50
MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

  • Upload
    ngodieu

  • View
    265

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE,

PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU

ANDRI SETIAWAN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN
Page 3: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Pemanenan

Kelapa Sawit (Elaeis guneensis Jacq.) di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada,

Minamas Plantation, Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Andri Setiawan

NIM A24090057

Page 4: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

ABSTRAK

ANDRI SETIAWAN. Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

Jacq.) di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau.

Dibimbing oleh SLAMET SUSANTO.

Kegiatan magang memberikan penulis pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman bekerja di perkebunan kelapa sawit. Kegiatan berlangsung dari bulan

Februari hingga Juni 2013 di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas

Plantation, Riau. Metode yang digunakan pada kegiatan magang terbagi menjadi

tiga tahap yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan

pendamping asisten. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap variabel yang

akan dianalasis lebih lanjut. Variabel yang diamati meliputi interval panen, angka

kerapatan panen, manajemen tenaga kerja, pengawasan mutu panen dan

manajemen transportasi. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara statistika

menggunakan operasi hitung dan uji t-student. Prestasi kerja penulis selama

pelaksanaan kegiatan magang secara teknis masih di bawah standar perusahaan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara garis besar Divisi 1 Teluk Siak Estate

sudah menerapkan manajemen pemanenan kelapa sawit dengan baik.

Permasalahan pemanenan yang ditemukan di Divisi 1 Teluk Siak Estate yaitu

kekurangan jumlah tenaga kerja dan ketidaktepatan penunasan. Selain itu, tidak

terdapat perbedaan antara lahan gambut dan mineral pada variabel angka

kerapatan panen, sedangkan pada variabel produksi dan bobot janjang rata-rata

berbeda nyata.

Kata kunci: angka kerapatan panen, interval panen, pengawasan, tenaga kerja

ABSTRACT

ANDRI SETIAWAN. Harvesting Management of Oil Palm (Elaeis guineensis

Jacq.) at Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau.

Supervised by SLAMET SUSANTO.

Internship program enhanced knowledge, skill and working experience at

oil palm plantation. This activity was conducted from February to June 2013 at

Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau. The method

used was divided into three stages, employee, co-mandor and co-field assistant.

Moreover, the observation of variables that would be analyzed were conducted

paralelly. Variables observed were harvest interval, harvest density, labour

management, harvest quality control and transportation management. The data

collected was statistically analyzed using sum operation and t-test. The work

achievement during the internship program was technically still under the

standard of the plantation company. The analysis result indicated that Teluk Siak

Estate 1st Division had generally implemented good oil palm harvest

management. Harvesting problems that found at Teluk Siak Estate 1st Division

were lack of labour and inappropiate pruning. Moreover, it is indicated that there

was no difference between peat soil and mineral soil in harvest density,

Page 5: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

meanwhile in production and average bunch weight variables was significantly

different.

Keywords: harvest density, harvest interval, labour, supervision

Page 6: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN
Page 7: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE,

PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU

ANDRI SETIAWAN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN
Page 9: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

Judul Skripsi : Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guneensis Jacq.) di

Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Riau

Nama : Andri Setiawan

NIM : A24090057

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Slamet Susanto, MSc

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MScAgr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN
Page 11: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik. Skripsi merupakan

hasil dari kerja dan analisis selama kegiatan magang yang dilaksanakan di Teluk

Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau selama empat bulan.

Terima kasih pernulis ucapkan kepada:

1. Bapak Endang Pahrurodji dan Ibu Euis Nurmawati serta seluruh keluarga

besar (Ai Nuraeni, Dewi Meliana, Linda Handayani, Alm. Asep Komara dan

Dera Budiman) atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis

2. Prof Dr Ir Slamet Susanto, MSc selaku pembimbing skripsi atas bimbingan

dan arahan dalam pembuatan skripsi

3. Dr Ir Supijatno, MSi dan Dr Ir Iskandar Lubis, MS selaku dosen penguji atas

saran untuk perbaikan skripsi

4. Dr Ir Ketty Suketi, MSi selaku pembimbing akademik atas bimbingan dan

saran-saran selama masa studi

5. Bapak Endang Syarifuddin selaku Manajer Teluk Siak Estate dan seluruh

keluarga besar Teluk Siak Estate yang telah menerima dan membimbing

penulis selama kegiatan magang

6. Keluarga Agronomi dan Hortikultura khususnya angkatan 46 (2009) atas

kebersamaan dan pelajaran selama masa kuliah

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna sehingga penulis

mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun ke arah yang lebih baik.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Andri Setiawan

Page 12: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Kelapa Sawit 2

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 2

Pemanenan Kelapa Sawit 3

METODE MAGANG 4

Waktu dan Tempat 4

Metode Pelaksanaan 4

Pengamatan dan Pengumpulan Data 5

Analisis Data dan Informasi 5

KEADAAN UMUM 6

Sejarah dan Perkembangan Kebun 6

Letak Wilayah Administratif 6

Keadaan Iklim dan Tanah 6

Luas Areal dan Tata Guna Lahan 7

Keadaan Tanaman dan Produksi 7

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 9

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10

Aspek Teknis 10

Aspek Manajerial 18

HASIL DAN PEMBAHASAN 20

Prestasi Kerja pada Pelaksanaan Aspek Teknis Magang 20

Interval Panen 20

Angka Kerapatan Panen 21

Tenaga Kerja Panen 22

Pengawasan Mutu Panen 22

Produksi TBS, OER, KER dan FFA 24

Page 13: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

KESIMPULAN DAN SARAN 25

Kesimpulan 25

Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN 27

RIWAYAT HIDUP 36

Page 14: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

DAFTAR TABEL

1 Tata guna lahan Teluk Siak Estate berdasarkan tahun tanam 7 2 Jumlah populasi tanaman kelapa sawit di Divisi 1 Teluk Siak Estate 8 3 Produksi tandan buah segar (TBS) di Teluk Siak Estate tahun 2007-

2012 8 4 Produktivitas tandan buah segar (TBS) di Teluk Siak Estate pada

tahun 2007-2012 9 5 Jumlah tenaga kerja Teluk Siak Estate hingga bulan Juni 2013 9 6 Tanda dan nomor dalam leaf sampling unit (LSU) 14 7 Jenis perlengkapan panen yang digunakan dalam kegiatan panen 18 8 Prestasi kerja yang dicapai penulis, karyawan dan standar

perusahaan 20 9 Interval panen Divisi 1 Teluk Siak Estate selama empat bulan 20

10 Perbandingan angka kerapatan panen, produksi aktual dan bobot

janjang rata-rata berdasarkan jenis tanah di Divisi 1 Teluk Siak

Estate 21 11 Mutu buah pemanen di Divisi 1 Teluk Siak Estate 23 12 Mutu hancak pemanen di Divisi 1 Teluk Siak Estate 24 13 Produksi TBS Divisi 1 Teluk Siak Estate dan ekstraksi di Teluk Siak

Factory lima tahun terakhir 25

DAFTAR GAMBAR

1 Bongkar tumbuhan pengganggu 10 2 Pengendalian gulma secara kimia 11 3 Penyusunan tandan kosong pada areal TM kelapa sawit 12 4 Penyusunan pelepah dengan sistem U Shape 12 5 Metode penaburan pupuk 13 6 Metode pengambilan contoh sensus ulat api 15 7 Kegiatan pemanenan 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di

Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau 27 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Teluk

Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau 28 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Teluk

Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation, Riau 29 4 Peta lokasi kebun Teluk Siak Estate 31 5 Data curah hujan lima tahunan Teluk Siak Estate 32 6 Peta areal tata guna lahan Teluk Siak Estate 33 7 Struktur organisasi Teluk Siak Estate 34 8 Rekomendasi dosis pemupukan Divisi 1 Teluk Siak Estate 35

Page 15: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan.

Tanaman ini menghasilkan minyak dengan produktivitas yang paling tinggi

dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (Pahan 2010).

Minyak yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk

bahan makanan, kosmetik dan obat serta industri yang menggunakan oleokimia.

Minyak kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan mentega,

minyak goreng atau minyak makan dan berbagai jenis asam lemak nabati. Produk

kosmetik dan obat-obatan seperti cream, shampo, lotion serta vitamin dapat

dihasilkan dari minyak ini. Kegunaannya yang banyak akan berbanding lurus

dengan kebutuhan minyak kelapa sawit.

Kebutuhan minyak sawit dapat dipenuhi dengan industri hulu yang baik

yaitu sektor perkebunan kelapa sawit. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia

mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir seiring dengan peningkatan luas

lahan kelapa sawit yaitu: tahun 2010 produksi CPO sebesar 22.5 juta ton dengan

luas 8.55 juta ha, tahun 2011 sebesar 24.0 juta ton dengan luas 9.1 juta ha, tahun

2012 produksi CPO sebesar 24.4 juta ton dengan luas 9.2 juta ha (Badan Pusat

Statistik 2014).

Industri hulu kelapa sawit meliputi seluruh teknik budi daya tanaman kelapa

sawit di lapangan. Teknik budi daya kelapa sawit di perkebunan berawal dari

pembukaan lahan hingga panen dan pasca panen (transportasi). Salah satu teknik

budidaya yang terpenting yaitu pemanenan. Panen merupakan kegiatan

pemotongan tandan buah segar dari pohon kelapa sawit hingga pengangkutan ke

pabrik kelapa sawit. Keberhasilan pemanenan akan meningkatkan pencapaian

produksi dan produktivitas kelapa sawit. Kegagalan dalam pemanenan dapat

mengakibatkan terhambatnya pencapaian tersebut. Pemeliharaan terbaik tidak

berguna jika pemanenan tidak optimal (PPKS 2007).

Kegiatan pemanenan bertujuan menghasilkan produksi yang tinggi dengan

mutu yang baik. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan persiapan panen yang

terencana, pelaksanaan panen yang tepat, pengawasan panen yang baik serta

transportasi hasil panen yang optimal. Fokus utama kegiatan panen adalah

memotong semua tandan matang panen dengan rotasi panen yang tepat waktu

dengan mutu panen sesuai standar, mengutip seluruh brondolan (loose fruit), serta

mengirimkan seluruh tandan buah segar (TBS) yang dipanen ke pabrik kelapa

sawit (PKS) dalam waktu tidak lebih dari 24 jam.

Pemanenan akan mempengaruhi produksi dan kualitas minyak kelapa sawit

yang dihasilkan. TBS kelapa sawit harus dipanen tepat waktu dengan tingkat

kematangan yang sesuai dan segera diangkut menuju PKS. Waktu panen yang

tepat akan menghasilkan minyak kelapa sawit yang berkualitas baik dengan

kandungan asam lemak bebas (ALB) yang rendah. Keterlambatan pemanenan

akan mengakibatkan meningkatnya kandungan ALB pada kelapa sawit yang

menunjukkan kualitas minyak kelapa sawit yang rendah. Pemanenan buah mentah

akan menghasilkan minyak kelapa sawit dengan kandungan ALB yang rendah

tetapi kandungan minyaknya rendah sehingga produksi minyak menjadi sedikit.

Page 16: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

2

Berdasarkan hal tersebut, pemanenan kelapa sawit harus dilakukan dengan baik

agar tidak ada kehilangan hasil di lapangan serta menghasilkan TBS yang optimal

dan minyak kelapa sawit yang memiliki kualitas baik. Analisis mengenai

manajemen pemanenan perlu dilakukan agar kegiatan pemanenan dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk menjaga produksi dan kualitas

minyak kelapa sawit.

Tujuan

Kegiatan magang yang dilaksanakan memiliki dua tujuan yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. Tujuan umum kegiatan magang adalah untuk

meningkatkan pengetahuan, melatih keterampilan penulis dan memperoleh

pengalaman bekerja langsung di perkebunan kelapa sawit. Tujuan khusus kegiatan

magang adalah mempelajari manajemen pemanenan secara teknis, pengelolaan

serta menganalisis masalah yang berkaitan dengan produksi yang dihasilkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan berupa

pohon dengan batang lurus dari kelas Angiospermae, ordo Monocotyledonae,

famili Arecaceae, dan genus Elaeis. Nama latin kelapa sawit Elaeis berasal dari

elaion yang berarti minyak, guineensis berasal dari kata guinea berarti Pantai

Barat Afrika. Jacq berasal dari Jacquin, nama seorang botanis Amerika pemberi

nama latin kelapa sawit (Mangoensoekarjo dan Semangun 2003).

