156
i MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK ANAK AUTIS PADA JENJANG SD DI SEKOLAH LUAR BIASA - ABCD TUNAS PEMBANGUNAN 2 BOYOLALI TAHUN 2015 TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam AVIKA DIANA MASYKUROH NIM : 134031004 PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2016

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

i

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK

ANAK AUTIS PADA JENJANG SD DI SEKOLAH LUAR

BIASA - ABCD TUNAS PEMBANGUNAN 2

BOYOLALI TAHUN 2015

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam

AVIKA DIANA MASYKUROH

NIM : 134031004

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2016

Page 2: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

ii

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK

ANAK AUTIS PADA JENJANG SD DI SEKOLAH LUARBIASA - ABCD TUNAS

PEMBANGUNAN 2 BOYOLALI TAHUN 2015

Avika Diana Masykuroh

Abstrak

Pendidikan tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak yang normal saja. tetapi

pendidikan juga dibutuhkan oleh anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak-anak

penyandang autis. Pendidikan adalah persoalan penting bagi semua umat. Tujuan yang

dirumuskan, antara lain 1) Untuk mengetahui manajemen pembelajaran pendidikan agama

Islam pada anak autis di Sekolah Luar Biasa - ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali. 2)

Untuk mengetahui problem yang dihadapi dan upaya penyelesaiannya dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam pada anak autis di Sekolah Luar Biasa - ABCD Tunas

Pembangunan 2 Boyolali.

Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Sekolah Luar

Biasa - ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali pada bulan November sampai Pebruari

2016. Subjek penelitian: Kepala sekolah dan guru PAI. Informan penelitian: (1) Guru (2)

komite (3) wali murid.Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan tehnik

triangulasi. Dalam penelitian ini tehnik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi

sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan metode interaktif

meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan pada

bab-bab sebelumnya tentang pemahaman guru PAI Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD

Tunas Pembangunan 2, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa : (1)Untuk

meningkatkan penguasaan bahan/materi pelajaran, diperoleh dengan cara mempelajari

buku-buku referensi lain, mengikuti kegiatan KKG dan mengikuti seminar, (2) Dalam

merencanakan dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, masih menggunakan

model kurikulum KTSP. Metode atau model yang digunakan dalam pembelajaran lebih

banyak menggunakan metode konvensional dan model PAIKEM. (3) Bentuk soal dan

waktu melaksanakan evaluasi, masih beragam, ada yang menggunakan pre test ada yang

tidak. (4) Bimbingan yang diberikan oleh guru PAI sangat baik, artinya tidak harus pada

jam pelajaran, tetapi juga diberikan di luar jam pelajaran;

Kata kunci: Manajemen Pembelajaran PAI Anak Autis

Page 3: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

iii

LEARNING MANAGEMENT OF ISLAMIC EDUCATION FOR AUTISM

CHILDREN IN GRADE ELEMENTARY SCHOOL AT TUNAS PEMBANGUNAN

ABCD – SPECIAL EDUCATION SCHOOL IN BOYOLALI 2015

Avika Diana Masykuroh

Abstract

Education is needed not only for the normal children but also children with

disability especially autism chidren. Education is an important thing for human beings. The

purposes of this paper, such as 1) To know about learning management of Islamic

Education for autism children at Tunas Pembangunan 2 ABCD-Special Education Scholl in

Boyolali, 2) To know about the problems and the effect to overcome them in learning of

Islamic Education for autism children at Tunas Pembangunan 2 ABCD-Special Education

School in Boyolali.

This research is qualitative descriptive one. This research have been held at Tunas

Pembangunan 2 ABCD –Special Education School in Boyolali in November until February

2016. The subjects of the research are The Headmaster and the teachers of Islamic

Education. The source of informations are (1) teachers (2) committee (3) the student

parents. The technique of data collection uses observations, interviews, and

documentations. To check the validaty of data using triangulasi technique. The triangulasi

technique of this research are source triangulasi and method triangulasi. The data analysis

technique of data collection uses observations, interview, and documentations. The

technique to check the validity of the data is by using confirmation with the source of the

data. The data analysis technique uses interactive method such as data collection, data

reduction, data presentation and conclusion.

Based on the data that have collected and the analysis which has done in the

previous chapter about the understanding of the teachers of Islamic Education at Tunas

Pembangunan 2 ABCD-Special Education School in Boyolali, so we can conclude that : (1)

To increase the achievement of the teachers materials getting by learning another refference

books, joining the event of KKG and colloquim. (2) In planning and arranging lesson plans,

still uses, KTSP curriculum models. The method or model using in the teaching learning

mostly using professional methode and PAIKEM models. (3) The kind of the test and the

time of evaluation is various, using pretest and without it. (4) The guidance giving by

Islamic education teacher are so good, it means it has not given in curricular time but it is

also given out of curricular time.

Key words : Learning Management of Islamic Education for Autism Children

Page 4: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

iv

اإلبتدائية بالمدرسة غير المدرسة مرحلة فيالتوحد المصابين بالتربية الدينية اإلسالمية لألطفال تعليم إدارة 2102" بويواللي سنة 2 (براعم التنميةالعادية "أ ب ج د توناس فمباغونان )

أفيكا ديانا مشكورة

البجث ملخصاالحتياجات اخلاصة الذين لديهماألطفال حيتاج إليها ، ولكنالعاديون فقطاألطفال الرتبية ال حيتاج إليها

( 1ذلذا البحث ما يلى: األىدافومن قضية مهمة جلميع الناس. يى بيةالتوحد. الرت ادلصابني بمثل األطفال أيضا اإلبتدائية بادلدرسة غري العادية "أ ادلدرسة مرحلة يفالتوحد دلصابني باالرتبية الدينية اإلسالمية لألطفال تعليم إدارة دلعرفة

الرتبية الدينية اإلسالمية تعليم يف تادلشكال ةعرفدل( 2" بويواليل. 2 (براعم التنميةب ج د توناس فمباغونان )براعم توناس فمباغونان )اإلبتدائية بادلدرسة غري العادية "أ ب ج د ادلدرسة مرحلة يفالتوحد ادلصابني بلألطفال

.حللهاواجلهود " بويواليل 2 (التنميةدرسة غري العادية "أ ب ج د توناس وقد جرى ىذا البحث يف ادل. فييكوصفي حبث ىذا البحث ىو مدير ادلدرسة ىذا البحثموضوع و . 2112" بويواليل من شهر نوفمرب إىل فمراير 2 (براعم التنميةفمباغونان )

آباء التالميذ. ( 3)اذليئة ادلدرسية و( 2)ادلدرسون و( 1: )ذلذا البحث بخربوادل. الرتبية الدينية اإلسالميةدرسو ومفحص صحة البيانات باستبخدام وأسلوب . توثيقوال ةادلالحظة وادلقابليف ىذا البحث ىي مجع البيانات وأساليب

حتديدمجع البيانات، و اليت حتتوي على التفاعلية الطريقة حتليل البيانات أسلوب يستبخدمالتثليث مع ادلصدر. و .باطالبيانات، وعرض البيانات واالستن

وبناء على تلك البيانات وحتليلها يف األبواب السابقة حول فهم مدرسي ادلدرسة غري العادية "أ ب ج د السيطرة على ادلواد الدراسية، ومت ( لتحسني 1" بويواليل، ميكن االستنتاج ما يلي: )2توناس فمباغونان )براعم التنمية(

احلصول عليها من خالل دراسة الكتب ادلرجعية األخرى، واتباع أنشطة حلقة العمل للمدرسني والندوات العلمية، ( يف ختطيط مشروعية التعليم وإعدادىا ال يزل ادلدرسون يستبخدمون منوذج منهج الدراسة دلستوى الوحدة ادلدرسية. 2)

بتكرة وادلبداعية واإلفعالية الذج ادلستبخدمة يف التعليم ىي الطريقة التقليدية ومنوذج "بايكم" )الرتبية الطريقة أو النمو وبعضها ال ستبخدم اختبار ما قبل ي هابعضمتعددتان، إجراء التقييم زمان سئلة و األشكل ( 3(. )تعةموادلطة ينشوال

جيب ال عين ت هجدا، وىذ ةجيد الرتبية الدينية اإلسالميةمدرسو اليت قدمها ات أو اإلرشادات( التوجيه4. )يستبخدمو أيضا.ة سياساعات الدر ال، ولكن خارج ة فقطسياساعات الدر الخالل ذلك يف أن يكون

.بالتوحد نو األطفال ادلصابالرتبية الدينية اإلسالمية، م ي: إدارة تعلاألساسية كلمات البحث

Page 5: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

v

HALAMAN PENGESAHAN

TESIS

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK

ANAK AUTIS PADA JENJANG SD DI SEKOLAH LUAR BIASA – ABCD TUNAS

PEMBANGUNAN 2 BOYOLALI TAHUN 2015

Disusun Oleh :

Avika Diana Masykuroh

NIM.134031004

Telah dipertahankan di depan Majelis dewan Penguji Tesis Program Pascasarjana Institul

Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta

Pada hari Selasa tanggal 23 bulan Februari tahun 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar

Magister Pendidikan Agama Islam (M.Pd.I)

Sekretaris Sidang,

Dr. Muh. Munadi, M. Pd

NIP. 1972710200003 1 003

Surakarta, Februari 2016

Ketua Sidang,

Dr. Moh. Bisri, M. Pd

NIP.196207181993031 003

Penguji I,

Dr. H. Baidi, M. Pd

NIP. 196403021996031 001

Penguji Utama,

Dr. Mudhofir, S. Ag, M. Pd

NIP.197008021998031 002

Direktur Pascasarjana,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta

Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph.D

NIP. 19600910 199203 1 003

Page 6: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

vi

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK UJIAN TESIS

Nama : Avika Diana Masykuroh

NIM : 134031004

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

NO NAMA TANDA TANGAN TANGGAL

1 Dr. H . Baidi, M.Pd

NIP.19640302199603 1 001

Ketua Jurusan

2

Dr. Baidi, M.Pd

NIP.19640302199603 1 001

Pembimbing I

3 Dr. Muhammad Munadi, M.Pd.

NIP. 19720710200003 1 003

Pembimbing II

Surakarta, 2016

Mengetahui,

Direktur Pascasarjana

Prof. Drs. H. Rohmat, M. Pd, Ph. D

NIP. 19600910 199203 1 003

Page 7: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

vii

PERSEMBAHAN

Sembah Sujud kepada Allah SWT pencipta alam semesta. Tesis ini penyusun

persembahkan kepada :

1. Kedua orangtua saya.

2. Suami dan anak-anakku Syifa’ Syauqiyah dan Moh. Akhdan Basysyar.

3. Saudara-saudari saya dan sahabat-sahabatku Nuno,Nunul, Herman, Atik.

4. Keluarga besar SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali

5. Almamater IAIN Surakarta

MOTTO

Page 8: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

viii

“Pendidikan terbaik hanya membuka sebagian pintu kebahagiaan.

Sikap hidup terbaik,ia membuka semua pintu kebahagiaan”

Page 9: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

ix

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam dari Program Pascasarjana Institut

Agama Islam Negeri Surakarta seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penullisan Tesis yang saya kutip dari hasil

karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma kaidah dan

etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruhnya atau sebagian Tesis ini bukan asli

karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima

sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan saksi-sanksi lainnya sesuai

peraturan perundangan yang berlaku.

Surakarta, Februari 2016

Yang Menyatakan,

Avika Diana Masykuroh

Page 10: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik,

hidayah dan inayah Nya sehingga penulisan Tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu kita

nantikan syafaatnya di dunia dan akhirat nanti.

Selama studi program pascasarjana hingga menyelesaikan tugas akhir ini, banyak

pihak yang telah membantu kepada penulis. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, pada

kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Mudhofir, S.Ag, M.Pd selaku rektor IAIN Surakarta yang telah merestui

pembahasan tesis ini.

2. Bapak Prof. Drs. H. Rohmat, M.Pd, Ph.D, selaku direktur Program Pascasarjana IAIN

Surakarta yang telah memberikan arahan penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Baidi, M.Pd, selaku dosen pembimbing 1 (satu) yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

selama penyususnan tesis ini.

4. Bapak Dr. Muhammad Munadi, M.Pd selaku dosen pembimbing 2 (dua) yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan selama penyusunan tesis ini.

5. Bapak Subandi, S.Pd. selaku Kepala sekolah di SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2,

serta Bapak Ibu guru yangg tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas

kerjasamanya yang telah memberikan izin dan layanan data yang diperlukan dalam

penyusunan tesis ini.

Page 11: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

xi

6. Kepala perpustakaan IAIN Surakarta yang telah memberikan layanan pinjaman buku

yang penulis perlukan dalam referensi penyusunan tesis ini.

7. Para Dosen dan seluruh civitas akademik di Program Pascasarjana IAIN Surakarta yang

telah memberikan berbagai informasi dalam penyusunan tesis ini.

8. Kedua orangtua Bapak Sugimin dan Ibu Sarmini (alm) yang telah melahirkan dan

mendidik saya sejak kecil.

9. Suami saya Annas Gufron dan anak-anak yang selalu membangkitkan semangat saya

untuk segera menyelesaikan tesis ini.

10. Teman seangkatan yang bersedia membantu dan menjadi teman sharing dalam

penulisan tesis ini dan sahabatku Nuno, Nunul, Atik, Erna.

Kepada teman-teman yang senantiasa melakukan pergulatan pemikiran baik se-ide

maupun berlawanan pikiran dan telah memberikan motivasi, bahan-bahan, serta ide dan

gagasan penulisan tesis ini, penulis sampaikan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan dalam

arti yang sebenarnya, namun penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Februari 2016

Penulis

Page 12: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

ABSTRAK ............. ........................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

PERSETUJUAN UNTUK UJIAN TESIS ...................................................... v

PERSEMBAHAN .. ........................................................................................ vi

MOTTO .................. ........................................................................................ vii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................................. viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......... ........................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .. ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar belakang masalah ............................................................... 1

B. Rumusan masalah ........................................................................ 7

C. Tujuan penelitian ......................................................................... 7

D. Manfaat penelitian ....................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................. 9

A. Teori yang relevan ...................................................................... 9

1. Pengertian Manajemen Pembelajaran ..................................... 9

a. Pengertian Manajemen ........................................................ 9

b. Pengertian Pembelajaran ..................................................... 13

2. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran ............................... 18

a. Kondisi Pembelajaran .......................................................... 18

Page 13: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

xiii

b. Metode Pembelajaran ........................................................... 19

3. Pengertian Pendidikan Agama Islam ........................................ 22

4. Autisme .................................................................................... 24

a. Pengertian Autisme ............................................................... 24

b. Gangguan Autisme .............................................................. 26

c. Pendidikan Anak Autis ........................................................ . 28

d. Kurikulum Pendidikan untuk Anak yang Berkebutuhan

Khusus (Autis) ..................................................................... 29

e. Metode Pembelajaran Anak Autis ....................................... 30

B. Penelitian yang relevan ................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 35

B. Latar Setting penelitian ............................................................... 36

1.Tempat Penelitian .................................................................... 36

2.Waktu penelitian ...................................................................... 37

C. Subjek dan informan Penelitian ................................................. 37

D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 38

1. . Observasi/Pengamatan ........................................................... 38

2. . Wawancara/Interview ............................................................ 39

3. . Dokumentasi .......................................................................... 40

E. Pemeriksaan keabsahan data ........................................................ 41

F. Teknik analisa data ....................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 44

A. Deskripsi Lokasi SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 ................. 44

1. Letak Geografis ......................................................................... 44

2. Sejarah Berdiri dan perkembngannya......................................... 44

Page 14: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

xiv

3. Visi dan Misi SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 .................... 46

4. Tujuan pada Akhir tahun SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 . 47

5. Strategi Pendidikan SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 .......... 47

6. Perpustakaan SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 .................... 48

7. Struktur Organisasi .................................................................... 48

8. Keadaan saran dan Fasilitas ........................................................ 52

B. Hasil Penilitian di SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 .................. 53

1. Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran PAI pada SLB-

ABCD Tunas Pembangunan 2 ………………………………… 53

2. Manajemen Pembelajaran PAI …………………………….. 55

a. Penyusunan RPP ................................................................. 60

b. Menguasai bahan atau materi Pembelajaran ..................... 64

c. Metode Mengajar yang Digunakan .................................... 68

d. Mengadakan Evaluasi ......................................................... 73

e. Menyelenggarakan Program Bimbingan pada siswa ......... 77

f. Dukungan Kepala Sekolah ................................................. 83

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 87

A. Kesimpulan .................................................................................. 87

B. Saran ............................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89

LAMPIRAN – LAMPIRAN ……………………………………………….. . 92

Page 15: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.01 Keadaan Guru dan Karyawan SLB-ABC Tunas Pembengunan 2 ...... 30

Tabel 4.01 Keadaan Siswa SLB-ABC Tunas Pembengunan 2 ............................ 80

Page 16: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Panduan Wawancara ........................................................................................ .. 93

Panduan Pengamatan ....................................................................................... . 95

Panduan Analisis Dokumen ............................................................................. .. 96

Catatan Lapangan I .. ........................................................................................ 97

Catatan Lapangan II. ........................................................................................ . 99

Catatan Lapangan III ........................................................................................ 100

Catatan Lapangan IV ........................................................................................ 101

Catatan Lapangan V ....................................................................................... 103

Pedoman Wawancara dengan guru PAI ......................................................... . 104

Foto-foto ……………………………………………………………………… 106

Ijin Penelitian ………………………………………………………………… 116

Surat Keterangan Penelitian………………………………………………….. 117

Daftar Riwayat Hidup ………………………………………………………... 118

Contoh Silabus dan RPP …………………………………………………….. 119

Contoh Raport ……………………………………………………………….. 158

Page 17: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

xvii

100 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131

101 132 133 135 136 137 138 139 140 141 142

102 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152

103 153 154 155 156 157 158 157 158 159 160

I ii iii iv v vi vii viii ix x xi xii xiii xiv xv xvi xvii

xviii

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

Page 18: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

xviii

122

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

Page 19: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

xix

115

116

117

118

119

120

121

122

Page 20: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gangguan autism ditandai dengan adanya keterlambatan

perkembangan baik dalam bidang komunikasi, perkembangan motorik yang

tidak seimbang, maupun dalam interaksi sosial. Namun tidak semua anak

yang memperlihatkan keterlambatan perkembangan diusianya yang dini akan

didiagnosis sebagai penyandang autism. Bisa saja anak menunjukkan

pertumbuhan dan perkembangan yang lebih lambat dibandingkan anak

seusianya pada awalnya, namun kemudian ia akan dapat mengejar

ketinggalan tersebut dan tumbuh selayaknya anak normal lainnya.

Orang tua sebaiknya cermat dalam mencatat pertumbuhan dan perkembangan

anak. Bukan hanya terfokus pada perkemabangan fisik anak, namun juga

harus memperhatikan kesekuruhan aspek pengembangan, yaitu motorik,

emosional, dan sosial anak.

Pendidikan sebagai salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia.

Hal ini penting untuk diperhatikan dalam menyongsong tantangan kehidupan

global. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan

untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa

upaya dilaksanakan antara lian dalam hal managerial, kurikulum, guru, siswa,

saran dan lain-lain. Usaha ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu

pendidikan bangsa dan terciptanya manusia Indonesia seutuhnya (Budi

Santoso, 2012 : 3).

1

Page 21: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

2

Pendidikan tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak yang normal saja,

tetapi pendidikan juga dibutuhkan oleh anak-anak berkebutuhan khusus

seperti anak-anak penyandang autis. Pendidikan adalah persoalan penting

bagi semua umat. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk

mengembangkan individu dan masyarakat, karena pendidikan merupakan alat

untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat, dan membuat

generasi mampu berbuat banyak bagi kepentingan mereka (Muwahid, 2013 :

3).

Hal ini jelas tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system

Pendidikan Nasional menjelaskan dalam pasal 5 ayat 1 dan 2 berbunyi, (ayat

1), Setiap warga Negara mempunyai hak sama untuk memperoleh pendidikan

yang bermutu, (ayat 2), warga Negara yang memiliki kelainan fisik,

emosional, mental, intelektual, dan social berhak mendapatkan pendidikan

khusus. Anak autis merupakan anak yang berkebutuhan khusus yang

memiliki kelainan social. Isi yang telah disebutkan dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No, 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasioanal

dijelaskan dalam pasal 5 ayat 2 tersebut menunjukkan bahwa anak autis

mendapatkan hak yang sama untuk pendidikan. (2003 : 10)

Selain itu pendidikan tidak hanya bertugas memberikan bekal kepada

peserta didik tentang pengetahuan didunia saja tetapi peserta didik juga harus

dibekali dengan pengetahuan agama, sehingga memperoleh bekal yang

lengkap ketika hidup di masyarakat. Pendidikan agama Islam sebagai bagian

dari pendidikan, merupakan salah satu bidang studi di lembaga pendidikan

Page 22: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

3

umum dengan tujuan membantu anak didik untuk memperoleh kehidupan

yang bermakna sehingga mereka mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia

maupun di akherat baik secara individu maupun kelompok Pendidikan

agama Islam mengajari anak didik tata cara beribadah untuk mendekatkan

diri dengan Tuhan dan tata cara berhubungan dengan sesama manusia, saling

menghormati, menghargai dan menyayangi.(Ahmad, 2001 : 46)

Pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak autis dalam arti

tidak menuntut mereka dapat mengerjakan ibadah secara sempurna seperti

halnya orang normal, akan tetapi menumbuhkan kesadaran pada peserta didik

bahwa mereka juga memiliki agama dan aturan dalam kehidupan. Pendidikan

agama Islam sangat berguna sebagai kendali dan harus ditanamkan sedari

kecil. Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam haruslah menanamkan

nilai-nilai pendidikan agama Islam sebagai langkah menuju tujuan pendidikan

agama Islam itu sendiri. Pendidikan agama pada dunia pendidikan merupakan

modal dasar bagi anak untuk mendapatkan nilai-nilai ketuhanan. Karena

dalam pendidikan agama Islam diberikan ajaran tentang aqidah, muamalah,

ibadah dan syari’ah yang merupakan dasar ajaran agama.

