17
JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356 Makna Tradisi Tabuik 135 | P a g e MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN (STUDI DESKRIPTIF INTERAKSIONISME SIMBOLIK) M.A. Dalmenda 1 , Novi Elian 2 Received Article: 12 Juni 2017 Accepted Article: 20 Juli 2017 Abstract Tabuik Tradition is one of the activities conducted annually in Pariaman City. Rooted in religious values to commemorate the death of the Prophet Muhammad's grandson, Hussein. This anniversary actually takes place every 10th of Muharram Hijriyah calendar. This research uses case study observation design. Through observation techniques in the case study can be obtained detailed information or empirical information and accurate from the unit of research analysis. Tabuik ceremony represents a reflection of attitude and lifestyle of Pariaman society. Tabuik even made a tradition for the community that can not be separated from the lives of citizens Pariaman. Then, Tabuik implemented by Anak Nagari in the form of Tabuik Culture of Tabuik Meaning formed by each side. By society, tabuik serve as a venue for entertainment. By the government, tabuik serve as the agenda of tourism, while by urang tabuik, tabuik still used as a cultural tradition that should be preserved. The process of desacralization occurs due to the challenge of the taboo age developed in accordance with the ideology. The implementation of the tabuik has shifted considerably, but it is still maintained as a cultural tradition of the Pariaman community. Keywords: Attitude, Lifestyle, Change, Pariaman Society, Tourism Abstrak Tradisi Tabuik merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya di Kota Pariaman. Berakar pada nilai-nilai religi untuk mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein. Peringatan ini sejatinya berlangsung setiap tanggal 10 Muharram penanggalan Hijriyah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus observasi. Melalui teknik observasi pada studi kasus bisa diperoleh keterangan atau informasi empiris yang detail dan akurat dari unit analisis penelitian. Upacara Tabuik mewakili cerminan sikap dan pola hidup masyarakat Pariaman. Bahkan Tabuik dijadikan sebuah tradisi bagi masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan warga Pariaman. Kemudian, Tabuik dilaksanakan oleh Anak Nagari dalam bentuk Tabuik Budaya Makna Tabuik yang terbentuk oleh masing-masing pihak. Oleh masyarakat, tabuik dijadikan sebagai ajang hiburan. Oleh pemerintah, tabuik dijadikan sebagai agenda pariwisata, sedangkan oleh urang tabuik, tabuik masih dijadikan sebagai tradisi budaya yang patut dilestarikan. Proses desakralisasi terjadi akibat adanya tantangan zaman tabuik berkembang sesuai dengan ideologinya. Pelaksanaan tabuik sudah jauh bergeser, namun masih tetap dipertahankan sebagai tradisi budaya masyarakat Pariaman. Kata-Kata Kunci: Sikap, Pola Hidup, Perubahan, Masyarakat Pariaman, Pariwisata. 1 Penulis adalah dosen tetap Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas 2 Penulis adalah dosen luar biasa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas

MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

Makna Tradisi Tabuik 135 | P a g e

MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN(STUDI DESKRIPTIF INTERAKSIONISME SIMBOLIK)

M.A. Dalmenda1, Novi Elian2

Received Article: 12 Juni 2017 Accepted Article: 20 Juli 2017

Abstract

Tabuik Tradition is one of the activities conducted annually in Pariaman City. Rootedin religious values to commemorate the death of the Prophet Muhammad's grandson,Hussein. This anniversary actually takes place every 10th of Muharram Hijriyahcalendar. This research uses case study observation design. Through observationtechniques in the case study can be obtained detailed information or empiricalinformation and accurate from the unit of research analysis. Tabuik ceremonyrepresents a reflection of attitude and lifestyle of Pariaman society. Tabuik even madea tradition for the community that can not be separated from the lives of citizensPariaman. Then, Tabuik implemented by Anak Nagari in the form of Tabuik Culture ofTabuik Meaning formed by each side. By society, tabuik serve as a venue forentertainment. By the government, tabuik serve as the agenda of tourism, while byurang tabuik, tabuik still used as a cultural tradition that should be preserved. Theprocess of desacralization occurs due to the challenge of the taboo age developed inaccordance with the ideology. The implementation of the tabuik has shiftedconsiderably, but it is still maintained as a cultural tradition of the Pariamancommunity.

Keywords: Attitude, Lifestyle, Change, Pariaman Society, Tourism

Abstrak

Tradisi Tabuik merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya di KotaPariaman. Berakar pada nilai-nilai religi untuk mengenang wafatnya cucu NabiMuhammad SAW, yaitu Hussein. Peringatan ini sejatinya berlangsung setiap tanggal10 Muharram penanggalan Hijriyah. Penelitian ini menggunakan desain penelitianstudi kasus observasi. Melalui teknik observasi pada studi kasus bisa diperolehketerangan atau informasi empiris yang detail dan akurat dari unit analisis penelitian.Upacara Tabuik mewakili cerminan sikap dan pola hidup masyarakat Pariaman.Bahkan Tabuik dijadikan sebuah tradisi bagi masyarakat yang tidak dapat dipisahkandari kehidupan warga Pariaman. Kemudian, Tabuik dilaksanakan oleh Anak Nagaridalam bentuk Tabuik Budaya Makna Tabuik yang terbentuk oleh masing-masingpihak. Oleh masyarakat, tabuik dijadikan sebagai ajang hiburan. Oleh pemerintah,tabuik dijadikan sebagai agenda pariwisata, sedangkan oleh urang tabuik, tabuikmasih dijadikan sebagai tradisi budaya yang patut dilestarikan. Proses desakralisasiterjadi akibat adanya tantangan zaman tabuik berkembang sesuai denganideologinya. Pelaksanaan tabuik sudah jauh bergeser, namun masih tetapdipertahankan sebagai tradisi budaya masyarakat Pariaman.

Kata-Kata Kunci: Sikap, Pola Hidup, Perubahan, Masyarakat Pariaman, Pariwisata.

1 Penulis adalah dosen tetap Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas2 Penulis adalah dosen luar biasa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas

Page 2: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

136 | P a g e Makna Tradisi Tabuik

A. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

radisi Tabuik merupakan salah satukegiatan yang dilakukan setiaptahunnya di Kota Pariaman. Berakar

pada nilai-nilai religi untuk mengenangwafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaituHussein. Peringatan ini sejatinya berlangsung setiap tanggal 10 Muharrampenanggalan Hijriyah.

Berlangsungnya ritual Tabuiktersebut tidak terlepas dari dukunganberbagai pihak, tidak terkecuali pemerintah.Namun, akhir-akhir ini pelaksanaan Tabuiksendiri seperti menjadi event pariwisatapemerintah Kota Pariaman. Tabuik tidakhanya sebagai peringatan wafatnya cucunabi, tapi menjadi sebuah event pariwisatayang pelaksanaannya sudah mengalamaisedikit pergeseran. Pergeseran yangdimaksud seperti pelaksanaannya yangtidak hanya tanggal 10 Muharram setiaptahunnya, tetapi diselaraskan dengan akhirminggu (weekend) pada awal muharramsehingga bisa menjaring wisatawan untukdatang ke Kota Pariaman.

Pelaksanaan Tabuik dari tahun ketahun mulai mengalami pergeseran. Penelitian Muchtar (2016) menyebutkanadakalanya Tabuik menjadi kebangganmasyarakat karena difungsikan untukmenyalurkan ekpresi cultural dan ritual,pada sisi lain menjadi media publikmasi dantunggangan politik bagi kelompok tertentu,dan terburuk menjadi “kambing hitam” atasinstabilitas yang terjadi dalam masyarakathingga ketidaksepahamn antara pemerintahdengan masyarakat pemilik. Selain beradapada posisi kontras itu, Tabuik juga kadang-kadang dihadapkan pada situasi ambiguitas,yaitu berada pada kondisi antara disukaidan tidak disukai.

Pemaparan diatas telah menujukkanadanya pergeseran makna Tabuik sendirioleh masayarakat dan pemerintah setempat.Terjadinya desakralisasi dari pelaksanaanritual Tabuik tersebut menarik perhatianpeneliti untuk dapat menelaah bagaimanapemaknaan Tabuik tersebut di KotaPariaman.