Batang kelapa sawit tidak memiliki cabang dan kambium dengan tipe

pertumbuhan primer. Titik tumbuhnya berada pada ujung batang. Tinggi

maksimum kelapa sawit yang ditanam di perkebunan mencapai 18 m, sedangkan

yang tumbuh secara liar mencapai 30 m. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi

sebagai penyerap hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Perakarannya sangat

kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder,

tersier, dan kuarter. Akar primer tumbuh hingga perbatasan air tanah, sedangkan

akar sekunder, tersier, kuarter tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah bahkan

akar tersier dan kuarter menuju lapisan atas yang mengandung banyak zat hara.

Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan

bertulang daun sejajar. Daun membentuk pelepah yang panjangnya mencapai

lebih dari 7.5–9 m dengan jumlah anak daun 250–400 helai pelepah-1

.

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Kelapa sawit dapat tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1 000

mdpl tetapi pertumbuhan tanaman dan produktivitas yang optimal kelapa sawit

akan tercapai jika ditanam pada lokasi dengan ketinggian maksimum 400 mdpl

(Sukamto 2008). Menurut Pahan (2010), lahan adalah tempat tanaman berada.

Tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial

jika tanpa lahan. Lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga

Page 17: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

3

faktor yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan

tanah. Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah latosol,

podsolik, alluvial, dan gambut. Sifat fisik dan kimia tanah di antaranya struktur

tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih dari 80 cm, tekstur

tanah ringan serta memiliki pH 4.0 – 6.0. Kelapa sawit tumbuh pada berbagai

jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol,

organosol, dan alluvial. Tanaman kelapa sawit akan tumbuh baik pada tanah yang

gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas sedang, dan membuat solum yang

tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas (Fauzi et al. 2006).

Lamanya penyinaran matahari dan jumlah curah hujan memiliki korelasi

dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya

tidak kurang dari 6 jam hari-1

. Temperatur optimum tanaman kelapa sawit antara

24–28 °C. Kelembapan optimum yang ideal untuk tanaman kelapa sawit sekitar

80–90 % dan kecepatan angin 5–6 km jam-1

untuk membantu proses penyerbukan

bunga kelapa sawit. Curah hujan yang ideal untuk tanaman kelapa sawit yaitu

berkisar 2 000–2 500 mm tahun-1

dan tersebar merata sepanjang tahun. Defisit air

pada kelapa sawit tergantung pada keseimbangan air. Tanaman kelapa sawit

umumnya akan mengalami defisit air apabila berada pada kondisi curah hujan

yang rendah atau curah hujan yang cukup tinggi namun memiliki bulan kering

yang panjang (Rahutomo et al. 2007).

Pemanenan Kelapa Sawit

Panen merupakan kegiatan pemotongan tandan buah segar (TBS) dari

pohon hinggga pengangkutan ke pabrik. Prinsip kegiatan panen adalah memotong

tandan matang, mengumpulkan dan mengangkut TBS ke pabrik untuk diolah

menjadi minyak kelapa sawit. Menurut Lubis (1992), keberhasilan panen dan

produksi sangat tergantung pada bahan tanaman yang dipergunakan, manusia

(pemanen) dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang dipergunakan untuk panen,

kelancaran transportasi serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi panen

yang baik, keadaan areal, insentif yang disediakan dan lain-lain. Panen adalah

pekerjaan penting di perkebunan kelapa sawit karena menjadi sumber pendapatan

bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit.

Sistem panen kelapa sawit yang memenuhi standar tertentu akan

menghasilkan minyak yang bermutu baik. Standar sistem panen yang biasa

digunakan adalah tidak ada buah mentah, tidak meninggalkan buah matang,

semua brondolan dikutip dan dibawa ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dalam

kondisi bersih dan membrondolkan buah yang terlalu matang dan memotong

pendek tangkai buah (Sastrosayono 2005). Faktor pemanenan yang menentukan

dalam mendapatkan kualitas dan kuantitas minyak kelapa sawit (MKS) dan inti

kelapa sawit (IKS) yang tinggi adalah ketepatan rotasi panen. Keterlambatan

rotasi panen dapat mengakibatkan meningkatnya buah lewat matang. Rotasi panen

yang terlalu cepat mengakibatkan banyak buah mentah yang dipanen.

Penyelesaian masalah ketidaktepatan rotasi panen adalah melakukan pemantauan

pada daftar rotasi panen, informasi umur tanaman dan angka kerapatan panen

setiap blok, jumlah tenaga kerja, jumlah borongan, persentase siap borong dan

curah hujan (Pahan 2010).

Page 18: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

4

Persiapan panen yang baik diperlukan dalam kegiatan panen. Persiapan

tersebut meliputi penentuan kebutuhan tenaga kerja, penyediaan peralatan

penunjang panen, transportasi pengangkutan hasil panen, pengetahuan kerapatan

panen dan persiapan sarana panen. Kebutuhan tenaga kerja panen dapat

dipengaruhi oleh keadaan luas lahan tanaman menghasilkan (TM), topografi lahan,

kerapatan panen dan umur tanaman. Persiapan sarana panen yang meliputi

pengerasan jalan, pembuatan titi panen, pembuatan jalan pikul dan pembuatan

TPH berpengaruh dalam optimalisasi panen (Fadli et al. 2006).

METODE MAGANG

Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan, dimulai pada bulan

Februari sampai bulan Juni 2013 di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada,

Minamas Plantation, Desa Tualang Timur, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak,

Provinsi Riau.

Metode Pelaksanaan

Metode yang dilakukan pada kegiatan magang terbagi menjadi dua bagian

yaitu kegiatan aspek teknis dan aspek manajerial di kebun maupun di kantor.

Pelaksanaan kegiatan tersebut terbagi ke dalam tiga tahap yaitu kegiatan sebagai

karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan pendamping asisten divisi.

Kegiatan yang dilakukan sebagai KHL meliputi pengendalian gulma secara

manual maupun kimia, pemupukan organik, replanting, pemanenan, sensus ulat

api dan pelatihan leaf sampling unit (LSU). Setiap kegiatan teknis dicatat dalam

jurnal harian seperti kegiatan yang telah dilakukan pada hari tersebut, prestasi

kerja dan standar kerja yang ditetapkan perusahaan. Jurnal harian tersebut

terlampir pada Lampiran 1.

Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan kedua adalah kegiatan sebagai

pendamping mandor. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah

mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan karyawan, membantu dalam

pembuatan laporan harian mandor (buku kegiatan mandor). Pekerjaan yang

dilaksanakan pada tahap ini selain pendamping mandor juga sebagai pendamping

kerani (kerani cek sawit, kerani brondolan, kerani 2 serta kerani 1). Kegiatan

tersebut dilaksanakan selama satu bulan dengan rincian kegiatan yang terlampir

pada Lampiran 2.

Kegiatan manajerial tingkat divisi dilaksanakan pada bulan ketiga dan

keempat sebagai pendamping asisten Divisi 1 Teluk Siak Estate. Tugas sebagai

pendamping asisten adalah mengikuti lingkaran pagi asisten, mempelajari

administrasi dan manajerial tingkat divisi, membantu pengelolaan dan

pengawasan karyawan dan membantu tugas asisten yang lain. Rincian kegiatan

sebagai pendamping asisten yang telah dilaksanakan terlampir pada Lampiran 3.

Selain ketiga kegiatan tersebut dilakukan analisis khusus terhadap manajemen

pemanenan kelapa sawit yang dilaksanakan di Teluk Siak Estate.

Page 19: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

5

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan dengan menggunakan

metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung digunakan untuk

mendapatkan data primer melalui kegiatan pengamatan di lapangan, wawancara

dan diskusi langsung dengan karyawan, mandor serta asisten. Data primer yang

dikumpulkan diutamakan pada setiap aspek pemanenan meliputi persiapan panen,

pelaksanaan panen serta transportasi panen. Rincian data primer meliputi:

Tenaga kerja panen. Kebutuhan tenaga kerja panen dilakukan melalui

diskusi bersama mandor dan asisten divisi, pengamatan langsung di lapangan,

serta mengumpulkan data jumlah tenaga panen di Teluk Siak Estate.

Angka kerapatan panen. Pengamatan angka kerapatan panen dilakukan

pada dua blok dengan dua jenis tanah yang berbeda. Setiap blok panen diamati

sebanyak lima kali ulangan. Setiap ulangan diambil tanaman contoh 10% dari

jumlah populasi tiap blok. Metode pengambilan contoh dilaksanakan dengan

mengambil contoh pada tiga tempat yaitu di tepi utara, tepi selatan blok serta di

tengah blok. Angka kerapatan panen didapatkan dari jumlah tandan yang dapat

dipanen besok dengan jumlah pohon yang diperiksa.

Mutu buah pemanen. Pengamatan mutu buah diamati dari enam pemanen

yang berbeda pada hari panen dan blok yang sama. Setiap pemanen diamati

sebanyak empat ulangan dengan jumlah buah yang diamati sebanyak 25 buah

pada TPH pertama dan kedua pemanen. Parameter untuk mutu buah adalah

jumlah tandan matang (ripe), tandan mentah (unripe), tandan kurang matang

(under ripe) serta tandan lewat matang (empty bunch).

Mutu hancak pemanen. Pengamatan dilakukan dengan mengamati kualitas

hancak dari enam pemanen pada hari panen dan blok yang sama. Setiap

pemanen diamati sebanyak tiga ulangan. Jumlah pohon yang diamati sebanyak

80 pohon pada blok pertama pemanen. Parameter yang diamati meliputi tandan

matang tidak dipanen (unharvesting bunch), dan brondolan tidak dikutip (loose

fruits), serta kondisi penunasan.

Data sekunder didapatkan dari rekapitulasi data kantor kebun Teluk Siak

Estate. Rincian data tersebut meliputi keadaan umum perusahaan, keadaan iklim,

letak geografi, luas areal dan tata guna lahan, serta data historis produksi yang

meliputi data produksi, serta ekstraksi di PKS seperti persentase ekstraksi minyak

(OER), persentase ekstraksi kernel (KER) dan kandungan asam lemak bebas

(FFA). Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi pustaka selain dari

rekapitulasi kantor kebun.

Analisis Data dan Informasi

Analisis yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari kegiatan

magang adalah analisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif

digunakan untuk mencari jumlah, rata-rata dan presentase hasil pengamatan yang

kemudian dideskripsikan dengan menggunakan pembanding standar yang berlaku

dan literatur yang ditemukan. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

analisis statistik sederhana dengan menggunakan uji t-student.

Page 20: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

6

KEADAAN UMUM

Sejarah dan Perkembangan Kebun

Teluk Siak Estate (TSE) merupakan salah satu kebun kelapa sawit yang

dikelola oleh PT Aneka Intipersada di bawah PT Minamas Plantation yang

merupakan bagian dari Sime Darby Group. PT Aneka Intipersada merupakan

suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989 dengan

tujuan utama untuk usaha di bidang pertanian dan perkebunan. Perkebunan kelapa

sawit yang dimiliki perusahaan ini merupakan hasil konversi dari hutan sekunder

dengan luas sekitar 12 000 ha di atas cadangan lahan seluas 15 000 ha.

Penanaman kelapa sawit pada areal tersebut dimulai sejak tahun 1989. PT Aneka

Intipersada terdiri dari tiga kebun yaitu Aneka Persada Estate (APE), Teluk Siak

Estate (TSE) dan Pinang Sebatang Estate (PSE) serta satu pabrik kelapa sawit

yaitu Teluk Siak Factory (TSF). Pabrik tersebut dibangun pada tahun 1999 dan

pada tahun 2000, pabrik ini mulai beroperasi dengan kapasitas olah 45 ton jam-1

.