Sehingga diharapkan dapat menempatkan diri dengan baik di

masyarakat dan yang lebih penting adalah agar siswa dapat lebih mandiri

Dalam penyampaian materi pendidikan agama Islam pada anak autis tidak

semudah seperti penyampaian materi pendidikan agama Islam pada anak-

anak normal, sebab mereka sulit diajak berfikir abstrak. Oleh karena itu

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam untuk anak autis membutuhkan

Page 23: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

4

suatu pola tersendiri sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, yang

berbeda antara satu dengan yang lainya.

Dalam penyusunan program pembelajaran untuk setiap bidang studi,

guru kelas seharusnya sudah memiliki data pribadi setiap peserta didiknya.

Data pribadi yang berkaitan karakteristik spesifik, kemampuan dan

kelemahanya, kompentensi yang dimilikinya, dan tingkat perkembanganya

(Bandi, 2001 : 1). Oleh karena itu selayaknya pendidikan bagi anak autis

harus lebih diperhatikan, karena tidak semua anak autis mampu belajar

bersama dengan anak-anak pada umumnya, disebabkan anak autis sangat sulit

untuk dapat berkonsentrasi.

Dalam kondisi seperti inilah dirasakan perlunya pelayanan yang

memfokuskan kegiatan dalam membantu para peserta didik yang menderita

gangguan autis secara pribadi agar mereka dapat berhasil dalam proses

pendidikanya. Fakta di atas menunjukkan bahwa pendidikan untuk anak autis

membutuhkan lebih banyak perhatian, baik dari segi kurikulum, pendidik,

materi, dan evaluasinya. Pendidikan agama Islam untuk anak autis dalam

pembelajarannya harus dipersiapkan secara matang agar dalam proses

pembelajarannya bisa maksimal dan membuahkan hasil. Hal yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak autis

adalah semua komponen harus disesuaikan dengan keadaan peserta didik.

Oleh karena itu, masing-masing komponen tidak berjalan secara terpisah,

tetapi harus berjalan secara beriringan, sehingga diperlukan pengelolaan

Page 24: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

5

pengajaran yang baik yang telah dipertimbangkan dan dirancang secara

sistematis.

Autis adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks

menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya

mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. gangguan perkembangan ini

mempengaruhi kemampuan berkominikasi (berbicara dan berbahasa),

kemampuan berinteraksi social (tidak tertarik untuk berinteraksi), perilaku

(hidup di dalam dunianya sendiri). (Gayatri,2010:1) Bahkan pada autistik

infantile gejalanya sudah ada sejak lahir. Penyandang autisme seolah-olah

hidup dalam dunianya sendiri. Istilah autisme baru diperkenalkan sejak tahun

1913 oleh Leo Kanner, sekalipun kelainan itu sudah ada sejak berabad-abad

yang lampau.

Autisme bukan suatu gejala penyakit tetapi berupa sindrom

(kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial,

kemampuan berbahasa, dan kepedulian terhadap sekitar sehingga anak

autisme seperti hidup dalam dunianya sendiri ( Nur, 2012 : 5 ). Dengan kata

lain, terdapat keengganan untuk berinteraksi secara aktif dengan orang lain,

sering terganggu dengan keberadaan orang di sekitarnya, tidak dapat bermain

bersama-sama. Mengingat anak-anak autis susah untuk berkonsentrasi,

tentunya tidak mudah memberi pengertian dan melatih anak autis, namun

dengan kesabaran guru dan orang tua, anak autis dapat belajar menjalankan

kewajiban sesuai tuntutan agama seperti anak-anak normal lainya.

Page 25: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

6

Proses pembelajaran untuk anak autis sangat beda dengan anak-anak

normal, materi pembelajaran anak-anak autis adalah seperti latihan untuk

komunikasi, keterampilan bantu diri, keterampilan berprilaku di depan umum,

setelah itu dapat diajarkan hal lain yang disesuaikan dengan usia dan

kematangan anak, serta tingkat intelegensi pada setiap anak.

Untuk mewujudkan harapan tersebut seorang guru dituntut untuk

memenuhi dan memahami pengetahuan yang seksama mengenai

pertumbuhan dan perkembangan pesat anak didiknya. Memahami tujuan yang

akan dicapai, penguasaan materi dan penyesuaian dengan metode-metode

yang tepat.

Dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB-ABCD

Tunas Pembangunan 2 Boyolali memerlukan kesabaran karena banyak dan

masalah yang muncul dalam pembelajaran, di samping hambatan mental yang

mereka miliki. Beberapa contoh problem dari hasil observasi peneliti adalah

pada saat awal pembelajaran berlangsung memerlukan kerja keras seorang

guru, di sini guru di tuntut untuk sabar, kreatif, dan pintar memodifikasi

berbagai metode-metode agar anak autis mudah mencerna materi yang di

sampaikan.

Penelitian ini dilakukan di SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2

Boyolali. Alasan peneliti mengambil SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2

Boyolali. , karena diketahui di sekolah autis tersebut menanamkan nilai-nilai

pendidikan agama Islam pada anak autis. Walaupun anak autis memerlukan

pengajaran yang ekstra dan memerlukan kebutuhan khusus dalam hal ini

Page 26: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

7

tentunya berbeda dengan anak normal biasanya. Realitas inilah yang

dijadikan lokasi ini reprensentatif untuk dijadikan objek penelitian dan perlu

diketahui bagaimana kondisi sebenarnya tentang upaya guru melaksanakan

pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak autis, dan mengetahui

problematika yang dihadapi dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam

pada anak autis di SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali.

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka penulis

tertarik untuk mengangkat masalah ini menjadi sebuah judul “ Manajemen

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk anak autis pada jenjang

SD di Sekolah Luar Biasa - ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali

Tahun 2015”. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat dijadikan

tambahan pengetahuan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun dapat mengambil

beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen pembelajaran pendidikan agama

Islam pada jenjang SD anak autis di Sekolah Luar Biasa - ABCD Tunas

Pembangunan 2 Boyolali?

2. Apa saja problematika yang dihadapi dan upaya penyelesaiannya dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam bagi anak autis pada jenjang SD di

Sekolah Luar Biasa - ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali?

Page 27: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

8

C. Tujuan Penelitian

Kegiatan penelitian ini ada beberapa tujuan yang dirumuskan, antara lain :

1. Untuk mengetahui manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam pada

anak autis di Sekolah Luar Biasa - ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali.

2. Untuk mengetahui problem yang dihadapi dan upaya penyelesaiannya dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak autis di Sekolah Luar

Biasa - ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini setidak-tidaknya ada dua, yaitu

manfaat dari segi ilmiah dalam kerangka pengembangan ilmu (manfaat teoritis)

dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a) Menambah khazanah ilmiah bagi perpustakaan sebagai referensi tau

rujukan tentang manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam

disuatu lembaga pendidikan yang khusus mengajar anak-anak

berkebutuhan khusus.

b) Sebagai bahan informasi di kalangan lembaga pendidikan tentang

manajemen pembelajaran agama Islam.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

pertimbangan bagi sekolah tersebut di dalam meninjau kembali usaha

Page 28: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

9

dan kegiatanya dalam proses belajar mengajar khususnya pendidikan

agama Islam kepada anak autis sebagai gangguan perkembangan.

Page 29: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Yang Relevan

1. Pengertian Manajemen Pembelajaran

a. Pengertian Manajemen

Pembahasan landasan teori digunakan sebagai acuan dasar

sebelum memasuki pembahasan selanjutnya. Penulis akan

menjelaskan landasan teori yang sesuai dengan judul penelitian

penulis, dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang

merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti

pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam

kamus bahasa Inggris Indonesia menyatakan bahwa manajemen

berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur,

melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan (John M. Echols dan

Hasan Shadily, 1995 : 372)

Pada dasarnya, menejemen telah melekat dikehidupan manusia

sehari-hari, dilakukan pada seluruh bidang garapan dan semua kegiatan.

Pengertian manajemen dapat dilihat sebagai suatu proses, kolektivitas

manusia, dan ilmu serta ilmu serta seni (Manulang, 1983:15).

Manajemen sebagai suatu proses adalah melihat bagaimana cara orang

untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Selanjutnya, manajemen dilihat sebagai suatu kolektivitas manusia

10

Page 30: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

11

yaitu suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk

mencapai suatu tujuan bersama. Sedangkan manajemen sebagai suatu

ilmu dan seni yaitu melihat bagaimana akivitas manajemen

dihubungkan dengan prinsip-prinsip manajemen.

Pendapat lain tentang pengertian manajemen dapat dilihat

sebagai suatu ilmu pengetahuan dasar, system, fungsi, proses, profesi

dan kumpulan orang (Safril, 2010 : 1). Manajemen dilihat sebagai suatu

pengetahuan dasar adalah bersifat interdisipliner yang menggunakan

bantuan dari ilmu-ilmu lain. Selanjutnya, manajemen dilihat sebagai

suatu system adalah kerangka kerja yang terdiri dari beberapa

komponen, secara keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir

sedemikian rupa sehingga mampu mencapai tujuan organisasi.

Berikutnya manajemen sebagai fungsi adalah suatu rangkaian kegiatan

yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa menunggu

selesainya kegiatan lainnya, waktu kegiatan-kegiatan tersebut saling

berkaitan dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan.

Sebagai suatu proses, manajemen merupakan serangkaian

kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan

pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia.

Manajemen sebagai suatu profesi adalah suatu bidang keahlian tertentu

antara lain profesi dibidang kedokteran, teknik, dan lain sebagainya.

Selain itu, manajemen sebagai suatu kumpulan orang adalah istilah

yang dalam artian kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan

Page 31: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

12

didalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok

pimpinan tengah, dan kelompok pimpinan bawah.

Sesuai perkembangan kebutuhan manusia, pemahaman tentang

manajemen juga mengalami perkembangan secara luas. Manajemen

diartikan sebagai mengelola orang-orang, mengambil keputusan dan

mengorganisasi sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang telah

ditentukan (M. Rohman, 2012 : 118). Manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan penggunaan sumber

daya untuk mencapai suatu tujuan sasaran kinerja (Rudy Prihantoro,

2012 : 40). Haroold Konzt dan O Donnell berpendapat bahwa fungsi

manajemen terdiri dari planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan) dan Controlling

(Pengendalian) yang kemudian dikenal dengan istilah POAC.

Fungsi-fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang

akan selalu ada dan melekat didalam proses manajemen yang akan

dijadikan acuan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen adalah

Planning atau perencanaan adalah penentu serangkaian tindakan untuk

mencapai suatu hasil yang diinginkan. Perencanaan berarti menentukan

tujuan untuk kinerja organisasi dimasa depan serta memutuskan tugas

dan pengguna sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan

tersebut (Ika, 2009 : 1).

Selanjutnya, organizazing atau pengorganisasian adalah

mengelompokkan kegiatan yang diperlukan yang diperlukan, yakni

Page 32: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

13

penetatapan susunan organisasi, tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit

yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat

hubungan antara masing-masing unit tersebut. Pengorganisasian dapat

pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas amanjemen dalam

mengelompokkan SDM, penetapan tugas, fungsi, wewenang fdan

tanggung jawab dengan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya

guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan

terlebih dahulu.

Fungsi berikutnya adalah staffing, merupakan salah satu fungsi

manajemen berupa penyusunan personalia pada organisasi. Mulai dari

perekrutan tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar

setiap tenaga petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

Organizing dan staffing merupakan dua fungsi manajemen yang sangat

erat hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal

untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada

suatu organisasi, sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan

orang-orang yang akan memangku jabatan dalam organisasi.

Berikutnya adalah leading, merupakan salah satu fungsi

manajemen sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer

sehingga orang lain bertindak. Leading meliputi lima macam kegiatan,

yakni 1) mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi, 3)

memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya

mereka bertindak, 4) memilih orang-orang yang menjadi anggota

Page 33: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

14

kelompoknya, serta 5) memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap

bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Fungsi controlling atau pengawasan, yang sering juga

disebut pengendalian adalah mengawasi aktivitas keryawan

menentukan apakah organisasi dapat memnuhi target tujuannya, dan

bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan

dapat diarahkan dengan benar agar mencapai tujuan organisasi tercapai.

Directing atau commanding adalah fungsi manajemen yang

berhubungan dengan saha memberi bimbingan, saran, perintah, atau

instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing,

agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada

tujuan yang telah ditetapkan semula. Directing atau commanding

merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan saja agar

pegawai pelaksanaan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi

dapat pula berfungsi mengkoordinasikan kegiatan berbagai unsure

organisasi agar efektif tertuju pada realisasi tujuan yang ditetapkan

sebelumnya. Manajemen didiefinisikan sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan

sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien (Wricky

W. Griffin, 2012 : 8).

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata “instruction”yang berarti

“pengajaran”. Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi peserta

Page 34: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

15

didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kea

rah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan proses yang

diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar

sebagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan

dan sikap (E.Mulyasa, 2004:100). Pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran. (Oemar Hamalik, 2001:57).

Teori pembelajaran adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip

belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui

eksperimen. Teori belajar ini berasal dari teori psikolgi dan terutama

menyangkut masalah situasi belajar. Sebagai salah satu cabang ilmu

deskriptif, maka teori belajar berfungsi menjelaskan apa, mengapa, dan

bagaimana proses belajar terjadi pada si pebelajar. Karena pakar

psikologi mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda dalam

menjelaskan apa, bagaimana dan mengapa belajar itu terjadi, maka

menimbulkan beberapa teori belajar seperti kontruktivisme, kognitif,

behavioristik, humanistic dan sebagainya.

Teori pembelajaran tidak menjelaskan bagaimana proses

belajar terjadi, tetapi lebih merupakan implementasi prinsip-prinsip

teori belajar terjadi dan berfungsi untuk memecahkan masalah praktis

dalam pembelajaran, serta menimbulkan pengalaman belajar dan

bagaimana pula menilai dan memperbaiki metode dan teknik yang

Page 35: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

16

tepat. Teori pembelajaran memungkinkan guru untuk : (1)

mengusahakan lingkungan yang optimal untuk belajar, (2) menyusun

bahan ajar dan mengurutkannya, (3) memilih strategi yang optimal dan

apa alasannya, (4) membedakan antara jenis alat AVA (Audio Visual

Aids), yang sifatnya pilihan dan AVA lain yang sifatnya esensial untuk

membelajarkan para siswa.

Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku guru yang

efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai

berikut :

1) Usaha guru membentuktingkah laku yang diinginkan dengan

menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus

(lingkungan) dengan tingkah laku si belajar (behavioristik).

2) Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir

agar memahami apa yang dipelajari (kognitif).

3) Memberikan kebebasan kebebasan kepada si belajar untuk memilih

bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan

kemampuannya (humanistic). (Achmad Sugandi, 2007:7-9)

Pembelajaran adalah suatu proses, cara menjadikan orang

makhluk hidup belajar. Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan

atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara

bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan. Pengertian

lain belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Page 36: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

17

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya (Suharso, 2009 : 21)

Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru

secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa

belajar aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Dengan demikian, pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan

terencana yang mengkondisikan/merangsang seseorang agar bisa

belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran (Ahmad

Zayadi, 2005 : 8). Keberhasilan dalam pendidikan salah satunya adalah

proses pembelajaran. Pembelajaran secara umum, merupakan suatu

tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang

bersangkutan. Pembelajaran membantu siswa agar memperoleh

berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang

dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang

berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa (Muhammad

Asrori, 2008 : 6). Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu

terkait dengan tujuan (goal based). Oleh karenanya, segala interaksi,

metode dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dan mengacu

pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

Manajemen pembelajaran adalah sebagai usaha dan tindakan

kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional di sekolah dan usaha

maupun tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas

dilaksanakan sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka

Page 37: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

18

mencapai tujuan program sekolah dan juga pembelajaran. (Syaiful,

2003:140). Beberapa isu yang berhubungan dengan proses belajar-

mengajar antara lain adalah yang pertama, variasi aktifitas belajar

cenderung kurang menyeluruh dan hanya didasarkan pada minat,

perhatian, kesenangan, dan latar belakang guru, yang kedua, aktivitas

pendidikan yang diperoleh siswa terbatas, yang ketiga, aktivitas siswa

kurang berorientasi kepada gaya hidup di masa mendatang. Berdasar

pemikiran tersebut manajemen pembelajaran dapat diartikan sebagai

usaha kearah pencapaian tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang

lain atau membuat sesuatu dikerjakan oleh orang-orang lain berupa

peningkatan minat, perhatian, kesenangan, dan latar belakang siswa

(orang yang belajar), dengan memperluas cakupan aktivitas (tidak

terlalu dibatasi), serta mengarah kepada pengembangan gaya hidup di

masa mendatang (Suherman, 2012 : 119)

Sementara pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu

upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong

belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus mempelajari agama Islam,

baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara yang benar maupun

mempelajari Islam sebagai pengetahuannya (Muhaimin, 2001 : 183).

Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara

peserta didik dan pendidik . Peserta didik atau anak didik adalah salah

satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses

belajar-mengajar. Sedang pendidik adalah salah satu komponen

Page 38: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

19

manusiawi dalam proses belajar-mengajar. Pendidik sebagai agen

pembelajaran tidak hanya mempunyai tugas dan tanggungjawab

mentransfer pengetahuan melainkan harus mampu mendidik untuk

mengembangkan keseluruhan potensi yang dimiliki subyek didik

sehingga menjadi anak yang cerdas dan berbudi pekerti yang luhur

(Muhammad Asrori, 2008 : 1).

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru

dengan siswa dan siswa dengan siswa yang mana di dalamnya banyak

ditemukan aspek psikologis ketika proses pembelajaran berlangsung

maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman tentang psikologis guna

memecahkan berbagai persoalan yang muncul dalam pembelajaran.

Apalagi dengan subyek didik anak autis di mana anak autis mempunyai

gangguan perkembangan dalam aspek psikis. Prinsip-prinsip dalam

pembelajaran meliputi: 1) disesuaikan dengan minat, kebutuhan dan

kemampuan siwa, 2) siswa sebagai subyek pembelajaran, 3)

keseimbangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, 4)

menggunakan sumber dan media yang bervariasi, 5) merupakan

evaluasi proses maupun hasil belajar (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007

: 97)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

a. Kondisi Pembelajaran

Kondisi pembelajaran adalah semua faktor yang

mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran. Faktor-faktor yang

Page 39: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

20

termasuk dalam kondisi pembelajaran adalah tujuan dan karakteristik

bidang studi, kendala dan karakteristik bidang studi, serta karakteristik

peserta didik (Tohirin, 2006 : 29). Sebenarnya, semua ini tergantung

pada setiap anak, tergantung pada setiap kemampuan anak, dan

tergantung juga pada gaya belajar setiap anak penderita autis.