Pemaknaan tersebut tidak terlepasdari proses interaksi yang berlangsung dimasyarakat Pariaman. Komunikasi yangterjadi di masyarakat membentuk pemaknaan sendiri terhadap ritual Tabuik.

1.2 Rumusan Masalahenelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut :1. Bagaimana pemaknaan

masyarakat terhadap Tabuik ?2. Bagaimana proses

desakralisasi yang terjadipada ritual Tabuik?

1.3 Tujuanujuan penelitian :1. Mengetahui pemaknaan

masyarakat terhadap ritualTabuik.

2. Mengetahui proses desakralisasi yang terjadi pada ritualTabuik.

1.4 Manfaat Penelitianenelitian ini akan memberikanmanfaat sebagai berikut :1. Memberikan pemahaman dan

gambaran bagaimanamasyarakat memaknai ritualTabuik.

2. Adanya informasi tentangkendala dan solusipelaksanaan ritual Tabuik.

1.5 Target Luaranenelitian menghasilkan luaran sebagai berikut :1. Informasi tentang pemaknaan

Tabuik sehingga bisa dijadikan sebagai masukan bagiinstansi pemerintah dalampelaksanaan event-eventkota, khususnya di KotaPariaman.

2. Publikasi pada jurnal nasionalterakreditasi/yang memilikiISBN.

B. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Komunikasi Ritual

omunikasi mengacu pada tindakanoleh satu orang atau lebih. Yangmengirim dan menerima pesan yang

terdistorsi oleh gangguan (noise) terjadidalam suatu konteks, mempunyai pengaruhtertentu dan ada kesempatan untukmelakukan umpan balik (Devito 2011). Jikadikaji dalam komunikasi antarbudaya,komunikasi didefinisikan sebagai apa yangterjadi bila makna diberikan kepada suatuperilaku. Bila seseorang memperhatikanperilaku kita dan memberinya makna,

T P

T

P

P

K

Page 3: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

Makna Tradisi Tabuik 137 | P a g e

komunikasi telah terjadi terlepas dari apakahkita menyadari perilaku kita atau tidak danmenyengajanya atau tidak (Porter danSamovar 2005). Komunikasi adalah mesinpendorong proses sosial yang memungkinkan terjadinya interaksi antarmanusia danmenjadikan manusia sebagai makhluk sosial(Rivers et al. 2008).

Mulyana (2010) mengatakan suatukomunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dansepanjang hidup mulai dari kelahiran,sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan hingga upacara kematian.

2.2 Interaksionisme Simboliknteraksi simbolik adalah prespektif ilmiahuntuk memahami kehidupan masyarakatdan perilaku manusia. Berdasarkan

pandangan ini manusia sesungguhnyaadalah sosok yang aktif dan dinamis sertagoal-oriented, bukan semata-mata. Interaksisimbolik adalah prespektif ilmiah untukmemahami kehidupan masyarakat danperilaku manusia. Berdasarkan pandanganini manusia sesungguhnya adalah sosokyang aktif dan dinamis serta goal-oriented,bukan semata-mata makhluk yang pasif danresponsif, sosok yang tidak mudahdimanipulasi dan sukar diprediksi perilakunya (Lesmana, 2001).

Cooley (1864 – 1929) melaluiperangkat yang dinamakannya “sympatheticimagination,” menjelaskan bahwa seseorangdiyakini dapat mengamati situasi ataumelihat permasalahan dari perspektif oranglain. Hal ini dilakukan dengan menempatkandiri pribadi (self) pada posisi orang lain.

Diri-pribadi diakui sebagai pusatkesadaran manusia, terdiri atas “I” dan “Me”(“Aku” dan “Diriku”), masing-masingmewakili subyek dan obyek individu. Tiapmanusia sesungguhnya memiliki banyakdiri-pribadi: sebagai suami atau istri dirumah, sebagai pendidik di sekolah, sebagaianggota masyarakat dan lain-lain. Konsep“Aku” dan “Diriku” kemudian dikembangkanoleh Mead dalam teorinya interaksi simbolik(Denzin, 1992).

Jhon Dewey (1859 – 1952) yangkonsepnya “meaning arises throughcommunication”, adalah seorang filosof danpendidik yang banyak menulis tentangkomunikasi. Menurut Dewey, semuapengetahuan yang dimiliki manusiadiperoleh dari hasil komunikasi. Bahasa

memiliki kedudukan yang begitu penting,sehingga tanpa didukung oleh sistemekspresi yang memadai, manusia mustahilbisa saling berinteraksi dan bertindakbersama. Dari proses komunikasi manusiaberupaya mencari makna (meaning) suatuobyek atau peristiwa.

Beberapa tokoh interaksionismesimbolik merumuskan beberapa prinsipdasar teori ini, yang meliputi:1. Manusia dibekali kemampuan untuk

berpikir2. Kemampuan berpikir dibentuk oleh

interaksi sosial3. Dalam interaksi sosial manusia

mempelajari arti dan simbol yangmemungkinkan mereka menggunakankemampuan berpikir mereka

4. Makna dan simbol memungkinkanmanusia melanjutkan tindakan khususdan berinteraksi

5. Manusia mampu mengubah arti dansimbol yang mereka gunakan dalamtindakan dan interaksi berdasarkanpenafsiran mereka terhadap situasi

6. Manusia mampu membuat kebijakanmodifikasi dan perubahan, sebagiankarena kemampua mereka berinteraksidengan diri mereka sendiri yangmemungkinkan mereka mengujiserangkaian peluang tindakan, menilaikeuntungan, dan kerugian relatifmereka, dan kemudian memilih satudiantara serangkaian peluang itu.

7. Pola tindakan dan interaksi yang salingberkaitan akan membentuk kelompokdan masyarakat (Ritzer & Goodman,2007).

Di samping tiga premis dasar diatas, Muhajir dalam Endraswara (2001)menambahkan tujuh proposisi,yaitu :(1) Perilaku manusia itu mempunyai

makna dibalik yang mengejala,(2) Kemaknaan manusia dicari sumbernya

kedalam interaksi sosial,(3) Manusia itu merumuskan proses yang

berkembang secara holistik, tidakterpisahkan, tidak linier, dan tidakterduga,

(4) Pemaknaan berlaku menurutpenafsiran fenomenologi, yaitu sejalandengan tujuan, dan maksud, bukanberdasarkan mekanik,

(5) Konsep mental manusia berkembangsecara dialektik,

I

Page 4: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

138 | P a g e Makna Tradisi Tabuik

(6) Perilaku manusia itu wajar, kreatif dankonstruktif, bukan elementer-reaktif,

(7) Perlu menggunakan metode introspeksisimpatetik, menekankan pendekatanintuitif untuk menangkap makna.

Menurut kamus komunikasi(Effendy. 1989: 184) definisi interaksi adalahproses saling mempengaruhi dalam bentukperilaku atau kegiatan di antara anggota-anggota masyarakat, dan definisi simbolik(Effendy. 1989: 352) adalah bersifat melambangkan sesuatu. Simbolik berasal daribahasa Latin “Symbolic(us)” dan bahasaYunani symbolicos”.

Salah satu kebutuhan pokokmanusia adalah kebutuhan simbolisasi ataupenggunaan lambang, dimana manusiaadalah satu-satunya hewan yang menggunakan lambang. (Mulyana. 2008: 92). ErnstCassirer dalam Mulyana (2008: 92)mengatakan bahwa keunggulan manusiadari mahluk lain adalah keistimewaanmereka sebagai animal symbolicum.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(Effendy, 2001: 438), definisi interaksiadalah hal yang saling melakukan aksi,berhubungan, mempengaruhi; antarhubungan. Dan definisi simbolis (Effendy,2001: 1066) adalah sebagai lambang;menjadi lambang; mengenai lambang.

Interaksi simbolik menurut Effendy(1989: 352) adalah suatu faham yangmenyatakan bahwa hakekat terjadinyainteraksi sosial antara individu dan antarindividu dengan kelompok, kemudian antarakelompok dengan kelompok dalammasyarakat, ialah karena komunikasi, suatukesatuan pemikiran di mana sebelumnyapada diri masing-masing yang terlibatberlangsung internalisasi atau pembatinan.

