100
MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA DISUSUN DAN DIUSULKAN OLEH: MUHAMMAD IFAL Nomor Stambuk : 105610473613 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS)

DI KABUPATEN GOWA

DISUSUN DAN DIUSULKAN OLEH:

MUHAMMAD IFAL

Nomor Stambuk : 105610473613

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

Page 2: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS)

DI KABUPATEN GOWA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

Muhammad ifal

Nomor Stambuk: 10561 0473613

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 3: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA
Page 4: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA
Page 5: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

ABSTRACT

MUHAMMAD IFAL. 2019, Manajemen Aset Daerah (Mobil Dinas) di Kabupaten Gowa (dibimbing oleh Djuliati Saleh dan Nurbia Tahir ).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manajemen aset daerah (mobil dinas) di Kabupaten Gowa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan tipe fenomenologi. Tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara dengan informan 6 orang, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data digunakan triangulasi yaitu triangulasi waktu, triangulasi sumber, dantriangulasi teknik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen aset daerah (Mobil Dinas) di Kabupaten Gowa dilihat melalui 1). Menentukan kebutuhan aset adalah langkah pertama melakukan peninjauan ke organisasi perangkat daerah dengam tujuan melihat kondisi kebutuhan aset untuk melakukan pengalihan aset dan melakukan peninjauan langsung kondisi mobil dinas yang sudah tidak layak pakai untuk dilakukan peremajaan. 2). Penyediaan pelayanan aset yang dilakukan adalah Menyediakan mobil dinas pagi pegawai yang mobil dinasnya sudah tidak layak pakai dan menyesuaikan jabatan yang dimilki dengan mobil dinas yang akan digunakan oleh setiap pegawai. 3). Analisi kesenjangan aset adalah semua pernyataan informan menunjukka bahwa pengelola aset daerah belum pernah melakukan analisis kesenjangan aset daerah.

Kata Kunci: Manajemen, aset, daerah.

Page 6: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ” Manajemen Aset Daerah (Mobil Dinas) di Kabupaten

Gowa”. Serta tak lupa kita curahkan sholawat kepada Nabi Muhammad Sallallahu

Alaihi Wasallam,

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra H. Djuliati saleh.M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Nurbia Tahir S.Sos

M.AP selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing

dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Dr.Hj. Ihyani Malik S.Sos. Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Nasrul Haq S,Sos, MPA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 7: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

4. Dosen Penasehat Akademik, Adnan Ma’ruf S.Sos M.Si yang senantiasa

memberikan nasehat-nasehat akademik demi tercapainya prestasi yang baik.

5. Conang juanda selaku ayah saya, yang senantiasa selalu memberikan support

demi memberikan pendidikan yang baik kepada saya…….. (Ibu),yang senantiasa

dan tidak pernah lelah menasehati, mengarahkan, mendoakan, memberikan

semangat dan bantuan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis/skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 19 Februari 2019

MUHAMMAD IFAL

Page 8: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

DAFTAR ISI

Halaman Peretujuan Skrpsi ....................................................................................... i Halaman persetujuan ................................................................................................. ii Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................................ iii Abstrak ...................................................................................................................... iv Kata Pengantar .......................................................................................................... v Daftar isi .................................................................................................................... vi BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen ............................................................................. 6 B. Konsep Aset Daerah ............................................................................ 14 C. Manajemen Asset Daerah ................................................................... 27 D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 34 E. Fokus Penelitian .................................................................................. 35 F. Deskripsi Fokus Penelitian .................................................................. 35

BAB III. METODE PENELTIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 36 B. Jenis Dan Tipe Penelitian .................................................................... 36 C. Sumber Data ........................................................................................ 36 D. Informan Penelitaian .......................................................................... 37 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 38 F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 39 G. Pengabsahan Data ................................................................................ 40

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 42 B. Profil Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa .......... 48 C. Daftar Nama-Nama Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah

Kabupaten Gowa .................................................................................. 50 D. Daftar Mobil Dinas Lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa ................ 54

Page 9: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

E. Rekapitulasi BPKB Kendaraan Dinas Lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa .................................................................................................... 59 ..............................................................................................................

F. Hasil Penelitian .................................................................................... 62 1. Menentukan Kebutuhan Asset ....................................................... 62 2. Penyediaan Pelayanan Asset .......................................................... 67 3. Analisis Kesenjangan Asset ........................................................... 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 79 B. Saran .................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 81

Page 10: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Barang Milik Daerah, pemanfaatan adalah pendayagunaan milik daerah yang

harus digunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi satuan kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerja sama pemenfaatan,

bangun guna serah dan bangun serah guna dengan tidak mengubah status

kepemilikan.

Berdasarkan pasal 48 ayat (2) dan penjelasan atas pasal 49 ayat 6 UU

No 1 Tahun 2004, ruang lingkup pengaturan pengelolaan barang milik Negara

dalam peraturan pemerintah meliputi penjualan barang melalui pelelangan dan

pengecualiaannya, perencanaan kebutuhan, tata cara penggunaan, pemanfaatan,

pemeliharaan, penatausahaan, penilaian, penghapusan dan pemindahtanganan.

Rumusan tersebut merupakan siklus minimal atas seluruh mata rantai siklus

pengelolaan barang milik Negara/Daerah (asset management cycle).

Pengelolaan aset Negara/daerah dalam pengertian yang dimaksud

dalam pasal 1 ayat (1) dan ayat (2) PP No.6/2006 adalah tidak sekedar

administrative semata tetapi lebih maju berfikir dalam menangani aset

Negara/daerah, dengan bagaimana peningkatan efisiensi, efektifitas dan

menciptakan nilai tambah dalam mengelola aset.

Page 11: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

2

Pengelolaan aset daerah selama ini telah berjalan, namun belum

terlaksana sebagaimana yang di harapkan untuk mencapai daya guna dan hasil

guna yang maksimal, sehingga diperlukan peraturan-peraturan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan aset daerah. Selama ini pengelolaan

barang inventaris daerah dilaksanakan atas dasar ketentuan peraturan menteri

dalam negeri Nomor 32 Tahun 1998 tentang manual Administrasi barang

daerah dan peraturan Menteri dalam negeri Nomor 7 Tahun 1997 sebagai

peraturan pokok terhadap aturan barang investaris pemerintah daerah.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Pegawai Negeri Sipil

daerah sebagai salah satu sub sistem dalam sistem kepegawaian daerah

tentunya memerlukan sarana dan prasarana penunjang demi kelancaran

pelaksanaannya. Salah satu cara yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

pemerintahan daerah yang adil dan merata ke seluruh wilayah adalah sarana

transportasi yang memadai, oleh karena itu pemerintah daerah menyediakan

mobil dinas sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab pemerintah daerah

dalam memberikan perhatian serta kepedulian terhadap kelancaran pelaksanaan

tugas Pegawai Negeri Sipil. Pada dasarnya mobil dinas difungsikan untuk

mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta kewajiban

Pegawai Negeri Sipil kepada pemerintah maupun masyarakat. Mobil dinas

merupakan salah satu barang milik daerah maka sudah seharusnya penggunaan

mobil dinas digunakan bukan untuk kepentingan pribadi ataupun kegiatan yang

menyimpang tetapi sebagai penunjang dalam bekerja. Namun, dalam praktek

masih sering ditemukan penyalahgunaan fungsi mobil dinas menjadi kendaraan

Page 12: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

3

pribadi oleh Pegawai Negeri Sipil daerah seperti misalnya mobil dinas

digunakan untuk mudik ke kampung halaman, mobil dinas digunakan oleh

sanak saudara, dan digunakan untuk mencari keuntungan yang tentunya

menjadi sorotan tajam bagi pemerintah daerah terutama kinerja Pegawai

Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kepada

masyarakat.

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil dilarang

memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan

barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga

milik negara secara tidak sah, oleh karena itu, dalam penggunaan fasilitas

mobil dinas, Pegawai Negeri Sipil daerah harus memperhatikan resiko yang

akan ditanggung ketika ada penyalahgunaan terhadap fasilitas mobil dinas.

Sebagai contoh kasus dapatlah dilihat peristiwa kecelakaan mobil dinas

Pemerintah Kota Semarang yang disebabkan oleh kelalaian Pegawai Negeri

Sipil yang bersangkutan dalam menggunakan fasilitas mobil dinas untuk

kepentingan pribadi sehingga menunjukan bahwa pengguna atau pejabat belum

memahami hak dan kewajibannya sebagai Pegawai Negeri Sipil.5 Pada kasus

di atas dapat dikatakan bahwa pengawasan yang dilakukan pemerintah daerah

terhadap penggunaan fasilitas mobil dinas belum terlalu diperhatikan sehingga

banyak Pegawai Negeri Sipil yang dengan sewenang-wenang menggunakan

fasilitas tersebut untuk kepentingan pribadi.

Page 13: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

4

Pada umumnya dalam menyikapi dan menghindari terjadinya

penyalahgunaan fasilitas mobil dinas maka dilakukan pengawasan oleh

Sekretariat Kabupaten yang mengacu pada Peraturan Daerah yang mengatur

tentang bagaimana pengelolaan dan pengawasan terhadap barang-barang milik

daerah. Pengawasan yang dilakukan terhadap penggunaan mobil dinas

dimaksudkan agar Pegawai Negeri Sipil sadar akan tanggung jawabnya sebagai

Abdi Negara dan masyarakat dan tidak mementingkan kepentingan pribadi

semata.

Salah satu pemerintah daerah yang ada di wilayah negara Republik

Indonesia adalah wilayah Pemerintah Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi

selatan. Pada dasarnya Pemerintah Kabupaten Gowa bertanggung jawab atas

kesejahteraan pegawai negeri sipil daerah yang berada di seluruh Kabupaten

Gowa. Untuk menunjang kinerja para pegawai negeri sipil daerah maka

pemerintah memberikan fasilitas berupa mobil dinas kepada pejabat eselon I,II,

dan III yang pelaksanaan fungsi pengawasannya dilakukan oleh Bagian

Perlengkapan dan Aset Daerah Sekretariat Kabupaten Gowa.

Dari fasilitas mobil dinas itulah dapat diharapkan para pegawai negeri

sipil dapat meningkatkan efektivitas dan motivasi kerja dalam pengabdiannya

kepada masyarakat dan negara, oleh karena itu, terhadap fasilitas mobil dinas

yang diberikan kepada pegawai negeri sipil daerah tersebut diperlukan adanya

pengawasan oleh pemerintah daerah, yang dalam hal ini adalah Bagian

Perlengkapan dan Aset Daerah Sekretariat Kabupaten Gowa yang mempunyai

Page 14: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

5

kuasa atas pengaturan pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap penggunaan

mobil dinas pegawai negeri sipil daerah.

Hingga saat ini Pemerintah kabupaten Gowa terus melakukan

pembenahan terhadap pengelolaan pengadaan mobil dinas. Ini dilakukan untuk

menginventarisir dan mendukung tertib administrasi pada aset bergerak yang

telahterdata. Mobil dinas merupakan salah satu aset yang harus mendapat

perawatan dari pemegang kuasa, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah pada

tanggal 24 April 2014, menandai dimulainya era baru pengelolaan Barang

Milik Negara (BMN).

Dengan melihat permasalahan ini maka penulis tertarik untuk

mengambil judul penelitian “ Manajemen Aset Daerah (Mobil Dinas) di

Kabupaten Gowa “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi

rumusan masalahnya yaitu:

1. Bagaimana menentukan kebutuhan Aset Daerah di Kabupaten Gowa ?

2. Bagaimana penyediaan pelayanan Aset Daerah di Kabupaten Gowa ?

3. Bagaimana analisis kesenjangan Aset Daerah di Kabupaten Gowa ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara menentukan kebutuhan Aset Daerah di Kabupaten

Gowa.

Page 15: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

6

2. Untuk mengetahui penyediaan pelayanan Aset Daerah di Kabupaten

Gowa.

3. Untuk mengetahui analisis kesenjangan Aset Daerah di Kabupaten Gowa.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Penelitian ini dharapkan dapat memberikan gambaran tentang Manajemen

Aset Daerah di Kabupaten Gowa.

2. Secara praktis

Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa yang berminat mengadakan

penelitian lebih lanjut dan sebagai data dasar tentang Manajemen Aset

Daerah di Kabupaten Gowa.

Page 16: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen

1. Defenisi Manajemen

Tidak sedikit yang mengertikan pengelolaan sama dengan arti

manajemen. Karena antara manajemen dan pengelolaan memiliki tujuan

yang sama yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga. Pengelolaan

merupakan sebuah bentuk bekerja dengan orang-orang secara pribadi dan

kelompok demi tercapainya tujuan organisasi lembaga.

Perlu di hayati bahwa manajemen bukan tujuan, tetapi hanya alat

untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai

itu adalah pelayanan atau laba.

Walaupun manajemen hanya merupakan “alat atau wadah” saja,

tetapi harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen ini baik

maka tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindari, dan semua

potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat. Untuk lebih jelasnya penulis

mengutip beberapa defenisi sebagai berikut.

a. Marry parker follet (dalam ernie,2005:5) manajemen adalah seni dalam

menyelesaikan sesuatu melalu orang lain. “Managemen is the art of

getting things done through people”

b. Menurut McHugh (dalam ernie,2005:5 ) mengatakan bahwa manajemen

adalah sebuah proses yang dilakuka untuk mewujudkan sebuah tujuan

organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,

Page 17: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

8

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orang-orang serta

sumber daya organisasi lainnya.

George R. terry (1992:1) Mengatakan bahwa manajemen adalah suatu

proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan

suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau

maksud-maksud yang nyata.

Menrut Malayu S.P Hasibuan (2005:2) Manajemen adalah ilmu dan

seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

a. Menurut Andrew F.Sikula (dalam Melayu S.P Hasibuan,2005:2)

Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas

perencanaan, pengendalian, penempatan, pengorganisasian,

pemotivasian, pengarahan, komunikasi, pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk

mengkordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara

efisien.

b. Menurut Harold Koonzt dan Cyril O’Donnel (dalam Melayu S.P

Hasibuan,2005:3) Manajemen adalah usaha mencapai tujuan tertentu

melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan

koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lainyang meliputi

Page 18: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

9

Perencanaan, penempatan, pengorganisasian, pengendalian dan

pengarahan.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen

Terdapat beberapa fungsi manajemen yang dikemukakan para pakar,

fungsi-fungsi manajemen menurut para pakar adalah serangkaian kegiatan

yang dijalankan mengikuti suatu tahapan-tahapan tertentu dalam

pelaksanaannya. Pendapat lain bahwa fungsi manajemen adalah berbagai

jenis tugas kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat

saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati sebelumnya.

Fungsi-fungsi Manajemen terus berkembang, berikut ini merupakan

fungsi-fungsi manajemen menurut para pakar:

a. Luther Gullick (dalam Anton Athoillah,2010:96) perncanaan,

pengorganisasian, staf (penyusunan pegawai), pembinaan kerja,

pengorganisasian, pelaporan, pengawasan, anggaran.

b. George Terry (dalam Anton Athoillah,2010:96) Perencanaan,

Pengorganisasian, Pengawasan, Penggerak (actuating).

c. Kootz dan Donnel (dalam Anton Athoillah,2010:96) Perencanaan,

Pengorganisasian, Staff (penyusunan pegawai), Pembinaan Kerja,

Pengawasan.

d. Henry fayol (dalam Anton Athoillah,2010:96) perncanaan,

pengorganisasian, pimpinan, pengawasan.

e. Lyndall : peramalan, perencanaan, pengorganisasian, pemberi

komando, pengkordinasian, pengawasan.