Setiap proses belajarnya, anak autis harus memiliki seorang

pendamping atau pembimbing untuk belajar. Pengajar yang dibutuhkan

oleh seorang anak yang menderita autis adalah seseorang pengajar yang

selain memiliki kemampuan kompetensi untuk mengajar, juga memiliki

minat atau ketertarikan merawat anak autis. Dengan demikian, pengajar

tersebut harus memiliki nilai kasih sayang yang tinggi pula untuk dapat

menerima dan mengerti setiap permasalahan yang anak autis hadapi

(Aqila Smart, 2010 : 107).

b. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran meliputi strategi pengorganisasian, strategi

penyampaian, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Metode yang

digunakan dalam pembelajaran anak autis adalah merupakan perpaduan

dari metode yang ada, dimana penerapannya disesuaikan dengan

kondisi dan kemampuan anak serta materi dari pelajaran yang diberikan

kepada anak. Metode dalam pengajaran anak autis adalah metode yang

memberikan gambaran kongkrit, sehingga anak dapat menangkap

pesan, informasi dari apa yang diajarkan. Metode yang sering

digunakan guru pembimbing dalam pengajaran adalah:

Page 40: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

21

1. Metode Lovaas

Metode ini melatih anak untuk berkomunikasi, berinteraksi,

berbicara. Namun yang petama di terapkan adalah latihan kepatuhan

hal ini agar anak autis dapat mengubah perilaku seenaknya sendiri

(misalnya memaksakan kehendak) menjadi perilaku yang lazim dan

diterima masyarakat. Jenis ajaran yang bisa diterapkan dari teori

lovaas antara lain : Pertama, langsung maksudnya mengajar

langsung secara berstruktur, dengan objektif dan cara penyampaian

yang sudah ditentukan, kedua, situasi yang dirancang maksudnya

belajar dengan situasi yang telah dirancang, ketiga Kebetulan,

maksudnya mengajarkan sesuatu secara kebetulan dengan mengikuti

yang dikerjakan anak. Beri respons pada anak atas apa yang

dilakukan, keempat, Aktivitas dengan instruksi maksudnya

mengajarkan sesuatu dengan langkah-langkah yang sudah

ditentukan, kelima, Kepatuhan dan kontak mata adalah kunci masuk

ke metode lovaas. Tetapi sebenarnya metode apapun yang dipakai,

apabila anak mampu patuh dan mampu membuat kontak mata, maka

semakin mudah mengajarkan sesuatu pada anak, keenam, One-on

One adalah satu terapis untuk satu anak, ketujuh, Mengajarkan

konsep warna, bentuk, angka, huruf, dan lain-lain (Yurike et al.,

2009 : 184).

2. Metode penanganan sone-rise

Page 41: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

22

Metode ini lebih bersifat home based, artinya hubungan orang

tua (keluarga) dengan anak merupakan kunci suksesnya keberhasilan

anak (Joko Yuwono, 2009 : 106). Anak akan belajar membedakan

kapan saat belajar, dan istirahat. Prinsip utamanya adalah mengikuti

“apapun“ yang ingin dilakukan oleh anak, tetapi yang dilaksanakan

tidak semua keinginan anak itu dituruti. Poinnya adalah bagaimana

mengembangkan interaksi dan komunikasi antara orang tua dan

anak.

3. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau

untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak

didik (Zakiah Daradjat, 1995 : 232). Memperjelas pengertian

tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru itu sendiri atau

langsung oleh anak didik. Dengan metode demonstrasi guru atau

murid memperlihatkan pada seluruh anggota kelas sesuatu proses,

misalnya bagaimana cara shalat yang sesuai dengan ajaran/contoh

Rasulullah SAW.

c. Hasil pembelajaran

Hasil pembelajaraan dapat diklasifikasikan menjadi

keefektifan, efisiensi, dan daya tarik. Belajar dan mengajar merupakan

konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang

harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan

Page 42: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

23

mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru

sebagai pengajar. Dua konsep belajar yang dilakukan oleh siswa dan

guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi

interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses

belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui

kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai

pengajar. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan

kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah

profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru

baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang

perilaku (psikomotorik).(http://www.google.co.id/http://Hasil belajar

siswa/diakses pada tanggal 14 Mei 2015).

3. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Konsep Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus di

aktualisasikan dalam bentuk amal shaleh, sehingga menghasilkan prestasi

rohani (iman) yang disebut takwa (Muhaimin, 2001 : 75). Sehingga

pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa

dalam menyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama

Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama Islam dalam

hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional.

Page 43: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

24

Tujuan pendidikan agama Islam untuk meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama

Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa

kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Faktor-faktor dalam pendidikan

agama Islam, Bahwa dalam melaksanakan pendidikan agama Islam, perlu

diperhatikan faktor-faktor yang mendukung berhasil atau tidaknya

pendidikan agama Islam tersebut adalah yang pertama, Pendidik atau

guru. Pendidik dalam pendidikan agama Islam adalah setiap orang dewasa

yang karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan

dirinya dan orang lain. Sedangkan yang menyerahkan tanggung jawab dan

amanat pendidikan adalah agama, dan wewenang pendidik dilegitimasi

oleh agama, sementara yang menerima tanggung jawab dan amanat adalah

setiap orang dewasa. Ini berarti bahwa pendidik merupakan sifat yang

lekat pada setiap orang karena bertanggung jawab atas pendidikan, yang

kedua, Peserta Didik. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai

tujuan; dalam arti ada yang dibimbing, diajari atau dilatih dalam

peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan

terhadap ajaran agama Islam. yang ketiga, Dasar Yuridis dan Hukum

Dasar pendidikan agama Islam berasal dari perundang-undangan yang

secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan

pendidikan agama Islam di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal

tersebut terdiri dari tiga macam yaitu: Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah

Page 44: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

25

negara Pancasila, sila pertama: Ketuhan Yang Maha Esa yang

mengharuskan setiap warga Negara Indonesia harus berTuhan., Dasar

Operasional, yaitu terdapat dalam TAP MPR NO. IV/MPR 1973 yang

kemudian dikokohkan dalam TAP MPR No. IV/MPR 1978. Ketetapan

MPR No. II/MPR/1983 diperkuat oleh TAP MPR No. II/MPR/1988 dan

TAP MPR No. II /MPR/1993tentang Garis-garis Besar Haluan Negara

yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan Agama

Islam secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah

formal, mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, Segi Religius.

Yang dimaksud dengan segi religius adalah dasar yang bersumber dari

ajaran Islam. Menurut ajaran Islam, pendidikan agama adalah perintah

Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya (Wulan, 2011 : 10).

4. Autisme

a. Pengertian Autisme

Autisme berasal dari kata”auto” yang berarti sendiri.

Penyandang autis seakan-akan hidup di dunianya sendiri (Y.

Handojo,2003 : 12). Autisme tidak termasuk golongan penyakit, tetapi

suatu kumpulan gejala kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan

(Faisal Yatim, 2003 : 10). Dengan kata lain, pada anak autis terjadi

kelainan emosi, intelektual dan kemauan (gangguan pervasive).

Autisme adalah gangguan perkembangan berat antara lain

mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berkorelasi

(berhubungan) dengan orang lain. Penyandang autism tidak dapat

Page 45: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

26

berhubungan dengan orang lain secara berarti karena ketidak

mampuannya untuk berkomuikasi verbal maupun non verbal (Rudi

Sutadi, 2002 : 1 ) Anak-anak autism tidak mampu membentuk jalinan

emosi dengan orang lain. Ada banyak hal yang sulit dimengerti oleh

pikiran, perasaan dan keinginan orang lain. Sering kali bahasa maupun

pikiran mereka mengalami kegagalan sehingga sulit berkomunikasi dan

bersosialisasi. Merekapun kaku untuk mengikuti kegiatan rutinitas

sehari-hari pola hidup keluarga. Selain itu ada beberapa autism merasa

sensitive terhadap bunyi atau sesuatu yang terdengar di telinga,

sentuhan, pandangan mata dan penciuman.

Autisma adalah gangguan perkembangan yang luas dan berat

yang gejalanya mulai tampak pada anak sebelum ia mencapai usia 3

tahun. Gangguan perkembangan ini terutama mencakup bidang

komunikasi, interaksi, dan perilaku autisma merupakan gangguan

mengatur informasi dengan baik/teratur kata „autisma‟ dari bahasa

Yunani „Authos’ yang artinya sendiri.

Pengertian lain dikemukakan oleh Joko Yuwono ( 2009 : 24 –

25) mengatakan bahwa Autistme dipahami sebagai gangguan

perkembangan neorobiologis yang berat sehingga gangguan tersebut

mempengaruhi bagaimana anak belajar, berkomunikasi, kebaradaan

anak dalam lingkungan dan hubungan dengan orang lain. Sedangkan

dalam Kamus Psikologi Umum, autism berarti hidup dalam pikiran dan

khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi pada

Page 46: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

27

pikiran subjektifnya sendiri dari pada melihat kenyataan atau realita

kehidupan sehari-hari (Gulo, 2009 : 4)

b. Gangguan Autisme

Ganguan autis menurut Mirzan Maulana (2007:12-13)

mengatakan bahwa Anak penyandang autis mempunyai gangguan

dalam beberapa bidang antara lain : (1) Komunikasi, bisa berupa

terlambat bicara, bicara tapi tidak dipakai untuk bicara, Meniru atau

membeo, bila menginginkan sesuatu ia menarik tangan yang terdekat

dan mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu untuknya. (2)

Gangguan sensorik, bisa berupa mencium-cium, menggigit atau

menjilat mainan atau benda apa saja bila mendengar suara keras

langsung menutup telinga, tidak menyukai pelukan, merasa sangat tidak

nyaman bila memakai pakaian dari bahan kasar, (3) Emosi, bisa berupa

kurang rasa empati, misalnya melihat anak menangis ia tidak merasa

kasihan melainkan merasa terganggu dan anak yang sedang menangis

didatangi dan dipukul, sering marah-marah tanpa sebab yang jelas,

tertawa-tawa, menangis tanpa alasan, sering mengamuk tak terkendali,

terutama bila tidak mendapatkan apa yang diinginkan, ia bahkan bisa

menjadi agresif, (4) Gangguan dalam bidang interaksi social, biasanya

sibuk dengan dirinya sendiri ketimbang bersosialisasi dengan

lingkungan, sangat terobsesi dengan benda-benda mati, tidak memiliki

empati, tidak memahami apa yang diharapkan orang lain dalam

beragam situasi social,(5) Perilaku antara lain perilaku tidak percaya

Page 47: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

28

diri, bersikap agresif, menggerakan anggota tubuhnya secara tidak

wajar, mengeluarkan suara yang diulang.

Kalau orang telah mengetahui karakteristik anak-anak autism

sejak dini maka gejala untuk autism dapat dengan mudah di deteksi.

Berikut ini criteria autism masa kanak-kanak. Harus ada minimum dua

gejala dari tiga gejala yang muncul di bawah ini adalah yang pertama,

gangguan kualitas dalam interaksi social yang timbal balik maksudnya,

a) Tidak mampu menjalin interaksi social yang memadai, seperti kontak

mata, ekspresi muka kurang hidup dan gerak-geriknya kurang tertuju.

b) Tidak dapat bermain dengan teman sebaya. c) Tidak dapat

merasakan apa yang dirasakan orang lain. Yang kedua, gangguan

kualitatif dalam bidang komunikasi maksunya, a) Berbicara terlambat

atau sma sekali tidak berkembang (tidak ada usaha untuk mengimbangi

komunikasi dengan cara lain selain bicara) b) Jika bisa bicara,

bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi. c) Sering menggunakan

bahasa yang aneh dan diulang. d) Cara bermain kurang variatif, kurang

imajinatif dan kurang bias meniru. Yang ketiga, Suatu pola yang

dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku , minat dan kegiatan,

a) Mempertahankan suatu permintaan atau lebih, dengan cara yang khas

dan berlebihan. b) Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistic atau

rutinitas yang tidak ada gunanya. c) Ada gerakan-gerakan aneh yang

khas dan diulang-ulang. d) Seringkali sangat terpukau pada benda. e)

Adanya keterlambatan atau gangguan dalam interaksisosial, bicara, dan

Page 48: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

29

berbahasa dan cara bermain yang variatif sebelum umur tiga tahun. f)

Tidak disebabkan oleh sindrom rett atau gangguan disintegrative masa

kanak-kanak (Bonny Danuatmaja, 2003 : 3).

c. Pendidikan anak Autis

Siswa penyandang autisme lebih banyak persamaanya dari

pada perbedaanya dengan siswa-siswa lain (Nur Anisa, 2006 : 5)

Meskipun banyak diantara mereka memberikan tantangan pengajaran

yang berat bagi guru, tetapi mereka dapat belajar dengan baik bila

pengajarannya menggunakan praktek pengajaran yang tepat, sistematis,

dan terindividualisasi. Pedoman umum pengajaran bagi siswa autis

adalah program pengajaran yang diindividualisasikan (individualization

teaching programs) (IEP), kelas dilengkapi dengan alat-alat bantu

informasi visual agar anak dapat memahami dan memprediksi alur

kegiatan kelas, kurikulum didasarkan atas karakteristik individual anak,

bukan atas dasar label autism, fokus pada pengembangan keterampilan

yang akan bermanfaat bagi kehidupan anak sehari-hari, penggunaan

sistem visual, bahasa isyarat, atau alat peraga untuk berkomunikasi

dengan anak, keterlibatan orang tua anak serta keluarganya untuk

berpartisipasi dalam proses asesmen, perencanaan kurikulum,

pengajaran, dan monitoring, mengidentifikasi kegiatan atau obyek yang

dapat memotivasi anak, dan menggunakannya untuk pengajaran, anak

berkesempatan memilih kegiatan belajar yang disukainya, bagi

penyandang autisme dengan perilaku destruktif, dapat gunakan

Page 49: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

30

pendekatan positive behavior support: mengajaran perilaku alternatif

dan mengubah lingkungan belajar dan aspek-aspek kurikulum

yangterkaitdengan masalah. (http://www.autism.com/autism/first/advice

for parent. htm www.htm diakses 18 juli 2015 jam 10.00)

d. Kurikulum Pendidikan Untuk Anak Yang Berkebutuhan Khusus (autis)

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (UUSPN) pada pasal 1 butir 19 disebutkan bahwa

kurikulum adalah : (1) seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan (2) bahan pelajaran, serta (3) cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu (2003 : 6).

Setiap satuan pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan

bagi peserta didiknya harus berpegang pada kurikulum terbaru yang

berlaku. Dalam menyelenggarakan pendidikan khusus yang

berdasarkan pada kurikulum berbasis kompetensi tersebut hendaknya

disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik dari masing-masing

jenis peserta didik yang berkebutuhan khusus. Selain itu, faktor

pemilihan dan penentuan metode pembelajaran, srategi pembelajaran,

fasilitas atau media pembelajaran, dan hal ini yang terkait dengan

pembelajaran disekolah oleh pihak guru, haruslah bermuara kepada

pencapaian target kurikulum yang berbasis kompetensi.

Peserta didik yang berkelainan (sekarang disebut sebagai peserta

didik yang berkebutuhan khusus) adalah peserta didik secara signifikan

Page 50: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

31

mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

mengalami kelainan fisik, mental. Sehingga memerlukan layanan

pendidikan yang bersifat khusus (Abdul Hadis, 2006 : 33). Guru dan

pihak lain yang terkait dengan proses pembelajaran dan pendidikan

peserta didik yang berkebutuhan khusus (autis) untuk memperhatikan

kurikulum pendidikan untuk mereka. Dengan mengacu kepada tujuan

kurikulum, maka seorang guru akan dapat mengembangkan program

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan batas

kemampuan yang dimilki oleh masing-masing peserta didik.

e. Metode Pembelajaran Anak Autis

Biasanya, dalam metode pembelajaran menurut Aqila Smart

(2010 : 106) mengatakan bahwa untuk anak autis disesuaikan dengan

usia dari anak tersebut, kemampuan yang dia miliki, serta hambatan

yang dimiliki anak saat mereka belajar, serta gaya belajar atau lerning

style-nya pada masing-masing anak. Metode yang biasanya diberikan

adalah bersifat kombinasi dari beberapa metode. Meskipun tidak terlalu

banyak, ada juga yang menderita autis yang memiliki respons yang

sangat baik terhadap stimulus visual sehingga metode belajar yang

menggunakan stimulus visual sangat diutamakan bagi mereka.

Pengajar yang tepat untuk anak autis tentu saja dalam setiap

belajarnya, anak autis harus memiliki seseorang pendamping atau

pembimbing untuk belajar. Pengajar yang dibutuhkan oleh seorang

anak yang menderita autis adalah seseorang pengajar yang selain

Page 51: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

32

memiliki kemampuan kompetensi untuk mengajar, juga memiliki minat

atau ketertarikan merawat anak autis.

Materi pembelajaran yang diberikan untuk anak autis tidak

sama seperti pada anak-anak normal kebanyakan, dengan segudang

materi yang tertumpuk dan memberatkan untuk anak-anak normal

sekalipun (Aqila Smart, 2010 : 107-108). Biasanya, yang diajarkan

dalam materi pembelajaran kepada anak-anak autis adalah seperti

latihan untuk komunikasi. Anak-anak autis yang sudah dapat diberikan

pendidikan adalah mereka yang sudah siap. Tergantung pada tingkatan

kemampuan anak, gaya belajar, serta kemampuan fisik anak tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Sebagai pembanding dan sekaligus bahan acuan terhadap

penelitian sejenis, penulis sengaja mengungkapkan penelitian yang

relevan. Kajian pustaka merupakan hal penting untuk mengetahui

penelitian – penelitian terdahulu. Kajian pustaka sangat berguna bagi

proses pembahasan tesis ini, selain mengetahui kejujuran dalam

penelitian dalam artian karya ilmiah yang akan disusun bukan karya

adopsian atau dengan maksud untuk menghindari duplikasi. Disamping

itu, utnuk menunjukkan bahwa topik yang diteliti belum pernah diteliti

oleh peneliti lainnya dalam konteks yang sama serta menjelaskan posisi

yang bersangkutan. (Abdurrahman Assegaf, 2006 : 3). Oleh karena itu,

ada beberapa yang menjadi kajian pustaka yang relevan dengan judul

tesis “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Anak

Page 52: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

33

Autis Pada SDLB Di SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali Tahun

2015” maka penulis melakukan penelaahan terhadap beberapa sumber

sebagai bahan pertimbangan tesis ini antara lain :

Pertama, tesis karya Agus Suroyo pada tahun 2006 berjudul

“Sistem Pembelajaran Pendidikan Karakter dalam pembelajaran PAI”

penelitian ini merupakan penelitian komparasi antara MAN Wonosari

dengan dengan SMK N 1 Wonosari. Hasil penelitian tersebut diantaranya

yaitu system pembelajaran di MAN Wonosari dan SMK N 1 Wonosari

dilakukan dengan mengintegrasikan pendidikan karakter mulai dari

perencanaan, metode, media, dan evaluasi yang masing – masing sekolah

memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya. Selain itu dengan penerapan

pendidikan karakter di sekolah berdampak positif pada diri peserta didik.

Kedua, tesis karya Nur Kayat pada tahun 2006, Program Pasca

sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Pembelajaran

Pendidikan Islam di MAN Sragen 1 ditinjau dari perspektif humanism

religius”. Tesis tersebut berisi penerapan pendidikan Islam di MAN 1

Sragen dilihat dari perspektif Humanis - Religius. Perlunya

keseimbangan materi antara seni, ilmu pengetahuan, dan agama dengan

sistem terpadu dan terintegrasi dalam kemasan humanism. Metode

pengajaran dengan kasih – sayang, menjunjung nilai – nilai kemanusiaan/

martabat, menghargai perbedaan dan demokratis.

Ketiga, tesis karya Desti Widiani, Program pasca Sarjana UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Pendidikan Karakter Bagi

Page 53: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

34

Anak Autis di Sekolah Khusus Taruna Al-Qur’an Yogyakarta ”. Tesis

tersebut berisi tentang penerapan pendidikan karakter pada anak autis di

Sekolah Khusus Taruna Al-Qur‟an melalui enam strategi yaitu: pertama,

melalui prinsip dasar layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus.

Kedua, melalui pembiasaan dan pembudayaan yang baik di sekolah.

Ketiga, melalui keteladanan. Keempat, melalui akhlak aplikatif. Kelima,

melalui terapi Al-Qur‟an. Keenam, melalui Group Suport Terapy.

Selanjutnya nilai – nilai pendidikan karakter yang berhasil meliputi nilai

– nilai religious, nilai – nilai yang berhubungan dengan diri sendiri dan

nilai – nilai yang berhubungan dengan orang lain. Serta faktor pendorong

dan penghambat dalam menerapkan pendidikan karakter bagi anak autis

di sekolah khusus Taruana Al-Qur‟an.

Keempat, jurnal pendidikan khusus karya Ratna Wahyu Widuri,

berjudul “Penanganan Kemampuan Interaksi Sosial anak Autis ”. tulisan

ini membahas tentang : pertama, kebijakan sekolah untuk menangani

kemampuan interaksi sosial anak autis. Kedua, operasionalisasi

pembelajaran anak autis untuk menangani kemampuan interaksi sosial

anak autis. Ketiga, kendala yang dialami sekolah untuk meningkatkan

kemampuan interaksi sosial anak autis. Keempat, solusi yang diberikan

oleh sekolah untuk menangani kemampuan interaksi sosial anak autis.

Kelima, dukungan system terhadap penanganan kemampuan anak.

Kelima, jurnal pendidikan anak, volume III, edisi 1, juni 2014

karya Sri Muji Rahayu. Tulisan ini membahas tentang: pertama,

Page 54: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

35

penyebab dan gejala Autis dari usia 0 – 5 tahun. Kedua, Gangguan anak

autis meliputi: gangguan dalam bidang interaksi sosial, gangguan dalam

bidang komunikasi, bidang perilaku, perasaan atau emosi, dan persepsi

sensori. Ketiga, karakteristik anak autis meliputi :perkembangan

terlambat, memiliki rasa ketertarikan pada benda yang berlebihan,

menolak ketika dipeluk, memiliki kelaianan sensoris, memiliki

kecenderungan perilaku yang diulang – ulang. Keempat, menegakkan

diagnose. Kelima, penanganan anak autis meliputi beberapa cara ,

diantaranya dengan terapi wicara, terapi biomedik, terapi makanan dan

terapi perilaku.