Jadi, definisi umum interaksisimbolik adalah segala hal yang salingberhubungan dengan pembentukan maknadari suatu benda atau lambang atau simbol,baik benda mati, maupun benda hidup,melalui proses komunikasi baik sebagaipesan verbal maupun perilaku non verbal,dan tujuan akhirnya adalah memaknailambang atau simbol (objek) tersebutberdasarkan kesepakatan bersama yangberlaku di wilayah atau kelompok komunitasmasyarakat tertentu.

Dua akar intelektual terpenting darikarya Mead dan interaksionisme simbolikadalah filiafat pragmatisme dan behaviorisme psikologis (Joas, 1985; Rock, 1979

dalam Ritzer, 2011). Pragmatisme adalahpemikiran filsafat yang meliputi banyak hal.Ada beberapa aspek pragmatisme yangmemengaruhi orientasi sosiologis yangdikembangkan oleh Mead (Charon, 2000;Joas, 1993 dalam Ritzer, 2010).

Pertama, menurut pemikir pragmatisme, realitas sebenarnya tak berada"diluar" dunia nyata. Realitas "diciptakansecara aktif saat kita bertindak di dalam danterhadap dunia rtyata" (Hewitt,1984:8;Shalin,1986). Kedua, manusia mengingatdan mendasarkan pengetahuan merekamengenai dunia nyata pada apa yang telahterbukti berguna bagi mereka. Adakemungkinan mereka mengganti apa-apayang tidak lagi "bekerja". Ketiga, manusiamendefinisikan "objek" sosial dan fisik yangmereka temui di dunia nyata menurutkegunaannya bagi mereka. Keempat, bilakita ingin memahami aktor, kita harusmendasarkan pemahaman itu di atas apa-apa yang sebenarnya mereka kerjakandalam dunia nyata. Ada tiga hal yangpenting bagi interaksionisme simbolik:

1) Memusatkan perhatian pada interaksi antara aktor dan dunia nyata

2) Memandang baik aktor maupundunia nyata sebagai proses dinamisdan bukan sebagai struktur yangstatis

3) Arti penting yang dihubungkankepada kemampuan aktor urttukmenafsirkan kehidupan sosial.Mead dipengaruhi oleh behavioris

me psikologis (Baldwin, 1986, 1988a, 1988bdalam Ritzer, 2011), sebuah perspektif yangjuga membawanya ke arah realis danempiris. Mead sebenarnya menyebut basispemikirannya sebagai behaviorisme sosialuntuk membedakannya dari behaaiorismeradikal dari John B. Watson (salah seorangmurid Mead). Behaviorisme radikai watson(Buckley, 1989) memusatkan perhatianpada perilaku individual yang dapat diamati.Sasaran perhatiannya adalah pada stimuliatau perilaku yang mendatangkan respon.

Penganut behaviorisme radikalmenyangkal atau tak mau menghubungkanproses mental tersembunyi yang terjadi diantara saat stimuli dipakai dan respondipancarkan. Mead mengakui arti pentingperilaku yang dapat diamati, tetapi dia jugamerasa bahwa ada aspek tersembunyi dariperilaku yang diabaikan oteh behaviorisradikal. Tetapi, karena dia menerima

Page 5: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

Makna Tradisi Tabuik 139 | P a g e

empirisme yang merupakan dasar daribehaviorisme, Mead tidak sekadar inginberfilsafat tentang fenomena tersembunyiini. Ia 1ebih berupaya mengembangkan ilmupengetahuan empiris behaviorisme terhadapfenomena itu yakni terhadap apa yangterjadi antara stimulus dan respon (Ritzer,2011).

Bernard Meltzer merangkum pemikiran Mead: Menurut Mead, unit studi adalah"tindakan" yang terdiri dari aspek tersemburnyi dan yang terbuka dari tindakanmanusia. Di dalam tindakan itulah semuakategori psikologis tradisional dan ortodoksmenemukan tempatnya. Perhatian, persepsi, imajinasi, alasan, emosi, dan sebagainyadilihat sebagai bagian dari tindakankarenanya tindakan meliputi keseluruhanproses yang tertibat dalam aktivitas manusia(Meltzer, 1964 dalam Ritzer, 2011). Meaddan behavioris radikal juga berbedapandangan mengenai hubungan antaraperilaku manusia dari perilaku binatang.Sementara behavioris radikal cenderungmelihat tak ada perbedaan antara perilakumanusia dan binatang, Mead menyatakanadanya perbedaan kualitatif yang signifikan.

Kunci perbedaannya adalah bahwamanusia mempunyai kapasitas mental yangmemungkinkannya menggunakan bahasaantara stimulus dan respon untukmemutuskan bagaimana cara merespon.Mead juga menunjukkan utang budinyakepada behaviorisme Watsonian dansekaligus menjauhkan pendiriannya darialiran itu. Mead menielaskan pendiriannyaini ketika ia menyatakanbahwa di satupihak"kita akan mendekati bidang ini (psikologisosial) dari sudut pandang behavioristik". Dilain pihak, Mead mengkritik pendirianWatson ketika menyatakan, "Behaviorismeyang akan kita gunakan itu jauh lebihmemadai daripada yang digunakan Watson"(1934/1962:2).

Charles Morris dalam pengantarnyauntuk buku Mead, Mind, Self and Society ,menyebutkan satu per satu tiga perbedaanmendasar antara Mead dan Watson.Pertama, Mead menganggap pemusatanperhatian Watson terhadap perilaku terlaludisederhanakan. Karena itu ia menuduhWatson merenggut perilaku keluar darikonteks sosialnya yang lebih luas. Meadingin memperlakukan perilaku sebagaibagian kecil dari kehidupan sosial yang lebihluas. Kedua, Mead menuduh Watson

takberkeinginan memperluas behaviorismeke proses mental. Watson tak memahamiproses mental dan kesadaran aktor. Meadmenjelaskan: Sikap Watson adalah sepertisikap Ratu dalam kisah Alice in Wonderland.

Mead membandingkan perspektifnya dengan perspektif Watson: "perspektifsaya adalah perspektif behavioristik, tetapi,berbeda dengan behaviorisme Watsonian,perspektif saya mengakui bagian tindakanyang tak dapat diamati secara eksternal"(1934/1962:8). Lebih tepat lagi, Meadmemandang tugasnya adalah mengembangkan prinsip-prinsip behaviorisme Watsonsehingga mencakup proses mental.Terakhir, karena Watson menolak variabelpikiran, Mead memandangnya mempunyaicitra pasif tentang aktor sebagai boneka.Mead, sebaliknya, mempunyai citra yangjauh lebih dinamis dan kreatif tentang aktordan inilah yang menyebabkannya menarikperhatian penganut interaksionis simbolikyang kemudian.

Pragmatisme dan behaviorisme,terutama dalam teori Dewey dan Mead,diajarkan ke banyak mahasiswa diUniversitas Chicago, terutama pada 1920-an. Mahasiswa-mahasiswa itu, di antaranyaadalah Herbert Blumer, membangun interaksionisme-simbolik. Tentu saja ada teoritisilain yang memengaruhi mahasiswa ini, danyang terpenting di antaranya adalah GeorgSimmel. Perhatian Simmel terhadap bentuk-bentuk tindakan dan interaksi adalah sesuaidengan, dan merupakan perluasan dari teoriMeadian.

Para Ilmuwan abad 20 percayabahwa realitas bersifat dinamis, dan ide inibukan merupakan ide yang populer padamasa itu. Dengan kata lain, merekamempunyai keyakinan ontologis yangberbeda dibandingkan ilmuwan terkemukalainnya pada saat itu. Dengan kata lain,mereka memiliki keyakinan ontologis yangberbeda dibandingkan kebanyakan ilmuwanterkemuka lainnya pada saat itu. Merekamencetuskan pemikiran mengenai munculnya struktur sosial, dan mereka bersikerasbahwa makna diciptakan melalui suatuinteraksi. Mereka merupakan aktivis-aktivisyang melihat ilmu pengetahuan sebagaisebuah cara untuk mengembangkanpengetahuan dan memperbaiki masyarakat(West dan Turner, 2008).