Page 19: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

10

Dari funsi-fungsi manajemen yang dipaparkan oleh para pakar

diatas dapat diringkas sebagai berikut:

1. Peramalan/perkiraan (forescasting)

Forescasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau

mengadakan taksiran/perkiraan terhadap berbagai kemungkinan yang

akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dilakukan.

2. Perencanaan (planning)

Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun

rencana, berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber

yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis,

sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk

langkah-langkah selanjutnya.

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana

sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana,

merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian

tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang

terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan jawaban

kepada enam pertanyaan berikut :

a. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?

b. Mengapa tindakan itu harus dikerjakan ?

c. Dimana tindakan itu harus dikerjakan ?

d. Kapan tindakan itu harus dikerjaka ?

e. Siapaka yang akan mengerjakan tindakan itu ?

Page 20: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

11

Menurut Stoner, planning adalah proses menetapkan tujuan/sasaran

dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi. Proses

menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi

kecenderungan dimasa yang akan datang dan penentuan strategi serta

taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

3. Organisasi (organizing)

Organizing adalah dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam

cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran yang spesifik atau

sejumlah sasaran. Bila ditinjau dari proses, maka proses itu adalah

proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah

dirumuskan dalam perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi

yang tepat dan dapat bekerja secara efektif. Pengorganisasian atau

organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian

satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan

struktur tersebut. Pengorganisasian bertujuan untuk membagi satu

kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu,

mempermuda manejer dalam melakukan pengawasan dan menentukan

orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah

dibagi-bagi tersebut.

4. Menggerakkan (Actuating)

Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua

anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan

perencanaan manejerial dan usas-usaha organisasi. Jadi actuating

Page 21: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

12

adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya

atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah

kepemimpinan (leadership)

5. Pimpinan (Leading)

Pekerjaan leading meliputi empat kegiatan yaitu : 1. Mengambil

keputusan 2. Mengadakan komunikasi agar terjalin saling pengertian

antar manajer dan bawahan 3. Member semangat, inspirasi, dan

dorongan kepada bawahannya supaya mereka bertindak 4.

Mengkordinasi kegiatan.

6. Pengarahan (Directing/Commanding)

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang

berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-

perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas

masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-

benar tertujun pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Bila ditinjau

dari proses, maka prose situ adalah proses pelaksanaan program agar

dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses

memotifasinya.

7. Motivasi (Motivating) motivasi atau pemotivasian adalah kegiatan

merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen berupa pemberian

inspirasi, inovasi semangat dan dorongan kepada bawahan, agar

Page 22: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

13

bawahan melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang

diinginkan oleh atasan.

8. Inovasi (Inivation)

Inovasi adalah proses atau hasil pengembangan atau pemanfaatan

mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan

teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki

produk (barang dan jasa), system atau proses yang baru, yang

memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama sosial

dan ekonomi).

9. Kordinasi (Kordinating)

Kordinating atau pengorganisasian adalah satu dari beberapa fungsi

manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi

percekcokan, kekacauan, kekosongan kegiatan dengan jalan

menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan

sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan

organisasi. Kordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim

dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan

masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan

keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri.

10. Kendali (Controlling)

Kendali, sering juga disebut Pengawasan, Controlling atau, sering

juga disebut pengendalian adalah satu dari beberapa fungsi manajemen

berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga

Page 23: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

14

apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar

dengan tujuan yang telah digariskan semula. Bila ditinjau dari proses,

maka prose situ adalah proses yang dilakukan untuk memastikan

seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan

bisa berjalan sesuai target yang diharapkan. Pengawasan merupakan

tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan jalannya

suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan.

11. Laporan (Reporting)

Laporan adalah suatu fungsi manajemen berupa penyampaian

perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan-

keterangan mengenai segala hal yang saling bersangkutan dengan tugas

dan fungsi-fungsi kepada pimpinan yang lebih tinggi.

12. Staff (Staffing)

Staff merupakan suatu fungsi manajemen berupa penyusunan

perosonalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,

pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga

memberdayaguna maksimal kepada organisasi.

Page 24: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

15

B. Konsep Aset Daerah

1. Defenisi Aset Daerah

Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Aset adalah

sumber daya ekonomi yang di kuasai dan di miliki oleh pemerintah sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi atau sosial

di masa depan di harapkan dapat di peroleh baik oleh pemerintah maupun

masyarakat, serta dapat di ukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya

non keuangan yang di perlukan untuk penyediaav n jasa bagi masyarakat

umum dan sumber-sumber daya yang di pelihara karena alasan sejarah dan

budaya.

Pengertian aset atau aktiva dalam akuntansi adalah semua sumber

ekonomi atau kekayaan yang di miliki oleh suatu entitas yang di harapkan

dapat memberikan manfaat usaha di masa depan.

Pengertian aset menurut Siregar (2004:178) adalah barang (thing)

atau sesuatu barang (anything) yang memiliki nilai guna atau ekonomi

(economic value), nilai komersial (commersial value) atau nilai tukar

(axchange value) yang di miliki oleh suatu badan usaha, instansi atau

perorangan.

Demikian istilah properti seringkali melekat dengan istilah lain

untuk memberikan pengertian yang lebih jelas secara hukum, yaitu real

estate dan realproperty dimana keduanya mempunyai makna yang

berbeda meskipun ada juga yang menyebutnya sebagai sinonim dalam

lingkup tertentu.

Page 25: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

16

Real estate bersifat tidak bergerak (immobile) dan berwujud

(tangibel), yang termasuk dalam pengertian ini adalah tanah, semua benda

yang secara alami sebagai bagian dari tanah, seperti pepohonan dan barang

mineral dan juga segala sesuatu yang dibangun oleh manusia seperti

bangunan, jaringan dan lain sebagainya. Lebih lanjut Real Property

includes allinterest, benefits, and rightsinherent in the ownership of

physical real estate (Appraisal Institute, 2001:8).

Real property merupakan kumpulan atas berbagai macam hak

daninterest yang ada dikarenakan kepemilikan atas satuan real estate,

meliputi hak untuk menggunakan, menyewakan, memberikan kepada

orang lain atau tidak .Pengertian aset adalah sesuatu yang memiliki nilai.

Menurut Siregar (2001) pengertian aset bila dikaitkan dengan property

maka dapat dijabarkan melalui beberapa aspek, antara lain :

1. Memiliki nilai ekonomis yang terkait dengan nilai pemanfaatan

tertinggi dan terbaik (highest and best use).

2. Menghasilkan pendapatan dari pengoperasian properti.

3. Memiliki fisik, fungsi dan hak penguasaan yang baik.

4. Economical life-time yang panjang.

Berdasarkan Himpunan Peraturan-peraturan tentang Inventarisasi

Kekayaan Negara Departemen Keuangan RI Badan Akuntansi Keuangan

Negara 1995 pasal 2, disebutkan bahwa barang-barang milik

negara/kekayaan negara yang termasuk jenis barang-barang tidak bergerak

antara lain:

Page 26: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

17

1. tanah-tanah kehutanan, pertanian, perkebunan, lapangan olahraga dan

tanah-tanah yang belum dipergunakan, jalan-jalan (tidak termasuk

jalan daerah),jalan kereta api, jembatan, waduk, lapangan terbang,

bangunan-bangunan irigasi, tanah pelabuhan dan lain- lain.

2. gedung-gedung yang di pergunakan untuk kantor, pabrik-pabrik,

bengkel, sekolah, rumah sakit, studio, laboratorium dan lain- lain.

3. gedung-gedung tempat tinggal tetap atau sementara seperti rumah-

rumah tempat tinggal, tempat istirahat, asrama, pesanggrahan,

bungalow dan lainlain.

4. monumen-monumen seperti: benteng sombaopu, istana ballalompoa,

monumen peringatan sejarah, dan monumen purbakala lainnya.

Real estate sebagai komponen utama dari aset daerah, oleh

pemerintah daerah selanjutnya harus dapat dimanfaatkan sebagai aset yang

produktif dan berguna sehingga berdampak positif dalam pembangunan

ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat. Dalam neraca keuangan

daerah aset dapat menjadi modal bila dapat menghasilkan pendapatan.

Namun masih banyak daerah yang belum menyadari peran dan potensi

pengelolaan aset secara cermat.

2. Manajemen Aset Daerah

Menurut Siregar(2004;561), manajemen aset daerah dalam

Keputusan Mendagri Nomor 49/2001 dinyatakan sebagai rangkaian

kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang meliputi :

perencanaan, penentuan kebutuhan, penganggaran, standarisasi barang dan

Page 27: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

18

harga, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, inventarisasi, pengendalian

pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan, perubahan status hukum serta

penata usahaannya.

Dengan persebaran aset secara geografis serta penanganan masing-

masing aset yang spesifik (misalnya diakibatkan oleh perbedaan dalam hal

pemanfaatan, peruntukan yang beragam, serta pola/model pengguna

usahaan aset kepada pihak ke tiga yang beragam pula), maka pengelolaan

aset mesti dilakukan dalam suatu program uang dapat di

pertanggungjawabkan. Program ini mesti menggambarkan komitmen

pemerintah daerah untuk melaksanakan apa yang dalam wacana demokrasi

saat ini disebut sebagai good corporate governance, dengan mengacu pada

asas-asas keterbukaan (transperancy), serta tidak mengorbankan

kepentingan public (public server). Ini semua akan mendorong pemerintah

daerah untuk benar-benar mengembangkan strategi pembangunan daerah

berdasarkan potensi yang dimiliki. (Siregar, 2004:561).

Adapun variable-variabel yang mempengaruhi pengelolaan

inventaris barang adalah sebagai berikut :

a. Pengadaan

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2006 tentang Perubahan Ke empat Atas Keputusan Presiden

Nomor 80 tahun 2008 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah, menjelaskan bahwa pengadaan barang/jasa pemerintah

adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan

Page 28: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

19

APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swa kelola maupun oleh

penyedia barang/jasa. Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 17

Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik

Daerah, menjelaskan bahwa pengadaan adalah kegiatan untuk

melakukan pemenuhan kebutuhan barang daerah dan jasa. Pengadaan

barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip

efisien,efektif, transparan dan terbuka,bersaing, adil/tidak diskriminatif

dan akuntabel.

Mardiasmo (2004:238) menjelaskan pengadaan barang atau

kekayaan daerah harus dilakukan berdasarkan sistem tender

(compulsory competitive tendering contract). Hal tersebut dilakukan

supaya pemerintah daerah dan masyarakat tidak dirugikan.

b. Pengamanan dan pemeliharaan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, menjelaskan

bahwa pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan

agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap

untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam

pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan

tindakan upaya hukum. Siregar (2004:518). mengatakan legal audit,

merupakan suatu ruang lingkup untuk mengidentifikasi dan mencari

solusi atas permasalahan legal mengenai prosedur penguasaan atau

Page 29: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

20

pengalihan aset seperti status hak penguasaan yang lemah,aset yang

dikuasai pihak lain, pemindahan aset yang tidak termonitor dan lain-

lain.

Mardiasmo (2004:241) menyatakan bahwa pengamanan aset

daerah merupakan salah satu sasaran strategis yang harus dicapai

daerah dalam kebijakan pengelolaan aset daerah.

c. Inventarisasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, menjelaskan

bahwa inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan,

pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik daerah.

Menurut Siregar (2004:518) inventarisasi aset terdiri dari dua

aspek yaitu inventarisasi fisik dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri

dari bentuk, luas,lokasi,volume/jumlah, jenis, alamat dan lain- lain,

sedangkan aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang

dimiliki, batas akhir penguasaan. Proses kerjanya adalah dengan

melakukan pendaftaran labeling, cluster, secara administrasi sesuai

dengan manajemen aset.

Mardiasmo (2004:241) menjelaskan bahwa pemerintah

daerah perlu mengetahui jumlah dan nilai kekayaan daerah yang

dimilikinya, baik yang saat ini dikuasai maupun yang masih berupa

Page 30: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

21

potensi yang belum dikuasai atau dimanfaatkan. Untuk itu pemerintah

daerah perlu melakukan identifikasi dan inventarisasi nilai dan potensi

aset daerah. Kegiatan identifikasi dan inventarisasi di maksudkan

untuk memperoleh informasi yang akurat, lengkap dan mutakhir

mengenai kekayaan daerah yang dimiliki atau dikuasai oleh

pemerintah daerah.

d. Penilaian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, penilaian adalah

suatu proses kegiatan penelitian yang selektif di dasarkan pada

data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan

metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah.

Dalam rangka menyusun neraca pemerintah perlu diketahui berapa

jumlah aset negara sekaligus nilai dari aset tersebut. Untuk diketahui

nilainya maka barang milik negara secara periodik harus dilakukan

penilaian baik oleh pengelola barang ataupun melibatkan penilai

independent sehingga dapat diketahui nilai barang milik negara secara

tepat. Untuk penilaian berupa tanah dan atau bangunan menggunakan

patokan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP).

Menurut Siregar (2004:518) penilaian aset merupakan suatu

proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang dikuasai. Untuk

Page 31: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

22

itu pemerintah daerah dapat melakukan outsourcing kepada konsultan

penilai yang profesional dan independent. Hasil dari nilai tersebut

akan dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun

informasi untuk penetapan bagi aset yang akan dijual.

e. Pemanfaatan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pemanfaatan

adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak dipergunakan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerja sama pemanfaatan,

bangun guna serah dan bangun serah guna dengan tidak mengubah

status kepemilikan.

Bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik daerah berupa:

1. Sewa yaitu pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam

jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai.

2. Pinjam Pakai yaitu penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah

Pusat dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah dalam

jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka

waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola.

3. Kerjasama Pemanfaatan yaitu pendayagunaan barang milik daerah

oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka

Page 32: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

23

peningkatan penerimaan daerah bukan pajak/pendapatan daerah dan

sumber pembiayaan lainnya.

4. Bangun Guna Serah yaitu pemanfaatan barang milik daerah berupa

tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau

sarana berikut fasilitasnya,kemudian di dayagunakan oleh pihak lain

tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah di sepakati, untuk

selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau

sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

5. Bangun Serah Guna yaitu pemanfaatan barang milik daerah berupa

tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau

sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya

diserahkan untuk di dayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam

jangka waktu tertentu yang disepakati.

Sehubungan dengan pemanfaatan aset daerah khususnya berupa

benda tidak bergerak yang berbentuk tanah atau bangunan/gedung,

terutama yang belum di dayagunakan secara optimal sehingga dapat

memberikan value added,value in use dan mampu menaikkan nilai

ekonomi aset bersangkutan, maka dapat dilaksanakan melalui pengguna

usahaan yaitu pendayagunaan aset daerah (tanah dan bangunan) oleh

pihak ketiga (perusahaan swasta) dalam bentuk BOT, BTO, BT, KSO dan

bentuk lainnya. (Siregar, 2004:500-501).