Letak Wilayah Administratif

Teluk Siak Estate terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang,

Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Wilayah perkebunan ini secara geografis terletak

antara 1°52'30''–2°4'25'' LS dan 103°19'45''–103°27'57'' LU. Kebun ini berbatasan

sebelah barat dengan PT SIR Surya Dumay Grup, sebelah utara dengan Desa

Gasib, Kecamatan Koto Gasib, sebelah selatan dengan Pinang Sebatang Estate

dan sebelah timur dengan Aneka Persada Estate. Jarak dari kebun ini menuju

Pekanbaru yaitu 55.138 km dan jarak menuju Kabupaten Siak yaitu 73.437 km.

Peta lokasi Teluk Siak Estate terlampir pada lampiran 4.

Keadaan Iklim dan Tanah

Teluk Siak Estate memiliki curah hujan tahunan yang optimal untuk

pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Berdasarkan data curah hujan tahunan pada

tahun 2007–2012, curah hujan di Teluk Siak Estate berkisar antara 2 048–2 609

mm. Curah hujan optimum untuk tanaman kelapa sawit yaitu 2 000–2 500 mm.

Teluk Siak Estate termasuk ke dalam tipe iklim A yaitu tipe iklim sangat basah

berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson dengan jumlah rata-rata 1 bulan

kering dan 11 bulan basah. Data curah hujan periode 2007–2012 selengkapnya

terdapat pada Lampiran 5.

Jenis tanah yang terdapat di Teluk Siak Estate yaitu tanah mineral dan tanah

gambut. Tanah mineral seluas 2 169.18 ha atau 75.34% dari luas seluruh lahan.

Tanah gambut seluas 710.02 ha atau 24.66% dari luas seluruh lahan. Keadaan

topografi di Teluk Siak Estate bervariasi dengan keadaan topografi datar,

bergelombang dan berbukit.

Teluk Siak Estate terbagi menjadi tiga divisi yaitu Divisi 1 dengan luas

lahan 1 036.16 ha, Divisi 2 dengan luas lahan 1 116.68 ha dan Divisi 3 dengan

luas lahan 1 141.36 ha. Luas lahan Teluk Siak Estate yang ditanami kelapa sawit

seluas 2 879.20 ha. Areal lainnya digunakan untuk pabrik, perumahan karyawan,

infrastruktur jalan, konservasi dan okupasi.

Page 21: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

7

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Teluk Siak Estate memiliki luas areal perkebunan sawit berdasarkan hak

guna usaha (HGU) sebesar 3 321.20 ha. Data tata guna lahan Teluk Siak Estate

berdasarkan tahun tanaman dapat dilihat pada Tabel 1 dan peta tata guna lahan

terlampir pada lampiran 6.

Tabel 1 Tata guna lahan Teluk Siak Estate berdasarkan tahun tanam

Kelompok areal

Luas areal

Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3 Total

.......................(ha).......................

Tanaman menghasilkan (TM)

Tahun tanam 1994 - 292.14 - 292.14

Tahun tanam 1995 67.70 - - 67.70

Tahun tanam 1996 256.54 444.03 176.91 877.48

Tahun tanam 1997 227.37 - 211.83 439.20

Tahun tanam 1998 358.26 - 194.19 552.46

Tahun tanam 1999 - - 69.87 69.87

Tahun tanam 2000 - - 35.43 35.43

Tahun tanam 2001 - - 118.24 118.24

Tahun tanam 2003 - 76.67 76.67

Tahun tanam 2004 - - 51.42 51.42

Tahun tanam 2009 29.00 - - 29.00

Sub total TM : 938.87 736.16 934.57 2 609.60

Tanaman belum menghasilkan

(TBM) dan replanting

Tahun tanam 2011 - 30.00 - 30.00

Tahun tanam 2013 (replanting) - 239.60 - 239.60

Sub total TBM dan replanting: - 269.60 - 269.60

Lain-lain 124.29 110.92 206.79 442.00

Total 1 063.16 1 116.68 1 141.36 3 321.20

Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit yang ditanam di Teluk Siak Estate memiliki tipe

Tenera yaitu hasil persilangan antara Dura dan Pisifera. Varietas yang digunakan

adalah Marihat, Socfindo, Lonsum, Rispa dan Guthrie. Jarak tanam yang

digunakan berukuran 9.2 × 9.2 × 9.2 m dengan standar populasi tanaman kelapa

sawit per hektar 136 pohon ha-1

. Jumlah populasi kelapa sawit tersebut terkadang

tidak sesuai karena terdapat pohon yang ditumbang serta pohon ganda. Pohon

yang ditumbang antara lain adalah pohon yang sakit, tidak menghasilkan buah dan

pohon yang terkena petir. Populasi tanaman kelapa sawit di lapangan dapat dilihat

pada Tabel 2.

Page 22: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

8

Tabel 2 Jumlah populasi tanaman kelapa sawit di Divisi 1 Teluk Siak Estate

Blok Luas areal Jumlah populasi Populasi per hektar

(ha) (pohon) (pohon ha-1

)

G007 30.85 4 038 131

G008 49.66 6 571 132

G009 37.48 5 154 138

G010 59.72 8 211 138

H007 58.84 7 901 134

H008 87.14 12 008 138

H009 78.48 10 634 135

H010 88.92 11 781 132

H011 51.66 6 734 130

I009 86.81 12 269 141

I010 53.77 6 972 130

I011 39.50 5 215 132

I012 67.70 8 832 130

I013 29.00 3 938 136

J010 54.82 7 490 137

J011 64.53 8 564 133

Total 938.87 126 312 135

Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)

Produksi tandan buah segar (TBS) merupakan salah satu hal terpenting

dalam agribisnis perkebunan kelapa sawit. Pencapaian produksi suatu kebun dapat

menunjukkan tingkat keberhasilan suatu kebun. Setiap kebun memiliki target

produksi tandan buah segar yang harus dicapai setiap tahunnya. Produksi TBS

yang telah dicapai Teluk Siak Estate selama lima tahun dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Produksi tandan buah segar (TBS) di Teluk Siak Estate tahun 2007-2012

Tahun

Tanam

Tahun

2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012

.................................................(kg tahun-1

).................................................

1994 12 465 920 11 907 730 10 902 150 12 025 412 12 732 470

1995 1 559 940 1 300 280 1 193 390 1 448 952 1 676 883

1996 16 425 450 15 042 450 15 153 880 18 031 423 18 956 175

1997 8 124 590 7 694 980 7 653 990 8 372 437 9 028 021

1998 10 519 650 8 850 980 8 484 590 9 477 746 10 228 101

1999 933 370 831 050 804 300 849 267 908 487

2000 611 830 527 140 502 980 593 681 599 165

2001 1 336 980 1 245 460 1 248 540 1 522 422 1 548 068

2003 890 720 1 339 240 900 570 1 032 374 1 406 712

2004 251 950 238 680 365 880 223 746 308 868

Total 53 120 400 48 977 990 47 210 270 53 577 460 57 392 950

Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)

Produksi dapat diukur dengan produktivitas yang merupakan hasil

pembagian dari produksi dengan luas lahan yang dipanen. produktivitas kelapa

sawit ditentukan oleh beberapa faktor seperti jenis atau varietas kelapa sawit,

umur tanaman, pemeliharaan tanaman, keadaan iklim, jenis tanah atau kelas

kesesuaian lahan, serangan hama dan penyakit serta tenaga kerja panen.

Produktivitas TBS yang telah dicapai Teluk Siak Estate selama lima tahun dapat

dilihat pada Tabel 3.

Page 23: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

9

Tabel 4 Produktivitas tandan buah segar (TBS) di Teluk Siak Estate pada tahun

2007-2012

Tahun

Tanam

Tahun

2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012

.................................................(ton ha-1

tahun-1

).................................................

1994 21,92 23,44 22,39 20,50 22,62 23,95 1995 20,75 23,04 19,21 17,63 21,40 24,77 1996 17,36 18,74 17,17 17,29 20,55 21,60 1997 16,80 18,62 17,64 17,55 18,98 20,56 1998 17,08 19,28 16,22 15,55 17,16 18,51 1999 18,70 19,07 16,98 16,43 12,15 13,00 2000 12,75 17,27 14,88 14,20 16,76 16,91 2001 11,64 13,84 12,89 12,92 12,88 13,09 2003 14,70 16,48 24,78 16,66 13,46 18,35 2004 4,50 7,68 7,27 11,15 4,35 6,01

Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Teluk Siak Estate merupakan salah satu kebun milik Minamas Plantation.

Karyawan di Teluk Siak Estate terbagi menjadi dua golongan yaitu karyawan staf

dan karyawan non staf. Karyawan staf terdiri dari estate manager, senior assistant

(asisten kepala), asisten divisi dan kepala tata usaha (KTU). Karyawan non staf

terdiri dari mandor, kerani dan karyawan divisi. Struktur organisasi Teluk Siak

Estate dapat dilihat pada Lampiran 7.

Jumlah karyawan di Teluk Siak Estate sebanyak 496 orang terdiri dari 5

orang karyawan staf dan 491 orang karyawan non staf (terhitung hingga bulan

Juni 2013). Indeks Tenaga Kerja (ITK) berdasarkan data tersebut sekitar 0.15.

Nilai ITK tersebut masih kurang dari standar nilai ITK perkebunan kelapa sawit

yaitu 0.2–0.3. Jumlah karyawan Teluk Siak Estate dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah tenaga kerja Teluk Siak Estate hingga bulan Juni 2013

Tingkatan karyawan Jumlah

(orang)

Karyawan staf

Estate manager 1

Senior assistant 1

Asisten divisi 2

Kepala tata usaha 1

Karyawan non staf

SKU-B kantor 24

SKU-B traksi 29

SKU-B divisi 49

SKU-B keamanan 15

SKU-harian 374

Jumlah total 496

Indeks tenaga kerja (ITK) 0.15

Standar ITK perkebunan kelapa sawit 0.2–0.3

Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)

Page 24: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

10

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Pengendalian Gulma

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi

yang tidak diinginkan oleh manusia. Pertumbuhan gulma pada perkebunan kelapa

sawit harus dikendalikan karena gulma menyebabkan adanya persaingan sarana

tumbuh dengan tanaman kelapa sawit. Sarana tumbuh yang diperebutkan meliputi

cahaya matahari, unsur hara, air dan ruang.

Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi persaingan sarana tumbuh

yang ada. Menurut Pahan (2010), pengendalian gulma harus memperhatikan

konsep ambang ekonomi dimana kerugian yang ditimbulkan oleh kehadiran

gulma tersebut harus lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk

pengendaliannya. Kegiatan pengendalian gulma yang dilaksanakan di Teluk Siak

Estate terbagi menjadi dua kegiatan yaitu pengendalian secara manual dan

pengendalian secara kimia.

Bongkar Tumbuhan Pengganggu. Bongkar tumbuhan pengganggu (BTP)

merupakan metode pengendalian gulma secara manual. Metode BTP ini

dilaksanakan dengan membongkar gulma atau mencabut gulma hingga ke akarnya

dengan menggunakan parang atau cados. Standar HK yang ditentukan perusahaan

dalam pelaksanaan BTP adalah 0.5 ha. Karyawan yang melaksanakan BTP harus

dapat menyelesaikan hingga 68 pohon hari-1

. Gulma yang sering ditemukan yaitu

Melastoma malabathricum, Scleria sp., Borreria alata, Clidemia hirta,

Nephrolepis biserrata dan gulma yang lainnya.

Gambar 1 Bongkar tumbuhan pengganggu

Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma ini menggunakan

bahan kimia untuk mengurangi jumlah gulma yang tumbuh. Bahan kimia yang

digunakan yaitu herbisida. Pengendalian gulma secara kimia di Teluk Siak Estate

dilaksanakan dengan menyemprotkan herbisida di pasar pikul, piringan dan TPH.

Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah knapsack sprayer dengan

kapasitas 12 liter.

Metode penyemprotan herbisida yang dilakukan di Teluk Siak Estate adalah

block spraying system (BSS). Penyemprotan dilaksanakan dari satu blok ke blok

yang lainnya. BSS merupakan sistem pengendalian gulma yang dilakukan secara

Page 25: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

11

terencana dan terorganisir sehingga tercipta pengendalian gulma yang efektif,

efisien dan aman dari blok ke blok lainnya. Pelaksanaan BSS ini diawasi oleh

senior assistant dengan pelaksananya satu tim untuk satu kebun. Tim pelaksana

penyemprotan ini dinamakan tim rayon. Tim ini beranggotakan mandor semprot,

supir rayon, tukang air dan tenaga penyemprot.