Interaksi simbolik lahir di duauniversitas yang berbeda yaitu University of

Page 6: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

140 | P a g e Makna Tradisi Tabuik

Iowa dan University of Chicago. Di Iowa,Manford Kuhn dan mahasiswanyamerupakan tokoh penting dan memperkenalkan ide-ide asli dari Interaksi Simboliksekaligus memberikan kontribusi terhadapteori ini. Selain itu, kelompok Iowamengembangkan beberapa cara pandangbaru mengenai konsep diri, tetapipendekatan mereka diangap pendekatantidak biasa. Karenanya, kebanyakan prinsipinteraksi simbolik dan berakar pada mazhabChicago.

Mead dan Dewey merupakan temansefakultas di Universitas Chicago. Meadmempelajari filsafat ilmu sosial, dan iamemberikan ide-ide yang membentuk intidari Mazhab Chicago mengenai interaksisimbolik. Mead memainkan suatu peranyang penting dalam pembangunanperspektif dari mazhab Chicago yangdifokuskan pada pendekatan teori sosialyang menekankan pentingnya komunikasibagi kehidupan dan interaksi sosial.

Kedua mazhab tersebut berbedaterutama kepada metodologinya. Mead danmahasiswanya Herbert Blumer menyatakanbahwa studi mengenai manusia tidak dapatdilaksanakan dengan menggunakan metodeyang sama seperti yang digunakanmempelajari hal lainnya. Mereka mendukung menggunakan studi kasus dan sejarahserta wawancara tidak tersetruktur. MazhabIowa tidak mengadopsi pendekatan kuantitatif untuk studinya. Kuhn yakin bahwakonsepsi interaksi simbolik tidak dapatdioperasionalisasi, dikuantifikasi, dan diuji.Pada titik ini, Kuhn mengembangkansebuah teknik yang dinamakan kuesionerdua puluh pertanyaan mengenai sikap diri.Banyak koleganya yang kecewa denganteknik penelitian Kuhn ini, salah satunyaCouch. Couch mengembangakan penelitianinteraksi perilaku melalui pembicaraan danrekaman video ketimbang hanya mengembangkan dua puluh pertanyaan mengenaisikap diri (West dan Turner, 2007).

Sebenarnya tak mudah menggolongkan pemikiran ini ke dalam teori dalamartian umum karena seperti dikatakan PaulRock, pemikiran ini sengaja dibangunsecara “samar" dan merupakan resistensiterhadap sistematisasi (1979:18-19).Adabeberapa perbedaan signifikan daiaminteraksionisme simbolik, sebagian akandibahas sambil berjalan.

Beberapa tokoh interaksionismesimbolik (Blumler, 1969a; Manis danMeltzer, 1978; Rose, 1962; Snow, 2001dalam Ritzer 2011) telah mencobamenghitung jumlah prinsip dasar teori ini,yang meliputi:

Tak seperti binatang, manusiadibekali kemampuan untuk berpikir.

Kemampuan berpikir dibentuk olehinteraksi sosial.

Dalam interaksi sosial manusiamempelajari arti dan simbol yangmemungkinkanmereka menggunakan kemampuan

berpikir mereka yang khusus itu. Makna dan simbol memungkinkan

manusia melanjutkan tindakankhusus danberinteraksi.

Manusia mampu mengubah arti dansimbol yang mereka gunakan dalamtindakan dan interaksi berdasarkanpenafsiran mereka terhadap situasi.

Manusia mampu membuatkebijakan modifikasi dan perubahannya sebagian karena kemampuanmereka berinteraksi dengan dirimereka sendiri, yang memungkinkan mereka menguji serangkaianpeluang tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatif mereka,dan kemudian memilih satu diantara seraigkaian peluang tindakanitu.

Pola tindakan dan interaksi yangsaling berkaitan akan membentukkelompok dan masyarakat.

Interaksi simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai diri dan hubungannya denganmasyarakat. Karena ide ini dapatdiinterpretasikan secara luas, akan dijelaskan secara detail tema-tema teori ini, dandalam prosesnya, dijelaskan pula kerangkaasumsi teori ini. Ralph LaRossa dan DonaldC Reitzes (1993) telah memperlajari teoriinteraksi simbolik yang berhubungandengan kajian keluarga (West dan Turner,2008).

Mereka mengatakan bahwa tujuhasumsi mendasari interaksi simbolik danasumsi-asumsi tersebut memperlihatkan tigatema besar (West dan Turner, 2008):1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

Teori interaksi simbolik bepegangbahwa individu membentuk makna melaluiproses komunikasi karena tidak bersifat

Page 7: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

Makna Tradisi Tabuik 141 | P a g e

intrinsik terhadap apapun. Dibutuhkankontruksi interpretif diantara orang-orangyang menciptakan makna. Bahkan, tujuandari interaksi, menurut interaksi simbolikadalah unuk menciptakan makna yangsama. Hal ini penting karena tanpa maknayang sama, berkomunikasi menjadi sangatsulit, atau bahkan tidak mungkin. MenurutLaRossa dan Reitzes (1993), tema inimendukung tiga asumsi interaksi simbolikyang diambil dari karya Herbert Blumler(1969). Asumsi – asumsinya sebagai berikut:

Manusia bertindak terhadapmanusia lainnya berdasarkanmakna yang diberikan orang lainpada mereka.

Makna diciptakan dalam interaksiantarmanusia

Makna dimodifikasi melalui prosesinterpretif

2. Pentingnya konsep mengenai diriTema kedua pada interaksi simbolik

berfokus pada pentingnya konsep diri (selfconcept), atau seperangkat persepsi yanrelatif stabil yang dipercaya oleh seseorangmengenai dirinya sendiri. Ketika seseorangmenannyakan, “siapakah saya?” jawabanyaberhubungan dengan konsep diri. Karakteristik yang diakui oleh seseorang terkait cirifisiknya, talenta, peranan, nilai, keadaanemosi, keterampilan, intelektulitas danketerbatasan sosial yang membentukkonsep dirinya. Pernyataan ini merupakanhal yang penting untuk interaksi simbolik.Interaksi simbolik sangat tertarik dengancara orang membangun konspe diri.Interaksi simbolik menggambarkan individudengan diri yang aktif, didasarkan padainteraksi sesoal dengan orang lain. MenurutRietzes dan LaRossa (1993) tema inimemiliki dua asumsi tambahan.

Individu-individu mengembangkankonsep diri melalui interaksi denganorang lain

Konsep diri memberikan motif yangpenting bagi perilaku

3. Hubungan antara individu dengan

masyarakatTema yang terakhir berkaitan dengan

hubungan antara kebebasan individu danbatasan sosial. Mead dan Blumermengambil posisi di tengah untuk pertanyaan ini. Mereka mencoba untuk

menjelaskan baik mengenai keteraturan danperubahan dalam proses sosial. Asumsi-asumsi yang berkaitan dengan tema iniadalah :

Orang dan kelompok dipengaruhioleh proses budaya dan sosial

Struktur sosial dihasilkan melaluiinteraksi social

2.3. Kerangka Berpikirenelitian ini ingin melihat bagaimanaaktor (subyek penelitian–masyarakatkota Pariaman, memaknai Tabuik

sebagai tradisi yang sedang tumbuhkembang di dekatnya. Penelitian ini dimulaidengan asumsi bahwa ; seorang (bila iainginkan), bisa memaknai Tabuik sesuaidengan keinginannya, dengan siapa danpada lingkungan mana dia berinteraksi,cepat atau lambat akan mempengaruhipandangan atau pemikirannya. Pandanganatau pemikirannya itulah pada akhirnyayang akan menentukan makna Tabuik bagidirinya. Berdasarkan asumsi tersebut dapatdijelaskan bahwa keputusan seseoranguntuk memaknai Tabuik tidak muncul begitusaja, namun lahir dari suatu proseskonstruksi yang sadar; dan ia bertindakmenurut hasil rumusan situasi yangdibuatnya. Secara instrinsik, suatu obyektidak memiliki makna apa-apa. Manusialahyang memberikan makna tertentu padaobyek yang dijumpainya. Memberikanmakna berarti memahamai apa arti sebuahsimbol, kemudian bertindak atas dasarpemahaman itu.