1. BOT (Build-Operate-Transfer) yaitu pemanfaatan tanah atau bangunan

milik/dikuasai pemerintah daerah oleh pihak ketiga dengan cara pihak

Page 33: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

24

ketiga membangun bangunan siap pakai atau menyediakan, menambah

sarana lain berikut fasilitas diatas tanah atau bangunan tersebut

mendayagunakannya dalam waktu tertentu untuk kemudian setelah

jangka waktu berakhir menyerahkan kembali tanah dan bangunan atau

sarana lain berikut fasilitasnya tersebut beserta pendayagunaannya

kepada daerah, serta membayar kontribusi sejumlah uang atas

pemanfaatannya yang besarnya ditetapkan sesuai dengan kesepakatan.

2. BTO (Build-Transfer-Operate) yaitu pemanfaatan tanah dan bangunan

milik/dikuasai Pemerintah Daerah oleh pihak ketiga dengan cara pihak

ketiga membangun bangunan siap pakai dan menyediakan, menambah

sarana lain berikut fasilitas diatas tanah dan bangunan tersebut setelah

selesai pembangunannya diserahkan kepada daerah untuk kemudian

oleh Pemda, tanah dan bangunan siap pakai atau sarana lain berikut

fasilitasnya tersebut diserahkan kembali kepada pihak ketiga untuk di

dayagunakan selama jangka waktu tertentu, dan atas pemanfaatannya

tersebut pihak ketiga dikenakan kontribusi sejumlah uang yang

besarnya sesuai dengan kesepakatan.

3. BT (Build-Transfer) yaitu perikatan antara pemda dengan pihak ketiga

dengan ketentuan tanah milik pemda, pihak ketiga membangun dan

membiayai sampai selesai, setelah pembangunan selesai pihak ketiga

menyerahkan kepada pemda, pemda membayar biaya

pembangunannya.

Page 34: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

25

4. KSO (Kerja Sama Operasi) yaitu perikatan antara pemda dengan

pihak ketiga,pemda menyediakan barang daerah dan pihak ketiga

menanamkan modal yang dimilikinya dalam salah satu usaha,

selanjutnya kedua belah pihak secara bersama-sama atau bergantian

mengelola manajemen dan proses operasionalnya, keuntungan dibagi

sesuai dengan besarnya sharing masing-masing.

Siregar (2004:520) menyatakan studi optimalisasi aset

pemerintah daerah dapat dilakukan dengan :

1. identifikasi aset-aset pemerintah daerah yang ada.

2. pengembangan data base aset pemerintah daerah.

3. studi untuk menentukan pemanfaatan aset dengan nilai terbaik (highest

and best use) atas aset-aset pemerintah daerah dan memberikan hasil

dan laporan kegiatan baik dalam bentuk data-data terkini maupun

dalam bentuk rekomendasi.

4. pengembangan strategi optimalisasi aset-aset milik pemerintah daerah.

Optimalisasi pemanfaatan aset pemerintah daerah dapat

dilakukan dengan adanya perantara investasi guna memasarkan aset-aset

pemerintah daerah yang potensial dan kerja sama dengan investor,

membuat dan memadukan dalam MOI (Memorandum Of Invesment)

antara pemerintah daerah dan investor, dan memberikan jasa konsultansi

kepada pemerintah daerah berkenaan dengan kerjasama dengan investor.

f. Pengawasan dan pengendalian

Page 35: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

26

Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan barang

milik daerah secara berdaya guna dan berhasil guna, maka fungsi

pembinaan,pengawasandan pengendalian sangat penting untuk menjamin

tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah. Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah,menjelaskan bahwa pengendalian

merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar

pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sedangkan pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk

mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnyamengenai

pelaksanaan tugas atau kegiatan,apakah dilakukan sesuaiperaturan

perundang-undangan.

Siregar (2004:519-520) mengatakan pengawasan dan

pengendalian,dalam pemanfaatan dan pengalihan aset merupakan suatu

permasalahan yang sering terjadi pada pemerintah daerah saat ini. Suatu

sarana yang efektif dalam meningkatkan kinerja aspek ini adalah melalui

pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset). Melalui

sistem ini maka transparansi kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin

dan dapat diawasi dengan jelas, karena keempat aspek di atas diakomodir

dalam suatu sistem yang termonitor dengan jelas seperti sistem arus

keuangan yang terjadi di perbankan, sehingga penanganan dan

pertanggungjawaban dari tingkat pelaksana hingga pimpinan mempunyai

otoritas yang jelas.

Page 36: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

27

Mardiasmo (2004:240-241) menjelaskan bahwa pengawasan yang

ketat perlu dilakukan sejak tahap perencanaan hingga penghapusan aset.

Dalam halini peran masyarakat dan DPRD serta auditor internal sangat

penting. Pengawasan diperlukan untuk menghindari penyimpangan dalam

perencanaan maupun pengelolaan aset yang dimiliki daerah.

g. Sistem informasi data

Untuk mencapai tujuan pengelolaan aset secara terencana,

terintegrasi,dansanggup menyediakan data dan informasi yang

dikehendaki dalam tempo yang singkat, diperlukan suatu sistem informasi

pendukung pengambilan keputusan atas aset (decision supporting

system), yang disebut sebagai Sistem Informasi Manajemen Aset

(Siregar, 2004:564).

Mardiasmo (2004:242 )menjelaskan untuk pengelolaan aset daerah

secara efesien dan efektif serta menciptakan transparansi kebijakan

pengelolaan aset daerah, maka pemerintah daerah perlu memiliki atau

mengembangkan sistem informasi manajemen yang komprehensif dan

handal sebagai alat pengambilan keputusan. Sistem tersebut bermanfaat

untuk menghasilkan laporan pertanggungjawaban, selain itu juga

bermanfaat untuk dasar pengambilan keputusan mengenai kebutuhan

pengadaan barang dan estimasi kebutuhan belanja pembangunan (modal)

dalam penyusunan APBD.

Page 37: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

28

h. Penghapusan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, penghapusan adalah tindakan

menghapus barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan

surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan

pengguna dan/atau kuasa pengguna dan/atau pengelola dari

tanggungjawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam

penguasaannya.

Mardiasmo (2004:241) menyatakan bahwa penghapusan aset daerah

merupakan salah satu sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam

kebijakan pengelolaan aset daerah guna mewujudkan ketertiban

administrasi mengenai kekayaan daerah.

C. Manajemen Aset Daerah

a. Manajemen aset daerah

Manajemen adalah rencana tingkat umum yang ditetapkan oleh

manajemen sebagai panduan bagaimana organisasi bermaksud untuk

mencapai tujuan-tujuannya. Sedangkan strategi manajemen aset adalah

proses yang berkelanjutan untuk menentukan rentang dan tingkat asset

yang di butuhkan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Sedangkan strategi

pengelolaan aset daerah adalah proses yang berkelanjutan untuk

menentukan rentang dan tingkat aset yang di butuhkan untuk mencapai

Page 38: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

29

tujuan strategis (clarance valley council, 2007). Review Manajemen Aset

Daerah adalah awal dari sebuah proses peningkatan manajemen aset yang

berkelanjutan untuk memastikan manajemen yang mampu memberikan

layanan yang berkualitas. Hal ini dapat di bangun secara efektif dengan

pengelolaan aset daerah yang mengkombinasikan manajemen, keuangan,

ekonomi, teknik dan praktek lainnya untuk aset daerah tersebut.

Government of south Australia (1999) menyebutkan bahwa keputusan

dan praktek pengelolaan aset daerah harus di tentukan oleh fakta bahwa

aset yang di peroleh untuk mendukung penyediaan layanan kepada

masyrakat. Menurut pass 55-1 (2008). Bahwa organisasi harus menetapkan,

mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara strategi pengelolan aset

daerah jangka panjang yang akan di sahkan oleh pemerintah daerah.

Strategi pengelolaan aset daerah harus melingkupi:

1. Berasal dari kebijakan pengelolaan aset dan rencana strategis organisasi.

2. Konsisten dengan kebijakan dan strategi pengelolaan.

3. Mengidentifikasi dan mempertimbangkan persyaratan stakeholder yang

relevan.

4. Mempertimbangkan persyaratan manajemen siklus hidup aset.

5. Memperhitungkan risiko aset-aset terkait dan criticalities sistem aset.

6. Mengidentifikasi fungsi, kinerja dan kondisi sistem existing asset dan

important asset.

Page 39: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

30

7. Menyatakan fungsi, kinerja dan kondisi sistem aset yang ada, dan aset

penting yang di inginkan pada masa depan, pada rentang waktu sejalan

dengan sumberdaya manusia dari rencana strategis organisasi .

8. Jelas menyatakan metode pendekatan dan prinsp dimana aset dan system

aset yang akan di kelola.

9. Memberikan informasi, arahan dan bimbingan yang cukup agar tujuan

pengelolaan aset daerah dan rencana pengelolaan aset daerah yang akan

diproduksi.

10. Termasuk kriteria untuk mengoptimalkan dan memprioritaskan tujuan

pengelolaan aset daerah dan rencana.

11. Dikomunikasikan kepada semua pihak terkait, termasuk penyedia

layanan kontak, di mana ada persyaratan bahwa orang-orang ini di buat

sadar manajemen aset kewajiban strategi terkait.

Strategi pengelolaan aset daerah akan menentukan wewenang dan

tanggung jawab untuk tindakan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan

aset daerah. Strategi pengelolaan aset daerah menyediakan pendekantan

yang komprehensif untuk pengelolaan aset daerah sepert, infrastruktur,

jalan raya, pariwisata, kendaraan dinas dan rumah dinas.

Kerangka strategi pengelolaan aset daerah bertujuan untuk memastikan

informasi pengambilan keputusan oleh pemerintah daerah yang berinvestasi

dan mengelola aset daerah yang membantu mencapai tujuan layanan dari

sebuah instansi. Keputusan pemerintah daerah harus di dasarkan pada

evaluasi yang tepat yang memperhitungkan semua anggaran dan manfaat

Page 40: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

31

selama umur aset, dan menggabungkan analisis eksplisit dan penentuan

tingkat risiko yang dapat di terima. Kerangka strategi pengelolaan aset

termasuk beberapa perubahan signifikan untuk kebijakan dan praktek yang

saat ini, tanpa terlalu memperbaiki laporan unit atau bagian yang di

perlukan atau prosedur birokrasi. Perubahan-perubahan dari kebijakan dan

praktek tersebut adalah:

a. Strategic Asset Plan

Strategic asset plan akan di hubungkan dengan keberadaan yang di

perlukan untuk unit atau bagian yang memberikan capital investmen

plans dan asset disposal plans dan termasuk suatu pelaporan yang

diperlukan untuk menjaga pengeluaran.

Proses pengelolaan aset daerah terdiri dari dua tahapan pokok yaitu.

Perencanaan dan pengimplementasian. Pada tahapan perencanaan

hasilnya adalah formulation strategic asset planning yang terbentuk

karna adanya analisis kesenjangan (Gap Analysis) dari review of existing

asset dengan ideal asset mix. Kondisi kesenjangan muncul ditunjukkan

melalui demonstrasi dari aset pisik dalam proses perencanaan bisnis

dengan mempertimbangkan non asset solution.

b. Maintenance Plans

Perhatian yang besar diberikan pada isu pengeluaran pemeliharaan

dalam pengembangan anggaran tahunan, unit atau bagian akan

memerlukan informasi termasuk pada pengeluaran pemeliharaan dalam

strategic property plan.

Page 41: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

32

c. Asset Condition Assessment

Member unit atau bagian data-data yang diperlukan guna

mengevaluasi kinerja aset dan mengembangkan rencana pemeliharaan

yang di teliti.

d. Project Definition Plans

Mekanisme untuk meningkatkan ketelitian dalam proses investasi

modal.

e. Asset Disposal

Penghapusan properti yang nyata akan dikoordinasikan melalui

administrasi clearing house dengan departemen dari perencanaan

infrastruktur.

b. Pengembangan Strategi Pengelolaan

Pembentukan strategi merupakan hal yang sangat penting dalam

kegiatan pengelolaan aset daerah. Seperti yang dikemukan oleh bernards

dalam maharani (2012) bahwa strategic asset manajement (SAM) adalah

suatu model baru untuk mengekstraksi nilai dari aset-aset produksi. Konsep

dari SAM adalah penggunaan sumber daya secara total untuk keunggulan

berkompetensi. SAM mencakup prediksi penjualan sampai pada

perencanaan produksi, dan berakhir pada serahan produk ke pelanggan.

SAM juga meliputi pengelolaan investasi capital terhadap program

peningkatan ROA (return on assets) jangka panjang.

Page 42: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

33

Hariyono (2007) berpendapat bahwa proses pengembangan

Manajemen aset daerah mengilustrasikan empat tahap pendekatan dalam

melakukan pengelolaan aset

1. Menentukan kebutuhan aset dengan mengacu pelayanan/jasa, dalam

perumusan strategi aset, kegiatan penentuan kebutuhan aset merupakan

langkah pertama yang harus dilakukan. Keputusan manajemen aset yang

menyangkut pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan

aset dibuat dalam suatu kerangka perencanaan pelayanan dan finansial

yang berintegrasi dan dalam konteks kebijakan dan prioritas alokasi

seluruh sumber daya. Kebutuhan akan suatu aset secara langsung

berhubungan dengan ketentuan pelayanan. Perencanaan aset meliputi

penilaian terhadap aset yang telah ada dan perencanaan pengadaan di

bandingkan dengan kebutuhan penyediaan pelayanan. Strategi tersebut

didasarkan pada analisis kebutuhan dan review bagaimana pelayanan

yang sekarang ini diberikan. Alternative pelayanan perlu dievaluasi dari

segi financial, ekonomi, sosial, dan lingkungan.

2. Mengevaluasi aset yang ada (existing asset) dalam hal kapasitas untuk

mendukung kelancaran aktivitas pelayanan publik. Evaluasi atas aset

daerah yang telah ada dilakukan untuk menganalisis kebutuhan aparatur

sipil Negara yang belum terpenuhi, untuk mendukung strategi

penyediaan pelayanan yang telah tentukan. Evaluasi program pelayanan

mencakup evaluasi atas kinaerja aset daerah. Kinerja aset ditinjau ulang

(review) secara rutin dengan pembanding praktik terbaik (best practice)

Page 43: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

34

untuk mengidentifikasi aset yang kinerjanya buruk, atau membutuhkan

anggaran terlalu untuk dimiliki atau dioperasikan. Review ini juga

memungkinkan dilakukannya ahli investasi dalam aset daerah.

3. Melakukan analisis kesenjangan (gap analysis) antara aset yang ada

dengan aset yang dibutuhkan. Proses ini membandingkan antara aset

yang dibutuhkan dengan aset yang sedang digunakan dalam kegiatan

pelayanan. Dengan dilakukannya kegiatan analisis kesenjangan ini,

organisasi dapat mengidentifikasi beberapa hal, diantaranya:

a. Aset yang ada, masih diperlukan dan masih mampu (capable) dalam

mendukung penyediaan pelayanan.

b. Aset yang ada, masih dibutuhkan tetapi berada di bawah standar dan

memerlukan perbaikan guna memenuhi kebutuhan penyediaan

pelayanan.

c. Aset yang berlebih (surplus) untuk penyediaan pelayanan dapat di

hapuskan.

d. Aset yang harus dihapuskan untuk memenuhi kebutuhan penyediaan

pelayanan.