Berdasarkan lima penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa penelitian yang dilakukan penulis memiliki perbedaan dengan

penelitian – penelitian di atas. Penelitian yang benar-benar belum pernah

diteliti oleh peneliti sebelumnya, baik yang berkaitan dengan judul, tema

maupun isi. Sesuai dengan judul maka penelitian ini lebih menekankan

pada “Proses Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Problematika dan Upaya Penyelesaiannya Dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Anak Autis di SLB-

ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali”.

Page 55: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode berasal dari kata methodos yang artinya jalan, cara. Metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan

pada ciri – ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional

berarti kegiatan ini dilakukan dengan cara – cara yang masuk akal, sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara – cara yang

dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat

mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan. Sistematis artinya

proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah – langkah

tertentu yang bersifat logis dan berurutan (Sugiono, 2011 : 2 ).

Menurut jenisnya penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan

(field research). Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Yaitu suatu

penelitian yang bertujuan untuk menerangkan fenomena – fenomena sosial/

suatu peristiwa. Sesuai dengan definisi penelitian kualitatif, yaitu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau

kesan dari seseorang dan perilaku yang dapat diamati untuk menunjang

peneliti meneliti bidang pendidikan, maka pada penelitian ini difokuskan

pada proses pelaksanaan manajemen pembelajaran pendidikan agama islam

dan problematika serta upaya penyelesaiannya dalam pembelajaran

36

Page 56: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

37

pendidikan agama Islam untuk anak autis di Sekolah Luar Biasa - ABCD

Tunas Pembangunan 2 Boyolali.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan psikologi

pendidikan. Menurut M. Ngalim Purwanto psikologi pendidikan merupakan

suatu yang berusaha menjelaskan masalah – masalah dalam pendidikan yang

dialami oleh peserta didik mulai dari lahir hingga usia lanjut, terutama

mengatur kondisi yang mempengaruhi belajar (M. Ngalim Purwanto, 2007 :

8)

Maka menurut hemat penulis, sangatlah tepat jika dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan psikologi pendidikan. Dimana penelitian ini

mengkaji tentang perilaku peserta didik khususnya yang berhubungan dengan

anak autis di lingkungan sekolah baik itu di dalam kelas, di luar kelas yang di

dalamnya terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik, peserta didik

dengan peserta didik, peserta didik dengan karyawan, dan peserta didik

dengan lingkungan SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali. Sehingga

prinsip – prinsip dalam psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan

berpikir dan bertindak dalam melakukan penelitian ini.

B. Latar Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini

bertempat di SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 dengan alamat di Jl.

Raya Panasan Baru 1,5 km Dukuh Taruban Desa Kenteng Kecamatan

Page 57: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

38

Nogosari Kabupaten Boyolali. Peneliti memilih tempat tersebut dengan

alasan sebagai berikut:

a. Kondisi sekolah dianggap mempunyai data yang cukup untuk tempat

penelitian

b. Kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat tenang dan aman sehingga

mudah untuk penelitian.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan November sampai Februari

2016

C. Subjek dan informan penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek

penelitian. Data tersebut didapatkan dengan cara wawancara maupun

pengamatan. Sedangkan data sekundar adalah data yang berasal dari pihak lain

atau data yang secara tidak langsung bersumber dari pihak-pihak lain. Data

sekunder berupa literatur dari berbagai sumber, baik makalah maupun buku-

buku teks yang berhubungan dengan tema penelitian dan juga berupa laporan.

Untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka dibutuhkan subjek dan informan penelitian.

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah orang atau pelaku peristiwa, nara sumber utama

yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Subjek yang digunakan dalam

penelitian ini adalah guru mata pelajaran agama Islam.

Page 58: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

39

2. Informan penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber data adalah : Guru – guru

selain guru agama Islam yang ada di SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2

Boyolali dan Komite sebagai wakil wali murid.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini berasal dari beberapa sumber

yaitu:

1. Observasi

Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam

melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam

penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran,

tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat

dilakukan secara bebas dan terstruktur. Beberapa informasi yang diperoleh

dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek,

perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu.

Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan

gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan,

untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu

melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik

terhadap pengukuran tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan

dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian

responden.

Page 59: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

40

(Deskripsi kerja lapangan kegiatan, perilaku, tindakan, percakapan,

interaksi interpersonal, organisasi atau proses masyarakat, atau aspek lain

dari pengalaman manusia yang dapat diamati. Data terdiri dari catatan

lapangan: deskripsi rinci, termasuk konteks dimana pengamatan

dilakukan). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

metode mengajar, cara guru membimbing siswa, mengevaluasi, model

bertanya guru.

2. Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara

yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.

Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan

social yang relatif lama (Sutopo, 2006: 72).

(Pertanyaan terbuka dan teliti hasil tanggapan mendalam tentang

pengalaman, persepsi, pendapat, perasaan, dan pengetahuan orang. Data

terdiri dari kutipan yang sama persis dengan konteks yang cukup untuk

dapat diinterpretasi) (Patton, 2002 : 4). Wawancara merupakan tehnik

pencarian dan pengumpulan informasi yang dilakukan dengan mendatangi

secara langsung kepada para responden dengan mengajukan pertanyaan

Page 60: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

41

untuk mendapatkan hasil tanggapan yang mendalam mengenai sesuatu

yang diketahuinya. Dalam hal ini peneliti mewawancarai guru PAI, peserta

didik dan kepala sekolah. Wawancara ini digunakan untuk mencari data

tentang proses pembelajaran, kebijakan kepala sekolah, tentang penetapan

guru.

3. Dokumentasi (Dokuments)

G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon,

(1997 : 104) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian,

pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber

tertulis maupun lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua

sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi

surat-surat resmi dan surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-

undang konsesi, hibah dan sebagainya.

Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik benang

merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk

melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto),

dan karya-karya monumental, yang semua itu memberikan informasi bagi

proses penelitian.

Bahan dan dokumen tulis lainnya dari memorandum organisasi,

klinis atau catatan program, publikasi dan laporan resmi, catatan harian

pribadi, surat-surat, karya-karya artistik, foto, dan memorabilia dan

tanggapan tertulis untuk survei terbuka. Data terdiri dari kutipan dari

dokumen-dokumen yang diambil dengan cara mencatat dan

Page 61: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

42

mempertahankan konteks (Patton, 2004 : 4). Tehnik ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang RPP yang dibuat oleh guru, Silabus, media

pembelajaran, penilaian.

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini diambil kriteria derajat kepercayaan (credibility)

dengan teknik pemeriksaan keabsahan data triangulasi. Menurut Denzin

(1987), yang dikutip oleh Norman K. Denzin dan Yvoonna S. Licoln (2009 :

271) yang dimaksud triangulasi adalah perangkat heuristik (pembantu) bagi

seorang peneliti. Teknik triangulasi dirangkum menjadi 4 tipe dasar, yaitu

sebagai berikut:

1. Triangulasi data (Data triangulation), yaitu menggunakan sejumlah

sumber data dalam penelitian.

2. Triangulasi peneliti (Investigator triangulation), yaitu menggunakan

sejumlah peneliti atau evaluator.

3. Triangulasi teori (Theory triangulation), yaitu menggunakan beragam

perspektif untuk menginterpretasikan sekelompok data tunggal.

4. Triangulasi metodologis (Methodological triangulation), yaitu

menggunakan beragam metode untuk mengkaji problem tunggal.

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi data (data triangulation) dan triangulasi metodologis. Triangulasi

dengan sumber dilakukan dengan jalan membandingkan dan mengecek derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari wawancara, dokumen

maupun hasil pengamatan. Sedangkan triangulasi dengan metode dilakukan

Page 62: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

43

dengan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

yang sama.

F. Teknik Analisis Data

Ada beberapa kegiatan yang pada umumnya dilakukan dalam sebuah

penelitian, dan kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai proses-proses yang

dilakukan dalam sebuah penelitian. Proses-proses tersebut meliputi tiga

komponen yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),

dan penarikan kesimpulan. Kegiatan ini sering disebut dengan Interactive

model of analisis.

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kualitatif yang meliputi komponen kegiatan sebagai berikut, yaitu

: (Miles dan Hubermen, 1993 : 16-19)

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

perhatian pada penyerdahanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tulisan di lapangan. Reduksi data

merupakan bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, dan

mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan

verifikasi.

Reduksi data merupakan bagian analisis yang sebenarnya

berlangsung terus menerus selama kegiatan penelitian. Reduksi data

dilakukan untuk memilih antara data-data yang berkaitan langsung dengan

Penilaian Berbasis Kelas dalam pembelajaran PAI dan data yang tidak

Page 63: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

44

berkaitan secara langsung sehingga analisis yang disusun oleh peneliti

dapat tepat sasaran dan tidak mengambang terlalu jauh dan dapat ditarik

suatu kesimpulan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang

memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data dalam penelitian ini merupakan pengambilan seluruh

informasi tentang Penilaian Berbasis Kelas dalam pembelajaran PAI.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan data. Berikut skema

Interaksi analisis data kualitatif ( Milles dan Huberman, 1993 : 20).

Gambar Interaksi Analisis Data Kualitatif.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Kesimpulan/ Verivikasi

Penyajian Data

Page 64: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas

Pembangunan 2 Kab. Boyolali

1. Letak Geografis

Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan 2,

Kab. Boyolali, beralamat di Jalan raya Panasan Baru 1,5 KM Dukuh Kenteng

Desa Taruban Kabupaten Boyolali, adapun batas-batas wilayah dari Sekolah

Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan 2, Kab. Boyolali.

Dilihat dari letak geografis Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas

Pembangunan 2, Kab. Boyolali tersebut bisa dikatakan strategis, karena

terletak di tengah-tengah perumahan penduduk dan dekat dengan Bandar

Udara Adi Sumarmo Surakarta.

2. Sejarah Berdirinya dan Perkembangannya

Berawal dari data ABK di desa Kenteng, diketahui banyak

diantaranya yang tidak menempuh jalur pendidikan formal. Melihat kondisi

tersebut, Bapak Sugimin yang merupakan kepala Yayasan Adi Nugraha,

berinisiatif untuk memberikan layanan kepada ABK, yang diwujudkan dengan

mendirikan sekolah khusus bagi ABK, yang ditempatkan pada lahan kas desa

dengan izin pemerintah setempat.

45

Page 65: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

46

Pada mulanya, lahan yang ditempati merupakan bagian dari SD

Taruban, namun pada awal tahun 2002 SD Taruban dipindahkan dan lahan

tersebut ditempati oleh sekolah khusus ABK tersebut yang kemudian diberi

nama SLB ABCD Tunas Pembangunan 2. Pada tanggal 17 Juli 2002, SLB

ABCD Tunas Pembangunan 2 telah siap menampung siswa ABK yang

berjumlah 32 anak, dengan jumlah tenaga pendidik 2 orang, yakni Bapak

Subandi dan Ibu Nurin Purnionowati. Pada tahun 2005 SLB ini mendapat

guru bantu 2 orang, yakni Drs. Supriyadi dan Winarni, S.Pd.

Pada tahun berikutnya, minat masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya di SLB berkurang, karena anggapan bahwa ABK tidak dapat

memiliki masa depan yang baik walaupun disekolahkan. Oleh karena itu,

kepala sekolah dan guru SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 mulai

mensosialisasikan sekolah bagi ABK, sekaligus meyakinkan bahwa potensi

ABK dapat dikembangkan melalui pendidikan di sekolah. Dengan adanya

sosialisai tersebut, ditambah dengan lomba-lomba yang berhasil dijuarai oleh

SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 baik pada tingkat kabupaten hingga

provinsi, minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya yang berkebutuhan

khusus meningkat kembali hingga saat ini.

Beberapa prestasi yang berhasil didapatkan oleh SLB ABCD Tunas

Pembangunan 2 adalah:

a. Tahun 2008 juara I tingkat Kabupaten lomba memainkan alat music

organ atas nama Diah Susilowati

Page 66: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

47

b. Tahun 2010 juara II tingkat Kabupaten lomba MIPA atas nama Diah

Susilowati

c. Tahun 2012 juara I tingkat Kabupaten lomba vocal atas nama atas nama

Diah Susilowati

d. Tahun 2012 juara II tingkat Karisidenan lomba vocal atas nama atas nama

Diah Susilowati

e. Tahun 2013 juara III tingkat Provinsi lomba balap kursi roda sport atas

nama Irfan.

3. Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa- ABCD (SLB-ABCD) Tunas

Pembangunan 2, Kab. Boyolali

a. Visi Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan 2,

Kabupaten Boyolali

Terwujudnya masyarakat yang beriman, bertaqwa, sehat jasmani

dan rohani, mandiri dan trampil dalam menyesuaikan diri dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. Misi Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan 2,

Kabupaten Boyolali

Sedangkan Misi Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD)

Tunas Pembangunan 2, Kab. Boyolali, yaitu :

1) Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua Anak

Berkebutuhan Khusus.

Page 67: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

48

2) Memperluas jejaring (net working) dalam upaya mengembangkan

dan mensosialisasikan Pendidikan Luar Biasa.

3) Meningkatkan manajemen dan kapasitas pengelola, pembina, guru,

dan tenaga kependidikan lainnya.

4) Meningkatkan mutu pendidikan.

4. Tujuan Pada Akhir Tahun Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD)

Tunas Pembangunan 2, Kab. Boyolali

Secara umum, tujuan pendidikan Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-

ABCD) Tunas Pembangunan 2, Kab. Boyolali adalah :

a. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memaksimalkan tingkat kelulusan setiap akhir Tahun Pelajaran.

c. Meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan pengetahuan.

d. Mengembangkan potensi anak sesuai dengan kemampuannya.

e. Selalu mengutamakan kesopanan dan kedisiplinan.

f. Membentuk siswa yang kreatif dan mandiri.

5. Strategi Pendidikan Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas

Pembangunan 2, Kab. Boyolali.

Sedangkan dalam strategi untuk meningkatkan mutu Pendidikan

Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan 2, Kab.

Boyolali sebagai berikut :

a. Mendidik dan membiasakan anak dalam kehidupan yang agamis, serta

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kehidupan agamis.

Page 68: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

49

b. Melakukan sosialisasi dan penjaringan anak berkebutuhan khusus.

c. Memberikan terapi kepada anak berkebutuhan khusus sesuai dengan

kelainannya.

d. menyediakan fasilitas yang mendukung terlaksananya pembelajaran

yang efektif dan efisien.

e. Memberikan pelajaran ketrampilan yang sesuai dengan bakat dan minat

siswa.

f. Memfasilitasi dan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk

belajar mengembangkan diri.

6. Perpustakaan

Perpustakan Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas

Pembangunan 2, Kab. Boyolali memiliki 200 eksemplar. Buku tersebut

diperoleh dan didroping Departemen Pendidikan Nasional, serta dari para

donator yang peduli pendidikan. Sebagian juga ada yang beli sendiri.

Berdasarkan data mengenai sarana pendidikan yang dimiliki Sekolah Luar

Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan 2, Kab. Boyolali tersebut

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki

termasuk masih kurang dan tidak memadai, termasuk di dalamnya peralatan

olah raga, kesenian, alat ketrampilan dan lain-lain.

7. Struktur Organisasi

a. Keadaan Guru

Page 69: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

50

Dalam rangka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan

yang dicita-citakan, pasti membutuhkan tatanan organisasi yang baik dan

mapan, agar tidak terjadi kekacauan tugas dan mekanisme kerjanya.

Adapun Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas

Pembangunan 2, Kab. Boyolali, dalam pengelolaannya dikepalai oleh

Bapak Subandi, S. Pd. Dengan dibantu oleh beberapa orang guru dan

karyawan. Dari sejak berdirinya, Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-

ABCD) Tunas Pembangunan 2, Kab. Boyolali telah mempunyai susunan

organisasi dan masih diterapkan hingga sekarang ini, seandainya

mengalami perubahan hanyalah pada personalisasinya saja. Untuk

menjalankan tugas yang berkaitan dengan kependidikan, maka dibentuklah

struktur organisasi demi tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan.

Berikut ini personil Sekolah Luar Biasa – ABCD (SLB-ABCD) Tunas

Pembangunan 2, Kab. Boyolali.

Tabel I

KEADAAN GURU DAN KARYAWAN SEKOLAH LUAR BIASA –

ABCD (SLB-ABCD) TUNAS PEMBANGUNAN 2, KAB.

BOYOLALI

No Nama NIP L/P

Status

Kepeg

PNS/Y/

WB

Tempat Tgl

Lahir

Aga

ma Pendidikan

Ijazah tahun

Jabat

an

1. Subandi, S. Pd 19641220

198903 1 010

L PNS Boyolali

20-12-1964

Isla

m

SI/ 2002 KS

2. Drs. Supriyadi 19640307 L PNS Wonogiri Isla S1/ 1989 G.

Page 70: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

51

200701 1 013 07-03-1964 m Kelas

3. Winarni, S. Pd 19740920

200801 2 003

P PNS Sukoharjo

20-09-1974

Isla

m

S1/ 1999 G.Kel

as

4. Nurin P, S.Pd 19760514

200801 2 004

P PNS Boyolali

14-05-1976

Isla

m

S1/ 2000 G.Kel

as

5. Diana Ilmiyati,

SHI

- P GT

Y

Surakarta

17-04-1983

Isla

m

S1/ 2005 G.PA

I

6. Nangimah,

S.Pd

- P GT

Y

Surakarta

24-12-1989

Isla

m

S1/ 2003 G.Kel

as

7. Azizah

Puspitasari,

S.Pd

- P GT

Y

Surakarta

28-07-1991

Isla

m

S1/ 2003 G.Kel

as

8. Warsita - L PTY Boyolali

11-05-1980

Isla

m

SLTA Penja

ga

Struktur organisasi adalah alat yang fital dalam pelaksanaan

pendidikan karena kesemuanya itu adalah mobilitasnya sebuah lembaga.

Untuk itulah organisasi itu adalah proses yang sangat penting dalam

menjalankan roda pemerintahan dalam suatu lembaga tertentu baik

lembaga formal ataupun lembaga non formal.

b. Keadaan Siswa

Siswa merupakan salah satu unsure pendidikan, disamping unsure

pendidik, tujuan, maupun media. Siswa adalah individu yang belajar di

sekolah khususnya sekolah dasar dan menengah. Siswa yang belajar di

Sekolah Luar Biasa-ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan 2, Kab.

Boyolali mempunyai latar belakang yang bermacam-macam, baik dari

segi latar belakang pendidikan, maupun latar belakang keluarganya.

Page 71: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

52

Tabel 2

Keadaan Siswa Keadaan Guru SLB ABCD

Tunas Pembangunan II

Kelas Klasifikasi Agama

Jumlah Islam Kris Kato Hin Bud

I A -

I 1/B 1 1

I 3/C 3 3

I D -

Autis -

II 1/A -

II 1/B -

II C -

II D -

Autis 1 1

III 1/A -

III 1/B -

III 2/C 2 2

III 1/D -

Autis -

IV A -

IV B 1 1

IV 1/C 1 1

IV D -

Autis -

V A 1 1

V B -

V C -

Page 72: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

53

V D -

Autis 1 1

VI A 1 1

VI B 1 1

VI C 1 1

VI D -

Autis -

Jumlah 13 1 14

8. Keadaan Sarana dan Fasilitas

Tentang keadaan sarana dan fasilitas pendidikan yang dimiliki Sekolah

Luar Biasa-ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan 2, Kab. Boyolali, setelah

penulis mengadakan observasi bisa dikatakan bahwa sarana dan fasilitas yang

ada di Sekolah Luar Biasa-ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan 2, Kab.

Boyolali kurang memadai baik dari gedungnya, perlengkapannya maupun

peralatannya.

Berikut ini adalah kondisi sarana dan fasilitas yang ada di Sekolah

Luar Biasa-ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan 2, Kab. Boyolali :

- Ruang guru : 1 ruang

- Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang

- Perpustakaan : 1 ruang

- Ruang Kelas : 6 ruang

- Tempat parkir : ada

- Kantin : 1 buah

Page 73: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

54

- Ruang Aula : 1 ruang

- WC : 2 ruang

- Mushola : 1 ruang

B. Hasil Penelitian di Sekolah Luar Biasa-ABCD (SLB-ABCD) Tunas

Pembangunan 2, Kab. Boyolali

1. Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak

Autis Pada Jenjang di Sekolah Luar Biasa-ABCD (SLB-ABCD) Tunas

Pembangunan 2, Kab. Boyolali

a. Kepatuhan

Seorang anak autisme yang sudah tertera kepatuhannya

dengan baik akan melebihi kepatuhan anak normal pada umumnya karena

pendidikan yang diterima pertama ini akan membentuk dirinya untuk

melaksanakan kewajibannya. Dalam membentuk kepatuhan pada autism

para pengajar melatihnya dengan memberikan perintah (instruksi), yang

harus dilakukan, berdoa bila tidak mau duduk, berdiri dan lain-lain.

b. Kontak mata

Anak autism sebagaimana diatas bersikap cuek, maka agar

perhatian harus melihat benda yang sedang diperhatikan mulai dari

bentuknya besar sampai yang kecil, disamping itu anak-anak autism susah

dalam menginterpretasikan sesuatu. Contoh: dalam mengetahui warna,

melihat benda dan lain-lain.

c. Konsentrasi

Page 74: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

55

Dalam belajar harus konsentrasi agar apa yang disampaikan

dapat terserap oleh otak. Maka dari bila anak-anak mempunyai

konsentrasi yang tinggi mudah dalam belajar. Namun bagi anak-anak

autism untuk membentuk konsentrasi pada mereka dengan contoh : anak

disuruh memperhatikan benda yang bergerak, ke kanan ke kiri, atas

maupun ke bawah kemudian disuruh menirukan huruf hijaiyah.