Pendekatan atau teori interaksisimbolik digunakan untuk mengkonstruksidan menganalisis proses pemaknaanTabuik oleh masayarakat. Kelebihan daripendekatan interaksionisme simbolik iniadalah karena adanya pengakuan bahwa“manusia adalah mahkluk yang berpikir.”Artinya, perspektif ini mengakui bahwatidaklah mudah bagi siapapun merubahsikap dan perilakunya, hanya karenaadanya satu atau dua stimulus, apalagi jikasikap dan perilaku yang dimaksud telahmenjadi kebiasaan atau budaya baginya.Keberadaan significant others maupunsituasi yang mendukung tidak serta mertamerubah perilaku seseorang, tetapi keduahal tersebut akan diterjemahkan lebih dulumelalui proses berpikir. Sebelum mengambilkeputusan, aktor berdialog (berinteraksi)dengan diri pribadi (self-interaction). Secara

P

Page 8: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

142 | P a g e Makna Tradisi Tabuik

singkat kerangka pemikiran dari penelitianini sebagaimana dijelaskan di atas disajikan

dalam bentuk skema berikut ini :

Gambar 1. Kerangka Berpikir

C. METODE PENELITIANenelitian dilakukan di Kota Pariaman.Lokasi ini dipilih karena merupakanlokasi pelaksanaan ritual Tabuik.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus observasi. Melalui teknikobservasi pada studi kasus bisa diperolehketerangan atau informasi empiris yangdetail dan akurat dari unit analisis penelitian(Bungin, 2010). Untuk mengetahui berbagaimasalah dalam melakukan pelaksanaanTabuik diperlukan data primer yangdiperoleh berdasarkan wawancara mendalam (in depth interview). Pengolahan datadilakukan dengan teknik Miles danHabermas. Data sekunder berupa referensi-referensi yang dibutuhkan untuk penelitianini berupa dokumen-dokumen pelaksanaanritual Tabuik.

Sumber data primer dalampenelitian adalah data yang diperoleh dariinforman. Peneliti melakukan wawancaramendalam untuk memperoleh informasi.Informan penelitian adalah masyarakat yangtahu dan terlibat dengan ritual Tabuik.Peneliti menggunakan 5 orang informanpenelitian, yakni masyarakat yangmenyaksikan secara langsung proses pembuatan Tabuik dan pelepasan Tabuik kelaut. Selain wawancara peneliti jugamelakukan observasi dengan teknik

observasi non partisipan. Peneliti melakukanobservasi dan wawancara sejak pertengahan September hingga akhir Oktober 2016.

Selanjutnya untuk menguji apakahdata yang telah dikumpulkan adalah benar(valid) maka dilakukan triangulasi.Triangulasi adalah teknik pemeriksaankeabsahan data yang memanfaatkansesuatu yang lain (Moleong 2007).Triangulasi dilakukan melalui wawancaramendalam dengan tokoh-tokoh masyarakatyang dianggap memahami Tabuik. Padapenelitian ini yang menjadi triangulatoradalah Yusral selaku Niniak Mamak, Episelaku urang Tabuik dan Zulbakri alias MakEtek selaku Tuo Tabuik.

Data yang diperoleh melalui kajianini merupakan data kualitatif dan dianalisissecara kualitatif. Analisis data kualitatifadalah upaya yang berlanjut, berulang danterus menerus. Analisis data dalampenelitian ini berlangsung bersamaan dengan proses pengumpulan data dimulai darisebelum data benar-benar terkumpulsampai dengan penulisan laporan penelitian. Menurut Miles dan Huberman (2007),tahap-tahap analisis data meliputi: pertamareduksi data, intinya mengurangi ataumembuang data yang tidak penting (tidakrelevan) yang ada pada catatan harian dantranskrip wawancara, sehingga data terpilih

P

Tradisi Tabuik

Interaksi Sosial(Komunikasi)

Pemaknaan

Makna Tabuik

Mind SocietySelf

Page 9: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

Makna Tradisi Tabuik 143 | P a g e

dapat diproses ke langkah selanjutnya.Kedua penyajian data yaitu menyajikan datadalam berbagai bentuk seperti cuplikanpercakapan, catatan wawancara, dan foto-foto dengan tujuan untuk memudahkandalam memahami apa yang terjadi,merencanakan kerja selanjutnya berdasar

kan apa yang dipahami. Ketiga,Pengambilan keputusan dan verifikasi yaitumenyimpulkan dan mengecek ulang data-data yang telah direduksi dan disajikan.Ketiga tahapan tersebut berlangsung secarasimultan.

Gambar2. Proses Analisis Data Penelitian

D. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 . Profil Kota Pariaman

ota Pariaman merupakan salah satudari 19 Kabupaten/Kota yang ada diProvinsi Sumatera Barat. Kota

Pariaman resmi dinobatkan sebagai KotaOtonom berdasarkan UU Nomor 12 tahun2002. Kota Pariaman posisinya beradapada 0°33'00" s.d. 0° 40'43" Lintang Selatandan 100°04'46" sampai dengan 100°10'55"Bujur Timur. Luas wilayah Kota Pariamantercatat 73,36 km2 atau hanya 0,17 persendari luas wilayah Provinsi Sumatera Baratyang mencapai 42.297,30 km2. Jarak KotaPariaman lebih kurang 56 kilometer dariKota Padang dan 25 km dari BandaraInternasional Minangkabau. Seluruh wilayahKota Pariaman berbatasan denganKabupaten Padang Pariaman dan terbagikedalam empat kecamatan yakni:Kecamatan Pariaman Selatan, PariamanTengah, Pariaman Utara dan PariamanTimur.

Seperti pada umumnya daerah lainyang berada di bagian Pantai Barat pulauSumatera, Kota Pariaman memiliki jenisbebatuan resen dan tuna vulkan. Kota

Pariaman dilalui oleh tiga buah sungai yaituBatang Manggung yang melalui KecamatanPariaman Utara, Batang Piaman, yangmelewati Kecamatan Pariaman Tengahserta Batang Mangau yang melalui Kec.Pariaman Selatan. Topografi wilayah,geomorfologi dan morfologi wilayah secarabersama-sama telah membentuk pola aliransungai.

Penduduk memiliki peran besardalam menjalankan roda perekonomiansuatu wilayah. Akan tetapi persoalankependudukan apabila tidak diatasi denganbaik akan menjadi penghalang dalamproses pembangunan itu sendiri. Olehkarena itu, persoalan jumlah, komposisi danlaju pertumbuhan penduduk perlu menjadiperhatian Pemerintah Kota Pariaman. Padatahun 2015 jumlah penduduk Kota Pariamantelah mencapai 84.709 jiwa. Angka inimengalami peningkatan 1.099 jiwadiabanding tahun 2014.

Faktor lain yang perlu juga menjadiperhatian Pemerintah Kota Pariaman adalahkepadatan penduduk. Kepadatan pendudukadalah perbandingan jumlah pendudukdengan luas wilayah, Dengan artian

K

Pengumpulandata

Reduksi

dataKesimpulan-kesimpulan:

Penarikan/verifikasi

Penyajian data

Page 10: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

144 | P a g e Makna Tradisi Tabuik

banyaknya jumlah penduduk di suatuwilayah untuk setiap kilometer persegi.Semakin tinggi tingkat kepadatan pendudukmaka semakin kompleks permasalahansosial yang akan dihadapi oleh suatu daerahbegitu juga sebaliknya. Dari empatkecamatan di Kota Pariaman, KecamatanPariaman Tengah merupakan kecamatanterpadat dengan kepadatan penduduksebanyak 1.932 jiwa/km2. Sedangkan yangmemiliki kepadatan penduduk terendahadalah Kecamatan Pariaman Timur denganjumlah 883 jiwa/km2.