4. Penyusunan strategi aset daerah yang berisikan rencana, pengadaan,

operasi, pemeliharaan dan pengapusan. Untuk mengembangkan sistem

dan proses guna mendukung penyusunan strategi aset daerah lima tahun

kedepan yang meliputi pengadaan, pemeliharaan, perbaikan, alokasi dan

penghapusan. Secara bersamaan menggunakan penyertaan modal dan

biaya operasi. Suatu pendekatan terintegrasi terhadap perencanaan dan

Page 44: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

35

manajemen aset daerah memungkinkan entitas untuk memberikan

pelayanan berbasis aset yang berkualitas secara efisien dan efektif.

D. Kerangka Pikir

Manajemen Aset Daerah merupakan proses yang berkelanjutan untuk

menentukan rentang dan tingkat Aset yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

strategis (clarance valley council,2007) dan perlu Manajemen dalam

pengelolaannya. Untuk Manajemen Pengelolaan Aset Daerah

mempertimbangkan tiga tahap pendekatan yaitu dengan menentukan

kebutuhan aset, penyediaan pelayanan aset dan analisis kesenjangan aset,

(Hariyono 2007), untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui bagan kerangka

pikir berikut:

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka pikir

Manajemen Aset Daerah

Menentukan Kebutuhan

Aset

Penyediaan Pelayanan

Aset

Analisis Kesenjangan

Aset

Optimalisasi Pemanfaatan Aset Daerah

Page 45: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

36

E. Fokus penelitian

Fokus penelitian ini mengenai Manajemen Aset Daerah dengan melihat

tiga tahap pendekatan dalam melakukan Manajemen Pengelolaan Aset Daerah

yaitu:

1. Menentukan kebutuhan Aset Daerah

2. Penyediaan pelayanan Aset Daerah

3. Analisis kesenjangan Aset Daerah

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Deskripsi fokus penelitian ini adalah:

1. Menentukan kebutuhan aset daerah adalah berbagai kebutuhan aset daerah

yang menyangkut kendaraan Mobil Dinas yang digunakan oleh para

pegawai di kabupaten Gowa

2. Penyediaan pelayanan aset daerah adalah upaya yang dilakukan Badan

Pengelolaan Aset Daerah di Kebupaten Gowa dengan memberikan

pelayanan yang berkaitan dengan kebutuhan para pegwai dalam hal

kendaraan dinas dan fasilitas pendukung lainnya

3. Analisis kesenjangan Aset Daerah adalah proses ini membandingkan antara

aset yang dibutuhkan oleh pegawai dinas satu dengan pegawai yang lain,

serta membandingkan antara kebutuhan aset kabupaten Gowa dengan daerah

yang lain

Page 46: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pada bulan

November sampai bulan Januari, lokasi penelitian ini berlokasi di Kabupaten

Gowa untuk melihat Manajemen Aset Daerah.

B. Jenis dan tipe penelitian

1. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif

kualitatif, dimana penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan

fungsi Badan Pengelola Keuangan Daera di Kabupaten Gowa.

2. Tipe penelitian yang digunakan adalah fenomonologi yaitu peneliti

melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk

mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman informan

(Sugiyono:2014) yang berkaitan dengan manajemen aset daerah.

C. Sumber data

Adapun sumber data penelitian antara lain:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung pada sumber data

yaitu dari informan yang bersangkutan dengan cara wawancara dan

pengamatan (observasi) pada informan mengenai Manajemen Aset

Daerah di Kabupaten Gowa.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen/catatan,

tulisan-tulisan karya ilmiah dari berbagai media, arsip-arsip resmi yang

Page 47: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

38

dapat mendukung kelengkapan data primer dan berkaitan mengenai

Manajemen Aset Daerah di Kabupaten Gowa.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian merupakan orang-orang yang berpotensi memberikan

informasi tentang bagaimana Manajemen aset daerah di Kabupaten Gowa.

Dalam hal ini Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Gowa.

Tabel informan penelitian

No Nama Jabatan Inisial Ket

1 H. Abdul Karim Darwis, SE.,MM

Kepala badan AK 1

2 Hasnia, SS Sub Bidang Pengelolaan

belanja HN 1

3 Muh.Natsir, SE,MM

Kepala Bidang Anggaran MN 1

4 Paul Sampry, SE, Ak

Sub Bidang Analisa Aset PU 1

5 Drs, Syahris, S

Sub Bidang Perencanaan Asset

SR 1

6 Ahmad , SE Sub Bidang Pengelolaan AM 1

Jumlah 6

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 Teknik pengumpulan

data, yaitu:

1. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan cara mendatangi informan, Kepala

Badang Pengelola Keuangan, Kepala Bidang Aset, Kepala Bidang

Page 48: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

39

Anggaran dan Pengguna Aset Daerah mengenai Manajemen Aset Daerah

di Kabupaten Gowa.

2. Observasi

Observasi yaitu pengamatan secara langsung di lokasi penelitian guna

memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang

diteliti terkait dengan Manajemen Aset Daerah di Kantor Badan Pengelola

Keuangan Daerah Kabupaten Gowa.

3. Dokumentasi

Data berupa dokumentasi diperoleh dari Kantor Badan Pengelola

Keuangan Daerah di Kabupaten Gowa melalui telaah dokumen dan

petunjuk pelaksanaan peraturan pemerintah tentang Manajemen Aset

Daerah di Kabupaten Gowa, program yang digunakan sebagai data

pendukung dan pelengkap dari data primer yang ada relevansinya dengan

keperluan penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengolah data dari hasil

penelitian menjadi data. Dimana data diperoleh, dikerjakan, dan dimanfaatkan

sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam

menyusun hasil penelitian. Teknis analisi data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis)

dalam model ini terdapat 3 komponen pokok Menurut Miles dan Hubberman

dalam Sugiono (2012), ketiga komponen tersebut yaitu:

a. Reduksi data

Page 49: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

40

Reduksi kata merupakan komponen pertama analisis data yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak

penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan penelitian

ini dapat dilakukan.

b. Sajian data

Sajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan

kesimpulan secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya

makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.

c. Penarikan kesimpulan

Dalam awal pengumpulan data penelitian sudah harus mulai mengerti apa

arti dari hal-hal yang ia temui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab

akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat

dipertanggung jawabkan.

G. Pengabsahan Data

Menurut Sugiono (2013), Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara

dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi, sumber, triangulasi

teknik pengumpulan data, dan waktu.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini penelitian melakukan

pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil

pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian

Page 50: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

41

penelitian membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara dan

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal yang diperoleh dengan

wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga

teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-

beda maka penelitian melakukan diskusi lebih lanjut kepada data yang

bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap

benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-

beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid

sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data

dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,

observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila

hasil ujian menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan secara

berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi

dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim

peneliti lain diberi tugas melakukan pengumpulan data.

Page 51: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

42

Page 52: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Kabupaten Gowa merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kawasan

yang luas, Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 atau sama

dengan 3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten

Gowa terbagi dalam 18 Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitif

sebanyak 167 dan 726 Dusun/Lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian

besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9

kecamatan yakni Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo

Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu. Selebihnya

27,74% berupa dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9

Kecamatan yakni Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang,

Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo

Selatan.

1. Kondisi Geografi

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros.

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan

Bantaeng.

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto

4) Bagian Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.

Dari total luas Kabupaten Gowa, 35,30% mempunyai kemiringan

tanah di atas 40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe,

Tinggimoncong, Bungaya, Bontolempangan dan Tompobulu. Dengan bentuk

Page 53: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

44

topografi wilayah yang sebahagian besar berupa dataran tinggi, wilayah

Kabupaten Gowa dilalui oleh 15 sungai besar dan kecil yang sangat potensial

sebagai sumber tenaga listrik dan untuk pengairan. Salah satu diantaranya

sungai terbesar di Sulawesi Selatan adalah sungai Jeneberang dengan luas 881

Km2 dan panjang 90 Km. aliran sungai Jeneberang oleh Pemerintah

Kabupaten Gowa yang bekerja sama dengan Pemerintah Jepang, telah

membangun proyek multifungsi DAM Bili-Bili dengan luas + 2.415

Km2 yang dapat menyediakan air irigasi seluas + 24.600 Ha, komsumsi air

bersih (PAM) untuk masyarakat Kabupaten Gowa dan Makassar sebanyak

35.000.000 m3 dan untuk pembangkit tenaga listrik tenaga air yang

berkekuatan 16,30 Mega Watt.

Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Gowa

hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya

musim kemarau dimulai pada Bulan Juni hingga September, sedangkan

musim hujan dimulai pada Bulan Desember hingga Maret. Keadaan seperti itu

berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan, yaitu Bulan

April-Mei dan Oktober-Nopember.

Jumlah penduduk Kabupaten Gowa pada tahun 2009 sebesar 695.697

jiwa, laki-laki berjumlah 344.740 jiwa dan perempuan sebanyak 350.957 jiwa.

Dari jumlah penduduk tersebut 99,18% adalah pemeluk Agama Islam. Curah

hujan di Kabupaten Gowa yaitu 237,75 mm dengan suhu 27,125°C. Curah

hujan tertinggi yang dipantau oleh beberapa stasiun/pos pengamatan terjadi

pada Bulan Desember yang mencapai rata-rata 676 mm, sedangkan curah

Page 54: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

45

hujan terendah pada Bulan Juli - September yang bisa dikatakan hampir tidak

ada hujan.

2. Kondisi Demografi

Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan

aspek utama yang mempunyai peran penting dalam pembangunan. Oleh karena

itu data penduduk sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan. Dilihat

dari persebaran penduduk di Kabupaten Gowa, Kecamatan Somba Opu

merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar

136.995 jiwa dan Kecamatan Parigi adalah kecamatan dengan jumlah penduduk

terendah terendah, yaitu hanya sebesar 13.764 jiwa.

Laju pertumbuhan penduduk merupakan barometer untuk menghitung

besarnya semua kebutuhan yang diperlukan masyarakat, seperti perumahan,

sandang, pangan, pendidikan dan sarana penunjang lainnya. Berdasarkan hasil

registrasi penduduk, Jumlah penduduk Kabupaten Gowa dalam kurun waktu

tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan dengan rata-

rata laju pertumbuhan peduduk sekitar 2,4%. Total jumlah penduduk tersebut

di tahun 2007 sebesar 594.423 jiwa dan meningkat terus di tahun 2012 menjadi

670.465 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk yang paling signifikan terjadi di

Kecamatan Somba Opu yaitu sebesar 96.070 jiwa di tahun 2007 dan terus

meningkat hingga tahun 2012 mencapai 133.784 jiwa. Hal ini terjadi karena

pesatnya pembangunan perumahan di Kecamatan Somba Opu. Perkembangan

dan Rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Gowa dapat dlihat sebagai

berikut :

Page 55: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

46

a) Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gowa

No. Kecamatan Luas

Terbangun

(Ha)

Penduduk Tahun 2013 Keterangan

Jumlah

(Jiwa)

Kepadatan

(Jiwa/Km²)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Bontonompo

Bontonompo

Selatan

Bajeng

Bajeng Barat

Pallangga

Barombong

Somba Opu

Bontomarannu

Pattallassang

Parangloe

Manuju

Tinggimoncong

Tombolopao

Parigi

Bungaya

Bontolempangan

Tompobulu

596

460

910

352

1.372

579

1.869

364

315

241

229

330

402

213

245

213

477

597

41.317

29.937

65.543

24.098

103.804

36.304

136.995

32.859

23.007

17.417

14.818

23.278

28.259

13.764

16.663

14.019

30.463

34.012

1.360

1.024

1.091

1.266

2.152

1.756

4.877

625

270

79

161

163

113

103

95

98

229

156

Perkotaan

Perkotaan

Perkotaan

Perkotaan

Perkotaan

Perkotaan

Perkotaan

Perkotaan

Perkotaan

Perkotaan

Perkotaan

Perkotaan

Perdesaan

Perdesaan

Perdesaan

Perdesaan

Perdesaan

Perdesaan

Jumlah 9.764 686.556 15.618

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gow

Untuk mengetahui perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Gowa

sampai dengan tahun 2018 akan digunakan pendekatan Lung Polinomial

Methods, dengan dasar pemikiran bahwa perkiraan pertambahan

penduduk ke depan tidak lagi selamanya mengikuti pola pertumbuhan

Page 56: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

47

yang berlaku di wilayah perencanaan karena sebagai daerah baru

dengan potensi/peluang untuk kemungkinan berusaha lebih baik akan

menjadi daya tarik yang kuat bagi penduduk luar untuk memasuki wilayah

Kabupaten Gowa. Penggunaan Metoda Lung Polinomial berlandaskan pada

angka pertumbuhan rata-rata Kabupaten Gowa sebesar 2,4 % per tahun.

Berikut ini hasil perhitungan proyeksi penduduk Kabupaten Gowa di setiap

Kecamatan hingga tahun 2018.

b) Tabel Perhitungan Proyeksi Penduduk Kabupaten Gowa Disetiap

Kecamatan Hingga Tahun 2018 No. Kecamatan Jumlah

Penduduk

2012

Pertum-

buhan

Jumlah Penduduk (Jiwa)

2013 2014 2015 2016 2017

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Bontonompo

Bontonompo

Selatan

Bajeng

Bajeng Barat

Pallangga

Barombong

Somba Opu

Bontomarannu

Pattallassang

Parangloe

Manuju

Tinggimoncong

Tombolopao

Parigi

Bungaya

Bontolempangan

Tompobulu

40.349

29.235

64.007

23.533

101.371

35.453

133.784

32.089

22.468

17.009

14.471

22.732

27.597

13.441

16.272

13.690

29.749

32.215

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

2,4%

41.317

29.937

65.543

24.098

103.804

36.304

136.995

32.859

23.007

17.417

14.818

23.278

28.259

13.764

16.663

14.019

30.463

34.012

42.309

30.665

67.116

24.676

106.295

37.175

140.283

33.648

23.559

17.835

15.174

23.836

28.938

14.094

17.062

14.355

31.194

34.828

43.324

31.391

68.727

25.268

108.846

38.067

143.649

34.455

24.125

18.263

15.538

24.408

29.632

14.432

17.472

14.700

31.943

35.664

44.364

32.144

70.376

25.875

111.459

38.981

147.097

35.282

24.704

18.702

15.911

24.994

30.343

14.779

17.891

15.052

32.709

36.520

45.429

32.916

72.065

26.496

114.134

39.917

150.627

36.129

25.297

19.150

16.293

25.594

31.071

15.133

18.321

15.414

33.494

37.397

Jumlah 670.465 686.556 703.034 719.906 737.184 754.876

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa

Page 57: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

48

B. Profil Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa

Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa adalah

merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memegang peranan dan

fungsi strategis dibidang Pengelolaan Keuangan Daerah yang dibentuk

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah, serta Peraturan Bupati Gowa Nomor 68

Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, serta

Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa.