Herbisida yang digunakan yaitu campuran dari bahan aktif isopropilamin

glifosat dan metil metsulfuron. Kedua herbisida tersebut termasuk ke dalam

herbisida sistemik. Menurut Sembodo (2010), herbisida sistemik adalah herbisida

yang ditranslokasikan dari tempat terjadinya kontak ke bagian lain, biasanya titik

tumbuh karena metabolisme aktif berlangsung. Konsentrasi isopropilamin glifosat

yang digunakan yaitu sebesar 1%, sedangkan dosis metil metsulfuron yang

digunakan adalah 0.83 g liter-1

untuk penyemprotan pasar pikul, piringan dan TPH.

Gambar 2 Pengendalian gulma secara kimia

Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang memerlukan

perhatian intensif. Menurut Andayani (2008) pemupukan merupakan upaya untuk

menyediakan unsur hara yang cukup untuk mendorong pertumbuhan vegetatif

tanaman dan produksi tandan buah segar (TBS) secara maksimum dan ekonomis

serta untuk ketahanan terhadap hama dan penyakit. Pupuk dibedakan menjadi dua

jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah semua jenis

bahan organik yang berasal dari tanaman dan hewan yang dapat dirombak

menjadi hara tersedia bagi tanaman. Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan

pabrik yang berasal dari mineral dan udara.

Pemupukan Organik. Pemupukan organik yang dilaksanakan di Divisi 1

Teluk Siak Estate meliputi aplikasi tandan kosong serta aplikasi pelepah dengan

penerapan sistem U-Shape. Tandan kosong adalah limbah atau sampah dari

tandan buah sawit yang telah diolah di pabrik kelapa sawit (PKS). Produksi

tandan kosong adalah sekitar 23% dari total TBS yang diolah di PKS. Keuntungan

dalam aplikasi tandan kosong adalah dapat menambah hara tersedia bagi tanaman,

dapat digunakan sebagai bahan mulching, meningkatkan KTK tanah serta

mencegah erosi tanah dan menurunkan potensial run-off pemupukan. Tandan

kosong kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai umpan perangkap hama

pada perkebunan kelapa sawit yaitu kumbang tanduk (Purba et al, 1999). Hara

yang terkandung dalam satu ton tandan kosong setara dengan sekitar 5.0 kg Urea,

1.0 kg TSP, 16.0 kg MOP, dan 4.0 kg Kieserite.

Page 26: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

12

Apikasi tandan kosong berbeda pada tanaman belum menghasilkan (TBM)

dan tanaman menghasilkan (TM). Dosis tandan kosong pada kelapa sawit TBM

yaitu sebanyak 200 kg pohon-1

sedangkan pada tanaman TM sebanyak 250 kg

pada setiap titik aplikasi. Penyusunan tandan kosong pada TBM disusun

melingkari pohon, sedangkan pada TM, tandan kosong disusun satu lapis secara

rapi di dalam baris antar tanaman (Gambar 3). Penyusunan tandan kosong harus

dilaksanakan dengan benar karena tandan kosong yang disusun lebih dari satu

lapis dapat menyebabkan munculnya hama kumbang tanduk.

Gambar 3 Penyusunan tandan kosong pada areal TM kelapa sawit

Pemupukan organik yang kedua adalah aplikasi pelepah dengan penerapan

sistem U-Shape. Pelepah yang diaplikasikan merupakan pelepah yang diturunkan

ketika kegiatan penunasan dan pemanenan. Pelepah yang diturunkan ketika

kegiatan penunasan adalah pelepah yang menyangga buah (pelepah songgo) yang

akan dipanen. Jumlah pelepah songgo ditentukan berdasarkan umur tanaman.

Tanaman yang berumur 5–8 tahun memiliki pelepah songgo sebanyak 3 pelepah,

tanaman berumur 8–14 tahun sebanyak 2 pelepah songgo dan tanaman berumur

lebih dari 14 tahun sebanyak 1 pelepah songgo. Pelepah yang diturunkan tersebut

disusun secara rapi membentuk huruf U dengan menempatkan pelepah pada

gawangan mati dan antar pohon (Gambar 4).

Gambar 4 Penyusunan pelepah dengan sistem U Shape

Manfaat yang didapatkan dalam aplikasi pelepah yaitu meningkatkan hara

tersedia bagi tanaman, meningkatkan kelembaban tanah dan meningkatkan

efisiensi pemupukan anorganik. Kandungan hara pada pelepah antara lain

Page 27: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

13

nitrogen, kalium, fosfat, mineral dan lain-lain. Hara tersebut tersedia dari

pelapukan pelepah oleh organisme pengurai sehingga memerlukan waktu yang

lama agar hara tersedia bagi tanaman. Pupuk organik mengandung banyak unsur

hara namun dalam jumlah yang sedikit.

Pemupukan Anorganik. Pemupukan anorganik merupakan salah satu

kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif. Hal ini dikarenakan

biaya pemupukan kelapa sawit tergolong tinggi sekitar 30% dari biaya produksi

atau 40–60 % dari biaya pemeliharaan. Pupuk anorganik memiliki sifat cenderung

cepat tersedia (fast release) bagi tanaman. Prinsip utama dalam aplikasi pupuk di

perkebunan kelapa sawit adalah setiap pohon harus menerima setiap jenis pupuk

sesuai dosis yang telah direkomendasikan. Dosis rekomendasi pemupukan di

Minamas Plantation ditentukan oleh Minamas Research Center. Beberapa pupuk

yang diaplikasikan di Divisi 1 Teluk Siak Estate antara lain Urea, MOP, RP,

HGFB dan Kieserite. Rekomendasi pemupukan di Divisi 1 Teluk Siak Estate

terdapat pada Lampiran 8.

Pemupukan di Divisi 1 Teluk Siak Estate dilaksanakan dengan cara

membagi blok menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh pasar tengah. Pupuk

dilangsir di dua Collection Road yang mengapit blok kemudian pupuk ditabur dari

Collection Road hingga ke pasar tengah. Metode ini digunakan karena di Divisi 1

Teluk Siak Estate tidak menggunakan sistem penguntilan pupuk (pembagian

jumlah pupuk menjadi beberapa bagian kecil dari jumlah pupuk awal sesuai

dengan kelipatan dosis pupuk).

Gambar 5 Metode penaburan pupuk

Metode penaburan pupuk yang digunakan yaitu pupuk ditabur secara tipis di

bibir piringan membentuk huruf U. Penaburan tanaman yang berada di tepi jalan

membentuk huruf L. Pemupukan pada tanaman yang berbatasan dengan parit

tengah, aplikasi pemupukan ditabur membentuk baris ganda (Gambar 5).

Leaf Sampling Unit

Leaf Samping Unit (LSU) adalah suatu metode pengambilan contoh daun

dalam suatu areal yang digunakan untuk menganalisis status hara yang terkandung

pada daun. Identifikasi gejala defisiensi hara juga dilaksanakan ketika

pengambilan contoh daun. Hasil analisis LSU digunakan sebagai langkah awal

dalam penentuan dosis rekomendasi pemupukan tahun yang akan datang.

Pengambilan contoh daun ini dilaksanakan secara rutin setiap satu tahun sekali.

Pengambilan contoh daun dilaksanakan oleh satu tim sensus yang telah

diberikan pelatihan oleh Minamas Research Center (MRC). Tim sensus ini terdiri

dari 3 orang petugas. Petugas pertama memiliki tugas untuk memberikan nomor

dan tanda LSU pada pohon tanaman. Tanda dan nomor dalam LSU dapat dilihat

pada Tabel 6. Petugas kedua bertugas untuk mengamati dan menurunkan pelepah

Page 28: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

14

ke 17. Petugas ketiga bertugas untuk memotong daun dan memasukkan ke dalam

plastik serta mengamati dan mencatat gejala defisiensi yang terjadi secara visual.

Tabel 6 Tanda dan nomor dalam leaf sampling unit (LSU)

No Penandaaan No Penomoran

1 Tanda masuk baris pertama 1 Nomor blok LSU untuk

kebun Teluk Siak Estate,

Divisi 1 dan blok 23.

2 Tanda masuk baris

selanjutnya

2 Titik Sampling (TS)

pertama

3

Tanda pindah baris 3 TS selanjutnya

4

Tanda baris terakhir atau

penutup

4 TS terakhir atau penutup

Sumber: Minamas Research Center (2013)

Metode pengambilan contoh daun ini memiliki sistem yang telah ditentukan

oleh MRC. Rumus sistem pengambilan sampel yaitu a × b = c (a adalah tanaman

contoh diambil pada baris ke-a, b adalah tanaman contoh diambil pada pohon ke-b

sedangkan c adalah jumlah tanaman contoh yang harus diambil). Misalnya pada

rumus 10 × 10 = 30, dalam sistem ini jumlah tanaman contoh diambil setiap baris

ke 10 dan pohon ke 10 serta jumlah tanaman contoh yang diambil sebanyak 30

tanaman contoh. Syarat tanaman contoh adalah tanaman yang sehat dan bukan

berada di samping parit dan jalan. Apabila terdapat tanaman contoh yang tidak

sehat atau berada di pinggir parit atau jalan, titik sampel bergeser menjauhi

tanaman contoh tersebut. Gejala defisiensi dominan yang terjadi pada saat

pelaksanaan LSU yaitu defisiensi boron dengan gejala daun mengeriting.

Sensus Ulat Api

Salah satu hama penting pada tanaman kelapa sawit adalah ulat api. Gejala

serangan dari hama ini menyebabkan kehilangan daun (defoliasi) yang berdampak

pada penurunan produksi kelapa sawit. Tindakan pencegahan terhadap serangan

dari ulat api ini perlu dilakukan agar tidak mempengaruhi produksi secara nyata.

Salah satu tindakan pencegahan tersebut adalah dengan sensus ulat api.

Sensus ulat api berguna untuk mengetahui tingkat serangan ulat api dengan

mengetahui jumlah populasi yang terdapat pada areal tersebut. Tingkat serangan

ulat api dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu serangan ringan,

serangan sedang dan serangan berat. Serangan tingkat ringan terjadi apabila

jumlah populasi ulat api kurang dari 3 ulat pohon-1

, pada tingkat serangan ini tidak

dilaksanakan tindakan pengendalian yang lebih lanjut. Serangan tingkat sedang

terjadi ketika jumlah populasi ulat api sebanyak 3–5 ulat pohon-1

. Aktivitas ulat

api pada tingkat ini harus terus diamati agar jumlah populasi tidak semakin

meningkat. Serangan berat terjadi ketika jumlah populasi ulat api lebih dari 5 ulat

pohon-1

. Tindakan pengendalian wajib dilakukan pada tingkat serangan ini.

Kegiatan sensus ulat api dilaksanakan oleh satu tim sensus yang terdiri dua

orang petugas dan memiliki tugas yang berbeda. Petugas pertama berkewajiban

untuk menurukan pelepah dengan gejala serangan ulat api paling parah. Petugas

kedua berkewajiban untuk mencari, mengambil dan mencatat jumlah ulat api

berserta pupanya. Kedua petugas tersebut diawasi pekerjaannya oleh satu mandor

TSE 123

30

2

1

Page 29: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

15

agar pelaksanaan sensus dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan metode

yang ditetapkan.

Metode pengambilan contoh pada sensus ulat api ini ditentukan dengan

menghitung baris dan pohon dengan interval 10. Pohon yang pertama kali diamati

adalah pohon yang terletak pada baris ke 1 dan pohon ke 1. Pohon selanjutnya

ditentukan dengan menentukan pohon pada interval ke 10 dari pohon yang telah

disensus (1, 11, 21, 31). Baris berganti ketika semua pohon yang memenuhi

ketentuan dalam baris tersebut telah disensus. Baris selanjutnya ditentukan dengan

menentukan baris pada interval ke 10 dari baris yang telah disensus (Gambar 6).