Letak Kota Pariaman yang berada dipantai Samudera Hindia memiliki potensiwisata bahari yang menjanjikan. Sektorpariwisata ditargetkan dapat menjadi salahsatu sektor yang memiliki peranan pentingdalam perekonomian Kota Pariaman. Objekwisata di Kota Pariaman merupakanperpaduan wisata alam, budaya, dansejarah. Kota Pariaman memiliki 23 objekwisata, yang terbanyak berupa objek wisataalam termasuk pantai. Pada tahun 2015terjadi penambahan satu objek wisata diKota Pariaman yaitu dengan dibukanyaobjek wisata sejarah benteng Jepang santokdi Pariaman Timur. Potensi wisata pantaiKota Pariaman terbentang luas dan unik,dengan butiran pasir putih yang bercampurdengan batu apung dan karang-karang kecilyang menghiasi indahnya bibir pantai. KotaPariaman juga memiliki pulau-pulau kecilyang berada di sekitar Pantai dan tempat-tempat kuliner terkenal dengan nasi Sek(dulu akronim dari Seribu Kenyang,sekarang menjadi Sepuluh Ribu kenyang).

Salah satu tradisi yang menjadiwisata budaya di Kota Pariaman adalahwisata Tabuik. Wisata Tabuik diperangingatipada bulan muharram setiap tahunnya.Wisata Tabuik menjadi event andalan yangpenyelengaaraannya selalu dinantikansetiap tahunya.

4.2. Makna Tabuik Oleh MasyarakatPariaman dan Proses DesakralisasiTabuik Piaman

abuik berasal dari bahas arab yangberarti keranda atau peti mati. Tabuikadalah tradisi budaya yang dilakukan

oleh masyarakat Pariaman untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi MuhammadSAW yaitu Hasan dan Husein di PadangKarbala. Kata Tabuik atau Tabot atau Tabutmerujuk pada upaya yang dilakukan oleh

kaum Syiah dulu untuk mengumpulkanpotongan tubuh kedua cucu Rasulullah danmemakamkannya setelah terbunuh diPadang Karbala. Prosesi Festival Tabuik diPariaman dilakukan setiap tahun mengikutikalender Hijriah setiap bulan Muharrammulai tanggal 1 sampai puncaknya padatanggal 10. Pada Tanggal 10 MuharramTabuik diarak keliling Kota dan dibuang kelaut.

Tradisi Tabuik diawali denganmaambiak tanah dan biasanya pembuatanberlangsung selama hampir 2 minggu(idealnya 1-10 Muharram, namun biasanyapuncak perayaan disesuaikan dan biasanyaditetapkan hari minggu setelah 10muharram). Pembuatan Tabuik dilakukan diRumah Tabuik. Tabuik yang dibuatberjumlah dua buah atau satu pasang dibuatmasing-masing di Rumah Tabuik Pasa(Tabuik Pasa) dan di Rumah TabuikSubarang (Tabuk Subarang).

Tabuik sendiri berbentuk sepertikuda, memiliki sayap namun berkepalamanusia. Konon bentuk ini adalahperwujudan Buraq yang dipercayamembawa tubuh Husein ke langit. Tabuikmemiliki tinggi 12 meter dan pada saatpembuatannya dibuat dalam dua bagian.Bagian atas menyimbolkan berandaberbentuk menara yang dihias sedemikianrupa, sedangkan bagian bawah berbentukBuraq.

Pada Festival Tabuik peristiwaPadang Karbala seperti direka ulang. Haltersebut dimulai dari prosesi maambiaktanah, maatam, maarak jari-jari, maaraksaroban dan rangkaian ritual lainnya. Setiapprosesi dan ritual memiliki makna tersendiri.Pada puncak perayaan Festival Tabuikprosesi yang dilakukan dinamakan “HoyakTabuik”. Pada prosesi ini Tabuik diarak danakhirnya dibuang ke laut. Setelah itu barulahkeseluruhan Festival Tabuik berakhir.

Festival Tabuik sendiri memilikisejarah panjang di Pariaman. Mengenaimasuknya Tabuik sendiri ada beberapaversi. Selain itu keterkaitan Tabuik denganSyiah sampai saat ini juga menjadikontroversi di tengah masyarakat. DulunyaTabuik merupakan acara rakyat masyarakatPariaman. Baru kemudian pada tahun 1970-an, Tabuik diangkat menjadi FestivalBudaya oleh Pemerintah Kabupaten PadangPariaman saat itu agar bisa mendatangkanwisatawan ke Pariaman. Saat ini Tabuik di

T

Page 11: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

Makna Tradisi Tabuik 145 | P a g e

Pariaman telah menjadi Festival Budayayang banyak menarik wisatawan, tidakhanya lokal tapi juga mancanegara.

Upacara Tabuik mewakili cerminansikap dan pola hidup masyarakat Pariaman.Bahkan Tabuik dijadikan sebuah tradisi bagimasyarakat yang tidak dapat dipisahkan darikehidupan warga Pariaman. Kemudian,Tabuik dilaksanakan oleh Anak Nagaridalam bentuk Tabuik Budaya (Dwiyanti,2015).

Eksistensi Tabuik di tengah-tengahmasyarakat telah terkontaminasi danterganggu oleh desakan daerah, pariwisata,dan otoriter pemerintahan. Pesta budyaTabuik adalah salah satu target utamapariwisata Indonesia yang ditawarkanPropinsi Sumatera Barat. Seiring perkembangan zaman, upacara Tabuik inipelaksanaannya tidak lepas dari eventpariwisata yang dijadikan sebuah atraksikebudayaan.

Upacara Tabuik ini merupakansuatu simbol bentuk ekspresi rasa dukamendalam dan rasa hormat umat Islam diPariaman terhadap cucu Nabi MuhammadSAW yang tewas secara tidak wajar padapeperangan di Pada Karbala (Dwiyanti,2015). Pada pelaksanaanya Tabuik sendiriterbagi menjadi dua yakni Tabuik Pasa danTabuik Subarang. Upacara Tabuik ini terdiriatas 3 bagian. diawali dengan pra Tabuik,proses pembuatan Tabuik, dan diakhiridengan pembuangan Tabuik ka Lauik(pembuangan Tabuik ke laut). Lebihlengkapnya sebagai berikut:

1. Pra TabuikPra Tabuik adalah kegiatan

pembentukan panitia dan musyawarah sertapersiapan-persiapan dalam melakukanevent ini. Sedangkan proses pembuatanTabuik adalah kegiatan membuat Tabuik itusendiri. Upacara Tabuik ini berlangsungkurang lebih selama 15 hari, dimulai daritanggal 1 Muharam hingga puncak acaranyapada hari minggu yang mendekati 10Muharam. Pada tahun ini berlangsung daritanggal 1 Oktober hingga 16 oktober 2016.Acara diawali dipadukan dengan eventlainnya seperti Tabligh Akbar di tanggal 1Oktober 2016 dan Seminar Tabuik seharisebelum pelepasan Tabuik yakni tangal 15Oktober 2016. Seminar Tabuik mendatangkan para akademisi yang melakukankajian terhadap Tabuik seperti Buya Duski

Samad melakukan kajian agama, Penulisbuku Sejarah Tabuik, Asril Muchtar dari sisibudaya dan Khanizar Chan seorangsejarawan untuk memberikan pemahamantentang Tabuik kepada Masyarakat.Pelaksanan Tabligh Akbar dan SeminarTabuik ini juga dimaksudkan untuk menepisisu Syiah yang berkembang di tengahmasayarakat. Tabuik sendiri memiliki nilai-nilai sakral yang pada dasarnya jauh dariSyiah. Pelaksanaan event ini saat inibukanlah merupakan event keagamaantetapi menjadi event kepariwisataan dansalah satu media untuk mengembangkantradisi yang telah lama tumbuh danberkembang di tengah masyarakatPariaman.

Kegiatan pra Tabuik berlangsungjauh sebelum tanggal 1 muharram.Kegiatannya seperti menngumpulkan pemangku adat dan pelaku tabuik, niniakmamak, tuo tabuik, anak tabuik, anak nagaridan pihak-pihak lainnya yang memilikikapasitas dan kompetensi dalampenyelenggaraan event Tabuik. Pihak-pihaktersebut melakukan musyawarah terkaittahapan prosesi, masalah teknis,pengumpulan dana, hingga pembagiankerja. Hal ini diperlukan untuk menciptakansituasi dan suasana yang kondusif dalampenyelenggaranan tradisi Tabuik. Pelaksanaan Tabuik sudah diserahkan ke Pemerintah Kota Pariaman dengan melibatkanpemangku adat dan pelaku Tabuik. Tabuikmenjadi salah satu agenda pariwisata diKota Pariaman. Penyelenggaraan Tabuikdisisipi dengan rangkaian acara lainnya,seperti lomba pagelaran seni, lomba tariIndang kreasi, lomban nyanyi dangdut/melayu.