Page 58: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

49

1. Sturktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Gowa.

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah

Muh.Natsir, S.pd Bidang Anggaraan

Muh.Natsir, SE,MM

Sub Bidang Penyusunan Apbd Abbas mallawa, SE,MM

Abbas mallawa , SE,MM

Sub Bidang Pengendalian Dan Penatausahaan Anggaran

Lestari, S.Sos

Sub Bidang Otoritas DPA- SKPD

Silvana Nurasia, SE

Sub Bidang Pengelolaan Belanja

Hasnia, SS

Sub Bidang Pengelolaan Belanja

Drs.Yusri Dini Akhmad

Sub Bidang Pengelolaan Ahmad , SE

Sub. Bagian Umum Dan Kepegawaian

A.yasser Cipta Nur, .Sos

Bidang Akuntansi Mahmud S.Sos,MM

Sub.Bidang Akuntansi Penerimaan Dan

Pengeluaran Makmun Natsir, SE,Ak

Sub Bidang Akuntansi Aset

Sulaiman, Hap, SH

UPTD

Sub Bidang Penyusunan Laporan Keuangan

Andriyana Hasan, SE

KEPALA BADAN

H. Abdul Karim Darwis, SE.,MM

Sub Bagian Perencanaan Dan

Pelaporan Hasnawati SE, MM

Bidang Asset Daerah H. Zainal Arifin, SE, MM

Sub Bidang Perencanaan Kebutuhan Asset Drs, Syahris, S

Sub Bidang Analisa Asset

Paul Sampry, SE, Ak

Sub Bidang Mutasi Dan Penghapusan

Dian Sahlaeni, SE

Sub Bagian Keuangan Yusuf SE, MM

Sekertaris Ahmad S,Sos MM

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa

Page 59: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

50

C. Daftar Nama-Nama Pegawai Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

Kabupaten Gowa

Adapun daftar nama-nama seluruh pegawai yang ada di Badan

Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa dilihat dari pangkat/

golongan serta jabatan yang diduduki oleh setiap pewai sebagai berikut :

NO NAMA PANGKAT / GOL. JABATAN

1 H. Abdul Karim Dania, SE,

MM

Pembina Utama Muda Kepala Badan

NIP : 19641231 199603 1 012 IV/c

2 Akhmad, S.Sos, MM Pembina Sekretaris

NIP : 19701002 199203 1 010 IV/a

3 H. Zainal Arifin, SE, MM Pembina Kepala Bidang Aset

Daerah

NIP : 19681011 199603 1 005 IV/a

4 Mahmud, S.Sos, MM Penata Tk.I Kepala Bidang

Akuntansi

NIP : 19760719 199803 1 003 III/d

5 A.Yasser Cipta Nur, S.Sos, MM Penata Tk.I Kepala Bidang

Perbendaharaan

NIP : 19760502 199803 1 005 III/d dan Kas Daerah

6 Abbas Mallawa, SE Penata Tk.I Kepala Bidang

Anggaran

NIP : 19711013 200502 1 002 III/d

7 Drs. Yusri Dini Akhmad Penata Tk.I Kepala Sub Bidang

NIP : 19630306 199203 1 008 III/d Pengelolaan Belanja

Langsung

8 Drs. Syahrir, S Penata Tk.I Kepala Sub Bidang

NIP : 19631003 199503 1 004 III/d Perencanaan

Kebutuhan Aset

9 H. Sulaiman Hap, SH Penata Tk.I Kepala Sub Bidang

NIP : 19630816 198510 1 002 III/d Akuntansi Aset

10 MakmunNatsir. SE, AK Penata Tk.I Kepala Sub Bidang

Page 60: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

51

Akuntansi

NIP : 19690909 200312 1 015 III/d Penerimaan Dan

Pengeluaran Kas

11 Y u s u f , SE, MM Penata Kepal Sub Bagian

NIP : 19740901 200701 1 016 III/c Umum &

Kepegawaian

12 Ahmad, SE Penata Tk.I Kepala Sub Bidang

NIP : 19640105 199103 1 008 III/d Pengelolaan Kas

Daerah

13 Muh. Syabaruddin, SE, MM Penata Kepala Sub Bidang

NIP : 19671114 200701 1 022 III/c Penyusunan APBD

14 Dian Sahlaeni, SE Penata Tk.I Kepala Sub Bidang

NIP : 19810214 200502 2 004 III/d Mutasi dan

Penghapusan Aset

15 Hasnawati, SE Penata Kepal Sub Bagian

NIP : 19760328 200901 2 006 III/c Perencanaan &

Pelaporan

16 SilfanaNurasiah SY., SE Penata Kepala Sub Bidang

NIP : 19760909 200701 2 014 III/c Otoritas DPA –

SKPD

17

Lestari B., S.Sos Penata Kepala Sub Bidang

Pengendalian

NIP : 19721031 199203 2 004 III/c dan Penatausahaan

Anggaran

18 Herlianti Penata Muda TK. I Kepala Sub Bagian

NIP : 19740815 199603 2 005 III/b Keuangan

Kepala Sub Bidang

19 Hasniah, SS Penata Pengelolaan Belanja

Tidak

NIP : 19740819 200801 2 008 III/c Langsung &

Pembiayaan Daerah

20 Andryani Hasan, SE Penata Kepala Sub Bidang

NIP : 19840809 200901 2 009 III/c Penyusunan Laporan

Keuangan

21 Paul Sampry, SE, Ak Penata Kepala Sub Bidang

NIP : 19780315 200901 1 012 III/c Analisa Aset

Page 61: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

52

22 H. Agus, SE Penata Tk.I Staf

NIP : 19690517 199003 1 010 III/d

23 Nurlaelah, S.Sos Penata Tk.I Staf

NIP : 19640412 199202 2 003 III/d

24 SittiRohana, S.Sos Penata Tk.I Staf

NIP : 19630718 199003 2 004 III/d

25 VonyYospelitha, S.Kom Penata Tk.I Staf

NIP : 19810922 200604 2 024 III/d

26 Abdul Rahman, S.Pt Penata Staf

NIP : 19710430 200701 1 014 III/c

27 SittiTohopa Penata Muda TK.I Staf

NIP : 19680805 199103 2 017 III/b

28 MustiaMuis, S.Ap Penata Muda Tk.I Staf

NIP : 19720402 199303 2 007 III/c

29 Rahmawati, S.Sos Penata Staf

NIP : 19611205 199603 2 001 III/c

30 Hj. Marliah, S.Sos Penata Staf

NIP : 19700412 199603 2 005 III/c

32 Masnawati, SE Penata Staf

NIP : 19770122 200604 2 015 III/c

33 Muh. Agus, SE Penata Staf

NIP : 19680810 200701 1 045 III/c

34 Amiruddin, S.Sos Penata Muda TK. I Staf

NIP : 19690104 200701 1 019 III/b

35 Bahtiar, S.Sos Penata Muda TK. I Staf

NIP : 19721231 200701 1 057 III/b

36 RusniatyRusli Penata Muda TK. I Staf

NIP : 19740612 199603 2 004 III/b

37 MegiaRezita, SE Penata Muda TK. I Staf

NIP : 19841224 201101 2 010 III/b

38 Rahainah, SE Penata Muda TK. I Staf

NIP : 19680415 200701 2 035 III/b

39 Nursriyanti, SE Penata Muda TK. I Staf

NIP : 19770227 200801 2 010 III/b

40 Djunaedy, SE Penata

NIP : 19700811 200701 1 020 III/c Staf

Page 62: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

53

41 Lucia, SE, M.Si.Ak.CA Penata Staf

NIP : 19840414 201001 2 068 III/c

42 HeriKuswanto, SE Penata Muda Tk.I Staf

NIP : 19830817 201001 1 031 III/b

43 Saidah, SE Penata Muda Tk.I Bendahara Gaji

NIP : 19710313 200604 2 020 III/b

44 R a t n a h M., SE Penata Muda Tk.I Staf

NIP : 19610314 200604 2 004 III/b

45 F i t r i a, SE Penata Muda Tk.I Bendahara

Pengeluaran PPKD

NIP : 19770530 200801 2 014 III/b

46 HerlinaEfa Efendi, SE Penata Muda Tk.I Staf

NIP : 19811127 200801 2 011 III/b

47 Ismail, SE Penata Muda Tk.I Bendahara

Pengeluaran BPKD

NIP : 19850503 201001 1 025 III/b

48 Andi FadillahAsmarani, SE Penata Muda Tk.I Staf

NIP : 19840710 201001 2 039 III/b

49 Muh. Jafar Husain, S.Sos Penata Muda Tk.I Staf

NIP : 19640108 199603 1 004 III/b

50 Kahar, SE Penata Muda Staf

NIP : 19801123 200901 1 008 III/a

51 Darmawati, SE Penata Muda Staf

NIP : 19810704 200801 2 026 III/a

52 Muh. Irwand M., ST Penata Muda Tk.I Pengurus Barang

NIP : 198601032010011020 III/b

53 Muhammad Jafar, SE Penata Muda Tk.I Staf

Nip :19800506 201504 1 001 III/b

54 MuhmmadSuaibAsis,S.Sos Penata Muda Tk.I Staf

NIP : 19731227 200801 1 011 III/b

55 Muh. Yusuf Syam Pengatur Muda Staf

NIP : 19860611 201001 1 017 III/a

56 Novitha Pengatur Staf

NIP : 19821111 200701 2 005 II/c

57 Muhammad Dirga Pengatur Tk.I Staf

NIP : 19850817 200502 1 003 II/d

Page 63: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

54

58 Iskandar Julkarnaeni Pengatur Muda Staf

NIP : 19860604 201407 1 003 II/a

59 JusranPongbula, A.Md - Staf

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa

D. Daftar Mobil Dinas Lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa

Berikut ini adalah daftar mobil dinas yang di gunakan lingkup Kabupaten

Gowa disemua dinas samapai ke Kecamatana yang ada di Kabupaten Gowa:

No Merek/Tipe No. Polisi No Mesin Tahun

1 JEEP/Pajero DD 17 B 6G72-M93958 1995

2 Toyota Furtuner DD 22 B/DD 5 B 2TR – 6456878 2007

3 JEEP 2.0 2WD NISSAN X- DD 4 B/DD 3 B MR20-003969R 2009

4 JEEP 2.0 2WD NISSAN X- DD 5 B/DD 4 B MR20003804R 2009

5 JEEP 2.0 2WD NISSAN X- DD 1409 B MR20004012R 2009

6 Land Cruiser DD 496 B 2UZ – 1056994 2005

7 FORTUNER 2.5 G A/T DD 2 B 2KD-U725835 2015

8 MITSUBHISI PAJERO DD 6 B 4D56UCFW4957 2015

9 MITSUBHISI FE334 DD 7070 B 4D31-1306885 2007

10 Bus Pegawai DD 7012 B W04DTMJ13428 2007

11 Mobil Bus Pegawai/Dyna DD 7014 B W04DTMJ17854 2008

12 TOYOTA KF 42

DD 330 B 7K-0020821 1995

13 Mitsubishi Kuda DD 27 B 4G18-262914 2002

14 Mitsubishi Kuda DD 68 B 4G18 – 262918 2002

15 Mitsubishi/Kuda DD 40 B 4G18 – 262938 2002

16 Mitsubishi DD 48 B 4G18 – 388109 2003

17 TOYOTA DD 777 B 7K – 0627095 2003

18 Mitsubishi Kuda DD 351 B 4G18 – 388110 2003

19 Mitsubishi Kuda -VAIW GLX

DD 222 B 4G18 – 356597 2003

Page 64: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

55

20 TOYOTA ACV DD100 B/DD 9 B 2AZ – 3048926 2003

21 Mini Bus/Mitsubishi Kuda DD 700 B 4G18 - A10371 2005

22 Toyota/Kijang Innova DD 142 B/DD 22 B

1TR – 6236633 2006

23 TOYOTA REK 3 DD 220 B DB39593 2006

24 Toyota Inova DD 11 B 1TR – 6362142 2007

25 Toyota Inova DD 12 B 1TR – 6362582 2007

26 Toyota Inova DD 13 B 1TR – 6366598 2007

27 Suzuki APV DD 36 B G154ID – 165837 2008

28 Suzuki APV DD 342 B/DD 76 B

G15AID – 165745 2008

29 Suzuki APV DD 341 B/DD 79 B

G15AID – 165768 2008

30 Suzuki APV DD 177 B G15AID – 164783 2008

31 SUZUKI GC415 YAPVDLX Eks DD 360 B G15AID – 173863 2008

32 Kijang Innova/EM/Luxury DD 141 B 1TR7430963 2012

33 Kijang Innova/EM/Deluxe DD 551 B 1TR7439618 2012

34 TOYOTA VELLFIRE Z24 DD 365 B 2AZF936322 2012

35 Toyota ALL New Avanza DD 70 B DDX7778 2013

36 Toyota ALL New Avanza DD 71 B DDX9434 2013

37 Toyota ALL New Avanza DD 72 B DDY0198 2013

38 Toyota ALL New Avanza DD 73 B DDX9133 2013

39 Toyota ALL New Avanza DD 74 B DDY2933 2013

40 Toyota ALL New Avanza DD 75 B DDY0139 2013

41 Toyota ALL New Avanza DD 77 B DD 9449 2013

42 Toyota Avanza VELOS DD 78 B DDX7845 2013

43 Toyota ALL New Avanza DD 79 B 3NRF512643 2015

44 Toyota ALL New Avanza DD 76 B 2NRF512384 2015

45 Toyota ALL New Avanza DD 360 B 2NRF513417 2015

46 TOYOTA KF 60 DD 8026 B 7K – 0619181 2003

Page 65: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

56

47 Toyota Hilux DD 8030 B 1TR – 6384013 2007

48 Toyota Hilux 1TR – 6384013 2015

49 Izusu (Sky Lift) DD 9045 B B027946 2011

50 Toyota hilux DD 8053 B 1TR-6642005 2008

51 Suzuki APV DD 60 B G15ID-166131 2007

52 Fortuner 4 x 2 LUX DD 2 B 2TRG775857 2009

53 Jeep 2.0 2WD Nissan X-Trail DD 6 B MR20-004009R 2009

54 Jeep 2.0 2WD Nissan X-Trail DD 8 B MR20-0033794R 2009

55 Toyota Kijang / Inova Eks DD 14 B ITR-6376325 2007

56 Mitsubishi/Kuda-Vaiw DD 55 B 4G18-262937 2002

57 Mitsubishi Kuda DD 57 B 4G18-308998 2003

58 Kijang LSX DD 37 B 7K-0560753 2004

59 Nissan/Terrano DD 64 B Z24.953830Y 2003

60 Suzuki APV DD 62 B G15AID-164733 2007

61 Suzuki APV DD 38 B G15AID-162992 2007

62 Suzuki APV DD 231 B G15ID-166106 2007

63 Suzuki APV DD 121 B G15AID-165988 2007

64 EM/T DELUXE DD 20 B ITR-7439798 2012

65 Toyota Avanza 1.5 Veloz M/T

DD 293 B 2NRF509613 2015

66 Toyota Kijang Innova DD 181 B 1TR-7615502 2017

67 Toyota Kijang Krista DD 81 B 7K-0349425 2004

68 Mitsubishi Kuda DD 651 B 4618-471229 2004

69 Kijang Innova DD 193 B 1TR-7587809 2013

70 Mitsubishi Kuda DD 85 B 4G18-401998 2004

71 Toyota Kijang / warna putih DD 635 B 8071077.R 2005

Page 66: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

57

72 Toyota Kijang DD 185 B 1TR7571319 2013

73 Mitsubishi Kuda DD 82 B 4G18-402010 2004

74 Kijang Innova DD 182 B 1TR-7551650 2017

75 Mitsubishi Kuda/VAIW GLX

DD 621 B 4518398677 2017

76 Kijang innova DD 192 B 1TR7582390 2017

77 Toyota Kijang Innova DD 53 B 1TR-7990574 2015

78 Nissan/Terano DD 2 B Z24-960160Y 2017

79 Toyota Kijang DD 8 B IRZ . 7035673 2003

80 Toyota Furtuner 4x2 G A/T DD 3 B 2TR8878240 2017

81 Mitsubisi Pajero Sport Solar Exceed

DD 7 B 4D56UCFW4198 2017

82 Mitsubisi Pajero Sport Solar Exceed

DD 8 B 4D56UCFW2617 2017

83 Mitsubisi Pajero Sport Solar Exceed

DD 9 B 4D56UCFW7217 2017

84 Toyota Kijang Innova E DD 29 B 1TR-8009915 2015

85 Mobil Dinas DD 271 B 1TR1904275 2017

86 Toyota Kijang Innova E DD 37 B 1TR-8008302 2015

87 Suzuki APV DD 209 B G15AID-163435 2017

88 Mitsubshi Kuda DD 59 B AG18-356605 2003

89 Toyota Inova 2.0E M/T DD 269 B 1TR7903793 2014

90 Isuzu Panther DD 8027 B E121365 2004

91 Pick Up DD 8087 B 2014

92 Mitsubishi DD 8586 B 4D56CK2093 2017

92 Toyota Kijang Innova E DD 34 B 1TR-8803509 2015

93 Toyota Hiace 2.5. commuter m/t

DD 7037 B 2KD-A918491 2016

94 Ambulance DD 760 B 7K0831831 2006

Page 67: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

58

95 Strada Triton 4 WD DD 8088 B 4M4OUAB8454 2010

96 Izusu DD 7025 B M038981 2011

97 SUZUKI DD 54 B G15410 2016

98 Toyota DD 32 B 1TR-6067581 2017

99 Toyota Avanza 1.5 Veloz M/T

DD 297 B 2NRF512339 2017

100 Mitsubishi Kuda DD 98 B/DD70 B 4G18-A10372 2017

101 Kijang Innova DD 198 B 1TR7596783 2017

102 Mitsubishi Kuda DD 90 B 4G18 - 367034 2017

103 Toyota Kijang DD 190 B 1TR-7576138 2017

104

Mitsubishi Kuda DD 87 B 4618-4Y2762 2013

105 Toyota Pic Up DD 8025 B 7K – 0613074 2017

106 Toyota DD 8028 B 7K - 0832901 2017

107 Mitsubisi DD 80 B 4G18 – 461077 2017

108 Toyota DD 9036 B W04DTMJ18354 2017

109

Toyota Dyna 130 XT DD 9064 B MHFC1JU43F5128024 2017

110 Mitsibishi DD 8034 B 4D56UCEA6662 2017

111 kijang super DD 8022 B 2005

112 Mitsubishi L300 DD 585 B L300CB-203922 2017

113

Toyota KF 50 DD 115 B KF50-127418 1992

114 Toyota KF 52 DD 1560 B 7K-0072953 2017

115 Mitsubishi Kuda DD 405 B 4G18-A10382 2017

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa

Dari jumlah Mobil Dinas yang ada diatas terdapat berbagai Staff Ahli,

Kepala Dinas, Kepala Badan dan Kepala Satuan yang masing-masing

menggunakan Mobil Dinas yang berukuran 5000 CC adapun Kepala Bidan,

Page 68: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

59

Kepala Bagian dan Camat masing-masing menggunakan Mobil Dinas yang

berukuran 2000 CC. Staff Ahli berjumlah 3 orang, Kepala Badan berjumlah 6

orang, Kepala Dinas berjumlah 24 orang, dan Kepala Satuan berjumlah 1 orang.

Adapun Kepala Bidan berjumlah 18 orang, Kepala Bagian berjumlah 72 orang,

dan Camat berjumlah 18 0rang. Dari para Pejabat yang disebutkan diatas maka

terdapat 142 penerima Mobil Dinas di ruang lingkup Pemerintahan Kabupaten

Gowa.

E. Rekapitulasi BPKB Kendaraan Dinas Lingkup Pemerintah Kabupaten

Gowa.

No Nama Unit

Pengguna Jumlah Total BPKB ASET BPKB DINAS

1 Sekretariat Daerah

125 20,985,948,704 99 18,940,123,829 0 0

2 Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura

33 993,084,000

24 869,584,000

9 123,500,000

3 Dinas Koperasi & UKM

2 272,600,000

2 272,600,000

0 -

4 Sekretaris Dewan

9 2,459,285,000

7 2,438,520,000

2 20,765,000

5 Inspektorat 3 281,425,000

3 281,425,000

0 -

6 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

5 481,351,897

4 466,438,397

1 14,913,500

7 Dinas Sosial 5 372,226,635

3 318,144,312

2 54,082,323

8 Dinas Kependudukan & Catatan Sipil

6 505,438,350

2 436,531,500

4 68,906,850

9 Dinas Perikanan 38 1,039,087,900

32 995,437,900

6 43,650,000

10 Dinas Pengendalian Pendudk & KB

153 3,372,518,500

150 3,121,234,500

3 251,284,000

11 Dinas Penanaman Modal & PTSP

3 194,636,000

3 194,636,000

0 -

Page 69: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

60

12 Kesbang 2 246,608,590

2 246,608,590

0 -

13 Satuan Polisi Pamong Praja

22 2,124,058,575

21 2,034,058,575

1 90,000,000

14 RSUD 13 2,466,355,955

7 1,511,702,905

6 954,653,050

15 Dinas PU & Penataan Ruang

43 1,681,187,200

8 42,300,000

35 1,638,887,200

16 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa

2 398,823,400

2 398,823,400

0 -

17 Dinas Perhubungan

18 806,977,100

9 450,840,000

9 356,137,100

18 Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan

2 277,974,000

1 70,974,000

1 207,000,000

19 Dinas Lingkungan Hidup

48 10,526,133,913

14 1,377,558,406

34 9,148,575,507

20 Dinas Ketahanan Pangan

3 155,656,000

1 139,800,000

2 15,856,000

21 Dinas Perindustrian & Perdagangan

4 830,084,345

3 480,934,345

1 349,150,000

22 Dinas Perkebunan & Peternakan

45 1,042,056,125

29 741,544,625

16 300,511,500

23 Badan Pendapatan Daerah

217 2,638,030,000

195 2,448,285,000

22 189,745,000

24 Dinas Kesehatan 257 11,368,076,654

127 3,504,848,841

130 7,863,227,813

25 Dinas Diknas 556 7,776,457,000

511 7,292,958,849

45 483,498,152

26 Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

29 490,328,400

25 446,077,800

4 44,250,600

27 Badan Kepegawaian Dan Pengembangan SDM

2 350,175,000

2 350,175,000

0 -

28 Bappeda 9 563,054,850

6 510,385,850

3 52,669,000

29 Badan Penaggulangan Bencana Daerah

4 634,427,000

1 8,000,000

3 626,427,000

Page 70: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

61

30 Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi

6 359,576,661

1 233,461,661

5 126,115,000

31 Dinas Perkim & Pertanahan

1 16,153,500

0 -

1 16,153,500

32 Dinas Pemuda dan Olahraga

2 128,395,000

2 128,395,000

0 -

33 Dinas Pemadam Kebakaran

6 4,476,042,325

5 3,143,017,325

1 1,333,025,000

34 Dinas Komunikasi dan Informatika

3 383,067,650

3 383,067,650

0 -

35 Dinas Pemberdayaan Perempuan & Anak

0 -

0 -

0 -

36 Badan Penelitian dan Pengembangan

1 194,195,528

1 194,195,528

0 -

37 KEC.SOMBA OPU 5 403,386,557

3 253,457,557 2 149,929,000

38 Kec.Tombolo Pao

7 417,917,045

7 417,917,045

0 -

39 Kec.Parangloe 13 594,155,357

7 445,408,857

6 140,536,500

40 Kec.Pallangga 15 600,290,357

9 442,612,157

6 157,678,200

41 Kec.Pattallassang 9 418,362,357

6 385,222,357

3 33,140,000

42 Kecamatan Parigi

10 535,493,351

5 457,413,351

5 78,080,000

43 Kecamatan Tinggimoncong

9 498,639,957

5 417,222,357

4 81,417,600

44 Kecamatan Tompobulu

9 435,382,357

6 395,522,357

3 39,860,000

45 Kecamatan Bajeng

8 464,077,557

6 437,342,357

2 26,735,200

46 Kecamatan Manuju

10 446,957,557

4 380,722,357

6 66,235,200

47 Kecamatan Biringbulu

9 513,389,857

3 400,482,357

6 112,907,500

48 Kecamatan Bontonompo Selatan

12 475,393,357

6 380,762,357

6 94,631,000

49 Kecamatan Bajeng Barat

10 497,770,557

10 497,770,557

0 -

50 Kecamatan Bungaya

11 580,041,357

7 500,719,357

4 79,322,000

Page 71: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

62

51 Kecamatan Bontonompo

11 510,479,357

5 413,972,357

6 96,507,000

52 Kecamatan Bontomarannu

10 510,453,557

7 456,316,357

3 54,137,200

53 Kecamatan Barombong

6 421,119,757

4 394,479,757

2 26,640,000

54 Kecamatan Bontolempangan

6 525,670,257

5 509,313,557

1 16,356,700

JUMLAH TOTAL 1,847 89,740,477,267

1,410

62,059,346,197

411

25,627,096,195

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

F. Hasil Penelitian di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Gowa.

Dalam penelitian ini berfokus pada manajemen kendaraan dinas yaitu

mobil dinas yang digunakan oleh pemerintah lingkup Kabupaten Gowa.

Peneliti menggunakan tiga indikator untuk melihat bagaimana manajemen

yang dilakukan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gowa.

dalam menentukan kebutuhan Aset, Bagaimana penyediaan pelayanan aset

serta bagaimana analisis kesenjangan aset dalam hal ini pemerintah

Kabupaten Gowa.

1. Menentukan Kebutuhan Aset

Dalam menentukan kebutuhan aset daearah salah satu langakah yang

diambil oleh pihak Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Gowa.

Adalah menyangkut pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan

aset dibuat dalam suatu kerangka perencanaan pelayanan, sehingga hasil

analisa kebutuhan aset tersebut bisa menentukan rencana pemenuhan

kebutuhan para aparatur sipil Negara lingkup pemerintah Kabupaten Gowa

dalam hal ini mobil dinas.

Page 72: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

63

Pengadaan mobil dinas bisa ditentukan dengan melihat kuantitas

aparatur sipil Negara dan tugas baik berdasarkan pangkat/golongan baik dari

segi jabatan fungsional yang mengaharuskan suatu pegawai mendapat

fasilitas mobil dinas atau motor dinas, oleh karena itu perlu dilakukan analisa

dalam menentukan kebutuhan aset.

Untuk melihat indikator kebutuhan aset peneliti melakukan wawancara

mendalam sebagai berikut :

Hasil penelitian bersama PU selaku Kepala Sub Bidang Analisa Aset

Kabupaten Gowa beliau memberikan pemaparan tentang cara menentukan

kebutuhan aset oleh para petugas Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

Kabupaten Gowa beliau mengatakan bahwa :

“Sebelum penyusunan APBD mulai dari awal tahap perencanaan, saya merencanakan kendaraan dinas khususnya mobil dinas karena melihat kondisi kendaraan dinas yang sudah tidak layak pakai, sehingga butuh kendaraan baru. Dan ketika ada pegawai yang pensiun maka kendaraan tersebut kami kembalikan” (wawancara PU 12 Desember 2018)

Berdasarkan hasil wawancara bersama bapak Kepala Sub Bidang

Analisa Aset maka dapat dikatakan bahwa salah satu langakah yang diambil

oleh pihak badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Gowa yaitu dengan

cara melakukan peremajaan mobil dinas bagi para pegawai yang dinilai

sudah tidak layak pakai sehingga membutuhkan anggaran dari pihak

pemerintah melalui APBD. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kualitas kinerja pegawai yang mendapatkan kendaraan baru.

Page 73: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

64

Lanjut hasil wawancara bersama HN selaku Sub Bidang Pengelolaan

Belanja Aset Daerah memberikan pernyataan yang hampir serupa dengan

informan sebelumnya beliau mengatakan bahwa:

“ Kami selaku pihak yang diberi kewenangan untuk memberikan fasilitas berupa kendaraan dinas bagi para pegawai tentunya sebelum mengambi langkah tersebut terlebih dahulu kami diskusikan dan menganalisa dengan beberapa pihak yang bisa memberikan informasi yang penting sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimilki tentang siapa-siapa saja yang berhak untuk mendapatkan mobil dinas tersebut atau perlu mobil dinas yang baru” (Wawancara HN11 Desember 2018)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Sub Bidang Pengelolaan

Belanja Aset Daerah maka dapat dikatakan bahwa pihak pengelola aset

daerah sebelum melakukan peremajaan fasilitas mobil dinas bagi para

pegawai terelebih dahulu mereka melakukan penganalisaan dan perundingan

yang mengahadirkan berbagai pihak yang dianggap mampu memberikan

informasi mengenai kebutuhan pengadaan mobil dinas bagi para pegawai hal

tersebut merupakan langkah yang sangat positif agar kegiatan peremajaan

fasilitas kendaraan dinas bagi para pegawai bisa tepat sasaran dan bisa

bermanfaat bagi pegawai dalam menjalankan tugasnya.

Lanjut hasil wawancara berama AK selaku Kepala Bidang Aset

Daerah Kabupaten Gowa meberikan pernyataan tentang mekanisme dalam

menentukan aset beliau mengatakan bahwa :

“Apabila masih ada aset yang bisa digunakan maka kami masih gunakan dalam menunjang kinerja organisasi Cuma kami alihkan kebeberapa organisasi perangkat daerah yang paling membutuhkan, hal itu apabila dilihat bahwa ada suatu organisasi yang dari segi fasilitas kendaraan dinas punya kendaraan dinas yang berlebih maka kami akan mengalihkan kepada organisasi

Page 74: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

65

yang kekurangan terkait fasilitas kendaraan dinas” (Wawancara AK 13 Desember 2018)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Kepala Bidang Aset Daerah

Kabupaten Gowa maka dapat dikatakan bahwa seebelum mereka melakukan

pemberian kendaraan dinas kepada para pegawai di Kabupaten Gowa yang

meraka lakukan adalah melakukan peninjauan ke oraginasasi perangkat

daerah dengan tujuan melihat kondisi kebutuhan kendaraan dinas dalam suatu

organiasi perangkat daerah dengan adanya kegiatan tersebut maka mereka

akan melakukan pengalihan fasilitas kendaraan dinas dari organisasi yang

punya kendaraan yang berlebih ke organisasi yang kurang fasilitas kendaraan

dinasnya.