Jadi, apabila hal tersebut diatas sudah terbentuk dalam diri

anak-anak autism maka menurut guru Sekolah Luar Biasa-ABCD (SLB-

ABCD) Tunas Pembangunan 2, Kab. Boyolali “Bila tiga hal dasar itu

yang dijadikan fundamen sudah terbentuk maka dijamin mereka

mendapatkan belajar dengan baik”.(Wawancara dengan ibu Nurin

tanggal 5 Pebruari 2016). Disamping itu untuk mendukung agar tiga hal

pokok dapat terlaksana ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, lebih-

lebih bagi guru dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu :

1) Suara jelas, tidak monoton.

2) Setiap intruksi harus sama antar guru.

3) Pemberian instruksi harus jelas, singkat (kalimat pendek) dan bahasa

sederhana.

Begitu pentingnya pendidikan bagi anak autism, maka alasan

yang tepat dalam upaya memberikan pelajaran bagi mereka adalah untuk

memanusiakan mereka dengan memberikan layanan yang baik secara

pendidikan atau tidak. Bukan satu tujuan yang mudah, kenyataan di

Page 75: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

56

lapangan banyak macam dan kondisi mereka yang berfariatif, tantangan

yang terbentang begitu luas dan lebar sehingga banyak cara dan ragam

penanganan mereka. Dalam pelaksanaannya pembelajaran pendidikan

agama Islam peneliti memfokuskan pengamatan pada proses

pembelajaran Agama.

2. Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Derajat pemahaman ditentukan oleh tingkat keterkaitan suatu

gagasan, prosedur atau fakta pembelajaran PAI dipahami secara menyeluruh

jika hal-hal tersebut membentuk jaringan dengan keterkaitan yang tinggi.

Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu

agar siswa mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya.

Kemampuan pemahaman ini merupakan hal yang sangat fundamental,

karena dengan pemahaman akan dapat mencapai pengetahuan prosedur.

Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang

mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.

Sementara E. Mulyasa (2005 : 78) menyatakan bahwa pemahaman adalah

kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Selanjutnya

Ernawati (2003 : 8) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan

pemahaman adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti

mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk lain yang

dapat dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu

mengklasifikasikannya.

Page 76: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

57

Pemahaman yang harus dimiliki oleh seorang guru PAI dalam

melaksanakan pembelajaran adalah : (a) Menguasai materi pelajaran (bahan

pelajaran), (b) Mampu menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP), (c)

Mampu menggunakan metode mengajar yang tepat, (d) Mampu membuat

dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan (e) mampu membimbing

siswa dalam mengatasi masalah belajar.

Adapun faktor-faktor yang mendorong dan menghambat pemahaman

guru PAI dalam pelaksanaan pembelajaran antara lain faktor internal yang

terdiri dari ; (a) Motivasi guru dalam proses pembelajaran dan (b) Minat

guru dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa. Sedangkan

factor eksternal adalah : (a) Tingkat pendidikan guru PAI dan (b)

Pengalaman guru PAI dalam mengikuti pelatihan serta (c) Dukungan teman

sesama guru dan kepala sekolah dalam memberikan motivasi belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran PAI pada Sekolah Luar Biasa (SLB)-

ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali, bertindak sebagai pendidik adalah

guru yang mengajar mata pelajaran PAI, peserta didik adalah siswa pada

Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2 yang belajar PAI,

dan sumber belajar adalah sesuatu yang padanya terdapat pengetahuan

tentang PAI.

Dalam proses pembelajaran di kelas, pelaksanaan pembelajaran PAI

dibagi dalam 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu kegiatan awal (pendahuluan),

kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup). Pada kegiatan awal atau

Page 77: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

58

pendahuluan dilakukan untuk mengawali proses pembelajaran untuk

mempersiapkan siswa dengan cara memberikan motivasi yang berhubungan

dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru PAI dan

menyampaikan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian dari materi

tersebut, agar siswa dapat lebih terfokus pada tahap selanjutnya, dan dapat

berlangsung secara optimal.

Kegiatan inti dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan

membelajarkan siswa agar dapat menguasai sejumlah kompetensi yang telah

ditetapkan dalam kurikulum dengan cara mengikuti langkah-langkah

pembelajaran sesuai dengan metode dan model pembelajaran yang dipilih.

Kegiatan akhir atau penutup dalam proses pembelajaran dilakukan untuk

merangkum materi yang telah disampaikan, dengan mengadakan evaluasi

untuk mengetahui sejauh mana materi yang telah disampaikan oleh guru

tersebut tclah dipahami oleh siswa dan mengetahui sejauh mana

keberhasilan guru dalam mengajar, serta memberikan latihan-latihan kepada

para siswa sebagai tindak lanjut, misalnya pekerjaan rumah (PR). Semua

kegiatan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran tersebut adalah

membimbing perkembangan peserta didik (siswa) dan guru harus kreatif

dalam mengelola program pembelajaran.

Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar

terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam

membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya

Page 78: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

59

secara optimal. Diketahui bahwa setiap orang membutuhkan orang lain

dalam perkembangannya, demikian halnya dengan peserta didik (siswa),

ketika orang tuanya mendaftarkan anaknya ke sekolah yang dianggap paling

bagus atau paling tepat untuk membimbing anaknya menuju kearah

kedewasaan, pada saat itu juga orang tua menaruh harapan terhadap guru,

agar anaknya dapat berkembang secara optimal.

Motivasi, minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang

dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang dengan baik dan tepat

secara optimal tanpa bantuan dan bimbingan guru. Guru yang baik adalah

guru yang memahami cara mengajar dan membimbing siswanya. Dalam

kegiatan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual di

samping memperhatikan secara kelompok, karena antara satu peserta didik

dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Guru juga

harus berpacu deangan kurikulum yang telah ditetapkan, serta harus pandai-

pandai dalam mengemas pembelajaran, dengan memahami konsep

pembelajaran, maka kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar

dapat terlihat dengan jelas.

Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, dalam hal ini

guru harus kreatif, profcsional, dan menyenangkan, dengan demikian guru

harus memposisikan dirinya terhadap peserta didik adalah sebagai berikut :

(1) Sebagai orang tua yang penuh dengan kasih sayang pada peserta

didiknya.(2) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para

Page 79: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

60

peserta didik. (3) Fasilitator dan selalu siap memberikan pelayanan dan

kemudahan, serta melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan

bakatnya. (4) Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk

dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran

pemecahannya. (5) Memupuk rasa percaya diri, berani dan

bertanggungjawab. (6) Membiasakan peserta didik untuk saling

berhubungan (bersilaturahmi) dengan orang lain secara wajar. (7)

Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang

lain, dan lingkungannya.(8) Mengembangkan kreativitas peserta didik serta

(9) Menjadi pembantu ketika diperlukan oleh peserta didiknya.

Untuk memenuhi tuntutan di atas, guru harus mampu memaknai

pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukkan

kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peseta didik. 19 peran guru, yakni

guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat,

pembaharu (innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong

kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah,

pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai

komunikator. Di samping hal-hal di atas, maka yang paling tidak kalah

pentingnya adalah seorang guru harus menguasai bahan dalam

melaksanakan pembelajaran, menggunakan metode yang tepat dalam

pembelajaran dan mampu mengadakan evaluasi. Dalam kegiatan proses

Page 80: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

61

belajar mengajar, para guru mampu membawa dirinya sebagai guru dan

sebagai “teman” bagi peserta didik dalam hal hubungan guru dan siswa.

a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dunia pendidikan terus berkembang seiring dengan perkembangan

zaman, perkembangan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Perubahan penting yang telah terjadi dalam dunia pendidikan

adalah dengan adanya perubahan kurikulum, telah diketahui bersama

perubahan kurikulum juga diikuti perubahan perangkat pembelajaran salah

satunya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam rangka

mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di

dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan

pembelajaran baik di kelas dan atau lapangan untuk setiap Kompetensi Dasar.

Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang

langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian

penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Kompetensi Inti,

Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun

dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan

Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah

Kegiatan Pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian.

Page 81: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

62

Pada hakekatnya penyusunan RPP bertujuan merancang pengalaman

belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara

lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, in

spiratif, menyenangkan, menantang,

dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Selain itu,

kegiatan pembelajaran yang disusun di

dalam RPP dapat memberikan ruangyangcukupbagiprakarsa,kreativitas, dan k

kemandirian siswa sesuai denganbakat,minat,danperkembangan

fisik serta psikologis peserta didik.

Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tertanggal 4 Mei 2007 tentan

g Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, mengatur tentang berba

gai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompet

ensi inti maupun kompetensi mata pelajaran (Depdiknas, 2007). Bagi guru

pada satuan pendidikan,

dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional,

berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan

pembelajaran secara memadai.

RPP ini dapat digunakan oleh setiap pengajar sebagai pedoman umum

untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta didiknya, karena di dalamnya

berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan,

ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media,

Page 82: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

63

dan evaluasi yang harus digunakan. Oleh karena itu, dengan berpedoman RPP

ini pengajar akan dapat mengajar dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari

tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem

evaluasi yang seharusnya.

RPP akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar,

serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul

dalam pembelajaran. Baik guru maupun peserta didik mengetahui dengan pasti

tujuan yang hendak dicapai dan cara mencapainya. Dengan demikian guru

dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatian

dalam pembelajaran yang telah diprogramkannya. Sebaliknya, tanpa RPP atau

tanpa persiapan tertulis maupun tidak tertulis, seorang guru akan mengalami

kesulitan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Seorang guru yang

belum berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih

rinci dibandingkan seorang guru yang sudah berpengalaman.

Wawancara dengan guru PAI (ibu Diana), pada tanggal 5 Pebruari 2016,

yang hasilnya sebagai berikut :

“Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) itu wajib

dilakukan oleh setiap guru yang sudah tersertifikasi, karena syarat untuk

mendapatkan tunjangan sertifikasi adalah harus menyerahkan RPP.

Namun demikian, tidak serta merta menyusun RPP setiap akan mengajar.

RPP biasanya kami susun setiap tiga bulan sekali. Kami beranggapan

bahwa menyusun RPP itu adalah keperluan administrasi, bukan keperluan

akademik, maka tidak harus disusun setiap akan masuk kelas. Prinsip

dasar dalam penyusunan RPP sudah kami terapkan pada saat kami

mengajar di kelas. Prinsip dasar dalam penyusunan RPP adalah ada

Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Tujuan

Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode yang

Page 83: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

64

digunakan, Kegiatan pembelajaran, sumber materi dan media, yang

terakhir evaluasi yang harus dilakukan. Tidak banyak perbedaan pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan kurikulum 2013.

Hanya saja sosialisasi oleh pemerintah belum maksimal, sehingga kami

belum begitu familier”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas (bapak Supri), pada

tanggal 5 Pebruari 2016, yang hasilnya adalah :

“Setiap guru harus mau dan mampu menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) karena dalam dunia pendidikan menyusun RPP itu

hukumnya wajib dilakukan oleh setiap guru yang sudah tersertifikasi,

apabila seorang guru tidak mau menyusun RPP, maka tunjangan

sertifikasinya tidak bisa dibayarkan. Kami biasanya menyusun RPP

setiap seminggu sekali, artinya satu RPP kami buat untuk dua sampai tiga

kali pertemuan. Prinsip dasar dalam penyusunan RPP sudah kami

terapkan pada saat kami mengajar di kelas. Konsep dasar dalam

penyusunan RPP adalah untuk kurikulum 2013 adalah Kompetensi Inti

(KI), yang pada kurikulum KTSP dikenal dengan Standar Kompetensi

(SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi

Pembelajaran, Pendekatan dan Metode yang digunakan, Kegiatan

pembelajaran, sumber materi dan media, yang terakhir evaluasi yang

harus dilakukan.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara terhadap salah seorang pengurus

komite Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2, yang

dilakukan pada tanggal 6 Pebruari 2016, sebagai berikut :

Secara khusus saya tidak tahu, apakah bapak/ibu guru itu menyusun RPP

atau tidak setiap kali mau mengajar, namun saya yakin, kalau bapak/ibu

guru di Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2 ini

melakukan kewajibannya, yaitu mempersiapkan diri dengan baik,

sebelum melaksanakan tugasnya, yaitu mengajar di kelas (masuk kelas).

Dalam hal ini saya yakin bahwa bapak/ibu guru yang bertugas disini

menyusun RPP, sekali lagi, walaupun saya tidak tahu wujudnya.

Dari informasi yang diberikan , maka secara tidak langsung dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa : semua guru PAI menyatakan bahwa

Page 84: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

65

menyusun RPP adalah wajib bagi setiap orang yang memilih profesi sebagai

guru. Namun demikian, ada yang menyusun RPP setiap pokok bahasan yang

akan diberikan, ada yang menyusun RPP setiap minggu, ini tidak melihat pokok

bahasan, namun biasanya setiap minggu menyusun RPP. Ada pula yang

menyusun RPP setiap bulan, bahkan ada yang menyusun RPP setiap dua dan

tiga bulan sekali.

Penguasaan para guru PAI dalam menyusun RPP, semuanya faham aturan

menyusunnya, dan semuanya melaksanakan tahapan-tahapan yang diberikan

dalam RPP tersebut, walaupun tidak semuanya menyusun RPP setiap akan

mengajar. Hal ini karena ada yang beranggapan bahwa menyusun RPP adalah

suatu persyaratan administrativ, bukan persyaratan akademik. Anggapan itu

memang ada benarnya, namun sebagai seorang guru harusnya tetap menyusun

RPP setiap akan melaksanakan pembelajaran. Mereka juga menyadari bahwa

menyusun RPP adalah kewajiban.

b. Menguasai Bahan atau Materi Pengajaran

Mutu pendidikan sedikit banyak bergantung pada keadaan gurunya. Guru

adalah faktor penentu keberhasilan belajar di samping alat, fasilitas, sarana, dan

kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat.

Menyangkut faktor guru, banyak keterampilan yang harus dimilikinya, harus

dikuasainya dengan baik agar proses pendidikan menjadi penuh bermakna dan

selalu relevan dengan tujuan dan bahan ajarannya.

Page 85: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

66

Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk

keterampilan mengajar. Penguasaan materi atau bahan ajar dapat dibentuk

dengan membaca buku – buku pelajaran. Salah satu komponen kompetensi yang

harus dimiliki oleh guru sebagai seorang profesional adalah menguasai bahan

pelajaran serta konsep – konsep dasar keilmuannya (Depdikbud, 1980). Menurut

Johnson (1980) penguasaan materi terdiri atas penguasaan bahan yang harus

diajarkan dan konsep – konsep dasar keilmuan dari bahan yang akan

diajarkannya tersebut. Dengan demikian untuk menguasai materi pelajaran

diperlukan penguasaan materinya itu sendiri.

Penguasaan bahan pengajaran bagi guru dalam proses pembelajaran

adalah mutlak harus dimiliki oleh seorang yang mengasuh mata pelajaran

tersebut, namun demikian tidak sedikit para guru yang belum menguasai materi

yang akan diajarkan sepenuhnya, hal yang demikian akan membuat hati siswa

ragu dan bergembira dalam mengikuti pembelajaran PAI yang diajarkan oleh

guru.

Berikut ini dilaporkan hasil wawancara dengan para guru PAI pada

Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2, tentang upaya yang

dilakukan bapak atau ibu guru untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuannya dalam mendalami materi atau bahan dan atau metode

pembelajaran PAI yang selama ini dilakukan, hasilnya sebagai berikut :

Wawancara dengan guru PAI (ibu Diana), pada tanggal 5 Pebruari 2016,

yang hasilnya sebagai berikut :

Page 86: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

67

“Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kami dalam

memahami materi dan atau metode pembelajaran PAI, maka kami

melakukan beberapa hal yang antara lain : 1) kami mencari referensi

buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit lain selain yang digunakan di

dalam kelas; 2) Kami guru di sekolah ini untuk meningkatkan

pengetahuan kami, mengikuti Kegiatan Kompetensi Guru (KKG).

Disamping itu kami juga belajar bagaimana menerapkan model-model

pembelajaran yang baru; 3) Biasanya kami mengikuti seminar-seminar

yang diselenggarakan oleh lembaga kependidikan, misalnya Universitas

Negeri Surakarta (UNS), BP- DIKSUS (Balai Pengembangan Pendidikan

Khusus) Jawa Tengah.

Begitu juga ibu Win guru kelas pada Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD

Tunas Pembangunan 2 yang diwawancarai oleh peneliti pada tanggal, 5 Pebruari

2016 sebagai berikut :

“Biasanya kami mencari informasi baru tentang buku referensi atau buku-

buku yang diterbitkan oleh penerbit lain, selain buku yang digunakan

pada sekolah. Hal ini kami lakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan kami dalam memahami materi dan atau metode

pembelajaran yang terbaru untuk anak autis. Di samping itu, kami juga

mencari soal-soal untuk latihan ulangan, soal untuk ujian akhir dan masih

banyak buku-buku lain”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru

kelas (Ibu Nur) pada tanggal 5 Februari 2016, yang hasilnya adalah :

“Buku referensi yang diterbitkan oleh penerbit lain adalah cara kami

dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang materi

pelajaran. Disamping itu, kami juga mempelajari LKS, untuk mencari

soal-soal untuk latihan ulangan, soal untuk ujian akhir dan masih banyak

buku-buku lain yang ada hubungannya dengan penyelesaian pelajaran.

Mengikuti seminar-seminar yang diselenggarakan oleh lembaga

kependidikan di lingkungan Surakarta dan sekitarnya. Selain itu kami

juga mengikuti penataran yang ada hubungannya dengan pemahaman

materi atau model pembelajaran untuk anak autis.”.

Page 87: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

68

Menurut Bapak Supri guru kelas di Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD

Tunas Pembangunan 2 yang diwawancarai oleh peneliti pada tanggal, 5 Pebruari

2016 sebagai berikut :

“Mencari buku referensi atau buku-buku yang berkaitan dengan materi

atau buku yang diterbitkan oleh penerbit lain, selain buku yang digunakan

pada Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2 ini. Hal

ini kami lakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kami

dalam memahami materi dan atau metode pembelajaran yang terbaru. Di

samping itu, kami juga mencari soal-soal untuk latihan ulangan, soal

untuk ujian akhir. Di samping itu, kami juga mengikuti kegiatan yang

dilakukan oleh BP-DIKSUS (Balai Pengembangan Pendidikan Khusus)

Jawa Tengah, mata pelajaran untuk berdiskusi dan belajar tentang buku-

buku Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2.”.

Informasi terakhir yang dihimpun untuk mengetahui penguasaan guru

PAI pada materi yang diajarkan diperoleh dari salah satu wakil orang tua siswa,

dalam hal ini salah satu anggota pengurus komite Sekolah Luar Biasa (SLB)-

ABCD Tunas Pembangunan 2, yang diwawancarai tanggal 6 Pebruari 2016, yang

hasilnya sebagai berikut :

“Begini pak….. Kalau penguasaan materi/bahan pelajaran, guru apa saja

di Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2 ini, baik itu

guru mata pelajaran PAI atau guru mata pelajaran yang lainnya, saya

tidak meragukan lagi, saya yakin pasti sangat baik dan sangat menguasai

materi pelajaran yang akan diajarkan. Lha…. Menurut logika, kalau

seorang guru itu mampu menjelaskan materi pelajaran dengan baik, kan

pasti menguasai materi/bahan tho mbak …. “

Dari informasi yang diberikan oleh para guru PAI, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa, guru mata pelajaran PAI di Sekolah Luar Biasa (SLB)-

ABCD Tunas Pembangunan 2 ini, untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahamannya terhadap mata pelajaran PAI, maka semua melakukan : mencari

Page 88: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

69

informasi buku baru dari penerbit lain yang tidak digunakan oleh Sekolah Luar

Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2 ini, membaca buku-buku baru, dan

mengikuti KKG. Selanjutnya para guru pelajaran PAI meningkatkan

pengetahuannya dengan cara mengikuti seminar atau workshop yang diadakan

oleh BP-DIKSUS (Balai Pengembangan Pendidikan Khusus) Jawa Tengah.

c. Metode Mengajar yang Digunakan

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau

jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode

menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat

diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat

bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru

tersebut.

Jadi metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk

melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari

pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu

kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik, dalam arti tujuan

pengajaran tercapai. Tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik

diantara metode-metode yang lain karena setiap metode mempunyai karakteristik

tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Suatu metode

mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan

Page 89: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

70

kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian

pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang

disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan

oleh guru lain.

Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam

menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu, dengan variasi beberapa metode,

penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru

memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan

contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab.

Di sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong

untuk berpartisipasi.

Proses pembelajaran yang sesuai dengan perubahan jaman dan sesuai

dengan tujuan pendidikan PAI, diperlukan suatu metode pengajaran yang tepat

dan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dalam pelajaran PAI, hal

ini karena harus difokuskan pada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari

(kontekstual) dan disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa, serta penggunaan

metode yang terintegrasi pada proses pembelajaran.

Berikut disajikan hasil wawancara dan observasi dengan guru Sekolah

Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2, berkenaan dengan pemilihan

dan penggunaan metode pembelajaran yang dipilih dalam menyampaikan materi

pelajaran PAI di kelas. Hasil wawancara yang telah dilakukan sebagai berikut :

Page 90: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

71

Wawancara dengan guru PAI (ibu Diana), pada tanggal 5 Pebruari 2016,

yang hasilnya sebagai berikut :

“Metode yang kami pilih dalam melaksanakan pembelajaran, sesuai

dengan yang kami rencanakan pada RPP. Setelah masuk kelas, maka

tergantung dengan kondisi di dalam kelas agar para siswa lebih

termotivasi lagi. Kami sering melakukan metode tanya jawab karena

dengan metode ini siswa lebih dapat memusatkan perhatian mereka dan

ini akan membuat skema berpikir yang lebih berkembang, sehingga

menjadi fokus dalam pelajaran PAI”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru

kelas (Ibu Nur) pada tanggal 5 Pebruari 2016, yang hasilnya adalah :

“Berdasarkan pengalaman saya sewaktu mengajar di kelas autis bahwa

siswa kurang termotivasi untuk belajar ketika menggunakan metode

konvensional, yaitu metode ceramah dalam proses pembelajaran. Adapun

metode yang digunakan dalam setiap penyampaian materi mata pelajaran

agama di Sekolah Luar Biasa-ABCD (SLB-ABCD) Tunas Pembangunan

2, Kab. Boyolali di antaranya adalah :a. Metode Pembiasaan. Dalam

proses belajar mengajar pada anak autis, metode ini merupakan metode

yang digunakan dalam menyampaikan segala jenis materi. Mengingat

peserta didik adalah anak yang memerlukan perhatian khusus, dimana

dalam memahami suatu materi, anak didik tidak bisa langsung mengerti

materi yang telah disampaikan. Akan tetapi guru harus mengulang materi

tersebut secara kontinyu. b. Metode Ceramah. Metode ini merupakan cara

penyampaian materi pengetahuan dan juga agama kepada peserta didik

yang dilakukan secara lisan. Yang perlu diperhatikan dalam metode ini

yaitu hendaknya ceramah yang mudah untuk dipahami dan mudah

diterima, serta mampu menstimulasi pendengar (anak didik). c. Metode

Tanya Jawab. Metode ini adalah mengajukan pertanyaan pada peserta

didik. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang berpikir dan

membimbing dalam mencapai kebenaran. Dalam menerapkan metode ini

pada peserta didik, memerlukan alat bantu yang bersifat kongkrit.

Misalnya materi man kelompok mata pelajaran agama dalam

penyampaian materi tersebut ketika mengenalkan ciptaan Allah, maka

guru harus menunjukkan bentuk nyata dari wujud ciptaan Allah tersebut.

d. Metode Demonstrasi. Metode ini dimaksudkan dengan memberikan

materi pendidikan baik menggunakan alat bantu atau benda secara

diperagakan, agar anak didik menjadi jelas dan sekaligus dapat

mempraktekkan materi yang dimaksud. Misalnya, tentang tata cara

bersuci dan sholat. Dalam menyampaikan materi ini, guru memberi

Page 91: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

72

contoh secara langsung kepada peserta didik secara berulang-ulang dan

pelan-pelan, dan lebih dititik beratkan pada latihan dari ibadah. Karena

jika sampai pada pembacaan dari ibadah mereka belum mampu. e.Metode

Pemberian Tugas. Metode ini digunakan oleh guru untuk memberi tugas

kepada siswa untuk mengerjakan tugas dengan baik secara individu.

Metode ini diharapkan dapat meningkatkan belajar siswa, sehingga guru

memperoleh informasi sejauh mana materi yang telah disampaikan dapat

diserap oleh siswa. Di Sekolah Luar Biasa-ABCD (SLB-ABCD) Tunas

Pembangunan 2, Kab. Boyolali, metode ini digunakan pada semua

kelompok mata pelajaran. f. Metode Drill (Latihan). Metode ini biasanya

digunakan untuk melatih anak untuk melafalkan doa-doa, surat-surat

pendek (bagi yang beragama Islam), berhitung, menyanyi dan lain-lain.

Sewaktu saya menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam

mengajar di kelas, siswa bergairah dalam belajar karena lebih banyak

siswa yang bekerja”.

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada

guru PAI adalah metode atau Model pembelajaran yang digunakan oleh guru

PAI dalam kegiatan belajar mengajar adalah a. Metode Pembiasaan. Dalam

proses belajar mengajar pada anak autis, metode ini merupakan metode yang

digunakan dalam menyampaikan segala jenis materi. Mengingat peserta didik

adalah anak yang memerlukan perhatian khusus, b. Metode Ceramah. Metode ini

merupakan cara penyampaian materi pengetahuan dan juga agama kepada

peserta didik yang dilakukan secara lisan. Yang perlu diperhatikan dalam metode

ini yaitu hendaknya ceramah yang mudah untuk dipahami dan mudah diterima, c.

Metode Tanya Jawab. Metode ini adalah mengajukan pertanyaan pada peserta

didik. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang berpikir dan membimbing

dalam mencapai kebenaran, d. Metode Demonstrasi. Metode ini dimaksudkan

dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat bantu atau benda

secara diperagakan, e.Metode Pemberian Tugas. Metode ini digunakan oleh

Page 92: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

73

guru untuk memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan tugas dengan baik

secara individu, metode ini digunakan pada semua kelompok mata pelajaran. f.

Metode Drill (Latihan). Metode ini biasanya digunakan untuk melatih anak

untuk melafalkan doa-doa, surat-surat pendek (bagi yang beragama Islam),

berhitung, menyanyi dan lain-lain”.

Guru pada kegiatan awal (pendahuluan) dalam kegiatan belajar mengajar

adalah pertama, menyampaikan salam kepada siswa dengan ucapan

“Assalamu’alaikum”, maka para siswa menjawab dengan antusias “Wa’alaikum

salam”, setelah itu bapak atau ibu guru terlebih dahulu mengajak para siswa

berdo’a sebelum materi diajarkan. Setelah berdo’a maka bapak atau ibu guru

memberikan motivasi untuk menarik perhatian para siswa dan menyampaikan

tujuan pembelajaran kepada siswa. Pada kegiatan inti dalam kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru adalah pertama, menyajikan informasi secara

garis besar kepada siswa. Dalam menerapkan metode ini pada peserta didik,

memerlukan alat bantu yang bersifat kongkrit. Misalnya materi Rukun Iman

kelompok mata pelajaran agama dalam penyampaian materi tersebut ketika

mengenalkan ciptaan Allah, maka guru harus menunjukkan bentuk nyata dari

wujud ciptaan Allah tersebut.

Pada kegiatan akhir (penutup) dalam kegiatan belajar mengajar, guru

melakukan : Pertama, menyuruh siswa menyimpulkan materi dan membantu

siswa dalam menyimpulkan materi. Kedua, memberikan tugas rumah kepada

siswa. Demikian yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas

Page 93: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

74

dengan menggunakan model driil. Ketiga, mengadakan evalusi yang telah

disusun sesuai materi yang diajarkan. Walaupun tahapan dan model

pembelajaran kooperatif masih ada yang tertinggal oleh si guru yaitu pada

kegiatan penutup setelah evaluasi guru harus memberikan penghargaan kepada

masing-masing anak berdasarkan hasil pekerjaan mereka.

d. Mengadakan Evaluasi

Kompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki

oleh semua tenaga pengajar. Berbagai konsep dikemukakan untuk

mengungkap apa dan bagaimana kemampuan yang harus dikuasai oleh tenaga

pengajar di berbagai tingkatan pendidikan. Kegiatan belajar mengajar,

terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari seorang guru yakni :

kemampuan dalam merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar,

kemampuan melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar, serta

menilai hasil belajar siswa.

Kemampuan merencanakan meliputi (1) mengidentifikasi materi

pembelajaran, (2) memilih model pembelajaran yang tepat (3) menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (4) menyiapkan instrumen

penilaian. Guru hendaknya merencanakan pembelajaran terlebih dahulu

sehingga dalam pelaksanaannya dapat maksimal. Dalam kegiatan pelaksanaan

guru harus dapat mengelola kegiatan belajar dengan baik, dari membuka

pelajaran, kegiatan inti, sampai menutup pelajaran. Sedangkan pada tahapan

yang selanjutnya yaitu dalam menilai hasil belajar siswa, guru melakukan

Page 94: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

75

evaluasi meliputi tiga ranah yaitu kognitif (pengetahuan siswa), afektif (sikap

siswa dalam pembelajaran), dan psikomotor (keterampilan siswa).

Evaluasi mengenai ketiga ranah tersebut sangat penting dilakukan

karena dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menurut Bloom (dalam Nurkancana, 1990 : 27) mengelompokkan indikator

masing-masing ranah tersebut. Kognitif terdiri dari pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif terdiri dari menerima,

merespon, menghargai, pembentukan konsep, dan karakterisasi. Sedangkan

untuk ranah psikomotor terdiri dari peniruan, pemanfaatan, kecermatan,

penyangkutpautan, dan naturalisasi. Ketiga ranah tersebut menjadi hal mutlak

dalam menilai suatu pembelajaran.

Akan tetapi pada umumnya guru melakukan evaluasi hanya pada

aspek kognitif. Evaluasi afektif dan psikomotor bertujuan untuk mengetahui

tingkat keaktifan siswa, minat siswa untuk belajar, dan motivasi siswa. Ketiga

aspek tersebut memiliki peran yang penting dalam menentukan hasil belajar.

Apabila keaktifan, minat dan motivasi rendah maka hasil belajar cenderung

rendah. Untuk itu melakukan evaluasi mengenai afektif dan psikomotor siswa

sangat penting dilakukan, agar dapat dijadikan acuan dalam mengoptimalkan

proses pembelajaran.

Selanjutnya akan disampaikan beberapa hasil wawancara dengan para

guru yang mengajar mata pelajaran PAI di Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD

Tunas Pembangunan 2, sebagai berikut :

Page 95: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

76

Kemampuan guru PAI dalam merencanakan, menyusun,

melaksanakan, dan memberikan skor untuk mengetahui, seberapa jauh

informasi yang diberikan oleh para guru dapat diserap oleh para siswa, maka

dengan ini akan ditampilkan hasil wawancara dengan guru yang mengajar

mata pelajaran PAI pada Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas

Pembangunan 2. Pertanyaan yang diajukan adalah (1) kapan saja melakukan

evaluasi, (2) bagaimana bentuk soal yang dia buat, (3) bagaimana kalau ada

siswa yangbelum memenuhi KKM, hasilnya sebagai berikut :

Wawancara dengan guru PAI (ibu DIA), pada tanggal 5 Pebruari

2016, yang hasilnya sebagai berikut :

“Apabila mengajar, kami biasanya memulai dengan pree test, hal ini

kami lakukan untuk mengetahui seberapa jauh para siswa tersebut

memahami suatu pokok bahasan yang akan kami sampaikan, yaitu

dengan cara menanyakan apakah anak-anak pernah mengetahui

tentang materi yang akan disampaikan. Setelah itu, baru memulai

pembelajaran, atau materi yang akan disampaikan, setelah proses

pembelajaran selesai, kami mengadakan evaluasi, hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah materi yang telah kami sampaikan telah

diserap dengan baik atau belum. Jika ada siswa yang belum menguasai

materi yang telah disampaikan, kami akan mengulangi penjelasannya

pada pokok masalah yang belum dimengerti oleh siswa tersebut.

Selanjutnya setelah satu pokok bahasan selesai kami sampaikan kami

juga mengadakan evaluasi ulang. Evaluasi yang dibuat oleh guru

adalah tes tengah semester atau mid semester. Bentuk soal yang kami

buat, tergantung evaluasi yang mana yang akan diadakan. Jika pree

test, maka paling sering dengan menggunakan lisan, walaupun mata

pelajaran kami adalah pelajaran PAI, namun kami mengawali dengan

pree test lisan. Sedangkan untuk evaluasi pada akhir pelajaran atau

post test, kami biasanya dengan menggunakan tes tulis, dengan bentuk

Page 96: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

77

soal esay. Apabila pada tes tengah semester, kami menggunakan soal

tes tulis dengan bentuk pilihan ganda dan esay.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas (bapak Supri), pada

tanggal 6 Pebruari 2016, yang hasilnya adalah :

“Setelah mengucapkan salam, sebelum memulai pembelajaran, maka

kami menanyakan beberapa pertanyaan berkenaan dengan materi yang

akan kami sampaikan. Hal ini kami lakukan dengan maksud untuk

mengetahui, seberapa jauh para siswa tersebut mengetahui atau

mengenal materi yang akan kami sampaikan. Setelah selesai

pembelajaran, kami mengadakan evaluasi lagi yang disebut dengan

post test. Post test ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

materi yang telah disampaikan dapat diserap oleh para siswa. Evaluasi

yang selanjutnya kami lakukan pada setiap pokok bahasan dan pada

ujian tengah semester. Untuk ujian akhir semester, biasanya soal tes

dibuat oleh guru masing-masing. Bentuk soal yang kami buat, untuk

pree test, biasanya soal dalam bentuk lisan, sedangkan post test

evaluasi yang kami lakukan dalam bentuk tulis, sedangkan caranya

dengan menuliskan soal-soal tersebut pada papan tulis, kemudian

siswa mengerjakan soal tersebut dengan menuliskan pada selembar

kertas. Apabila para siswa tidak selesai mengerjakan pada jam

tersebut, sementara waktunya sudah habis, maka soal tersebut

dipersilahkan dibawa pulang sebagai pekerjaan rumah (PR). Untuk

ujian tengah semester soal kami buat dalam bentuk pilihan ganda dan

esay. Pada kurikulum 2013 ini penilaian yang dianjurkan adalah

penilaian autentik, hal ini kami belum banyak memahami tentang

teknik penilaian autentik tersebut, karena kami belum pernah secara

khusus mengikuti pelatihan tentang model penilaian autentik.

Hasil dari wawancara dengan para guru yang mengajar mata pelajaran

PAI, maka dapat memberikan kesimpulan bahwa tidak semua guru PAI

selalu mengadakan pree test, ada yang kadang-kadang mengadakan, lalu

hampir semuanya mengadakan post test, walaupun dalam bentuk yang

berbeda, misalnya ada yang post test dilakukan dengan memberikan pekerjaan

Page 97: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

78

rumah (PR), ada yang memberi tugas. Untuk ujian tengah semester, semua

guru mengadakan test tersebut, kami mempunyai keyakinan bahwa pada saat

ujian tengah semester, ada waktu khusus yang disediakan, sehingga semua

guru dapat melakukan ujian tengah semester secara bersama-sama. Bentuk

soal yang dibuat oleh guru PAI, untuk pree test dengan menggunakan tes

lisan, sedangkan untuk post test dengan menggunakan tes tulis yang diberikan

dengan menuliskan di papan tulis.

Sedang untuk ujian tengah semester, para guru membuat soal dengan

bentuk pilihan ganda dan esay, hal ini dimungkinkan ada anjuran dari pihak

Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2 agar bentuk tes

yang diujikan pada ujian tengah semester seragam antar mata pelajaran.

e. Menyelenggarakan Program Bimbingan pada Siswa

Apabila kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam organisasi

program bimbingan di seluruh sekolah, maka guru mata pelajaran adalah

tokoh kunci dalam kegiatan–kegiatan bimbingan yang sebenarnya di dalam

kelas, guru selalu berada dalam hubungan yang erat dengan siswa, ia banyak

mempunyai kesempatan untuk mempelajari siswa, mengawasi tingkah laku

dan kegiatannya, dan apabila ia teliti serta menaruh perhatian ia akan

mengetahui sifat – sifat siswa, kebutuhannya, minatnya, masalah –

masalahnya, dan titik–titik kelemahan serta kekuatannya. Sewaktu – waktu ia

mengukur berat dan tinggi badannya, dan meneliti segi–segi kesehatannya.

Guru melaksanakan tes–tes hasil belajar, kecerdasan, diagnostik, kepribadian

Page 98: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

79

dan sewaktu–waktu pula mengadakan tes sosiometrik. Apabila rasa

kepedulian terhadap siswa mendorong untuk mengadakannya atau bila

keadaan mengijinkan, kadang–kadang seorang guru mengunjungi siswa ke

rumahnya dan memperbincangkan masalah dengan orang tuanya, segala

sesuatu untuk lebih dapat memahami siswanya. Guru berusaha untuk

mengarahkan minat dan semangat belajar siswanya sehingga tercapai hasil

yang memuaskan dan untuk memberikan pemecahan sederhana terhadap

masalah–masalah kecil yang dihadapi siswanya.

Sejak anak masuk ke sekolah pagi hari sampai sekolah usai, guru akan

memanfaatkan setiap kesempatan untuk membantu dalam pengumpulan data

yang diperlukan agar dapat memahami siswa–siswa dengan baik. Dalam

mencatat data tersebut serta bahan–bahan informasi lainnya kedalam catatan

kumulatif, atau catatan–catatan sekolah lainnya. Sebagian dari data itu didapat

dari siswa – siswa sendiri atau dari orangtuanya dengan mengisi formulir–

formulir isian atau melalui informasi lisan. Data yang lainnya dihasilkan dari

pelaksanaan test, atau melalui observasi terhadap kegiatan–kegiatan anak,

kebiasaan dan tingkah lakunya, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Karena itulah guru merupakan anggota pertama di antara petugas–

petugas bimbingan. Pada umumnya guru itu berada dalam suatu posisi yang

lebih baik untuk mengetahui masalah–masalah, sikap dan kebutuhan siswa–

siswa, sehingga mudahlah baginya untuk memberikan bantuan kepada siswa

yang memerlukannya.

Page 99: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

80

Pada hakikatnya, para siswanya mungkin belajar dengan baik jika guru

telah mempersiapkan lingkungan positif bagi mereka untuk belajar. Tugas

guru umumnya adalah mewariskan pengetahuan dan berbagai keterampilan

kepada siswa. Hal–hal yang akan di wariskan itu sudah tentu harus sesuai

dengan ukuran–ukuran yang telah ditentukan oleh masyarakat dan merupakan

gambaran tentang keadaan sosial, ekonomi, dan politik masyarakat

bersangkutan. Karena itu, guru harus memenuhi ukuran kemampuan yang di

perlukan untuk melaksanakan tugasnya agar siswa dapat mencapai ukuran

pendidikan yang tinggi. Hasil pengajaran adalah merupakan hasil interaksi

antara unsur-unsur, motivasi dan kemampuan siswa, isi atau materi pelajaran

yang di sampaikan, dan dipelajari oleh siswa, keterampilan guru

menyampaikannya dan alat bantu pengajaran yang membantu jalannya

pewarisan itu.

Tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran siswa. Kendati demikian, ini bukan berarti dia lepas sama sekali

dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan kontribusi

guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan

efesien pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-

batas tertentu, guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.

Peran yang dijalankan oleh guru, yaitu sebagai pembimbing. Untuk menjadi

pembimbing yang baik, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang

sedang dibimbingnya.

Page 100: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

81

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam rangka

mencapai amanat Undang-Undang, dimana guru mempunyai fungsi strategis

mengembangkan potensi peserta didik dalam hal ketakwaan, pengetahuan,

sikap, dan keterampilan siswa secara keseluruhan. Peran guru juga sangat

diharapkan mampu secara optimal mengembangkan peserta didik dengan

tidak hanya sebagai pembelajar, melainkan juga sebagai pembimbing peserta

didik dalam mengenal dirinya dan lingkungannya.

Bimbingan merupakan bantuan kepada individu peserta didik dalam

menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam menjalani hidupnya

atau dalam proses belajarnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan

di sekolah dan disampaikan oleh guru, agar setiap peserta didik dapat lebih

berkembang ke arah yang seoptimal mungkin. Dengan demikian bimbingan

menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan

sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut

termasuk, tentu saja seorang guru.

Karena itulah guru merupakan anggota utama diantara petugas-petugas

bimbingan. Pada umumnya, guru berada dalam suatu posisi yang baik untuk

mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan siswa, sehingga guru

lebih mudah untuk memberikan bantuan kepada siswa yang memerlukannya.

Berikut ini akan disampaikan hasil wawancara dengan para guru PAI

Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2, berkenaan dengan

bimbingan yang diberikan oleh para guru tersebut kepada para siswa, baik

Page 101: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

82

pada saat pelajaran PAI, maupun diluar jam pelajaran, bahkan mungkin di luar

sekolah.