2. Pembuatan TabuikPada pembuatan Tabuik yang

dimulai tanggal 1 Muharram (1 Oktober2016) diawali dengan maambiak tanah(mengambil tanah), manabang batangpisang (menebang batang pisang), maatam(ekspresi kesedihan), maarak jari-jari(mengarak jari-jari), maarak sorban(mengarak sorban), Tabuik naik pangkek(Tabuik naik pangkat). Rincian pelaksanaannya sebagai berikut :a. Maambiak Tanah

Maambiak Tanah merupakan prosesiritual pengambilan segumpal tanah kesungai yang dilakukan pada tanggal 1

Page 12: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

146 | P a g e Makna Tradisi Tabuik

Muharram. Prosesi ini dilakukanbersamaan oleh Tabuik Pasa danTabuik Subarang. Pengambilandilakukan pada sungai yang berbeda.Tabuik Pasa mengambil tanah disungai kecil di Galombang, sedangkanTabuik Subarang mengambil tanah disungai batang piaman di daerah Pauh.Sebelum melakukan prosesi ini keduakelompok Tabuik terlebih dahulumembuat daraga. Daraga adalahsebuah tempat yang dilingkari denganpagar bambu berbentuk segi empat

yang memiliki luas kurang lebih 5meter, dikelilingi kain putih (Gambar 3).Daraga ini diibaratkan seperti makam.Prosesi maambiak tanah diiringidengan gandang tansa (Gambar 4 kiri).Iring-iringan berjalan kaki dari daragake lokasi pengambilan tanah yangdimulai dengan do’a bersama.Pengambilan tanah dilakukan oleh TuoTabuik dengan menggunakan kainputih, waktu pengambilan adalahsebelum shalat maghrib (Gambar 4kanan).

Sumber : Dokumentasi peneliti

Gambar 3. Daraga

Page 13: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

Makna Tradisi Tabuik 147 | P a g e

Gambar 4. Iring-iringan Gandang Tansa (kiri) dan Prosesi Maambiak Tanah ( kanan, sumber :instagram @dedecokes)

Tanah yang diambil kemudian diletakkan di belanga dan ditutup kain putih,kemudian diletakkan dalam daraga.Pengambilan tanah menggambarkanpengambilan mayat Husein di sungaiEufrat di Karbala. Pada kenyataannyatidak semua masyarakat Pariamanyang mengikuti ritual tabuik memahamiini. Pada umumnya tidak memilikipemaknaan terhadap prosesi ini, yangdiketahui adalah bahwa prosesi inimerupakan salah satu tahapan dalambatabuik. Pada tahun ini pelaksanaanmaambiak tanah dilakukan padatanggal 1 Muharram 1437 H.

b. Manabang Batang PisangManabang batang pisang merupakanprosesi memancung beberapa batangpisang (Gambar 5) yang kemudianbatang pisang tersebut diletakkandalam daraga. Pelaksanaan prosesi inidilakukan bersamaan oleh kelompokTabuik Pasa dan Tabuik Subarang.Biasanya prosesi ini diakhiri

perseteruan (bacakak/berkelahi) antarkedua kelompok Tabuik, perseteruanterjadi ketika kedua kelompok iniberselisih jalan dan masing-masingmasih diiringi gandang tansa. Lokasipenebangan batang pisang ini jugaberbeda antar kedua kelompok Tabuik,pelaksanaan dilakukan sebelum shalatmaghrib. Batang pisang harus putusdalam satu kali tebasan. MenurutMuchtar (2016), penebangan batangpisang diibaratkan presentasi simboliktentara Yazid yang merampas hartakeluarga Husain. Pada pelaksanaannyaperseteruan antar kedua kelompokTabuik inilah yang dinanti oleh anaktabuik. Menurut informan ini merupakanrepresentasi simbolik perang Karbala.Perselisihan tersebut kemudian akanberakhir disana, tidak berlanjut ke hari-hari berikutnya karena hanyamerupakan simbol. Prosesi inidilakukan pada tanggal 5 Muharram.

Page 14: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

148 | P a g e Makna Tradisi Tabuik

Gambar 5. Manabang Batang Pisang

c. MaatamMaatam adalah prosesi yang menggambarkan kesedihan atas penderitaanyang dialami Husain pada saat perangKarbala. Prosesi dilakukan padatanggal 7 Muharram setelah shalatdzuhur oleh keturunan Rumah Tabuikyang perempuan. Berdasarkan penuturan informan, maatam ini memilikimakna meratapi kepergian orang yangtelah meninggal. Pada prosesi maatam,keturunan Rumah Tabuik yangmelakukan prosesi ini memilikipantangan selama prosesi Tabuik,apabila dilanggar maka akan adakejadian-kejadian yang tidak diharapkan terjadi pada Rumah Tabuik danketurunannya.

d. Maarak Jari-jariMaarak jari-jari dilakukan pada hariyang saman dengan maatam yaknitanggal 7 Muharram sebagai kelanjutanacara maatam. Pada tahun 2016 inimaarak jari-jari diselenggarakan setelah sholat maghrib. Maatam dapatdiartikan sebagai kegiatan arak-rakanyang dilakukan oleh kelompok TabuikProsesi dilakukan oleh kedua kelompokTabuik Pasa dan Tabuik Subarangdengan mengambil lokasi di daerahsendiri dan daerah kelompok Tabuiklainnya. Kegiatan arak-arakan dilakukan dengan membawa panja, yaknisebuah kubah yang terbuat dari kertaskaca dan bambu serta diberikan lilin,kertas tersebut berisikan gambartangan dengan jari-jari yang putus.Penuturan informan mengungkapkanmaarak jari-jari ini melambangkan jari-jari Husain yang dipotong oleh musuh.

Kegiatan maarak jari-jari diiringi dengangandang tansa.

e. Maarak SarobanRitual Maarak saroban atau mengaraksorban (turban) berlangsung tanggal 9Muharram. Ritual dilaksanakan padamalam hari tepatnya setelah shalatmaghrib. Kegiatan arak-arakan jugadiiringi oleh musik gandang tansa, tidakjarang pada saat arak-arakan terjadiperselisihan antara kelopok Tabuik Pasadangan Tabuik Subarang. Ritual inimemiliki makna mendorong semangatmembela kebenaran, pesan yangdisampaikan adalah agar menggunakanlogika rasional dalam bertindak.

f. Tabuik Naiak PangkekTabuik naiak pangkek adalah prosesipenggabungan pangkek bawah (tabuikbagian bawah) dengan pangkek ateh(tabuik bagian ateh). Idealnya sesuaidengan nilai-nilai sakral prosesi tabuikitu sendiri ritual ini berlangsung padatanggal 10 Muhharam, namun padapenelitian ini Tabuik Naiak Pangkekberlangsung pada tanggal 16 Muharram. Berdasarkan tersebut, dapatdikatakan telah terjadi desakralisasi nilaitabuik. Hal ini dikarenakan tanggal 16Muharram bertepatan dengan hari Minggu sehingga diprediksi akan banyakwisatawan yang datang dibanding jikadilaksanakan pada hari kerja/sekolah(Senin-Sabtu). Tujuannya adalah untukmeningkatkan pendapatan daerahdengan belanja wisatawan pada saatacara tabuik berlangsung. Setelahtabuik naiak pangkek maka selanjutnyaadalah mengarak tabuik-tabuik tersebut.Tabuik tersebut ada dua kelompok,

Page 15: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

Makna Tradisi Tabuik 149 | P a g e

yakni tabuik berkepala wanita dantabuik berkepala pria.