Lanjut hasil wawancara bersama MN selaku Kepala Bidang Anggaran

Aset Daerah Kabupaten Gowa beliau memberikan pernyataan bahwa :

“ Dalam menentukan kebutuhan aset tentunya dilakukan analisis terlebih dahulu dengan melihat secara langsung jumlah fasilitas yang perlu diperbaharui atau belum ada disuatu organisasi peragkat daerah maka kami akan menganggarkan dengan berkordinasi kepada sekretaris daerah dan itu diajukan sebelum penyusunan APBD.”(Wawancara MN 15 Desember 2018)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Kepala Bidang Anggaran Aset

Daerah Kabupaten Gowa maka dapat dikatakan bahwa proses pengumpulan

data mengenai kebutuhan aset daerah Kabupaten Gowa dilaksanakan

sebelum penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah, barulah

kebutuhan fasilitas dinas akan di bahas terakait masalah kebutuhan

permintaan yang diajuakan

Page 75: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

66

Lanjut hasil wawancara bersamaSR selaku Sub Bidang Perencanaan

Aset Daerah Kabutpaten Gowa beliau memberikan pernyataan mengenai

mekanisme dalam menentukan aset daerah, beliau mengatakan bahwa :

“ Dalam proses penyediaan barang barupa fasilitas dinas, tentunya setiap SKPD yang mengajukan kepada kami lalu kemudian kami inventarisasi sesuai dengan tugas kami selaku bagian perencanaan, seperti misalnya ada satu organisai yang membutuhkan kendaraan dinas, yang bersangkutan akan mengajukan pengadaan barang kepada kami lalu kami inventrisir semua kebutuhan yang diperlukan disetiap dinas yang ada di Kabupaten Gowa”. (Wawancara SR 12 Desember 2018)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Sub Bidang Perencanaan Aset

Daerah Kabupaten Gowa maka dapat dikatakan bahwa dalam proses

menentukan aset daerah dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan kegiatan

operasional disebuah dinas, Kebutuhan-kebutuhan itulah yang akan

diinventarisir oleh pihak perencanaan aset daerah dan kemuadian akan

diperdakan oleh pihak pemerintah Kabupaten Gowa, banyaknyaa aset daerah

sangat dipengaruhi oleh jumlah kebutuhan para pegawai baik dari mobil

dinas maupun fasilitas pendukung lainnya.

Lima pernyataan informan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

dari indikator menentukan kebutuhan, Salah satu langakah yang diambil oleh

pihak badan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Gowa yaitu dengan

cara melakukan peremajaan mobil dinas bagi para pegawai yang dinilai

sudah tidak layak pakai sehingga membutuhkan anggaran dari pihak

pemerintah melalui APBD, dan juga pihak pengelola aset daerah sebelum

melakukan peremajaan fasilitas kendaraan bagi para pegawai terelebih

Page 76: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

67

dahulu mereka melakukan penganalisaan dan perundingan yang

menghadirkan berbagai pihak yang dianggap mampu memberikan informasi

mengenai kebutuhan pengadaan fasilitas mobil dinas bagi para pegawai serta

melakukan peninjauan keoraginasasi perangkat daerah dengan tujuan melihat

kondisi kebutuhan kendaraan dinas dalam suatu organisasi perangkat daerah

dengan adanya kegiatan tersebut maka mereka akan melakukan pengalihan

fasilitas kenadaraan dinas dari organisasi yang punya kendaraan yang

berlebih ke organisasi yang kekurangan mobil dinas. Serta proses

pengumpulan data mengenai kebutuhan aset daerah Kabupaten Gowa

dilaksanakan sebelum penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah,

barulah kebutuhan mobil dinas akan dibahas terakait masalah kebutuhan

permintaan yang diajuakan.

Menentukan kebutuhan aset dengan mengacu pelayanan/jasa, dalam

perumusan strategi aset, kegiatan penentuan kebutuhan aset merupakan

langkah pertama yang harus dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan

Daerah Kabupaten Gowa. Keputusan Bagian perencanaan Kebutuhan Aset

yang menyangkut pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan

aset dibuat dalam suatu kerangka perencanaan pelayanan dan finansial yang

berintegrasi dan dalam konteks kebijakan dan prioritas alokasi seluruh

sumber daya. Kebutuhan akan suatu aset secara langsung berhubungan

dengan ketentuan pelayanan. Penentuan kebutuhan aset meliputi penilaian

terhadap aset yang telah ada dan perencanaan pengadaan dibandingkan

dengan kebutuhan penyediaan pelayanan. Strategi tersebut didasarkan pada

Page 77: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

68

analisis kebutuhan dan review bagaimana pelayanan yang sekarang ini

diberikan. Alternative pelayanan perlu dievaluasi dari segi financial,

ekonomi, sosial, dan lingkungan. (Hariono 2007)

2. Penyediaan Pelayanan Aset

Penyediaan pelayanan aset merupakan Strategi pengelolaan aset

daerah yang akan menentukan wewenang dan tanggung jawab untuk tindakan

sehubungan dengan kegiatan pengelolaan aset daerah. Strategi pengelolaan

aset daerah menyediakan pendekatan yang komprehensif untuk pengelolaan

aset daerah yakni mobil dinas.

Kerangka strategi pengelolaan aset daerah bertujuan untuk

memastikan informasi pengambilan keputusan oleh pemerintah daerah yang

berinvestasi dan mengelola aset daerah yang membantu mencapai tujuan

layanan dari sebuah instansi. Keputusan pemerintah daerah harus didasarkan

pada evaluasi yang tepat yang memperhitungkan semua anggaran dan

manfaat, Maka peneliti melakukan wawancara bersama beberapa informan

sebagai berikut :

Hasil wawancara bersama pak PU selaku Kepala Sub Bidang

Analisa Aset Kabupaten Gowa memebrikan pernyataan mengenai penyediaan

pelayanan aset beliau mengatakan bahwa :

“Apabila ada pemasalahan terkait masalah kendaraan dinas contoh ada kendaraan yang dipakai orang lain sementara orang tersebut sudah pensiun dari jabatan aparatur sipil Negara, jadi semua pihak harus melakukan pelopran kepada pihak pengelola barang, nah kalau ada yang masih menggunakan fasilitas dinas sementara dia sudah pensiun maka kami tidak tahu apabila pihak tersebut tidak melaporkan kepada kami, (wawancara PU 12 Desember 2018)

Page 78: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

69

Berdasarkan hasil wawancara bersama Kepala Sub Bidang Analisa

Aset Kabupaten Gowa maka dapat dikatan bahwa dalam hal penyediaan

layanan aset daerah mereka melakukan pembagian tugas dengan cara ada

selaku pihak peninjau dan ada pihak yang menerima laporan kedua pihak

tersebut sangat mempengaruhi pemerataan fasilitas kendaraan dinas yang

ada di Kabupaten Gowa dan penulis melihat bahwa kinerja petugas aset

daerah perlu ditigkatkan shal itu terlihat ketika informan mengatakan kami

tidak tahu apabila masih ada kendaraan dinas yang dipakai oleh pensiunan

apabila pegawai yang sudah pensiun tersebut tidak melaporkan kepada

pengelola barang

Lanjut hasil wawancara bersama HN selaku Sub

BidangPengelolaan Belanja Aset Daerah Kabupaten Gowa Yang

memberikan pernyataan yang hampir serupa dengan informan sebelumnya

beliau mengatakan bahwa :

“ Salah satu langkah yang kami ambil apabila ditemukan pegawai yang masih menggunakan kendaraan dinas sementara dia sudah pensiun maka kami akan memberikan surat penarikan barang dan apabila pihak tersebut belum juga mengembalikan fasilitas dinas tersebut maka kami akan melibatkan pihak SATPOL PP untuk mengambil secara paksa barang tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Sub Bidang Pengelolaan

Belanja Aset Daearah Kabupaten Gowa maka dapat diakatakan bahwa ada

beberapa langkah yang diambil oleh pagawai badan asset daearah yaitu

dengan dua cara, cara pertama dengan melakukan penyuratan kepada pihak

yang masih menggunakan fasilitas dinas dalam hal ini kendaraan dinas

sementara pegawai tersebut sudah pensiun dan apabila dengan

Page 79: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

70

dikeluarkannya surat peringatan tersebut belum juga dukembalikan maka

pihak badan pengelola aset daerah akan menggunakan cara kedua yaitu

melibatkan pihak SATPOLL PP untuk mengambil secara pakasa fasilitas

dinas yang belum dikembalikan tersebut

Lanjut hasil wawancara bersama ZA selaku Kepala Bidang Aset

Daerah Kabupaten Gowa beliau memberikan pernytaan mengenai penyediaan

layanan aset daerah, beliau mengatakan bahwa :

“Terkait masalah penyediaan layanan aset daerah memang kami melakukan dua cara dalam melakukan layanan yaitu melalui penyuratan beruapa teguran untuk segera mengembalikan aset daerah yang digunakan, dan cara kedua dengan menurunkan SATPOL PP terjun langsung kelapangan untuk menyita fasilitas dinas tersebut tentunya kami terlebih dahulu berkordinasi dengan pak sekda, namun selama ini belum pernah menurunkan SATPOL PP karena setiap kami layangkan surat penringatan tadi maka pihak yang merasa tidak punya lagi hak untuk menggunakan mobil dinas tersebut akan segera mengembalikan kepada kami” (Wawancara ZA 13 Desember 2018 )

Berdasarakan hasil wawancara bersama selaku Kepala Bidang Aset

Daearah Kabupaten Gowa maka dapat dikatakan bahwa terlihat jelas ada

beberapa pegawai yang sudah pensiun tetapi masih menggunkan kendaraan

dinas, hal tersebut membuat para pegawai badan pengelolaan aset daerah

Kabupaten Gowa kewalahan kerana banyaknya fasilitas dinas yang harus di

koordinir dengan baik, dan kita patut apresiasi ketegasan para petugas

pengelola aset daerah yang cukup tegas dalam melakukan periangatan kepada

pegwai yang sudah pensiun untuk segera mengembalikan mobil dinas dengan

cara berkordinasi dengan sekretaris daerah.

Page 80: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

71

Lanjut hasil wawancara bersama AM selaku Sub BidangPengelolaan

yang memberikan pernyataan terkait masalah penyediaan layanan aset daerah

yang ada di Kabupaten Gowa beliau mengatakan bahwa :

“Kami selaku pengelola tentunya terlebih dahulu melihat kondisi fasilitas dinas yang digunakan oleh para pegawai dengan cara melihat analisis kebutuhan, berapa jumlah aset daerah dan berapa jumlah kebutuhan tidak serta merta memberikan atau melakukan penarikan begitu saja, kalau terkait masalah kendaraan dinas yang bisa menggunakan kendaraan dinas yaitu pegawai yang sudah eselon dua dengan fasilitas mobil ekselon tiga menggunakan kendaraan roda dua namun kalau kepala bagian maeskipun dia ekselon tiga tetap akan menggunkan fasilitas mobil namun dengan cc yang rendah” (Wawancara AM 17 Desember 2018)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Sub Bidang Pengelolaan Asset

Darah Kabupaten Gowa maka dapat diakatakan bahwa pihak badan pengelola

aset daerah terlebih dahulu melihat kondisi fasilitas dinas yang digunakan

oleh para pegawai dengan cara melihat analisis kebutuhan, setelah itu mereka

akan melakukan peninjauan tentang peremajaan mobil dinas apabila itu

diperlukan tentunya dengan cara pegawai yang merasa perlu fasilitas dinas

berupa mobil, harus melapor kepada bagian pengelola barang untuk

kemudian ditinjau kebenarannya.

Lanjut hasil wawancara bersama MN selaku Kepala Bidang Anggaran

Aset Daerah Kabupaten Gowa beliau memberikan pernyataan bahwa :

“Kami selaku bidang penganggaran tidak serta merta mengeluarkan anggaran mengenai fasilitas dinas, terlebih dahulu kami melakukan pengecekan tentang jumlah fasilitas dan jenis fasilitas yang dibutuhkan oleh para pegawai, apabila memang betul-betul pengajuan permintaan fasilitas sudah sesuai dengan kebutuhan kerja dinas dalam melakukan kegiatan operasional maka kami akan menganggarkan jumlah fasilitas yang dibutuhkan baik itu beruapa kendaraan dinas, maaupun kebutuhan yang lain yang

Page 81: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

72

bias mendongkrak kinerja para pegawai aparatur sipil Negara” (Wawancara MN 15 Desember 2018)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Kepala Bidang Anggaran Aset

Daerah Kabupaten Gowa maka dapat dikataka bahwa sebelum pihak

pengelola aset daerah dalam hal memberikan pelayanan terlebih dahulu

mereka melakukan pengecekan terhadap fasilitas dinas yang dianggap perlu

dilakukan peremajaan dengan mempertimbangakanjemlah permintaan

kebutuhan dinas dan anggaran yang dimiliki. Setelah pengecekan dilakukan

dan dianggap perlu adanya pengadaan fasilitas dinas baik berupa kendaraan

dinas maupun kebutuhan yang lain maka akan dilakukan penganggaran

terkait masalah kebutuhan permintaan para pegawai yang bisa meningkatkan

kinerja dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pegawai.

Lanjut hasil wawancara bersama SR selaku Sub Bidanng Perencanaan

Aset Daerah Kabupaten Gowa, beliau mengatakan bahwa :

“ Penyediaan pelayaan aset daerah itu mengacu pada standar kebutuhan dan juga standar sarana prasarana, contoh kendaraan dinas bagi pegawai yang menempati jabatan sebagai kepala bagian paling tidak kendaraan dinas yang dia gunakan paling tinggi lima ratus cc namun adajuga kepala bagian yang menggunkan kendaraan dinas dua ribu cc karena melihat situasi dan kondisi yang mengharuskan kepala bagaian tersebut menggunakan kendaraan dinas yang libih tinggi cc nya” (Wawancara SR 12 Desember 2018)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Sub Bidang Perencanaan Aset

Daerah Kabupaten Gowa maka dapat dikatakan bahwa dalam hal penyediaan

pelayanan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Aset Daearah menyesuaikan

jabatan dengan fasilitas yang akan digunakan oleh setiap pegawai, namun

Page 82: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

73

apabila dianggap perlu untuk menambah fasilitas dinas khususnya mobil

dinas maka akan diberikan failitas yang sesuai dengan kondisi lingkungan

ataupun tugas fungsional seorang pegawai

Hasil wawancara bersama enam informan tersebut dapat kita

simpulkan bahwa mengenai penyediaan pelayanan aset daerah Kabupaten

Gowa melakukan pembagian tugas dengan cara ada selaku pihak peninjau

dan ada pihak yang menerima laporan kedua pihak tersebut sangat

mempengaruhi pemeretaan fasilitas kendaraan dinas yang ada di Kabupaten

Gowa dan penulis melihat bahwa kinrja petugas aset daerah perlu di

tigkatkan hal itu terlihat ketika informan mengatakan kami tidak tahu apabila

masih ada kendaraan dinas yang dipakai oleh pensiunan apabila pegawai

yang sudah pensiun tersebut tidak melaporkan kepada pengelola barang serta

beberapa langkah yang diambil oleh pagawai badan aset daearah yaitu

dengan dua cara, cara pertama dengan melakukan penyuratan kepada pihak

yang masih menggunakan fasilitas dinas dalam hal ini mobil, dinas sementara

pegawai tersebut sudah pensiun dan apabila dengan dikeluarkannya surat

peringatan tersebut belum juga dukembalikan maka pihak badan pengelola

aset daerah akan menggunakan cara kedua yaitu melibatkan pihak SATPOLL

PP untuk mengambil secara pakasa mobil dinas yang belum dikembalikan

tersebut.