Pohon yang sesuai dengan kriteria tersebut diturunkan pelepah yang gejala

serangan ulat api paling parah.

Hasil sensus ulat api menunjukkan bahwa Divisi 1 Teluk Siak Estate

mengalami serangan ulat api dengan tingkat serangan ringan. Rata-rata ulat api

per pohon yang ditemukan sebanyak 0.1 ulat api per pohon. Jumlah ulat api yang

ditemukan sebanyak 4 ulat api dengan contoh pohon yang berjumlah 41 pohon.

Spesies ulat api yang ditemukan ketika pelaksanaan sensus di Divisi 1 Teluk Siak

Estate antara lain Setothosea asigna dan Setora nitens. Setothosea asigna

mempunyai ciri khas memiliki corak yang berbentuk seperti pulau pada tubuhnya.

Setora nitens adalah ulat api yang memiliki ciri khas berwarna hijau keputihan

dengan bulu tipis pada tubuhnya.

Gambar 6 Metode pengambilan contoh sensus ulat api

Pemanenan

Panen adalah kegiatan penting di perkebunan kelapa sawit. Kegiatan ini

menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan. Fokus utama kegiatan panen adalah

memotong semua janjang masak panen sesuai dengan rotasi panen yang

ditetapkan dan dengan mutu panen sesuai standar, mengutip brondolan, serta

mengirimkan tandan buah segar (TBS) yang dipanen ke pabrik kelapa sawit

(PKS) dalam waktu kurang dari 24 jam. Keberhasilan panen dapat diketahui dari

tingkat ekstraksi minyak yang tinggi dan kandungan asam lemak bebas (ALB)

yang rendah. Gambar 7 menunjukkan kegiatan pemanenan.

Page 30: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

16

(a) (b)

Gambar 7 Kegiatan pemanenan: penurunan tandan buah segar menggunakan

egrek (a), pengutipan brondolan (b)

Sistem panen. Sistem organisasi panen yang dilaksanakan di Divisi 1 Teluk

Siak Estate adalah block harvesting system (BHS). Kegiatan panen dilaksanakan

setiap hari kerja dan terkonsentrasi pada satu seksi panen tetap berdasarkan

interval yang telah ditentukan. Keuntungan dari sistem BHS adalah dapat

mempermudah pengawasan, evaluasi dan transportasi TBS. Ciri khas dari sistem

BHS yang diterapkan di Divisi 1 Teluk Siak Estate, sebagai berikut:

1. Setiap divisi memiliki enam seksi panen yang tiap seksinya harus diselesaikan

pada hari itu juga.

2. Hancak pemanen yang digunakan adalah hancak giring tetap

3. Kegiatan panen terkonsentrasi untuk memudahkan transport TBS

4. Kegiatan panen dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama

5. Pemanenan dilaksanakan oleh beberapa kelompok kecil pemanen (KKP)

Rotasi panen. Rotasi panen adalah interval waktu yang diperlukan untuk

kembali ke seksi atau blok panen sebelumnya. Rumus rotasi panen yang

ditetapkan di Teluk Siak Estate yaitu 6/7. Pemanenan dilaksanakan selama 6 hari

dalam seminggu dan 1 hari untuk tanaman beristirahat tanpa dipanen. Teluk Siak

Estate menetapkan rotasi panen normal yaitu 7 hari dan toleransi keterlambatan

rotasi hingga 9 hari. Rotasi panen merupakan faktor pembatas dalam menentukan

produksi TBS, mutu buah, mutu transport serta biaya produksi.

Seksi panen. Seksi panen adalah luasan areal panen yang terdiri dari

beberapa blok yang harus dipanen pada hari tersebut. Tujuan penerapan seksi

panen yaitu untuk mempermudah pemanenan (pembagian hancak), supervisi dan

pengangkutan TBS. Pembagian seksi panen harus mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Jumlah rotasi dalam satu tahun dan umur rotasi normal yang dikehendaki.

2. Luas lahan tanaman menghasilkan (TM) unit kebun dan divisi.

3. Jumlah jam kerja dalam satu minggu.

4. Hasil identifikasi blok

Kriteria panen. Kriteria umum untuk buah yang dapat dipanen adalah

berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas dari tandan dan jatuh ke piringan

secara alami. Jumlah brondolan yang ditetapkan oleh Teluk Siak Estate sebagai

Page 31: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

17

kriteria panen sebanyak 10 butir tandan-1

. Kriteria ini ditetapkan dalam rapat

SOU-17 (Strategic Operation Unit 17) yang diputuskan berdasarkan diskusi

antara pihak kebun dan PKS. Buah dengan brondolan di piringan kurang dari 10

butir dianggap mentah dan tidak boleh dipanen.

Pelaksanaan panen. Kegiatan pemanenan diawali dengan apel pagi antara

mandor dan pemanen. Mandor panen menjelaskan hancak masing-masing

pemanen dan memberikan evaluasi terhadap kegiatan pemanenan pada kegiatan

panen sebelumnya. Pemanen memotong buah berdasarkan kriteria panen yang

ditetapkan dengan alat panen yang tepat (egreg untuk tanaman tinggi, dodos untuk

tanaman rendah). Pelepah yang menyangga buah (pelepah songgo) wajib

diturunkan, kemudian pelepah tersebut disusun rapi membentuk huruf "U". Buah

yang telah diturunkan dipotong tangkainya hingga panjang tangkai sekitar 2.5 cm

dari pangkal buah.

Tandan buah bersama brondolan yang ada di piringan dilangsir ke tempat

pengumpulan hasil (TPH) menggunakan angkong. Seluruh buah yang berada di

TPH diberikan tanda agar mempermudah pengecekan buah oleh kerani cek sawit

(KCS). Pemuatan dilaksanakan setelah KCS mengecek seluruh buah di TPH

tersebut. Angkutan buah dapat menuju PKS setelah diberikan surat pengantar

buah (SPB) yang dibuat oleh KCS.

Taksasi panen. Taksasi adalah perkiraan seluruh buah yang dapat dipanen

dari seluruh jumlah tanaman dalam satu blok pada satu hari tertentu. Tujuan dari

taksasi panen adalah untuk memperkirakan produksi TBS mempermudah

pengaturan dan pelaksanaan panen, memperkirakan kebutuhan tenaga kerja serta

banyaknya alat transportasi yang diperlukan. Taksasi panen dilaksanakan dengan

memperkirakan angka kerapatan panen (AKP) pada hari yang akan datang. AKP

didapatkan dengan mengamati jumlah janjang yang dapat dipanen. Contoh yang

diamati sebanyak 10% dari populasi blok yang akan dipanen. Rumus taksasi

panen yang dilaksanakan di Divisi 1 Teluk Siak Estate yaitu:

Alat dan perlengkapan panen. Kegiatan pemanenan tidak dapat terlaksana

tanpa didukung dengan alat dan perlengkapan panen yang memadai. Setiap alat

dan perlengkapan panen bagi karyawan disediakan oleh perusahaan. Karyawan

diberikan tanggung jawab penuh terhadap peralatan yang telah mereka dapatkan.

Alat dan perlengkapan panen yang rusak akibat penggunaan yang tidak wajar

akan menjadi tanggung jawab pemanen itu sendiri. Perlengkapan panen yang

digunakan dalam kegiatan panen serta fungsinya dapat dilihat pada Tabel 7.

Transportasi. Buah yang sudah dipanen harus segera mungkin diangkut ke

PKS agar kandungan ALB dalam buah masih dapat terjaga. Jumlah unit angkutan

yang dimiliki Divisi 1 Teluk Siak Estate sebanyak 3 unit dengan kapasitas muatan

yang berbeda (kapasitas muatan sedang dan besar). Unit angkutan tersebut terbagi

menjadi 2 unit kapasitas muatan sedang dan 1 unit kapasitas muatan besar.

Kapasitas unit muatan sedang yaitu 6 ton trip-1, sedangkan unit dengan kapasitas

muatan besar dapat memuat TBS hingga 8 ton trip-1

. Masing-masing unit

angkutan terdapat 4 karyawan yang terbagi 1 orang supir, 1 orang KCS dan 2

orang pemuat (helper).

Page 32: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

18

Tabel 7 Jenis perlengkapan panen yang digunakan dalam kegiatan panen

Nama alat Spesifikasi Penggunaan

Dodos kecil Lebar mata 8 cm, lebar tengah 7 cm,

tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7

cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang

total 18 cm

Pemotongan buah tanaman

umur 3–4 tahun

Dodos besar Lebar mata 14 cm, lebar tengah 12 cm,

tebal tengah 0.5 cm, tebal pangkal 0.7

cm, diameter gagang 4.5 cm, panjang

total 18 cm

Pemotongan buah tanaman

umur 5–8 tahun

Pisau Egrek Berat 0.5 kg, panjang pangkal 20 cm,

panjang pisau 45 cm, sudut lengkung

dihitung di sumbu 135°

Pemotongan buah tanaman

yang berumur lebih dari 9

tahun

Gagang egrek Alumunium ukuran 6 m dan 12 m Galah pisau egrek

Clame egrek Besi berbentuk cincin yang dapat diatur

diameternya Menjepit egrek dengan

gagang egrek

Gancu Besi beton, panjang sesuai kebiasaan setempat

Memuat tandan ke angkong

dan memeriksa mutu buah

Kampak - Pemotong tangkai buah

Angkong - Alat transportasi buah ke

tempat pengumpulan hasil

Sumber: Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2004)

Pengiriman tandan dilakukan jika tandan sudah masuk dalam unit

transportasi dan menyertakan surat pengantar buah (SPB). SPB merupakan surat

yang berisi keterangan unit dan perkiraan jumlah serta bobot tandan yang akan

dikirim ke PKS. Kerani divisi dan KCS akan merekap SPB sebagai bukti

pengiriman dan mengetahui jumlah pengiriman (trip) yang dilakukan oleh Divisi.

Aspek Manajerial

Teluk Siak Estate membagi karyawan di divisi menjadi dua golongan yaitu

tim supervisi dan karyawan harian (pekerja). Tim supervisi termasuk ke dalam

golongan serikat kerja unit bulanan (SKU-B) sedangkan karyawan harian

termasuk ke dalam serikat kerja unit harian (SKU-H). Tim supervisi terdiri atas

mandor 1, mandor panen, mandor perawatan, kerani divisi serta kerani yang

lainnya. Kegiatan manajerial yang dilakukan selama magang yaitu pendamping

mandor dan pendamping asisten divisi dengan rincian sebagai berikut.

Pendamping Mandor

Mandor 1. Setiap divisi memiliki seorang mandor 1 yang membantu asisten

di lapangan. Tugas seorang mandor 1 adalah mengawasi dan mengelola setiap

mandor, menyusun program kerja bersama asisten serta mengawasi transportasi

hasil panen. Seluruh tanggung jawab asisten dipegang oleh mandor 1 ketika

asisten tidak dapat hadir di Divisi. Kegiatan yang dilaksanakan ketika menjadi

Page 33: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

19

pendamping mandor 1 adalah memeriksa seluruh kegiatan budidaya di lapangan

serta berdiskusi mengenai rencana kerja yang akan dilaksanakan.

Mandor panen. Salah satu penentu dalam pencapaian produksi di Divisi

yaitu mandor panen. Mandor panen memiliki tugas untuk membagi hancak

pemanen, mengawasi kegiatan pemanenan, melaksanakan taksasi panen serta

berkoordinasi dengan kerani cek sawit dalam pengecekan hasil panen. Kegiatan

yang dilaksanakan ketika menjadi pendamping mandor panen adalah

melaksanakan field check (memeriksa hancak pemanen), taksasi panen, serta

mengawasi kegiatan pemanenan.

Mandor perawatan. Mandor perawatan terdiri atas mandor pemupukan,

mandor penyemprotan dan aplikasi janjang kosong, mandor bongkar tumbuhan

pengganggu serta mandor perawatan jalan. Koordinasi antara mandor perawatan

sangat penting agar alokasi tenaga kerja dapat dialokasikan dengan tepat. Tugas

dari mandor perawatan yaitu mengawasi kegiatan perawatan berdasarkan bidang

masing-masing dan mengelola tenaga kerja yang terlibat pada kegiatan tersebut.