3. Pembuangan Tabuik ke LautBagian terakhir dari prosesi adat ini

adalah pembuangan tabuik ke laut. Sebelumritual ini berlangsung,sebelumnya dilakukanpengarakan Tabuik tersebut yang diarakkeliling Nagari atau keliling kampong olehTabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Arak-arakan ini juga dikenal dengan istilah hoyaktabuik. Hoyak Tabuik merupakan sajianatraksi dari tabuik itu sendiri, seperimerebahkan, memutar, menggoyahkan,melarikan. Hoyak tabuik diiingi dengangandang tansa dengan menyebut kata-katahoyak¸hosen, dan sosoh (Gambar 6).Seruan tersebut dilakukan berulang-ulangsambil melakukan atraksi hoyak tabuik.Arak-akan nini akan berhenti di pantaigondoriah karena disanalah tabuik kandibuang.

Tabuik dibuang ke laut sesaatsebelum terbenamnya matahari. SaatTabuik Pasa dan Tabuik Subarang dibuangke laut, terjadi perebutan dari tabuik itusendirin oleh warga sekitar. Warga berebutmengambil potong-potongan tabuik untukdibawa pulang. Potongan tabuik tersebutdipercaya bisa dijadikan pelaris dalamberdagang. Disini telah terjadi pergesearanmakna, makna yang sebnarnya adalahmembuang permasalahan, tetapi yangdimaknai oleh masyarakat adalah terdapatundur syirik, yakni mempercayai potongantabuik sebgai pelaris jualan. Observasipeneliti mengungkapkan bahwa yangmengambil potongan-potongan tabuiktersebut tidak hanya laki-laki dan anakmuda, tetapi juga anak-anak dan ibu-ibuparuh baya. Bahkan saat penelitian ini,terjadi hujan deras, namun tak menyurutilangkah beberapa warga untuk mendapatkpotongan-potingan kerangka tabuik.

Gambar 6. Hoyak Tabuik dengan Iringan Gandang Tansa.

Masyarakat Pariaman secara umummemahami bahwa mereka memiliki tradisiritual batabuik yang telah dilakukan sejakkurun waktu yang lama. Akan tetapi, sangatsedikit sekali yang bisa memahami dalampelaksanaan perayaan atau pesta Tabuik itusendiri ada perbedaan yang mendasar(Muchtar, 2016). Tabuik sejatinya adalahidentitas budaya, bukan peringatankeagaaman. Namun akhir-akhir ini pelaksanaannya oleh Pemerintah Kota bersinergidengan masyarakat Tabuik, tabuik telahdijadikan event pariwisata yang pelaksanaannya diagendakan dalam kegiatantahunan. Disini terdapat beberapa

pergeseran dalam pelaksanaan acaratabuik. Sejalan dengan pendapat Muchtar(2016), bahwa tabuik bertahan danberkembang melalui ideologi masyrkatnya.

Catatan peneliti menyebutnyasetidaknya terdapat 3 makna dalampenyelenggaraan tabuik ini, antara lain :

1. Makna yang terbentuk oleh masyarakat.

Makna yang terbentuk oleh masyarakatantara lain, bahwa penyelengaraantabuik adalah event tahunan, eventpariwisata, dimana disana menjadi

Page 16: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

150 | P a g e Makna Tradisi Tabuik

ajang kumpul dan silaturrahmi olehwarg Pariaman. Salah satu informanmenyebutkan sebagai “ajang barami-rami” (ajang beramai-ramai). Baginyaini adalah momentum untuk dia dananak-anaknya melakukan wisata kepantai gondoriah, melihat pelepasantabuik dan mengajarkan pada anakmereka bahwa ini adalah tradisiPariaman. Hal ini mengungkapkanbahwa penyelenggaranan tabuik dapatmenjadi sarana hiburan bagimasyarakat setempat. Observasipeneliti juga menemukan sebagianmasyarakat yang mengambil potingankerangka tabuik untuk dijadikan sebgaiperis jualan oleh pedagang. Kerangkatersebut setelah didaptkan kemudiandisimpan di tempat yang aman.

2. Makna yang terbentuk oleh pemerintah

Berdasarkan hasil penelitian ini, hasilobservasi peneliti mengungkapkanbahwa oleh pemertintah Tabuik dijadikan sebagai event pariwisata. Dimanapenyelenggaraannya sudah dimasukkan ke dalam agenda tahunanpemerintah kota Pariaman. Hal initerbukti dengan sudah mulai tergerusnya nilai-nilai sakral dalam ritual tabuikseperti penyelenggaraan tabuikdibuang ka lauik yang tidak lagi ditanggal 10 Muharam, tapi disesuaikandengan kalender. Penentuan tanggalnya adalah berdsarkan hari libur yangdekat dengan tanggal 10 Muharram.

3. Makna yang terbentuk oleh pemangkuadat danu urang tabuik.

Makna yang terbentuk adalah bahwatabuik merupakan tradisi yang harustetap dijaga kelestaraiannya. Tabuikmerupakan sebuah tradisi yang harusdipertahankan dan dijagha meskitantangan zaman mulai menggerusnilai-nilai tabuik itu sendiri.

Makna yang terbentuk baik olehmasyarakat, pemerintah maupun urangtabuik berasal dari proses interaksi yangterjadi di masyarakat kota Pariaman. Padakonsep mind teori Interaksi Simbolikdikatakan bahwa makna adalah perilakumanusia, manusia bertindak terhadap objekberdasarkan makna yang diberikan olehorang lain pada mereka. Pada tabuik,makna yang diberikan tercipta oleh danyatantangan zaman. Makna tersebutdimodifikasi melalui proses interpetatif.Kemudian pada level self concept, individu-individu (masyarakat) mengembangkanmakna melalui interkasi dengan orang lain.Konsep diri yang memberikan motif bagiperilaku. Ketika masyarakat berbondong-bondong itu mendapatkan potongankerangka tabuik konsep diri yang merekamiliki adalah bahwa mereka percaya bahwapotongan tersebut bisa dijadikan pelaris.Hubungan antara tabuik dengan masyarakatdipengaruhi oleh proses budaya dan sosial,yang dihasilkan melalui interaksi sosial.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atasdapat disimpulkan bahwa :

1. Makna Tabuik yang terbentuk olehmasing-masing pihak. Oleh masyarakat, tabuik dijadikan sebagai ajanghiburan. Oleh pemerintah, tabuik dijadikan sebagai agenda pariwisata,sedangkan oleh urang tabuik, tabuikmasih dijadikan sebagai tradisi budayayang patut dilestarikan.

2. Proses desakralisasi terjadi akibatadanya tantangan zaman tabuikberkembang sesuai dengan ideologynya. Pelaksanaan tabuik sudah jauhbergeser, namun masih tetapdipertahankan sebagai tradisi budayamasyarakat Pariaman.

Daftar Pustaka

Bungin, B. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo Perkasa.Creswell John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.

Achmad Fawaid, penerjemah. Yogyakarta (ID): Pustaka Belajar. Terjemahan dari:Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Edke-3.

Page 17: MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN …

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356

Makna Tradisi Tabuik 151 | P a g e

Devito Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Agus Maulana, penerjemah; Lyndonsaputra, Istiyono Wahyu, Yuni Prihantini, editor. Tanggerang (ID): KarismaPublising Group. Terjemahan dari: Human Communication, Ed ke-5.

Dwiyanti, Vina. 2015. Makna Simbolik Upacara Tabuik di Kota Pariaman Sumatera Barat.Jurnal FISIP Volume 2 Februari 2015

Effendy, O.U. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung : PT.Mandar Maju.Effendy, O.U. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti.Muchtar, Asril; dkk. 2016. Sejarah Tabuik. Pariaman : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Pariaman.Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Bandung (ID): Rosdakarya.Mulyana Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung(ID): Rosda Karya.Mulyana, D. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja RosdakaryaMoleong Lexy J. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung(ID): Remaja Rosdakarya.Porter, Richard E dan Larry A. Samovar. 2005. Komunikasi Antarbudaya Panduan

Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Editor DeddyRitzer, G & Douglas J. Goodman. 2011. Teori Sosiologi Modern ; Edisi Keenam. Jakarta :

Prenada Kencana Media Group.West, R, L.H, Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi ; Buku 1,

Jakarta : Salemba Humanika.West, R, L.H, Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi; Buku 2,

Jakarta : Salemba Humanika.