, adalah kebutuhan tambahan yang secara kwantitatif
maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer, baik
berupa barang, seperti bangunan rumah, kendaraan, perhiasan maupun jasa
seperti pendidikan, pariwisata, hiburan dan sebagainya4
2.3 Peningkatan Pembiayaan Pada Perbankan Syari’ah
Upaya mendorong peningkatan akses pembiayaan untuk UMKM (usaha mikro
kecil dan menengah) diperlukan ketersediaan pendanaan dan kemampuan
perbankan dalam membiayai UMKM. Peningkatan kontribusi pembiayaan
perbankan kepada UMKM memerlukan sinergi yang terarah antara bank umum dan
3 Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2005)
hal. 17
4 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) hal. 168
6
bank perkreditan rakyat (BPR) dengan mengoptimalkan sumber daya masing-
masing pihak. Sejak awal, keberadaan BPR di tengah masyarakat adalah
mengemban amanat untuk mengutamakan pembiayaan UMKM
Dalam perkembangannya UMKM, memberikan daya tarik bagi bank umum,
sehingga mulai mengarahkan strategi bisnisnya pada pembiayaan retail khususnya
UMKM. Kondisi ini menimbulkan persaingan yang ketat antara BPR dan bank
umum. Untuk itu, diperlukan pola kerjasama antara bank umum dan BPR dalam
mengoptimalkan layanan pembiayaan kepada UMKM.
Salah satu sektor yang sangat penting dan memiliki peran yang sangat strategis
dalam menunjang perekonomian Indonesia adalah pertanian. Selain berperan dalam
pemenuhan kebutuhan pangan, sektor ini juga mampu menyerap 40,3 persen tenaga
kerja dan menggunakan 71,33 persen lahan yang ada. Salah satu permasalahan
yang dihadapi para pelaku usaha pertanian adalah minimnya pembiayaan Untuk itu
diperlukan adanya suatu model pembiayaan yang mampu memberikan stimulus
kepada para pelaku usaha pertanian untuk dapat meningkatkan produksinya.
Disinilah peran penting perbankan syariah sebagai solusi penyediaan pembiayaan
bagi sektor ini.
Potensi yang dimiliki perbankan syariah cukup besar dalam mengatasi
permasalahan karena perbankan syariah menawarkan sistem pembiayaan berbasis
bagi hasil, yang dapat mengurangi beban para pelaku usaha pertanian karena
adanya pembagian risiko yang tidak hanya ditanggung oleh pihak peminjam,
sebagaimana skim kredit dengan bunga di perbankan konvensional. Namun
demikian, pada kenyataannya penyaluran pembiayaan perbankan syariah terhadap
sektor pertanian masih relatif kecil.
Permasalahan Pembiayaan Bank Syariah
Permasalahan internal dari pihak bank syariah sebagai pemberi pembiayaan yaitu:
a. Petugas pembiayaan, baik marketing maupun analis kurang memahami seluk
beluk sektor usaha pada pembiayaan yang diberikan;
7
b. Pembidangan pembiayaan belum dilakukan melalui spesialisasi segmen usaha,
sehingga analis belum memiliki pendalaman terhadap satu atau beberapa sektor
usaha yang dianalisanya;
c. pemutus pembiayaan kurang mendapat informasi mengenai usaha dan sektor
ekonomi yang dibiayai; - akad pembiayaan memiliki kelemahan, sehingga posisi
bank syariah menjadi lemah;
d. ketidakdisiplinan dalam melakukan monitoring, baik untuk pemenuhan
persyaratan akad pembiayaan maupun perkembangan usaha nasabah;
e. kurang cepat tanggap dalam menyikapi permasalahan yang dialami oleh nasabah
atas usaha yang dibiayai.
Permasalahan internal dari pihak nasabah pembiayaan dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
a. kurang terbukanya atau kurang lengkapnya informasi yang diberikan nasabah
pada saat proses pembiayaan;
b. pembiayaan yang diberikan digunakan tidak sesuai dengan peruntukkan yang
diperjanjikan dalam akad pembiayaan;
c. terjadi mismanagement pada usaha yang dijalankan nasabah;
d. kondisi keuangan nasabah memburuk; - manajemen tidak memiliki kemampuan
prima dalam mengelola perusahaan;
e. nasabah tidak mempunyai itikad baik dalam menyelesaikan kewajiban; -
penerapan good corporate governance pada debitur lemah.
Permasalahan eksternal di luar pihak bank syariah ataupun nasabah yang dapat
menimbulkan pembiayaan bermasalah, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. kondisi makro perekonomian kurang kondusif yang dapat mempengaruhi dunia
usaha secara menyeluruh
b. regulasi domestik dan internasional yang dapat mempengaruhi usaha-usaha
tertentu yang telah berjalan;
c. fluktuasi suku bunga bank kovensional masih menjadi pertimbangan dan alasan
masyarakat dalam transaksi pembiayaan bank syariah;
8
d. kondisi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut modifikasi dan
diversifikasi usaha secara terus menerus;
e. munculnya produk subtitusi terhadap sebuah produk pembiayaan yang dikenal
selama ini;
f. kelangkaan bahan baku yang dapat memperlambat atau menghentikan produksi;
g. terjadinya musibah bencana alam yang dapat menghambat proses produksi baik
parsial maupun secara menyeluruh.
Sektor Unggulan Pembiayaan
Sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang ditopang oleh
sektor konsumsi rumah tangga dibandingkan produksi dunia usaha, maka hal ini
juga tercermin pada kredit yang diberikan perbankan. Pemberian kredit baru paling
besar terjadi pada pembiayaan konsumer serta sektor-sektor ekonomi yang
mendukung konsumsi, yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor
jasa dunia usaha.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cara yang dilakukan perbankan syari’ah dalam meningkatkan pembiaayaan
yaitu menawarkan sistem pembiayaan berbasis bagi hasil, yang dapat mengurangi
beban para pelaku usaha pertanian karena adanya pembagian risiko yang tidak
hanya ditanggung oleh pihak peminjam, sebagaimana skim kredit dengan bunga di
perbankan konvensional. Namun demikian, pada kenyataannya penyaluran
pembiayaan perbankan syariah terhadap sektor pertanian masih relatif kecil.
Cara yang dilakukan perbankan syari’ah untuk menghindari pembiayaan yang
bermasalah yaitu memperhatikan hal-hal yang telah diidentifikasi, yakni
pembiayaan pada sebuah bank syariah harus dapat memahami kondisi-kondisi yang
terjadi sehingga dapat meminimalisasi pembiayaan bermasalah baik saat pemberian
maupun pada masa yang akan datang. Di samping masalah teknis pemberian
pembiayaan, para personal yang terkait dengan pembiayaan harus memahami
kondisi perekonomian pada saat pembiayaan diberikan serta prediksi ke masa
depan.
3.2 Saran
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya
10
DAFTAR PUSTAKA
Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan AMP YKPN, 2005) hal. 17
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001) hal. 168
https://arykonde.wordpress.com/2012/05/10/survey-dan-analisa-kredit/
http://lilikmaryanto.wordpress.com/2011/06/24/pengertian-jenis-kegunaan-tujuan-
survey/
11