Setelah itu mereka akan melakukan peninjauan tentang peremajaan

fasilitas dinas apabila itu diperlukan tentunya dengan cara pegawai yang

merasa perlu fasilitas dinas berupa kendaraan. Dan juga menyesuaikan

Page 83: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

74

jabatan dengan fasilitas yang akan digunakan oleh setiap pegawai, namun

apabila dianggap perlu untuk menambah fasilitas dinas maka akan diberikan

mobil dinas yang sesuai dengan kondisi lingkungan ataupun tugas

fungsional seorang pegawai

Mengevaluasi aset yang ada (existing asset) dalam hal kapasitas untuk

mendukung penyediaan pelayanan.Evaluasi atas aset daerah yang telah ada

dilakukan untuk menentukan apakah kinerja aset tersebut memadai untuk

mendukung strategi penyediaan pelayanan yang telah ditentukan oleh Badan

Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Gowa.Evaluasi program pelayanan

mencakup evaluasi atas kinerja aset daerah. Kinerja aset ditinjau ulang

(review) secara rutin dengan pembanding praktik terbaik (best practice)

untuk mengidentifikasi aset yang kinerjanya buruk, atau membutuhkan

anggaran terlalu tinggi untuk dimiliki atau dioperasikan. Review ini

jugamemungkinkan dilakukan ahli dalam pengelolaan aset daerah. (Hariono

2007)

3. Analisis Kesenjangan Aset

Analisis kesenjangan (gap analysis) anatara aset yang ada dengan aset

yang dibutuhkan. Proses ini membandingkan antara aset yang dibutuhkan

dengan aset yang sedang digunakan dalam kegiatan pelayanan. Dengan

dilakukannya kegiatan analisis kesenjangan ini, organisasi dapat

mengidentifikasi beberapa hal, diantaranya.

Aset yang ada, masih diperlukan dan masih mampu (capable) dalam

mendukung penyediaan pelayanan, Aset yang ada, masih dibutuhkan tetapi

Page 84: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

75

berada di bawah standar dan memerlukan perbaikan guna memenuhi

kebutuhan penyediaan pelayanan, Aset yang berlebih (surplus) untuk

penyediaan pelayanan dapat di hapuskan dan Aset yang harus dihapuskan

untuk memenuhi kebutuhan penyediaan pelayanan.

Hasil wawancara bersama PU selaku Kepala Sub Bidang AnalisaAset

yangmeberikan pernyataan mengenai analisis kesenjangan asset, beliau

mengatakan bahwa :

“ Selama ini kami belum pernah melakukan analisis terkait kesenjangan aset daerah baik itu dari sisi internal dalam hal ini dinas satu dengan dinas yang lain maupun secara eksternal dalam hal ini daerah satu dengan yang daerah yang lain” (Wawancara PU 12 Desember 2018)

Berdasarkan hasil wawancara bersama Kepala Sub Bidang Analisa

Aset dapat dikatakan bahwa ternyata pihak dinas belum pernah melakukan

analisis kesenjangan aset daerah padahal untuk melihat pemerataan fasilitas

dinas pihak badan pengelola aset daerah harus melakukan analisis dengan

baik agar pemberian mobil dinas bisa berjalan dengan lancar dan bisa tepat

sasaran kepada pegawai yang sesuai dengan pangkat dan golongan.

Lanjut hasil wawancara bersama SR selaku Sub Bidang Perencanaan

Aset Daerah Kabupaten Gowa memberikan pernyataan mengenai analisis

kesenjangan aset beliau mengatakan bahwa :

“ Kalau masalah analilis kami belum pernah melakukan namun saya melihat dari segi proses pengadaan aset daerah cenderung lebih baik apabila dibandingkan dengan tahun kemarin, contoh dari segi pencatatan sekarang beda dengan tahun yang lalu artinya setiap kendaraan dinas sudah tercatat dengan baik siapa yang menggunakan, dulu kan masih simpang siur bisa bilang siapa yang mengguanakan kendaraan ini dan juga sekarang setiap

Page 85: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

76

kendaraan yang masih digunakan oleh pagawai yang sudah berstatus pensiun maka mereka harus kembalikan tidak boleh tidak karena setiap pagwai tentu menyadari barang tersebut bukan urusan atau hak milik mereka”(Wawancara SR 12 Desember 2018)

Berdasarkan hasil wawancara bersama SR maka dapat dikatakan

bahwa pihak pengelola aset daerah belum pernah melakukan analisis baik

dari fasilitas organisasi satu denagan yang lain baik analisis yang dilakukan

terkait masalah kesenjangan aset disetiap daerah. Namun mareka menilai

bahwa sistem inventarisasi yang ada sekarang lebih baik apabila

dibandingakan dengan tahun sebelumnya, hal tersebut merupakan tingkat

kesadaran tinggi dari para pegawai baik yang masih produktif maupun yang

sudah pensiun

Hasil wawancara bersama dua informan dapat kita simpulakan bahwa

ternyata pihak dinas belum pernah melakukan analisis kesenjangan aset

daerah padahal untuk melihat pemerataan fasilitas dinas pihak badan

pengelola aset daerah harus melakukan analisis dengan baik agar pemberian

fasilitas dinas bisa berjalan dengan lancar dan bisa tepat sasaran kepada

pegawai yang sangat membutuhkan selain itu sistem inventarisasi yang ada

sekarang lebih baik apabila dibandingakan dengan tahun sebelumnya, hal

tersebut merupakan tingkat kesadaran tinggi dari para pegawai.

Melakukan analisis kesenjangan (gap analysis) anatara aset yang ada

dengan aset yang sangat dibutuhkan namun pihak Badan Pengelolaan

Keuangan Daerah belum melakukan hal ini.padahal Proses ini

membandingkan antara aset yang dibutuhkan dengan aset yang sedang

Page 86: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

77

digunakan dalam kegiatan pelayanan. Dengan dilakukannya kegiatan analisis

kesenjangan ini, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah dapat

mengidentifikasi beberapa hal, diantaranya:

a. Aset yang ada, masih diperlukan dan masih mampu (capable) dalam

mendukung penyediaan pelayanan.

b. Aset yang ada, masih dibutuhkan tetapi berada di bawah standar dan

memerlukan perbaikan guna memenuhi kebutuhan penyediaan pelayanan.

c. Aset yang berlebih (surplus) untuk penyediaan pelayanan dapat di

hapuskan.

d. Aset yang harus dihapuskan untuk memenuhi kebutuhan penyediaan

pelayanan.

Badan Pengelola Keuanga Daerah mestinya melakukan analisis

kesenjangan agar upaya pengelolaan aset daerah berjalan dengan baik karna

hal ini juga dapat mengatur Keuangan Daerah agar lebih sistematis.(Hariono

2007)

Berdasarkan hasil peneliatian tentang Manajemen Aset Daerah di

Kabupaten Gowa dalam hal ini Kendaraan Dinas dan Rumah Dinas, dari

ketiga indikator mengenai tentang kebutuhan, penyediaan pelayanan dan

analisis kesenjangan, dapat dikatakan bahwa pengelolaan aset daerah belum

berjalan secara maksimal hal itu bisa dilihat pada hasil wawancara diatas

yakni masih banyak terjadi perbedaan pendapat pada setiap informan kami

mengenai penentuan kebutuhan aset daerah, begitupun dengan penyediaan

pelayanan yakni ketika ada pensiunan pegawai yg belum mengembalikan

Page 87: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

78

kendaraan dinas maka pihak pengelola aset tidak mengetahui selama belum

adanya pelaporan, Sedangkan dari segi analisis kesenjangan pihak pengelola

aset daerah belum pernah melakukan hal itu sehingga tdk mengetahui antara

aset yang digunakan dengan aset yang dibutuhkan.

Berdasarkan penelitian ini maka dapat dikatan bahwa dalam

Manajemen Pengelolaan Aset Daerah membutuhkan sistem pengelolaan dan

pengawasan yang efektif agar mengetahui jumlah keseluruhan aset dan

jumlah kebutuhan aset yang harus dipenuhi, dengan demikian pengelolaan

aset daerah di Kabupaten Gowa dapat berjalan dengan baik dan dapat

menjadi contoh untuk daerah lain. Namun dari tahun ketahun atau tepatnya

pengalihan Kepala Daerah yang lama kepada Kepala Daerah yang baru sudah

terjadi peningkatan yang signifikan.

Page 88: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil oleh penulis dengan melihat tiga indikator

diantaranya menentukan kebutuhan aset, penyediaan pelayanan aset dan

analisis kesenjangan aset sebagai berikut :

1. Menentukan Kebutuahan Aset

Dalam menentukan kebutuhan aset beberapa langkah yang

dilakukan adalah :

a) Langkah pertama yang dilakukan dalam menentukan kebutuhan aset

adalah melakukan peninjauan ke organisasi perangkat daerah dengam

tujuan melihat kondisi kebutuhan aset untuk melakukan pengalihan

aset

b) Langkah kedua yang dilakukan pengelola aset daerah adalah

melakukan peninjauan langsung kondisi mobil dinas yang sudah tidak

layak pakai untuk dilakukan peremajaan

2. Penyediaan Pelayanan Aset

Penyediaan pelayanan aset yang dilakukan oleh pengelola aset

Daerah Kabupaten Gowa antara lain :

a) Menyediakan mobil dinas pagi pegawai yang mobil dinasnya sudah

tidak layak pakai

Page 89: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

80

c) Selain itu dalam penyediaan layanan aset lanhkah yang dilakukan oleh

pengelola aset daerah adalah menyesuaikan jabatan dengan mobil

dinas yang akan digunakan oleh setiap pegawai.

3. Analisis Kesenjangan Aset

a) Dari semua pernyataan informan menunjukka bahwa Pihak badan

belum pernah melakukan analisis kesenjangan aset daerah.

1. Saran

1. Dalam proses penyediaan pelayanan aset alangkah baiknya jika

melakukan pengamatan terlebih dahulu terkait peremajaan atau mutasi

dalam hal ini kendaraan dinas

2. Sebaiknya pihak pengelola aset daerah melakukan analisis

kesenjangan yang terjadi dikalangan pegawai terkait masalah fasilitas

dinas berupa kendaraan maupun fasilitas pendukung laiannya agar

upaya pengelelolaan aset daerah dapat berjalan dengan baik.

3. Para pegawai yang sudah berstatus pensiun harus mempunyai

kesadaran tentang kewajibannya untuk mengembalikan fasilitas dinas

yang bukan lagi menjadi hak miliknya.

4. Pada saat proses penganggaranmaupun perencanaan harus melibatkan

staf ahli dari pihak akademisi dan para ilmuan yang sudah pengalaman

tentang mekanisme yang baik dalam mengelola aset daerah khususnya

mobil dinas.

Page 90: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

81

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dharma , (1998), Perencanaan Pelatihan, Pusdiklat Depdikbud Jakarta.

Amstrong, Mischael, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Sofyan dan Haryanto.

Bernardin, H. John & Joyce E. A. Russell, 1993, Human Resource Management. Singapore : McGraw Hill Inc.

Buchari Zainun. 1989. Manajemen dan Motivasi. Jakarta : Balai Aksara Dessler, Gary. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Terjemahan,

Jakarta: PT. Prenhalilindo. Dyah R.S, Erwan A.P., 2012. Implementasi Kebijakan Publik, Yogyakarta: Gava

Media. Fayol Henry, 2010. Manajemen Public Relation. Jakarta : PT Elex Media Follet Marry, Parker. 1997. Defenition Of Management http://www.blog.re.or.id

defenisi manajemen. Htm Gomes, Faustino Cardoso, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Andi Offset Hariono, Arik, 2007. Prinsip Dan Teknik Manajemen Kekayaan Negara. Jakarta :

Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Umum

Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia:Pengertian Dasar,

Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung Handi, Irawan. 2006. Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Gramedia. Hessel Nogi S, Tangkilisan. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Huberman Miles, Matthew. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tantang

Metode-Metode Baru, Jakarta: UI Press. Koontz And Donnel 2006 Principles Of Management And Analysis Of

Management. Mc Graw Hill Booy Coy

Page 91: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

82

Mathis Robert L dan Jackson John H. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, alih bahasa. Salemba Empat. Jakarta

Nurlaila, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I. Penerbit LepKhair. Prawirosentono,S., 1999. Manajemen Sumber Daya Manausia, Kebijakan

Kinerja Karyawan, Yogyakarta: BPF Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk

MenilaiKinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya SaingPerusahan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Rusli Syarif. I991. Teknik Manajemen Latihan dan pembinaan, Bandung :

Angkasa Sadili Samsudin. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka

Setia. Sedarmayanti, 2011. Manajemen Sumberdaya Manusia Reformasi Birokrasi Dan

Manajemen Pegawai Negri Sipil, bandung: Refika Adita Siregar, C.J.P, 2004. Farmasi Rumah Sakit. Jakarta : ECG Terry George R. 1992 Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : PT Bumi Aksara

Page 92: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

83

Referensi Lain Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 1998 Tentang Manual

Administrasi Barang Daerah Peraturan Menteri dalam negeri Nomor 7 Tahun 1997 Sebagai Peraturan Pokok

Terhadap Aturan Barang Investaris Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri

Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah http :// www. Antarajateng .com /detail/index.php?id=66175)

Page 93: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

LAMPIRAN

Page 94: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

92

Lampiran 2 Dokumentasi

Wawancara bersama Kepala Bidang Aset Daerah (H. Zainal Arifin, SE., MM)

Page 95: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

93

Wawancara bersama Kepala Bidang Anggaran (Dian Saelani, SE., MM)

Page 96: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

94

Wawancara bersama Sekretaris Badan Pengelola Keuangan Daerah

(Ahmad, S.Sos.,MM)

Page 97: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA
Page 98: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA
Page 99: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA
Page 100: MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN GOWA

91

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Ifal, Anak pertama dari dua orang

bersaudara lahir dari pasangan Conang Juanda

dan Irma Suryani. Penulis berdarah asli

keturunan Makassar lahir di gowa, tepatnya

tanggal 15 September 1995. Besarnya semangat

dan kegigihannya berhasil menempuh jenjang

pendidikan formal mulai dari bersekolah di SD

Inpres Pattiro selama 6 Tahun dan lulus tahun

2007. Lanjut pada jenjang madrasa tsanawiyah MTS Assalam Timbusen Takalar dan

lulus ditahun 2010. Di tahun 2013 lulus sebagai siswa di SMA Yapip Makassar

Sungguminasa. Universitas Muhammadiyah Makassar menjadi tempat yang

dipercayai oleh penulis untuk kembali melanjutkan pendidikannya ke tahap

perguruan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Strata 1 (S1). Dalam

Organisasi intra kampus penulis merupakan salah satu pengurus di Himpunan

Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara dengan jabatan Departemen Publikasi

Kesehatan Masyarakat Periode 2015/2016. Selama menuntut ilmu di PTS penulis

berhasil menyelesaikan tugas akhir skripsinya. Akhir kata penulis mengucapkan rasa

syukur yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul

“MANAJEMEN ASET DAERAH (MOBIL DINAS) DI KABUPATEN

GOWA”.