Wawancara dengan guru PAI (ibu Diana), pada tanggal 6 Pebruari

2016, yang hasilnya sebagai berikut :

“Salah satu tugas guru adalah membimbing siswanya dalam

memahami kehidupan ini, bukan hanya masalah pelajaran, tapi juga

masalah-masalah pribadi, karena anak autis ini banyak mengalami

masalah dengan perilakunya di kehidupan sehari-hari, misalnya

masalah dengan temannya. Apabila ada siswa yang belum jelas dalam

materi yang kami jelaskan pada saat pelajaran berlangsung, maka kami

akan mengulang atau menjelaskan kembali, bahkan kami tidak segan-

segan, memberikan penjelasan tersendiri bagi siswa autis tersebut yang

agak lambat dalam menerima materi PAI”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas (bapak Supri), pada

tanggal 6 Pebruari 2016, yang hasilnya adalah :

“Kesabaran, adalah kunci utama dalam menyelami dunia anak autis,

termasuk menjadi guru adalah usaha untuk menyelami dunia anakautis

tersebut, kuncinya ya, harus memahami apa yang dinginkan anak-anak

tersebut. Menjadi guru anak berkebutuhan khusus (ABK) sudah

pilihan kami, namun kami berusaha untuk memberikan bimbingan

supaya apabila ada siswa yang belum paham terhadap materi yang

kami berikan ketika itu, kami berusaha untuk menjelaskan kembali,

walaupun tidak semua harus diulang.”.

Menurut ibu Diana sebagai guru PAI di Sekolah Luar Biasa (SLB)-

ABCD Tunas Pembangunan 2 yang diwawancarai oleh peneliti, pada tanggal

6 Pebruari 2016 sebagai berikut :

“Tugas kami salah satunya adalah memberikan bimbingan kepada para

siswa, bimbingan yang kami berikan tidak hanya bimbingan dalam

kelas, termasuk juga bimbingan di luar kelas. Masalah yang

dikonsultasikan pada kami, juga bukan hanya masalah pelajaran PAI,

Page 102: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

83

tetapi juga masalah-masalah kehidupan sehari-hari. Kami maklum usia

mereka sangat labil terhadap pengaruh dari luar ”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru yang mengajar mata

pelajaran PAI di Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2,

maka dapat diambil satu kesimpulan, berkenaan dengan kemampuan guru

dalam melaksanakan salah satu tugasnya sebagai pembimbing. Guru yang

mengajar mata pelajaran PAI menyadari bahwa membimbing siswa adalah

salah satu tugas seorang guru professional. Tugas membimbing tersebut

meliputi bimbingan masalah pelajaran PAI, maupun masalah-masalah sikap

perilaku. Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi para wali siswanya

adalah sifat para guru Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan

2 yang patut ditiru oleh para guru lain, baik guru mata pelajaran lain di

sekolah tersebut atau guru mata pelajaran PAI.

Memberikan bimbingan kepada para siswa yang belum mengerti

tentang materi yang telah diterangkan, dengan kata lain para guru PAI di

Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2, akan mengulang

beberapa materi yang telah disampaikan, apabila ada siswa yang belum

mengerti, bahkan sebagian ada yang mengatakan harus mengulang beberapa

kali untuk seorang siswa, karena keterlambatan dalam memahami materi yang

telah disampaikan mulai dari kepala sekolah, wakil kepala, dan para guru lain

yang ikut mendukung program tersebut.

f. Dukungan Kepala Sekolah

Page 103: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

84

Seorang guru yang mengajar karena panggilan jiwanya, ada misi untuk

mengantarkan mereka (anak didiknya) kepada kehidupan yang lebih baik

secara intelektual dan sosial bukan sekedar karena profesi gurulah pekerjaan

yang paling mudah didapatkan. Maka seorang guru akan bisa mengalirkan

energi kecerdasan, kemanusiaan, kemuliaan, dan keislaman yang besar dalam

dada setiap muridnya, bahkan sesudah ia meninggal, guru yang mengajar

dengan mental seorang pengajar sekaligus pengasuh, bukan dengan mental

tukang teriak untuk mendapat upah bulanan bernama gaji, akan mampu

menyediakan cadangan energi agar tetap lembut menghadapi siswa autis yang

membuat kening berkerut.

Guru selalu mendarma baktikan tenaga dan pikirannya demi kemajuan

pendidikan, dan mereka juga ikhlas dalam melakukan pekerjaan tersebut.

Guru juga tidak menuntut balas jasa, karena pekerjaan yang ditekuninya itu

bukan bisnis yang harus ada kalkulasi untung dan rugi, tetapi yang perlu

diperhatikan oleh pengelola lembaga pendidikan adalah keadilan akan haknya

sebagai warga negara, sebagai pekerja, dan sebagai pemangku profesi yang

sangat mulia dan berat sekali tanggung jawabnya.

Kreativitas merupakan dasar dari segala hal dalam rangka

meningkatkan sesuatu kearah kemajuan peserta didik. Untuk berlaku kreatif,

maka seorang guru harus mempunyai pengetahuan, keterampilan dan nilai-

nilai dasar untuk melakukan hal tersebut.

Page 104: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

85

Sedangkan langkah kemajuan, kemauan atau niat merupakan awal bagi

terbentuknya sebuah sikap, tingkah laku loyalitas sebagai wujud dari

kredibilitas kepribadian seseorang. Jika antara kreativitas dan kepribadian

yang baik itu berpadu, maka akan menampilkan proses pendidikan yang

selalu diiringi dengan kreativitas anak didik. Untuk mewujudkan keterpaduan

itu perlu adanya motivasi dan sikap konkret dari para pendidik agar tujuan

untuk meningkatkan kemampuan anak didik lebih terarah dan tepat guna.

Berikut disampaikan hasil wawancara dengan para guru PAI di

Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2. Pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti adalah : Apa motivasi bapak atau ibu menjadi guru?

Kenapa bidang studi PAI yang dipilih?, yang hasilnya sebagai berikut :

Wawancara dengan guru PAI (ibu Diana), pada tanggal 6 Pebruari

2016, yang hasilnya sebagai berikut :

“Kami ini, dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga guru (Pendidikan

Luar Biasa) PLB, bahkan kalau boleh kami mengatakan “kerajaan

guru”, bagaimana tidak, bapak dan ibu kami berprofesi sebagai

seorang guru (Pendidikan Luar Biasa) PLB. Jadi kalau sejak kecil saya

bercita-cita ingin menjadi guru itu adalah hal yang biasa, kami biasa

mendengarkan orang tua kami bercerita tentang dunia anak-anak Luar

Biasa, apa suka dukanya menjadi guru anak luar biasa, apa kelebihan

dan kekurangannya menjadi guru anak Luar Biasa, kami sudah

mengenal sejak dari kecil. Rasanya menyenangkan sekali menjadi

guru anak luar biasa, begitu angan-angan kami waktu sebelum menjadi

guru anak luar biasa, walaupun kenyataannya tidak sama dengan

teorinya. Namun demikian, kami sangat senang setelah menjadi guru

yang sebenarnya, yang artinya memang motivasi kami menjadi

seorang guru adalah sangat besar. Dengan menjadi guru kami dapat

mengamalkan ilmu dan pengetahuan kami. Bidang studi PAI yang

kami pilih, itu bukan cita-cita aslinya, sebab masuk program studi PAI

atas anjuran dan arahan orang tua kami. Mungkin sejak kecil pelajaran

Page 105: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

86

PAI kami cukup baik, sehingga orang tua kami menganjurkan untuk

masuk pada bidang studi PAI. Jadinya sekarang ini, menjadi guru

bidang studi PAI pada Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas

Pembangunan 2. Alhamdulillah itu tantangan buat kami mendidik

anak berkebutuhan khusus yang tidak sembarang guru mampu

mengajarnya”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas (Ibu Win) pada

tanggal 6 Pebruari 2016, yang hasilnya adalah :

“Menjadi guru itu biasanya cita-cita anak, setelah sudah agak besar

biasanya cita-cita itu berubah, begitu juga dengan kami. Waktu kecil,

kami tidak bercita-cita menjadi guru, namun setelah agak besar, waktu

SLTP, kami mulai berubah cita-citanya, jadi guru itu mungkin juga

ada dalam benak kami waktu itu. Motivasi kami menjadi guru adalah

ingin mengamalkan ilmu yang telah kami peroleh di perguruan tinggi,

rasanya sia-sia kalau sudah memiliki ilmu pengetahuan dan tidak

mengamalkannya, di samping itu kami sangat senang dengan

mengajar, membimbing, mengasuh anak-anak berkebutuhan khusus,

dunia pendidikan merupakan dunia anak, jadi rasanya tersalurkan apa

yang menjadi keinginan kami saat itu. Setelah jadi guru yang

sebenarnya kami sangat bangga, karena dengan menjadi guru yang

sebenarnya, kami dapat membimbing dan mengasuh anak-anak

berkebutuhan khusus. Sebenarnya dulu pingin bidang studi fisika,

namun dengan berbagai macam pertimbangan, kami memilih guru

kelas. Alhamdulillah lulus, kemudian jadi guru yang sebenarnya, dan

Alhamdulillah lagi sekarang sudah tersertifikasi. Tambah semangat

lagi menjadi guru”.

Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Supri, pada tanggal

6 Pebruari 2016 sebagai berikut :

“Kami mulai menyenangi menjadi guru adalah setelah kami mengikuti

mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di perguruan tinggi,

dimana kami kuliah waktu itu. Ternyata menjadi guru itu sangat menarik

dan banyak sekali tantangannya. Waktu kami masih sekolah tidak pernah

membayangkan, bagaimana kalau menjadi guru, namun setelah mengikuti

PPL kami sadar, menguasai kelas adalah hal yang sangat susah untuk

dilakukan. Itulah yang menjadikan kami makin tinggi termotivasi untuk

mendalami dunia pendidikan, dan kami dengan sungguh-sungguh ingin

Page 106: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

87

menjadi guru yang sebenarnya. Alhamdulillah dengan usaha yang kami

lakukan, akhirnya kami juga menjadi guru anak berkebutuhan khusus.

Guru Pendidikan Khusus yang kami pilih, karena itu menarik, tidak

banyak orang yang berminat, yang lebih menarik lagi. Sekarang sudah

menjadi guru Pendidikan Luar Biasa dan sudah menjadi PNS dan

tunjangan sertifikasi. “Alhamdulillah”.

Berdasarkan hasil wawancara denga para guru di Sekolah Luar Biasa

(SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2, maka dapat disimpulkan bahwa; 1)

guru PAI memiliki motivasi yang sangat tinggi untuk menjadi guru,

mengembangkan diri, meningkatkan pengetahuan bagi para peserta didik,

ingin mengamalkan ilmu yang dimiliki selama menempuh pendidikan. 2)

Semuanya mengucapkan syukur dengan “Alhamdulillah” karena sekarang

sudah dapat tunjangan sertifikasi, kalau jumlahnya uang sertifikasi, kami

tidak bertanya, tapi dari mimik muka yang diperlihatkan pada saat kami

wawancara, kelihatan para guru cukup gembira dengan hasil itu.

Dengan demikian, tidak heran bila dedikasi yang diberikan kepada

Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2 dan ini akan

mengakibatkan suasana belajar menjadi lebih baik, lebih harmonis, dan lebih

dapat diterima oleh para siswa.

Page 107: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan analisis yang telah

dikakukan pada bab-bab sebelumnya tentang pemahaman guru PAI Sekolah

Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2, maka dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa :

1. Untuk meningkatkan penguasaan bahan/materi pelajaran, diperoleh

dengan cara mempelajari buku-buku referensi lain, mengikuti kegiatan

KKG dan mengikuti seminar

2. Dalam merencanakan dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

masih menggunakan model kurikulum KTSP. Metode atau model yang

digunakan dalam pembelajaran lebih banyak me

3. nggunakan metode konvensional dan model PAIKEM.

4. Bentuk soal dan waktu melaksanakan evaluasi, masih beragam, ada yang

menggunakan pre test ada yang tidak.

5. Bimbingan yang diberikan oleh guru PAI sangat baik, artinya tidak harus

pada jam pelajaran, tetapi juga diberikan di luar jam pelajaran;

B. Saran-Saran

Penelitian tentang pemahaman guru PAI dalam pembelajaran di

Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2 dapat didekati dan

pendekatan kualitatif deskriptif, namun dalam penelitian ini pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan secara kualitatif, dengan pengumpulan data

melalui observasi dan wawancara, analisis secara maksimal, namun masih

88

Page 108: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

89

belum mampu menyentuh pemahan guru PAI dalam pembelajaran secara

maksimal. Oleh karena itu masih terbuka peluang untuk meneliti tentang

pemahaman guru PAI oleh peneliti lain di Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD

Tunas Pembangunan 2 dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan atau

ilmu sosial.

1. Hasil penelitian ini sangat diharapkan mampu menjadi rujukan teoritis

bagi para peneliti, para mahasiswa dan para praktis baik dikalangkan

Kemenag Kota Surakarta maupun Dinas Dikbud Kota Surakarta dalam

kaitannya dengan berbagai pemahaman guru PAI.

2. Fokus kajian dalam penelitian mi sepengetahuan peneliti belum dijumpai

pada penelitian terdahulu tentang pemahaman guru PAI dalam

pembelajaran di Sekolah Luar Biasa (SLB)-ABCD Tunas Pembangunan 2,

dengan pendekatan penelitian kualitatif dan berorientasi yang sama. Oleh

sebab itu diharapkan hasil penelitian mi dapat memberikan kontribusi bagi

khsanah studi ilmu-ilmu sosial pada Program Pascasarjana IAIN Surakarta

maupun di universitas-universitas lainnya.

3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru PAI Sekolah Luar Biasa (SLB)-

ABCD Tunas Pembangunan 2 sudah maksimal dalam prosres

pembelajaran, namun tetap harus ditingkatkan lagi.

4. Dengan adanya pembinaan yang intensif dari pemerintah dalam hal ini

dinas yang terkait yang lebih optimal, maka proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru-guru menjadi lebih baik dan kegiatan belajar

mengajar dapat berorientasi kepada siswa.

Page 109: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadis (2006) Pendidikan Anak Berkebutuhan Autistik. Alfabeta, Bandung.

Abdurruahman Assegaf, (2006) Teknik Penelitian Skripsi, materi Sekolah

Penelitian TIM DPP Divisi Penelitian, Fakultas Tarbiyah UIN SUKA,

Yogyakarta.

Agus Suroyo, (2006) Sistem Pembelajaran Pendidikan Karakter dalam

pembelajaran PAI, UIN SUKA, Yogyakarta.

Ahmad Tafsir (2001) Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Ahmad Zayadi dan Abdul Majid (2005) Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan Pendekatan Konstektual, Raja Grafindo, Jakarta

Aqila Smart (2010) Anak Cacat Bukan Kiamat, Kata Hati, Yogyakarta

Bandi Delphie (2001) Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam Setting

Pendidikan Inklusif, PT Rafika Aditama

Desti Widiani (2015) Pendidikan Karakter Bagi Anak Autis di Sekolah Taruna Al-

Qur’an Yogyakarta. UIN SUKA, Yogyakarta.

Faisal Yatim (2002) Autisme Suatu Gangguan Pada Jiwa Anak, Pustaka Populer

Obor, Jakarta

GJ Renier, Meteong Rexy J (2007) Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda

Karya, Bandung

Ika (2009) Fungsi manajemen Menurut Para Ahli.

http://Ika01.wordpress.com/2009/10/11/fungsi-manajemen-menurut-

pendapat-para-ahli/

John M. Echols dan Hasan Shadily (1995). Kamus Inggris Indonesia, PT.

Gramedia, Jakarta.

Joko Yuwono, Memahami Anak Autistik (Kajian Teoritik dan Empirik), FE UI,

Jakarta

Lexy J. Moelong, (1993) Metode Penelitian Kualitatif, ,Remaja Rosda Karya,

Bandung

M. Arifin (1996) Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta

Page 110: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

91

M. Manullang (1983) Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta.

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung

Matthew B. Miles and Michael A. Huberman, (1992) Analisis Data kualitatif

(Tjetjep Rohendi Rohidi. Terjemah), UI Press, Jakarta

Mirza Maulana (2009) Anak Autis, Kata Hati, Yogyakarta

Muhammad Asrori (2008) Psikologi Pembelajaran,Wacana Prima, Bandung

Muhaimin (2001) Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengaktifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Mumpuniarti (2007) Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan, Kanwa

Publiser, Yogyakarta

Nana Syaodih Sukmadinata (2006) Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Nur Kayat, (2006) Pembelajaran Pendidikan Islam di MAN Sragen 1 Ditinjau

dari perspektif Humanisme Religius. UIN SUKA, Yogyakarta.

Ratna Wahyu Widuri (2013) Jurnal Pendidikan Khusus “Penanganan

Kemampuan Interaksi Sosial anak Autis” Universitas Negeri Surabaya,

Surabaya.

Rudi Sutadi (2002) Melatih Komunikasi Pada Penyandang Autisme, KID Autis

JMC, Jakarta

Safril (2010) Gambaran Umum Manajemen.

http://safrilblog.wordpress.com/2010/11/28/bab-i-ii-gambaran-umum-

manajemen/

Sri Muji Rahayu (2014), Deteksi dan Intervensi Dini pada Anak Autis, SLB

Parmadi Putra Bantul, Yogyakarta.

Sugiono, (2011) Metode – Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif

, Kualitatif , dan R&D), Alfabet, Bandung.

Suharsimi Arikunto (1991) Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Raneka

Cipta, Jakarta.

Sutopo HB (2006) Metode Penelitian Kualitatif, UNS Press, Surakarta

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam(berbagai Integrasi

dan Kompetensi), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Page 111: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

92

UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, (2005), Tentang Sistem Pendidikan Nasional”,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Y. Handoyo (2003) Autisme, PT. Bhuana ilmu Populer, Jakarta

Yurike Fauzia Wardhani dkk (2009), Apa dan Bagaimana Autisme Terapi Medis

Alternatif, Lembaga Penerbit FE. UI, Jakarta

Zakiah Daradjat,(1995) Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi

Aksara,Jakarta.

Page 112: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

93

LAMPIRAN

Page 113: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

94

Lampiran 1

PANDUAN WAWANCARA

Kode Informan Pertanyaan

PW.01 Kepala

Sekolah

1. Bagaimana kurikulum yang digunakan di SLB

ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali?

2. Pembuatan jadwal pelajaran seperti apa?

3. Bagaimana pembagian tugas guru dalam

mengajar?

4. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan

manajemen kurikulum PAI?

5. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan

manajemen kurikulum PAI?

PW.01 Guru PAI 1. Metode apa saja yang digunakan pada saat

pembelajaran?

2. Jika perencanaan mengajar tidak sesuai dengan

kondisi di lapangan, bagaima cara mengatasinya?

3. Bagaimana cara membiasakan siswa untuk

belajar?

PW.01 Guru PAI 1. Bagaimana mengatasi siswa yang tantrum?

2. Bagaimana cara membimbing siswa agar patuh

Page 114: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

95

dalam mengikuti pelajaran?

3. Terapi apa yang digunakan untuk mengatasi anak

yang tantrum?

PW.03 Guru PAI 1. Bagaimana strategi, metode, dan media yang

digunakan pada pembelajaran PAI?

2. Bagaimana evaluasi yang digunakan dalam

pembelajaran PAI?

3. Apa saja faktor pendukung implementasi

kurikulum PAI di kelas?

4. Apa saja kendala saat mengajarkan PAI kepada

anak didik?

5. Apakah prestasi yang diraih siswa di SLB ABCD

Tunas Pembangunan 2 Boyolali itu karena

banyaknya waktu belajar atau lebih karena metode

pembelajaran yang digunakan?

Page 115: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

96

Lampiran 2

PANDUAN PENGAMATAN

Kode Aktivitas Hal yang diamati

P.01 Pengamatan aspek

an-organik

1. Letak geografis SLB ABCD Tunas

Pembangunan 2 Boyolali.

2. Sarana prasarana SLB ABCD Tunas

Pembangunan 2 Boyolali.

P.02 Pengamatan aspek

organik

Kondisi umum, seperti guru, karyawan, peserta

didik, dan.

P.03 Proses Belajar

Mengajar

1. Proses kegiatan belajar mengajar PAI di SLB

ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali.

2. Strategi dan metode yang digunakan guru

dalam pembelajaran PAI di SLB ABCD Tunas

Pembangunan 2 Boyolali.

3. Media pembelajaran yang digunakan dalam

proses pembelajaran PAI.

4. Sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran

PAI.

Page 116: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

97

Lampiran 3

PANDUAN ANALISIS DOKUMEN

Kode Dokumen Unsur yang diiamati

PA.01 Profil Sekolah 1. Sejarah singkat berdirinya

2. Perkembangan SLB ABCD Tunas Pembangunan

2 Boyolali

3. Visi, misi, dan tujuan SLB ABCD Tunas

Pembangunan 2 Boyolali.

PA.02 Struktur

Organisasi

1. Struktur kepengurusan sekolah. di SLB ABCD

Tunas Pembangunan 2 Boyolali

PA.03 Kurikulum 1. Kurikulum Pendidikan SLB ABCD Tunas

Pembangunan 2 Boyolali.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata

pelajaran PAI di SLB ABCD Tunas

Pembangunan 2 Boyolali

3. Silabus dan RPP mata pelajaran PAI di SLB

ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali.