Kerani divisi. Tugas dan tanggung jawab kerani divisi adalah mengurusi

seluruh kegiatan administrasi tingkat divisi. Administrasi tingkat divisi meliputi

laporan produksi, surat permintaan barang, absensi karyawan, catatan lembur serta

memonitoring produksi dan biaya. Kerani divisi dibantu oleh Kerani 2 dalam

melaksanakan tugasnya. Tugas spesifik dari kerani 2 adalah memeriksa kehadiran

seluruh karyawan. Kegiatan selama mengikuti kerani divisi adalah membantu

administrasi tingkat divisi, memeriksa absensi, mengisi monitoring produksi dan

biaya serta administrasi lainnya.

Kerani cek sawit. Kerani cek sawit (KCS) bertugas memeriksa dan

mencatat buah yang ada di TPH dan memastikan seluruh buah telah dikirim ke

PKS. Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh KCS meliputi jumlah janjang serta

mutu buah di TPH. KCS berhak memberikan denda kepada pemanen yang

menurunkan buah yang tidak matang. Khusus buah mentah, KCS akan menyuruh

pemanen untuk membelah buah agar buah tidak menjadi contoh grading di PKS.

Kegiatan yang dilaksanakan ketika mengikuti KCS adalah mencatat jumlah

tandan dan memeriksa buah yang diturunkan pemanen serta membantu membuat

laporan potong buah (LPB).

Pendamping Asisten

Asisten divisi bertanggung jawab langsung kepada asisten kepala dan estate

manager. Seorang asisten divisi dibantu oleh mandor 1, mandor panen, mandor

perawatan dan kerani dalam mengelola seluruh kegiatan di divisi. Tugas asisten

divisi adalah mengelola seluruh kegiatan operasional divisi dan bertanggung

jawab terhadap kehidupan sosial masyarakat pada divisi yang dipimpin. Asisten

divisi harus siap kapan pun bila dibutuhkan.

Kegiatan yang dilaksanakan selama menjadi pendamping asisten adalah

mengawasi kegiatan pada setiap kemandoran, field check dengan asisten

plantation sustainable quality management (PSQM), mengawasi seluruh

pekerjaan Divisi I, mengikuti serangkaian kegiatan dalam Strategic Operating

Unit 17 (SOU-17), menilai kualitas kerja karyawan dan mengawasi kegiatan

sensus ulat api.

Page 34: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prestasi Kerja pada Pelaksanaan Aspek Teknis Magang

Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan arahan dari manajer kebun

dan asisten divisi. Pelaksanaan magang terbagi menjadi dua aspek kegiatan yaitu

aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis dilaksanakan ketika tahap KHL.

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengendalian gulma secara manual maupun

kimiawi, pemupukan organik, replanting, pemanenan, sensus ulat api. Rata-rata

prestasi kerja selama magang yang dapat dicapai penulis pada pelaksanaan aspek

teknis masih di bawah standar yang ditetapkan oleh perusahaan (Tabel 8).

Tabel 8 Prestasi kerja yang dicapai penulis, karyawan dan standar perusahaan

Kegiatan Prestasi kerja penulis Prestasi kerja

karyawan

Standar prestasi kerja

Dongkel anak sawit 1.50 ha HK

-1 1.50 ha HK

-1 -

Penyemprotan herbisida 1.00 ha HK-1

3.00 ha HK-1

4.00 ha HK-1

Aplikasi tandan kosong 1.75 ton HK-1

3.00 ton HK-1

4.00 ton HK-1

Pancang teras 4.00 Teras 4.00 teras -

Pancang tanam 180.00 pancang 180.00 pancang -

Pemanenan 3.67 tandan HK-1

86.67 tandan HK-1

85.00 tandan HK-1

Sensus ulat api 1.00 blok HK-1

1.00 blok HK-1

-

Sumber : Hasil pengamatan penulis (2013)

Interval Panen

Panen dilaksanakan setiap hari pada areal (hancak) yang berbeda agar

pabrik dapat berjalan tiap hari. Pengaturan hari panen dengan rotasi panen yang

tepat waktu perlu dilaksanakan agar tersedia hari istirahat bagi pabrik dalam

mengolah TBS. Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan

panen berikutnya pada satu hancak panen. Rumus rotasi panen yang ditetapkan di

Teluk Siak Estate yaitu 6/7. Selang waktu dari panen pertama ke panen

selanjutnya (interval panen) adalah 7 hari dan terdapat 6 hari panen selama

interval panen tersebut.

Interval panen menjadi faktor pembatas dalam menentukan produksi TBS,

mutu buah, mutu transpor, pengolahan TBS di pabrik serta biaya produksi.

Standar interval panen yang ditetapkan Divisi 1 Teluk Siak Estate adalah 7 hari

dengan toleransi keterlambatan hingga 9 hari. Interval panen aktual Divisi 1 Teluk

Siak Estate selama bulan Februari hingga Mei terdapat pada Tabel 9.

Tabel 9 Interval panen Divisi 1 Teluk Siak Estate selama empat bulan

Bulan

Interval panen

Standar perusahaan Rata-rata Terpendek Terpanjang

.............................................(hari).............................................

Februari 7 7.08 6 9

Maret 7 7.15 5 11

April 7 7.06 4 10

Mei 7 7.37 5 10

Sumber : Hasil pengamatan penulis (2013)

Page 35: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

21

Berdasarkan data interval panen pada Tabel 9 terlihat bahwa rata-rata

interval panen di Divisi 1 Teluk Siak Estate sesuai dengan standar yang ditetapkan

y t ≤ 9 , t t range interval panennya cukup luas. Penyebab

range interval panen yang luas adalah terdapat beberapa pemanen yang tidak

hadir dan tidak tersebarnya jumlah pemanen di setiap kemandoran. Interval panen

yang lambat diakibatkan banyaknya pemanen yang tidak hadir pada kemandoran

tersebut. Interval panen yang panjang akan mengakibatkan banyaknya jumlah

brondolan yang disebabkan banyaknya tandan matang dan lewat matang di pohon

dan memungkinkan kehilangan brondolan. Interval panen yang pendek

diakibatkan jumlah pemanen yang berlebih dan tidak seimbang dengan jumlah

buah yang dapat di panen pada kemandoran tersebut. Interval panen yang pendek

meningkatkan potensi banyak terpanen buah mentah. Menurut Pahan (2010),

kondisi buah yang sedikit sedangkan pemanen dituntut untuk mencapai basis

mengakibatkan pemanen mengambil resiko dengan memanen tandan mentah atau

kurang matang untuk memenuhi basis panen. Tindakan yang dilaksanakan oleh

Divisi 1 Teluk Siak Estate untuk mengatasi rotasi yang tidak standar adalah

mendistribusikan dengan tepat jumlah pemanen pada setiap kemandoran panen.

Angka Kerapatan Panen

Angka kerapatan panen (AKP) adalah persentase sebaran tandan yang dapat

dipanen pada suatu hancak tanaman menghasilkan. AKP dapat digunakan untuk

memperkirakan jumlah produksi, kebutuhan tenaga panen dan kebutuhan unit

transportasi yang diperlukan. Penghitungan AKP dilaksanakan oleh mandor panen

sehari sebelum kegiatan panen. Nilai AKP didapatkan dengan mengambil sampel

sebanyak 10% dari luasan areal yang akan dipanen dengan rumus sebagai berikut:

t t

Persentase nilai AKP tersebut digunakan untuk memperkirakan produksi

yang dapat diraih pada waktu panen berikutnya dengan rumus sebagai berikut:

Tabel 10 Perbandingan angka kerapatan panen, produksi aktual dan bobot janjang

rata-rata berdasarkan jenis tanah di Divisi 1 Teluk Siak Estate

Jenis tanah Angka kerapatan panen Produksi aktual Bobot janjang rata-rata

(%) ................................(kg).................................

Mineral 19.55 24 354* 15.85

*

Gambut 21.27 18 664* 11.72

*

Sumber : Hasil pengamatan penulis (2013)

Keterangan : * = berbeda nyata pada taraf uji 5%

Pengamatan persentase AKP dilakukan pada jenis tanah yang berbeda

dengan tahun tanam 1998. Variabel yang diamati meliputi persentase AKP,

produksi aktual dan bobot janjang rata-rata (BJR). Berdasarkan data pengamatan

pada Tabel 10 menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada % AKP dan hasil

yang berbeda nyata pada produksi aktual dan BJR antara tanah mineral dan tanah

gambut. Blok dengan jenis tanah mineral lebih baik produksinya dibandingkan

Page 36: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

22

dengan blok gambut karena memiliki kerapatan panen yang tidak berbeda nyata

sedangkan BJR di blok gambut lebih kecil dibandingkan dengan blok mineral.

BJR kelapa sawit pada lahan gambut lebih kecil karena ketersedian unsur hara

tidak berimbang. Kelapa sawit di lahan gambut mengalami beberapa defisiensi

seperti P, K, Mg, Cu, Zn dan B (Mangoensoekarjo dan Semangun 2003).

Tenaga Kerja Panen

Pemanenan dalam perkebunan kelapa sawit memerlukan manajemen tenaga

kerja yang baik. Tenaga kerja panen merupakan karyawan yang bertugas untuk

menurunkan tandan buah segar (TBS) sesuai dengan aturan potong buah yang

ditetapkan oleh perusahaan. Tenaga kerja panen akan mempengaruhi produksi

yang dapat dicapai dan jumlah biaya yang perlu dikeluarkan. Penetapan tenaga

kerja panen harus memperhatikan luasan areal yang dapat dipanen, jumlah buah

yang dapat dipanen dan kemampuan para pemanen. Kekurangan tenaga kerja akan

menyebabkan pencapaian produksi tidak sesuai target. Kelebihan tenaga kerja

mengakibatkan biaya produksi yang meningkat karena upah yang harus

dibayarkan bertambah sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang dipakai.

Penetapan tenaga kerja panen di Divisi 1 Teluk Siak Estate tidak ditentukan

dari perhitungan taksasi produksi tetapi dari perhitungan luas tanaman

menghasilkan (TM) dan kapasitas panen karyawan. Penetapan tenaga kerja ini

mengacu pada keputusan perusahaan yang menetapkan bahwa tidak boleh ada

tenaga borongan di perusahan Minamas Plantation. Perhitungan tenaga kerja

panen di Divisi 1 sebagai berikut:

Luas TM : 938.87 ha

Kapasitas panen karyawan per seksi panen : 3 ha

Kapasitas panen karyawan untuk 6 seksi : 6 seksi × 3 ha = 18 ha

t

t y

9

Selanjutnya perhitungan TK panen menggunakan rumus:

TK panen = Kebutuhan TK panen + 10% kebutuhan TK panen

= 52.2 + 5.22

= 57.42 = 58 orang

Berdasarkan perhitungan tenaga kerja panen, standar kebutuhan tenaga

panen Divisi 1 untuk menyelesaikan lahan TM seluas 938.87 ha adalah 53 orang.

Penambahan 10% jumlah tenaga kerja panen digunakan untuk mengantisipasi

adanya permasalahan absensi tenaga panen yang dapat menurunkan produksi.

Permasalah absensi meliputi cuti, sakit, mangkir dan lain-lain. Jumlah tenaga

kerja panen yang dimiliki Divisi 1 Teluk Siak Estate terhitung tanggal 1 Juni 2013

yaitu sebanyak 50 orang. Penambahan tenaga kerja sebanyak 8 orang diperlukan

agar kegiatan pemanenan dapat berjalan lebih optimal.

Pengawasan Mutu Panen

Kegiatan pemanenan sangat dibutuhkan pengawasan agar kegiatan

pemanenan dapat belangsung sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.

Keuntungan dengan adanya pengawasan mutu panen dapat mengurangi

kehilangan hasil panen serta menjaga kondisi tanaman kelapa sawit. Kehilangan

Page 37: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

23

hasil panen yang terjadi ketika pemanenan diantaranya brondolan tidak dikutip,

buah matang tidak dipanen dan memanen buah mentah. Kondisi tanaman akan

terjaga ketika kesalahan dalam kegiatan pemanenan dapat dikurangi. Kesalahan

pemanenan meliputi pelepah terkulai (sengkleh), penunasan berat (over pruning)

dan penunasan ringan (under pruning).

Pelaksanaan pengawasan mutu panen di Divisi 1 Teluk Siak Estate

dilaksanakan oleh mandor panen, kerani cek sawit (KCS), mantri tanaman, asisten

divisi dan asisten plantation sustainable quality management (PSQM).

Banyaknya bagian yang terlibat dalam pengawasan mutu panen bertujuan untuk

meningkatkan kualitas hasil panen dan mengurangi kehilangan hasil. Pengawasan

mutu panen terbagi menjadi dua bagian yaitu pengawasan mutu buah dan

pengawasan mutu hancak.

Pengawasan mutu buah meliputi buah matang (ripe), buah kurang matang

(under ripe), buah mentah (unripe), buah lewat matang (empty bunch).

Berdasarkan hasil pengamatan mutu buah pemanen (Tabel 11) terlihat bahwa

hanya dua pemanen yaitu pemanen nomor 1 dan nomor 5 yang persentase buah

ripe kurang dari standar perusahaan. Persentase buah under ripe yang kurang dari

standar perusahaan terdapat pada pemanen nomor 1. Buah unripe hanya dipanen

oleh pemanen nomor 1 dan nomor 5 sedangkan buah empty bunch dipanen oleh

pemanen nomor 3 dan nomor 5. Hasil panen dengan mutu buah yang memenuhi

standar perusahaan yaitu pemanen nomor 2, nomor 4 dan nomor 6.

Tabel 11 Mutu buah pemanen di Divisi 1 Teluk Siak Estate

Nomor pemanen

Mutu buah

Ripe Under ripe Unripe Empty bunch

.........................................(%).........................................

1 96 3 1 0

2 98 2 0 0

3 99 0 0 1

4 98 2 0 0

5 95 2 2 1

6 99 1 0 0

Standar Perusahaan 98 2 0 0

Sumber : Hasil pengamatan penulis (2013)

Pengawasan mutu hancak meliputi buah matang tidak dipanen, brondolan

tidak dikutip, pelepah terkulai (sengkleh), pelepah tidak disusun rapi, penunasan

berat dan penunasan ringan. Hasil pengamatan mutu hancak pemanen di Divisi 1

Teluk Siak Estate dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 menunjukkan bahwa enam pemanen yang diamati sudah memanen

seluruh buah yang sudah matang. Kehilangan brondolan paling tinggi terdapat

pada pemanen nomor 1 dengan kehilangan brondolan sebesar 1.59 butir pohon-1

,

sedangkan kehilangan brondolan paling rendah terdapat pada pemanen nomor

lima dengan kehilangan brondolan sebesar 0.78 butir pohon-1

. Berdasarkan data

tersebut terlihat bahwa tingkat kehilangan hasil masih dapat ditoleransi karena

tingkat kehilangan hasil berada di bawah batas toleransi kebun yaitu buah matang

tidak dipanen sama dengan 0 tandan atau seluruh buah matang sudah dipanen oleh

t t ≤ t pohon-1

. Kesalahan pemanen

Page 38: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

24

terjadi pada bagian penunasan pelepah. Hanya dua pemanen (pemanen nomor 1

dan 6) yang tidak melakukan kesalahan penunasan ringan. Kesalahan penunasan

pelepah yang lain seperti pelepah sengkleh, tidak menyusun pelepah yang sudah

diturunkan dan penunasan berat dilakukan oleh semua pemanen yang diamati

Tabel 12 Mutu hancak pemanen di Divisi 1 Teluk Siak Estate

Nomor

pemanen

Buah

matang

tidak

dipanen

Brondolan tidak

dikutip

Pelepah

terkulai

(sengkleh)

Pelepah

tidak

disusun

Penunasan

berat

Penunasan

ringan

(tandan) (butir pohon-1

) ................................(pohon)................................

1 0 1.59 2.00 0.33 0.33 0.00

2 0 1.21 0.67 0.17 0.67 0.33

3 0 1.17 1.00 1.33 1.00 0.33

4 0 1.08 1.33 1.00 1.33 0.67

5 0 0.78 1.33 0.67 1.00 0.67

6 0 1.00 2.00 0.33 0.67 0.00

Sumber : Hasil pengamatan penulis (2013)

Penunasan pelepah berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit yang akan

datang. Menurut Anwar dan Purba (2001), over pruning atau penunasan berat

dapat menurunkan produksi karena tanaman akan menghasilkan bunga jantan

yang lebih banyak. Penunasan yang terlambat akan meningkatkan kelembaban di

sekitar pohon. Pelepah sengkleh akan menjadi sumber penyakit pada tanaman

kelapa sawit.

Produksi TBS, OER, KER dan FFA

Produk utama dari industri kelapa sawit adalah minyak kelapa sawit (MKS)

dan kernel atau inti kelapa sawit (IKS). MKS dan IKS didapatkan dari pengolahan

TBS di PKS. Istilah ekstraksi digunakan Teluk Siak Factory (TSF) untuk

menyatakan persentase produk yang dihasilkan dari jumlah TBS yang diolah.

Ekstraksi di PKS terbagi menjadi dua yaitu oil extraction rate (OER) dan kernel

extraction rate (KER). OER adalah persentase MKS yang dihasilkan dari

pengolahan TBS di PKS. KER adalah persentase IKS yang dihasilkan dari

pengolahan TBS di PKS.

Parameter keberhasilan panen dapat dinilai melalui pencapaian OER, KER

dan FFA. Minamas Plantation menetapkan target dalam pencapaian OER, KER

dan FFA yang harus dicapai oleh setiap kebun. Target yang ditetapkan perusahaan

meliputi OER > 23.75%, KER > 4.75% dengan kualitas FFA < 3%. Berdasarkan

Tabel 13 terlihat bahwa produksi TBS Divisi 1 TSE mengalami fluktuasi dengan

pencapaian melebihi target pada tahun 2007-2008 dan 2010-2011. Target OER

yang ditetapkan perusahaan belum tercapai selama lima tahun. Pencapaian KER

sesuai target kecuali pada tahun 2010-2011 nilai KER berada di bawah target

yang ditetapkan. Kualitas MKS yang dihasilkan tergolong baik karena FFA < 3%,

hanya pada tahun 2007-2008 perolehan FFA melebihi batas yang ditentukan

perusahaan.

Page 39: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

25

Tabel 13 Produksi TBS Divisi 1 Teluk Siak Estate dan ekstraksi di Teluk Siak

Factory lima tahun terakhir

Tahun

Target

produksi TBS

Produksi

TBS

Target

OER OER

Target

KER KER

Target

FFA FFA

(ton) (ton) ..................................... (%).....................................

2007-2008 18 142.03 18 156.80 > 23.75 22.96 > 4.75 4.94 < 3.00 3.47

2008-2009 19 212.00 16 482.74 > 23.75 23.06 > 4.75 5.19 < 3.00 2.57

2009-2010 20 595.00 15 628.54 > 23.75 23.00 > 4.75 4.98 < 3.00 2.49

2010-2011 19 229.67 18 009.91 > 23.75 22.47 > 4.75 4.72 < 3.00 2.68

2011-2012 18 989.16 19 791.29 > 23.75 22.59 > 4.75 4.97 < 3.00 2.55

Sumber : Arsip kantor besar Teluk Siak Estate (2013)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang memberikan penulis pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman bekerja di perkebunan kelapa sawit. Manajemen pemanenan kelapa

sawit di Divisi 1 Teluk Siak Estate sudah dilaksanakan dengan baik. Interval

panen yang diterapkan sudah tepat waktu sesuai dengan standar kebun.

Permasalahan manajemen pemanenan yang terdapat di Divisi 1 Teluk Siak Estate

yaitu jumlah tenaga kerja panen yang kurang serta mutu panen yang rendah pada

beberapa pemanen sehingga produksi kurang optimal. Kedua jenis lahan (mineral

dan gambut) yang dimiliki Divisi 1 Teluk Siak Estate memilki produksi yang

berbeda nyata sehingga lahan mineral lebih baik dibandingkan dengan lahan

gambut.

Saran

Perbaikan manajemen pemanenan kelapa sawit yang berkelanjutan perlu

dilakukan oleh Divisi 1 Teluk Siak Estate untuk mengoptimalkan produksi,

melalui:

1. Penambahan jumlah tenaga panen sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

2. Peningkatan sistem pengawasan mutu panen untuk mengurangi kehilangan

hasil yang terjadi di lapangan.

3. Pemberian pemahaman mengenai instruksi kerja dan penerapan sanksi yang

tegas kepada pemanen untuk meningkatkan mutu panen karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar S, Purba P. 2001. Kesenjangan produksi pada tanaman kelapa sawit muda:

suatu tantangan bagi pekebun kelapa sawit. Warta PPKS. 9(2):51-59

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Luas areal tanaman perkebunan rakyat

menurut jenis tanaman, 2000-2012 [internet]. [diacu 2014 Maret 5]. Tersedia

Page 40: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

26

dari: http://www.bps.go.id /tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1& id_

subyek=54&notab=5

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Luas tanaman perkebunan besar menurut jenis

tanaman, Indonesia (000 Ha), 1995 – 2013**

[internet]. [diacu 2014 Maret 5].

Tersedia dari: http://www.bps.go.id /tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar

=1 & id_subyek=54&notab=1

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi perkebunan besar menurut jenis

tanaman, Indonesia (Ton), 1995 - 2013** [internet]. [diacu 2014 Maret 5].

Tersedia dari: http://www.bps.go.id /tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar

=1&id_subyek=54&notab=2

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi perkebunan rakyat menurut jenis

tanaman (ribu ton), 2000-2012 [internet]. [diacu 2014 Maret 5]. Tersedia dari:

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek

=54&notab=6

Fauzi Y, Widyastuti YE, Satyawibawa I, Paeru RH. 2006. Kelapa Sawit:

Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran.

Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Lubis AU. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Bandar

Kuala (ID): Pusat Penelitian Perkebunan Marihat.

Mangoensoekarjo S, Semangun H. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.

Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Pahan I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu

hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Medan

(ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Purba RY, Prawirosukarto S, Desmier de Chenon R. 1999. Pemanfaatan tandan

kosong kelapa sawit sebagai perangkap Oryctes rhinoceros (L.) di perkebunan

kelapa sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 7(2):105-114

Rahutomo S, Siregar HH, Sutarta ES. 2007. Irigasi pada perkebunan kelapa sawit:

sebuah tinjauan. Warta PPKS. 15(1):7-17

Sastrosayono S. 2005. Budidaya Kelapa Sawit. Tangerang (ID): Agromedia

Pustaka.

Sembodo DRJ. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Yogyakarta (ID): Gaha Ilmu.