Page 117: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

98

Lampiran 4

Catatan Lapangan I

Kode : CL.P.01

Metode Pengumpulan Data : Observasi

Hari dan Tanggal : Jum’at, 5 Pebruari 2016

Lokasi : SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali

Deskripsi Data:

Kesempatan ini adalah pertama kali peneliti survei tempat dan mengobservasi

keadaan sekolah secara umum dan belum terstruktur dengan baik apa-apa yang

menjadi targetan penelitian. Peneliti niat silaturrahmi dan menyampaikan keinginan

untuk menjadikan SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali sebagai objek

penelitian. Peneliti sangat bersyukur karena keinginan peneliti disambut baik oleh

pihak sekolah. Pada kesempatan ini peneliti berkesempatan observasi lingkungan di

SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali. Adapun hasil dari observasi ini didapat

data mengenai letak SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali, batas-batas

geografis, dan keadaan sekolah secara umum.

Interpretasi:

SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali terletak di Jl. Raya Panasan Baru 1,5

KM Kenteng Taruban Nogosari Boyolali. Lokasinya yang berada di pedesaan yang

masih asri menjadikan suasana di sekolah menjadi nyaman, tenang, dan jauh dari

Page 118: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

99

kebisingan. Ruang kelas dihias dengan suasana islam tidak seperti ruang kelas di

sekolah kebanyakan. Sekolah dikelilingi oleh pagar tembok dan hanya ada saju pintu

gerbang masuk.

Page 119: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

100

Lampiran 5

Catatan Lapangan II

CL.PW.01

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari dan Tanggal : Jum’at, 5 Pebruari 2016

Lokasi : Ruang Tamu

Sumber Data : Subandi, S.Pd. (Kepala Sekolah)

Deskripsi Data:

Informan adalah Kepala SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali. Wawancara

kali ini merupakan wawancara yang pertama dengan beliau. Pelaksanaan wawancara

dengan menyampaikan izin penelitian dan kemudian menyampaikan pertanyaan

gambaran umum SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali terkait dengan keadaan

guru dan, siswa, dan kurikulum yang digunakan di SLB ABCD Tunas Pembangunan

2 Boyolali.

Interpretasi:

Guru yang mengajar di SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali rata-rata berlatar

belakang S1. Siswa SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali rata-rata berasal dari

latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Kurikulum yang digunakan di SLB ini

adalah kurikulum yaitu kurikulum yang berasal dari Dinas Pendidikan Nasional.

Page 120: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

101

Lampiran 6

Catatan Lapangan III

CL.PA.01; CL.PA.02; CL.PA.03

Metode Pengumpulan Data : Dokumentasi

Hari dan Tanggal : Sabtu, 6 Pebruari 2016

Lokasi : Ruang Kepala Sekolah

Sumber Data : Buku Profil Sekolah

Deskripsi Data:

Peneliti melakukan pengambilan data sekaligus dokumen-dokumen seperti struktur

kurikulum, pembagian tugas guru mengajar, dan profil sekolah yang meliputi visi,

misi, dan tujuan SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali. Peneliti juga

menanyakan mengenai berbagai prestasi yang telah dicapai. Dari hasil wawancara

terungkap bahwa SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali merupakan sekolah

dengan akreditasi B yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah SLB yang lain.

Interpretasi:

SLB ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali telah memiliki struktur kurikulum,

pembagian tugas mengajar, dan profil sekolah yang jelas. Visi, misi, maupun tujuan

sekolah mempengaruhi pengembangan kurikulum di sekolah. Out put yang

diharapkan dari SLB adalah siswa yang mampu survive dalam kehidupan yang

mandiri..

Page 121: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

102

Lampiran 7

Catatan Lapangan IV

CL.PW.02

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari dan Tanggal : Sabtu, 6 Pebruari 2016

Lokasi : Ruang Guru

Sumber Data : Supriyadi, S.Pd. (Wakil Kepala Sekolah)

Deskripsi Data:

Informan adalah Wakil Kepala bidang Kurikulum. Pertama kali wawancara dengan

beliau, peneliti menanyakan tentang kurikulum yang digunakan, khususnya

kurikulum PAI, tujuan pelaksanaan proses belajar mengajar PAI, peran kepala

sekolah dalam manajemen kurikulum PAI, kegiatan keseharian anak, kegiatan

penunjang pembelajaran PAI, dan sarana prasarana yang mendukung pembelajaran

PAI. Dari hasil wawancara terungkap hal-hal sebagai berikut:

1. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum gabungan

2. Nilai-nilai keislaman terintegrasi dalam kegiatan keseharian anak

3. Pembelajaran PAI dilaksanakan dengan tujuan agar peserta didik dalam hidup ini

bisa sejalan dengan tugasnya sebagai Khalifatullah dan juga sebagai Abdullah,

selain itu tujuannya untuk membentuk karakter Akhlakul Karimah.

4. Peran kepala sekolah dalam implementasi manajemen kurikulum PAI antara lain

menyusun rencana tahunan, memimpin rapat, melakukan pembinaan kurikulum,

Page 122: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

103

Controlling pelaksanaan berbagai program di sekolah, dan melakukan bimbingan

untuk guru.

5. Banyak kegiatan di sekolah yang menunjang pembelajaran PAI yang biasanya

berupa rutinitas harian siswa seperti sholat dhuha, sholat dhuhur berjama’ah dan

lain lain.

Interpretasi:

Nilai-nilai keislaman memang benar-benar diupayakan diintegrasikan dalam seluruh

kegiatan keseharian anak baik kegiatan akademik maupun non akademik. Semua

pihak baik kepala sekolah, guru, maupun orang tua sangat berperan dalam

menanamkan nilai-nilai religi tersebut. Apa yang diajarkan atau dialami siswa di

sekolah juga akan selalu terjaga saat di rumah.

Page 123: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

104

Lampiran 8

Catatan Lapangan V

CL. PW.02

Metode Pengumpulan Data : Wawancara

Hari dan Tanggal : Sabtu, 6 Pebruari 2016

Lokasi : Ruang Guru

Sumber Data : Diana Ilmiyati, SH.I. (Guru PAI )

Deskripsi Data :

Ini merupakan wawancara kedua dengan beliau. Pada kesempatan kali ini peneliti

bertanya mengenai perencanaan kurikulum PAI anak autis, penyusunan beberapa

program yang terkait dengannya, pelaksanaan kurikulum PAI anak autis, strategi

sekolah dalam melaksanakan kurikulum PAI anak autis, dan evaluasi kurikulum PAI

anak autis. dari hasil wawancara terungkap bahwa perencanaan kurikulum PAI anak

autis meliputi penyusunan berbagai program yaitu program tahunan, program

semester, silabus, RPP, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan jadwal pelajaran.

Pelaksanaan kurikulum PAI anak autis dibagi menjadi dua yaitu tingkat sekolah dan

tingkat kelas. Evaluasi kurikulum PAI anak autis dengan melakukan evaluasi hasil

belajar PAI anak autis dari para siswa. Hasil belajar anak tertuang dalam rapot angka,

rapot kualitatif.

Interpretasi:

Implementasi manajemen kurikulum PAI anak autis dengan berpedoman pada

kurikulum dari Dinas Pendidikan Nasional.

Page 124: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

105

Page 125: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

106

PEDOMAN OBSERVASI

A. Judul Penelitian : Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Untuk Anak Autis Pada Jenjang SD Di

Sekolah Luar Biasa-ABCD Tunas Pembangunan 2

A. Peneliti : Avika Diana Masykuroh

B. Responden : Guru PAI

C. Tempat Penelitian : Sekolah Luar Biasa-ABCD Tunas Pembangunan 2

D. Waktu : Tanggal 5 Pebruari s/d 11 Pebruari 2016S

E. Pengamatan Ke :Sekolah Luar Biasa-ABCD Tunas Pembangunan 2

Kab.Boyolai

C. Materi Wawancara : (Dalam Tabel berikut)

No Aspek

Yang

Diamati

Rincian Aspek

Yang Diamati

Deskripsi

Hasil Pengamatan

1 Metode

Mengajar

Kesesuaian antara

metode dengan

materi yang

disajikan.

Ketangkasan guru

dalam menerapkan

metode.

Langkah-langkah

Page 126: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

107

guru dalam

mengajar.

2 Media

Yang

Digunakan

Kesesuaian antara

media dengan

materi yang

disajikan.

Keterampilan

dalam

menggunakan

media.

3 Evaluasi Kesesuaian antara

evaluasi dengan

materi yang

disajikan.

Bentuk-bentuk

evaluasi yang

diberikan.

Page 127: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

108

Mengetahui

Responden

( Diana Ilmiyati, S.H. I)

Boyolali, 12 Pebruari 2016

Peneliti

(Avika Diana Masykuroh)

Page 128: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

109

PEDOMAN WAWANCARA

D. Judul Penelitian : PEMAHAMAN GURU MATEMATIKA DALAM

PEMBELAJARAN (Studi Fenomenologi Pembelajaran Matematika di

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surakarta)

E. Peneliti : Drs. Moh. Bisri, M.Pd.

F. Responden : Guru Mata Pembelajaran Matematika

G. Tempat Penelitian : Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surakarta

H. Waktu : ..................................................

I. Materi Wawancara : (Dalam Tabel berikut)

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana Bp/Ibu dalam

membuat rencana pelaksanaan

pembelajara (RPP)? (Tolong

diceritakan: kapan

pembuatannya, perlu waktu

berapa lama, apa ada

kendala,......)

2 Apa metode yang Bp/Ibu

gunakan dalam mengajar

matematika? (Tolong di

pasangkan antara materi

matematika dengan metode

yang biasa digunakan,

misalnya: Materi Bangun

Page 129: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

110

Ruang dengan metode

Demonstrasi)

3 Apa media yang Bp/Ibu

gunakan dalam mengajar

matematika? (Tolong

dipaparkan media yang sering

digunakan)

4 Apa evaluasi yang Bp/Ibu

gunakan dalam menguji

pemahaman siswa? (Tolong

diceritakan)

5 Apakah Bp/Ibu mengadakan

remidi, bila ada siswa yang

belum mencapai KKM? Apa

bentuk remidi yang sering di

lakukan?

Mengetahui

Responden

(..............................................)

Surakarta. ....................

Peneliti

(Drs. Moh. Bisri, M.Pd.)

Page 130: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

111

PEDOMAN WAWANCARA

A. Judul Penelitian : Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Untuk Anak Autis Pada Jenjang SD Di

Sekolah Luar Biasa-ABCD Tunas Pembangunan 2

B. Peneliti : Avika Diana Masykuroh

C. Responden : Guru Kelas 2 Autis

D. Tempat Penelitian : Sekolah Luar Biasa-ABCD Tunas Pembangunan 2

E. Waktu : Hari Sabtu, 6 Pebruari 2016

F. Materi Wawancara : (Dalam Tabel berikut)

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah tingkat pendidikan

Bp/Ibu membantu profesi

menjadi guru ? Tolong

diceritakan pengalaman

pendidikan yang berkaitan

langsung dengan materi yang

Bp/Ibu dapat mengambil

teladan dari sana?

Page 131: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

112

2 Apakah Bp/Ibu pernah

mengikuti pelatihan yang dapat

memperdalam pemahaman

anak autis? Tolong diuraikan

apa yang Bp/Ibu rasakan

membantu dalam menambah

pemahaman tentang anak autis?

3 Apakah Kepala Sekolah Bp/Ibu

memberikan dukungan dalam

setiap aktifitas pembelajaran ?

Coba Bp/Ibu sampaikan wujud

dukungan yang pernah

diberikan!

4 Apa yang mendorong Bp/Ibu

untuk bisa memahami

pembelajaran untuk anak autis

ini dengan baik ?

5 Bagaimana Bp/Ibu membantu

menyelesaian masalah siswa

dalam mengerjakan soal-soal ?

(Tolong diberikan contoh kasus

materi pembelajaran tertentu

Page 132: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

113

yang pernah menjadi masalah

bagi siswa)

Mengetahui

Responden

(Nurin Purnomowati, S. Pd)

Boyolali, Pebruari 2016

Peneliti

(Avika Diana Masykuroh)

Page 133: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

114

PEDOMAN WAWANCARA

A. Judul Penelitian : Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Untuk Anak Autis Pada Jenjang SD Di

Sekolah Luar Biasa-ABCD Tunas Pembangunan 2

B. Peneliti : Avika Diana Masykuroh

C. Responden : Wakil Kepala Sekolah

D. Tempat Penelitian : Sekolah Luar Biasa-ABCD Tunas Pembangunan

2

E. Waktu : Hari Sabtu, tanggal 6 Pebruari 2016

F. Materi Wawancara : (Dalam Tabel berikut)

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah Bp/Ibu guru dalam

membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP)

berkonsultasi dengan Anda?

(Tolong diceritakan masukan

apa yang pernah diberikan

kepada Bp/Ibu guru dalam

memperbaiki RPP)

Page 134: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

115

2 Apakah Bp/Ibu guru dalam

menggunakan metode mengajar

anak autis pernah berkonsutasi

dengan Anda? Saran apa yang

pernah Anda berikan kepada

guru dalam rangka

memperbaiki pembelajaran di

kelas?

Page 135: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

116

3 Apakah media yang digunakan

Bp/Ibu guru disediakan oleh

sekolah? (Tolong diceritakan

dukungan Anda kepada guru

dalam memenuhi kebutuhan

media dalam pembelajaran anak

autis)

4 Apakah Bp/Ibu guru pernah

berkonsultasi perihal evaluasi

pembelajaran?Saran apa yang

Anda pernah berikan kepada

Bp/Ibu guru ?

5 Apakah Bp/Ibu guru pernah

berkonsultasi perihal remidi

bagi siswa yang belum

terpenuhinya KKM? Tolong

diceritakan bentuk masukan

diberikan kepada guru dalam

memberikan remidi pada siswa!

Mengetahui Boyolali, Pebruari 2016

Page 136: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

117

Responden

(Supriyadi, S. Pd)

Peneliti

(Avika Diana Masykuroh)

Page 137: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

118

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU PAI SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi guru? Kalau di SLB-ABCD Tunas

Pembangunan 2 Boyolali ini?

1. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu? Prodi/Jurusan apa?

2. Apakah Bapak/Ibu juga mengajar di sekolah lain selain di sini?

3. Selain mata pelajaran PAI, apakah Bapak/Ibu juga mengampu mata

pealajaran lain? Apa saja?

4. Menurut Bapak/Ibu, mengajar PAI itu bagaimana (misal menyenangkan atau

membosankan)? Apa alasannya?

5. Kalau boleh memilih, apakah Bapak/Ibu lebih memilih mata pelajaran PAI

atau yang lain? Kenapa?

6. Apa motivasi bpk/ibu menjadi guru PAI?

7. Di kelas berapa Bapak/Ibu mengajar?

8. Selama menjadi guru PAI, berapa kali ikut penataran atau sejenisnya yang

berhubungan dengan pembelajaran PAI? Apa saja? Berapa lama? Di mana?

9. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana semangat siswa dalam mengikuti pelajaran

PAI?

10. Kurikulum mana yang digunakan di SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali

ini? Kenapa?

11. Apakah Bapak/Ibu sudah pernah ikut penataran atau sejenisnya tentang

pelaksanaan kurikulum 2013?

12. Menurut Bapak/Ibu apa bedanya kurikulum 2004 dengan 2013?

13. Apakah Bapak/Ibu membuat RPP kalau akan mengajar? Kapan membuatnya?

Apa kendala yang Bapak/Ibu hadapi dalam membuat RPP? Berapa lama?

14. Selain membuat RPP, apa saja yang Bapak/Ibu persiapkan?

15. Menurut Bapak/Ibu, metode apa yang paling sering digunakan dalam KBM ?

Kenapa?

16. Jika metode mengajar yang direncanakan RPP tidak sesuai dengan kondisi

kelas, bagaimana Bapak/Ibu mengatasinya?

17. Media apa yang paling sering Bapak/Ibu gunakan? Kenapa?

18. Selain buku paket, apakah Bapak/Ibu menggunakan buku lain sebagai

pengayaan? Apa judulnya? Kenapa?

Page 138: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

119

19. Apa tindakan Bapak/Ibu kalau dalam KBM ada siswa yang tidak

memperhatikan atau ribut?

20. Bagaimana bentuk evaluasi yang Bapak/Ibu lakukan? Lisan atau tulis? Kapan

dilaksanakan?

21. Jika ada siswa yang belum paham tentang materi yang Bapak/Ibu ajarkan

saat itu, bagaimana solusinya?

22. Bagaimana mengatasi siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran?

23. Bagaimana Bapak/Ibu mengatasi, jika ada materi yang Bapak/Ibu tidak

senang terhadap materi tersebut?

24. Menurut Bapak/Ibu, komunikasi yang bagaimana yang baik antara guru

dengan siswa, guru dengan guru lain, guru dengan kepala Madrasah, dan

guru dengan wali murid (komite sekolah)?

25. Bagaimana tanggapan bapak/ibu bila siswa di kelas bersikap pasif?

26. Menurut Bapak/Ibu, apakah guru PAI perlu meningkatkan kompetensinya?

Dalam bentuk apa?

27. Bagaimana kerjasama yang dibangun antar guru selain PAI?

28. Menurut Bapak/Ibu, berapa rata-rata nilai US siswa SLB-ABCD Tunas

Pembangunan 2 Boyolali tahun ini? Kenapa?

29. Selama ini, apakah pernah siswa mendapat nilai sempurna (10) pada mata

pelajaran PAI? Kalau pelajaran yang lain?

30. Apakah Bapak/Ibu puas dengan hasil yang diperoleh siswa selama mengikuti

US? Kenapa?

31. Persiapan apa saja yang dilakukan dalam menghadapi US? Oleh siswa

bagaimana? Oleh guru PAI? Oleh guru mata pelajaran yang di-US-kan? Guru

lain? Dan kepala Sekolah?

32. Apakah Bapak/Ibu menyediakan waktu khusus untuk siswa konsultasi, baik

masalah pelajaran ataupun yang lainnya? Kapan dan di mana?

33. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana dukungan Sekolah dalam meningkatkan

kinerja guru PAI? Dalam bentuk apa?

34. Apa saran Bapak/Ibu untuk meningkatkan KBM di SLB-ABCD Tunas

Pembangunan 2 ini? Bagi guru PAI? Bagi siswa? Bagi guru lain?

Page 139: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

120

Kegiatan Prektek Berwudhu

Page 140: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

121

Page 141: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

122

Kegiatan Sholat Dhuha

Page 142: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

123

Page 143: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

124

Page 144: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

125

Kegiatan ektra menari

Page 145: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

126

Page 146: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

127

Kegiatan Ketrampilan siswa

Page 147: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

128

Page 148: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

129

Kegiatan Jum’at sehat

Page 149: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

130

Kegiatan Belajar Mengajar

Page 150: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

131

Page 151: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

132

s

Page 152: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

133

Prestasi yang diperoleh

Page 153: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

134

Gedung SLB-ABCD Tunas Pembangunan 2 Boyolali

Page 154: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

135

Ruang Guru

Page 155: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

136

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Avika Diana Masykuroh

2. Tempat, tanggal Lahir : Surakarta, 17 April 1982

3. Alamat : Banyuanyar Rt 04 Rw 09, Kec. Banjarsari Kodya.

Surakarta KP. 57137

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Status : Menikah

6. Tinggi/berat badan : 150/ 49kg

7. Golongan darah : B

8. HP : 085 725 205 217

9. Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

A. FORMAL

1. SD Djama’atul Ichwan Surakarta, Lulus tahun 1994

2. SMP Al-Islam 1 Surakarta Lulus Tahun 1997

3. MAN I Surakarta Lulus Tahun 2000

4. STAIN Surakarta Prodi Syari’ah- Muamalah Lulus Tahun 2004

5. AKTA IV STAIN Surakarta Lulus Tahun 2005

B. NON FORMAL

No Nama kegiatan Penyelenggara Waktu

kegiatan

Page 156: MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA …eprints.iain-surakarta.ac.id/125/1/2016TS0013.pdf · v halaman pengesahan tesis manajemen pembelajaran pendidikan agama islam untuk anak

137

1. Seminar Nasional Pendidikan

Kurikulum 13 antara peluang

dan tantangan

IAIN Surakarta 3- April-

2013

2. Studium General Pascasarjana

IAIN Surakarta

IAIN Surakarta 30 – sep

tember

2013

3. Seminar At the academic

discussion on, ” Study of Al-

Qur’anic Exegesis” hosted by

postgraduate studies of state

IAIN Surakarta

IAIN Surakarta 28 - April

2014

4. Seminar Nasional Nasional

The Art Of Teaching

UNS Surakarta 18 - April-

2015

5. Seminar Nasional dalam

rangka Science Week 8th

Peran Pendidikan dalam

Menghadapi MEA

UNS Surakarta 8 –

November -

2015

6. Pendidikan Pemakaian

Perpustakaan

IAIN Surakarta 27-

Desember

2013