Sukamto. 2008. Lima Puluh Delapan Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu

Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Page 41: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

Lampiran 1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Riau

Tanggal Uraian kegiatan Prestasi kerja (Satuan HK

-1)

Lokasi Keterangan Penulis Karyawan Standar

11/02/2013 Tiba di kebun - - - Kantor

12/02/2013 Pengenalan kebun - - - Divisi 1 TSE

13/02/2013 Pancang parit - - - Blok E013

14/02/2013 Pancang teras 4 trs 4 trs - Blok E012, E013 trs = teras

15/02/2013 Pancang teras 4 trs 4 trs - Blok E012

16/02/2013 Pancang tanam 180 pcg 180 pcg - Blok E012 pcg = pancang

18/02/2013 Pemanenan 2 jjg 85 jjg 85 jjg Blok H007, H008 Jjg = janjang

19/02/2013 Pemanenan 5 jjg 85 jjg 85 jjg Blok H008 Jjg = janjang

20/02/2013 Pemanenan 4 jjg 90 jjg 85 jjg Blok H009, H010 Jjg = janjang

21/02/2013 Field day - - - Blok H011

22/02/2013 Field check - - - Blok I011

23/02/2013 Taksasi produksi - - - Blok H010

25/02/2013 Dongkel kentosan (anak sawit) 1.5 ha 1.5 ha - Blok H007

26/02/2013 Aplikasi tandan kosong 1.5 ton 3 ton 4 ton Blok H009

27/02/2013 Aplikasi tandan kosong 2 ton 3 ton 4 ton Blok H009

28/02/2013 Pemeliharaan TPH 8 TPH 8 TPH - Blok H010

01/03/2013 Sensus ulat api - - - Blok G007

02/03/2013 Pangkas pelepah 0.5 km 0.5 km 1 km Blok J010

04/03/2013 Penyemprotan herbisida 1 Ha 3 Ha 4 Ha Blok J010, J011

05/03/2013 Penyemprotan herbisida 1 Ha 3 Ha 4 Ha Blok G009, G010

06/03/2013 Aplikasi tandan kosong 3 ton 5 ton 4 ton Blok H009

07/03/2013 Rapat SOU-17 - - - Kantor Besar TSE

08/03/2013 Grading buah - - - Blok I011

09/03/2013 Training LSU - - - Blok H016

27

Page 42: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

Lampiran 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Riau

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja

Lokasi Jumlah karyawan

(Orang)

Luas areal

(Ha)

Lama kegiatan

(Jam)

11 Maret 2013 Panen 3 4.5 7 Blok H007, H008

13 Maret 2013 Panen 3 4.5 7 Blok H008, H009

15 Maret 2013 Panen 16 58.5 6 Blok G010, I012

16 Maret 2013 LSU - - 7 Blok H007

18 Maret 2013 Kerani cek sawit (KCS) - - 6 Blok H007

19 Maret 2013 KCS brondolan - - 5 Blok H007, H008, H009, I009, J009

20 Maret 2013 Bongkar tumbuhan pengganggu (BTP) 3 1 7 Blok G010

21 Maret 2013 LSU 3 30.27 6 Blok I010

22 Maret 2013 Aplikasi tandan kosong 2 0.2 5 Blok H009, H010

23 Maret 2013 Langsir TBS 3 5 Blok J010

25 Maret 2013 Kerani 2 - - 7 Kantor Divisi 1 TSE

26 Maret 2013 Kerani cek sawit (KCS) - - 7 Blok H009

27 Maret 2013 Bongkar tumbuhan pengganggu (BTP) 5 2.5 7 Blok I010

28 Maret 2013 Field day - - 5 Blok H016

30 Maret 2013 Bongkar tumbuhan pengganggu (BTP) 6 2.5 7 Blok I010

1 April 2013 Kerani 2 - - 7 Kantor Divisi 1 TSE

2 April 2013 Penyemprotan herbisida 18 54 7 Blok H007, I009

3 April 2013 Penyemprotan herbisida 16 48 7 Blok H007, H008, H009

4 April 2013 Penyemprotan herbisida 15 45 7 Blok H008, H009

5 April 2013 Field check - - 5 Blok I012, J010

6 April 2013 Sensus black bunches - - 7 Blok I012

8 April 2013 Mandor 1 114 7 Divisi 1 TSE

9 April 2013 Rapat SOU-17 - - 9 Kantor Besar TSE, TSF

10 April 2013 Mandor panen - - 7 Blok J011

28

Page 43: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Riau

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja

Lokasi Jumlah mandor

yang diawasi

(Orang)

Luas areal

yang diawasi

(Ha)

Lama kegiatan

(Jam)

11 April 2013 Pendamping asisten 8 170.54 7 Divisi 1 TSE

12 April 2013 Pendamping asisten 8 215.28 5 Divisi 1 TSE

13 April 2013 Pengawasan pemupukan 2 141.63 7 Divisi 1 dan Kantor Besar TSE

15 April 2013 Pengawasan pemanenan 4 155.98 7 Divisi 1 TSE

16 April 2013 Field Check mantri tanaman - - 7 Blok H009, H010

17 April 2013 Pengawasan pemanenan 4 143.23 7 Divisi 1 TSE

18 April 2013 Pengawasan pemanenan 4 50 7 Blok H011, J010, J011

19 April 2013 Pengawasan pemanenan - - 5 Blok H007

20 April 2013 Administrasi divisi 14 - 7 Kantor Divisi 1 TSE

22 April 2013 Administrasi divisi 14 - 7 Kantor Divisi 1 TSE

23April 2013 Administrasi divisi 14 - 7 Kantor Divisi 1 TSE

24 April 2013 Pengawasan alat Berat 1 - 7 Main Road IX

25 April 2013 Administrasi divisi 14 - 7 Kantor Divisi 1 TSE

26 April 2013 Pelatihan lead auditor ISPO - - 8 Kantor Besar TSE

27 April 2013 Administrasi divisi 14 - 7 Kantor Divisi 1 TSE

29 April 2013 Pengawasan pemanenan 3 120.2 7 Blok G007, G008, I009, H007, H008

30 April 2013 Pengawasan pemanenan 3 111.98 7 Blok G008, G009, H007, H008, H009

1 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 3 140.64 7 Blok G009, G010, H008, H009, H010

2 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 51 7 Blok G010, I012

3 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 3 130.86 5 Blok H011, I010, I011, I012, I013

4 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 50 7 Blok J011

6 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 41 7 Blok H007

7 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 55.14 7 Blok G008, G009

8 Mei 2013 Rapat SOU-17 - - 7 Pinang Sebatang Estate

10 Mei 2013 Pengawasan pemupukan 1 17.94 5 Blok I010

11 Mei 2013 Pengawasan pemupukan 1 16.15 7 Blok I010

29

Page 44: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Teluk Siak Estate, PT Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Riau

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja

Lokasi Jumlah mandor

yang diawasi

(Orang)

Luas areal

yang diawasi

(Ha)

Lama kegiatan

(Jam)

13 Mei 2013 Pengawasan BTP 1 3 7 Blok H009

14 Mei 2013 Pengawasan penyemprotan herbisida 2 18.9 7 Blok H010

15 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 35 7 Blok H007

16 Mei 2013 Field Day - - 7 Blok H007

17 Mei 2013 Pengawasan penyemprotan herbisida 2 22 4.5 Blok H010

18 Mei 2013 Pengawasan penyemprotan herbisida 2 36 7 Blok H009, J010

20 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 46.70 7 Blok J012

21 Mei 2013 Pengawasan sensus ulat api 1 29 7 Blok H007

22 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 3 103.5 7 Blok I009, I010, J010

23 Mei 2013 Pemuatan buah - - 7 Blok G007, I009

24 Mei 2013 Pengawasan panen 1 30.84 5 Blok H007, H008

27 Mei 2013 Field Check mantri tanaman 1 - 7 Blok H007

28 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 50 7 Blok H009

29 Mei 2013 Pengawasan pemanenan 1 30 7 Blok H010

30 Mei 2013 Field Day - - 7 Divisi 3 TSE

31Mei 2013 Pengawasan penyemprotan dan aplikasi tankos 1 10.5 5 Blok H009, J010

1 Juni 2013 Pengawasan pemupukan 1 22.91 7 Blok H007

3 Juni 2013 Pengawasan pemupukan 1 17.01 7 Blok H007, J010

4 Juni 2013 Pengawasan pemupukan 1 20.04 7 Blok H007

5 Juni 2013 Pengawasan BTP 1 1 7 Blok I009

7 Juni 2013 Administrasi divisi - - 5 Kantor Divisi 1 TSE

8 Juni 2013 Administrasi divisi - - 7 Kantor Divisi 1 TSE

10 Juni 2013 Acara perpisahan - - - Kantor Divisi 1 TSE

30

Page 45: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

Lampiran 4 Peta lokasi kebun Teluk Siak Estate

31

Page 46: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

Lampiran 5 Data curah hujan lima tahunan Teluk Siak Estate

Bulan

Tahun

2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012

HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM

Juli 18 266 11 166 20 236 14 230 6 167

Agustus 8 235 12 157 10 189 14 233 7 170

September 19 565 21 214 19 280 14 256 6 197

Oktober 19 339 17 296 8 153 14 262 19 317

November 6 24 13 223 14 295 16 160 19 292

Desember 7 108 4 78 7 136 8 179 20 286

Januari 8 81 4 88 14 230 18 202 6 100

Februari 9 115 17 201 14 233 6 86 15 154

Maret 10 323 13 196 14 256 14 124 14 208

April 12 211 18 176 14 262 15 141 22 194

Mei 11 267 16 173 16 160 7 110 13 121

Juni 16 209 22 459 8 179 7 65 6 69

Total 143 2 743 168 2 425 158 2 609 147 2 048 153 2 275

Rata-rata 11.92 228.60 14.00 202.10 13.17 217.42 12.25 170.67 14 207

Keterangan: Bulan kering (BK) = MM < 60 mm, Bulan lembab (BL) = MM 60–100 mm, Bulan basah = MM > 100 mm

t t

t t

9

Menurut Schmid Ferguson, tipe iklim Teluk Siak Estate termasuk kelas A (sangat basah)

32

Page 47: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

Lampiran 6 Peta areal tata guna lahan Teluk Siak Estate

33

Page 48: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

Lampiran 7 Struktur organisasi Teluk Siak Estate

Kepala Tata

Usaha

Asisten Divisi

Kerani

Divisi

Mantri

Tanaman

Kantor

Besar

Kepala

GudangKeamanan

Estate

Manager

Senior

Assistant

Mandor

Traksi

Kerani

Traksi

Kepala

Bengkel

Kepala

Bangunan

Mandor

SemprotMandor 1

34

Page 49: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

35

Lampiran 8 Rekomendasi dosis pemupukan Divisi 1 Teluk Siak Estate

Jenis pupuk Dosis

(kg/pohon)

Fungsi

Urea

(N = 46%)

2.00 Merangsang fase vegetatif, sintesis asam amino

dan protein, membentuk: protein dan lemak.

Kekurangan: fase vegetatif terlalu panjang

(waktu panen tertunda)

Rock Phosphat

(P2O5 = 29.73%)

1.25 Pengangkut energi metabolit, merangsang fase

generatif, merangsang pembelahan dan

pembesaran sel, merangsang akar dan bahan

baku protein

MOP

(K2O = 60.56%)

1.50 pengangkutan (asimilat, enzim, mineral dan air),

meningkatkan daya tahan tanaman,

meningkatkan mutu buah dan mengokohkan

tanaman

HGFB

(B2O5 = 45%)

0.04 Transportasi karbohidrat, meningkatkan mutu

buah, pembiakan sel di titik tumbuh,

pembentukan tepung sari dan bunga serta

metabolisme kalium dan kalsium

Kieserit

(Mg = 27%)

1.25 Efektifitas dan efisiensi penyerapan hara lain,

bagian dari klorofil dan enzim

sehingga berperan memproduksi fotosintat dan

membentuk tandan

Page 50: MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT … PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI TELUK SIAK ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, MINAMAS PLANTATION, RIAU ANDRI SETIAWAN DEPARTEMEN

36

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat pada

tanggal 11 November 1991. Penulis merupakan anak kelima dari enam bersaudara

dari Bapak Endang Pahrurodji dan Ibu Euis Nurmawati.

Penulis menjalani pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1997 di SDN 1

Cimacan kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama pada tahun 2003 di

SMP Negeri 1 Cipanas dan sekolah menengah atas pada tahun 2006 di SMA

Negeri 1 Sukaresmi. Tahun 2009 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor

melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) sebagai mahasiswa

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Penulis juga aktif di beberapa organisasi dan kepanitiaan. Tahun 2010

penulis aktif di BEM KM IPB sebagai staf Kementrian Kebijakan Daerah. Periode

selanjutnya pada tahun 2011, penulis aktif di BEM Fakultas Pertanian IPB sebagai

staf Departemen Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa. Tahun 2013, penulis

aktif di BEM Fakultas Pertanian IPB sebagai Ketua Bidang Internal dan

Kaderisasi. Kepanitiaan yang pernah diikuti oleh penulis antara lain Festival

Bunga dan Buah Nusantara (FBBN), ketua pelaksana Kuliah Lapang Departemen

Agronomi dan Hortikultura, ketua divisi logistik dan transportasi Agrosportsment,

Gebyar Pertanian, Masa Perkenalan Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Masa Perkenalan Fakultas Pertanian, SERI A dan Farmer Field Day. Penulis juga

menjadi peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang proposalnya didanai

oleh DIKTI pada tahun 2011 dan 2012.